1. Gambaran Umum
Amos Biwott (lahir 8 September 1947) adalah mantan atlet lari jarak jauh dari Kenya yang terkenal sebagai pemenang lari halang rintang 3000 meter di Olimpiade Musim Panas 1968 di Kota Meksiko. Kemenangan mengejutkannya, yang dicapai dengan teknik melompati rintangan yang sangat tidak lazim, menjadikannya pelopor bagi dominasi atlet-atlet Afrika Hitam dalam lari jarak jauh, khususnya di nomor lari halang rintang. Setelah karier atletiknya yang cemerlang, Biwott menghadapi kontroversi terkait dakwaan pencurian.
2. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Amos Biwott lahir pada 8 September 1947 di Nandi, Kenya. Dengan tinggi sekitar 1.81 m dan berat 66 kg, Biwott menunjukkan potensi atletik sejak awal. Sebelum Olimpiade 1968, ia hanya mengikuti tiga lomba lari halang rintang, menunjukkan bahwa latar belakangnya dalam nomor ini masih sangat terbatas.
3. Karier Atletik
Karier atletik Amos Biwott ditandai oleh kemenangannya yang fenomenal di Olimpiade 1968 dan perannya sebagai perintis bagi dominasi lari jarak jauh Afrika, meskipun performanya menurun di tahun-tahun berikutnya.
3.1. Olimpiade Mexico City 1968 dan Teknik Unik

Pada Olimpiade Musim Panas 1968 di Kota Meksiko, Amos Biwott meraih medali emas dalam nomor lari halang rintang 3000 meter. Kemenangan ini sangat mengejutkan mengingat ia hanya memiliki sedikit pengalaman dalam nomor tersebut sebelum Olimpiade. Biwott menjadi yang pertama dari serangkaian panjang pelari Kenya yang mendominasi lari halang rintang 3000 meter.
Teknik melompati rintangannya sangat tidak ortodoks dan digambarkan kasar atau bahkan "kartunis" oleh beberapa pengamat. Umumnya, pelari akan menempatkan satu kaki di atas penghalang lalu melompat. Namun, Biwott membersihkan rintangan dalam satu lompatan penuh tanpa menjejakkan kaki di atasnya. Dengan cara ini, ia mengurangi waktu untuk melintasi rintangan secara signifikan, memangkas waktu sekitar setengah detik atau bahkan 1.1 detik pada setiap penghalang. Keunikan teknik ini juga membuatnya menjadi satu-satunya pelari yang menyelesaikan babak kualifikasi dan final di Olimpiade dengan kaki benar-benar kering. Ia memenangkan final dengan catatan waktu 8 menit 51,02 detik, mengungguli rekan senegaranya Benjamin Kogo dengan selisih 0,6 detik. Kemenangan Biwott di Olimpiade Mexico City menandai awal era dominasi Afrika, khususnya Kenya, dalam lari jarak jauh, termasuk nomor lari halang rintang 3000 meter, sebuah dominasi yang berlanjut hingga kini, kecuali pada Olimpiade 1972 dan 1976 ketika Kenya tidak berpartisipasi.
3.2. Karier Pasca-Olimpiade
Setelah keberhasilannya di Olimpiade 1968, karier atletik Biwott secara bertahap meredup. Ia tidak pernah lagi memenangkan kejuaraan internasional. Pada Pesta Olahraga Persemakmuran 1970 di Edinburgh, ia berhasil meraih posisi ketiga. Namun, di Olimpiade Musim Panas 1972 di Munchen, ia hanya menempati posisi keenam. Kariernya diakhiri dengan finis di posisi kedelapan pada Pesta Olahraga Persemakmuran 1974 di Christchurch. Setelah itu, ia memutuskan untuk pensiun dari dunia atletik.
4. Karier Pasca-Atletik
Setelah pensiun dari dunia olahraga, Amos Biwott memulai babak baru dalam kehidupannya dengan berbagai pekerjaan, namun juga menghadapi beberapa kontroversi yang mempengaruhi citranya.
4.1. Pekerjaan dan Kontroversi
Setelah pensiun dari karier atletiknya, Amos Biwott bekerja di Dinas Penjara Kenya hingga tahun 1978. Namun, pada tahun yang sama, ia didakwa atas tuduhan pencurian, sebuah insiden yang digambarkan sebagai "pengkhianatan yang memalukan" dan memberikan dampak negatif terhadap citra publiknya. Setelah insiden tersebut, Biwott kemudian bekerja sebagai penjaga keamanan di sebuah stadion.
5. Kehidupan Pribadi
Amos Biwott menikah dengan Cherono Maiyo pada tahun 1973. Cherono Maiyo sendiri adalah salah satu wanita Kenya pertama yang berkompetisi di Olimpiade Musim Panas. Pasangan ini dikaruniai lima orang anak.
6. Prestasi dan Rekor Utama
Berikut adalah rangkuman prestasi utama Amos Biwott sepanjang karier atletiknya:
Tahun | Kompetisi | Lokasi | Nomor Lomba | Hasil | Catatan Waktu |
---|---|---|---|---|---|
1968 | Olimpiade Musim Panas 1968 | Kota Meksiko, Meksiko | 3000 m halang rintang | Emas | 8:51.0 |
1970 | Pesta Olahraga Persemakmuran 1970 | Edinburgh, Skotlandia | 3000 m halang rintang | Perunggu | 8:30.8 |
1972 | Olimpiade Musim Panas 1972 | Munchen, Jerman Barat | 3000 m halang rintang | 6th | 8:33.6 |
1974 | Pesta Olahraga Persemakmuran 1974 | Christchurch, Selandia Baru | 3000 m halang rintang | 8th | 8:41.4 |
Selain itu, Amos Biwott mencatat rekor pribadi terbaiknya (PB) dalam lari halang rintang 3000 meter dengan waktu 8:23.73 pada tahun 1972.
7. Warisan dan Penerimaan
Amos Biwott meninggalkan warisan yang signifikan dalam dunia atletik, terutama bagi Kenya dan benua Afrika, meskipun kariernya pasca-atletik dinodai oleh kontroversi.
7.1. Pengaruh pada Atletik Afrika
Amos Biwott dikenal sebagai sosok yang memelopori dominasi atlet-atlet Afrika, khususnya dari Afrika Hitam, dalam lari jarak jauh. Kemenangan tak terduganya di Olimpiade 1968, ditambah dengan teknik uniknya, membuka jalan bagi generasi pelari Kenya berikutnya untuk mengukir sejarah di nomor lari halang rintang 3000 meter. Sejak kemenangannya, Kenya telah menjadi kekuatan dominan di nomor ini dalam berbagai ajang internasional, termasuk Olimpiade, meskipun terjadi boikot pada edisi 1972 dan 1976. Ia adalah atlet pertama dari Kenya yang memenangkan emas dalam lari halang rintang.
7.2. Kritik dan Kontroversi
Meskipun prestasinya di lintasan sangat membanggakan, citra Amos Biwott sempat ternoda oleh kontroversi di luar jalur atletik. Pada tahun 1978, ia didakwa atas tuduhan pencurian, sebuah peristiwa yang secara luas dianggap sebagai "pengkhianatan yang memalukan" oleh publik. Insiden ini menyoroti sisi gelap dari kehidupan pasca-atletiknya dan menjadi bagian dari narasi yang lebih luas mengenai tantangan yang dihadapi oleh atlet setelah puncak karier mereka.