1. Overview
Alexandre Torreira da Gama Lima Casado (lahir 4 Januari 1968), yang dikenal luas sebagai Alexandre Gama, adalah seorang pelatih sepak bola berkebangsaan Brasil dan mantan pemain. Ia saat ini menjabat sebagai pelatih kepala Lamphun Warriors di Thai League 1. Gama dikenal sebagai salah satu pelatih paling sukses dalam sejarah sepak bola Thailand, setelah memenangkan berbagai gelar liga dan piala domestik bersama Buriram United dan Chiangrai United. Kariernya membentang di beberapa negara, termasuk masa kepelatihan di Uni Emirat Arab, Korea Selatan, Qatar, dan Thailand, serta peran penting dalam pembinaan tim junior di Brasil. Kontribusinya telah secara signifikan mengangkat standar dan profil sepak bola Thailand, menjadikannya figur sentral dalam pengembangan olahraga tersebut di kawasan tersebut.
2. Karier Bermain
Alexandre Gama, yang dikenal dengan nama panggilan "GAMA" selama karier bermainnya, memulai perjalanannya di kategori junior klub Fluminense pada tahun 1983. Di sana, ia meraih gelar juara Rio de Janeiro pada tahun 1988 dan Copa São Paulo de Futebol Júnior pada tahun 1989. Setelah kemenangan pertama tersebut, ia mulai bergabung dengan skuad profesional dan turut serta dalam keberhasilan memenangkan Piala Rio tahun 1990.
Tidak lama setelah itu, Gama dijual ke Bragantino, di mana ia menjadi bagian dari tim yang memenangkan Kejuaraan Paulista pada tahun yang sama dan mencapai final Kejuaraan Brasil pada tahun 1991. Setelah periode sukses di Brasil, ia melanjutkan kariernya di Eropa, di mana ia bermain hingga mengakhiri masa aktifnya sebagai pemain.
3. Karier Manajerial
Karier manajerial Alexandre Gama dimulai pada tahun 2002 dan telah membawanya melintasi berbagai klub dan tim nasional di beberapa benua.
3.1. Karier Awal dan Pembinaan Tim Junior
Alexandre Gama memulai karier kepelatihannya di divisi junior Fluminense pada tahun 2002. Di sana, ia meraih gelar Juara Anak-anak Carioca. Kemampuannya segera diakui, dan ia sempat menjadi pelatih interim tim utama setelah kepergian Robertinho. Pada tahun 2004, ia kembali untuk memimpin tim utama Fluminense sebagai pelatih interim menggantikan Ricardo Gomes. Saat itu, tim berada di posisi kedua terakhir di Kejuaraan Brasil. Di bawah arahannya, tim yang diperkuat pemain-pemain ternama seperti Romário, Edmundo, Ramon, Roger, dan Leonardo Moura ini berhasil bangkit dan finis di posisi kesembilan, mengamankan kualifikasi untuk Copa Sudamericana 2005. Ini adalah pencapaian signifikan mengingat kondisi awal tim. Gama kembali menukangi tim junior Fluminense antara tahun 2005 dan 2006, di mana ia memimpin tim meraih gelar Juara Dunia Junior pada turnamen yang diadakan di Uni Emirat Arab pada tahun 2005. Pada tahun 2005, ia juga sempat melatih tim junior Inter de Limeira.
3.2. Asisten Pelatih Klub dan Tim Nasional
Setelah kesuksesannya di level junior, Alexandre Gama melangkah ke posisi asisten pelatih dan pelatih kepala di klub-klub profesional. Pada tahun 2006, ia mengambil alih kepelatihan Al Wahda FC di Uni Emirat Arab hingga tahun 2008.
Ia kemudian kembali ke Brasil pada tahun 2008 untuk melatih dua klub di Rio de Janeiro, yaitu Macaé dan Volta Redonda. Namun, ia segera kembali ke sepak bola Asia. Antara tahun 2009 dan 2010, Gama menjabat sebagai asisten pelatih di Gyeongnam FC di Korea Selatan. Pengalamannya di Korea Selatan berlanjut ketika ia menjadi asisten pelatih tim nasional Korea Selatan pada tahun 2011, selama kualifikasi Piala Dunia 2014 di Brasil.
3.3. Pembinaan di Liga Brasil dan Qatar
Setelah periode di Korea Selatan, Alexandre Gama kembali ke Brasil pada tahun 2013, melatih Madureira di Campeonato Carioca dan Série D do Brasileiro, serta Duque de Caxias. Pada periode ini, ia terpilih sebagai pelatih terbaik ketiga di Campeonato Carioca 2013.
Pada awal tahun 2014, ia meninggalkan Brasil lagi untuk melatih Al-Shahaniya di Qatar. Di sana, ia berhasil membawa klub promosi ke Divisi Utama setelah 33 tahun upaya yang gagal. Prestasi ini menandai titik balik penting dalam karier manajerialnya, menunjukkan kemampuannya dalam mengangkat performa tim.
3.4. Kesuksesan di Sepak Bola Thailand
Setelah keberhasilannya di Qatar, Alexandre Gama direkrut oleh Buriram United pada 8 Juni 2014. Di sana, ia meraih kesuksesan luar biasa, menjadi juara nasional Thai Premier League dua kali berturut-turut pada tahun 2014 dan 2015. Selama masa pertamanya dengan Buriram hingga Mei 2016, ia memenangkan total enam gelar lainnya, termasuk Piala FA Thailand 2015, Piala Liga Thailand 2015, Kor Royal Cup 2015 dan 2016, Toyota Premier Cup 2016, dan Mekong Club Championship 2015.
Pada tahun 2017, ia pindah ke Chiangrai United dengan misi mengubah tim menjadi tim pemenang dan meraih gelar pertama dalam sejarah klub. Pada tahun pertamanya, ia berhasil membawa Chiangrai menjadi juara Chang FA Cup 2017. Tahun berikutnya, mereka memenangkan Kor Royal Cup 2018, Piala Liga Thailand 2018, dan Thailand Champions Cup 2018. Ia meninggalkan klub pada akhir tahun 2018 setelah memenangkan empat gelar.
Setelah itu, Gama mengambil alih tim Olimpiade Thailand U-23 pada November 2018, dengan misi membawa negara itu ke Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang. Ia bertanggung jawab selama sekitar enam bulan. Pada Juni 2019, ia menerima tawaran untuk melatih Muangthong United, yang saat itu mengalami kampanye buruk di liga Thailand. Gama berhasil menyelamatkan tim dari degradasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan memimpin mereka finis di posisi kelima.
Alexandre Gama dikenal sebagai pelatih paling sukses dalam sejarah sepak bola Thailand, dengan total 12 gelar dari 14 final yang diikutinya. Pada tahun 2015, ia terpilih sebagai Pelatih Thailand Terbaik di antara semua olahraga yang dipraktikkan di negara tersebut, sebuah penghargaan yang dianggap sebagai "Oscar olahraga Thailand". Prestise ini menjadikan Alexandre Gama salah satu nama terbesar di sepak bola Thailand saat ini. Ia kembali melatih Buriram United pada Oktober 2020 hingga November 2021.
3.5. Pembinaan di Liga Korea Selatan
Alexandre Gama kembali ke sepak bola Korea Selatan sebagai pelatih kepala Daegu FC pada 22 Desember 2021, mengambil alih posisi dari Lee Byung-keun. Namun, masa jabatannya singkat. Akibat performa tim yang kurang memuaskan, ia mengundurkan diri pada 14 Agustus 2022. Setelah kepergiannya, asisten pelatih Choi Won-kwon mengambil alih sebagai pelatih interim untuk sisa musim.
3.6. Aktivitas Terkini
Per 17 November 2022, Alexandre Gama telah kembali ke sepak bola Thailand dan saat ini menjabat sebagai pelatih kepala Lamphun Warriors di Thai League 1.
4. Statistik Manajerial
Berikut adalah statistik manajerial Alexandre Gama berdasarkan tim dan masa jabatannya:
Tim | Negara | Dari | Hingga | Rekor | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Pertandingan | Menang | Seri | Kalah | Persentase Menang | ||||||
Al-Wahda | الإمارات العربية المتحدةUni Emirat ArabBahasa Arab | 1 Juli 2006 | 30 Juni 2008 | 5 | 1 | 3 | 1 | 20.00% | ||
Buriram United | ประเทศไทยThailandBahasa Thai | 8 Juni 2014 | 22 Mei 2016 | 85 | 54 | 19 | 12 | 63.53% | ||
Chiangrai United | ประเทศไทยThailandBahasa Thai | 20 Oktober 2016 | 27 Oktober 2018 | 92 | 51 | 20 | 21 | 55.43% | ||
Thailand U21 | ประเทศไทยThailandBahasa Thai | 1 November 2018 | 30 November 2018 | 3 | 0 | 1 | 2 | 0.00% | ||
Thailand U23 | ประเทศไทยThailandBahasa Thai | 1 November 2018 | 11 Juni 2019 | 10 | 4 | 3 | 3 | 40.00% | ||
Muangthong United | ประเทศไทยThailandBahasa Thai | 12 Juni 2019 | 17 Oktober 2020 | 27 | 15 | 3 | 9 | 55.56% | ||
Buriram United | ประเทศไทยThailandBahasa Thai | 22 Oktober 2020 | 28 November 2021 | 43 | 31 | 5 | 7 | 72.09% | ||
Daegu | 대한민국Korea SelatanBahasa Korea | 22 Desember 2021 | 14 Agustus 2022 | 36 | 10 | 15 | 11 | 27.78% | ||
Lamphun Warriors | ประเทศไทยThailandBahasa Thai | 17 November 2022 | Sekarang | 85 | 34 | 21 | 30 | 40.00% | ||
Total Karier | 386 | 200 | 90 | 96 | 51.81% |
5. Prestasi
Alexandre Gama telah meraih berbagai gelar dan penghargaan baik sebagai asisten pelatih maupun sebagai manajer.
5.1. Sebagai Asisten Pelatih
; Korea Selatan
- Piala Asia AFC: Tempat ketiga (2011)
5.2. Sebagai Manajer
; Al-Wahda
- Liga Profesional UAE: Tempat kedua (2006)
- Piala Presiden UEA: Tempat kedua (2007)
- Liga Champions AFC: Tempat ketiga (2007)
; Buriram United
- Thai Premier League: Juara (2014, 2015)
- Piala FA Thailand: Juara (2015)
- Piala Liga Thailand: Juara (2015)
- Kor Royal Cup: Juara (2015, 2016)
- Toyota Premier Cup: Juara (2016)
- Mekong Club Championship: Juara (2015)
; Chiangrai United
- Piala FA Thailand: Juara (2017, 2018)
- Piala Liga Thailand: Juara (2018)
- Thailand Champions Cup: Juara (2018)
5.3. Penghargaan Individu
- Pelatih Terbaik Bulan Ini Thai Premier League/Thai League 1: Maret-April 2015, Juli 2019, Maret 2021, Oktober 2021
- Pelatih Terbaik Tahun Ini Thai Premier League: 2015
6. Penilaian dan Warisan
Alexandre Gama meninggalkan jejak yang signifikan dalam dunia sepak bola, terutama di Thailand, di mana ia diakui sebagai pelatih paling sukses dalam sejarah sepak bola negara tersebut. Kontribusinya tidak hanya terbatas pada perolehan trofi, melainkan juga dalam mengangkat standar dan profesionalisme klub-klub yang dilatihnya.
Di Buriram United, ia membangun tim yang dominan, meraih gelar liga berturut-turut dan berbagai piala domestik, menciptakan era keemasan bagi klub. Langkahnya ke Chiangrai United juga bersejarah, karena ia berhasil memimpin klub tersebut meraih gelar mayor pertama dalam sejarahnya, menunjukkan kemampuannya dalam mengembangkan dan mengubah tim menjadi kekuatan yang disegani. Perannya dalam menyelamatkan Muangthong United dari potensi degradasi juga menyoroti kemampuannya dalam mengatasi tantangan berat dan memberikan dampak instan.
Penghargaan "Pelatih Thailand Terbaik" pada tahun 2015, yang disebut sebagai "Oscar olahraga Thailand", menegaskan statusnya sebagai figur terkemuka tidak hanya di sepak bola tetapi juga di kancah olahraga nasional. Gama dikenal mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris, memfasilitasi interaksi dengan pemain dan staf dari berbagai latar belakang. Warisannya adalah pengembangan fondasi yang kuat untuk sepak bola Thailand, dengan metodologi dan mentalitas pemenang yang telah membentuk banyak pemain dan tim di liga tersebut. Ia terus menjadi nama besar dalam sepak bola Thailand hingga saat ini, berkat keberhasilan dan pengaruh jangka panjangnya.