1. Gambaran Umum
Zhao Qi (趙岐Zhao QiBahasa Tionghoa), dengan nama kehormatan Binqing (邠卿BinqingBahasa Tionghoa), adalah seorang pejabat dan cendekiawan yang hidup pada masa Dinasti Han Timur di Tiongkok. Ia lahir sekitar tahun 108 M (ada perkiraan antara 103 dan 112 M) dan meninggal pada tahun 201 M di usia lebih dari 90 tahun. Nama aslinya adalah Zhao Jia (趙嘉Zhao JiaBahasa Tionghoa), dan ia juga memiliki nama kehormatan lain, Daegyeong (臺卿DaegyeongBahasa Tionghoa), yang didapat karena ia lahir di Eosadae (御史臺EosadaeBahasa Tionghoa). Ia dikenal luas atas sumbangsihnya sebagai seorang cendekiawan, terutama melalui karyanya, Mengzi Zhangju (孟子章句Mengzi ZhangjuBahasa Tionghoa), sebuah komentar penting tentang kitab klasik Mencius yang menjadi salah satu dari sedikit komentar utama dari periode tersebut yang masih ada hingga kini. Selain itu, Zhao Qi juga merupakan seorang pejabat yang teguh memegang prinsip, yang menolak korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan dari faksi-faksi yang berkuasa pada zamannya, yang sering kali membuatnya menghadapi penganiayaan dan pengasingan.
2. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Kehidupan awal Zhao Qi ditandai dengan latar belakang keluarga yang terkemuka, pendidikan yang mendalam dalam kitab-kitab klasik, serta menghadapi tantangan kesehatan dan menunjukkan integritas moral sejak dini.
2.1. Kelahiran, Keluarga, dan Pendidikan
Zhao Qi dilahirkan di Kabupaten Changleng (長陵縣ChanglengBahasa Tionghoa), di wilayah Jingzhao Yin (京兆尹Jingzhao YinBahasa Tionghoa), yang merupakan bagian dari wilayah Sili (司隸SiliBahasa Tionghoa). Ia adalah seorang pemuda yang berpengetahuan luas tentang kitab-kitab klasik sejak dini, menunjukkan bakat dan keterampilan yang luar biasa. Ia menikah dengan Ma Zongjiang (馬宗姜Ma ZongjiangBahasa Tionghoa), putri dari Ma Dun (馬敦Ma DunBahasa Tionghoa), yang merupakan paman dari cendekiawan terkemuka Ma Rong (馬融Ma RongBahasa Tionghoa).
2.2. Karakter Awal dan Prinsip
Sejak muda, Zhao Qi menunjukkan karakter yang lurus dan teguh. Meskipun menikah dengan keluarga Ma Rong, ia tidak menghormati keluarga istrinya karena terkait dengan faksi kerabat kaisar (外戚wàiqīBahasa Tionghoa) yang korup dan sering memanfaatkan kedudukan mereka. Zhao Qi bahkan dilaporkan membenci Ma Rong sendiri dan menolak untuk berinteraksi dengannya karena ketidaksetujuannya terhadap perilaku keluarga tersebut. Ia memasuki pemerintahan dengan integritas yang tinggi, namun sifatnya yang lugu dan jujur sering kali membuatnya tidak disukai. Pada usia sekitar 30 tahun, ia menderita penyakit parah yang berlangsung selama tujuh tahun, namun berhasil pulih. Pengalaman ini mungkin semakin menguatkan ketabahan dan keteguhannya.
3. Karier Politik dan Tantangan
Karier politik Zhao Qi ditandai oleh penunjukan awal pada posisi-posisi penting, konfrontasi dengan faksi-faksi berkuasa yang korup, masa pengasingan yang penuh kesulitan, dan pengembaliannya ke jabatan-jabatan tinggi setelah kejatuhan lawan-lawannya.
3.1. Penunjukan Jabatan Awal
Pada tahun 154 M (tahun kedua era Yongxing), Zhao Qi dipanggil untuk menjabat sebagai Sikong Yuan (司空掾Sikong YuanBahasa Tionghoa), sebuah posisi di bawah Sikong (司空SikongBahasa Tionghoa), salah satu dari Tiga Duke Agung. Pada masa ini, ia mengajukan permohonan agar para pejabat daerah diizinkan untuk mengambil cuti berbakti (untuk berduka atas kematian orang tua), sebuah usulan yang kemudian diterima oleh istana. Ia kemudian menjabat di bawah Jenderal Agung Liang Ji (梁冀Liang JiBahasa Tionghoa), meskipun nasihat-nasihat yang diberikannya tidak pernah didengarkan oleh Liang Ji. Setelah itu, Zhao Qi dipindahkan untuk menjadi hakim di Kabupaten Pishi (皮氏長PishiBahasa Tionghoa). Namun, ketika Zuo Cheng (左昇Zuo ShengBahasa Tionghoa), saudara dari kasim Zuo Guan (左官Zuo GuanBahasa Tionghoa), diangkat sebagai Taishou (Gubernur) di Komando Hadong (河東HedongBahasa Tionghoa), Zhao Qi menganggapnya sebagai penghinaan besar untuk bekerja di bawah seorang anggota keluarga kasim yang korup. Oleh karena itu, ia segera meninggalkan jabatannya dan kembali ke barat. Kemudian, ia diangkat sebagai Gongcao (功曹GongcaoBahasa Tionghoa), kepala staf di bawah Jingzhao Yin (Gubernur Jingzhao) Yan Du (延篤Yan DuBahasa Tionghoa).
3.2. Konfrontasi dengan Faksi Berkuasa dan Pengasingan
Zhao Qi tidak segan menantang faksi-faksi kuat yang korup. Sebelumnya, Tang Xuan (唐玹Tang XuanBahasa Tionghoa), saudara dari kasim Zhongshangshi (中常侍ZhongshangshiBahasa Tionghoa) Tang Heng (唐衡Tang HengBahasa Tionghoa), telah diangkat sebagai Huya Duwei (虎牙都尉Huya DuweiBahasa Tionghoa) di Jingzhao melalui cara-cara yang tidak sah. Zhao Qi, bersama dengan sepupunya Zhao Xi (趙襲Zhao XiBahasa Tionghoa), secara terbuka mengkritik penunjukan ilegal ini, yang membuat Tang Xuan sangat membenci mereka. Pada tahun 158 M (tahun pertama era Yanxi), Tang Xuan diangkat sebagai Jingzhao Yin (Gubernur Jingzhao). Karena khawatir akan bahaya yang akan menimpanya, Zhao Qi melarikan diri bersama keponakannya, Zhao Dian (趙典Zhao DianBahasa Tionghoa). Kekhawatiran Zhao Qi terbukti benar, karena Tang Xuan kemudian menangkap dan menghukum mati semua anggota keluarga Zhao Qi yang tertinggal.
Selama periode pengasingan ini, Zhao Qi terpaksa menyembunyikan identitasnya dan melarikan diri ke berbagai tempat. Pada suatu waktu, ia menyamar sebagai seorang penjual roti di jalanan kota Beihai (北海BeihaiBahasa Tionghoa). Di sana, ia bertemu dengan seorang pria bernama Sun Song (孫嵩Sun SongBahasa Tionghoa) dari Anqiu (安丘AnqiuBahasa Tionghoa). Sun Song mengenali bahwa Zhao Qi bukanlah orang biasa dan menyembunyikannya selama beberapa tahun, memberikan perlindungan yang sangat dibutuhkan. Periode ini menyoroti keberanian Zhao Qi dalam menolak korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, bahkan dengan risiko kehilangan nyawa dan keluarganya.
3.3. Pengembalian dan Penunjukan Selanjutnya
Setelah kejatuhan klan Tang yang korup, Zhao Qi akhirnya dapat kembali ke kehidupan publik. Pemerintah Han, yang mendengar kisah pelariannya dan perlindungan yang diberikan oleh Sun Song, memanggil keduanya kembali ke istana. Ia kemudian diangkat kembali ke posisi-posisi penting, termasuk sebagai Bingzhou Cishi (并州刺史Bingzhou CishiBahasa Tionghoa). Setelah pemberontakan Sorban Kuning, ia sekali lagi diangkat ke dalam pemerintahan. Atas rekomendasi dari Jenderal Agung He Jin (何進He JinBahasa Tionghoa), ia ditunjuk sebagai Dunhuang Taishou (敦煌太守Dunhuang TaishouBahasa Tionghoa). Namun, dalam perjalanan menuju jabatannya, ia diserang oleh para bandit dan terpaksa melarikan diri kembali ke Chang'an (長安Chang'anBahasa Tionghoa).
Ketika Dong Zhuo (董卓Dong ZhuoBahasa Tionghoa) memindahkan Kaisar Xian ke Chang'an, Zhao Qi diangkat sebagai Taipu (太僕TaipuBahasa Tionghoa), kepala kereta kekaisaran. Pada tahun 194 M (tahun pertama era Xingping (興平XingpingBahasa Tionghoa)), setelah keputusan dibuat untuk memindahkan Kaisar Xian kembali ke Luoyang (洛陽LuoyangBahasa Tionghoa), Zhao Qi diutus ke Provinsi Jing (荊州JingzhouBahasa Tionghoa) untuk menemui Liu Biao (劉表Liu BiaoBahasa Tionghoa) dan meminta bantuannya dalam memulihkan Luoyang, yang telah hancur akibat ulah Dong Zhuo. Zhao Qi kemudian memilih untuk tinggal di Provinsi Jing. Menariknya, Sun Song, dermawan yang pernah melindunginya, juga berlindung di bawah Liu Biao. Zhao Qi membalas budi Sun Song dengan merekomendasikannya untuk menjadi Qingzhou Cishi (青州刺史Qingzhou CishiBahasa Tionghoa). Setelah itu, Zhao Qi diangkat menjadi Taichang (太常TaichangBahasa Tionghoa), salah satu dari Sembilan Menteri Agung.
4. Aktivitas Keilmuan dan Karya
Selain karier politiknya, Zhao Qi adalah seorang cendekiawan yang produktif, dengan kontribusi signifikan dalam studi klasik Tiongkok.
4.1. Komentar tentang Mencius (Mengzi Zhangju)

Karya paling representatif dari Zhao Qi adalah Mengzi Zhangju (孟子章句Mengzi ZhangjuBahasa Tionghoa), sebuah komentar terperinci mengenai kitab klasik Mencius. Karya ini sangat penting karena merupakan salah satu dari sedikit komentar utama mengenai Mencius dari periode Han Timur yang masih ada hingga saat ini. Mengzi Zhangju kemudian dimasukkan ke dalam koleksi Shisan Jing Zhushu (十三經注疏Shisan Jing ZhushuBahasa Tionghoa, Komentar dan Catatan Tiga Belas Klasik), menjadikannya bagian integral dari kanon klasik Tiongkok. Komentar Zhao Qi ini dikenal sebagai "komentar kuno" (古注Gu ZhuBahasa Tionghoa) yang membedakannya dari "komentar baru" (新注Xin ZhuBahasa Tionghoa) yang dikembangkan oleh Zhu Xi (朱子Zhu ZiBahasa Tionghoa) pada masa Dinasti Song. Kontribusinya ini sangat krusial dalam memahami dan melestarikan pemikiran Mencius untuk generasi selanjutnya.
4.2. Karya Lainnya
Selain Mengzi Zhangju, Zhao Qi juga menulis karya lain berjudul Sanfu Juelu (三輔決錄Sanfu JueluBahasa Tionghoa). Karya ini merupakan kumpulan biografi singkat tentang tokoh-tokoh penting di wilayah Sanfu (三輔SanfuBahasa Tionghoa), sebuah daerah di sekitar ibu kota Chang'an. Meskipun karya ini sendiri sudah tidak ada lagi (non-ekstan) dalam bentuk aslinya, penggalan-penggalan dan kutipan-kutipan dari Sanfu Juelu telah dikumpulkan kembali dalam karya-karya lain, terutama dalam catatan-catatan yang mengutipnya. Bagian pengantar (序) dari Sanfu Juelu juga masih terlestarikan karena dikutip dalam catatan kaki di Kitab Han Akhir (後漢書HouhanshuBahasa Tionghoa).
5. Kehidupan Pribadi
Zhao Qi memiliki hubungan keluarga yang kompleks, terutama terkait dengan pernikahannya dan jaringan kekerabatannya.
5.1. Keluarga dan Hubungan
Seperti yang disebutkan sebelumnya, Zhao Qi menikah dengan Ma Zongjiang (馬宗姜Ma ZongjiangBahasa Tionghoa), putri dari Ma Dun (馬敦Ma DunBahasa Tionghoa), yang merupakan paman dari cendekiawan Ma Rong (馬融Ma RongBahasa Tionghoa). Meskipun hubungan ini menempatkannya dalam lingkaran keluarga yang terkemuka, Zhao Qi secara moral menentang praktik korupsi dan pengaruh faksi kerabat kaisar yang dilakukan oleh beberapa anggota keluarga istrinya, termasuk Ma Rong sendiri.
Ia juga memiliki hubungan dekat dengan keponakannya, Zhao Dian (趙典Zhao DianBahasa Tionghoa), yang menemaninya saat ia melarikan diri dari penganiayaan Tang Xuan (唐玹Tang XuanBahasa Tionghoa). Selain itu, hubungan istimewanya dengan Sun Song (孫嵩Sun SongBahasa Tionghoa) sangat menonjol. Sun Song adalah orang yang melindungi Zhao Qi selama masa pengasingannya ketika ia menyamar sebagai penjual roti. Kemudian, ketika Zhao Qi kembali berkuasa, ia tidak melupakan budi Sun Song dan merekomendasikannya untuk posisi penting sebagai Qingzhou Cishi (青州刺史Qingzhou CishiBahasa Tionghoa).
6. Kematian
Zhao Qi meninggal dunia pada tahun 201 M. Pada saat kematiannya, ia berusia lebih dari 90 tahun.
7. Warisan dan Penerimaan
Warisan Zhao Qi mencakup integritasnya sebagai pejabat dan kontribusinya yang tak ternilai bagi studi klasik Tiongkok.
7.1. Evaluasi Historis
Secara historis, Zhao Qi dihormati atas integritas dan keteguhannya sebagai seorang pejabat publik. Ia dikenal karena keberaniannya dalam menentang korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan oleh faksi-faksi kasim dan kerabat kaisar, bahkan dengan mempertaruhkan nyawa dan keluarganya. Kehidupan Zhao Qi menjadi contoh teladan tentang ketahanan dan komitmen terhadap prinsip-prinsip moral dalam menghadapi kesulitan politik yang ekstrem. Perjuangannya selama pengasingan dan kemudian pengangkatannya kembali ke posisi penting menegaskan reputasinya sebagai individu yang layak dan berkompeten.
7.2. Pengaruh pada Studi Klasik
Kontribusi Zhao Qi terhadap studi klasik, khususnya melalui komentarnya tentang Mencius (Mengzi Zhangju (孟子章句Mengzi ZhangjuBahasa Tionghoa)), sangatlah signifikan. Karyanya ini menjadi komentar "kuno" (古注Gu ZhuBahasa Tionghoa) yang mendasar bagi studi Mencius dan diakui sebagai salah satu yang paling berpengaruh. Fakta bahwa komentarnya dimasukkan ke dalam Shisan Jing Zhushu (十三經注疏Shisan Jing ZhushuBahasa Tionghoa) menunjukkan status kanoniknya dalam bidang jingxue (經學jingxueBahasa Tionghoa), atau studi klasik. Karyanya membantu melestarikan dan menafsirkan teks Mencius, membentuk dasar bagi pemahaman di kemudian hari dan memengaruhi generasi cendekiawan berikutnya.
8. Dalam Budaya Populer
Zhao Qi juga muncul dalam karya sastra yang populer, memberikan gambaran tentang bagaimana ia dipersepsikan dalam narasi historis yang lebih luas.
8.1. Kisah Tiga Kerajaan (Romance of the Three Kingdoms)
Zhao Qi muncul dalam novel sejarah populer Kisah Tiga Negara (三國志演義Sānguózhì YǎnyìBahasa Tionghoa, Romance of the Three Kingdoms). Ia digambarkan dalam Bab 7 sebagai utusan yang dikirim oleh Dong Zhuo (董卓Dong ZhuoBahasa Tionghoa) untuk mencoba mendamaikan Yuan Shao (袁紹Yuan ShaoBahasa Tionghoa) dan Gongsun Zan (公孫瓚Gongsun ZanBahasa Tionghoa). Kemunculannya ini didasarkan pada catatan sejarah, karena Kitab Han Akhir (後漢書HouhanshuBahasa Tionghoa) juga mencatat bahwa Zhao Qi dan Ma Rizhen (馬日磾Ma RizhenBahasa Tionghoa) diutus sebagai utusan kepada Yuan Shao dan Gongsun Zan. Dalam novel, perannya singkat namun signifikan sebagai bagian dari upaya Dong Zhuo untuk menjaga keseimbangan kekuasaan di tengah kekacauan yang semakin meningkat.