1. Overview
Chris Dittmar (lahir 16 Januari 1964) adalah seorang komentator olahraga berkebangsaan Australia dan juga mantan pemain squash profesional yang pernah menduduki peringkat No. 1 dunia. Ia secara luas dianggap sebagai "pemain terbaik yang tidak pernah memenangkan" salah satu dari dua gelar terbesar squash, yakni World Open dan British Open. Dittmar berhasil mencapai final World Open sebanyak lima kali pada tahun 1983, 1987, 1989, 1990, dan 1992, serta menjadi runner-up di British Open dua kali pada tahun 1985 dan 1993. Konsistensinya dalam menantang dominasi pemain-pemain top di era-nya, terutama Jahangir Khan dan Jansher Khan, menjadikannya figur penting dalam sejarah olahraga squash. Setelah pensiun, ia beralih ke karier yang sukses di bidang penyiaran dan administrasi squash.
2. Kehidupan Awal dan Pendidikan
Chris Dittmar lahir pada tanggal 16 Januari 1964 di Adelaide, Australia Selatan. Ia berasal dari keluarga olahraga yang dikenal luas di Adelaide. Ayahnya pernah bermain Australian rules football untuk Port Adelaide Football Club. Pamannya, Wally Dittmar, juga bermain untuk Port Adelaide dan mewakili tim Australian rules football Australia Selatan dalam pertandingan State of Origin. Selain itu, pamannya yang lain, Len, dinobatkan sebagai juara tinju welterweight Australia pada tahun 1950-an. Mengenai pendidikannya, Dittmar diketahui pernah menempuh studi di St Michael's College, Adelaide.
3. Karier Squash
Karier Chris Dittmar dalam dunia squash mencakup perjalanan yang mengesankan dari masa juniornya hingga menjadi pemain profesional papan atas, mencapai peringkat dunia tertinggi dan memimpin tim nasionalnya meraih kemenangan. Meskipun ia menghadapi persaingan ketat dari dua pemain legendaris, Jahangir Khan dan Jansher Khan, konsistensinya menjadikannya salah satu penantang terkuat di masanya.
3.1. Karier Junior
Pada awal kariernya sebagai pemain squash junior, Chris Dittmar menunjukkan bakat dan potensi yang luar biasa. Ia berhasil menjadi runner-up di Kejuaraan Dunia Junior sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 1980 dan 1982. Selain itu, Dittmar juga meraih gelar Kejuaraan Junior British Open pada tahun 1981, menandai pencapaian penting di usianya yang masih muda sebelum beralih ke level profesional.
3.2. Karier Profesional
Sebagai pemain squash profesional, Chris Dittmar dikenal karena konsistensi dan kemampuannya mencapai final turnamen-turnamen besar. Meskipun ia seringkali berhadapan dengan rival-rival tangguh, ia berhasil meraih berbagai gelar penting dan sempat menduduki peringkat tertinggi di dunia.
3.2.1. Final World Open dan British Open
Chris Dittmar memiliki rekor yang mencolok sebagai salah satu pemain paling konsisten yang selalu mendekati gelar juara di turnamen-turnamen paling bergengsi. Ia berhasil mencapai final World Open sebanyak lima kali, yaitu pada tahun 1983, 1987, 1989, 1990, dan 1992. Selain itu, ia juga menjadi runner-up di British Open sebanyak dua kali, pada tahun 1985 dan 1993. Dalam ketujuh final World Open dan British Open yang ia ikuti, Dittmar selalu kalah dari salah satu dari dua pemain Pakistan yang dominan pada masanya, yaitu Jahangir Khan atau Jansher Khan.
3.2.2. Peringkat Dunia No. 1
Meskipun tidak pernah memenangkan World Open atau British Open, Chris Dittmar mencapai puncak kariernya dengan sempat meraih peringkat dunia No. 1 tak lama sebelum ia pensiun sebagai pemain pada tahun 1993. Pencapaian ini menunjukkan pengakuan atas konsistensinya sebagai salah satu pemain terbaik di dunia, meskipun ia lebih lama menghabiskan waktu di peringkat No. 2 dan No. 3.
3.2.3. Kejuaraan Tim Dunia
Salah satu momen paling membanggakan dalam karier Chris Dittmar adalah ketika ia menjadi kapten tim Australia yang berhasil meraih kemenangan di World Team Squash Championships pada tahun 1989. Dalam final tersebut, Australia mengalahkan Pakistan dengan skor 3-0, di mana Dittmar menyumbangkan kemenangan atas Jahangir Khan. Dua tahun kemudian, pada tahun 1991, Dittmar kembali memimpin tim Australia untuk berhasil mempertahankan gelar tersebut.
3.2.4. Gelar Profesional Lainnya
Selain pencapaiannya di turnamen-turnamen besar, Chris Dittmar juga memenangkan beberapa gelar profesional penting lainnya sepanjang kariernya. Ia meraih tiga gelar Australian Open, tiga gelar Canadian Open, tiga gelar European Open, tiga gelar New Zealand Open, dan dua gelar South African Open. Kumpulan gelar ini menunjukkan dominasinya di various turnamen internasional di luar kejuaraan utama.
3.3. Persaingan dan Pertandingan Penting
Chris Dittmar dikenal sebagai penantang paling konsisten terhadap dominasi dua pemain legendaris Pakistan, Jahangir Khan dan Jansher Khan, sepanjang era 1980-an dan awal 1990-an. Meskipun seringkali berhasil mengalahkan salah satu dari mereka di babak semifinal, Dittmar seringkali kalah dari yang lain di babak final, menunjukkan betapa ketatnya cengkeraman kedua Khan tersebut dalam dunia squash.
Salah satu pertandingan klasik yang dikenang dalam sejarah olahraga squash adalah ketika Dittmar berhadapan dengan Jahangir Khan di semifinal World Open 1989 di Kuala Lumpur. Dalam pertandingan yang sengit tersebut, Dittmar berhasil memenangkan set kelima dengan skor 15-13. Namun, pada final keesokan harinya, ia harus berhadapan dengan Jansher Khan. Dittmar sempat unggul dua set, namun kelelahan akibat pertandingan panjang sebelumnya membuat ia akhirnya kalah dalam lima set. Pertandingan ini menjadi contoh nyata dari perjuangan Dittmar untuk memecah dominasi kedua Khan tersebut.

4. Karier Pasca-Bermain
Setelah pensiun sebagai pemain squash profesional pada tahun 1993, Chris Dittmar beralih ke bidang lain, membangun karier yang sukses sebagai komentator olahraga dan juga terlibat dalam administrasi olahraga squash.
4.1. Komentator Olahraga
Sejak pensiun dari dunia squash, Chris Dittmar telah meniti karier sebagai komentator olahraga di Australia. Ia bekerja sebagai komentator olahraga televisi untuk Channel Seven. Selain itu, ia juga memiliki karier yang signifikan di radio, bekerja untuk stasiun radio Adelaide, yaitu FIVEaa dan Triple M. Untuk beberapa waktu, ia menjadi pembawa acara program sepak bola di FIVEaa pada Minggu malam. Saat ini, ia menjadi pembawa acara 'Roo and Ditts for Breakfast' di Triple M bersama Mark Ricciuto. Ia juga sering menjadi komentator untuk pertandingan Australian rules football di kedua stasiun radio tersebut.
4.2. Peran dalam Administrasi Squash
Selain kariernya di media, Chris Dittmar juga memberikan kontribusi penting dalam administrasi olahraga squash. Selama beberapa tahun, ia menjabat sebagai Presiden International Squash Players Association, mewakili kepentingan sesama pemain. Dari tahun 2002 hingga 2005, Dittmar juga menjabat sebagai Pelindung Squash Australia, menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan olahraga squash di negaranya.
5. Kehidupan Pribadi
Chris Dittmar memiliki hubungan keluarga yang erat dengan dunia olahraga, yang telah dijelaskan sebelumnya dalam bagian awal. Ia diketahui memiliki seorang putra bernama Tom, yang dahulu bermain untuk klub sepak bola WT Birkalla dan kini bermain untuk klub sepak bola Comets FC. Pada Juli 2009, Dittmar sempat mengalami pendarahan otak ringan yang mengharuskannya dirawat di rumah sakit. Insiden ini menjadi catatan penting mengenai aspek kesehatannya.
6. Warisan dan Pengakuan
Chris Dittmar diakui sebagai salah satu pemain squash terhebat Australia, terutama karena konsistensi dan kemampuannya untuk secara rutin mencapai final turnamen-turnamen besar. Meskipun ia sering disebut sebagai "pemain terbaik yang tidak pernah memenangkan" gelar World Open atau British Open, pencapaiannya sebagai kapten tim Australia yang memenangkan Kejuaraan Tim Dunia dua kali, serta sempat meraih peringkat No. 1 dunia, menegaskan statusnya sebagai legenda dalam olahraga tersebut. Sebagai bentuk pengakuan atas kontribusinya yang luar biasa terhadap olahraga squash, Chris Dittmar dilantik ke dalam Hall of Fame Squash Australia pada tahun 2005.