1. Gambaran Umum
Ben Feringa adalah seorang kimiawan organik sintetik Belanda yang telah memberikan kontribusi signifikan pada bidang nanoteknologi molekuler dan katalisis homogen. Karyanya yang paling terkenal adalah pengembangan mesin molekuler, sebuah pencapaian yang membuatnya dianugerahi Hadiah Nobel Kimia pada tahun 2016. Penelitiannya tidak hanya mendorong batas-batas kimia, tetapi juga membuka jalan bagi aplikasi inovatif di berbagai bidang, mulai dari ilmu material hingga kedokteran.

2. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Bernard Lucas Feringa lahir pada 18 Mei 1951, sebagai anak kedua dari sepuluh bersaudara dalam keluarga Katolik. Orang tuanya adalah seorang petani bernama Geert Feringa (1918-1993) dan Lies Feringa née Hake (1924-2013). Ia memiliki keturunan Belanda dan Jerman.
2.1. Masa Kecil dan Pendidikan
Feringa menghabiskan masa mudanya di pertanian keluarganya yang terletak persis di perbatasan dengan Jerman, di Barger-Compascuum di Bourtange moor. Salah satu leluhurnya adalah pemukim Johann Gerhard Bekel.
Ia menempuh pendidikan tinggi di Universitas Groningen, tempat ia meraih gelar Master of Science (MSc) dengan predikat istimewa pada tahun 1974. Ia kemudian melanjutkan studi doktoralnya di universitas yang sama dan memperoleh gelar PhD pada tahun 1978. Disertasi doktoralnya berjudul "Oksidasi asimetris fenol. Atropisomerisme dan aktivitas optik". Selama masa studinya, salah satu mentor utamanya adalah Hans Wijnberg.
3. Karier
Karier profesional Ben Feringa mencakup periode penting di industri dan akademisi, yang berpuncak pada perannya sebagai salah satu ilmuwan terkemuka di bidang kimia molekuler.
3.1. Karier Akademis
Setelah periode singkat di industri, Feringa kembali ke Universitas Groningen pada tahun 1984 sebagai dosen. Empat tahun kemudian, pada tahun 1988, ia diangkat menjadi Profesor Penuh, menggantikan Profesor Wijnberg. Sejak itu, ia memegang jabatan sebagai Profesor Terkemuka Jacobus van 't Hoff di bidang Ilmu Molekuler di Institut Kimia Stratingh, Universitas Groningen. Ia juga merupakan Profesor Akademi di Akademi Seni dan Ilmu Pengetahuan Kerajaan Belanda (KNAW), di mana ia pernah menjabat sebagai wakil presiden dan Ketua Dewan Divisi Sains.
3.2. Pengalaman Industri
Setelah menyelesaikan gelar PhD-nya pada tahun 1978, Feringa menghabiskan waktu singkat bekerja di Shell di Belanda dan Britania Raya. Keterlibatannya dengan sektor swasta juga mencakup perannya sebagai salah satu pendiri perusahaan riset kontrak bernama Selact, yang kemudian menjadi bagian dari Kiadis. Selact awalnya didirikan untuk menyediakan layanan di bidang sintesis organik, tetapi kemudian mengembangkan metode skrining berdaya tinggi.
4. Penelitian dan Kontribusi
Penelitian Ben Feringa telah secara fundamental membentuk bidang nanoteknologi molekuler dan katalisis, dengan fokus pada penciptaan sistem kimia yang kompleks dan dinamis yang memiliki potensi aplikasi luas.
4.1. Mesin dan Motor Molekuler
Kontribusi paling revolusioner dari Feringa adalah pengembangan motor putar molekuler searah pertama di dunia pada tahun 1990-an. Karya ini, yang diterbitkan di jurnal Nature pada tahun 1999, menunjukkan bagaimana kiralitas memainkan peran penting dalam mencapai fungsi yang sama dengan yang dicapai oleh alam, seperti rotasi searah retinal dalam rodopsin. Penelitian ini menjadi dasar bagi komponen kunci nanoteknologi molekuler di masa depan, yaitu nanomesin dan nanorobot yang ditenagai oleh motor molekuler.
Kemudian, pada tahun 2011, ia bersama timnya menciptakan "nanocar" molekuler, sebuah molekul yang memiliki roda berbasis motor molekuler dan terbukti dapat bergerak di permukaan padat ketika dikenai arus listrik dari ujung mikroskop pemindai terowongan (STM). Penemuan ini mendapat sorotan luas di media internasional dan dipilih oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok sebagai salah satu dari 10 penemuan besar dalam sains di seluruh dunia.
4.2. Sakelar Molekuler dan Nanoteknologi
Feringa juga melakukan pekerjaan penting pada sakelar molekuler. Ia menemukan bahwa pengenalan awal sakelar molekuler kiral optik, berdasarkan desain alkena kiral yang terlalu padat dan demonstrasi pengalihan molekuler yang dikontrol secara optik serta amplifikasi kiralitas dalam sistem mesoskopik, mengarah pada motor putar molekuler di mana kiralitas memainkan peran penting dalam mencapai fungsi yang sama dengan yang dicapai oleh alam.
Aplikasi sakelar molekuler yang dikembangkan dalam kelompoknya mencakup material responsif dan permukaan, kristal cair, perangkat elektrokromik untuk optoelektronik, DNA yang dapat diubah dengan cahaya sebagai stik memori molekuler, gel responsif, polimer, dan saluran protein yang dapat diaktifkan dengan cahaya untuk sistem penghantaran obat skala nano. Selain itu, karyanya juga mencakup sensor anion, katalis responsif, dan fotofarmakologi, serta pendekatan baru menggunakan obat-obatan responsif terhadap agen antikanker, pengobatan antibiotik dan resistensi antibiotik, serta pembentukan biofilm.
Menghubungkan motor molekuler dengan dunia makroskopis melalui perakitan permukaan pada nanopartikel emas dan film emas makroskopis telah menunjukkan bahwa motor berfungsi saat terikat secara kimiawi pada permukaan, sebuah hasil kunci untuk nanomesin masa depan seperti ban berjalan molekuler. Eksperimen yang melibatkan doping kristal cair dengan motor molekuler menunjukkan bahwa gerakan motor dapat dimanfaatkan untuk membuat objek makroskopis berputar pada film kristal cair dan mendorong sistem molekuler keluar dari kesetimbangan. Beberapa penemuan ini terpilih dalam daftar penemuan kimia paling penting tahun ini oleh Chemical & Engineering News.
Menuju disiplin kimia sistem di masa depan, pengembangan katalis kiral bertahap yang mencakup sistem supramolekuler terintegrasi yang menyatukan pengenalan molekuler, transfer kiralitas, katalisis, kontrol stereoelektronik, dan enansioselektivitas, sementara semua proses ini dapat diaktifkan atau dinonaktifkan melalui fungsi motor internal, memindahkan desain dan aplikasi motor molekuler ke tingkat kecanggihan yang sama sekali baru.
4.3. Katalisis dan Stereokimia
Selain motor dan sakelar molekuler, karya Feringa telah melintasi banyak disiplin ilmu. Karier awalnya berfokus pada katalisis homogen dan katalisis oksidasi, dan terutama pada stereokimia dengan kontribusi besar di bidang katalisis enansioselektif, termasuk ligan monophos yang digunakan dalam hidrogenasi asimetris, adisi konjugat asimetris dari reagen organometalik, termasuk reagen organolitium yang sangat reaktif, serta fotokimia dan stereokimia organik.
Ia juga meneliti penggunaan fosforamidit sebagai ligan dalam katalisis asimetris, di mana kontrol stereokimia yang sangat baik dicapai dalam pembentukan ikatan C-C yang dikatalisis oleh tembaga, yang mengarah pada terobosan dalam adisi konjugat asimetris katalitik. Karena fosforamidit telah digunakan dalam industri, baru-baru ini mereka memanfaatkannya sebagai reagen awal untuk pembentukan ikatan C-P asimetris. Secara tradisional, ligan kiral eksternal digunakan untuk induksi kiral dalam reaksi kopling C-P, tetapi koordinasi kompetitif senyawa fosfor awal dan akhir dengan katalis logam, bersama dengan ligan kiral eksternal, mengurangi enansioselektivitas. Karena fosforamidit yang mengandung BINOL memiliki sifat ligan kiral intrinsik dan secara bersamaan dapat berfungsi sebagai substrat, mereka berhipotesis bahwa mereka akan meningkatkan stereoselektivitas dalam proses kopling C-P dengan senyawa aril, dan data mengkonfirmasi hipotesis tersebut.
Selain itu, banyak karya penting lainnya adalah radiasi elektromagnetik kiral untuk menghasilkan enansioselektivitas, gelator berbobot molekul rendah, pencitraan porfirin dengan STM, perakitan mandiri yang diinduksi pengeringan, sintesis organik, spektroskopi CD, katalisis asimetris, eksplorasi asal-usul kiralitas termasuk kemungkinan sumber luar bumi, dan berbagai aspek ilmu permukaan termasuk modifikasi permukaan, kontrol energi permukaan, dan lapisan porfirin.
4.4. Aplikasi Teknologi Molekuler
Teknologi molekuler yang dikembangkan oleh Feringa dan timnya memiliki berbagai aplikasi praktis yang menjanjikan di various sektor:
- Ilmu Material:** Pengembangan material responsif dan permukaan yang dapat diubah secara dinamis, kristal cair yang dapat dikontrol, dan polimer dengan sifat yang dapat diatur.
- Optoelektronik:** Penciptaan perangkat elektrokromik dan DNA yang dapat diubah dengan cahaya yang berfungsi sebagai stik memori molekuler.
- Kedokteran dan Penghantaran Obat:** Pengembangan saluran protein yang dapat diaktifkan dengan cahaya untuk sistem penghantaran obat skala nano, serta pendekatan baru dalam fotofarmakologi dan pengembangan obat-obatan responsif untuk agen antikanker, pengobatan antibiotik, dan penanganan resistensi antibiotik serta pembentukan biofilm.
- Sensor:** Pengembangan sensor anion yang responsif.
- Katalisis:** Penciptaan katalis responsif yang dapat diaktifkan atau dinonaktifkan melalui fungsi motor internal, memungkinkan kontrol yang lebih canggih dalam reaksi kimia.
Aplikasi ini menunjukkan potensi besar teknologi molekuler Feringa untuk memberikan manfaat sosial yang signifikan, mulai dari pengembangan obat-obatan yang lebih efektif hingga material yang lebih cerdas dan efisien.
5. Penghargaan dan Kehormatan
Ben Feringa telah menerima berbagai penghargaan dan pengakuan atas pencapaian ilmiahnya yang luar biasa, mencerminkan dampaknya yang mendalam pada bidang kimia dan ilmu molekuler.

5.1. Hadiah Nobel
Pada 20 Desember 2016, Feringa secara bersama-sama menerima Hadiah Nobel Kimia bersama Jean-Pierre Sauvage dan J. Fraser Stoddart, atas karya mereka dalam mesin molekuler. Kutipan spesifik untuk penghargaan ini adalah "untuk desain dan sintesis mesin molekuler". Feringa telah lama dianggap sebagai kandidat peraih Hadiah Nobel, bahkan serial animasi The Simpsons memasukkannya dalam daftar kandidat pada tahun 2010.
5.2. Penghargaan Ilmiah dan Akademis Utama
Feringa telah dianugerahi banyak penghargaan ilmiah dan akademis penting lainnya, antara lain:
- Novartis Chemistry Lectureship Award (2000-2001)
- Körber European Science Prize (2003)
- Arun Guthikonda Memorial Lecture & Award (Universitas Columbia) (2003)
- Spinoza Prize (2004)
- Prelog Gold Medal (ETH-Zürich) (2005)
- Solvias Ligand Contest Award (berbagi dengan John Hartwig, Universitas Yale) (2005, 2010)
- James Flack Norris Award dalam Kimia Organik Fisik dari American Chemical Society (2007)
- Paracelsus Award dari Swiss Chemical Society (2008)
- European Research Council Advanced Grant (2008, 2016)
- Chirality Medal (2010)
- Organic Stereochemistry Award dari Royal Society of Chemistry (2011)
- Decennial Van't Hoff Medal dari Genootschap ter Bevordering van de Natuur-, Genees-, en Heelkunde, Belanda (2011)
- Arthur C. Cope Scholar Award (2012, 2015)
- Nagoya Medal of Organic Chemistry (2012, 2013)
- Grand Prix Scientifique Cino del Duca dari Akademi Ilmu Pengetahuan Prancis (2012)
- Humboldt Award dari Alexander von Humboldt Foundation (2012)
- Lily European Distinguished Science Award (2013)
- Yamada-Koga Award (2013)
- Royal Society of Chemistry Award for distinguished service (2013)
- Marie Curie Medal dari Polish Chemical Society (2013)
- Theodor Föster Award dari German Chemical Society (GDCh) & Bunsen-Society for Physical Chemistry (2014)
- Netherlands Catalysis and Chemistry Award (2015)
- "Chemistry for the Future Solvay Prize" (2015)
- Hoffman Medal dari German Chemical Society (2016)
- Tetrahedron Prize dari Elsevier (2016)
- Centenary Prize dari Royal Society of Chemistry (2017)
- European Gold Medal dari European Chemical Society (EuChemS) (2018)
- Raman Chair dari Indian Academy of Sciences (2019), posisi kehormatan untuk memberikan kuliah dan berinteraksi dengan komunitas riset di India.
- Gelar doktor kehormatan dari Universitas Johannesburg (2019) atas kontribusinya pada bidang kimia dan komunitas ilmiah.
5.3. Keanggotaan Organisasi dan Keanggotaan Ilmiah
Feringa adalah anggota dari berbagai perkumpulan kimia dan ilmiah terkemuka:
- Royal Society of Chemistry (Fellow pada 1998, Anggota Dewan pada 2013)
- American Academy of Arts and Sciences (Anggota Kehormatan Internasional pada 2004)
- Akademi Seni dan Ilmu Pengetahuan Kerajaan Belanda (KNAW) (Anggota Terpilih sejak 2006, Profesor Akademi sejak 2008). Di KNAW, Feringa menjabat sebagai wakil presiden dan Ketua Dewan Divisi Sains.
- Mantan Presiden Konferensi Bürgenstock di Swiss (2009)
- Anggota terpilih Academia Europaea (sejak 2010)
- Anggota Kehormatan Royal Netherlands Chemical Society (sejak 2016)
- Anggota Asosiasi Asing National Academy of Sciences AS (April 2019)
- Anggota German Academy of Sciences Leopoldina (2019)
- Anggota Asing Royal Society (2020)
5.4. Kehormatan Kerajaan dan Lainnya
Selain penghargaan ilmiah, Feringa juga menerima pengakuan dari pemerintah dan masyarakat:
- Diangkat sebagai Knight of the Order of the Netherlands Lion oleh Ratu Beatrix dari Belanda (2008).
- Dipromosikan menjadi Komandan Orde yang sama oleh Raja Willem-Alexander dari Belanda (23 November 2016).
- Dinobatkan sebagai Warga Kehormatan Groningen (1 Desember 2016).
- Sebuah jalan di kampung halamannya, Barger-Compascuum, dinamai "Prof. Dr. B. L. Feringadam" (6 April 2017).
6. Aktivitas Profesional
Ben Feringa aktif terlibat dalam berbagai kegiatan profesional di luar penelitian dan pengajaran, termasuk peran editorial dan inisiatif kewirausahaan.
Ia telah menjabat sebagai anggota dewan editorial untuk beberapa jurnal yang diterbitkan oleh Royal Society of Chemistry, termasuk Chemical Communications (hingga 2012), Faraday Transactions of the Royal Society, dan sebagai Ketua Dewan Editorial Chemistry World. Ia adalah Editor Ilmiah pendiri (2002-2006) dari jurnal Royal Society of Chemistry Organic & Biomolecular Chemistry. Selain itu, ia adalah anggota dewan editorial (penasihat) untuk jurnal Advanced Synthesis and Catalysis, Adv. Phys. Org. Chem., Topics in Stereochemistry, Chemistry: An Asian Journal yang diterbitkan oleh Wiley, dan anggota dewan penasihat untuk Journal of Organic Chemistry, Journal of the American Chemical Society yang diterbitkan oleh American Chemical Society.
Pada 26 November 2017, Feringa diangkat sebagai Profesor Kehormatan South China Normal University di Guangzhou selama kunjungannya. Sejak Desember 2017, ia memegang "kartu hijau" di Tiongkok dan memimpin tim yang meneliti "material penyembuh diri" di East China University of Science and Technology Shanghai.
Feringa juga merupakan salah satu pendiri perusahaan riset kontrak Selact (sekarang bagian dari Kiadis), yang awalnya didirikan untuk menyediakan layanan di bidang sintesis organik tetapi kemudian mengembangkan metode skrining berdaya tinggi.
7. Publikasi dan Paten
Ben Feringa memiliki rekam jejak ilmiah yang sangat produktif. Ia memegang lebih dari 30 paten dan telah menerbitkan lebih dari 650 artikel penelitian yang telah melalui penelaahan sejawat. Karya-karyanya telah dikutip lebih dari 30.000 kali, dan ia memiliki indeks-h lebih dari 90. Sepanjang kariernya, ia telah membimbing lebih dari 100 mahasiswa doktoral.
Ia juga telah menulis beberapa artikel ulasan yang diundang dan bab buku untuk sejumlah jurnal dan buku, termasuk Chemical Reviews, Accounts of Chemical Research, Angewandte, dan buku teks utama di bidang dichroism sirkular, Comprehensive Chiroptical Spectroscopy.
8. Kehidupan Pribadi
Ben Feringa menikah dengan Betty Feringa dan mereka memiliki tiga putri. Ia tinggal di Paterswolde dekat Groningen.
Selain pencapaian ilmiahnya, Feringa juga dikenal karena minat pribadinya. Pada tahun 1997, ia berhasil menyelesaikan lomba skating es Elfstedentocht sepanjang 200 km dalam waktu 12 jam.
9. Pengaruh dan Evaluasi
Penelitian Ben Feringa telah memberikan dampak jangka panjang yang transformatif pada bidang sains dan teknologi. Dengan penemuan motor molekuler searah pertama dan pengembangan mesin molekuler lainnya, ia telah membuka jalan bagi era baru nanoteknologi, memungkinkan penciptaan nanomesin dan nanorobot yang dapat melakukan tugas-tugas kompleks pada skala molekuler.
Kontribusinya dalam sakelar molekuler dan katalisis asimetris juga sangat signifikan, memberikan alat baru untuk mengendalikan fungsi molekuler dan mensintesis senyawa dengan presisi tinggi. Aplikasi dari teknologi molekulernya, mulai dari material responsif hingga sistem penghantaran obat yang canggih, menunjukkan potensi besar untuk memecahkan tantangan sosial dan medis yang mendesak. Warisan Feringa tidak hanya terletak pada penemuan-penemuan ilmiahnya yang brilian, tetapi juga pada inspirasi yang ia berikan kepada generasi ilmuwan berikutnya untuk terus mengeksplorasi batas-batas dunia molekuler dan memanfaatkan kekuatannya demi kemajuan umat manusia.