1. Gambaran Umum
Ōno Harunaga (大野 治長Ōno HarunagaBahasa Jepang; 1569 - 4 Juni 1615) adalah seorang samurai dan daimyō pada akhir periode Azuchi-Momoyama hingga awal periode Edo di Jepang. Ia dikenal sebagai pengikut setia klan Toyotomi dan menjabat sebagai jenderal di bawah Toyotomi Hideyori. Harunaga memainkan peran sentral dalam Pengepungan Osaka pada tahun 1615, di mana ia memimpin pasukan Toyotomi dan pada akhirnya gugur dalam pertempuran. Ia memegang pangkat istana Junior Tingkat Kelima dan memiliki wilayah kekuasaan sebesar 15.000 koku. Setelah Pertempuran Sekigahara, ia menjadi penguasa Istana Osaka.
Ia memimpin pasukan dalam beberapa pertempuran penting, termasuk melawan Istana Wakayama dalam Pertempuran Kashii, serta Pertempuran Shigino dan Pertempuran Tennoji. Harunaga juga dikenal karena bakat pribadinya, termasuk keahliannya sebagai juru tulis (能書家) dan praktiknya dalam upacara minum teh, setelah belajar di bawah bimbingan Furuta Shigenari. Meskipun ia adalah seorang tokoh militer, ia juga berupaya untuk mencapai perdamaian selama kampanye musim dingin Pengepungan Osaka, yang membuatnya berkonflik dengan faksi pro-perang di dalam klan Toyotomi. Sejarah mencatat berbagai rumor mengenai dirinya, termasuk dugaan perselingkuhan dengan Yodo-dono dan spekulasi mengenai ayah kandung Toyotomi Hideyori, yang kemudian dikaji secara kritis dalam historiografi periode Edo.

2. Kehidupan
Ōno Harunaga adalah seorang tokoh kunci dalam klan Toyotomi selama masa transisi yang penuh gejolak dari periode Sengoku ke Edo. Kehidupannya ditandai oleh kesetiaan yang mendalam kepada Toyotomi, peran penting dalam konflik militer, dan upaya diplomatik yang kompleks. Bagian ini akan merinci perjalanan hidupnya, mulai dari kelahirannya, karier awalnya, partisipasinya dalam Pertempuran Sekigahara, hingga perannya yang krusial dalam Pengepungan Osaka.
2.1. Kelahiran dan Latar Belakang Keluarga
Ōno Harunaga lahir sekitar tahun 1569 (永禄12年Eiroku 12Bahasa Jepang). Terdapat dua teori mengenai tempat kelahirannya: satu menyebutkan Kyoto, ibu kota Jepang saat itu, sementara yang lain mengklaim Ōno, Provinsi Tango (sekarang Kyōtango), atau Desa Ōno, Distrik Haguri, Provinsi Owari (sekarang Ichinomiya, Prefektur Aichi). Sumber-sumber Jepang cenderung menganggap teori Owari lebih akurat, menyatakan bahwa kekeliruan terjadi karena kesamaan nama dengan Istana Ōno di Tango.
Ayahnya adalah Ōno Sadanao (佐渡守), dan ibunya adalah Ōkurakyō no Tsubone (大蔵卿局), yang menjabat sebagai ibu susu bagi Yodo-dono, putri Azai Nagamasa dan Oichi. Hubungan ini menjadikan Harunaga dan Yodo-dono sebagai "menotogo" (saudara sepersusuan), yang mengindikasikan kedekatan hubungan mereka. Berdasarkan tahun kelahiran Yodo-dono, Harunaga diperkirakan lahir pada tahun yang sama atau sangat dekat dengannya.
Harunaga memiliki beberapa saudara: Ōno Harufusa (治房, Shume-no-kami), Ōno Harutane (治胤, Dōken/Dōmi), dan Ōno Haruzumi (治純, Iki-no-kami). Namun, perlu dicatat bahwa Haruzumi seringkali tidak disebutkan dalam referensi mengenai "kakak beradik Ōno" atau "tiga bersaudara Ōno".
Klan Ōno mulanya adalah keluarga shikan (pendeta) di Iwashimizu Hachimangū. Setelah kehilangan posisi mereka, mereka mengungsi ke Provinsi Mino. Kakek Harunaga, Ōno Harusada (伊賀守), atas perintah Oda Nobunaga, membangun Istana Ōno di Owari dan menjadikannya kediaman klan. Pamannya, Ōno Haruhisa, kemudian mewarisi istana tersebut. Menurut catatan sejarah, Harunaga juga memiliki hubungan sepupu dengan Mōri Katsunaga, yang berasal dari daerah yang sama di Haguri, Owari.
Riwayat awal Harunaga tidak sepenuhnya jelas. Diperkirakan ia dan ibunya, Ōkurakyō no Tsubone, terus mendampingi Yodo-dono sejak pengepungan Istana Odani. Namun, setelah jatuhnya Istana Kitano-shō di Provinsi Echizen pada tahun 1583, keberadaan Yodo-dono menjadi tidak pasti, dan nasib klan Ōno selama periode ini juga tidak diketahui. Sementara itu, pada tahun 1584, selama Pertempuran Komaki dan Nagakute, Ōno Haruhisa, kepala keluarga utama, memberontak melawan Toyotomi Hideyoshi dan kehilangan wilayah serta Istana Ōno.
Waktu pasti Harunaga menjadi pengikut (馬廻衆, umamawari-shū) Hideyoshi tidak tercatat dengan jelas, tetapi diperkirakan terjadi sekitar tahun 1588, ketika Yodo-dono menjadi selir Hideyoshi dan berada di bawah perlindungannya. Pada tahun 1589, berkat jasa-jasa ayah dan ibunya, Harunaga dianugerahi total 10.000 koku dari wilayah Taikō Kurairi-chi (wilayah langsung Hideyoshi) di Sano, Provinsi Izumi (sekarang Izumisano) dan Ōno di Provinsi Tango. Ia menjadikan Istana Ōno di Tango sebagai basisnya. Pemberian ini jelas merupakan hadiah atau perayaan terkait kelahiran Toyotomi Tsurumatsu, putra Yodo-dono, pada tahun yang sama.
2.2. Karier Awal dan Pelayanan kepada Hideyoshi
Ōno Harunaga mulai muncul dalam catatan sejarah yang lebih pasti sekitar November 1591, ketika ia mendampingi Hideyoshi dalam perburuan di Kira, Provinsi Mikawa. Pada tahun 1592, selama Kampanye Bunroku (bagian dari Invasi Jepang ke Korea), namanya, "Ōno Shūri-no-suke", tercatat dalam pengaturan pasukan di Istana Nagoya di Provinsi Hizen. Menariknya, Hideyoshi membawa serta selir-selirnya, termasuk Yodo-dono dan Matsu-no-maru-dono, ke kampanye ini. Pada musim panas tahun itu, Yodo-dono kembali hamil dan melahirkan Toyotomi Hideyori pada tahun berikutnya.
Pada tahun 1594, Harunaga turut serta dalam pembangunan Istana Fushimi. Pada masa itu, ia menerima tunjangan sebesar 10.000 koku. Setelah kematian Hideyoshi pada tahun 1598, Harunaga menerima 15 keping emas sebagai bagian dari warisan Hideyoshi. Pada tahun 1599, ia melayani Toyotomi Hideyori sebagai salah satu pengikut terdekat, memimpin kelompok kedua dari para pelayan.
Namun, pada tanggal 7 September 1599, terjadi insiden yang mengubah nasib Harunaga. Ketika Tokugawa Ieyasu mengunjungi Istana Osaka untuk perayaan Chōyō, salah satu Go-Bugyō (Lima Komisaris Senior), Masuda Nagamori, membocorkan adanya rencana pembunuhan terhadap Ieyasu. Rencana tersebut diduga didalangi oleh Maeda Toshinaga dan melibatkan Asano Nagamasa, Hijikata Takahisa, serta Harunaga sendiri, yang berencana membunuh Ieyasu di dalam istana. Ieyasu kemudian memperketat keamanannya dan berhasil melewati perayaan tersebut. Setelah itu, ia memasuki Nishinomaru di Istana Osaka dan membangun menara utama, secara terbuka menunjukkan kekuasaannya yang setara dengan Hideyori. Ieyasu juga mulai menindak para konspirator. Pada tanggal 2 Oktober, Harunaga dinyatakan bersalah dan diasingkan ke Provinsi Shimotsuke, di bawah pengawasan Yūki Hideyasu. Hijikata Takahisa juga dinyatakan bersalah dan diasingkan ke Mito, Provinsi Hitachi, di bawah pengawasan Satake Yoshinobu. Ibunya, Ōkurakyō no Tsubone, juga diusir dari Osaka.
2.3. Pertempuran Sekigahara dan Pasca-Pertempuran
Pada tanggal 24 Juli 1600, Tokugawa Ieyasu memanggil Ōno Harunaga dan Hijikata Takahisa dan mengampuni mereka dari kejahatan mereka. Pada tahun yang sama, dalam Pertempuran Sekigahara, Harunaga berpihak pada Tentara Timur yang dipimpin oleh Ieyasu. Ia menunjukkan keberanian luar biasa dalam pertempuran, bergabung dengan barisan depan pasukan Fukushima Masanori. Menurut Sekigahara Gunki Taisei, ia bahkan berhasil membunuh Kōchi Shichirōemon, seorang kapten senapan dari pasukan Ukita Hideie.
Berkat jasa-jasanya dalam pertempuran, Harunaga mendapatkan pengampunan penuh dari Ieyasu. Setelah kemenangan Tentara Timur, atas perintah Ieyasu, Harunaga bertindak sebagai utusan untuk klan Toyotomi di Istana Osaka. Ia membawa surat dari Ieyasu yang menyatakan bahwa Ieyasu "tidak memiliki permusuhan terhadap klan Toyotomi". Setelah menyampaikan pesan tersebut, Harunaga memilih untuk tetap tinggal di Osaka dan tidak kembali ke Edo, menandai komitmennya yang berlanjut kepada keluarga Toyotomi.
2.4. Pelayanan kepada Toyotomi Hideyori
Pada tanggal 22 Juni 1614 (慶長19年Keichō 19Bahasa Jepang), Ōno Harunaga, bersama dengan Katagiri Sadataka (adik dari Katagiri Katsumoto), menerima tambahan 5.000 koku dari Toyotomi Hideyori, sebuah peningkatan yang difasilitasi oleh Tokugawa Ieyasu. Sebagai ungkapan terima kasih, Harunaga dan Sadataka kemudian mengunjungi Ieyasu di Sunpu dan selanjutnya Tokugawa Hidetada, Shōgun di Edo.
Pada tahun yang sama, setelah Katagiri Katsumoto, salah satu karo (penatua utama) klan Toyotomi, diasingkan, Harunaga naik ke posisi terkemuka dan menjadi tokoh utama yang memimpin keluarga Toyotomi. Setelah itu, faksi pro-perang di dalam keluarga Toyotomi semakin mendominasi. Mereka mulai merekrut rōnin dari berbagai wilayah di negara itu, yang pada akhirnya mengarah pada kampanye musim dingin Pengepungan Osaka. Harunaga, bersama dengan Watanabe Tadashi, menjabat sebagai Kujitori Bugyō (komisaris undian), mengarahkan pertahanan dalam pengepungan tersebut sebagai salah satu figur sentral di pihak Toyotomi.
2.5. Pengepungan Osaka (Musim Dingin)
Selama kampanye musim dingin Pengepungan Osaka pada tahun 1614, ketika pihak Tokugawa mengusulkan gencatan senjata, Ōno Harunaga memainkan peran kunci dalam negosiasi perdamaian. Dari tanggal 8 hingga 12 Desember, Harunaga, bersama dengan Oda Urakusai, bernegosiasi dengan perwakilan Tokugawa, Honda Masazumi dan Gotō Mitsutsugu. Meskipun demikian, Harunaga secara pasif mengupayakan perdamaian, yang membuatnya mendapatkan permusuhan dari faksi pro-perang yang dipimpin oleh Sanada Yukimura.
Negosiasi tersebut menghasilkan kesepakatan damai yang mencakup beberapa poin utama: Yodo-dono akan pergi ke Edo sebagai sandera, tunjangan untuk para rōnin Toyotomi akan ditingkatkan, dan Istana Osaka akan dihancurkan, menyisakan hanya Honmaru (benteng utama) setelah Ni-no-maru (benteng kedua) dan San-no-maru (benteng ketiga) diruntuhkan. Sebagai jaminan perdamaian, Harunaga dan Urakusai setuju untuk menyerahkan sandera. Harunaga menyerahkan putra keduanya, Ōno Yasunaga (弥七郎), kepada Ieyasu (Yasunaga kemudian dieksekusi setelah perang).
Namun, di dalam Istana Osaka, banyak pihak yang menentang perjanjian damai ini. Pada malam tanggal 9 April (setelah perjanjian damai, tetapi sebelum dimulainya kampanye musim panas), Harunaga menjadi korban serangan mendadak di gerbang menara Istana Osaka. Dua pengawalnya tewas atau terluka, dan Harunaga sendiri menderita luka tebasan. Ada rumor yang menyebutkan bahwa serangan ini didalangi oleh adiknya, Ōno Harufusa, yang merupakan bagian dari faksi pro-perang. Pelaku penyerangan diduga adalah bawahan Narita Kanbei, yaitu Imakura Sonjirō. Setelah gagal dalam serangannya, Narita membakar rumahnya sendiri dan bunuh diri. Para pelaku yang melarikan diri dilaporkan mencari perlindungan di kediaman Katagiri dan Chōsokabe, dengan beberapa di antaranya ditangkap oleh Chōsokabe Morichika.
2.6. Pengepungan Osaka (Musim Panas)
Pada kampanye musim panas Pengepungan Osaka tahun 1615 (慶長20年Keichō 20Bahasa Jepang), Ōno Harunaga awalnya ditugaskan untuk mempertahankan Honmaru (benteng utama) Istana Osaka saat para jenderal lainnya bergerak maju. Pada tanggal 28 April, sebelum serangan terhadap Asano Nagaakira di Istana Wakayama di Provinsi Kii, Harunaga mengirimkan pengikutnya, Kitamura Zendaifu dan Ōno Yagozaemon, untuk menyusup ke Kii dan menghasut pemberontakan, tetapi rencana ini gagal.
Pada tanggal 6 Mei, dalam Pertempuran Dōmyōji (disebut juga Pertempuran Hōkōji dalam beberapa sumber Jepang), Harunaga memimpin pasukan cadangan (後詰め, gozume). Setelah pertempuran mencapai kebuntuan, ia mundur bersama pasukan Toyotomi lainnya. Pada tanggal 7 Mei, dalam Pertempuran Tennoji, ia memposisikan seluruh pasukannya sebagai barisan belakang di sebelah selatan Kolam Bishamon, di timur laut Shitennō-ji, menunggu sally (serangan keluar) dari Hideyori.
Setelah kekalahan total dan pasukan Toyotomi tercerai-berai, Harunaga yang terluka parah mundur dari Chausuyama. Ia berhasil mencegah Hideyori untuk melakukan sally dan mati dalam pertempuran, dengan bantuan Hayami Morihisa, dan mereka mundur ke Honmaru untuk bertahan. Sebagai upaya terakhir, Harunaga secara sepihak memutuskan untuk menyelamatkan Senhime, putri Tokugawa Hidetada dan istri sah Hideyori, dan mengirimnya sebagai utusan kepada Tokugawa Ieyasu dan Hidetada untuk memohon pengampunan bagi Hideyori dan Yodo-dono.
Pada tanggal 8 Mei, pihak Tokugawa mengadakan musyawarah. Ieyasu menunjukkan keraguan atas permohonan cucunya, Senhime, tetapi Hidetada menolak keras, marah karena Senhime tidak bunuh diri bersama Hideyori. Dengan harapan terakhir yang pupus, Harunaga, bersama dengan Hideyori, Yodo-dono, dan putra sulungnya Ōno Harunori, melakukan seppuku di Yamasato-guruwa (sebuah area di dalam Istana Osaka). Harunaga meninggal pada usia 47 tahun. Catatan dari Kasuga Shashi Yūhan-ki menyatakan: "Ōno Shūri membuat keputusan terakhir dan melakukan seppuku. Tekadnya tiada bandingnya."
3. Kualitas Pribadi dan Bakat
Ōno Harunaga tidak hanya dikenal sebagai seorang jenderal militer, tetapi juga memiliki berbagai bakat pribadi yang menonjol. Ia adalah seorang juru tulis yang terampil (能書家, nōshoka), menunjukkan kemampuannya dalam seni kaligrafi. Selain itu, ia adalah seorang pakar upacara minum teh (茶人, chajin) yang belajar di bawah bimbingan Furuta Shigenari (juga dikenal sebagai Oribe), seorang master teh terkemuka pada masanya.
Harunaga memiliki hubungan persahabatan yang lama dengan Sanada Nobushige (dikenal juga sebagai Sanada Yukimura), karena keduanya pernah menjabat sebagai umamawari-shū (pengawal berkuda) di bawah Toyotomi Hideyoshi. Bahkan, Harunaga lah yang mengundang Nobushige untuk bergabung dengan pasukan Toyotomi di Osaka. Mengingat ia mempercayakan pasukan kepada Nobushige dan membiarkannya memimpin, Harunaga dinilai sebagai sosok yang tidak bodoh.
Dalam narasi sejarah periode Edo, Harunaga seringkali digambarkan sebagai tokoh antagonis. Penilaian ini kemungkinan besar disebabkan oleh perannya sebagai pemimpin senior klan Toyotomi yang menentang Tokugawa Ieyasu. Sejarawan modern berpendapat bahwa penggambaran negatif ini mungkin merupakan upaya untuk menjadikannya "penjahat" dalam narasi yang didominasi oleh keshogunan Tokugawa.
4. Rumor dan Penilaian Sejarah
Sejak awal periode Edo, beredar luas rumor mengenai Ōno Harunaga yang diduga berselingkuh dengan Yodo-dono. Beberapa catatan sejarah bahkan mengklaim bahwa Toyotomi Hideyori bukanlah putra biologis Toyotomi Hideyoshi, melainkan hasil hubungan terlarang antara Harunaga dan Yodo-dono.
Sebuah surat dari Naitō Takaharu yang bertanggal 1 Oktober 1600, menyebutkan rumor serupa, mengindikasikan bahwa desas-desus ini sudah ada pada masa itu. Tamon'in Nikki juga memuat catatan yang mirip, menunjukkan bahwa rumor tersebut tidak sepenuhnya fiktif. Bahkan, Kang Hang, seorang sarjana Korea yang ditawan selama invasi Jepang ke Korea, dalam karyanya Kanyangrok, menulis bahwa Hideyoshi, dalam wasiat terakhirnya, meminta Ieyasu untuk menikahi Yodo-dono, tetapi Yodo-dono menolak karena ia sedang mengandung anak Harunaga. Namun, sumber-sumber Jepang mencatat bahwa Kanyangrok juga mengandung banyak rumor aneh lainnya, termasuk klaim Ieyasu akan memulai kembali invasi ke Korea, sehingga keabsahan cerita ini dipertanyakan dan hanya menunjukkan bahwa rumor semacam itu memang beredar pada masa itu.
Karya periode Edo, Meira Kōhan, juga menyatakan bahwa Hideyori adalah putra Harunaga, bukan Hideyoshi. Namun, buku yang sama juga menulis bahwa Yodo-dono memiliki hubungan terlarang dengan Nagoya Sansaburō, seorang aktor Kabuki yang tampan. Sejarawan Kuwata Tadachika berpendapat bahwa desas-desus ini hanyalah rekaan para penulis drama pada periode Edo, di mana "semakin banyak tulisan yang memfitnah, semakin disambut baik", sehingga rumor-rumor tersebut menjadi populer di kalangan masyarakat. Hal ini menunjukkan perlunya perspektif kritis dalam meninjau catatan sejarah yang mungkin dipengaruhi oleh bias politik dan sosial pada masanya.