1. Masa Kecil dan Pendidikan Awal
Benito Pérez Galdós lahir dan menempuh pendidikan awal di Kepulauan Canaria sebelum pindah ke Madrid untuk melanjutkan studi dan memulai karier kepenulisannya.
1.1. Masa Kanak-kanak dan Jenjang Pendidikan
Benito Pérez Galdós dilahirkan pada 10 Mei 1843 di Calle Cano, Las Palmas de Gran Canaria, di sebuah rumah yang kini menjadi Casa-Museo Pérez Galdós. Ia adalah anak kesepuluh dan terakhir dari letnan kolonel Don Sebastián Pérez dan Doña Dolores Galdós. Dua hari setelah kelahirannya, ia dibaptis dengan nama Benito María de los Dolores di Gereja San Francisco de Asís.
Pérez Galdós mengenyam pendidikan di sekolah San Agustín, di mana ia diajar oleh guru-guru yang dididik berdasarkan prinsip-prinsip Pencerahan di Spanyol. Pada tahun 1862, setelah menyelesaikan studi menengahnya, ia melakukan perjalanan ke Tenerife untuk mendapatkan sertifikat bachillerato di bidang seni. Pada tahun yang sama, ia pindah ke Madrid untuk memulai gelar hukum, meskipun ia tidak menyelesaikannya.
1.2. Kegiatan Awal sebagai Penulis
Saat masih berkuliah di Madrid, Pérez Galdós sering mengunjungi Ateneo de Madrid dan berbagai perkumpulan intelektual serta seniman lainnya. Ia mulai mengenal kehidupan di Madrid dan menyaksikan peristiwa politik serta sejarah pada masa itu, yang kemudian tercermin dalam karya-karya jurnalistiknya dan novel-novel awalnya, seperti La Fontana de Oro (1870) dan El Audaz (1871).
Kehidupan Pérez Galdós cukup nyaman; ia tinggal bersama dua saudara perempuannya, kemudian di rumah keponakannya, José Hurtado de Mendoza. Ia memiliki kebiasaan bangun saat matahari terbit dan menulis secara teratur hingga pukul sepuluh pagi, menggunakan pensil karena ia menganggap penggunaan pena membuang-buang waktu. Setelah itu, ia sering berjalan-jalan di Madrid untuk menguping percakapan orang lain dan mengumpulkan detail untuk novel-novelnya. Ia tidak minum alkohol, tetapi merokok cerutu daun tanpa henti. Pada sore hari, ia membaca dalam bahasa Spanyol, Inggris, atau Prancis, lebih menyukai karya-karya klasik seperti William Shakespeare, Charles Dickens, Miguel de Cervantes, Lope de Vega, dan Euripides. Di kemudian hari, ia mulai membaca karya-karya Leo Tolstoy. Pada malam hari, ia kembali berjalan-jalan, kecuali jika ada konser, karena ia sangat menyukai musik. Ia tidur lebih awal dan jarang sekali pergi ke teater.
Menurut Ramón Pérez de Ayala, Pérez Galdós berpakaian santai dengan warna-warna gelap agar tidak mencolok. Pada musim dingin, ia akan mengenakan syal wol putih melilit lehernya, dengan cerutu setengah terisap di tangan, dan anjing Gembala Jerman di sampingnya saat duduk. Ia juga terbiasa memotong rambutnya sangat pendek dan, rupanya, sering menderita migrain parah.
Pada tahun 1865, ia mulai menerbitkan artikel di surat kabar La Nación yang membahas sastra, seni, musik, dan politik. Antara tahun 1861 dan 1867, ia menyelesaikan tiga drama, namun tidak ada yang diterbitkan pada waktu itu. Pada tahun 1868, terjemahan Pérez Galdós atas The Pickwick Papers memperkenalkan karya Dickens kepada publik Spanyol. Pada tahun 1870, Pérez Galdós diangkat sebagai editor La Revista de España dan mulai menyatakan pendapatnya tentang berbagai topik mulai dari sejarah dan budaya hingga politik dan sastra. Antara tahun 1867 dan 1868, ia menulis novel pertamanya, La Fontana de Oro, sebuah karya sejarah yang berlatar periode 1820-1823. Dengan bantuan uang dari iparnya, novel ini diterbitkan secara pribadi pada tahun 1870. Reaksi kritis awalnya lambat, tetapi akhirnya novel ini disebut sebagai awal dari fase baru dalam fiksi Spanyol, dan sangat dipuji karena kualitas sastra serta tujuan sosial dan moralnya.

2. Karya Sastra Utama dan Dunia Kepenulisan
Dunia karya sastra Galdós sangat luas, didominasi oleh novel-novel realisnya yang mendalam dan drama-drama yang memicu kontroversi sosial. Ia dikenal karena gaya penulisannya yang mendetail, karakter-karakter yang kompleks, dan kritik sosial yang tajam terhadap masyarakat Spanyol pada masanya.
2.1. Novel-novel
Pérez Galdós dikenal sebagai novelis realis terbesar Spanyol setelah Cervantes. Novel-novelnya mencampurkan tokoh-tokoh historis dan fiktif, yang merupakan hasil dari penelitian dokumenter yang cermat. Seperti dalam karya-karya Honoré de Balzac, beberapa tokoh sering muncul dalam beberapa novel, menciptakan alam semesta naratif yang saling terkait. Ia menunjukkan ketertarikan yang besar pada teknologi dan kerajinan, misalnya deskripsi panjang tentang pembuatan tali di La desheredada atau catatan detail tentang cara pahlawan wanita La de Bringas (1884) menyulam gambar dari rambut.
Galdós juga terinspirasi oleh Émile Zola dan naturalisme, di mana para penulis berusaha menunjukkan bagaimana karakter-karakter mereka dibentuk oleh interaksi hereditas, lingkungan, dan kondisi sosial. Kumpulan pengaruh ini mungkin paling jelas dalam Lo prohibido (1884-85), yang juga penting karena diceritakan dalam sudut pandang orang pertama oleh narator yang tidak dapat diandalkan dan meninggal selama jalannya cerita. Ini mendahului eksperimen serupa oleh André Gide seperti L'immoraliste.
Ia juga dipengaruhi oleh filsuf Karl Christian Friedrich Krause, yang menjadi terkenal di Spanyol melalui pendidik Francisco Giner de los Ríos. Salah satu contohnya terlihat dalam novelnya El Amigo Manso (1882), tetapi jelas juga bahwa kecenderungan mistis dari krausismo membawanya pada ketertarikan pada kebijaksanaan yang kadang ditunjukkan oleh orang-orang yang tampak gila. Ini adalah tema penting dalam karya-karya Pérez Galdós dari Fortunata y Jacinta dan seterusnya, misalnya dalam Miau (1888) dan novel terakhirnya La razón de la sinrazón.
Sepanjang karier sastranya, Pérez Galdós menarik kemarahan pers Katolik. Ia menyerang apa yang ia anggap sebagai penyalahgunaan kekuasaan agama yang mengakar dan dogmatis, bukan iman atau Kekristenan itu sendiri. Bahkan, kebutuhan akan iman adalah fitur yang sangat penting dalam banyak novelnya dan ada banyak potret simpatik para pendeta dan biarawati.

2.1.1. Episodios Nacionales
Salah satu proyek besar Pérez Galdós adalah Episodios Nacionales, sebuah seri novel sejarah epik yang menguraikan peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Spanyol yang dimulai dari Pertempuran Trafalgar pada tahun 1805. Seri ini terdiri dari 46 novel yang terbagi dalam lima seri, diterbitkan dari tahun 1873 hingga 1912.
Volume pertama berjudul Trafalgar dan muncul pada tahun 1873. Volume-volume berikutnya muncul secara tidak teratur, hingga novel keempat puluh enam dan terakhir, Cánovas, diterbitkan pada tahun 1912. Novel-novel sejarah ini laris manis, dan tetap menjadi dasar reputasi serta pendapatan Pérez Galdós pada masanya. Ia menggunakan penelitian yang cermat untuk menulis cerita-cerita ini, dan untuk mencapai keseimbangan serta perspektif yang lebih luas, Pérez Galdós sering mencari para penyintas dan saksi mata dari peristiwa aktual-seperti seorang pria tua yang pernah menjadi anak kapal di atas kapal Santísima Trinidad di Trafalgar, yang menjadi tokoh sentral dalam buku itu. Pérez Galdós seringkali kritis terhadap versi resmi peristiwa yang ia gambarkan, dan seringkali menghadapi masalah dengan Gereja Katolik, yang saat itu merupakan kekuatan dominan dalam kehidupan budaya Spanyol.
Penulis Meksiko-Spanyol Max Aub menyatakan:
: Jika semua materi sejarah tahun-tahun itu (abad ke-19) hilang, kecuali karya Galdós, itu tidak akan menjadi masalah. Ada kehidupan bangsa yang lengkap, hidup, nyata selama seratus tahun yang dicakup oleh cakar penulis. Ada, selamanya, ratusan dan ratusan karakter sejarah dan imajiner, yang satu sama benarnya dengan yang lain (...) Hanya yang terbesar di dunia, dan jari-jari cukup untuk menghitungnya, yang mencapai sebanyak itu. Dan bahkan lebih: Saya akan meninggalkannya dalam kemuliaan novel pada masanya bergandengan tangan dengan Tolstoy, karena, selain memberi kehidupan pada makhluk yang selalu hadir, mereka tahu bagaimana membawa ke permukaan kejeniusan tanah air mereka melalui perjuangan, kemuliaan, dan kemalangannya (...) Galdós telah melakukan lebih banyak untuk pengetahuan Spanyol oleh bangsa Spanyol (...) daripada semua sejarawan bersama-sama.
Novel-novel ini memberikan gambaran sekilas tentang pandangan liberal dan anti-klerus Pérez Galdós, yang kemudian semakin berkembang dalam novel-novel kontemporernya. Di antara seri ini, Tráfaĺgar dan Gerona dianggap sebagai mahakarya.
2.1.2. Novel Kontemporer Utama dan Novel Lanjut
Kritikus sastra José Fernández Montesinos mengklasifikasikan novel-novel Pérez Galdós lainnya ke dalam beberapa kelompok.
- Karya-karya Awal:**
- Novelas Españolas Contemporáneas (Novel Kontemporer Spanyol):**
Seri ini terdiri dari 22 novel yang memiliki hubungan longgar, dimulai dari La desheredada (1881) hingga Angel Guerra (1891), dan merupakan klaim utama penulis atas keunggulan sastra. Seri ini disatukan oleh penggunaan karakter-karakter berulang, yang diadaptasi dari La Comédie humaine karya Balzac.
- Fortunata y Jacinta (1886-87) adalah adikarya Galdós. Panjangnya hampir sama dengan War and Peace karya Tolstoy. Novel ini mengisahkan nasib empat karakter: seorang pemuda kaya raya, istrinya, kekasihnya dari kelas bawah, dan suami kekasihnya. Karakter Fortunata didasarkan pada seorang gadis nyata yang pertama kali dilihat Pérez Galdós di sebuah bangunan kontrakan di Madrid, sedang meminum telur mentah-yang merupakan cara pertemuan karakter fiksi tersebut. Novel ini secara simbolis merefleksikan revolusi moderat borjuis Spanyol tahun 1868 dan kegagalannya karena tidak adanya dukungan luas dari rakyat jelata.
- Miau (1888) menggambarkan sebuah keluarga sombong yang kehilangan sumber penghidupan setelah sang ayah, seorang pegawai negeri setengah baya, kehilangan pekerjaannya karena perubahan dalam pemerintahan, dan akhirnya melakukan bunuh diri. Novel ini menunjukkan kritik tajam Galdós terhadap birokrasi dan dampak perubahan politik pada kehidupan masyarakat biasa.
- Ángel Guerra (1891) adalah cerita tentang seorang pria yang tidak seimbang, yang berusaha memenangkan hati seorang wanita yang saleh dan sulit didekati, berpindah dari agnostisisme ke Katolisisme dalam prosesnya.
- La de Bringas (1884) dan Lo Prohibido (1884-85) adalah contoh lain yang penting dari seri ini.
- Novel-novel Lanjut dan Penyelidikan Psikologis:**
Banyak dari novel-novel ini ditulis dalam bentuk dialog.
- Tristana (1892)
- Nazarín (1895)
- Halma (1895)
- Misericordia (1897)
- El Abuelo (1897)
- La Razón de la Sinrazón (1915), novel terakhirnya.
2.2. Drama
Meskipun drama-drama Pérez Galdós umumnya dianggap kurang berhasil dibandingkan novel-novelnya, beberapa karyanya memiliki dampak signifikan pada sejarah realisme dalam teater Spanyol dan memicu kontroversi sosial yang meluas, terutama karena pandangan anti-klerikalisme yang kuat.
Drama dewasa pertama Pérez Galdós adalah Realidad, sebuah adaptasi dari novelnya dengan judul yang sama, yang telah ditulis dalam bentuk dialog. Pérez Galdós tertarik pada gagasan untuk melakukan kontak langsung dengan publik dan melihat serta mendengar reaksi mereka. Latihan dimulai pada Februari 1892. Teater itu penuh sesak pada malam pembukaan dan drama itu disambut dengan antusias. Namun, drama tersebut tidak mendapat pujian kritis universal karena realisme dialognya yang tidak sesuai dengan norma-norma teater pada waktu itu; dan pengaturan adegan di boudoir seorang pelacur, serta sikap yang tidak-Spanyol terhadap perzinahan seorang istri. Pers Katolik mencela penulis sebagai pengaruh yang sesat dan jahat. Drama itu dipentaskan selama dua puluh malam.
Pada tahun 1901, dramanya Electra menyebabkan badai kemarahan dan gelombang antusiasme yang sama hiperbolisnya. Seperti dalam banyak karyanya, Pérez Galdós menargetkan klerikalisme serta fanatisme dan takhayul tidak manusiawi yang dapat menyertainya. Pertunjukan itu terganggu oleh reaksi penonton dan penulis harus menerima banyak curtain call. Setelah malam ketiga, partai-partai konservatif dan klerikal mengorganisir demonstrasi di luar teater. Polisi turun tangan dan menangkap dua anggota organisasi pekerja yang bereaksi terhadap demonstrasi tersebut. Beberapa orang terluka akibat bentrokan itu dan, keesokan harinya, surat kabar terbagi antara dukungan liberal untuk drama tersebut dan kecaman Katolik/konservatif. Lebih dari seratus pertunjukan diberikan di Madrid saja dan drama tersebut juga dipentaskan di provinsi-provinsi. Pada tahun 1934, 33 tahun kemudian, kebangkitan di Madrid menghasilkan tingkat keributan dan kemarahan yang hampir sama.

3. Pemikiran dan Aktivitas Politik
Pérez Galdós memiliki ketertarikan yang berkembang dalam politik, meskipun ia awalnya tidak menganggap dirinya sebagai seorang politikus. Pandangan politiknya berevolusi dari liberalisme menjadi republikanisme, dan kemudian bersimpati pada sosialisme. Ia dikenal karena kritiknya terhadap kekuasaan agama konservatif dan penyalahgunaan kekuasaan oleh elite politik, yang tercermin dalam karya-karya sastranya.
3.1. Pandangan dan Keterlibatan Politik
Pérez Galdós awalnya menunjukkan minat yang lemah untuk terlibat langsung dalam politik. Namun, pandangan politiknya berkembang dari liberalisme, kemudian merangkul republikanisme, dan akhirnya condong ke sosialisme di bawah pengaruh Pablo Iglesias Posse.
Pada tahun 1886, Perdana Menteri Práxedes Mateo Sagasta menunjuknya sebagai wakil (in absentia) untuk kota dan distrik Guayama, Puerto Riko di parlemen Madrid. Ia tidak pernah mengunjungi tempat itu, tetapi ia memiliki seorang wakil yang menginformasikan kepadanya status wilayah tersebut, dan ia merasa berkewajiban untuk mewakili penduduknya dengan sungguh-sungguh. Penunjukan ini berlangsung selama lima tahun dan tampaknya memberinya kesempatan untuk mengamati secara langsung perilaku politik, yang kemudian menginspirasi adegan-adegan dalam beberapa novelnya.
Pada awal abad ke-20, ia bergabung dengan Partai Republikan dan terpilih sebagai wakil untuk Madrid Cortes mewakili Koalisi Republikan-Sosialis (Conjunción Republicano Socialista) dalam legislatur tahun 1907 dan 1910. Pada tahun 1909, bersama Pablo Iglesias, ia memimpin Koalisi Republikan-Sosialis, meskipun Pérez Galdós, yang "tidak merasa dirinya seorang politikus", segera menarik diri dari perjuangan "demi menit dan sandiwara" dan mengarahkan kembali energinya yang sudah berkurang ke novel dan teater. Pada tahun 1914, ia terpilih sebagai wakil republikan untuk Las Palmas de Gran Canaria.
Pada Maret 1914, sebuah dewan penghormatan nasional untuk Pérez Galdós dibentuk, terdiri dari tokoh-tokoh penting seperti Eduardo Dato (kepala pemerintahan), bankir Gustavo Bauer (perwakilan Rothschild di Spanyol), Melquiades Álvarez (kepala reformis), dan Duke of Alba, serta para penulis termasuk Jacinto Benavente, Mariano de Cavia, dan José Echegaray. Politikus seperti Antonio Maura atau Lerroux, serta perwakilan Gereja atau sosialis, tidak termasuk dalam dewan tersebut. Dewan ini didirikan untuk mengumpulkan uang guna membantu Pérez Galdós yang saat itu sudah buta sejak tahun 1912, mengalami kesulitan keuangan, dan semakin terganggu oleh penyakit. Pecahnya Perang Dunia I menyebabkan skema ini ditutup pada tahun 1916 dengan uang yang terkumpul kurang dari setengah dari yang dibutuhkan untuk melunasi utangnya. Namun, pada tahun yang sama, kementerian pendidikan publik menunjuknya untuk mengurus pengaturan peringatan tiga abad Cervantes, dengan tunjangan sebesar 1.00 K ESP per bulan. Meskipun acara tersebut tidak pernah terjadi, tunjangan itu berlanjut hingga akhir hayat Pérez Galdós.
Pada tahun 1918, ia bergabung dalam protes bersama Miguel de Unamuno dan Mariano de Cavia menentang sensor yang semakin ketat dan otoritarianisme yang datang dari monarki. Dalam aspek sastra, kekagumannya pada karya Tolstoy tercermin dalam spiritualisme tertentu dalam tulisan-tulisan terakhirnya dan, sejalan dengan pengaruh Rusia yang sama, ia tidak bisa menyembunyikan pesimisme tertentu terhadap nasib Spanyol, seperti yang dapat dirasakan dalam salah satu Episodios Nacionales terakhirnya, Cánovas (1912). Dalam karya ini, ia secara tajam mengkritik sistem politik Spanyol:
: Kedua partai yang telah sepakat untuk bergantian berkuasa secara damai adalah dua kawanan manusia yang hanya bercita-cita untuk merumput dari anggaran. Mereka tidak memiliki cita-cita, tidak ada tujuan luhur yang menggerakkan mereka, mereka tidak akan sedikit pun meningkatkan kondisi hidup ras yang tidak bahagia, sangat miskin, dan buta huruf ini. Mereka akan datang silih berganti, meninggalkan segalanya seperti sekarang, dan mereka akan membawa Spanyol ke keadaan konsumsi yang, pasti, akan berakhir dengan kematian. Mereka tidak akan mengatasi masalah agama, masalah ekonomi, maupun masalah pendidikan; mereka tidak akan melakukan apa pun selain birokrasi murni, kakikisme, pekerjaan rekomendasi yang mandul, bantuan kepada kroni-kroni, legislasi tanpa efikasi praktis apa pun, dan seterusnya dengan lentera kecil...-Benito Pérez Galdós, Cánovas, Madrid, 1912
3.2. Anti-Klerikalisme dan Kritikus Sosial
Pérez Galdós secara konsisten mengkritik kekuasaan agama konservatif di masyarakat Spanyol pada masanya. Ia menyerang penyalahgunaan kekuasaan agama yang mengakar dan dogmatis, bukan iman atau Kekristenan itu sendiri. Bahkan, ia juga menggambarkan banyak potret simpatik para pendeta dan biarawati dalam karyanya, menunjukkan bahwa kritiknya bukan terhadap agama secara personal, melainkan terhadap institusi dan dogma yang represif.
Pandangan kritis ini menyebabkan banyak kontroversi. Misalnya, novelnya Doña Perfecta (1876) secara eksplisit menggambarkan konflik antara liberalisme dan dogmatisme agama. Dramanya Electra (1901) bahkan memicu badai kemarahan dan antusiasme yang luar biasa. Dalam drama ini, Pérez Galdós menargetkan klerikalisme serta fanatisme dan takhayul tidak manusiawi yang dapat menyertainya. Pertunjukan tersebut sering terganggu oleh reaksi penonton, dan pers Katolik secara terbuka mencela penulis sebagai pengaruh yang sesat dan jahat. Kontroversi ini bahkan meluas ke demonstrasi di luar teater yang berakhir dengan bentrokan.
Melalui karya-karyanya, Galdós menunjukkan kecenderungan progresif yang kuat dan berfungsi sebagai kritikus sosial. Novel-novelnya seperti Fortunata y Jacinta dan Miau secara mendalam mengamati kondisi sosial, kemiskinan, dan hipokrisi kelas menengah, menyoroti dampak struktur sosial dan politik pada kehidupan individu. Ia dikenal karena realismenya yang tajam, menggambarkan kesombongan kelas menengah dan ketakutan akan kemiskinan, menyerupai gaya Charles Dickens.
4. Kehidupan Akhir dan Kematian
Pada tahun-tahun terakhir hidupnya, kesehatan Pérez Galdós memburuk. Ia menjadi buta pada tahun 1912, namun ia terus mendiktekan buku-bukunya hingga akhir hayatnya. Meskipun kondisi kesehatannya menurun, ia terus berkarya dan terlibat dalam isu-isu sosial.
Ia juga menghadapi kesulitan finansial. Seperti yang disebutkan sebelumnya, sebuah dewan penghormatan nasional dibentuk pada tahun 1914 untuk mengumpulkan dana demi membantunya melunasi utang. Namun, upaya ini terhambat oleh pecahnya Perang Dunia I.
Pérez Galdós dinominasikan untuk Hadiah Nobel Sastra selama lima tahun berturut-turut, dari 1912 hingga 1916, namun tidak pernah berhasil memenangkannya. Di antara mereka yang mencalonkannya adalah pemenang Nobel 1904, José Echegaray. Meskipun ia diakui secara luas sebagai salah satu penulis terbesar Spanyol, oposisinya terhadap otoritas agama dan pandangan progresifnya menyebabkan ia diboikot oleh sektor-sektor konservatif masyarakat Spanyol dan Katolik tradisionalis, yang tidak mengakui nilai sastrawinya.
Pérez Galdós meninggal dunia pada usia 76 tahun pada 4 Januari 1920 di Madrid. Tak lama sebelum kematiannya, sebuah patung untuk menghormatinya diresmikan di Parque del Buen Retiro, taman paling populer di Madrid, yang didanai semata-mata oleh sumbangan masyarakat. Sebuah upacara diadakan di mana Pérez Galdós, meskipun buta, berpartisipasi. Penulis yang kini buta itu meraba wajah patung tersebut dengan tangannya dan setelah mengenalinya, ia mulai menangis dan berkata kepada pematungnya, seorang teman dekatnya, "Luar biasa, temanku Macho, dan betapa miripnya aku!"
5. Warisan dan Penilaian
Benito Pérez Galdós meninggalkan warisan yang mendalam bagi sastra dan masyarakat Spanyol. Ia dianggap sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sastra realisme Spanyol, dan berbagai penilaian historis dan sosial telah mengukuhkan tempatnya sebagai salah satu penulis terbesar di negara tersebut.
5.1. Penilaian Positif dan Pengaruh
Benito Pérez Galdós secara luas dianggap sebagai salah satu novelis terbesar Spanyol setelah Miguel de Cervantes. Ia adalah tokoh sastra terkemuka di Spanyol abad ke-19 dan sering dibandingkan dengan penulis-penulis besar Eropa seperti Charles Dickens, Honoré de Balzac, dan Leo Tolstoy. Para cendekiawan yang mempelajari karyanya, yang dikenal sebagai "Galdosistas", menganggapnya sebagai versi Spanyol yang setara dengan para raksasa sastra tersebut.
Kontribusi Galdós terhadap sastra realisme Spanyol sangat signifikan. Ia menyajikan gambaran mendalam tentang masyarakat Spanyol pada masanya, dengan karakter-karakter yang kompleks dan narasi yang kaya detail. Novel-novelnya menampilkan pengetahuan yang terperinci tentang banyak kota, kota kecil, dan desa di seluruh Spanyol-seperti Toledo dalam Angel Guerra. Deskripsi berbagai distrik dan karakter dari kelas bawah yang ia temui di Madrid, terutama dalam Fortunata y Jacinta, mirip dengan pendekatan Dickens dan novelis realis Prancis seperti Balzac.
Pengaruhnya meluas ke generasi penulis dan pemikir selanjutnya, baik karena kekayaan naratifnya maupun karena kritik sosialnya yang tajam terhadap klerikalisme dan hipokrisi masyarakat.
5.2. Kritik dan Kontroversi
Meskipun pengakuan luas, karya, pemikiran, dan langkah politik Pérez Galdós juga menuai kritik dan kontroversi. Sepanjang karier sastranya, ia seringkali menarik kemarahan pers Katolik dan kalangan konservatif karena serangan-serangannya terhadap apa yang ia lihat sebagai penyalahgunaan kekuasaan agama yang mengakar dan dogmatis.
Kontroversi yang timbul dari anti-klerikalisme dan kecenderungan kiri-tengahnya seringkali sangat terbuka. Dramanya Electra (1901) adalah contoh paling mencolok, di mana pertunjukannya diwarnai demonstrasi dan bentrokan antara pendukung dan penentangnya. Kritik ini juga berujung pada boikot dari sektor-sektor konservatif masyarakat Spanyol dan Katolik tradisionalis, yang menolak mengakui nilai sastrawinya, bahkan ketika ia dinominasikan untuk Hadiah Nobel Sastra selama lima tahun berturut-turut (1912-1916). Beberapa pihak bahkan menilai bahwa pandangan politiknya yang cenderung kiri menjadi alasan utama ia tidak berhasil meraih Hadiah Nobel.
6. Adaptasi Media
Novel-novel Benito Pérez Galdós telah banyak diadaptasi ke dalam berbagai bentuk media, terutama film, menunjukkan relevansi dan daya tarik abadi dari karya-karyanya.
Beberapa adaptasi film yang terkenal antara lain:
- Beauty in Chains (Doña Perfecta) disutradarai oleh Elsie Jane Wilson pada tahun 1918.
- Viridiana (1961), sebuah film terkenal karya Luis Buñuel, didasarkan pada novel Halma.
- Buñuel juga mengadaptasi novel Galdós lainnya, yaitu Nazarín (1959) dan Tristana (1970).
- La Duda difilmkan pada tahun 1972 oleh Rafael Gil.
- El Abuelo (1998), yang difilmkan oleh José Luis Garci, dirilis secara internasional setahun kemudian. Film ini sebelumnya telah diadaptasi sebagai film Argentina berjudul El Abuelo (1954).
- Pada tahun 2018, sutradara Sri Lanka Bennett Rathnayke menyutradarai adaptasi film Nela.
7. Peringatan dan Penghormatan
Benito Pérez Galdós dihormati di Spanyol melalui berbagai monumen, museum, dan bahkan mata uang, yang menunjukkan tempat pentingnya dalam sejarah dan budaya Spanyol.
Sebuah patung untuk menghormatinya diresmikan di Parque del Buen Retiro, taman paling populer di Madrid. Patung ini sepenuhnya didanai oleh sumbangan publik.
Museum Pérez Galdós (Casa-Museo Pérez GaldósCasa-Museo Peres GaldosBahasa Spanyol) terletak di Triana, di pusat Las Palmas de Gran Canaria. Rumah tempat Pérez Galdós dilahirkan diakuisisi pada tahun 1954 oleh cabildo de Gran Canaria (pemerintah pulau Gran Canaria), dan diresmikan pada 9 Juli 1960 oleh María Pérez Galdós Cobián, putri sang penulis. Di museum ini, pengunjung dapat melihat rumah tempat penulis tumbuh, serta tampilan dokumen, perabotan, alat musik, lukisan, dan foto-foto yang dimiliki oleh penulis dan keluarganya. Tujuan museum ini adalah pelestarian, studi, dan penyebaran warisan Pérez Galdós. Manajemen museum telah mendukung kongres internasional, konferensi, dan pameran, serta mengembangkan lini penerbitan. Museum ini juga memiliki perpustakaan dengan banyak karya Pérez Galdós dalam berbagai bahasa, serta koleksi lengkap penulis.
Selain itu, potret Benito Pérez Galdós juga pernah digunakan pada uang kertas 1000 peseta Spanyol yang diterbitkan mulai tahun 1982, menunjukkan pengakuan publik atas pentingnya tokoh ini.
8. Daftar Karya
Berikut adalah daftar karya-karya Benito Pérez Galdós, dikategorikan berdasarkan genre.
8.1. Novel
- La Fontana de Oro (1870)
- La Sombra (1871)
- El Audaz (1871)
- Doña Perfecta (1876)
- Gloria (1877)
- Marianela (1878)
- La Familia de León Roch (1878)
- La Desheredada (1881)
- El Amigo Manso (1882)
- El Doctor Centeno (1883)
- Tormento (1884)
- La de Bringas (1884)
- Lo Prohibido (1884-85)
- Fortunata y Jacinta (1886-87)
- Celín, Tropiquillos y Theros (1887)
- Miau (1888)
- La Incógnita (1889)
- Torquemada en la Hoguera (1889)
- Realidad (1889)
- Ángel Guerra (1891)
- Tristana (1892)
- Torquemada en la Cruz (1893)
- La Loca de la Casa (1893)
- Torquemada en el Purgatorio (1894)
- Torquemada y San Pedro (1895)
- Nazarín (1895)
- Halma (1895)
- Misericordia (1897)
- El Abuelo (1897)
- Casandra (1905)
- El Caballero Encantado (1909)
- La Razón de la Sinrazón (1915)
8.2. Episodios Nacionales
- Episodios Nacionales (Seri utama, 46 volume)
8.3. Drama
- Quien Mal Hace, Bien no Espere (1861, hilang)
- La Expulsión de los Moriscos (1865, hilang)
- Un Joven de Provecho (1867?, diterbitkan tahun 1936)
- Realidad (1892)
- La Loca de la Casa (1893)
- Gerona (1893)
- La de San Quintín (1894)
- Los Condenados (1895)
- Voluntad (1896)
- Doña Perfecta (1896)
- La Fiera (1897)
- Electra (1901)
- Alma y Vida (1902)
- Mariucha (1903)
- El Abuelo (1904)
- Barbara (1905)
- Amor y Ciencia (1905)
- Pedro Minio (1908)
- Zaragoza (1908)
- Casandra (1910)
- Celia en los Infiernos (1913)
- Alceste (1914)
- Sor Simona (1915)
- El Tacaño Salomón (1916)
- Santa Juana de Castilla (1918)
- Antón Caballero (1922, belum selesai)
8.4. Cerpen
- Una industria que vive de la muerte. Episodio musical del cólera (1865)
- Necrología de un proto-tipo (1866)
- La conjuración de las palabras. Cuento alegórico (1868)
- El artículo de fondo (1871)
- La mujer del filósofo (1871)
- La novela en el tranvía (1871)
- Un tribunal literario (1872)
- Aquél (1872)
- La pluma en el viento o el viaje de la pluma (1873)
- En un jardín (1876)
- La mula y el buey (1876)
- El verano (1876)
- La princesa y el granuja (1877)
- El mes de junio (1878)
- Theros (1883)
- La tienda-asilo (1886)
- Celín (1889)
- Tropiquillos (1893)
- El Pórtico de la Gloria (1896)
- Rompecabezas (1897)
- Rura (1901)
- Entre copas (1902)
- La república de las letras (1905)
8.5. Lain-lain
- Crónicas de Portugal (1890)
- Discurso de Ingreso en la Real Academia Española (1897)
- Memoranda, Artículos y Cuentos (1906)
- Política Española I (1923)
- Política Española II (1923)
- Arte y Crítica (1923)
- Fisonomías Sociales (1923)
- Nuestro Teatro (1923)
- Cronicón 1883 a 1886 (1924)
- Toledo. Su historia y su Leyenda (1927)
- Viajes y Fantasías (1929)
- Memorias (1930)
9. Karya yang Diterjemahkan
Berikut adalah daftar karya-karya Benito Pérez Galdós yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, di Inggris Raya dan Amerika Serikat.
9.1. Di Britania Raya
9.1.1. Novel
- Gloria (1879, Remington and Co.; 1883, Trübner & Co.)
- Doña Perfecta, a tale of Modern Spain (1886, Samuel Tinsley)
- Marianela (1893, Digby, Long)
- Doña Perfecta (1894, The Fisher Unwin; 1999, Widenfeld & Nicolson Ltd.; 2009, Oxbow Books)
- The Spendthrifts (La de Bringas) (1951, Weidenfeld & Nicolson; 1953, Reader's Union)
- Torment (Tormento) (1952, Widenfeld & Nicolson Ltd.)
- Miau (1963, Methuen)
- Fortunata and Jacinta: Two Stories of Married Women (Fortunata y Jacinta) (1973, Penguin Books)
- La desheredada (1976, The Folio Society)
- Torquemada on the Fire (Torquemada en la hoguera) (1985, University of Glasgow)
- Fortunata and Jacinta (Fortunata y Jacinta) (1987, Viking; 1992, Cambridge University Press; 1998, Penguin Books)
- Torquemada (1988, André Deutsch)
- Nazarín (1993, Oxford University Press)
- Misericordia (1995, Dedalus; 2007, Isidora. Revista de Estudios Galdosianos; 2013, Ediciones)
- That Bringas Woman: The Bringas Family (La de Bringas) (1996, Phoenix)
- Tristana (1996, Bristol Classical Press; 1998, Duckworth Publishers; 1998, Bloomsbury Publishing; 2016, Manchester University Press)
- Inferno (Tormento) (1998, Phoenix House (Weidenfeld & Nicolson))
- Halma (2015, Cambridge Scholars Publishing)
9.1.2. Episodios Nacionales
- Trafalgar (1905/1921/1951, Cambridge University Press)
9.1.3. Drama
- Meow. A Tragicomedy (Miau) (2014, Aris & Phillips Hispanic Classics)
9.1.4. Cerpen
- The Conspiracy of Words (La conjuración de las palabras) (2007, Isidora. Revista de Estudios Galdosianos)
9.2. Di Amerika Serikat
9.2.1. Novel
- Gloria (1882, William S. Gottsberger Publisher; 2012, Editorial Rarebooksclub)
- Doña Perfecta (1884, Gottsberger; 1883, George Munro; 1885, Harper & Brothers Publishers; 1940, P. F. Collier & Son; 1960, Barron's Educational Series, Inc.; 2013, Editorial Rarebooksclub)
- Marianela (1883, William S. Gottsberger Publisher; 2013, Editorial Rarebooksclub; 2015, Scholar's Choice Publisher)
- La familia de León Roch (1888, William S. Gottsberger Publisher)
- Marianela: A Story of Spanish Love (Marianela) (1892, A.C. McClurg and Company)
- The Spendthrifts (La de Bringas) (1952, Farrar Straus & Young; 2013, Editorial Rarebooksclub)
- Tristana (1961, R. R. Smith; 2014, Review Books Classics)
- Compassion (Misericordia) (1962, Frederick Ungar Publishing Co.)
- El amigo Manso (1963, Oxford University Press)
- Miau (1970, Oxford University Press)
- León Roch: a Romance (La familia de León Roch) (1974, Howard Ferting)
- The Shadow (La sombra) (1980, Ohio University Press)
- Fortunata and Jacinta: Two Stories of Married Women (Fortunata y Jacinta) (1986, University of Georgia Press)
- Torquemada novels: Torquemada at the Stake - Torquemada on the Cross - Torquemada in Purgatory - Torquemada and Saint Peter (Torquemada en la hoguera. Torquemada en la Cruz. Torquemada en el Purgatorio. Torquemada y San Pedro) (1986, Columbia University Press)
- The Golden Fountain Café: a Historic Novel of the XIXth Century (La Fontana de Oro) (1989, Latin American Literary Review Press)
- Our Friend Manso (El amigo Manso) (1987, Columbia University Press)
- Ángel Guerra (1990, Edwin Mellen Press)
- The Unknown (La incógnita) (1991, Edwin Mellen Press)
- Reality (Realidad) (1992, Edwin Mellen Press)
- The Cape of Don Francisco Torquemada: 1.Torquemada in the Bonfire. 2. Torquemada on the Cross. 3. Torquemada in Purgatory. 4. Torquemada and Saint Peter (Torquemada en la hoguera. Torquemada en la Cruz. Torquemada en el Purgatorio. Torquemada y San Pedro) (1996, Borgo Press)
- Nazarín (1997, Latin American Literary Review Press)
- Torquemada at the Stake (Torquemada en la hoguera) (2004, Dover)
- Dona Perfecta (Doña Perfecta) (2009, ReadHowYouWant Publisher; 2014, Independent Publishing-Platform)
- Halma (2010, Nabu Press)
- Misericordia (2017, Editorial Rarebooksclub)
- Leon Roch: a Romance. Volume 1. (La familia de León Roch) (2018, Franklin Classics Trade Press)
9.2.2. Kompilasi
- Benito Pérez Galdós. Best Novels (2017, Editorial Rarebooksclub)
9.2.3. Episodios Nacionales
- Trafalgar. A Tale (1884, William S. Gottsberger Publisher; 1993, H. Fertig)
- The Court of Charles IV. A Romance of the Escorial (La Corte de Carlos IV) (1886, William S. Gottsberger Publisher; 1993, H. Fertig)
- La batalla de los Arapiles (1985, J. B. Lippincott)
- Saragossa. A History of Spanish Valor (Zaragoza) (1899, Little, Brown and Company)
- The Campaign of the Maestrazgo (La campaña del Maestrazgo) (1990, Longwood Academic)
- Gerona (1993, Edwin Mellen Press; 20115, Scholar's Select. Palala Press. Goodreads)
- A Royalist Volunteer (Un voluntario realista) (Edwin Mellen Press)
- Juan Martin el Empecinado (2009, Nabu Press)
- El Grande Oriente (2009, Nabu Press)
- Aita Tettuaen (2009, Editorial Rarebooksclub)
- The Court of Charles IV (La Corte de Carlos IV) (2009, Editorial Rarebooksclub)
- Saragossa (Zaragoza) (2015, Editorial Rarebooksclub)
- Trafalgar (2016, Editorial Rarebooksclub)
9.2.4. Drama
- The Grandfather. Drama in five acts (El abuelo) (1910, Poet Lore XXXI; 2017, Editorial Rarebooksclub)
- Electra (1911, The Drama; 1919, R. G. Badger in Contemporary Spanish Dramatists)
- The Duchess of San Quintín, Daniela (La de San Quintín) (1928, D. Appleton and Company)
- Marianela (2014, Stone Cottage Theater)
- The Duchess of San Quintín: a play in three acts (La de San Quintín) (2016, Juan de la Cuesta Cop)