1. Gambaran Umum
Bosnia dan Herzegovina adalah sebuah negara republik parlementer yang terletak di Semenanjung Balkan, Eropa Tenggara. Negara ini memiliki sistem politik yang kompleks berdasarkan Perjanjian Dayton, dengan struktur pemerintahan yang terdesentralisasi antara dua entitas utama, Federasi Bosnia dan Herzegovina dan Republika Srpska, serta Distrik Brčko. Komposisi etnis utamanya terdiri dari Bosniak, Serbia, dan Kroasia, yang keragamannya, bersama dengan sejarah pertemuan peradaban, telah membentuk warisan budaya yang kaya sekaligus menjadi sumber konflik. Setelah melepaskan diri dari Yugoslavia dan memproklamasikan kemerdekaan pada awal 1990-an, negara ini mengalami perang yang menghancurkan, yang dampaknya, termasuk tantangan terhadap hak asasi manusia dan keadilan sosial, masih signifikan dalam lanskap politik dan sosial kontemporer. Ekonomi Bosnia dan Herzegovina sedang dalam masa transisi, menghadapi isu-isu seperti pengangguran dan reformasi struktural, seraya berupaya menuju integrasi Eropa dan stabilitas regional. Pembangunan demokrasi yang inklusif dan penegakan supremasi hukum terus menjadi fokus utama di tengah upaya rekonsiliasi pasca-konflik dan pembangunan negara.
2. Etimologi
Nama "Bosnia" pertama kali disebut secara luas dalam De Administrando ImperioBahasa Latin, sebuah buku panduan politik-geografis yang ditulis oleh kaisar Bizantium Konstantinus VII pada pertengahan abad ke-10 (antara tahun 948 dan 952). Dalam buku tersebut, wilayah ini digambarkan sebagai "tanah kecil" (χωρίονchorionBahasa Yunani) bernama "Bosona" (ΒοσώναBosonaBahasa Yunani), tempat tinggal suku Serbia. Nama "Bosna" diyakini berasal dari nama sungai Bosna yang mengalir melalui jantung wilayah Bosnia. Menurut ahli filologi Anton Mayer, nama Bosna kemungkinan berasal dari bahasa Iliria *"Bass-an-as", yang pada gilirannya mungkin berasal dari akar kata Proto-Indo-Eropa *bʰegʷ-, yang berarti "air yang mengalir". Menurut sejarawan Inggris abad pertengahan, William Miller, para pemukim Slavia di Bosnia "menyesuaikan sebutan Latin ... Basante, dengan idiom mereka sendiri dengan menyebut aliran sungai itu Bosna dan diri mereka sendiri Bošnjani".
Nama Herzegovina berarti "tanah herzog", dan "herzog" berasal dari kata Jerman untuk "adipati". Nama ini berasal dari gelar seorang bangsawan Bosnia abad ke-15, Stjepan Vukčić Kosača, yang bergelar "Herceg [Herzog] Hum dan Pesisir" (1448). Hum (sebelumnya disebut Zachlumia) adalah sebuah kepangeranan abad pertengahan awal yang telah ditaklukkan oleh Banat Bosnia pada paruh pertama abad ke-14. Ketika Kesultanan Utsmaniyah mengambil alih administrasi wilayah tersebut, mereka menyebutnya Sanjak Herzegovina. Wilayah ini termasuk dalam Eyalet Bosnia hingga pembentukan Eyalet Herzegovina yang berumur pendek pada tahun 1830-an, yang muncul kembali pada tahun 1850-an, setelah itu wilayah administratif tersebut dikenal sebagai Bosnia dan Herzegovina.
Pada proklamasi kemerdekaan awal tahun 1992, nama resmi negara ini adalah Republik Bosnia dan Herzegovina, tetapi setelah Perjanjian Dayton tahun 1995 dan konstitusi baru yang menyertainya, nama resmi diubah menjadi Bosnia dan Herzegovina. Singkatan yang umum digunakan adalah BiH (Latin) atau БиХ (Kiril).
3. Sejarah
Sejarah Bosnia dan Herzegovina mencakup periode panjang sejak pemukiman manusia purba, perkembangan kerajaan-kerajaan abad pertengahan, hingga masa kekuasaan berbagai kekaisaran besar seperti Utsmaniyah dan Austria-Hungaria. Wilayah ini kemudian menjadi bagian dari Yugoslavia sebelum akhirnya meraih kemerdekaan yang diikuti oleh perang yang menghancurkan pada akhir abad ke-20. Proses pembangunan kembali negara dan upaya menuju stabilitas politik terus berlanjut hingga kini.
3.1. Sejarah Awal dan Abad Pertengahan

Wilayah Bosnia telah dihuni oleh manusia setidaknya sejak zaman Paleolitikum, sebagaimana dibuktikan oleh salah satu lukisan gua tertua yang ditemukan di Gua Badanj. Budaya Neolitikum utama seperti budaya Butmir dan Kakanj berkembang di sepanjang sungai Bosna dari sekitar tahun 6230 SM hingga 4900 SM. Zaman Perunggu ditandai dengan munculnya suku Iliria, sebuah kelompok etnis dengan budaya dan bentuk seni yang khas, yang mulai mengorganisir diri di wilayah yang kini mencakup Slovenia, Kroasia, Bosnia dan Herzegovina, Serbia, Kosovo, Montenegro, dan Albania.
Sejak abad ke-8 SM, suku-suku Iliria berkembang menjadi kerajaan-kerajaan. Kerajaan paling awal yang tercatat di Iliria adalah Enchele pada abad ke-8 SM. Suku Autariatae di bawah Pleurias (337 SM) juga dianggap sebagai sebuah kerajaan. Kerajaan Ardiaei (awalnya suku dari wilayah lembah Neretva) dimulai pada 230 SM dan berakhir pada 167 SM. Kerajaan dan dinasti Iliria yang paling terkenal adalah Bardylis dari Dardani dan Agron dari Ardiaei, yang menciptakan kerajaan Iliria terakhir dan paling dikenal.

Pada abad ke-7 SM, perunggu digantikan oleh besi, meskipun perhiasan dan benda seni masih dibuat dari perunggu. Suku-suku Iliria, di bawah pengaruh budaya Hallstatt di utara, membentuk pusat-pusat regional yang sedikit berbeda. Bagian tengah Bosnia dihuni oleh suku Daesitiates, yang paling sering dikaitkan dengan kelompok budaya Bosnia Tengah. Budaya Glasinac-Mati Zaman Besi dikaitkan dengan suku Autariatae. Kultus kematian memainkan peran penting dalam kehidupan mereka, terlihat dari penguburan yang cermat dan upacara pemakaman, serta kekayaan situs pemakaman mereka. Di bagian utara, terdapat tradisi kremasi dan penguburan di kuburan dangkal, sedangkan di selatan, orang mati dikuburkan di tumuli batu atau tanah besar (disebut gromile) yang di Herzegovina mencapai ukuran monumental. Suku Japodian memiliki ketertarikan pada dekorasi, seperti kalung besar dari pasta kaca berwarna kuning, biru, atau putih, dan fibula perunggu besar.
Pada abad ke-4 SM, invasi pertama suku Kelt tercatat. Mereka membawa teknik roda tembikar, jenis fibula baru, serta sabuk perunggu dan besi yang berbeda. Pengaruh mereka di Bosnia dan Herzegovina dapat diabaikan karena mereka hanya melintas dalam perjalanan ke Yunani. Migrasi Kelt menggusur banyak suku Iliria dari tanah mereka sebelumnya, tetapi beberapa suku Kelt dan Iliria bercampur. Di Delta Neretva di selatan, terdapat pengaruh Helenistik yang penting dari suku Iliria Daorson. Ibu kota mereka adalah Daorson di Ošanići dekat Stolac, yang dikelilingi oleh tembok batu megalitik setinggi 5 m pada abad ke-4 SM.
Konflik antara Iliria dan Romawi dimulai pada 229 SM, tetapi Roma baru menyelesaikan aneksasi wilayah tersebut pada tahun 9 M. Di Bosnia dan Herzegovina modern inilah Roma bertempur dalam salah satu pertempuran tersulit dalam sejarahnya sejak Perang Punisia, yang dikenal sebagai Bellum BatonianumBahasa Latin. Konflik ini berlangsung selama empat tahun (6-9 M) setelah upaya merekrut orang Iliria memicu pemberontakan. Pada periode Romawi, pemukim berbahasa Latin dari seluruh Kekaisaran Romawi menetap di antara orang Iliria, dan tentara Romawi didorong untuk pensiun di wilayah tersebut.
Setelah pembagian Kekaisaran antara tahun 337 dan 395 M, Dalmatia dan Pannonia menjadi bagian dari Kekaisaran Romawi Barat. Wilayah ini ditaklukkan oleh Ostrogoth pada tahun 455 M, kemudian berpindah tangan antara Alan dan Hun. Pada abad ke-6, Kaisar Justinianus I menaklukkan kembali wilayah tersebut untuk Kekaisaran Bizantium. Suku Slavia membanjiri Balkan pada abad ke-6 dan ke-7. Ciri-ciri budaya Iliria diadopsi oleh Slavia Selatan, terbukti dalam adat istiadat, tradisi, dan nama tempat tertentu.


Suku Slavia Awal menyerbu Balkan Barat, termasuk Bosnia, pada abad ke-6 dan awal abad ke-7. Mereka terdiri dari unit-unit suku kecil yang berasal dari konfederasi Slavia tunggal yang dikenal oleh Bizantium sebagai Sclaveni. Suku-suku yang tercatat dengan etnonim "Serbia" dan "Kroasia" digambarkan sebagai migrasi kedua yang berbeda pada seperempat kedua abad ke-7. Suku-suku "Serbia" dan "Kroasia" awal ini kemudian mendominasi Slavia di wilayah tetangga.
Bosnia pertama kali disebut sebagai tanah (horion Bosona) dalam karya Kaisar Bizantium Konstantinus Porphyrogenitus, De Administrando Imperio, pada pertengahan abad ke-10. Seiring waktu, Bosnia membentuk sebuah unit di bawah penguasanya sendiri, yang menyebut dirinya orang Bosnia. Pada Abad Pertengahan Tinggi, keadaan politik menyebabkan wilayah ini diperebutkan antara Kerajaan Hungaria dan Kekaisaran Bizantium. Setelah pergeseran kekuasaan lainnya pada awal abad ke-12, Bosnia berada di luar kendali keduanya dan muncul sebagai Banat Bosnia (di bawah pemerintahan ban lokal). Ban Bosnia pertama yang dikenal namanya adalah Ban Borić. Ban kedua adalah Ban Kulin, yang pemerintahannya menandai dimulainya kontroversi yang melibatkan Gereja Bosnia - dianggap sesat oleh Gereja Katolik Roma. Menanggapi upaya Hungaria untuk menggunakan politik gereja mengenai masalah ini sebagai cara untuk merebut kembali kedaulatan atas Bosnia, Kulin mengadakan dewan para pemimpin gereja lokal untuk menolak ajaran sesat dan memeluk Katolik pada tahun 1203. Meskipun demikian, ambisi Hungaria tetap tidak berubah lama setelah kematian Kulin pada tahun 1204, dan baru berkurang setelah invasi yang gagal pada tahun 1254. Selama waktu ini, penduduk disebut Dobri Bošnjani ("Orang Bosnia yang Baik"). Nama Serbia dan Kroasia, meskipun kadang-kadang muncul di daerah pinggiran, tidak digunakan di Bosnia sendiri.
Sejarah Bosnia sejak saat itu hingga awal abad ke-14 ditandai oleh perebutan kekuasaan antara keluarga Šubić dan Kotromanić. Konflik ini berakhir pada tahun 1322, ketika Stjepan II Kotromanić menjadi Ban. Pada saat kematiannya pada tahun 1353, ia berhasil mencaplok wilayah di utara dan barat, serta Zahumlje dan sebagian Dalmatia. Ia digantikan oleh keponakannya yang ambisius, Tvrtko, yang setelah perjuangan berkepanjangan dengan bangsawan dan perselisihan antar-keluarga, memperoleh kendali penuh atas negara itu pada tahun 1367. Pada tahun 1377, Bosnia diangkat menjadi kerajaan dengan penobatan Tvrtko sebagai Raja Bosnia pertama di Mile dekat Visoko di jantung Bosnia.
Namun, setelah kematiannya pada tahun 1391, Bosnia jatuh ke dalam periode kemunduran yang panjang. Kesultanan Utsmaniyah telah memulai penaklukan Eropa dan menjadi ancaman besar bagi Balkan sepanjang paruh pertama abad ke-15. Akhirnya, setelah beberapa dekade ketidakstabilan politik dan sosial, Kerajaan Bosnia berakhir pada tahun 1463 setelah penaklukannya oleh Kesultanan Utsmaniyah. Ada kesadaran umum di Bosnia abad pertengahan, setidaknya di kalangan bangsawan, bahwa mereka berbagi negara bersama dengan Serbia dan bahwa mereka termasuk dalam kelompok etnis yang sama. Kesadaran itu berkurang seiring waktu, karena perbedaan dalam perkembangan politik dan sosial, tetapi tetap dipertahankan di Herzegovina dan bagian-bagian Bosnia yang merupakan bagian dari negara Serbia.
3.2. Zaman Kesultanan Utsmaniyah

Penaklukan Bosnia oleh Kesultanan Utsmaniyah menandai era baru dalam sejarah negara itu dan memperkenalkan perubahan drastis dalam lanskap politik dan budaya. Kesultanan Utsmaniyah memasukkan Bosnia sebagai provinsi integral dari Kesultanan Utsmaniyah dengan nama historis dan integritas teritorialnya. Di Bosnia, Kesultanan Utsmaniyah memperkenalkan sejumlah perubahan penting dalam administrasi sosial-politik wilayah tersebut; termasuk sistem kepemilikan tanah baru, reorganisasi unit administrasi, dan sistem diferensiasi sosial yang kompleks berdasarkan kelas dan afiliasi agama.

Setelah pendudukan Utsmaniyah, terjadi arus keluar penduduk dari Bosnia secara stabil, dan sejumlah besar desa yang ditinggalkan di Bosnia disebutkan dalam catatan Utsmaniyah, sementara mereka yang tinggal akhirnya menjadi Muslim. Banyak umat Katolik di Bosnia melarikan diri ke tanah Katolik tetangga pada awal pendudukan Utsmaniyah. Bukti menunjukkan bahwa konversi Muslim awal di Bosnia Utsmaniyah pada abad ke-15 hingga ke-16 terjadi di antara penduduk lokal yang tinggal daripada pemukiman massal Muslim dari luar Bosnia. Di Herzegovina, banyak orang Ortodoks juga telah memeluk Islam. Pada akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17, Muslim dianggap telah menjadi mayoritas absolut di Bosnia dan Herzegovina. Pendeta Katolik Albania Pjetër Mazreku melaporkan pada tahun 1624 bahwa ada 450.000 Muslim, 150.000 Katolik, dan 75.000 Ortodoks Timur di Bosnia dan Herzegovina.
Tidak ada aktivitas Gereja Ortodoks yang signifikan di Bosnia sendiri pada periode pra-Utsmaniyah. Populasi Kristen Ortodoks di Bosnia diperkenalkan sebagai akibat langsung dari kebijakan Utsmaniyah. Sejak abad ke-15 dan seterusnya, orang Kristen Ortodoks (Vlach Ortodoks dan Serbia Ortodoks non-Vlach) dari Serbia dan wilayah lain menetap di Bosnia dan Herzegovina. Disukai oleh Utsmaniyah daripada Katolik, banyak gereja Ortodoks diizinkan dibangun di Bosnia oleh Utsmaniyah. Cukup banyak Vlach juga menjadi Islam di Bosnia, dan beberapa (terutama di Kroasia) menjadi Katolik.
Empat abad pemerintahan Utsmaniyah juga berdampak drastis pada komposisi penduduk Bosnia, yang berubah beberapa kali sebagai akibat dari penaklukan kekaisaran, perang yang sering terjadi dengan kekuatan Eropa, migrasi paksa dan ekonomi, serta epidemi. Sebuah komunitas Muslim berbahasa Slavia asli muncul dan akhirnya menjadi yang terbesar dari kelompok etno-religius karena kurangnya organisasi gereja Kristen yang kuat dan persaingan terus-menerus antara gereja Ortodoks dan Katolik, sementara Gereja Bosnia asli menghilang sama sekali (tampaknya melalui konversi anggotanya ke Islam). Utsmaniyah menyebut mereka kristianlar sementara Ortodoks dan Katolik disebut gebir atau kafir, yang berarti "orang kafir". Fransiskan Bosnia (dan populasi Katolik secara keseluruhan) dilindungi oleh dekrit kekaisaran resmi dan sesuai dengan hukum Utsmaniyah sepenuhnya; namun, dalam praktiknya, ini sering kali hanya mempengaruhi pemerintahan sewenang-wenang dan perilaku elit lokal yang kuat.
Ketika Kesultanan Utsmaniyah melanjutkan pemerintahannya di Balkan (Rumelia), Bosnia agak terbebas dari tekanan menjadi provinsi perbatasan dan mengalami periode kesejahteraan umum. Sejumlah kota, seperti Sarajevo dan Mostar, didirikan dan tumbuh menjadi pusat perdagangan dan budaya perkotaan regional dan kemudian dikunjungi oleh pelancong Utsmaniyah Evliya Çelebi pada tahun 1648. Di dalam kota-kota ini, berbagai Sultan Utsmaniyah membiayai pembangunan banyak karya arsitektur Bosnia seperti perpustakaan pertama negara itu di Sarajevo, madrasah, sekolah filsafat Sufi, dan menara jam (Sahat Kula), jembatan seperti Stari Most, Masjid Kaisar, dan Masjid Gazi Husrev-beg.
Lebih lanjut, beberapa Muslim Bosnia memainkan peran berpengaruh dalam sejarah budaya dan politik Kesultanan Utsmaniyah selama waktu ini. Rekrutan Bosnia membentuk komponen besar dari barisan Utsmaniyah dalam pertempuran Mohács dan Lapangan Krbava, sementara banyak orang Bosnia lainnya naik pangkat melalui militer Utsmaniyah untuk menduduki posisi kekuasaan tertinggi di Kekaisaran, termasuk laksamana seperti Matrakçı Nasuh; jenderal seperti Isa-Beg Ishaković, Gazi Husrev-beg, Telli Hasan Pasha, dan Sarı Süleyman Pasha; administrator seperti Ferhad Pasha Sokolović dan Osman Gradaščević; dan Wazir Agung seperti Sokollu Mehmed Pasha yang berpengaruh dan Damat Ibrahim Pasha. Beberapa orang Bosnia muncul sebagai mistikus Sufi, cendekiawan seperti Muhamed Hevaji Uskufi Bosnevi, Ali Džabić; dan penyair dalam bahasa Turki, Albania, Arab, dan Persia.
Namun, pada akhir abad ke-17 kemalangan militer Kekaisaran menimpa negara itu, dan akhir dari Perang Turki Besar dengan Traktat Karlowitz pada tahun 1699 kembali menjadikan Bosnia sebagai provinsi paling barat Kekaisaran. Abad ke-18 ditandai dengan kegagalan militer lebih lanjut, banyak pemberontakan di Bosnia, dan beberapa wabah penyakit. Upaya Porte untuk memodernisasi negara Utsmaniyah disambut dengan ketidakpercayaan yang berkembang menjadi permusuhan di Bosnia, di mana para bangsawan lokal akan kehilangan banyak melalui reformasi Tanzimat yang diusulkan. Ini, dikombinasikan dengan frustrasi atas konsesi teritorial dan politik di timur laut, dan nasib pengungsi Muslim Slavia yang tiba dari Sanjak Smederevo ke Eyalet Bosnia, memuncak dalam pemberontakan yang sebagian tidak berhasil oleh Husein Gradaščević, yang mendukung Eyalet Bosnia yang otonom dari pemerintahan otoriter Sultan Utsmaniyah Mahmud II, yang menganiaya, mengeksekusi, dan menghapus Yanissari serta mengurangi peran Pasha otonom di Rumelia. Mahmud II mengirim Wazir Agungnya untuk menaklukkan Eyalet Bosnia dan berhasil hanya dengan bantuan enggan dari Ali Pasha Rizvanbegović. Pemberontakan terkait dipadamkan pada tahun 1850, tetapi situasi terus memburuk.
Gerakan nasionalis baru muncul di Bosnia pada pertengahan abad ke-19. Tak lama setelah pemisahan Serbia dari Kesultanan Utsmaniyah pada awal abad ke-19, nasionalisme Serbia dan Kroasia muncul di Bosnia, dan kaum nasionalis tersebut membuat klaim iredentis atas wilayah Bosnia. Tren ini terus berkembang di sisa abad ke-19 dan ke-20. Kerusuhan agraria akhirnya memicu pemberontakan Herzegovina, sebuah pemberontakan petani yang meluas, pada tahun 1875. Konflik dengan cepat menyebar dan melibatkan beberapa negara Balkan dan Kekuatan Besar, situasi yang mengarah pada Kongres Berlin dan Traktat Berlin pada tahun 1878.
3.3. Zaman Kekaisaran Austria-Hungaria

Pada Kongres Berlin tahun 1878, Menteri Luar Negeri Austria-Hungaria Gyula Andrássy memperoleh pendudukan dan administrasi Bosnia dan Herzegovina, dan ia juga memperoleh hak untuk menempatkan garnisun di Sanjak Novi Pazar, yang akan tetap di bawah administrasi Utsmaniyah hingga tahun 1908, ketika pasukan Austria-Hungaria menarik diri dari Sanjak. Meskipun para pejabat Austria-Hungaria dengan cepat mencapai kesepakatan dengan orang-orang Bosnia, ketegangan tetap ada dan terjadi emigrasi massal orang-orang Bosnia. Namun, keadaan stabilitas relatif segera tercapai dan otoritas Austria-Hungaria dapat memulai sejumlah reformasi sosial dan administrasi yang mereka maksudkan akan menjadikan Bosnia dan Herzegovina sebagai koloni "teladan".
Pemerintahan Habsburg memiliki beberapa perhatian utama di Bosnia. Pemerintahan ini mencoba untuk menghilangkan nasionalisme Slavia Selatan dengan membantah klaim Serbia dan Kroasia sebelumnya atas Bosnia dan mendorong identifikasi identitas Bosnia atau Bosniak. Pemerintahan Habsburg juga mencoba untuk menyediakan modernisasi dengan mengkodifikasi undang-undang, memperkenalkan lembaga-lembaga politik baru, mendirikan dan memperluas industri.

Austria-Hungaria mulai merencanakan aneksasi Bosnia, tetapi karena sengketa internasional, masalah tersebut tidak terselesaikan hingga krisis aneksasi tahun 1908. Beberapa masalah eksternal mempengaruhi status Bosnia dan hubungannya dengan Austria-Hungaria. Kudeta berdarah terjadi di Serbia pada tahun 1903, yang membawa pemerintahan anti-Austria radikal berkuasa di Beograd. Kemudian pada tahun 1908, pemberontakan di Kesultanan Utsmaniyah menimbulkan kekhawatiran bahwa pemerintah Istanbul mungkin akan mengupayakan pengembalian langsung Bosnia dan Herzegovina. Faktor-faktor ini menyebabkan pemerintah Austria-Hungaria mencari resolusi permanen atas pertanyaan Bosnia lebih cepat, daripada nanti.
Memanfaatkan kekacauan di Kesultanan Utsmaniyah, diplomasi Austria-Hungaria mencoba untuk mendapatkan persetujuan sementara Rusia atas perubahan status Bosnia dan Herzegovina dan menerbitkan proklamasi aneksasi pada tanggal 6 Oktober 1908. Meskipun ada keberatan internasional terhadap aneksasi Austria-Hungaria, Rusia dan negara kliennya, Serbia, terpaksa menerima aneksasi Bosnia dan Herzegovina oleh Austria-Hungaria pada bulan Maret 1909.
Pada tahun 1910, Kaisar Habsburg Franz Joseph memproklamasikan konstitusi pertama di Bosnia, yang menyebabkan pelonggaran undang-undang sebelumnya, pemilihan umum dan pembentukan parlemen Bosnia serta pertumbuhan kehidupan politik baru.

Pada tanggal 28 Juni 1914, Gavrilo Princip, seorang anggota Serbia Bosnia dari gerakan revolusioner Bosnia Muda, membunuh pewaris takhta Austria-Hungaria, Adipati Agung Franz Ferdinand, di Sarajevo-sebuah peristiwa yang menjadi pemicu Perang Dunia I. Pada akhir perang, Muslim Bosnia kehilangan lebih banyak orang per kapita daripada kelompok etnis lainnya di Kekaisaran Habsburg saat bertugas di Infanteri Bosnia-Herzegovina dari Angkatan Darat Austria-Hungaria. Meskipun demikian, Bosnia dan Herzegovina secara keseluruhan berhasil lolos dari konflik dengan relatif tanpa cedera.
Otoritas Austria-Hungaria membentuk milisi tambahan yang dikenal sebagai Schutzkorps dengan peran yang diperdebatkan dalam kebijakan kekaisaran tentang penindasan anti-Serbia. Schutzkorps, yang sebagian besar direkrut dari populasi Muslim Bosnia, ditugaskan untuk memburu pemberontak Serbia (Chetnik dan Komitadji) dan menjadi terkenal karena penganiayaan mereka terhadap orang Serbia, terutama di daerah-daerah berpenduduk Serbia di Bosnia timur, di mana mereka sebagian membalas terhadap Chetnik Serbia yang pada musim gugur 1914 telah melakukan serangan terhadap populasi Muslim di daerah tersebut. Tindakan otoritas Austria-Hungaria menyebabkan sekitar 5.500 warga etnis Serbia di Bosnia dan Herzegovina ditangkap, dan antara 700 hingga 2.200 meninggal di penjara sementara 460 dieksekusi. Sekitar 5.200 keluarga Serbia diusir secara paksa dari Bosnia dan Herzegovina.
3.4. Zaman Kerajaan Yugoslavia

Setelah Perang Dunia I, Bosnia dan Herzegovina bergabung dengan Kerajaan Serbia, Kroasia, dan Slovenia (segera berganti nama menjadi Yugoslavia) Slavia Selatan. Kehidupan politik di Bosnia dan Herzegovina pada saat ini ditandai oleh dua tren utama: keresahan sosial dan ekonomi atas redistribusi properti dan pembentukan beberapa partai politik yang sering berganti koalisi dan aliansi dengan partai-partai di wilayah Yugoslavia lainnya.
Konflik ideologis yang dominan di negara Yugoslavia, antara regionalisme Kroasia dan sentralisasi Serbia, didekati secara berbeda oleh kelompok etnis utama Bosnia dan Herzegovina dan bergantung pada atmosfer politik secara keseluruhan. Reformasi politik yang dibawa oleh kerajaan Yugoslavia yang baru didirikan hanya memberikan sedikit manfaat bagi Muslim Bosnia; menurut sensus terakhir kepemilikan tanah dan populasi tahun 1910 berdasarkan afiliasi agama yang dilakukan di Austria-Hungaria, Muslim memiliki 91,1%, Serbia Ortodoks 6,0%, Katolik Kroasia 2,6% dan lainnya, 0,3% properti. Setelah reformasi, Muslim Bosnia kehilangan total 1.18 M ha tanah pertanian dan hutan.
Meskipun pembagian awal negara menjadi 33 oblast menghapus keberadaan entitas geografis tradisional dari peta, upaya politisi Bosnia, seperti Mehmed Spaho, memastikan bahwa enam oblast yang dibentuk dari Bosnia dan Herzegovina sesuai dengan enam sanjak dari zaman Utsmaniyah dan, dengan demikian, cocok dengan batas tradisional negara secara keseluruhan.
Namun, pendirian Kerajaan Yugoslavia pada tahun 1929 membawa penggambaran ulang wilayah administratif menjadi banat atau banovina yang sengaja menghindari semua garis historis dan etnis, menghilangkan jejak entitas Bosnia. Ketegangan Serbia-Kroasia atas penataan negara Yugoslavia berlanjut, dengan konsep divisi Bosnia yang terpisah hanya mendapat sedikit atau tidak ada pertimbangan.
Perjanjian Cvetković-Maček yang menciptakan banat Kroasia pada tahun 1939 mendorong apa yang pada dasarnya merupakan pembagian Bosnia dan Herzegovina antara Kroasia dan Serbia. Namun, ancaman yang meningkat dari Jerman Nazi pimpinan Adolf Hitler memaksa politisi Yugoslavia untuk mengalihkan perhatian mereka. Setelah periode yang menyaksikan upaya peredaan, penandatanganan Traktat Tripartit, dan kudeta, Yugoslavia akhirnya diserbu oleh Jerman pada tanggal 6 April 1941.
3.5. Perang Dunia II

Setelah Kerajaan Yugoslavia ditaklukkan oleh pasukan Jerman dalam Perang Dunia II, seluruh Bosnia dan Herzegovina diserahkan kepada rezim boneka Nazi, Negara Merdeka Kroasia (NDH) yang dipimpin oleh Ustaše. Para pemimpin NDH memulai kampanye pemusnahan terhadap orang Serbia, Yahudi, Romani, serta pembangkang Kroasia, dan, kemudian, Partisan pimpinan Josip Broz Tito dengan mendirikan sejumlah kamp kematian. Rezim tersebut secara sistematis dan brutal membantai orang Serbia di desa-desa di pedesaan, menggunakan berbagai alat. Skala kekerasan berarti bahwa kira-kira setiap orang Serbia keenam yang tinggal di Bosnia dan Herzegovina menjadi korban pembantaian dan hampir setiap orang Serbia memiliki anggota keluarga yang terbunuh dalam perang, sebagian besar oleh Ustaše. Pengalaman ini berdampak besar pada memori kolektif orang Serbia di Kroasia dan Bosnia dan Herzegovina. Diperkirakan 209.000 orang Serbia atau 16,9% dari populasi Bosnia tewas di wilayah Bosnia dan Herzegovina selama perang.
Ustaše mengakui Katolik dan Islam sebagai agama nasional, tetapi memegang posisi bahwa Gereja Ortodoks Timur, sebagai simbol identitas Serbia, adalah musuh terbesar mereka. Meskipun orang Kroasia sejauh ini merupakan kelompok etnis terbesar yang membentuk Ustaše, Wakil Presiden NDH dan pemimpin Organisasi Muslim Yugoslavia Džafer Kulenović adalah seorang Muslim, dan Muslim secara total merupakan hampir 12% dari otoritas militer dan layanan sipil Ustaše.

Banyak orang Serbia sendiri mengangkat senjata dan bergabung dengan Chetnik, sebuah gerakan nasionalis Serbia dengan tujuan mendirikan negara 'Serbia Raya' yang homogen secara etnis di dalam Kerajaan Yugoslavia. Chetnik, pada gilirannya, melakukan kampanye genosida terhadap etnis Muslim dan Kroasia, serta menganiaya sejumlah besar orang Serbia komunis dan simpatisan Komunis lainnya, dengan populasi Muslim Bosnia, Herzegovina, dan Sandžak menjadi target utama. Begitu tertangkap, penduduk desa Muslim dibantai secara sistematis oleh Chetnik. Dari 75.000 Muslim yang tewas di Bosnia dan Herzegovina selama perang, sekitar 30.000 (sebagian besar warga sipil) dibunuh oleh Chetnik. Pembantaian terhadap orang Kroasia lebih kecil skalanya tetapi serupa dalam aksinya. Antara 64.000 dan 79.000 orang Kroasia Bosnia tewas antara April 1941 hingga Mei 1945. Dari jumlah tersebut, sekitar 18.000 dibunuh oleh Chetnik.
Sebagian Muslim bertugas di unit Waffen-SS Nazi. Unit-unit ini bertanggung jawab atas pembantaian orang Serbia di Bosnia barat laut dan timur, terutama di Vlasenica. Pada tanggal 12 Oktober 1941, sekelompok 108 Muslim Sarajevo terkemuka menandatangani Resolusi Muslim Sarajevo di mana mereka mengutuk penganiayaan terhadap orang Serbia yang diorganisir oleh Ustaše, membedakan antara Muslim yang berpartisipasi dalam penganiayaan semacam itu dan populasi Muslim secara keseluruhan, menyajikan informasi tentang penganiayaan Muslim oleh orang Serbia, dan meminta keamanan bagi semua warga negara, tanpa memandang identitas mereka.
Mulai tahun 1941, komunis Yugoslavia di bawah kepemimpinan Josip Broz Tito mengorganisir kelompok perlawanan multi-etnis mereka sendiri, Partisan, yang berperang melawan Blok Poros dan pasukan Chetnik. Pada tanggal 29 November 1943, Dewan Anti-Fasis untuk Pembebasan Nasional Yugoslavia (AVNOJ) dengan Tito sebagai pucuk pimpinannya mengadakan konferensi pendirian di Jajce di mana Bosnia dan Herzegovina didirikan kembali sebagai republik di dalam federasi Yugoslavia dalam batas-batas Habsburg-nya. Selama seluruh Perang Dunia II di Yugoslavia, 64,1% dari semua Partisan Bosnia adalah Serbia, 23% adalah Muslim dan 8,8% Kroasia.
Keberhasilan militer akhirnya mendorong Sekutu untuk mendukung Partisan, menghasilkan Misi Maclean yang sukses, tetapi Tito menolak tawaran bantuan mereka dan malah mengandalkan pasukannya sendiri. Semua serangan militer besar oleh gerakan antifasis Yugoslavia terhadap Nazi dan pendukung lokal mereka dilakukan di Bosnia dan Herzegovina dan rakyatnya menanggung beban pertempuran. Lebih dari 300.000 orang tewas di Bosnia dan Herzegovina dalam Perang Dunia II, atau lebih dari 10% populasi. Pada akhir perang, pembentukan Republik Federal Sosialis Yugoslavia, dengan konstitusi tahun 1946, secara resmi menjadikan Bosnia dan Herzegovina sebagai salah satu dari enam republik konstituen di negara baru tersebut.
3.6. Zaman Republik Federal Sosialis Yugoslavia
Karena posisi geografisnya yang sentral di dalam federasi Yugoslavia, Bosnia pascaperang dipilih sebagai basis pengembangan industri pertahanan militer. Hal ini berkontribusi pada konsentrasi besar senjata dan personel militer di Bosnia; faktor signifikan dalam perang yang mengikuti pecahnya Yugoslavia pada tahun 1990-an. Namun, keberadaan Bosnia di dalam Yugoslavia, sebagian besar, relatif damai dan sangat makmur, dengan tingkat pekerjaan yang tinggi, ekonomi industri dan berorientasi ekspor yang kuat, sistem pendidikan yang baik, serta jaminan sosial dan medis bagi setiap warga Bosnia dan Herzegovina. Beberapa perusahaan internasional beroperasi di Bosnia-Volkswagen sebagai bagian dari TAS (pabrik mobil di Sarajevo, sejak 1972), Coca-Cola (sejak 1975), SKF Swedia (sejak 1967), Marlboro (pabrik tembakau di Sarajevo), dan hotel Holiday Inn. Sarajevo adalah tempat penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin 1984.
Selama tahun 1950-an dan 1960-an, Bosnia adalah daerah politik terpencil di Yugoslavia. Pada tahun 1970-an, elit politik Bosnia yang kuat muncul, sebagian didorong oleh kepemimpinan Tito dalam Gerakan Non-Blok dan orang Bosnia yang bertugas di korps diplomatik Yugoslavia. Saat bekerja dalam sistem Sosialis, politisi seperti Džemal Bijedić, Branko Mikulić, dan Hamdija Pozderac memperkuat dan melindungi kedaulatan Bosnia dan Herzegovina. Upaya mereka terbukti penting selama periode bergejolak setelah kematian Tito pada tahun 1980, dan saat ini dianggap sebagai beberapa langkah awal menuju kemerdekaan Bosnia. Namun, republik ini tidak luput dari iklim nasionalis yang semakin meningkat pada saat itu. Dengan jatuhnya komunisme dan dimulainya pecahnya Yugoslavia, doktrin toleransi mulai kehilangan potensinya, menciptakan peluang bagi elemen-elemen nasionalis dalam masyarakat untuk menyebarkan pengaruh mereka.
3.7. Perang Bosnia

Pada tanggal 18 November 1990, pemilihan parlemen multipartai diadakan di seluruh Bosnia dan Herzegovina. Putaran kedua menyusul pada tanggal 25 November, menghasilkan majelis nasional di mana kekuasaan komunis digantikan oleh koalisi tiga partai berbasis etnis. Menyusul deklarasi kemerdekaan Slovenia dan Kroasia dari Yugoslavia, perpecahan signifikan berkembang di antara penduduk Bosnia dan Herzegovina mengenai masalah apakah akan tetap berada di dalam Yugoslavia (sangat didukung oleh Serbia) atau mencari kemerdekaan (sangat didukung oleh Muslim dan Kroasia).
Anggota parlemen Serbia, yang sebagian besar terdiri dari anggota Partai Demokratik Serbia, meninggalkan parlemen pusat di Sarajevo, dan membentuk Majelis Rakyat Serbia Bosnia dan Herzegovina pada tanggal 24 Oktober 1991, yang menandai berakhirnya koalisi tiga etnis yang memerintah setelah pemilihan tahun 1990. Majelis ini mendirikan Republik Serbia Bosnia dan Herzegovina di sebagian wilayah Bosnia dan Herzegovina pada tanggal 9 Januari 1992. Namanya diubah menjadi Republik Srpska pada bulan Agustus 1992. Pada tanggal 18 November 1991, cabang partai di Bosnia dan Herzegovina dari partai yang berkuasa di Republik Kroasia, Uni Demokratik Kroasia (HDZ), memproklamasikan keberadaan Komunitas Kroasia Herzeg-Bosnia di bagian terpisah wilayah Bosnia dan Herzegovina dengan Dewan Pertahanan Kroasia (HVO) sebagai cabang militernya. Hal ini tidak diakui oleh Pemerintah Bosnia dan Herzegovina, yang menyatakannya ilegal.

Deklarasi kedaulatan Bosnia dan Herzegovina pada tanggal 15 Oktober 1991 diikuti oleh referendum kemerdekaan pada tanggal 29 Februari dan 1 Maret 1992, yang diboikot oleh sebagian besar orang Serbia. Tingkat partisipasi dalam referendum kemerdekaan adalah 63,4 persen dan 99,7 persen pemilih memilih kemerdekaan. Bosnia dan Herzegovina mendeklarasikan kemerdekaan pada tanggal 3 Maret 1992 dan menerima pengakuan internasional pada bulan berikutnya, tanggal 6 April 1992. Republik Bosnia dan Herzegovina diterima sebagai negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 22 Mei 1992. Pemimpin Serbia Slobodan Milošević dan pemimpin Kroasia Franjo Tuđman diyakini telah menyetujui pembagian Bosnia dan Herzegovina pada bulan Maret 1991, dengan tujuan mendirikan Serbia Raya dan Kroasia Raya.
Menyusul deklarasi kemerdekaan Bosnia dan Herzegovina, milisi Serbia Bosnia bergerak di berbagai bagian negara. Pasukan pemerintah kurang dilengkapi dan tidak siap menghadapi perang. Pengakuan internasional terhadap Bosnia dan Herzegovina meningkatkan tekanan diplomatik agar Tentara Rakyat Yugoslavia (JNA) menarik diri dari wilayah republik, yang secara resmi mereka lakukan pada bulan Juni 1992. Anggota JNA Serbia Bosnia hanya mengganti lencana, membentuk Tentara Republik Srpska (VRS), dan terus berperang. Dipersenjatai dan dilengkapi dari stok JNA di Bosnia, didukung oleh sukarelawan dan berbagai pasukan paramiliter dari Serbia, serta menerima dukungan kemanusiaan, logistik, dan keuangan yang luas dari Republik Federal Yugoslavia, serangan Republik Srpska pada tahun 1992 berhasil menempatkan sebagian besar negara di bawah kendalinya. Kemajuan Serbia Bosnia disertai dengan pembersihan etnis terhadap Bosniak dan Kroasia Bosnia dari daerah yang dikuasai VRS. Puluhan kamp konsentrasi didirikan di mana para tahanan menjadi sasaran kekerasan dan pelecehan, termasuk pemerkosaan. Pembersihan etnis memuncak dalam Pembantaian Srebrenica terhadap lebih dari 8.000 pria dan anak laki-laki Bosniak pada bulan Juli 1995, yang diputuskan sebagai genosida oleh Pengadilan Pidana Internasional untuk Bekas Yugoslavia (ICTY). Pasukan Bosniak dan Kroasia Bosnia juga melakukan kejahatan perang terhadap warga sipil dari berbagai kelompok etnis, meskipun dalam skala yang lebih kecil. Sebagian besar kekejaman Bosniak dan Kroasia dilakukan selama Perang Kroasia-Bosnia, sebuah sub-konflik dari Perang Bosnia yang mengadu Tentara Federasi Bosnia dan Herzegovina (ARBiH) melawan HVO. Konflik Bosniak-Kroasia berakhir pada bulan Maret 1994, dengan penandatanganan Perjanjian Washington, yang mengarah pada pembentukan gabungan Federasi Bosnia dan Herzegovina Bosniak-Kroasia, yang menggabungkan wilayah yang dikuasai HVO dengan wilayah yang dikuasai oleh Tentara Republik Bosnia dan Herzegovina (ARBiH).
3.8. Sejarah Kontemporer dan Pasca-Konflik

Pada tanggal 4 Februari 2014, protes terhadap Pemerintah Federasi Bosnia dan Herzegovina, salah satu dari dua entitas negara, yang dijuluki Musim Semi Bosnia, nama yang diambil dari Musim Semi Arab, dimulai di kota utara Tuzla. Pekerja dari beberapa pabrik yang telah diprivatisasi dan bangkrut berkumpul untuk menuntut tindakan atas pekerjaan, gaji yang belum dibayar, dan pensiun. Segera protes menyebar ke seluruh Federasi, dengan bentrokan kekerasan dilaporkan di hampir 20 kota, yang terbesar adalah Sarajevo, Zenica, Mostar, Bihać, Brčko, dan Tuzla. Media berita Bosnia melaporkan bahwa ratusan orang terluka selama protes, termasuk puluhan petugas polisi, dengan ledakan kekerasan di Sarajevo, di kota utara Tuzla, di Mostar di selatan, dan di Zenica di Bosnia tengah. Tingkat kerusuhan atau aktivisme yang sama tidak terjadi di Republik Srpska, tetapi ratusan orang juga berkumpul untuk mendukung protes di kota Banja Luka terhadap pemerintahannya yang terpisah.
Protes tersebut menandai pecahnya kemarahan publik terbesar atas tingginya angka pengangguran dan dua dekade kelambanan politik di negara itu sejak berakhirnya Perang Bosnia pada tahun 1995. Menurut laporan yang dibuat oleh Christian Schmidt dari Kantor Perwakilan Tinggi pada akhir tahun 2021, Bosnia dan Herzegovina telah mengalami peningkatan ketegangan politik dan etnis, yang berpotensi memecah belah negara dan membuatnya kembali terjerumus ke dalam perang. Uni Eropa khawatir hal ini akan menyebabkan Balkanisasi lebih lanjut di wilayah tersebut.
Pada tanggal 15 Desember 2022, Bosnia dan Herzegovina diakui oleh Uni Eropa sebagai negara kandidat untuk aksesi menyusul keputusan Dewan Eropa.
4. Geografi
Bosnia dan Herzegovina terletak di Balkan bagian barat, berbatasan dengan Kroasia (sepanjang 932 km) di utara dan barat, Serbia (sepanjang 302 km) di timur, dan Montenegro (sepanjang 225 km) di tenggara. Negara ini memiliki garis pantai sekitar 20 km yang mengelilingi kota Neum. Wilayahnya terletak di antara garis lintang 42° dan 46° LU, serta garis bujur 15° dan 20° BT.
Nama negara ini berasal dari dua wilayah yang diduga, yaitu Bosnia dan Herzegovina, yang batasnya tidak pernah ditentukan secara pasti. Secara historis, nama resmi Bosnia tidak pernah mencakup salah satu dari banyak wilayahnya hingga pendudukan Austria-Hungaria. Negara ini sebagian besar bergunung-gunung, mencakup bagian tengah Pegunungan Alpen Dinari. Bagian timur laut mencapai Cekungan Pannonia, sementara di selatan berbatasan dengan Laut Adriatik. Pegunungan Alpen Dinari umumnya membentang dari arah tenggara-barat laut, dan semakin tinggi ke arah selatan. Titik tertinggi negara ini adalah puncak Maglić dengan ketinggian 2.39 K m, yang terletak di perbatasan Montenegro. Pegunungan utama lainnya termasuk Volujak, Zelengora, Lelija, Lebršnik, Orjen, Kozara, Grmeč, Čvrsnica, Prenj, Vran, Vranica, Velež, Vlašić, Cincar, Romanija, Jahorina, Bjelašnica, Treskavica, dan Trebević. Komposisi geologis dari rangkaian pegunungan Dinari di Bosnia terutama terdiri dari batu kapur (termasuk batu kapur Mesozoikum), dengan endapan besi, batu bara, seng, mangan, bauksit, timbal, dan garam yang terdapat di beberapa daerah, terutama di Bosnia tengah dan utara.
Secara keseluruhan, hampir 50% wilayah Bosnia dan Herzegovina tertutup hutan. Sebagian besar kawasan hutan berada di bagian tengah, timur, dan barat Bosnia. Herzegovina memiliki iklim Mediterania yang lebih kering, dengan topografi karst yang dominan. Bosnia Utara (Posavina) memiliki tanah pertanian yang sangat subur di sepanjang sungai Sava dan daerah sekitarnya banyak digarap. Lahan pertanian ini merupakan bagian dari Dataran Pannonia yang membentang hingga negara tetangga Kroasia dan Serbia. Negara ini hanya memiliki garis pantai sepanjang 20 km, di sekitar kota Neum di Kanton Herzegovina-Neretva. Meskipun kota ini dikelilingi oleh semenanjung Kroasia, menurut hukum internasional, Bosnia dan Herzegovina memiliki hak lintas ke laut lepas. Sarajevo adalah ibu kota dan kota terbesar. Kota-kota besar lainnya termasuk Banja Luka dan Prijedor di wilayah barat laut yang dikenal sebagai Bosanska Krajina, Tuzla, Bijeljina, Doboj, dan Brčko di timur laut, Zenica di bagian tengah negara, dan Mostar, kota terbesar di wilayah selatan Herzegovina.
4.1. Topografi dan Iklim

Bosnia dan Herzegovina didominasi oleh pegunungan yang merupakan bagian dari Pegunungan Alpen Dinari. Bagian timur laut negara ini merupakan dataran rendah yang subur di Cekungan Pannonia, terutama di sepanjang sungai Sava. Bagian selatan, khususnya Herzegovina, memiliki karakteristik topografi karst yang kering. Garis pantai negara ini sangat pendek, hanya sekitar 20 km di sekitar kota Neum yang menghadap Laut Adriatik.
Iklim di Bosnia dan Herzegovina bervariasi. Wilayah Bosnia di bagian utara dan tengah memiliki iklim iklim kontinental sedang dengan musim panas yang hangat dan musim dingin yang dingin bersalju. Di daerah pegunungan, suhu bisa jauh lebih rendah dan salju bertahan lebih lama. Wilayah Herzegovina di selatan memiliki iklim Mediterania dengan musim panas yang panas dan kering serta musim dingin yang sejuk dan basah. Perbedaan iklim ini mempengaruhi vegetasi dan jenis pertanian di masing-masing wilayah.
4.2. Keanekaragaman Hayati

Bosnia dan Herzegovina memiliki keanekaragaman hayati yang kaya karena variasi topografi dan iklimnya. Secara fitogeografis, negara ini termasuk dalam Kerajaan Boreal dan terbagi antara provinsi Iliria dari Wilayah Circumboreal dan provinsi Adriatik dari Wilayah Mediterania. Menurut World Wide Fund for Nature (WWF), wilayah Bosnia dan Herzegovina dapat dibagi lagi menjadi empat ekoregion: hutan campuran Balkan, hutan campuran Pegunungan Dinari, hutan campuran Pannonia, dan hutan gugur Iliria. Negara ini memiliki skor rata-rata Indeks Integritas Lanskap Hutan 2018 sebesar 5,99/10, menempatkannya di peringkat ke-89 secara global dari 172 negara. Pada tahun 2020, tutupan hutan di Bosnia dan Herzegovina sekitar 43% dari total luas daratan, setara dengan 2.19 M ha hutan, turun dari 2.21 M ha pada tahun 1990. Untuk tahun 2015, 74% dari kawasan hutan dilaporkan berada di bawah kepemilikan publik dan 26% kepemilikan pribadi.
Ekosistem utama meliputi hutan pegunungan, padang rumput alpen, lahan basah, dan ekosistem karst. Hutan-hutan ini merupakan rumah bagi berbagai spesies pohon seperti beech, fir, dan pinus. Fauna di Bosnia dan Herzegovina juga beragam, termasuk mamalia besar seperti beruang coklat, serigala, dan lynx, serta berbagai spesies burung, reptil, dan amfibi. Beberapa spesies endemik dapat ditemukan di wilayah ini, terutama di daerah pegunungan dan sistem gua karst.

Ada beberapa taman nasional dan kawasan lindung yang didirikan untuk melindungi keanekaragaman hayati ini. Taman Nasional Sutjeska adalah taman nasional tertua, yang melindungi Perućica, salah satu dari sedikit hutan primer yang tersisa di Eropa, dan puncak tertinggi negara, Maglić. Taman Nasional Kozara terkenal karena hutan lebat dan monumen peringatan Perang Dunia II. Taman Nasional Una melindungi keindahan alam sungai Una dengan air terjun dan jeramnya. Upaya konservasi terus dilakukan untuk mengatasi ancaman terhadap keanekaragaman hayati, seperti perambahan hutan, polusi, dan pembangunan infrastruktur yang tidak berkelanjutan.
4.3. Sungai dan Kota Utama
Bosnia dan Herzegovina memiliki tujuh sungai utama:
- Sava adalah sungai terbesar di negara ini dan membentuk batas alam utara dengan Kroasia. Sungai ini mengalirkan 76% wilayah negara ke Donau dan kemudian ke Laut Hitam. Bosnia dan Herzegovina adalah anggota Komisi Internasional untuk Perlindungan Sungai Donau (ICPDR).
- Una, Sana, dan Vrbas adalah anak sungai kanan Sava. Mereka berada di wilayah barat laut Bosanska Krajina.
- Sungai Bosna memberi nama pada negara ini dan merupakan sungai terpanjang yang sepenuhnya berada di dalamnya. Sungai ini membentang melalui Bosnia tengah, dari sumbernya dekat Sarajevo hingga Sava di utara.
- Drina mengalir melalui bagian timur Bosnia, dan sebagian besar membentuk batas alam dengan Serbia.
- Neretva adalah sungai utama Herzegovina dan satu-satunya sungai besar yang mengalir ke selatan, menuju Laut Adriatik.
Kota-kota utama di Bosnia dan Herzegovina memiliki peran penting secara geografis, ekonomi, dan budaya:
- Sarajevo: Ibu kota dan kota terbesar, terletak di lembah sungai Miljacka, dikelilingi pegunungan. Merupakan pusat politik, budaya, dan ekonomi negara.
- Banja Luka: Kota terbesar kedua dan ibu kota de facto Republika Srpska, terletak di tepi sungai Vrbas di wilayah Bosanska Krajina. Pusat administrasi, ekonomi, dan budaya penting di bagian barat laut negara.
- Tuzla: Terletak di timur laut Bosnia, dikenal dengan danau garamnya dan sebagai pusat industri penting, terutama pertambangan batu bara dan industri kimia.
- Zenica: Terletak di Bosnia tengah di tepi sungai Bosna, merupakan pusat industri baja utama negara.
- Mostar: Kota terbesar di Herzegovina dan pusat budaya penting, terkenal dengan jembatan Stari Most yang bersejarah di atas sungai Neretva. Merupakan pusat pariwisata dan ekonomi di wilayah selatan.
- Bihać: Terletak di barat laut Bosnia di tepi sungai Una, dekat perbatasan Kroasia. Dikenal karena keindahan alam Taman Nasional Una.
- Prijedor: Kota penting lainnya di Bosanska Krajina, terletak di dekat sungai Sana.
- Brčko: Terletak di timur laut negara di tepi sungai Sava, memiliki status sebagai distrik otonom yang penting secara strategis.
5. Politik
Sistem politik Bosnia dan Herzegovina sangat kompleks dan merupakan hasil dari Perjanjian Dayton yang mengakhiri Perang Bosnia pada tahun 1995. Perjanjian ini menciptakan struktur pemerintahan yang rumit dengan tujuan untuk menyeimbangkan kepentingan tiga kelompok etnis utama: Bosniak, Serbia, dan Kroasia. Negara ini secara resmi adalah sebuah republik parlementer, namun dengan tingkat desentralisasi yang tinggi dan pengawasan internasional yang signifikan. Tantangan utama dalam politik Bosnia dan Herzegovina meliputi upaya mencapai konsensus antar-etnis, reformasi konstitusi dan kelembagaan, pemberantasan korupsi, serta kemajuan menuju integrasi Uni Eropa dan NATO. Pembangunan demokrasi yang stabil dan fungsional masih menghadapi banyak kendala akibat perpecahan etnis dan warisan konflik masa lalu.
5.1. Struktur Pemerintahan

Struktur pemerintahan pusat Bosnia dan Herzegovina terdiri dari beberapa lembaga utama yang dirancang untuk memastikan keterwakilan ketiga kelompok etnis konstituen (Bosniak, Serbia, dan Kroasia).
Dewan Kepresidenan (Presidensi): Merupakan kepala negara kolektif yang terdiri dari tiga anggota: satu Bosniak dan satu Kroasia yang dipilih dari wilayah Federasi Bosnia dan Herzegovina, dan satu Serbia yang dipilih dari wilayah Republika Srpska. Ketiga anggota ini dipilih secara langsung oleh rakyat untuk masa jabatan empat tahun. Jabatan Ketua Dewan Kepresidenan dirotasi setiap delapan bulan di antara ketiga anggota tersebut. Dewan Kepresidenan bertanggung jawab atas kebijakan luar negeri, pengangkatan duta besar, pengusulan anggaran tahunan (atas rekomendasi Dewan Menteri), dan bertindak sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata.
Dewan Menteri (Kabinet): Merupakan badan eksekutif utama negara, dipimpin oleh seorang Ketua Dewan Menteri (Perdana Menteri). Ketua Dewan Menteri dicalonkan oleh Dewan Kepresidenan dan disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Ketua kemudian menunjuk para menteri, yang juga harus disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Komposisi Dewan Menteri juga harus mencerminkan keseimbangan etnis. Dewan Menteri bertanggung jawab untuk melaksanakan undang-undang dan kebijakan negara.
Majelis Parlementer (Parlemen): Merupakan badan legislatif bikameral yang terdiri dari:
- Dewan Perwakilan Rakyat (Predstavnički dom/Zastupnički dom): Terdiri dari 42 anggota yang dipilih secara langsung melalui sistem perwakilan proporsional untuk masa jabatan empat tahun. Dua pertiga anggota (28 kursi) dipilih dari Federasi Bosnia dan Herzegovina, dan sepertiga (14 kursi) dari Republika Srpska.
- Dewan Rakyat (Dom naroda): Terdiri dari 15 delegasi yang dipilih secara tidak langsung oleh parlemen entitas. Sepuluh delegasi (lima Bosniak dan lima Kroasia) dipilih oleh Dewan Rakyat Federasi, dan lima delegasi (Serbia) dipilih oleh Majelis Nasional Republika Srpska. Dewan Rakyat memiliki peran penting dalam memastikan bahwa undang-undang tidak merugikan kepentingan vital kelompok etnis konstituen.
Sistem Pemilihan Umum: Pemilihan umum diadakan untuk memilih anggota Dewan Kepresidenan, anggota Dewan Perwakilan Rakyat di tingkat negara bagian dan entitas, serta anggota parlemen kanton (di Federasi). Sistem pemilihan yang digunakan kompleks dan sering kali dikritik karena memperkuat perpecahan etnis. Ada persyaratan etnis untuk pencalonan pada posisi tertentu, yang telah menjadi subjek putusan Mahkamah Hak Asasi Manusia Eropa karena dianggap diskriminatif.
Kekuasaan pemerintah pusat sangat terbatas, karena sebagian besar fungsi pemerintahan didelegasikan kepada dua entitas, Federasi Bosnia dan Herzegovina dan Republika Srpska, serta Distrik Brčko. Masing-masing entitas memiliki konstitusi, presiden, parlemen, pemerintahan, dan sistem peradilannya sendiri.
5.2. Pembagian Administratif

Bosnia dan Herzegovina memiliki struktur pembagian administratif yang unik dan kompleks, yang ditetapkan oleh Perjanjian Dayton tahun 1995. Negara ini terdiri dari dua entitas utama dan satu distrik dengan status khusus:
1. Federasi Bosnia dan Herzegovina (Federacija Bosne i Hercegovine - FBiH): Entitas ini mencakup sekitar 51% wilayah negara dan mayoritas dihuni oleh etnis Bosniak dan Kroasia. Federasi ini dibagi lagi menjadi sepuluh kanton (kantoni), yang masing-masing memiliki otonomi signifikan dengan pemerintahan dan legislatif sendiri. Kanton-kanton tersebut adalah:
- Kanton Una-Sana
- Kanton Posavina
- Kanton Tuzla
- Kanton Zenica-Doboj
- Kanton Podrinje Bosnia
- Kanton Bosnia Tengah
- Kanton Herzegovina-Neretva
- Kanton Herzegovina Barat
- Kanton Sarajevo
- Kanton 10 (juga dikenal sebagai Kanton Herzeg-Bosnia atau Livanjski kanton)
Setiap kanton dibagi lagi menjadi munisipalitas (općine/opštine).
2. Republika Srpska (RS): Entitas ini mencakup sekitar 49% wilayah negara dan mayoritas dihuni oleh etnis Serbia. Berbeda dengan Federasi, Republika Srpska memiliki struktur pemerintahan yang lebih terpusat dan tidak dibagi menjadi kanton. Wilayahnya dibagi langsung menjadi munisipalitas (opštine). Meskipun demikian, untuk keperluan statistik dan perencanaan regional, Republika Srpska dibagi menjadi beberapa region geografis, namun ini bukan merupakan unit pemerintahan otonom.
3. Distrik Brčko (Brčko Distrikt): Distrik ini terletak di timur laut negara dan memiliki status otonom khusus. Secara resmi, distrik ini merupakan kondominium (milik bersama) dari kedua entitas, tetapi diperintah secara independen dan tidak menjadi bagian eksklusif dari salah satunya. Distrik Brčko memiliki pemerintahan, majelis, dan sistem peradilannya sendiri, serta diawasi oleh seorang supervisor internasional. Keputusan mengenai statusnya diambil melalui arbitrase internasional karena lokasinya yang strategis.
Pembagian administratif ini mencerminkan kompromi politik yang dicapai untuk mengakhiri perang, tetapi juga menjadi sumber tantangan dalam hal efisiensi pemerintahan, koordinasi kebijakan, dan pembangunan nasional yang terpadu. Masing-masing entitas dan Distrik Brčko memiliki tingkat otonomi yang luas dalam banyak bidang, termasuk pendidikan, kepolisian, dan kebijakan ekonomi.
5.3. Pengawasan Internasional dan Tantangan
Setelah Perjanjian Dayton, implementasi perdamaian sipil di Bosnia dan Herzegovina diawasi oleh Kantor Perwakilan Tinggi (Office of the High Representative - OHR). Perwakilan Tinggi (High Representative) dipilih oleh Dewan Implementasi Perdamaian (Peace Implementation Council - PIC), sebuah badan internasional yang terdiri dari negara-negara dan organisasi yang terlibat dalam proses perdamaian. Perwakilan Tinggi memiliki otoritas politik tertinggi di negara ini dan dibekali dengan "Kekuasaan Bonn" (Bonn Powers), yang memungkinkannya untuk memberlakukan undang-undang, membatalkan keputusan pejabat lokal, dan bahkan memberhentikan pejabat terpilih maupun yang tidak terpilih jika dianggap menghalangi implementasi Perjanjian Dayton. Peran OHR secara bertahap berkurang seiring dengan kemajuan negara, namun keberadaannya masih dianggap perlu oleh sebagian komunitas internasional untuk menjaga stabilitas.
Meskipun ada kemajuan, Bosnia dan Herzegovina menghadapi berbagai tantangan utama terkait integrasi nasional dan reformasi:
- Fragmentasi Politik dan Etnis: Struktur negara yang kompleks dengan pembagian kekuasaan berdasarkan etnis seringkali menyebabkan kebuntuan politik dan menghambat pengambilan keputusan yang efektif. Nasionalisme etnis masih kuat dan sering dimanfaatkan oleh para politisi.
- Reformasi Konstitusi: Konstitusi yang lahir dari Perjanjian Dayton dianggap oleh banyak pihak perlu direformasi agar negara lebih fungsional dan memenuhi standar Uni Eropa, terutama terkait isu diskriminasi terhadap mereka yang tidak termasuk dalam tiga etnis konstituen.
- Pemberantasan Korupsi dan Kejahatan Terorganisir: Korupsi masih menjadi masalah serius yang menghambat pembangunan ekonomi dan supremasi hukum.
- Pembangunan Ekonomi dan Pengangguran: Tingkat pengangguran, terutama di kalangan kaum muda, masih tinggi. Pemulihan ekonomi pascaperang berjalan lambat dan bergantung pada bantuan internasional serta investasi asing.
- Reformasi Sektor Publik: Birokrasi yang besar dan tidak efisien menjadi beban bagi anggaran negara dan menghambat pelayanan publik.
- Integrasi Uni Eropa dan NATO: Meskipun menjadi tujuan strategis, proses integrasi berjalan lambat karena lambatnya laju reformasi yang disyaratkan.
- Rekonsiliasi dan Keadilan Transisional: Meskipun Pengadilan Pidana Internasional untuk Bekas Yugoslavia (ICTY) telah mengadili banyak penjahat perang, proses rekonsiliasi di tingkat masyarakat masih panjang dan sulit. Penyangkalan kejahatan perang dan glorifikasi penjahat perang oleh beberapa pihak masih menjadi penghalang.
- Brain Drain: Banyak kaum muda dan profesional terdidik meninggalkan negara untuk mencari peluang yang lebih baik di luar negeri, yang berdampak negatif pada pembangunan jangka panjang.
Upaya masyarakat internasional terus berlanjut untuk mendukung reformasi dan menjaga perdamaian, namun keberhasilan jangka panjang sangat bergantung pada kemauan politik para pemimpin lokal dan partisipasi aktif masyarakat sipil dalam membangun negara yang demokratis dan sejahtera.
5.4. Hubungan Luar Negeri

Bosnia dan Herzegovina menjalankan kebijakan luar negeri yang bertujuan untuk menjaga kedaulatan dan integritas teritorialnya, meningkatkan hubungan baik dengan negara-negara tetangga, serta berintegrasi ke dalam struktur Eropa dan Euro-Atlantik, terutama Uni Eropa (UE) dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Arah dasar kebijakan luar negeri sangat dipengaruhi oleh Perjanjian Dayton dan pengawasan komunitas internasional.
Hubungan dengan Negara Tetangga: Hubungan dengan Kroasia, Serbia, dan Montenegro cukup stabil sejak penandatanganan Perjanjian Dayton, meskipun isu-isu tertentu seperti perbatasan, suksesi aset bekas Yugoslavia, dan penuntutan kejahatan perang kadang-kadang menimbulkan ketegangan. Kerja sama regional di berbagai bidang seperti ekonomi, keamanan, dan budaya terus ditingkatkan. Dari perspektif hak asasi manusia dan korban perang, tuntutan akan keadilan dan pengakuan atas penderitaan masa lalu masih menjadi elemen penting dalam hubungan ini.
Keanggotaan di Organisasi Internasional: Bosnia dan Herzegovina adalah anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Dewan Eropa, Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE), dan Perjanjian Perdagangan Bebas Eropa Tengah (CEFTA). Negara ini juga merupakan anggota pendiri Uni untuk Mediterania. Keanggotaan dalam organisasi-organisasi ini memberikan platform bagi Bosnia dan Herzegovina untuk berpartisipasi dalam isu-isu global dan regional serta mempromosikan kepentingannya.
Arah Dasar Kebijakan Luar Negeri:
- Integrasi Eropa-Atlantik: Menjadi prioritas utama. Upaya untuk memenuhi syarat keanggotaan UE dan NATO mendominasi agenda kebijakan luar negeri.
- Kerja Sama Regional: Memperkuat hubungan baik dan kerja sama dengan negara-negara Balkan Barat lainnya.
- Multilateralisme: Berpartisipasi aktif dalam organisasi internasional untuk mempromosikan perdamaian, keamanan, dan pembangunan.
- Diplomasi Ekonomi: Menarik investasi asing dan mempromosikan perdagangan untuk mendukung pembangunan ekonomi.
Dalam konteks hubungan luar negeri, berbagai sikap dan perspektif muncul, terutama dari kelompok-kelompok yang terkena dampak konflik atau yang memperjuangkan isu hak asasi manusia. Organisasi masyarakat sipil dan kelompok korban seringkali menyerukan akuntabilitas yang lebih besar atas kejahatan perang, penyelesaian status orang hilang, dan dukungan bagi pengungsi dan korban kekerasan. Kebijakan luar negeri Bosnia dan Herzegovina berusaha menyeimbangkan berbagai kepentingan ini sambil tetap fokus pada tujuan strategis jangka panjangnya.
5.4.1. Hubungan dengan Uni Eropa dan NATO
Integrasi ke dalam Uni Eropa (UE) dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) merupakan dua pilar utama kebijakan luar negeri Bosnia dan Herzegovina pasca-Perjanjian Dayton.
Hubungan dengan Uni Eropa (UE):
Bosnia dan Herzegovina memulai Proses Stabilisasi dan Asosiasi (SAA) dengan UE pada tahun 2007, yang merupakan langkah awal menuju keanggotaan. Perjanjian Stabilisasi dan Asosiasi (SAA) secara resmi mulai berlaku pada Juni 2015. Pada Februari 2016, Bosnia dan Herzegovina mengajukan permohonan keanggotaan UE. Setelah melalui proses evaluasi yang panjang, pada Desember 2022, Dewan Eropa memberikan status negara kandidat kepada Bosnia dan Herzegovina. Langkah ini dianggap sebagai tonggak penting, meskipun jalan menuju keanggotaan penuh masih panjang dan memerlukan implementasi reformasi yang komprehensif di berbagai bidang, termasuk supremasi hukum, pemberantasan korupsi, reformasi administrasi publik, dan penguatan institusi demokrasi. UE adalah mitra dagang dan donor bantuan terbesar bagi Bosnia dan Herzegovina.
Hubungan dengan NATO:
Bosnia dan Herzegovina bergabung dengan program Kemitraan untuk Perdamaian (PfP) NATO pada tahun 2006. Pada April 2010, negara ini menerima Rencana Aksi Keanggotaan (MAP) dari NATO, yang merupakan program bantuan, nasihat, dan dukungan praktis yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing negara yang ingin bergabung dengan aliansi. Partisipasi dalam MAP merupakan langkah penting menuju keanggotaan penuh. Meskipun demikian, proses keanggotaan NATO di Bosnia dan Herzegovina menghadapi tantangan politik internal, terutama dari beberapa politisi Serbia Bosnia yang menentang integrasi penuh ke dalam aliansi tersebut, sebagian karena hubungan historis dengan Rusia dan dampak dari intervensi NATO di kawasan pada tahun 1990-an. Angkatan Bersenjata Bosnia dan Herzegovina telah berpartisipasi dalam beberapa misi penjaga perdamaian yang dipimpin NATO, menunjukkan komitmen negara terhadap keamanan kolektif.
Upaya untuk mencapai keanggotaan penuh di kedua organisasi ini terus menjadi agenda utama pemerintah, karena dianggap akan membawa stabilitas politik, keamanan, dan kemakmuran ekonomi jangka panjang bagi negara.
5.5. Militer
![]()
| ![]()
|
Angkatan Bersenjata Bosnia dan Herzegovina (Oružane snage Bosne i Hercegovine - OSBiH) dibentuk secara terpadu pada tahun 2005 melalui penggabungan dua angkatan bersenjata entitas sebelumnya: Tentara Federasi Bosnia dan Herzegovina (VFBiH) dan Tentara Republik Srpska (VRS). Kementerian Pertahanan tingkat negara bagian dibentuk pada tahun 2004. Proses unifikasi ini merupakan salah satu reformasi kunci pasca-Perjanjian Dayton dan syarat penting untuk kemajuan menuju integrasi NATO.
OSBiH terdiri dari:
- Angkatan Darat Bosnia (Kopnena vojska)
- Angkatan Udara dan Pertahanan Udara (Zrakoplovstvo i protuzračna odbrana)
Angkatan Darat memiliki sekitar 7.200 personel aktif dan 5.000 personel cadangan. Persenjataannya merupakan campuran dari peralatan buatan Amerika, Yugoslavia, Soviet, dan Eropa. Angkatan Udara dan Pertahanan Udara memiliki sekitar 1.500 personel dan sekitar 62 pesawat. Pasukan Pertahanan Udara mengoperasikan MANPADS, baterai rudal darat-ke-udara (SAM), meriam antipesawat, dan radar. Angkatan Darat telah mengadopsi seragam MARPAT yang dimodifikasi, yang digunakan oleh tentara Bosnia yang bertugas dengan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) di Afghanistan.
Tugas utama OSBiH meliputi:
- Mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorial Bosnia dan Herzegovina.
- Berpartisipasi dalam operasi penjaga perdamaian dan kemanusiaan internasional.
- Memberikan bantuan kepada otoritas sipil dalam kasus bencana alam atau keadaan darurat lainnya.
Bosnia dan Herzegovina telah aktif berpartisipasi dalam misi penjaga perdamaian internasional. Sejak 2007, Kementerian Pertahanan telah mengirimkan personel militer untuk bertugas dalam misi ISAF di Afghanistan, misi di Irak, dan di Republik Demokratik Kongo. Keterlibatan ini menunjukkan komitmen negara terhadap keamanan global dan interoperabilitas dengan pasukan NATO dan mitra lainnya.
Reformasi pertahanan terus berlanjut dengan tujuan meningkatkan profesionalisme, efisiensi, dan interoperabilitas OSBiH dengan standar NATO. Negara ini terus berupaya memenuhi persyaratan untuk keanggotaan penuh NATO, meskipun ada tantangan politik internal terkait isu ini.
6. Ekonomi
Ekonomi Bosnia dan Herzegovina sedang dalam masa transisi dari sistem ekonomi campuran warisan era Yugoslavia menuju ekonomi pasar yang lebih liberal. Proses ini dipengaruhi oleh dampak kehancuran akibat Perang Bosnia pada tahun 1990-an dan kompleksitas struktur politik negara. Pemulihan ekonomi berjalan bertahap, dengan tantangan signifikan dalam hal pengangguran, korupsi, dan reformasi struktural. Sektor industri, pertanian, pariwisata, dan jasa menjadi pilar utama ekonomi, sementara upaya untuk menarik investasi asing dan meningkatkan ekspor terus dilakukan.
6.1. Situasi Ekonomi dan Tantangan
Proses pemulihan ekonomi Bosnia dan Herzegovina pascaperang (1992-1995) berjalan lambat dan menghadapi berbagai tantangan. Perang menyebabkan kerusakan material yang diperkirakan mencapai 200.00 B EUR (sekitar 326.38 B EUR pada tahun 2022 setelah disesuaikan dengan inflasi). Sebelum perang, Bosnia dan Herzegovina memiliki basis industri yang kuat, terutama di sektor logam, yang merupakan bagian signifikan dari industri Yugoslavia.
Motor penggerak pertumbuhan utama saat ini meliputi sektor jasa (termasuk pariwisata yang berkembang pesat), industri (terutama pengolahan logam, kayu, dan tekstil), serta pertanian. Remitansi dari diaspora Bosnia di luar negeri juga memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan nasional.
Namun, negara ini menghadapi sejumlah tantangan ekonomi dan sosial yang serius:
- Pengangguran: Tingkat pengangguran, terutama di kalangan kaum muda, tetap tinggi, meskipun angka resmi mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan situasi sebenarnya karena adanya ekonomi informal yang cukup besar (diperkirakan mencapai 25,5% dari PDB).
- Struktur Perdagangan: Bosnia dan Herzegovina mengalami defisit perdagangan yang persisten, meskipun ekspor telah menunjukkan pertumbuhan dalam beberapa tahun terakhir. Produk ekspor utama meliputi kursi mobil, listrik, kayu olahan, aluminium, dan furnitur. Impor utama adalah minyak mentah, mobil, oli motor, batu bara, dan briket.
- Korupsi dan Birokrasi: Korupsi dan birokrasi yang tidak efisien dianggap sebagai penghambat utama investasi dan pertumbuhan ekonomi.
- Reformasi Struktural: Proses privatisasi perusahaan milik negara berjalan lambat dan seringkali kontroversial. Reformasi di sektor publik dan perbaikan iklim usaha masih diperlukan.
- Utang Publik: Meskipun utang publik sempat menunjukkan tren penurunan, pengelolaannya tetap menjadi perhatian. Pada akhir 2017, utang publik mencapai 5.92 B EUR, sekitar 35,6% dari PDB.
- Isu Sosial: Hak-hak pekerja, kesenjangan sosial, dan kualitas layanan publik seperti kesehatan dan pendidikan menjadi perhatian. Tingkat kemiskinan, meskipun menurun, masih mempengaruhi sebagian populasi.
- Investasi Asing Langsung (FDI): Meskipun ada peningkatan FDI dalam beberapa tahun terakhir (misalnya, 397.35 M EUR pada tahun 2017, setara dengan 2,5% PDB), jumlahnya masih relatif rendah dibandingkan negara-negara lain di kawasan.
- Fragmentasi Politik: Struktur politik yang kompleks dan seringnya kebuntuan politik menghambat implementasi reformasi ekonomi yang koheren dan efektif.
Meskipun menghadapi tantangan ini, ada beberapa perkembangan positif, seperti peningkatan peringkat dalam Indeks Kebebasan Ekonomi dan pertumbuhan di sektor pariwisata. Dukungan dari lembaga keuangan internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia terus memainkan peran penting dalam upaya stabilisasi dan reformasi ekonomi.
6.2. Sektor Utama
Ekonomi Bosnia dan Herzegovina didukung oleh beberapa sektor utama, yang masing-masing memiliki karakteristik dan kontribusi tersendiri:
- Manufaktur: Sektor ini merupakan warisan dari era industri Yugoslavia. Industri utama meliputi pengolahan logam (baja dan aluminium, seperti Aluminij Mostar), produksi komponen otomotif (misalnya, kursi mobil), pengolahan kayu dan produksi furnitur, serta industri tekstil dan alas kaki. Meskipun banyak pabrik mengalami kerusakan atau kesulitan selama dan setelah perang, beberapa telah berhasil direvitalisasi dan berorientasi ekspor.
- Pertanian: Meskipun kontribusinya terhadap PDB mungkin tidak sebesar sektor lain, pertanian tetap penting bagi perekonomian pedesaan dan ketahanan pangan. Produk pertanian utama meliputi sereal (gandum, jagung), buah-buahan (plum, apel, anggur), sayuran, dan produk ternak (susu, daging). Wilayah utara di sepanjang sungai Sava memiliki lahan yang subur. Herzegovina dikenal dengan produksi anggur dan tembakau.
- Energi: Bosnia dan Herzegovina memiliki potensi energi yang signifikan, terutama dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) karena banyaknya sungai pegunungan, serta pembangkit listrik tenaga termal yang menggunakan cadangan batu bara lignit yang cukup besar. Negara ini merupakan pengekspor bersih listrik ke negara-negara tetangga. Ada juga eksplorasi untuk sumber daya minyak dan gas, seperti di ladang minyak Šamac dan Tuzla, meskipun pengembangannya masih terbatas.
- Pertambangan: Selain batu bara, negara ini memiliki deposit mineral lain seperti bijih besi, bauksit (bahan baku aluminium), timbal, seng, dan mangan. Industri pertambangan telah lama ada, meskipun modernisasi dan investasi lebih lanjut diperlukan.
- Jasa: Sektor jasa, termasuk perdagangan, keuangan, dan telekomunikasi, terus berkembang. Sektor pariwisata (dibahas terpisah) juga menunjukkan pertumbuhan yang pesat dan menjadi sumber pendapatan devisa yang semakin penting.
Setiap sektor menghadapi tantangan tersendiri, mulai dari kebutuhan modernisasi teknologi, peningkatan daya saing, hingga perbaikan regulasi dan infrastruktur pendukung. Upaya pemerintah dan sektor swasta difokuskan pada peningkatan produktivitas dan nilai tambah di sektor-sektor ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
6.3. Pariwisata

Pariwisata di Bosnia dan Herzegovina telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir dan menjadi sektor ekonomi yang semakin penting. Negara ini menawarkan beragam daya tarik, mulai dari situs sejarah dan budaya, keindahan alam pegunungan, hingga tempat-tempat ziarah keagamaan. Menurut proyeksi Organisasi Pariwisata Dunia, Bosnia dan Herzegovina memiliki salah satu tingkat pertumbuhan pariwisata tertinggi di dunia antara tahun 1995 dan 2020.
Pada tahun 2017, tercatat 1.307.319 kunjungan wisatawan, meningkat 13,7% dari tahun sebelumnya, dengan 2.677.125 malam menginap di hotel (peningkatan 12,3%). Sekitar 71,5% wisatawan berasal dari luar negeri. Pada tahun 2018, jumlah wisatawan meningkat menjadi 1.883.772 (naik 44,1%), dengan 3.843.484 malam menginap (naik 43,5%), dan 71,2% di antaranya adalah wisatawan asing.

Sumber daya pariwisata utama meliputi:
- Sarajevo: Ibu kota negara, terkenal dengan sejarahnya yang kaya, perpaduan arsitektur Utsmaniyah dan Austria-Hungaria, serta sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 1984. Baščaršija (pasar tua), masjid-masjid bersejarah, gereja, dan sinagoge menjadi daya tarik utama. Festival Film Sarajevo juga menarik banyak pengunjung internasional.
- Mostar: Dikenal dengan jembatan Stari Most yang ikonik (Situs Warisan Dunia UNESCO) dan kota tuanya yang menawan.
- Međugorje: Salah satu situs ziarah Katolik paling populer di dunia, menarik jutaan peziarah setiap tahun karena dugaan penampakan Bunda Maria. Sejak 2019, ziarah ke Međugorje secara resmi diizinkan dan diorganisir oleh Takhta Suci.
- Pariwisata Alam dan Petualangan: Pegunungan seperti Bjelašnica, Jahorina, dan Igman (bekas lokasi Olimpiade Musim Dingin) populer untuk ski dan hiking. National Geographic menobatkan Bosnia dan Herzegovina sebagai tujuan petualangan bersepeda gunung terbaik tahun 2012. Arung jeram di sungai-sungai seperti Vrbas, Tara, Drina, Neretva, dan Una juga sangat populer. Ngarai Sungai Tara adalah salah satu yang terdalam di Eropa.
- Situs Sejarah dan Budaya Lainnya: Termasuk Jembatan Mehmed Paša Sokolović di Višegrad (Situs Warisan Dunia UNESCO), kota tua Počitelj, Jajce dengan air terjunnya, dan Taman Nasional Sutjeska dengan hutan primer Perućica.

Upaya pengembangan industri pariwisata terus dilakukan, termasuk peningkatan infrastruktur, promosi, dan diversifikasi produk wisata. Sektor ini memberikan kontribusi penting bagi perekonomian melalui penciptaan lapangan kerja dan perolehan devisa.
6.4. Infrastruktur
Infrastruktur sosial utama seperti transportasi, komunikasi, dan energi merupakan fondasi penting bagi pembangunan ekonomi nasional Bosnia dan Herzegovina. Pascaperang, upaya signifikan telah dilakukan untuk membangun kembali dan memodernisasi infrastruktur yang rusak, meskipun tantangan masih tetap ada.
6.4.1. Transportasi

Jaringan transportasi di Bosnia dan Herzegovina terdiri dari jalan raya, kereta api, penerbangan, dan angkutan air, yang terus dikembangkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan mobilitas penduduk.
- Jalan Raya: Jaringan jalan raya merupakan tulang punggung transportasi darat. Ada lima jalan internasional utama dan dua puluh jalan nasional. Pembangunan jalan tol modern, seperti Koridor Vc yang merupakan bagian dari jaringan jalan Eropa, sedang berlangsung untuk meningkatkan konektivitas dengan negara-negara tetangga dan Eropa. Namun, kualitas jalan di beberapa daerah pedesaan masih memerlukan perbaikan. Per Desember 2023, terdapat 1,3 juta kendaraan bermotor terdaftar di negara ini.
- Kereta Api: Operasional kereta api di Bosnia dan Herzegovina merupakan kelanjutan dari Kereta Api Yugoslavia di dalam batas negara setelah kemerdekaan. Saat ini, layanan kereta api dioperasikan oleh Kereta Api Federasi Bosnia dan Herzegovina (ŽFBiH) di Federasi Bosnia dan Herzegovina dan oleh Kereta Api Republik Srpska (ŽRS) di Republik Srpska. Jaringan kereta api digunakan untuk angkutan penumpang dan barang, meskipun memerlukan modernisasi lebih lanjut pada infrastruktur dan sarana perkeretaapian.
- Penerbangan: Bandar Udara Internasional Sarajevo (juga dikenal sebagai Bandara Butmir) adalah bandara internasional utama, yang terletak sekitar 6.1 km barat daya dari stasiun kereta api utama Sarajevo di pinggiran kota Butmir. Terdapat juga bandara internasional yang lebih kecil di Tuzla, Mostar, dan Banja Luka, yang melayani penerbangan regional dan beberapa rute internasional.
- Angkutan Air: Pelabuhan sungai di Sava, seperti di Brčko, memainkan peran dalam angkutan barang, menghubungkan negara ini dengan jaringan sungai Donau dan Eropa Tengah. Namun, pemanfaatannya masih terbatas. Bosnia dan Herzegovina memiliki akses sangat terbatas ke laut melalui pelabuhan Neum, yang kapasitasnya kecil.
Rencana pengembangan infrastruktur transportasi terus menjadi prioritas, dengan fokus pada penyelesaian koridor jalan tol utama, modernisasi jaringan kereta api, dan peningkatan fasilitas bandara untuk mendukung pariwisata dan perdagangan.
6.4.2. Telekomunikasi
Pasar komunikasi Bosnia sepenuhnya diliberalisasi pada Januari 2006. Terdapat tiga operator telepon rumah utama yang dominan menyediakan layanan di wilayah operasi mereka masing-masing, namun memiliki lisensi nasional untuk panggilan domestik dan internasional. Layanan data seluler juga tersedia, termasuk layanan EDGE, 3G, dan 4G berkecepatan tinggi.
Pada tahun 2018, 99,5% perusahaan di Bosnia dan Herzegovina menggunakan komputer dalam bisnis mereka, sementara 99,3% memiliki koneksi internet. Per Desember 2021, terdapat 3.374.094 pengguna internet di negara ini, atau 95,55% dari total populasi.
Media di Bosnia dan Herzegovina mencakup surat kabar, stasiun televisi, dan radio, baik milik negara maupun swasta. Oslobođenje (Pembebasan), didirikan pada tahun 1943, adalah salah satu surat kabar yang beredar terus menerus terlama di negara ini. Publikasi nasional lainnya termasuk Dnevni avaz (Suara Harian), didirikan pada tahun 1995, dan Jutarnje Novine (Berita Pagi). Media internasional seperti Al Jazeera memiliki saluran Al Jazeera Balkans yang berbasis di Sarajevo. Sejak 2014, platform N1 telah mengudara sebagai afiliasi CNN International. Kebebasan pers dijamin oleh konstitusi, dan pada tahun 2021, Bosnia dan Herzegovina menempati peringkat kedua tertinggi dalam kebebasan pers di wilayah tersebut setelah Kroasia, dan berada di peringkat ke-58 secara internasional.
7. Masyarakat
Masyarakat Bosnia dan Herzegovina mencerminkan sejarah panjang interaksi berbagai kelompok etnis dan agama. Struktur demografisnya sangat dipengaruhi oleh Perang Bosnia pada tahun 1990-an, yang menyebabkan perpindahan penduduk besar-besaran dan perubahan komposisi etnis di banyak wilayah. Sistem pendidikan dan kesehatan nasional terus berupaya memberikan layanan kepada seluruh warga negara di tengah tantangan ekonomi dan politik. Gambaran umum masyarakat menunjukkan adanya keragaman budaya yang kaya namun juga ketegangan antar-etnis yang masih laten.
7.1. Demografi
Menurut sensus 1991, Bosnia dan Herzegovina memiliki populasi 4.369.319 jiwa, sedangkan sensus Grup Bank Dunia 1996 menunjukkan penurunan menjadi 3.764.425 jiwa. Migrasi penduduk besar-besaran selama Perang Yugoslavia pada tahun 1990-an telah menyebabkan pergeseran demografis di negara ini. Antara tahun 1991 dan 2013, perselisihan politik membuat sensus tidak mungkin diselenggarakan. Sensus yang direncanakan untuk tahun 2011, kemudian untuk tahun 2012, ditunda hingga Oktober 2013. Sensus 2013 menemukan total populasi 3.531.159 orang, turun sekitar 20% sejak 1991. Angka sensus 2013 mencakup penduduk Bosnia non-permanen dan karena alasan ini dipersengketakan oleh pejabat Republik Srpska dan politisi Serbia.
Kepadatan penduduk bervariasi, dengan konsentrasi yang lebih tinggi di daerah perkotaan dan lembah sungai. Struktur usia menunjukkan populasi yang menua, sebuah tren yang umum di banyak negara Eropa, diperburuk oleh emigrasi kaum muda. Tingkat urbanisasi terus meningkat, meskipun sebagian besar populasi masih tinggal di daerah pedesaan atau kota-kota kecil. Perubahan demografis utama meliputi penurunan angka kelahiran, peningkatan emigrasi, dan dampak korban jiwa serta pengungsian akibat perang.
7.1.1. Kelompok Etnis

Bosnia dan Herzegovina adalah rumah bagi tiga kelompok etnis "konstituen", yaitu Bosniak, Serbia, dan Kroasia, ditambah sejumlah kelompok yang lebih kecil termasuk Yahudi dan Romani. Menurut data dari sensus 2013 yang diterbitkan oleh Badan Statistik Bosnia dan Herzegovina, Bosniak merupakan 50,1% dari populasi, Serbia 30,8%, Kroasia 15,5%, dan lainnya 2,7%, dengan responden yang tersisa tidak menyatakan etnisitas mereka atau tidak menjawab. Hasil sensus ini dipersengketakan oleh kantor statistik Republik Srpska dan oleh politisi Serbia Bosnia. Sengketa atas sensus tersebut menyangkut dimasukkannya penduduk Bosnia non-permanen dalam angka-angka tersebut, yang ditentang oleh pejabat Republik Srpska. Kantor statistik Uni Eropa, Eurostat, menyimpulkan pada Mei 2016 bahwa metodologi sensus yang digunakan oleh badan statistik Bosnia sejalan dengan rekomendasi internasional.
- Bosniak: Kelompok etnis terbesar, mayoritas menganut agama Islam Sunni. Mereka tersebar di seluruh negeri, dengan konsentrasi utama di wilayah Federasi Bosnia dan Herzegovina. Budaya Bosniak memiliki akar Slavia dengan pengaruh Utsmaniyah yang kuat dalam tradisi, arsitektur, dan kuliner.
- Serbia: Kelompok etnis terbesar kedua, mayoritas menganut agama Kristen Ortodoks Serbia. Mereka terkonsentrasi terutama di wilayah Republika Srpska. Budaya Serbia di Bosnia dan Herzegovina terkait erat dengan budaya Serbia di Serbia, dengan tradisi Ortodoks yang kental.
- Kroasia: Kelompok etnis terbesar ketiga, mayoritas menganut agama Katolik Roma. Mereka terkonsentrasi terutama di bagian barat Herzegovina dan beberapa kantong di Bosnia tengah serta Posavina. Budaya Kroasia di Bosnia dan Herzegovina memiliki ikatan kuat dengan budaya Kroasia di Kroasia.
Hubungan timbal balik antara ketiga kelompok etnis ini kompleks dan seringkali tegang akibat warisan Perang Bosnia. Meskipun Perjanjian Dayton menciptakan kerangka kerja untuk berbagi kekuasaan, segregasi etnis dalam pendidikan, politik, dan kehidupan sosial masih terjadi di banyak wilayah.
Selain tiga kelompok etnis konstituen, terdapat kelompok minoritas lainnya, termasuk Romani (Gipsi), Yahudi (dengan sejarah panjang di Sarajevo), Albania, Montenegro, Ukraina, dan Turki. Kelompok-kelompok ini sering menghadapi diskriminasi dan tantangan dalam mengakses hak-hak mereka. Perlindungan hak-hak minoritas dan kelompok rentan merupakan salah satu isu penting dalam upaya Bosnia dan Herzegovina untuk memenuhi standar hak asasi manusia Eropa.
7.1.2. Bahasa
Konstitusi Bosnia tidak menyebutkan bahasa resmi apa pun. Namun, para akademisi Hilary Footitt dan Michael Kelly mencatat bahwa Perjanjian Dayton menyatakan bahwa perjanjian tersebut "dibuat dalam bahasa Bosnia, Kroasia, Inggris, dan Serbia", dan mereka menggambarkannya sebagai "pengakuan de facto atas tiga bahasa resmi" di tingkat negara bagian. Status yang setara antara bahasa Bosnia, Serbia, dan Kroasia diverifikasi oleh Mahkamah Konstitusi pada tahun 2000. Mahkamah memutuskan bahwa ketentuan konstitusi Federasi dan Republik Srpska mengenai bahasa tidak sesuai dengan konstitusi negara bagian, karena mereka hanya mengakui bahasa Bosnia dan Kroasia (dalam kasus Federasi) dan bahasa Serbia (dalam kasus Republik Srpska) sebagai bahasa resmi di tingkat entitas. Akibatnya, susunan kata dalam konstitusi entitas diubah dan ketiga bahasa tersebut dijadikan bahasa resmi di kedua entitas. Ketiga bahasa baku tersebut sepenuhnya dapat dipahami satu sama lain dan secara kolektif dikenal dengan sebutan Serbo-Kroasia, meskipun istilah ini tidak diakui secara resmi di negara tersebut. Penggunaan salah satu dari ketiga bahasa tersebut telah menjadi penanda identitas etnis. Michael Kelly dan Catherine Baker berpendapat: "Tiga bahasa resmi negara Bosnia saat ini... mewakili penegasan simbolis identitas nasional atas pragmatisme saling memahami".
Menurut Piagam Eropa untuk Bahasa-Bahasa Regional atau Minoritas (ECRML) tahun 1992, Bosnia dan Herzegovina mengakui bahasa-bahasa minoritas berikut: Albania, Montenegro, Ceko, Italia, Hungaria, Makedonia, Jerman, Polandia, Romani, Rumania, Rusyn, Slowakia, Slovenia, Turki, Ukraina, dan Yahudi (Yiddi dan Ladino). Minoritas Jerman di Bosnia dan Herzegovina sebagian besar adalah sisa-sisa Orang Swabia Donau, yang menetap di daerah tersebut setelah Monarki Habsburg merebut Balkan dari Kesultanan Utsmaniyah. Akibat pengusiran dan (paksa) asimilasi setelah dua Perang Dunia, jumlah etnis Jerman di Bosnia dan Herzegovina berkurang drastis.
Dalam sensus 2013, 52,86% populasi menganggap bahasa ibu mereka adalah Bosnia, 30,76% Serbia, 14,6% Kroasia, dan 1,57% bahasa lain, dengan 0,21% tidak memberikan jawaban. Bahasa Bosnia, Serbia, dan Kroasia ditulis menggunakan alfabet Latin dan Kiril (terutama untuk bahasa Serbia).
7.1.3. Agama
Menurut sensus 2013, komposisi agama di Bosnia dan Herzegovina adalah: Muslim 50,7%, Kristen Ortodoks 30,7%, Kristen Katolik 15,2%, agama lainnya 1,2%, ateis 0,7%, agnostik 0,3%, tidak menyatakan 0,9%, dan tidak menjawab 0,2%.
Survei tahun 2012 menemukan bahwa 54% Muslim Bosnia adalah Muslim non-denominasi, sementara 38% mengikuti Sunni.
Afiliasi agama sangat terkait erat dengan identitas etnis:
- Islam: Mayoritas dianut oleh etnis Bosniak. Islam telah hadir di wilayah ini sejak abad ke-15 pada masa Kesultanan Utsmaniyah. Sarajevo memiliki banyak masjid bersejarah yang indah, seperti Masjid Gazi Husrev-beg.
- Kristen Ortodoks: Mayoritas dianut oleh etnis Serbia, dan merupakan bagian dari Gereja Ortodoks Serbia. Biara-biara dan gereja-gereja Ortodoks kuno dapat ditemukan di seluruh negeri, terutama di Republika Srpska.
- Kristen Katolik: Mayoritas dianut oleh etnis Kroasia. Gereja Katolik memiliki sejarah panjang di Bosnia dan Herzegovina, dengan banyak gereja dan biara Fransiskan yang penting secara historis. Tempat ziarah Međugorje menarik banyak peziarah Katolik dari seluruh dunia.
Kebebasan beragama dijamin oleh konstitusi. Fasilitas keagamaan seperti masjid, gereja, dan sinagoge (meskipun komunitas Yahudi kecil) dapat ditemukan di banyak kota, mencerminkan warisan multikultural negara tersebut. Agama memainkan peran sosial yang signifikan dan seringkali terkait dengan identitas nasional dan politik. Dialog antaragama dipromosikan sebagai bagian dari upaya rekonsiliasi pascaperang.
7.2. Pendidikan
Sistem pendidikan di Bosnia dan Herzegovina terdesentralisasi, dengan tanggung jawab utama berada di tingkat entitas (Federasi Bosnia dan Herzegovina dan Republika Srpska) dan kanton (di dalam Federasi). Hal ini seringkali منجر به kurikulum yang berbeda dan terkadang segregasi etnis dalam sistem sekolah, yang menjadi tantangan bagi integrasi nasional.
Struktur sistem pendidikan umumnya meliputi:
- Pendidikan Dasar: Wajib belajar selama sembilan tahun, biasanya dimulai pada usia enam atau tujuh tahun.
- Pendidikan Menengah: Disediakan oleh sekolah menengah umum (gimnazija) dan sekolah menengah teknik/kejuruan, biasanya berlangsung selama tiga atau empat tahun. Lulusan gimnazija memperoleh ijazah Matura yang memungkinkan mereka untuk mendaftar ke pendidikan tinggi, sementara lulusan sekolah teknik/kejuruan memperoleh diploma dan keterampilan untuk memasuki pasar kerja.
- Pendidikan Tinggi: Terdapat sejumlah universitas negeri dan swasta di Bosnia dan Herzegovina. Beberapa lembaga pendidikan tinggi utama termasuk Universitas Sarajevo, Universitas Džemal Bijedić Mostar, Universitas Banja Luka, Universitas Mostar, Universitas Sarajevo Timur, dan Universitas Tuzla. Akademi Ilmu Pengetahuan dan Seni Bosnia dan Herzegovina adalah lembaga akademis tertinggi di negara ini. Pendidikan tinggi memiliki tradisi panjang, dimulai dengan sekolah filsafat Sufi yang didirikan oleh Gazi Husrev-beg pada tahun 1531, dan sekolah hukum Syariah pada tahun 1887 di bawah Kekaisaran Austria-Hungaria. Universitas Sarajevo, didirikan pada tahun 1940-an, adalah institusi pendidikan tinggi sekuler pertama di kota itu.

Kebijakan pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan di semua tingkatan, serta menyelaraskannya dengan standar Eropa sebagai bagian dari proses Bologna. Namun, tantangan seperti pendanaan yang terbatas, infrastruktur yang kurang memadai di beberapa daerah, dan fragmentasi sistem karena desentralisasi masih perlu diatasi. Upaya untuk mempromosikan kurikulum yang lebih inklusif dan mengurangi segregasi etnis dalam pendidikan terus dilakukan, meskipun sering menghadapi hambatan politik.
7.3. Kesehatan
Sistem kesehatan di Bosnia dan Herzegovina juga terdesentralisasi, dengan tanggung jawab utama berada di tingkat entitas dan kanton. Negara ini memiliki sistem jaminan kesehatan universal, tetapi kualitas dan aksesibilitas layanan kesehatan dapat bervariasi antar wilayah.
Fasilitas medis utama meliputi rumah sakit umum, klinik kesehatan primer (dom zdravlja), dan praktik dokter swasta. Kota-kota besar seperti Sarajevo, Banja Luka, Tuzla, dan Mostar memiliki rumah sakit universitas dan pusat klinis yang menyediakan layanan spesialis.
Indikator kesehatan secara umum telah membaik sejak berakhirnya perang, tetapi masih di bawah rata-rata Uni Eropa. Beberapa masalah kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian meliputi penyakit tidak menular (seperti penyakit kardiovaskular dan kanker), angka merokok yang tinggi, dan tantangan dalam kesehatan mental, terutama terkait dengan trauma pascaperang. Sistem ini juga menghadapi tantangan seperti kurangnya pendanaan, emigrasi tenaga medis profesional, dan kebutuhan untuk modernisasi peralatan medis dan infrastruktur.
Arah kebijakan kesehatan difokuskan pada penguatan layanan kesehatan primer, peningkatan efisiensi sistem, pencegahan penyakit, dan peningkatan kualitas layanan secara keseluruhan. Reformasi sektor kesehatan merupakan salah satu prioritas dalam agenda integrasi Uni Eropa. Menurut Indeks Kelaparan Global (GHI) 2024, Bosnia dan Herzegovina memiliki tingkat kelaparan yang rendah, dengan skor GHI kurang dari 5.
7.4. Kota-kota Besar
Selain Sarajevo, beberapa kota besar lainnya di Bosnia dan Herzegovina memainkan peran penting dalam aspek ekonomi, budaya, dan administratif:
- Banja Luka: Merupakan kota terbesar kedua di Bosnia dan Herzegovina dan berfungsi sebagai ibu kota de facto entitas Republika Srpska. Terletak di bagian barat laut negara di tepi sungai Vrbas, Banja Luka adalah pusat administrasi, ekonomi, budaya, dan pendidikan yang signifikan. Populasinya pada sensus 2013 adalah 185.042 jiwa (untuk munisipalitas). Kota ini memiliki universitas, teater, museum, dan benteng Kastel yang bersejarah.
- Tuzla: Terletak di bagian timur laut Bosnia, Tuzla adalah kota terbesar ketiga dan pusat industri penting, terutama terkait dengan pertambangan garam dan batu bara, serta industri kimia. Kota ini unik karena memiliki danau garam buatan di tengah kota yang menjadi objek wisata populer. Populasinya sekitar 110.979 jiwa (munisipalitas, 2013).
- Zenica: Berada di Bosnia tengah di tepi sungai Bosna, Zenica dikenal sebagai pusat industri baja utama negara. Kota ini memiliki populasi sekitar 110.663 jiwa (munisipalitas, 2013) dan merupakan pusat ekonomi dan transportasi yang penting di wilayahnya.
- Mostar: Kota terbesar di wilayah Herzegovina dan pusat budaya serta pariwisata yang signifikan. Terkenal dengan jembatan Stari Most (Jembatan Tua) yang ikonik di atas sungai Neretva, yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO. Mostar memiliki populasi sekitar 105.797 jiwa (munisipalitas, 2013) dan merupakan campuran budaya Bosniak dan Kroasia.
- Bijeljina: Terletak di timur laut Republika Srpska, dekat perbatasan dengan Serbia. Merupakan pusat pertanian dan perdagangan yang penting di wilayah Semberija. Populasinya sekitar 107.715 jiwa (munisipalitas, 2013).
- Prijedor: Kota di bagian barat laut Republika Srpska, dikenal karena sektor pertambangan dan industrinya. Populasinya sekitar 89.397 jiwa (munisipalitas, 2013).
- Brčko: Memiliki status distrik otonom yang strategis, terletak di timur laut negara di tepi sungai Sava. Merupakan pusat transportasi dan perdagangan penting. Populasinya sekitar 83.516 jiwa (Distrik Brčko, 2013).
Kota-kota ini, bersama dengan Sarajevo, membentuk inti perkotaan Bosnia dan Herzegovina, masing-masing dengan karakteristik, sejarah, dan kontribusi unik terhadap negara.
8. Budaya

Budaya Bosnia dan Herzegovina adalah perpaduan yang kaya dari pengaruh Timur dan Barat, yang terbentuk selama berabad-abad melalui interaksi berbagai peradaban, agama, dan kelompok etnis. Negara yang relatif kecil ini memiliki warisan budaya yang signifikan yang tercermin dalam arsitektur, sastra, seni rupa, musik, kuliner, dan tradisi rakyatnya. Meskipun mengalami konflik di masa lalu, upaya untuk melestarikan dan mempromosikan keragaman budaya terus dilakukan.
8.1. Arsitektur

Arsitektur Bosnia dan Herzegovina sangat dipengaruhi oleh empat periode utama di mana perubahan politik dan sosial mempengaruhi penciptaan kebiasaan budaya dan arsitektur yang berbeda dari populasi. Setiap periode memberikan pengaruhnya dan berkontribusi pada keragaman budaya dan bahasa arsitektur yang lebih besar di wilayah ini.
Gaya arsitektur di Bosnia dan Herzegovina mencerminkan sejarahnya yang beragam:
- Periode Abad Pertengahan: Ditandai dengan benteng-benteng (gradine) dan batu nisan khas yang disebut Stećci. Stećci adalah monumen batu berukir yang tersebar di seluruh negeri dan merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO, menampilkan motif-motif unik yang mencerminkan budaya dan kepercayaan pada masa itu.
- Periode Kesultanan Utsmaniyah (abad ke-15 hingga ke-19): Membawa pengaruh arsitektur Islam yang kuat. Kota-kota seperti Sarajevo dan Mostar berkembang dengan pasar (čaršija), masjid berkubah dan bermenara (contohnya Masjid Gazi Husrev-beg di Sarajevo), jembatan batu (seperti Stari Most di Mostar dan Jembatan Mehmed Paša Sokolović di Višegrad), pemandian umum (hammam), dan rumah-rumah tradisional dengan halaman dalam.
- Periode Kekaisaran Austria-Hungaria (akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20): Memperkenalkan gaya arsitektur Eropa Tengah, termasuk Neoklasik, Neo-Renaissance, Art Nouveau, dan Secession. Banyak bangunan publik, administrasi, dan perumahan di kota-kota besar dibangun pada periode ini, menciptakan kontras yang menarik dengan arsitektur Utsmaniyah. Contohnya adalah Gedung Balai Kota Sarajevo (Vijećnica) dan gedung-gedung di sepanjang jalan utama di Sarajevo.
- Periode Yugoslavia (abad ke-20): Setelah Perang Dunia II, arsitektur modernis dan sosialis mendominasi, dengan pembangunan kompleks perumahan besar, gedung-gedung publik fungsional, dan monumen-monumen peringatan. Beberapa arsitek mencoba menggabungkan elemen modern dengan tradisi lokal.
- Periode Kontemporer (pascaperang): Ditandai dengan upaya rekonstruksi bangunan yang rusak akibat perang dan pembangunan gedung-gedung baru dengan gaya modern dan kontemporer, termasuk pusat perbelanjaan, gedung perkantoran, dan fasilitas publik. Beberapa proyek rekonstruksi, seperti Stari Most, berusaha mengembalikan keaslian historisnya.
Bangunan-bangunan utama yang menjadi ikon arsitektur negara ini antara lain Stari Most di Mostar, Masjid Gazi Husrev-beg dan Katedral Hati Kudus Yesus di Sarajevo, serta Vijećnica (Balai Kota Sarajevo).
8.2. Sastra
Sastra Bosnia dan Herzegovina memiliki tradisi yang kaya dan beragam, mencerminkan sejarah multikultural dan multi-bahasa wilayah tersebut. Secara historis, karya sastra ditulis dalam bahasa Bosnia, Serbia-Kroasia, Turki, Arab, dan Persia, menggunakan aksara Kiril, Arab, dan Latin.
Penulis dan karya utama dalam alur sastra Bosnia dan Herzegovina meliputi:
- Sastra Lisan dan Abad Pertengahan: Tradisi lisan berupa puisi epik dan lagu-lagu rakyat sangat kuat. Naskah-naskah abad pertengahan, seperti piagam-piagam kerajaan dan tulisan-tulisan keagamaan (misalnya, teks-teks Gereja Bosnia), merupakan bagian penting dari warisan sastra awal.
- Periode Utsmaniyah: Sastra berkembang dalam bahasa Turki, Arab, dan Persia, serta dalam bahasa Slavia lokal menggunakan aksara Arab (Aljamiado). Penyair dan penulis Sufi memberikan kontribusi signifikan.
- Periode Austria-Hungaria dan Antar-Perang: Munculnya penulis modern yang dipengaruhi oleh tren sastra Eropa. Tokoh-tokoh penting dari periode ini termasuk penyair seperti Antun Branko Šimić, Aleksa Šantić, dan Jovan Dučić, serta penulis prosa seperti Petar Kočić.
- Periode Yugoslavia: Sastra Bosnia dan Herzegovina mencapai puncak perkembangan. Ivo Andrić, yang lahir di Travnik, dianugerahi Penghargaan Nobel Sastra pada tahun 1961 untuk karya-karyanya yang menggambarkan sejarah dan kehidupan di Bosnia, terutama novel Jembatan di atas Drina. Penulis penting lainnya dari era ini adalah Meša Selimović (dikenal dengan novel Kematian dan Dervish), dan Branko Ćopić. Mak Dizdar adalah penyair terkemuka yang terinspirasi oleh stećci.
- Sastra Kontemporer (Pascaperang): Perang Bosnia sangat mempengaruhi tema-tema sastra. Banyak penulis mengeksplorasi pengalaman perang, trauma, kehilangan, dan identitas. Penulis kontemporer terkemuka termasuk Zlatko Topčić, Semezdin Mehmedinović, Miljenko Jergović, Isak Samokovlija, Abdulah Sidran, Aleksandar Hemon, dan Nedžad Ibrišimović.
Teater Nasional didirikan pada tahun 1919 di Sarajevo dan direktur pertamanya adalah dramawan Branislav Nušić. Majalah-majalah seperti Novi Plamen atau Sarajevske sveske adalah beberapa publikasi terkemuka yang meliput tema-tema budaya dan sastra. Sastra Bosnia dan Herzegovina terus berkembang, mencerminkan dinamika sosial dan politik negara serta dialognya dengan sastra dunia.
8.3. Seni Rupa

Seni rupa Bosnia dan Herzegovina memiliki sejarah yang panjang, mulai dari ukiran pada batu nisan abad pertengahan Stećci hingga lukisan-lukisan di istana wangsa Kotromanić. Dua puluh situs nekropolis stećak di Bosnia dan Herzegovina ditambahkan ke Daftar Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2006. Namun, baru dengan kedatangan Austria-Hungaria kebangkitan seni lukis di Bosnia benar-benar mulai berkembang. Seniman-seniman terdidik pertama dari akademi-akademi Eropa muncul pada awal abad ke-20. Di antara mereka adalah Gabrijel Jurkić, Petar Šain, Roman Petrović, dan Lazar Drljača.
Setelah Perang Dunia II, seniman-seniman seperti Mersad Berber dan Safet Zec meraih popularitas. Mersad Berber dikenal dengan grafis dan lukisannya yang terinspirasi oleh sejarah dan mitologi Bosnia. Safet Zec juga merupakan pelukis dan grafis terkemuka dengan gaya yang khas.
Seni visual tradisional lainnya meliputi kerajinan tangan seperti ukiran kayu, tenun karpet, dan kerajinan logam (tembaga dan perak), yang seringkali menampilkan motif-motif geometris dan floral yang rumit, warisan dari periode Utsmaniyah. Kaligrafi Islam juga merupakan bentuk seni yang penting.
Pada tahun 2007, Ars Aevi, sebuah museum seni kontemporer yang menyimpan karya-karya seniman dunia ternama, didirikan di Sarajevo. Seni kontemporer Bosnia dan Herzegovina terus berkembang, dengan banyak seniman yang mengeksplorasi berbagai media dan tema, seringkali merefleksikan pengalaman sejarah dan identitas kontemporer negara tersebut.
8.4. Musik
Musik Bosnia dan Herzegovina sangat beragam, mencerminkan perpaduan budaya Slavia, Utsmaniyah, dan Eropa Tengah. Beberapa genre dan tradisi musik yang menonjol meliputi:
- Sevdalinka: Mungkin bentuk musik yang paling khas dan identik dengan Bosnia. Sevdalinka adalah jenis lagu rakyat yang emosional dan melankolis, seringkali menggambarkan tema cinta, kehilangan, kematian orang terkasih, atau patah hati. Secara tradisional, Sevdalinka dibawakan dengan saz (alat musik dawai Turki), yang kemudian digantikan oleh akordeon. Aransemen modern biasanya menampilkan vokalis yang diiringi akordeon, drum snare, bass tegak, gitar, klarinet, dan biola.
- Musik Rakyat Tradisional Lainnya: Termasuk gaya polifonik yang diteriakkan seperti ganga dan rera, serta ravne pjesme (lagu datar). Alat musik tradisional yang digunakan antara lain bagpipe tanpa drone, seruling kayu, dan šargija. Gusle, alat musik dawai gesek yang ditemukan di seluruh Balkan, juga digunakan untuk mengiringi puisi epik Slavia kuno. Terdapat juga lagu-lagu rakyat Bosnia dalam bahasa Ladino, yang berasal dari populasi Yahudi di daerah tersebut.
- Musik Akar Bosnia (Izvorna muzika): Berasal dari Bosnia Tengah, Posavina, lembah Drina, dan Kalesija. Biasanya dibawakan oleh penyanyi dengan dua pemain biola dan seorang pemain šargija. Grup musik ini pertama kali muncul sekitar Perang Dunia I dan menjadi populer pada tahun 1960-an. Musik ini dinikmati oleh ketiga etnis utama dan sering dimainkan dalam festival-festival.
- Musik Pop dan Rock: Memiliki tradisi yang kuat, dengan banyak musisi dan band yang terkenal di seluruh bekas Yugoslavia. Beberapa nama terkenal termasuk Goran Bregović (yang kemudian meraih sukses internasional dengan musik film dan Orkestra Pernikahan dan Pemakamannya), Dino Zonić, Davorin Popović (vokalis Indexi), Kemal Monteno, Zdravko Čolić, Elvir Laković Laka, Edo Maajka, Hari Varešanović (vokalis Hari Mata Hari), Dino Merlin, Mladen Vojičić Tifa, dan Željko Bebek. Band-band rock dan pop terkenal antara lain Bijelo Dugme, Crvena jabuka, Divlje jagode, Indexi, Plavi orkestar, Zabranjeno Pušenje, Ambasadori, dan Dubioza kolektiv (yang lebih kontemporer dan dikenal secara internasional).
- Musik Klasik dan Jazz: Bosnia juga memiliki komposer musik klasik seperti Dušan Šestić (pencipta lagu kebangsaan Bosnia dan Herzegovina) dan musisi jazz seperti Sinan Alimanović. Pianis Saša Toperić juga merupakan tokoh penting.

Di desa-desa, terutama di Herzegovina, etnis Bosniak, Serbia, dan Kroasia memainkan alat musik kuno gusle. Gusle terutama digunakan untuk melantunkan puisi-puisi epik dengan nada yang biasanya dramatis. Musik memainkan peran penting dalam kehidupan sosial dan budaya di Bosnia dan Herzegovina, menjadi sarana ekspresi identitas, perayaan, dan refleksi.
8.5. Film dan Teater
Bosnia dan Herzegovina memiliki warisan sinematik dan film yang kaya, dimulai sejak era Kerajaan Yugoslavia. Banyak pembuat film Bosnia telah mencapai ketenaran internasional dan beberapa telah memenangkan penghargaan internasional mulai dari Academy Awards hingga beberapa Palme d'Or dan Beruang Emas.
Beberapa penulis skenario, sutradara, dan produser Bosnia terkemuka meliputi:
- Danis Tanović: Dikenal dengan film pemenang Academy Award dan Golden Globe Award tahun 2001, No Man's Land, dan film pemenang Silver Bear Grand Jury Prize tahun 2016, Death in Sarajevo.
- Jasmila Žbanić: Memenangkan Beruang Emas dan dinominasikan untuk Academy Award serta BAFTA untuk film tahun 2020, Quo Vadis, Aida?.
- Emir Kusturica: Meskipun sering dikaitkan dengan Serbia, Kusturica lahir di Sarajevo dan karya-karya awalnya sangat berakar pada budaya Bosnia. Ia memenangkan dua Palme d'Or di Cannes.
- Sutradara dan penulis lainnya yang berkontribusi pada sinema Bosnia termasuk Zlatko Topčić, Ademir Kenović, Ahmed Imamović, Pjer Žalica, Aida Begić, Dino Mustafić, dan Srđan Vuletić.
Festival Film Sarajevo didirikan pada tahun 1995, selama Perang Bosnia, dan telah menjadi festival film utama dan terbesar di Balkan dan Eropa Tenggara. Festival ini memainkan peran penting dalam mempromosikan sinema regional dan menarik perhatian internasional.
Sejarah teater di Bosnia dan Herzegovina juga cukup panjang. Teater Nasional Sarajevo didirikan pada tahun 1919, dengan dramawan Branislav Nušić sebagai direktur pertamanya. Teater ini dan teater-teater lainnya di seluruh negeri mementaskan berbagai repertoar, mulai dari karya klasik hingga drama kontemporer Bosnia dan internasional.
8.6. Kuliner
Masakan Bosnia menggunakan banyak rempah-rempah, dalam jumlah sedang. Sebagian besar hidangan ringan, karena direbus; sausnya sepenuhnya alami, hanya terdiri dari sari sayuran alami dalam hidangan tersebut. Bahan-bahan khas termasuk tomat, kentang, bawang bombay, bawang putih, paprika, mentimun, wortel, kubis, jamur, bayam, zukini, kacang kering, kacang segar, prem, susu, bubuk paprika, dan krim yang disebut pavlaka. Masakan Bosnia seimbang antara pengaruh Barat dan Timur. Sebagai hasil dari pemerintahan Utsmaniyah selama hampir 500 tahun, makanan Bosnia terkait erat dengan masakan Turki, Yunani, dan masakan bekas Utsmaniyah serta Mediterania lainnya. Namun, karena bertahun-tahun pemerintahan Austria, ada banyak pengaruh dari Eropa Tengah.
Hidangan daging khas utamanya meliputi daging sapi dan domba. Beberapa hidangan khas lokal adalah:
- Ćevapi (atau Ćevapčići): Hidangan daging cincang panggang, sejenis kebab, populer di bekas Yugoslavia dan dianggap sebagai hidangan nasional di Bosnia dan Herzegovina dan Serbia. Biasanya disajikan dengan roti datar (somun atau lepinja), bawang mentah cincang, dan terkadang kajmak (krim kental).
- Burek dan pai lainnya (pita): Pastri tipis yang diisi dengan daging cincang (burek), keju (sirnica), bayam (zeljanica), atau kentang (krompiruša).
- Dolma: Sayuran (seperti paprika, zukini, atau daun kubis) yang diisi dengan campuran daging cincang dan nasi. Sarma adalah jenis dolma yang menggunakan daun kubis atau anggur asam.
- Pilav: Hidangan nasi yang dimasak dengan kaldu dan seringkali dengan tambahan daging atau sayuran.
- Goulash (Gulaš): Sup atau semur daging dan sayuran yang kental, sering dibumbui dengan paprika.
- Ajvar: Saus atau bumbu yang terbuat dari paprika merah panggang, terong, dan bawang putih.
- Berbagai macam manisan Timur seperti baklava, rahat lokum (Turkish delight), tufahija (apel rebus isi kenari), dan hurmašice.
Minuman anggur lokal berasal dari Herzegovina di mana iklimnya cocok untuk menanam anggur. Loza Herzegovina (mirip dengan Grappa Italia tetapi kurang manis) sangat populer. Minuman beralkohol dari plum (rakija) atau apel (jabukovača) diproduksi di utara. Di selatan, penyulingan biasa memproduksi brendi dalam jumlah besar dan memasok semua pabrik alkohol bekas Yugoslavia.
Kedai kopi, tempat kopi Bosnia disajikan dalam džezva dengan rahat lokum dan gula batu, umum di Sarajevo dan setiap kota di negara ini. Minum kopi adalah hiburan favorit orang Bosnia dan bagian dari budaya. Bosnia dan Herzegovina adalah negara kesembilan di seluruh dunia berdasarkan konsumsi kopi per kapita.
8.7. Olahraga


Bosnia dan Herzegovina telah menghasilkan banyak atlet berprestasi. Acara olahraga internasional terpenting dalam sejarah Bosnia dan Herzegovina adalah Olimpiade Musim Dingin ke-14, yang diadakan di Sarajevo dari 7 hingga 19 Februari 1984.
Klub bola tangan Borac telah memenangkan tujuh Kejuaraan Bola Tangan Yugoslavia, serta Piala Eropa pada 1976 dan Piala Federasi Bola Tangan Internasional pada tahun 1991.
Amel Mekić, judoka Bosnia, menjadi juara Eropa pada tahun 2011. Atlet atletik Amel Tuka memenangkan medali perunggu dan perak di nomor 800 meter pada Kejuaraan Dunia Atletik 2015 dan 2019 dan Hamza Alić memenangkan medali perak di nomor tolak peluru pada Kejuaraan Dalam Ruangan Eropa 2013.
Klub bola basket Bosna Royal dari Sarajevo menjadi Juara Eropa pada 1979. Tim nasional bola basket pria Yugoslavia, yang memenangkan medali di setiap kejuaraan dunia dari tahun 1963 hingga 1990, menyertakan pemain Bosnia seperti anggota Hall of Fame FIBA Dražen Dalipagić dan Mirza Delibašić. Bosnia dan Herzegovina secara teratur lolos ke Kejuaraan Eropa Bola Basket, dengan pemain termasuk Mirza Teletović, Nihad Đedović, dan Jusuf Nurkić. Tim nasional U-16 Bosnia dan Herzegovina memenangkan dua medali emas pada tahun 2015, memenangkan Festival Olimpiade Pemuda Musim Panas Eropa 2015 serta Kejuaraan Eropa U-16 FIBA 2015. Klub bola basket wanita Jedinstvo Aida dari Tuzla memenangkan Kejuaraan Klub Eropa Wanita pada tahun 1989 dan final Piala Ronchetti pada tahun 1990, dipimpin oleh Razija Mujanović, tiga kali pemain bola basket wanita Eropa terbaik, dan Mara Lakić.

Tim catur Bosnia adalah Juara Yugoslavia tujuh kali, selain klub ŠK Bosna yang memenangkan empat Piala Klub Catur Eropa. Grandmaster catur Borki Predojević juga telah memenangkan dua Kejuaraan Eropa. Keberhasilan paling mengesankan dari Catur Bosnia adalah posisi runner-up di Olimpiade Catur ke-31 pada tahun 1994 di Moskwa, yang menampilkan Grandmaster Predrag Nikolić, Ivan Sokolov, dan Bojan Kurajica.
Petinju kelas menengah Marijan Beneš telah memenangkan beberapa Kejuaraan Bosnia dan Herzegovina, Kejuaraan Yugoslavia, dan Kejuaraan Eropa. Pada tahun 1978, ia memenangkan Gelar Dunia melawan Elisha Obed dari Bahama.
Sepak bola adalah olahraga paling populer di Bosnia dan Herzegovina. Olahraga ini dimulai dari tahun 1903, tetapi popularitasnya meningkat secara signifikan setelah Perang Dunia I. Klub Bosnia FK Sarajevo dan Željezničar memenangkan Kejuaraan Yugoslavia, sementara tim nasional sepak bola Yugoslavia menyertakan pemain Bosnia dari semua latar belakang etnis dan generasi, seperti Safet Sušić, Zlatko Vujović, Mehmed Baždarević, Davor Jozić, Faruk Hadžibegić, Predrag Pašić, Blaž Slišković, Vahid Halilhodžić, Dušan Bajević, Ivica Osim, Josip Katalinski, Tomislav Knez, Velimir Sombolac, dan banyak lainnya. Tim nasional sepak bola Bosnia dan Herzegovina bermain di Piala Dunia FIFA 2014, turnamen besar pertamanya. Pemain di tim tersebut kembali menyertakan pemain terkenal dari semua latar belakang etnis negara, seperti kapten saat itu dan sekarang Emir Spahić, Zvjezdan Misimović, dan Edin Džeko, pemain bertahan seperti Ognjen Vranješ, Sead Kolašinac, dan Toni Šunjić, gelandang seperti Miralem Pjanić dan Senad Lulić, serta penyerang Vedad Ibišević. Mantan pemain sepak bola Bosnia termasuk Hasan Salihamidžić, yang menjadi orang Bosnia kedua yang pernah memenangkan trofi Liga Champions UEFA, setelah Elvir Baljić. Ia membuat 234 penampilan dan mencetak 31 gol untuk klub Jerman FC Bayern München. Sergej Barbarez, yang bermain untuk beberapa klub di Bundesliga Jerman termasuk Borussia Dortmund, Hamburger SV, dan Bayer Leverkusen adalah pencetak gol terbanyak bersama di musim Bundesliga 2000-01 dengan 22 gol. Meho Kodro menghabiskan sebagian besar karirnya bermain di Spanyol, terutama dengan Real Sociedad dan FC Barcelona. Elvir Rahimić membuat 302 penampilan untuk klub Rusia CSKA Moskwa dengan siapa ia memenangkan Piala UEFA pada 2005. Milena Nikolić, anggota tim nasional wanita, adalah pencetak gol terbanyak Liga Champions Wanita UEFA 2013-14.
Bosnia dan Herzegovina adalah juara dunia bola voli pada Paralimpiade Musim Panas 2004 dan Paralimpiade Musim Panas 2012. Banyak di antara anggota tim yang kehilangan kaki mereka dalam Perang Bosnia. Tim nasional bola voli duduknya adalah salah satu kekuatan dominan dalam olahraga tersebut di seluruh dunia, memenangkan sembilan Kejuaraan Eropa, tiga Kejuaraan Dunia, dan dua medali emas Paralimpiade.
Tenis juga mendapatkan banyak popularitas setelah keberhasilan baru-baru ini dari Damir Džumhur dan Mirza Bašić di tingkat Grand Slam. Pemain tenis terkenal lainnya yang telah mewakili Bosnia dan Herzegovina adalah Tomislav Brkić, Amer Delić, dan Mervana Jugić-Salkić.
8.8. Media

Beberapa stasiun televisi, majalah, dan surat kabar di Bosnia dan Herzegovina dimiliki oleh negara, dan beberapa merupakan perusahaan nirlaba yang didanai oleh iklan, langganan, dan pendapatan terkait penjualan lainnya. Konstitusi Bosnia dan Herzegovina menjamin kebebasan berbicara.
Sebagai negara dalam transisi dengan warisan pascaperang dan struktur politik domestik yang kompleks, sistem media Bosnia dan Herzegovina sedang mengalami transformasi. Pada periode awal pascaperang (1995-2005), pengembangan media dipandu terutama oleh donor internasional dan lembaga kerja sama, yang berinvestasi untuk membantu merekonstruksi, mendiversifikasi, mendemokratisasi, dan memprofesionalkan outlet media.
Perkembangan pascaperang termasuk pembentukan Badan Regulasi Komunikasi yang independen, adopsi Kode Pers, pembentukan Dewan Pers, dekriminalisasi pencemaran nama baik dan fitnah, pengenalan Undang-Undang Kebebasan Akses Informasi yang cukup maju, dan pembentukan Sistem Penyiaran Layanan Publik dari lembaga penyiaran yang sebelumnya milik negara. Namun, perkembangan positif yang didukung secara internasional seringkali dihalangi oleh elit domestik, dan profesionalisasi media dan jurnalis berjalan lambat. Tingkat keberpihakan yang tinggi dan hubungan antara media dan sistem politik menghambat kepatuhan terhadap kode etik profesional.
Beberapa media utama meliputi:
- Surat Kabar: Oslobođenje (didirikan 1943), Dnevni avaz, Jutarnje Novine.
- Majalah: Start, Slobodna Bosna, BH Dani, Novi Plamen.
- Televisi dan Radio: BHRT (penyiar layanan publik nasional), stasiun televisi entitas (FTV di Federasi, RTRS di Republika Srpska), serta banyak stasiun swasta.
- Media Daring: Semakin berkembang pesat.
- Kantor Berita Internasional: Al Jazeera Balkans (berbasis di Sarajevo), N1 (afiliasi CNN).
Menurut Reporters Without Borders, pada tahun 2021, Bosnia dan Herzegovina menempati peringkat ke-58 secara internasional dalam hal kebebasan pers.
8.9. Situs Warisan Dunia

Bosnia dan Herzegovina memiliki beberapa situs yang terdaftar dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO, yang mengakui nilai universal luar biasa dari warisan budaya dan alam:
1. Kawasan Jembatan Lama Kota Tua Mostar (Stari Most): Didaftarkan pada tahun 2005. Situs ini mencakup jembatan Utsmaniyah abad ke-16 yang ikonik, yang dihancurkan selama perang pada tahun 1993 dan dibangun kembali pada tahun 2004, serta lingkungan sekitarnya yang menampilkan arsitektur Utsmaniyah, Mediterania, dan Eropa Barat. Jembatan ini melambangkan rekonsiliasi, kerja sama internasional, dan koeksistensi berbagai komunitas budaya, etnis, dan agama.
2. Jembatan Mehmed Paša Sokolović di Višegrad: Didaftarkan pada tahun 2007. Jembatan bersejarah ini dibangun pada akhir abad ke-16 oleh arsitek Utsmaniyah Mimar Sinan atas perintah Wazir Agung Mehmed Paša Sokolović. Dengan 11 lengkungan batu yang megah membentang di atas Sungai Drina, jembatan ini merupakan contoh luar biasa dari arsitektur dan teknik sipil Utsmaniyah pada masanya, dan juga menjadi latar novel terkenal Ivo Andrić, "Jembatan di atas Drina".
3. Stećci - Nekropolis Batu Nisan Abad Pertengahan: Didaftarkan pada tahun 2016 sebagai situs transnasional bersama dengan Kroasia, Montenegro, dan Serbia. Dua puluh dari dua puluh delapan nekropolis yang terdaftar berada di Bosnia dan Herzegovina. Stećci adalah batu nisan monolitik yang berasal dari abad ke-12 hingga ke-16, dihiasi dengan berbagai motif ukiran dekoratif dan episodik. Mereka merupakan fenomena budaya yang unik di Eropa abad pertengahan dan mencerminkan tradisi pemakaman serta ekspresi artistik masyarakat pada masa itu.
Selain situs-situs yang sudah terdaftar, Bosnia dan Herzegovina juga memiliki sejumlah situs dalam daftar tentatif UNESCO, yang menunjukkan potensi warisan budaya dan alam lainnya yang signifikan.
8.10. Hari Libur Nasional
Bosnia dan Herzegovina tidak memiliki undang-undang terpadu mengenai hari libur nasional di tingkat negara bagian karena belum adanya kesepakatan antar entitas. Akibatnya, hari libur yang diakui secara resmi dapat berbeda antara Federasi Bosnia dan Herzegovina, Republika Srpska, dan Distrik Brčko. Namun, beberapa hari libur dirayakan secara luas di seluruh negeri atau di salah satu entitas.
Hari libur yang umum atau signifikan meliputi:
- Tahun Baru (Nova godina): 1 dan 2 Januari (dirayakan di seluruh negeri).
- Hari Kemerdekaan Bosnia dan Herzegovina (Dan nezavisnosti Bosne i Hercegovine): 1 Maret. Memperingati referendum kemerdekaan tahun 1992. Dirayakan terutama di Federasi Bosnia dan Herzegovina; tidak diakui sebagai hari libur di Republika Srpska.
- Hari Buruh Internasional (Praznik rada): 1 dan 2 Mei (dirayakan di seluruh negeri).
- Hari Kemenangan atas Fasisme (Dan pobjede nad fašizmom): 9 Mei. Memperingati berakhirnya Perang Dunia II di Eropa. Dirayakan di kedua entitas.
- Hari Republik Srpska (Dan Republike Srpske): 9 Januari. Dirayakan di Republika Srpska untuk memperingati proklamasi Republik Serbia Bosnia dan Herzegovina pada tahun 1992. Mahkamah Konstitusi Bosnia dan Herzegovina telah memutuskan bahwa hari libur ini tidak konstitusional karena bersifat diskriminatif terhadap kelompok etnis non-Serbia, namun putusan ini diabaikan oleh otoritas Republika Srpska.
- Hari Kenegaraan Bosnia dan Herzegovina (Dan državnosti Bosne i Hercegovine): 25 November. Memperingati sesi pertama ZAVNOBiH (Dewan Anti-Fasis Negara untuk Pembebasan Rakyat Bosnia dan Herzegovina) pada tahun 1943, yang meletakkan dasar bagi negara Bosnia dan Herzegovina modern sebagai republik federal di dalam Yugoslavia. Dirayakan terutama di Federasi Bosnia dan Herzegovina.
- Hari Pembentukan Perjanjian Kerangka Kerja Umum untuk Perdamaian di Bosnia dan Herzegovina (Perjanjian Dayton): 21 November. Dirayakan sebagai hari libur di Republika Srpska.
Selain hari libur sekuler tersebut, hari-hari raya keagamaan utama juga dirayakan secara luas oleh komunitas masing-masing dan seringkali merupakan hari libur resmi di tingkat entitas atau kanton:
- Hari Raya Kristen Ortodoks: Natal Ortodoks (7 Januari), Paskah Ortodoks.
- Hari Raya Katolik: Natal (25 Desember), Paskah, Semua Orang Kudus (1 November).
- Hari Raya Islam: Idul Fitri (Ramazanski bajram), Idul Adha (Kurban-bajram).
Karyawan berhak atas cuti berbayar untuk hari raya keagamaan utama mereka. Kompleksitas sistem hari libur ini mencerminkan keragaman etnis dan agama serta struktur politik negara yang terdesentralisasi.