1. Biografi
Alberto Horacio Suppici memiliki latar belakang yang kaya dan merupakan salah satu tokoh kunci dalam sejarah sepak bola Uruguay. Perjalanan hidupnya mencerminkan dedikasi yang mendalam terhadap olahraga ini, baik sebagai pemain maupun sebagai pelatih.
1.1. Kehidupan Awal dan Pendirian Klub
Alberto Horacio Suppici lahir pada tanggal 20 November 1898 di Colonia del Sacramento, sebuah kota di Departemen Colonia, Uruguay. Ia meninggal dunia pada 21 Juni 1981 di Montevideo, ibu kota Uruguay. Sepak bola telah mendarah daging dalam keluarganya; sepupunya, Héctor Suppici Sedes, adalah seorang pembalap profesional yang juga memiliki semangat kompetitif yang tinggi.
Pada 22 April 1917, di kota kelahirannya, Suppici menunjukkan inisiatifnya yang luar biasa dengan mendirikan klub sepak bola Plaza Colonia. Klub ini menjadi bagian penting dari warisannya, bahkan stadion kandang klub, dengan kapasitas hingga 12.000 penonton, dinamai untuk menghormatinya: Estadio Profesor Alberto Suppici. Pendirian klub ini menegaskan komitmen Suppici terhadap pengembangan sepak bola di tingkat akar rumput dan kontribusinya terhadap komunitas lokal.
1.2. Karier sebagai Pemain
Sebelum meraih ketenaran sebagai pelatih, Alberto Suppici juga memiliki karier yang signifikan sebagai pemain. Ia bermain sebagai seorang gelandang (terkadang sebagai gelandang kiri) untuk Nacional, salah satu klub raksasa di Uruguay.
Suppici bergabung dengan Nacional pada tahun 1915 dan bermain untuk klub tersebut hingga tahun 1923. Selama periode ini, ia tampil dalam 143 pertandingan dan berhasil mencetak 6 gol. Meskipun detail pencapaiannya sebagai pemain tidak selegendaris karier kepelatihannya, pengalamannya di lapangan sebagai bagian dari tim papan atas seperti Nacional jelas membentuk pemahaman taktis dan manajerialnya di kemudian hari.
2. Karier sebagai Pelatih
Karier kepelatihan Alberto Suppici merupakan bagian paling signifikan dari aktivitas dan prestasinya, mencapai puncaknya dengan kemenangan di Piala Dunia FIFA pertama.
2.1. Awal Karier Kepelatihan
Suppici memulai langkahnya sebagai pelatih tim nasional Uruguay pada tahun 1928, mengambil peran sebagai direktur teknis. Debut turnamennya terjadi di Kejuaraan Sepak Bola Amerika Selatan 1929, sebuah ajang yang menjadi cikal bakal Copa América modern. Di bawah arahannya, Uruguay berhasil meraih posisi ketiga dalam turnamen tersebut, menunjukkan potensi awal kepelatihannya.
2.2. Kemenangan Piala Dunia FIFA 1930
Titik puncak karier kepelatihan Alberto Suppici adalah kemenangannya di Piala Dunia FIFA 1930, turnamen Piala Dunia pertama dalam sejarah. Turnamen ini diadakan di tanah kelahirannya, Uruguay, yang memberikan tekanan dan ekspektasi yang besar.
Menjelang turnamen, Suppici membuat keputusan kontroversial namun berprinsip dengan mencoret kiper Andrés Mazali dari tim nasional. Mazali, yang sebelumnya telah memenangkan medali emas di Final Olimpiade Musim Panas 1928, didapati melanggar jam malam dan gagal kembali ke hotel tim di Montevideo tepat waktu. Keputusan ini menunjukkan komitmen Suppici yang teguh terhadap disiplin tim, sebuah prinsip yang ia yakini sangat penting untuk kesuksesan kolektif, bahkan jika itu berarti mengorbankan pemain bintang.
Di bawah kepemimpinan Suppici, Uruguay berhasil melaju ke final menghadapi rival sengit mereka, Argentina, di Estadio Centenario di Montevideo. Di hadapan sekitar 93.000 penonton yang memadati stadion, Uruguay sempat tertinggal 1-2 di babak pertama. Namun, dengan kepiawaian taktis Suppici, Uruguay berhasil bangkit di babak kedua, membalikkan keadaan dan memenangkan pertandingan dengan skor akhir 4-2. Kemenangan ini tidak hanya mengukuhkan Uruguay sebagai juara dunia pertama tetapi juga menjadikan Suppici sebagai pelatih termuda yang pernah memenangkan Piala Dunia, pada usia 31 tahun. Staf teknis Suppici pada turnamen bersejarah ini termasuk nama-nama seperti Pedro Arispe, Ernesto Figoli, Luis Greco, dan Pedro Olivieri.
2.3. Aktivitas Kepelatihan Klub dan Tim Nasional Selanjutnya
Setelah kemenangan bersejarah di Piala Dunia 1930, Alberto Suppici melanjutkan karier kepelatihannya, baik di tingkat klub maupun tim nasional, meskipun dengan intensitas yang bervariasi.
Ia sempat melatih kembali tim nasional Uruguay untuk periode kedua dari tahun 1935 hingga 1941. Selama masa kepelatihan keduanya ini, Uruguay berhasil meraih posisi ketiga di Kejuaraan Sepak Bola Amerika Selatan 1937 dan menjadi juara kedua di Kejuaraan Sepak Bola Amerika Selatan 1941.
Di tingkat klub, Suppici juga memiliki peran penting. Ia pernah melatih Central Español pada tahun 1935 dan Montevideo Wanderers pada tahun 1938. Puncaknya di karier klub adalah ketika ia memimpin Peñarol pada tahun 1945, di mana ia berhasil meraih gelar Divisi Utama Uruguay.
Kariernya di tim nasional Uruguay dari tahun 1928 hingga 1941 juga mencakup partisipasi dalam beberapa turnamen persahabatan dan kompetisi regional lainnya, seperti yang tercatat dalam daftar prestasinya.
3. Prestasi dan Penghargaan
Selama karier kepelatihannya, Alberto Suppici telah meraih berbagai trofi dan penghargaan penting yang mengukuhkan statusnya sebagai salah satu pelatih terhebat di Uruguay.
3.1. Sebagai Pelatih Klub
- Divisi Utama Uruguay: 1945 (Peñarol)
3.2. Sebagai Pelatih Tim Nasional
- Piala Dunia FIFA: 1930 (Uruguay)
- Kejuaraan Sepak Bola Amerika Selatan:
- Juara kedua: 1941
- Juara ketiga: 1929, 1937
Suppici juga meraih berbagai penghargaan di turnamen regional lainnya dengan tim nasional Uruguay. Data mengenai rekor kepelatihannya di tim nasional adalah sebagai berikut:
Tahun Tim Nasional Pertandingan Menang Seri Kalah Gol Memasukkan Gol Kemasukan % Kemenangan Turnamen 1928-1932 Uruguay 12 6 2 4 24 16 50.00 - Copa Lipton 1928 - Juara kedua
- Copa Newton 1929 - Juara
- Copa Lipton 1929 - Juara
- Kejuaraan Sepak Bola Amerika Selatan 1929 - Juara ketiga
- Piala Dunia FIFA 1930 - Juara
- Taça Rio Branco 1931 - Juara kedua
- Taça Rio Branco 1932 - Juara kedua
>-
1935-1941 Uruguay (Periode ke-2) 24 11 1 12 47 46 45.83 - Copa Juan Mignaburu 1935 - Juara kedua
- Copa Juan Mignaburu 1936 - Juara kedua
- Copa Héctor Gómez 1936 - Juara
- Kejuaraan Sepak Bola Amerika Selatan 1937 - Juara ketiga
- Copa Newton 1937 - Juara kedua
- Copa Lipton 1937 - Juara kedua
- Copa Juan Mignaburu 1938 - Juara kedua
- Copa Héctor Gómez 1938 - Juara kedua
- Kejuaraan Sepak Bola Amerika Selatan 1939 - Juara kedua
- Taça Rio Branco 1940 - Juara
- Copa Héctor Gómez 1940 - Juara
- Copa Juan Mignaburu 1940 - Juara kedua
- Kejuaraan Sepak Bola Amerika Selatan 1941 - Juara kedua
>}
4. Julukan dan Warisan
Alberto Suppici meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah sepak bola, tidak hanya melalui pencapaiannya tetapi juga melalui identitas yang ia ciptakan.
4.1. Julukan 'Sang Profesor'
Alberto Suppici dikenal luas dengan julukan El Profesor (El ProfesorEl ProfesorBahasa Spanyol, Sang Profesor). Julukan ini bukanlah sekadar gelar kehormatan, melainkan cerminan dari pendekatan kepelatihannya yang metodis, berpengetahuan luas, dan berorientasi pada detail. Sebagai seorang "profesor," Suppici dianggap memiliki pemahaman yang mendalam tentang taktik permainan, pengembangan pemain, dan psikologi tim. Julukan ini mengindikasikan bahwa ia tidak hanya seorang pelatih, tetapi juga seorang pendidik dan mentor yang mampu menanamkan disiplin, strategi, dan semangat juang kepada para pemainnya.
4.2. Peringatan dan Dampak Selanjutnya
Warisan Alberto Suppici melampaui lapangan hijau. Salah satu bentuk peringatan paling nyata untuk menghormatinya adalah penamaan Estadio Profesor Alberto Suppici di Colonia del Sacramento, kota kelahirannya. Stadion ini menjadi monumen permanen bagi kontribusinya dan mengingatkan generasi baru akan sosok pelatih legendaris ini.
Dampak Suppici terhadap dunia sepak bola sangatlah besar. Sebagai pelatih pertama yang memenangkan Piala Dunia FIFA, ia menetapkan standar dan preseden untuk kompetisi global ini. Kemenangannya pada usia 31 tahun juga mengukir rekor sebagai pelatih termuda yang berhasil meraih gelar tersebut, sebuah rekor yang masih bertahan hingga saat ini. Di luar gelar dan rekor, Suppici dihormati atas integritasnya, seperti yang ditunjukkan oleh keputusannya yang berani untuk mencoret pemain bintang karena masalah disiplin sebelum Piala Dunia 1930. Hal ini mengirimkan pesan kuat tentang pentingnya komitmen dan etika dalam olahraga. Warisannya menginspirasi banyak pelatih dan pemain, menjadikan namanya identik dengan keunggulan, disiplin, dan dedikasi dalam sepak bola.5. Kematian
Alberto Suppici meninggal dunia pada tanggal 21 Juni 1981, di Montevideo, Uruguay, pada usia 82 tahun. Kepergiannya merupakan kehilangan besar bagi dunia sepak bola, khususnya di Uruguay. Berita wafatnya disambut dengan duka cita mendalam di kalangan penggemar, pemain, dan komunitas sepak bola yang lebih luas, yang mengenang kontribusinya yang tak ternilai bagi olahraga ini. Ia dikenang sebagai perintis dan seorang "Profesor" yang membentuk sejarah sepak bola Uruguay.