1. Kehidupan Awal dan Kenaikan Takhta
1.1. Silsilah dan Keluarga
Yoram adalah anggota Dinasti Omri yang berkuasa di Kerajaan Israel Utara. Ia adalah putra dari Raja Ahab, seorang raja yang terkenal karena penyembahan Baal dan konflik dengan para nabi, serta Izebel, seorang ratu Fenisia yang berpengaruh dan juga pendukung kuat pemujaan Baal. Saudara-saudaranya termasuk Ahazia, yang mendahuluinya sebagai raja Israel, dan Atalya, yang kemudian menjadi ratu di Yehuda setelah menikah dengan Yoram dari Yehuda. Hubungan keluarga ini menciptakan aliansi politik yang erat antara Kerajaan Israel dan Yehuda pada masa itu.
1.2. Kenaikan ke Takhta
Yoram naik takhta Israel setelah kematian saudaranya, Raja Ahazia. Ahazia meninggal tanpa memiliki ahli waris laki-laki, yang membuka jalan bagi Yoram untuk menggantikannya. Menurut catatan alkitabiah dalam Kitab 2 Raja-raja, Yoram memulai pemerintahannya pada tahun ke-18 pemerintahan Raja Yosafat dari Yehuda. Ada indikasi bahwa ia mungkin telah memerintah bersama saudaranya atau ayahnya untuk beberapa waktu, menjelaskan kemungkinan tumpang tindih dalam catatan kronologis. Kenaikan takhtanya terjadi di tengah-tengah pemberontakan Moab yang telah dimulai pada masa pemerintahan Ahazia.
2. Pemerintahan dan Peristiwa Penting
Pemerintahan Yoram ditandai oleh pergeseran dalam kebijakan keagamaan dibandingkan orang tuanya, serta serangkaian konflik militer yang signifikan dengan negara-negara tetangga.
2.1. Kebijakan Keagamaan
Berbeda dengan orang tuanya, Raja Ahab dan Ratu Izebel, Yoram menunjukkan sikap yang lebih moderat terhadap penyembahan Baal. Ia menyingkirkan "tiang Baal" yang mungkin didirikan oleh Ahab di dekat istananya di Yizreel. Langkah ini menunjukkan penolakannya terhadap bentuk pemujaan Baal yang paling ekstrem. Namun, catatan alkitabiah juga menyatakan bahwa Yoram masih "mengikuti cara-cara Yerobeam, anak Nebat, yang menyebabkan orang Israel berdosa", yang berarti ia mempertahankan bentuk penyembahan berhala lainnya yang telah diperkenalkan oleh Yerobeam I, seperti penyembahan anak lembu emas, yang dianggap sebagai dosa besar dalam tradisi Ibrani. Dengan demikian, meskipun ia tidak seburuk orang tuanya dalam hal penyembahan Baal, ia tetap tidak sepenuhnya kembali kepada penyembahan Yahweh yang murni.
2.2. Perang dengan Moab
Salah satu peristiwa penting dalam pemerintahan Yoram adalah pemberontakan Raja Mesa dari Moab. Moab telah lama menjadi negara bawahan Israel, membayar upeti tahunan sebesar 100.000 domba dan 100.000 domba jantan yang telah dicukur bulunya. Pemberontakan ini dimulai setelah kematian Ahab dan berlanjut hingga masa pemerintahan Yoram.
Untuk menumpas pemberontakan ini, Yoram membentuk aliansi dengan Raja Yosafat dari Yehuda dan raja Edom. Pasukan gabungan ini bergerak menuju Moab melalui padang gurun Edom. Di tengah perjalanan, pasukan mereka mengalami krisis air yang parah. Atas nasihat Yosafat, mereka mencari bantuan dari Nabi Elisa. Elisa menubuatkan bahwa mereka akan mendapatkan air dan mengalahkan Moab. Mereka menggali parit-parit, dan pada keesokan paginya, air mengalir dari arah Edom, memenuhi parit-parit tersebut.
Air yang memerah karena pantulan matahari disangka oleh pasukan Moab sebagai darah, sehingga mereka mengira pasukan aliansi telah saling bertempur dan binasa. Dengan keyakinan bahwa musuh telah kalah, mereka menyerang perkemahan Israel tetapi disambut oleh pasukan yang utuh dan kuat, yang kemudian memukul mundur mereka. Pasukan Israel mengejar Moab hingga ke ibu kota mereka, Kir-hareseth. Ketika Mesa terkepung dan tidak dapat menembus kepungan, ia melakukan tindakan ekstrem: ia mempersembahkan putra sulungnya sebagai korban bakaran di atas tembok kota. Tindakan ini menimbulkan "kemurkaan yang besar" pada pihak Israel, dan pasukan aliansi pun akhirnya mundur tanpa sepenuhnya menaklukkan Moab.
2.3. Konflik dengan Aram-Damaskus
Selama pemerintahannya, Yoram juga terlibat dalam serangkaian konflik dengan Kerajaan Aram (Aram-Damaskus). Pada awalnya, berkat nubuat Nabi Elisa, Yoram berhasil menghindari beberapa rencana serangan Aram. Namun, ketika Ben-Hadad menjadi raja Aram, ia mengepung Samaria, ibu kota Israel. Pengepungan ini menyebabkan kelaparan parah di kota tersebut, hingga mencapai tingkat kanibalisme. Dalam keputusasaan dan kemarahan, Yoram mencoba menghukum mati Elisa, menuduhnya bertanggung jawab atas penderitaan ini. Namun, Elisa kemudian meramalkan bahwa kelimpahan akan segera terjadi, dan pengepungan segera dicabut, memulihkan hubungan antara raja dan nabi.
Kemudian, ketika Hazael naik takhta di Aram-Damaskus melalui pemberontakan yang telah dinubuatkan oleh Elisa, Yoram bersekutu dengan keponakannya, Raja Ahazia dari Yehuda. Kedua raja itu berupaya merebut kembali Ramot-Gilead dari Aram. Dalam pertempuran ini, Yoram terluka parah dan kemudian mengundurkan diri ke Yizreel untuk memulihkan diri. Kekalahannya di Ramot-Gilead kemungkinan besar merupakan bencana bagi militernya.
2.4. Hubungan dengan Nabi Elisa
Hubungan antara Raja Yoram dan Nabi Elisa adalah salah satu aspek yang paling dinamis dari pemerintahannya. Elisa sering bertindak sebagai penasihat spiritual dan militer Yoram, memberikan nubuat dan bantuan ilahi. Misalnya, Elisa memberikan bantuan dalam krisis air selama kampanye melawan Moab dan juga menubuatkan kemenangan atas Aram. Meskipun awalnya Yoram menunjukkan keraguan atau bahkan kemarahan terhadap Elisa, seperti saat pengepungan Samaria, hubungan mereka seringkali pulih, menunjukkan ketergantungan Yoram pada bimbingan Elisa dalam menghadapi tantangan yang dihadapinya.
3. Kematian dan Kejatuhan Dinasti
Pemerintahan Yoram berakhir secara dramatis dengan pembunuhannya, yang mengakhiri Dinasti Omri dan membuka jalan bagi era baru di Israel.
3.1. Pembunuhan oleh Yehu
Saat Yoram sedang memulihkan diri dari luka-lukanya di Yizreel, Yehu, seorang panglima militer yang penting, melakukan pemberontakan. Yehu telah diurapi sebagai raja oleh seorang nabi yang diutus oleh Elisa, dengan misi khusus untuk memusnahkan Dinasti Omri sebagai hukuman atas dosa-dosa Ahab dan Izebel.
Yehu bergegas menuju Yizreel. Ketika Yoram dan Ahazia dari Yehuda keluar menemuinya, Yoram bertanya, "Apakah Anda datang dengan damai, Yehu?" Yehu menjawab dengan menunjuk pada perbuatan jahat ibunya, Izebel. Yoram berbalik untuk melarikan diri, tetapi Yehu menembaknya dengan panah di punggung. Yoram tewas seketika. Tubuhnya dilemparkan ke ladang Naboth sebagai hukuman ilahi atas perampasan tanah Naboth oleh Ahab dan Izebel, yang telah dinubuatkan oleh Nabi Elia.
3.2. Berakhirnya Dinasti Omri
Kematian Yoram menandai berakhirnya Dinasti Omri yang telah berkuasa di Israel selama beberapa dekade. Dinasti ini dimulai dengan Omri, ayah Ahab, dan dikenal karena kekuatan militer dan kebijakan politik yang ambisius, tetapi juga karena memperkenalkan dan mempromosikan penyembahan Baal di Israel. Dengan tewasnya Yoram, Yehu melanjutkan dengan membasmi seluruh anggota keluarga Ahab yang tersisa di Israel, termasuk keturunan Ahab, dan membersihkan pemujaan Baal dari Israel. Ini adalah transisi kekuasaan yang kejam yang mengantar Dinasti Yehu ke takhta Israel.
4. Penanggalan Kronologis
Penanggalan masa pemerintahan Yoram telah menjadi subjek penelitian intensif di kalangan sarjana alkitabiah dan kronolog. William F. Albright memperkirakan masa pemerintahannya antara tahun 849 SM dan 842 SM. Sementara itu, Edwin R. Thiele, dalam kronologinya yang direvisi, mengusulkan rentang waktu dari 852 SM hingga 841 SM.
Penanggalan yang lebih rinci berdasarkan sinkronisasi dengan tahun-tahun pemerintahan raja-raja Yehuda menunjukkan bahwa:
- Yoram naik takhta di Samaria pada tahun ke-78 sejak berdirinya Kerajaan Yehuda, yang bertepatan dengan tahun ke-18 pemerintahan Raja Yosafat dari Yehuda (antara April hingga September 852 SM).
- Pada tahun ke-83 Kerajaan Yehuda (tahun ke-23 Yosafat, tahun ke-5 Yoram raja Israel), Yoram putra Yosafat mulai memerintah bersama ayahnya atas Kerajaan Yehuda.
- Pada tahun ke-85 Kerajaan Yehuda (tahun ke-25 Yosafat, tahun ke-7 Yoram raja Israel, dan tahun ke-3 Yoram raja Yehuda), Yosafat meninggal dunia.
- Pada tahun ke-90 Kerajaan Yehuda (tahun ke-12 Yoram raja Israel, dan tahun ke-8 Yoram raja Yehuda), Yoram raja Yehuda meninggal. Pada tahun yang sama, antara April hingga September 841 SM, Yoram raja Israel dan keponakannya, Ahazia raja Yehuda, meninggal setelah dibunuh oleh Yehu.
5. Penemuan Arkeologi
5.1. Prasasti Mesa

Prasasti Mesa (juga dikenal sebagai Batu Moab), yang diperkirakan berasal dari sekitar 840 SM, adalah prasasti basal hitam yang ditemukan pada tahun 1868 di Dhiban, Yordania. Prasasti ini, yang ditulis dalam bahasa Moab, mencatat kemenangan Raja Mesa dari Moab terhadap Israel. Menurut prasasti ini, Omri dan "putranya" (yang diinterpretasikan oleh beberapa sarjana sebagai keturunannya seperti Ahazia atau Yoram) telah menindas Moab selama empat puluh tahun, merebut kembali beberapa kota dan banyak tawanan perang. Catatan ini sebagian besar selaras dengan narasi Alkitab yang menyebutkan pemberontakan Moab yang dimulai pada masa pemerintahan Ahazia dan berlanjut hingga masa Yoram, menunjukkan penindasan Israel terhadap Moab dan kemudian keberhasilan pemberontakan Moab.
5.2. Prasasti Tel Dan
Prasasti Tel Dan adalah tiga fragmen batu basal berukiran yang ditemukan pada tahun 1993 dan 1994 di Tel Dan, Israel utara. Prasasti ini berasal dari pertengahan abad ke-9 SM dan ditulis dalam bahasa Aram. Sebagian besar sarjana mengidentifikasi Hazael, raja Aram-Damaskus (sekitar 842 SM - 806 SM), sebagai penulis prasasti ini.
Prasasti tersebut secara signifikan mencatat kemenangan Hazael dan mengklaim bahwa ia telah membunuh "Yoram, putra Ahab, raja Israel" dan "Ahazia, putra Yoram, raja dari wangsa Daud". Penemuan ini sangat penting karena:
- Ini adalah salah satu catatan sejarah tertua di luar Alkitab yang menyebutkan raja-raja Israel dan Yehuda.
- Ini memberikan bukti keberadaan historis Yoram dari Israel dan Ahazia dari Yehuda.
- Yang terpenting, ini merupakan bukti eksternal pertama yang ditemukan tentang keberadaan "wangsa Daud" (House of David), memvalidasi garis keturunan Raja Daud sebagai penguasa Yehuda.
- Meskipun narasi Alkitab menyatakan bahwa Yoram dan Ahazia dibunuh oleh Yehu, Prasasti Tel Dan menyajikan perspektif alternatif atau tambahan bahwa Hazael mengklaim kematian mereka, mungkin dalam pertempuran sebelumnya atau sebagai bagian dari kampanye militer yang melumpuhkan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa ada lebih dari satu pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas kejatuhan raja-raja ini, atau bahwa kekalahan mereka di tangan Hazael melemahkan mereka hingga Yehu dapat dengan mudah menggulingkan mereka.
6. Evaluasi Historis dan Teologis
6.1. Narasi Alkitab dan Evaluasi
Alkitab, khususnya Kitab 2 Raja-raja, memberikan evaluasi yang kompleks terhadap pemerintahan Yoram. Di satu sisi, ia dipandang lebih baik daripada orang tuanya, Ahab dan Izebel, karena ia menyingkirkan tiang Baal. Langkah ini menunjukkan upaya reformasi keagamaan dan penolakan terhadap bentuk ekstrem dari penyembahan berhala yang dilakukan oleh keluarganya. Namun, di sisi lain, Alkitab secara tegas menyatakan bahwa ia tetap mengikuti "dosa-dosa Yerobeam I", yang merujuk pada penyembahan anak lembu emas di Dan dan Betel. Ini menunjukkan bahwa meskipun Yoram membersihkan Israel dari pengaruh Baal, ia tidak sepenuhnya kembali kepada ibadah yang setia kepada Yahweh sesuai hukum Taurat.
Dari perspektif alkitabiah, kegagalan Yoram untuk sepenuhnya meninggalkan praktik-praktik penyembahan berhala yang disahkan oleh negara adalah kekurangan signifikan. Peristiwa-peristiwa seperti pengepungan Samaria dan kekalahannya di Ramot-Gilead dapat dilihat sebagai konsekuensi ilahi dari ketidaksetiaan Israel. Pembunuhannya oleh Yehu juga digambarkan sebagai pemenuhan nubuat nabi Elia tentang penghakiman terhadap Dinasti Omri karena dosa-dosa mereka, khususnya terkait dengan kasus Naboth.
6.2. Interpretasi Sarjana Modern dan Warisan
Para sarjana modern menafsirkan pemerintahan Yoram dengan mempertimbangkan catatan Alkitab bersama dengan bukti-bukti arkeologi. Perbandingan dengan sumber-sumber non-alkitabiah seperti Prasasti Mesa dan Prasasti Tel Dan memberikan perspektif baru tentang peristiwa-peristiwa tersebut. Misalnya, klaim Hazael dalam Prasasti Tel Dan bahwa ia membunuh Yoram dan Ahazia menambah lapisan kompleksitas pada narasi alkitabiah yang berfokus pada Yehu. Ini mungkin menunjukkan bahwa Yoram sudah sangat lemah secara politik dan militer akibat kampanye Hazael, sehingga memudahkan Yehu untuk melakukan kudeta.
Selain itu, beberapa sarjana modern telah mengamati paralel antara kisah Raja Mesa dalam Prasasti Mesa dengan narasi Kitab Keluaran. Nama "Mesa" dan "Musa" memiliki kemiripan fonetik. Lebih jauh, kisah Mesa yang memberontak terhadap penindasan Israel, mengantar rakyatnya keluar dari penindasan (seperti Musa memimpin Israel keluar dari Mesir), dan persembahan putra sulungnya di tembok Kir-hareseth (parallels dengan pembunuhan anak sulung di Mesir dalam Keluaran), telah diinterpretasikan sebagai upaya Mesa untuk menciptakan narasi kebebasan dan pendirian bangsa Moab yang mirip dengan kisah Israel. Ini menunjukkan bagaimana narasi sejarah dapat dibentuk dan ditafsirkan oleh berbagai pihak.
Pemerintahan Yoram, meskipun relatif singkat, menandai titik balik penting dalam sejarah Israel. Kejatuhan Dinasti Omri melalui tangan Yehu adalah peristiwa kekerasan yang mengakhiri era kekuasaan yang kuat namun kontroversial dan membuka babak baru di bawah Dinasti Yehu. Peristiwa ini juga memiliki dampak signifikan pada hubungan Israel dengan Yehuda dan negara-negara tetangga, membentuk lanskap politik di wilayah Timur Dekat Kuno pada saat itu.