1. Ikhtisar
Pakistan, secara resmi Republik Islam Pakistan, adalah sebuah negara di Asia Selatan yang memiliki populasi lebih dari 241,5 juta jiwa pada tahun 2023, menjadikannya negara dengan penduduk terbanyak kelima di dunia dan negara dengan populasi Muslim terbesar kedua. Ibu kotanya adalah Islamabad, sementara Karachi adalah kota terbesar dan pusat keuangannya. Sebagai negara yang kaya akan sejarah peradaban kuno seperti Mehrgarh dan Peradaban Lembah Indus, Pakistan modern terbentuk pada tahun 1947 setelah pemisahan dari India Britania, sebuah proses yang diwarnai oleh migrasi massal dan konflik kemanusiaan. Sejak kemerdekaan, Pakistan telah mengalami periode pertumbuhan ekonomi dan militer yang signifikan, namun juga dihadapkan pada tantangan ketidakstabilan politik, kudeta militer, kemiskinan, korupsi, dan terorisme. Perjuangan untuk membangun demokrasi yang stabil dan melindungi hak asasi manusia telah menjadi tema sentral dalam sejarah negara ini. Artikel ini akan mengulas Pakistan dari berbagai aspek, termasuk etimologi, sejarah panjangnya mulai dari peradaban kuno hingga kondisi abad ke-21, geografi yang beragam, sistem politik parlementer federal, hubungan luar negeri yang kompleks, kekuatan militer dan program nuklirnya, struktur ekonomi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kondisi masyarakat yang multietnis dan multibahasa, serta kekayaan budayanya. Ulasan ini akan merefleksikan perspektif kiri-tengah, dengan penekanan pada dampak sosial dari berbagai peristiwa, isu-isu hak asasi manusia, dan perkembangan demokrasi di Pakistan.
2. Etimologi
Nama Pakistan ({{lang|ur|{{Nastaliq|پَاکِسْتَان}}|Pākistān}}) dicetuskan oleh Choudhry Rahmat Ali, seorang aktivis Gerakan Pakistan, yang pertama kali mempublikasikannya (awalnya sebagai "Pakstan") dalam sebuah pamflet berjudul Now or Never pada bulan Januari 1933. Rahmat Ali menggunakan nama tersebut sebagai sebuah akronim yang terdiri dari huruf-huruf awal nama wilayah-wilayah yang dianggap sebagai tanah air bagi Muslim di India dan Asia, yaitu P dari Punjab, A dari Afghania (merujuk pada Provinsi Perbatasan Barat Laut), K dari Kashmir, S dari Sindh, dan tan dari Baluchistan.
Selain sebagai akronim, Rahmat Ali juga menjelaskan bahwa "Pakistan adalah sebuah kata dalam bahasa Persia dan Urdu... Ini berarti tanah Pak, yang suci secara spiritual dan bersih." Para ahli etimologi mencatat bahwa پاکpākBahasa Persia berarti 'murni' dalam bahasa Persia dan Pashto, sedangkan sufiks Persia ـستان-stanBahasa Persia berarti 'tanah' atau 'tempat'. Konsep Pakistan yang diusulkan Rahmat Ali pada awalnya hanya merujuk pada wilayah barat laut anak benua India. Ia juga mengusulkan nama "Banglastan" untuk wilayah Muslim di Bengal dan "Osmanistan" untuk Negara Bagian Hyderabad, serta sebuah federasi politik antara ketiga wilayah tersebut. Nama resmi negara ini adalah Republik Islam Pakistan ({{lang|ur|{{Nastaliq|اِسْلامی جُمْہُورِیَہ پَاکِسْتَان}}|Islāmī Jumhūriyāh Pākistān}}).
3. Sejarah
Sejarah wilayah Pakistan mencakup periode yang sangat panjang, mulai dari peradaban kuno yang maju hingga pembentukan negara modern dan berbagai peristiwa penting pasca-kemerdekaan. Wilayah ini telah menjadi saksi lahir dan runtuhnya berbagai peradaban, kerajaan, dan dinasti, serta mengalami perubahan sosial, politik, dan budaya yang signifikan. Pembahasan sejarah akan mencakup pemukiman prasejarah, peradaban kuno seperti Peradaban Lembah Indus, periode klasik dengan pengaruh dinasti-dinasti besar, penyebaran Islam dan munculnya kesultanan Islam, era kolonial di bawah Kemaharajaan Britania, gerakan kemerdekaan yang berujung pada pemisahan India, serta dinamika politik dan sosial pasca-kemerdekaan yang penuh tantangan, termasuk isu demokrasi dan hak asasi manusia.
3.1. Zaman Prasejarah dan Peradaban Kuno

Beberapa peradaban manusia kuno paling awal di Asia Selatan berasal dari daerah yang kini mencakup Pakistan. Penduduk paling awal yang diketahui di wilayah ini adalah Soanian selama Paleolitikum Bawah, yang artefaknya telah ditemukan di Lembah Soan di Punjab. Wilayah Indus, yang mencakup sebagian besar Pakistan saat ini, adalah lokasi beberapa kebudayaan kuno yang berurutan, termasuk situs Neolitikum (7000-4300 SM) Mehrgarh, dan sejarah kehidupan perkotaan selama 5.000 tahun di Asia Selatan hingga berbagai situs Peradaban Lembah Indus, termasuk Mohenjo-daro dan Harappa. Peradaban Lembah Indus, yang berkembang sekitar pertengahan milenium ke-3 SM, menunjukkan tingkat perencanaan kota yang tinggi, sistem sanitasi yang canggih, serta penggunaan tulisan dan segel yang khas. Struktur sosialnya diduga kompleks, dengan bukti adanya pembagian kerja dan kemungkinan stratifikasi sosial. Pencapaian budayanya meliputi seni tembikar, patung-patung kecil dari terakota dan perunggu, serta perhiasan.
3.2. Periode Klasik dan Dinasti Asing


Setelah kemunduran peradaban Lembah Indus, suku-suku Indo-Arya pindah ke Punjab dari Asia Tengah dalam beberapa gelombang migrasi pada periode Weda (1500-500 SM), membawa serta tradisi dan praktik keagamaan khas mereka yang menyatu dengan budaya lokal. Kepercayaan dan praktik keagamaan Indo-Arya dari budaya Baktria-Margiana dan kepercayaan Harappa asli dari peradaban Lembah Indus sebelumnya akhirnya memunculkan budaya dan suku-suku Weda. Yang paling terkenal di antaranya adalah peradaban Gandhara, yang berkembang di persimpangan India, Asia Tengah, dan Timur Tengah, menghubungkan jalur perdagangan dan menyerap pengaruh budaya dari berbagai peradaban. Budaya Weda awal adalah masyarakat pastoral kesukuan yang berpusat di Lembah Indus, yang kini menjadi Pakistan. Selama periode ini, Weda, kitab suci tertua Hinduisme, disusun.
Wilayah barat Pakistan menjadi bagian dari Kekaisaran Akhemeniyah sekitar tahun 517 SM. Pada tahun 326 SM, Aleksander Agung menaklukkan wilayah tersebut dengan mengalahkan berbagai penguasa lokal, terutama Raja Porus, di Jhelum. Ini diikuti oleh Kekaisaran Maurya, yang didirikan oleh Chandragupta Maurya dan diperluas oleh Asoka Agung, hingga tahun 185 SM. Kerajaan Indo-Yunani yang didirikan oleh Demetrius I dari Baktria (180-165 SM) mencakup Gandhara dan Punjab dan mencapai tingkat terbesarnya di bawah Menander I (165-150 SM), memakmurkan budaya Greko-Buddhisme di wilayah tersebut. Taxila memiliki salah satu universitas dan pusat pendidikan tinggi tertua di dunia, yang didirikan pada akhir periode Weda pada abad ke-6 SM. Universitas kuno ini didokumentasikan oleh pasukan penyerbu Alexander Agung dan juga dicatat oleh para peziarah Tiongkok pada abad ke-4 atau ke-5 M. Pada puncaknya, Dinasti Rai (489-632 M) menguasai Sindh dan wilayah sekitarnya. Kekaisaran Kushan dan Kekaisaran Gupta juga memberikan pengaruh signifikan terhadap perkembangan regional, baik dalam hal politik, seni, maupun agama, khususnya penyebaran Buddhisme.
3.3. Penyebaran Islam dan Dinasti Islam Abad Pertengahan

Penakluk Arab Muhammad bin Qasim menaklukkan Sindh dan beberapa wilayah Punjab pada tahun 711 M. Kronologi resmi pemerintah Pakistan mengklaim ini sebagai waktu ketika fondasi Pakistan diletakkan. Periode abad pertengahan awal (642-1219 M) menyaksikan penyebaran Islam di wilayah tersebut. Sebelum kedatangan Islam mulai abad ke-8, wilayah Pakistan adalah rumah bagi beragam kepercayaan, termasuk Hinduisme, Buddhisme, Jainisme, dan Zoroastrianisme. Selama periode ini, para misionaris Sufi memainkan peran penting dalam mengonversi mayoritas populasi regional ke Islam. Setelah kekalahan dinasti Turk dan Hindu Shahi yang memerintah Lembah Kabul, Gandhara (Khyber Pakhtunkhwa saat ini), dan Punjab barat pada abad ke-7 hingga ke-11 M, beberapa kekaisaran Muslim berturut-turut menguasai wilayah tersebut, termasuk Kekaisaran Ghaznawi (975-1187 M), Kerajaan Ghurid, dan Kesultanan Delhi (1206-1526 M). Dinasti Lodi, yang terakhir dari Kesultanan Delhi, digantikan oleh Kesultanan Mughal (1526-1857 M).
Keluarga Mughal memperkenalkan sastra dan budaya tinggi Persia, membangun akar budaya Indo-Persia di wilayah tersebut. Di wilayah Pakistan modern, kota-kota utama selama periode Mughal adalah Multan, Lahore, Peshawar, dan Thatta, yang dipilih sebagai lokasi bangunan Mughal yang mengesankan. Pada awal abad ke-16, wilayah tersebut tetap berada di bawah Kesultanan Mughal. Pada abad ke-18, disintegrasi lambat Kesultanan Mughal dipercepat oleh munculnya kekuatan saingan dari Konfederasi Maratha dan kemudian Kekaisaran Sikh, serta invasi oleh Nader Shah dari Iran pada tahun 1739 dan Kekaisaran Durrani dari Afghanistan pada tahun 1759. Kekuatan politik Inggris yang berkembang di Bengal belum mencapai wilayah Pakistan modern. Dinasti-dinasti ini membawa perubahan signifikan dalam struktur politik, sosial, dan budaya, memperkenalkan sistem administrasi baru, mengembangkan seni dan arsitektur Islam, serta memengaruhi praktik keagamaan dan kehidupan sehari-hari masyarakat.
3.4. Era Kolonial


Tidak ada wilayah Pakistan modern yang berada di bawah kekuasaan Inggris hingga tahun 1839 ketika Karachi, sebuah desa nelayan kecil yang diperintah oleh dinasti Talpur dari Sindh dengan benteng lumpur yang menjaga pelabuhan, direbut, dan digunakan sebagai enklave dengan pelabuhan dan pangkalan militer untuk Perang Afghanistan Pertama yang terjadi kemudian. Sisa Sindh diperoleh pada tahun 1843, dan selanjutnya, melalui serangkaian perang dan perjanjian, Kongsi Dagang Hindia Timur Britania, dan kemudian, setelah pasca-Pemberontakan Sepoy (1857-1858), pemerintahan langsung oleh Ratu Victoria dari Kekaisaran Britania, memperoleh sebagian besar wilayah tersebut. Konflik utama termasuk konflik melawan dinasti Talpur Baloch, yang diselesaikan oleh Pertempuran Miani (1843) di Sindh, Perang Anglo-Sikh (1845-1849), dan Perang Anglo-Afghan (1839-1919). Pada tahun 1893, seluruh Pakistan modern menjadi bagian dari Kemaharajaan Britania, dan tetap demikian hingga kemerdekaan pada tahun 1947.
Di bawah pemerintahan Inggris, Pakistan modern terutama dibagi menjadi Divisi Sindh, Provinsi Punjab, dan Agensi Baluchistan. Wilayah ini juga mencakup berbagai negara bagian kepangeranan, dengan yang terbesar adalah Bahawalpur. Perjuangan bersenjata besar melawan Inggris di wilayah tersebut adalah pemberontakan yang dikenal sebagai Pemberontakan Sepoy pada tahun 1857. Perbedaan dalam hubungan antara Hinduisme dan Islam mengakibatkan ketegangan signifikan di Kemaharajaan Britania, yang menyebabkan kekerasan agama. Kontroversi bahasa semakin memperburuk ketegangan antara Hindu dan Muslim. Sebuah gerakan intelektual Muslim, yang dipimpin oleh Sir Syed Ahmed Khan untuk melawan renaissance Hindu, menganjurkan teori dua negara dan menyebabkan pendirian Liga Muslim Seluruh India pada tahun 1906. Perubahan sosial yang signifikan terjadi, termasuk pengenalan sistem pendidikan dan hukum Barat, pembangunan infrastruktur seperti kereta api dan telegraf, serta eksploitasi sumber daya alam yang berdampak pada struktur ekonomi dan sosial masyarakat lokal. Perlawanan terhadap pemerintahan kolonial muncul dalam berbagai bentuk, yang berpuncak pada Gerakan Pakistan.
3.5. Gerakan Pakistan dan Kemerdekaan
Pada bulan Maret 1929, sebagai tanggapan atas Laporan Nehru, Muhammad Ali Jinnah, pendiri Pakistan, mengeluarkan empat belas poinnya, yang mencakup proposal untuk melindungi kepentingan minoritas Muslim di India yang bersatu. Proposal ini ditolak. Dalam pidatonya pada tanggal 29 Desember 1930, Allama Iqbal menganjurkan penggabungan negara-negara mayoritas Muslim di India Barat Laut, termasuk Punjab, Provinsi Perbatasan Barat Laut, Sind, dan Baluchistan. Persepsi bahwa pemerintah provinsi Inggris yang dipimpin Kongres mengabaikan Liga Muslim dari tahun 1937 hingga 1939 memotivasi Jinnah dan para pemimpin Liga Muslim lainnya untuk menganut teori dua negara. Hal ini menyebabkan diadopsinya Resolusi Lahore tahun 1940, yang dipresentasikan oleh Sher-e-Bangla A.K. Fazlul Haque, yang juga dikenal sebagai Resolusi Pakistan.
Pada tahun 1942, Inggris menghadapi tekanan besar selama Perang Dunia II, dengan India terancam langsung oleh pasukan Jepang. Inggris telah menjanjikan kemerdekaan sukarela bagi India sebagai imbalan atas dukungan selama perang. Namun, janji ini mencakup klausul yang menyatakan bahwa tidak ada bagian dari India Britania yang akan dipaksa untuk bergabung dengan dominion yang dihasilkan, yang dapat ditafsirkan sebagai dukungan untuk negara Muslim merdeka. Kongres di bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi meluncurkan Gerakan Keluar India, menuntut diakhirinya segera pemerintahan Inggris. Sebaliknya, Liga Muslim memilih untuk mendukung upaya perang Inggris, sehingga memupuk kemungkinan pendirian negara Muslim.
Pemilihan umum tahun 1946 menyaksikan Liga Muslim mengamankan 90 persen kursi Muslim, didukung oleh para pemilik tanah di Sindh dan Punjab. Hal ini memaksa Kongres Nasional India, yang awalnya skeptis terhadap representasi Liga Muslim atas Muslim India, untuk mengakui signifikansinya. Munculnya Jinnah sebagai suara Muslim India, memaksa Inggris untuk mempertimbangkan sikap mereka, meskipun mereka enggan untuk memisahkan India. Dalam upaya terakhir untuk mencegah pemisahan, mereka mengusulkan Rencana Misi Kabinet.
Ketika Rencana Misi Kabinet gagal, Inggris mengumumkan niat mereka untuk mengakhiri pemerintahan pada Juni 1948. Setelah diskusi yang ketat yang melibatkan Wakil Raja India, Lord Mountbatten dari Burma, Muhammad Ali Jinnah dari Liga Muslim Seluruh India, dan Jawaharlal Nehru dari Kongres, deklarasi formal untuk memisahkan India Britania menjadi dua dominion merdeka-yaitu Pakistan dan India-dikeluarkan oleh Mountbatten pada malam tanggal 3 Juni 1947. Di kantor oval Mountbatten, para perdana menteri dari sekitar selusin negara bagian kepangeranan utama berkumpul untuk menerima salinan rencana tersebut sebelum disiarkan ke seluruh dunia. Pukul 19:00, All India Radio menyiarkan pengumuman publik, dimulai dengan pidato wakil raja, diikuti oleh pidato individu dari Nehru, dan Jinnah. Pendiri Pakistan Muhammad Ali Jinnah mengakhiri pidatonya dengan slogan Pakistan Zindabad (Jayalah Pakistan).
Ketika Britania Raya menyetujui pemisahan India, negara modern Pakistan didirikan pada 14 Agustus 1947 (hari ke-27 Ramadan tahun 1366 Kalender Islam, yang dianggap sebagai tanggal paling diberkati dari perspektif Islam). Negara baru ini menggabungkan wilayah mayoritas Muslim di bagian timur dan barat laut India Britania, yang terdiri dari provinsi Balochistan, Bengal Timur, Provinsi Perbatasan Barat Laut, Punjab Barat, dan Sindh.
Dalam kerusuhan yang menyertai pemisahan di Provinsi Punjab, antara 200.000 hingga 2.000.000 orang tewas dalam apa yang beberapa orang gambarkan sebagai genosida balas dendam antar agama. Sekitar 50.000 wanita Muslim diculik dan diperkosa oleh pria Hindu dan Sikh, sementara 33.000 wanita Hindu dan Sikh mengalami nasib yang sama di tangan Muslim. Sekitar 6,5 juta Muslim pindah dari India ke Pakistan Barat dan 4,7 juta Hindu dan Sikh pindah dari Pakistan Barat ke India. Ini adalah migrasi massal terbesar dalam sejarah manusia. Perselisihan berikutnya atas negara bagian kepangeranan Jammu dan Kashmir akhirnya memicu Perang India-Pakistan 1947-1948. Proses ini membawa dampak kemanusiaan yang luar biasa, termasuk pengungsian massal, kekerasan komunal, dan hilangnya nyawa, yang meninggalkan luka mendalam bagi kedua negara.
3.6. Pasca Kemerdekaan
Sejak kemerdekaan, Pakistan telah melalui berbagai perubahan politik besar, perkembangan sosial, dan pertumbuhan ekonomi, sambil menghadapi berbagai tantangan. Dampak dari peristiwa-peristiwa ini terhadap demokrasi dan hak asasi manusia menjadi fokus penting dalam analisis sejarah kontemporer Pakistan.

Setelah kemerdekaan pada tahun 1947, Jinnah, Presiden Liga Muslim, menjadi Gubernur Jenderal pertama Pakistan dan Presiden-Ketua pertama Parlemen Pakistan, tetapi ia meninggal karena tuberkulosis pada tanggal 11 September 1948. Dalam pidato pertamanya kepada Majelis Konstituante Pakistan, Muhammad Ali Jinnah menyatakan, "Anda bebas; Anda bebas pergi ke kuil-kuil Anda, Anda bebas pergi ke masjid-masjid Anda atau ke tempat ibadah lainnya di Negara Pakistan ini. Anda boleh menganut agama atau kasta atau keyakinan apa pun - itu tidak ada hubungannya dengan urusan Negara." Sementara itu, para pendiri Pakistan setuju untuk menunjuk Liaquat Ali Khan, sekretaris jenderal partai tersebut, sebagai Perdana Menteri pertama negara itu. Dari tahun 1947 hingga 1956, Pakistan adalah sebuah monarki di dalam Persemakmuran Bangsa-Bangsa, dan memiliki dua raja sebelum menjadi republik.
Pembentukan Pakistan tidak pernah sepenuhnya diterima oleh banyak pemimpin Inggris termasuk Lord Mountbatten. Mountbatten menyatakan kurangnya dukungan dan keyakinannya pada gagasan Pakistan dari Liga Muslim. Jinnah menolak tawaran Mountbatten untuk menjabat sebagai Gubernur Jenderal Pakistan. Ketika Mountbatten ditanya oleh Collins dan Lapierre apakah ia akan menyabotase Pakistan jika ia tahu bahwa Jinnah sedang sekarat karena tuberkulosis, ia menjawab 'kemungkinan besar'.
Maulana Shabbir Ahmad Usmani, seorang alim (ulama) Deobandi yang dihormati yang memegang posisi Shaykh al-Islam di Pakistan pada tahun 1949, dan Maulana Mawdudi dari Jamaat-i-Islami memainkan peran kunci dalam mengadvokasi konstitusi Islam. Mawdudi bersikeras bahwa Majelis Konstituante menyatakan "kedaulatan tertinggi Tuhan" dan supremasi syariah di Pakistan. Upaya Jamaat-i-Islami dan para ulama menyebabkan disahkannya Resolusi Tujuan pada bulan Maret 1949. Resolusi ini, yang digambarkan oleh Liaquat Ali Khan sebagai langkah terpenting kedua dalam sejarah Pakistan, menegaskan bahwa "kedaulatan atas seluruh alam semesta hanya milik Tuhan Yang Maha Esa dan otoritas yang telah Dia delegasikan kepada Negara Pakistan melalui rakyatnya untuk dilaksanakan dalam batas-batas yang ditentukan oleh-Nya adalah amanah suci". Resolusi ini kemudian dimasukkan sebagai mukadimah dalam konstitusi tahun 1956, 1962, dan 1973.
3.6.1. Republik Awal dan Pemerintahan Militer
Demokrasi menghadapi kemunduran akibat hukum darurat militer yang diberlakukan oleh Presiden Iskander Mirza, yang kemudian digantikan oleh Jenderal Ayub Khan. Setelah mengadopsi sistem presidensial pada tahun 1962, Pakistan menyaksikan pertumbuhan yang signifikan hingga perang kedua dengan India pada tahun 1965, yang mengakibatkan penurunan ekonomi dan ketidakpuasan publik yang meluas pada tahun 1967. Pada tahun 1969, Presiden Yahya Khan mengkonsolidasikan kekuasaan, tetapi menghadapi siklon yang menghancurkan di Pakistan Timur yang mengakibatkan 500.000 kematian. Periode ini ditandai dengan pengekangan hak-hak sipil dan politik, serta sentralisasi kekuasaan di tangan militer, yang berdampak negatif pada perkembangan institusi demokrasi.
3.6.2. Kemerdekaan Bangladesh dan Upaya Demokratisasi
Pada tahun 1970, Pakistan mengadakan pemilihan umum demokratis pertamanya sejak kemerdekaan, dengan maksud untuk beralih dari pemerintahan militer ke demokrasi. Namun, setelah Liga Awami Pakistan Timur muncul sebagai pemenang atas Partai Rakyat Pakistan (PPP), Yahya Khan dan militer menolak untuk menyerahkan kekuasaan. Hal ini menyebabkan Operasi Searchlight, sebuah tindakan keras militer, dan akhirnya memicu perang kemerdekaan oleh pasukan Mukti Bahini Bengali di Pakistan Timur, yang digambarkan di Pakistan Barat sebagai perang saudara daripada perjuangan kemerdekaan.

Peneliti independen memperkirakan bahwa antara 300.000 hingga 500.000 warga sipil tewas selama periode ini sementara pemerintah Bangladesh menyebutkan jumlah korban tewas sebanyak tiga juta, angka yang sekarang hampir secara universal dianggap terlalu dibesar-besarkan. Beberapa akademisi seperti Rudolph Rummel dan Rounaq Jahan mengatakan kedua belah pihak melakukan genosida; yang lain seperti Richard Sisson dan Leo E. Rose percaya tidak ada genosida. Sebagai tanggapan atas dukungan India terhadap pemberontakan di Pakistan Timur, serangan pendahuluan terhadap India oleh angkatan udara, angkatan laut, dan marinir Pakistan memicu perang konvensional pada tahun 1971 yang mengakibatkan kemenangan India dan Pakistan Timur memperoleh kemerdekaan sebagai Bangladesh.
Dengan menyerahnya Pakistan dalam perang, Yahya Khan digantikan oleh Zulfikar Ali Bhutto sebagai presiden; negara tersebut berupaya untuk mengundangkan konstitusinya dan membawa negara tersebut menuju demokrasi. Pada tahun 1972 Pakistan memulai rencana ambisius untuk mengembangkan kemampuan penangkalan nuklirnya dengan tujuan mencegah invasi asing; pembangkit listrik tenaga nuklir pertama negara tersebut diresmikan pada tahun yang sama. Uji coba nuklir pertama India pada tahun 1974 memberi Pakistan pembenaran tambahan untuk mempercepat program nuklirnya. Upaya demokratisasi di bawah pemerintahan Zulfikar Ali Bhutto menghadapi tantangan besar, termasuk instabilitas politik dan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia, yang akhirnya gagal dengan kudeta militer lainnya.
3.6.3. Perubahan Politik Akhir Abad ke-20
Demokrasi berakhir dengan kudeta militer pada tahun 1977 terhadap PPP kiri, yang menyaksikan Jenderal Zia-ul-Haq menjadi presiden pada tahun 1978. Dari tahun 1977 hingga 1988, korporatisasi dan Islamisasi ekonomi Presiden Zia menyebabkan Pakistan menjadi salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di Asia Selatan. Sambil membangun program nuklir negara tersebut, meningkatkan Islamisasi, dan munculnya filosofi konservatif lokal, Pakistan membantu menyubsidi dan mendistribusikan sumber daya AS kepada faksi-faksi mujahidin Afghanistan melawan intervensi Uni Soviet di Afghanistan komunis. Provinsi Perbatasan Barat Laut Pakistan menjadi basis bagi para pejuang Afghanistan anti-Soviet, dengan ulama Deobandi berpengaruh di provinsi tersebut memainkan peran penting dalam mendorong dan mengorganisir 'jihad'.
Presiden Zia meninggal dalam kecelakaan pesawat pada tahun 1988, dan Benazir Bhutto, putri Zulfikar Ali Bhutto, terpilih sebagai Perdana Menteri wanita pertama negara tersebut. PPP diikuti oleh PML (N) konservatif, dan selama dekade berikutnya para pemimpin kedua partai tersebut memperebutkan kekuasaan, bergantian menjabat. Periode ini ditandai dengan stagflasi yang berkepanjangan, ketidakstabilan politik, korupsi, salah urus pemerintahan, persaingan geopolitik dengan India, dan bentrokan ideologi sayap kiri-sayap kanan. Ketika PML (N) mengamankan supermayoritas dalam pemilihan umum pada tahun 1997, Nawaz Sharif mengesahkan uji coba nuklir, sebagai balasan atas uji coba nuklir kedua yang dilakukan oleh India pada Mei 1998. Pengembangan senjata nuklir menjadi isu penting, sementara isu hak asasi manusia dan kemunduran demokrasi terus menjadi sorotan.
3.6.4. Kondisi Abad ke-21

Ketegangan militer antara kedua negara di distrik Kargil menyebabkan Perang Kargil tahun 1999, dan gejolak dalam hubungan sipil-militer memungkinkan Jenderal Pervez Musharraf mengambil alih melalui kudeta tak berdarah. Musharraf memerintah Pakistan sebagai kepala eksekutif dari tahun 1999 hingga 2002 dan sebagai presiden dari tahun 2001 hingga 2008 - periode pencerahan, liberalisme sosial, reformasi ekonomi yang luas, dan keterlibatan langsung dalam perang melawan terorisme yang dipimpin AS. Menurut perhitungan keuangannya sendiri, keterlibatan Pakistan dalam perang melawan terorisme telah menelan biaya hingga 118.00 B USD, lebih dari delapan puluh satu ribu korban jiwa, dan lebih dari 1,8 juta warga sipil mengungsi.
Majelis Nasional secara historis menyelesaikan masa jabatan lima tahun penuh pertamanya pada tanggal 15 November 2007. Setelah pembunuhan Benazir Bhutto pada tahun 2007, PPP mengamankan suara terbanyak dalam pemilihan umum tahun 2008, menunjuk anggota partai Yusuf Raza Gilani sebagai Perdana Menteri. Terancam dengan pemakzulan, Presiden Musharraf mengundurkan diri pada tanggal 18 Agustus 2008, dan digantikan oleh Asif Ali Zardari. Bentrokan dengan peradilan mendorong diskualifikasi Gilani dari Parlemen dan sebagai Perdana Menteri pada Juni 2012. Pemilihan umum yang diadakan pada tahun 2013 menyaksikan PML (N) meraih kemenangan, setelah itu Nawaz Sharif terpilih sebagai Perdana Menteri untuk ketiga kalinya. Pada tahun 2018, PTI memenangkan pemilihan umum dan Imran Khan menjadi Perdana Menteri ke-22. Pada April 2022, Shehbaz Sharif terpilih sebagai perdana menteri, setelah Imran Khan kalah dalam mosi tidak percaya. Selama pemilihan umum 2024, independen yang didukung PTI menjadi blok terbesar, tetapi Shehbaz Sharif terpilih sebagai perdana menteri untuk masa jabatan kedua, sebagai hasil koalisi antara PML (N) dan PPPP. Abad ke-21 membawa tantangan baru, termasuk perang melawan terorisme, transisi menuju demokrasi yang rapuh, dan masalah sosial yang berkelanjutan seperti hak-hak minoritas dan kelompok rentan.
4. Geografi
Geografi dan iklim Pakistan yang beragam menjadi rumah bagi berbagai macam satwa liar. Mencakup 881.91 K km2, ukuran Pakistan sebanding dengan gabungan Prancis dan Inggris. Pakistan menempati peringkat ke-33 sebagai negara terbesar berdasarkan luas total, meskipun angka ini bervariasi tergantung status sengketa Kashmir. Pakistan memiliki garis pantai sepanjang 1.05 K km di sepanjang Laut Arab dan Teluk Oman, dan berbagi perbatasan darat sepanjang 6.77 K km, termasuk 2.43 K km dengan Afghanistan, 523 km dengan Tiongkok, 2.91 K km dengan India, dan 909 km dengan Iran. Pakistan memiliki perbatasan maritim dengan Oman, dan berbagi perbatasan dengan Tajikistan melalui Koridor Wakhan yang sempit. Terletak di persimpangan Asia Selatan, Timur Tengah, dan Asia Tengah, lokasi Pakistan memiliki signifikansi geopolitik. Secara geologis, Pakistan membentang di Zona Jahitan Indus-Tsangpo dan lempeng tektonik India di Sindh dan Punjab, sementara Balochistan dan sebagian besar Khyber Pakhtunkhwa berada di Lempeng Eurasia, terutama di dataran tinggi Iran. Gilgit-Baltistan dan Azad Kashmir, di sepanjang tepi lempeng India, rentan terhadap gempa bumi kuat.
4.1. Topografi dan Geologi

Bentang alam Pakistan bervariasi dari dataran pantai hingga pegunungan berlapis es, menawarkan gurun, hutan, perbukitan, dan dataran tinggi. Pakistan dibagi menjadi tiga wilayah geografis utama: dataran tinggi utara, dataran Sungai Indus, dan Dataran Tinggi Balochistan. Dataran tinggi utara menampilkan pegunungan Karakoram, Hindu Kush, dan Pamir, yang menjadi rumah bagi beberapa puncak tertinggi di dunia, termasuk lima dari empat belas puncak gunung (puncak gunung di atas 8.00 K m), terutama K2 (8.61 K m) dan Nanga Parbat (8.13 K m). Dataran Tinggi Balochistan terletak di barat dan Gurun Thar di timur. Sungai Indus sepanjang 1.61 K km beserta anak-anak sungainya melintasi negara ini dari Kashmir hingga Laut Arab, menopang dataran aluvial di sepanjang wilayah Punjab dan Sindh. Latar belakang geologis yang kompleks ini berkontribusi pada keragaman topografi dan sumber daya alam Pakistan.
4.2. Iklim
Iklim Pakistan bervariasi dari tropis hingga sedang, dengan kondisi kering di pesisir selatan. Terdapat musim monsun dengan banjir yang sering terjadi akibat curah hujan tinggi, dan musim kemarau dengan curah hujan yang jauh lebih sedikit atau tidak sama sekali. Pakistan mengalami empat musim yang berbeda: musim dingin yang sejuk dan kering dari Desember hingga Februari; musim semi yang panas dan kering dari Maret hingga Mei; musim hujan musim panas, atau periode monsun barat daya, dari Juni hingga September; dan periode mundurnya monsun pada Oktober dan November. Curah hujan sangat bervariasi dari tahun ke tahun, dengan pola banjir dan kekeringan bergantian yang umum terjadi. Pengaruh monsun sangat signifikan, terutama di wilayah utara dan timur, yang berdampak pada pertanian dan ketersediaan air.
4.3. Flora dan Fauna

Bentang alam dan iklim yang beragam di Pakistan mendukung berbagai macam pohon dan tumbuhan. Dari pohon-pohon alpin dan subalpin konifer seperti spruce, pinus, dan deodar cedar di pegunungan utara hingga pohon-pohon meranggas seperti shisham di Pegunungan Sulaiman, dan palem seperti kelapa dan kurma di wilayah selatan. Perbukitan barat memiliki juniper, tamarisk, rumput kasar, dan tanaman semak. Hutan bakau mendominasi lahan basah pesisir di selatan. Hutan konifer membentang di ketinggian dari 1.00 K m hingga 4.00 K m di sebagian besar dataran tinggi utara dan barat laut. Di wilayah xerik Balochistan, kurma dan Ephedra umum ditemukan. Di dataran Indus Punjab dan Sindh, hutan daun lebar kering dan lembab tropis dan subtropis serta semak belukar tropis dan xerik tumbuh subur. Sekitar 4,8% atau 36.85 K km2 Pakistan berhutan pada tahun 2021.
Fauna Pakistan mencerminkan iklimnya yang beragam. Negara ini memiliki sekitar 668 spesies burung, termasuk gagak, burung gereja, jalak, elang, falcon, dan rajawali. Palas, Kohistan, adalah rumah bagi tragopan barat, dengan banyak burung migran berkunjung dari Eropa, Asia Tengah, dan India. Dataran selatan menjadi rumah bagi garangan, musang India kecil, kelinci, serigala emas Asia, trenggiling India, kucing hutan, dan kucing pasir. Sungai Indus adalah rumah bagi buaya muara, sementara daerah sekitarnya menjadi rumah bagi babi hutan, rusa, dan landak. Semak belukar berpasir di Pakistan tengah menjadi tempat tinggal serigala emas Asia, dubuk belang, kucing liar, dan macan tutul. Pegunungan utara menjadi rumah bagi berbagai hewan seperti domba Marco Polo, urial, kambing markhor, kambing ibex, beruang hitam Asia, dan beruang cokelat Himalaya.
Kurangnya tutupan vegetasi, iklim yang parah, dan dampak penggembalaan di gurun telah membahayakan hewan liar. Chinkara adalah satu-satunya hewan yang ditemukan dalam jumlah signifikan di Cholistan, dengan beberapa nilgai di sepanjang perbatasan Pakistan-India dan di beberapa bagian Cholistan. Hewan langka termasuk macan tutul salju dan lumba-lumba sungai Indus yang buta, yang diyakini tersisa sekitar 1.816 ekor, dilindungi di Cagar Alam Lumba-Lumba Indus di Sindh. Secara total, 174 spesies mamalia, 177 spesies reptil, 22 spesies amfibi, 198 spesies ikan air tawar, 668 spesies burung, lebih dari 5.000 spesies serangga, dan lebih dari 5.700 spesies tumbuhan telah tercatat di Pakistan. Pakistan menghadapi deforestasi, perburuan, dan polusi, dengan skor rata-rata Indeks Integritas Lanskap Hutan 2019 sebesar 7,42/10, menempati peringkat ke-41 secara global dari 172 negara. Upaya konservasi terus dilakukan, namun tantangan seperti perambahan habitat dan perubahan iklim tetap ada, mengancam keanekaragaman hayati yang kaya ini.
5. Politik

Pakistan adalah negara parlemen federal demokratis, dengan Islam ditetapkan sebagai agama negara. Awalnya mengadopsi konstitusi pada tahun 1956, Pakistan melihatnya ditangguhkan oleh Ayub Khan pada tahun 1958, digantikan oleh konstitusi kedua pada tahun 1962. Sebuah konstitusi yang komprehensif muncul pada tahun 1973, ditangguhkan oleh Zia-ul-Haq pada tahun 1977 tetapi dipulihkan kembali pada tahun 1985, yang membentuk tata kelola negara. Pengaruh militer dalam politik arus utama telah signifikan sepanjang sejarah Pakistan. Era 1958-1971, 1977-1988, dan 1999-2008 menyaksikan kudeta militer, yang mengarah pada hukum darurat militer dan para pemimpin militer memerintah secara de facto sebagai presiden. Saat ini, Pakistan menjalankan sistem parlementer multipartai, dengan pembagian kekuasaan yang jelas antar cabang pemerintahan. Transisi demokratis pertama yang berhasil terjadi pada Mei 2013. Politik Pakistan berkisar pada perpaduan sosialisme, konservatisme, dan jalan ketiga, dengan tiga partai politik utama adalah PML (N) yang konservatif, PPP yang sosialis, dan PTI yang sentris. Amandemen konstitusi pada tahun 2010 membatasi kekuasaan presiden, meningkatkan peran perdana menteri. Sistem politik Pakistan mencerminkan kompleksitas sejarah dan masyarakatnya, dengan peran Islam yang signifikan dalam ideologi pendirian dan kerangka hukum negara.
5.1. Struktur Pemerintahan


Struktur pemerintahan Pakistan terdiri dari beberapa lembaga utama yang menjalankan fungsi eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
- Kepala Negara: Kepala negara seremonial dan panglima tertinggi sipil Angkatan Bersenjata Pakistan adalah Presiden, yang dipilih oleh Dewan Pemilihan. Perdana Menteri memberi nasihat kepada Presiden mengenai penunjukan-penunjukan penting, termasuk posisi militer dan yudisial, dan Presiden secara konstitusional terikat untuk bertindak berdasarkan nasihat ini. Presiden juga memegang kekuasaan untuk memberikan pengampunan dan grasi.
- Legislatif: Badan legislatif bikameral mencakup 96 anggota Senat (majelis tinggi) dan 336 anggota Majelis Nasional (majelis rendah). Anggota Majelis Nasional dipilih melalui sistem first-past-the-post di bawah hak pilih universal dewasa, mewakili konstituensi Majelis Nasional. Konstitusi mencadangkan 70 kursi untuk perempuan dan minoritas agama, yang dialokasikan kepada partai politik berdasarkan perwakilan proporsional. Anggota Senat dipilih oleh legislator provinsi, memastikan perwakilan yang setara di semua provinsi.
- Eksekutif: Perdana Menteri, biasanya pemimpin partai mayoritas atau koalisi di Majelis Nasional (majelis rendah), menjabat sebagai kepala eksekutif dan kepala pemerintahan negara. Tanggung jawabnya meliputi pembentukan kabinet, pengambilan keputusan eksekutif, dan penunjukan pegawai negeri senior, tunduk pada konfirmasi eksekutif.
- Pemerintahan Provinsi: Masing-masing dari empat provinsi mengikuti sistem pemerintahan serupa, dengan Majelis Provinsi yang dipilih secara langsung memilih Menteri Utama, biasanya dari partai atau koalisi terbesar. Menteri Utama memimpin kabinet provinsi dan mengawasi tata kelola provinsi. Sekretaris Utama, yang ditunjuk oleh Perdana Menteri, mengepalai birokrasi provinsi. Majelis provinsi membuat undang-undang dan menyetujui anggaran provinsi, yang biasanya dipresentasikan oleh menteri keuangan provinsi setiap tahun. Kepala provinsi seremonial, Gubernur Provinsi, ditunjuk oleh Presiden berdasarkan nasihat yang mengikat dari Perdana Menteri.
- Yudikatif: Peradilan di Pakistan memiliki dua kelas: peradilan superior dan peradilan subordinat. Peradilan superior mencakup Mahkamah Agung Pakistan, Pengadilan Syariah Federal, dan lima pengadilan tinggi, dengan Mahkamah Agung berada di puncak. Lembaga ini bertanggung jawab untuk menjaga konstitusi. Azad Kashmir dan Gilgit-Baltistan memiliki sistem pengadilan mereka sendiri.
Struktur ini dirancang untuk memastikan adanya pembagian kekuasaan dan mekanisme saling kontrol antar lembaga negara. Namun, dalam praktiknya, dinamika politik dan pengaruh militer sering kali memengaruhi keseimbangan kekuasaan dan perkembangan demokrasi di Pakistan.
5.2. Partai Politik Utama dan Pemilihan Umum
Pakistan menganut sistem politik multipartai, di mana beberapa partai politik bersaing untuk mendapatkan kursi di Majelis Nasional dan Majelis Provinsi. Pemilihan umum diadakan secara berkala untuk memilih wakil rakyat. Beberapa partai politik utama yang memiliki pengaruh signifikan dalam lanskap politik Pakistan antara lain:
- Partai Rakyat Pakistan (PPP): Didirikan oleh Zulfikar Ali Bhutto, PPP secara historis berhaluan kiri-tengah dan populis. Partai ini telah beberapa kali memegang tampuk pemerintahan dan memiliki basis dukungan yang kuat di Provinsi Sindh.
- Liga Muslim Pakistan (Nawaz) (PML-N): Dipimpin oleh keluarga Sharif, PML-N adalah partai kanan-tengah yang memiliki basis dukungan utama di Provinsi Punjab. Partai ini juga telah beberapa kali membentuk pemerintahan.
- Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI): Didirikan oleh mantan pemain kriket Imran Khan, PTI muncul sebagai kekuatan politik utama dalam beberapa tahun terakhir dengan platform anti-korupsi dan reformasi. PTI berhasil membentuk pemerintahan setelah pemilihan umum 2018.
Selain partai-partai besar tersebut, terdapat juga partai-partai regional dan partai-partai berbasis agama yang memainkan peran penting dalam politik koalisi dan dinamika politik lokal. Sistem pemilihan umum di Pakistan menggunakan kombinasi sistem first-past-the-post untuk kursi umum dan sistem perwakilan proporsional untuk kursi yang dicadangkan bagi perempuan dan minoritas non-Muslim. Proses pemilihan umum sering kali diwarnai oleh persaingan yang ketat, tuduhan kecurangan, dan tantangan keamanan, yang semuanya berdampak pada stabilitas politik dan kualitas demokrasi di negara tersebut.
5.3. Islam dan Politik
Islam memainkan peran sentral dalam pendirian dan identitas Pakistan. Negara ini didirikan atas dasar teori dua negara, yang menyatakan bahwa Muslim di anak benua India merupakan bangsa yang terpisah dan berhak atas negara sendiri. Dukungan untuk Pakistan sangat besar di kalangan Muslim, terutama di provinsi-provinsi seperti Provinsi Bersatu, di mana Muslim merupakan minoritas. Gagasan ini, yang diartikulasikan oleh Liga Muslim, ulama, dan Jinnah, membayangkan sebuah negara Islam. Jinnah, yang memiliki hubungan dekat dengan para ulama, digambarkan setelah kematiannya oleh Maulana Shabbir Ahmad Usmani sebagai Muslim terbesar setelah Aurangzeb, yang bercita-cita untuk menyatukan Muslim di seluruh dunia di bawah panji Islam.
Resolusi Tujuan pada bulan Maret 1949 menandai langkah awal menuju tujuan ini, menegaskan bahwa Tuhan adalah satu-satunya penguasa. Pemimpin Liga Muslim Chaudhry Khaliquzzaman menegaskan bahwa Pakistan hanya dapat benar-benar menjadi negara Islam setelah menyatukan semua penganut Islam dalam satu unit politik. Keith Callard mengamati bahwa orang Pakistan percaya pada kesatuan tujuan dan pandangan yang esensial dalam dunia Muslim, mengharapkan pandangan serupa tentang agama dan kebangsaan dari Muslim di seluruh dunia.
Keinginan Pakistan untuk membentuk blok Islam bersatu, yang disebut Islamistan, tidak didukung oleh pemerintah Muslim lainnya, meskipun tokoh-tokoh seperti Mufti Agung Palestina, Al-Haj Amin al-Husseini, dan para pemimpin Ikhwanul Muslimin tertarik pada negara tersebut. Keinginan Pakistan untuk sebuah organisasi internasional negara-negara Muslim terwujud pada tahun 1970-an ketika Organisasi Konferensi Islam (OKI) dibentuk. Muslim Bengali Pakistan Timur, yang menentang negara Islamis, berselisih dengan orang Pakistan Barat yang cenderung pada identitas Islam. Partai Islamis Jamaat-e-Islami mendukung negara Islam dan menentang nasionalisme Bengali.
Setelah pemilihan umum tahun 1970, Parlemen menyusun Konstitusi 1973. Konstitusi ini menyatakan Pakistan sebagai Republik Islam, dengan Islam sebagai agama negara, dan mengamanatkan agar undang-undang mematuhi ajaran Islam yang ditetapkan dalam Quran dan Sunnah dan bahwa tidak ada undang-undang yang bertentangan dengan perintah tersebut yang dapat diberlakukan. Selain itu, konstitusi ini membentuk lembaga-lembaga seperti Pengadilan Syariah dan Dewan Ideologi Islam untuk menafsirkan dan menerapkan Islam.
Zulfikar Ali Bhutto menghadapi oposisi di bawah panji Nizam-e-Mustafa ("Pemerintahan Nabi"), yang mengadvokasi negara Islam. Bhutto mengalah pada beberapa tuntutan Islamis sebelum digulingkan dalam kudeta. Jenderal Zia-ul-Haq, setelah merebut kekuasaan, berkomitmen untuk mendirikan negara Islam dan memberlakukan hukum syariah. Ia membentuk pengadilan yudisial Syariah, dan majelis pengadilan, untuk mengadili menggunakan doktrin Islam. Zia bersekutu dengan lembaga-lembaga Deobandi, yang memperburuk ketegangan sektarian dengan kebijakan anti-Syiah.
Menurut jajak pendapat Pew Research Center (PEW), sebagian besar orang Pakistan mendukung hukum Syariah sebagai hukum resmi, dan 94 persen dari mereka lebih mengidentifikasi diri dengan agama daripada kebangsaan dibandingkan dengan Muslim di negara lain. Pengaruh partai-partai keagamaan dalam politik Pakistan cukup signifikan, dan seringkali isu-isu agama menjadi alat mobilisasi politik. Hal ini berdampak pada hak-hak minoritas agama dan kebebasan beragama, yang sering kali menjadi sorotan internasional terkait isu toleransi dan pluralisme di Pakistan.
6. Pembagian Administratif
Pakistan, sebuah republik parlementer federal, terdiri dari empat provinsi: Punjab, Khyber Pakhtunkhwa, Sindh, dan Balochistan, beserta tiga wilayah: Wilayah Ibu Kota Islamabad, Gilgit-Baltistan, dan Azad Kashmir. Pemerintah Pakistan memerintah bagian barat Wilayah Kashmir, yang diorganisir menjadi entitas politik terpisah, Azad Kashmir dan Gilgit-Baltistan. Pada tahun 2009, penugasan konstitusional (Perintah Pemberdayaan dan Pemerintahan Sendiri Gilgit-Baltistan) memberikan Gilgit-Baltistan status semi-provinsi, memberinya pemerintahan sendiri.
Sistem pemerintahan daerah terdiri dari distrik, tehsil, dan dewan serikat, dengan badan terpilih di setiap tingkatan.
Berikut adalah tabel yang merangkum unit-unit administratif utama:
Unit Administratif | Ibu Kota | Populasi (2023) |
---|---|---|
Balochistan | Quetta | 14.894.402 |
Punjab | Lahore | 127.688.922 |
Sindh | Karachi | 55.696.147 |
Khyber Pakhtunkhwa | Peshawar | 40.856.097 |
Gilgit-Baltistan | Gilgit | 1.492.924 |
Azad Kashmir | Muzaffarabad | 4.179.428 |
Wilayah Ibu Kota Islamabad | Islamabad | 2.363.863 |
6.1. Kota-kota Utama
Pakistan memiliki sejumlah kota besar yang menjadi pusat populasi, ekonomi, dan budaya. Berikut adalah beberapa kota utama:
- Karachi: Terletak di Provinsi Sindh, Karachi adalah kota terbesar di Pakistan dan pusat keuangan serta pelabuhan utama negara. Kota ini merupakan metropolis yang dinamis dengan populasi multietnis dan memainkan peran krusial dalam perdagangan dan industri Pakistan.
- Lahore: Sebagai ibu kota Provinsi Punjab, Lahore adalah pusat budaya, sejarah, dan pendidikan Pakistan. Kota ini terkenal dengan arsitektur Mughal yang megah, taman-taman bersejarah, serta industri film dan seni yang hidup.
- Faisalabad: Sebelumnya dikenal sebagai Lyallpur, Faisalabad adalah kota industri utama di Provinsi Punjab, khususnya dalam sektor tekstil. Kota ini juga merupakan pusat pertanian yang penting.
- Rawalpindi: Terletak berdekatan dengan Islamabad, Rawalpindi adalah kota garnisun yang penting dan pernah menjadi ibu kota sementara Pakistan. Kota ini memiliki sejarah militer yang panjang dan berfungsi sebagai pusat komersial dan transportasi.
- Islamabad: Sebagai ibu kota federal Pakistan, Islamabad adalah kota terencana yang dibangun pada tahun 1960-an. Kota ini menjadi pusat pemerintahan, diplomasi, dan lembaga-lembaga nasional.
Kota-kota besar lainnya termasuk Multan, Hyderabad, Peshawar, dan Quetta, masing-masing dengan karakteristik unik dan peran penting dalam konteks regional dan nasional Pakistan.
7. Hubungan Luar Negeri

Sejak kemerdekaan, Pakistan bertujuan untuk mempertahankan kebijakan luar negeri yang independen. Kebijakan luar negeri dan geostrategi Pakistan berfokus pada ekonomi, keamanan, identitas nasional, dan integritas teritorial, serta membangun hubungan dekat dengan negara-negara Muslim lainnya. Menurut Hasan Askari Rizvi, seorang ahli kebijakan luar negeri, "Pakistan menyoroti kesetaraan kedaulatan negara, bilateralisme, kepentingan bersama, dan non-intervensi dalam urusan dalam negeri masing-masing sebagai ciri utama kebijakan luar negerinya." Pakistan secara aktif berpartisipasi dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan Perwakilan Tetap yang mewakili posisinya dalam politik internasional. Pakistan telah mengadvokasi konsep "moderasi tercerahkan" di dunia Muslim. Pakistan adalah anggota Persemakmuran Bangsa-Bangsa, SAARC, ECO, dan negara berkembang G20.
Sebagai negara non-penandatangan Traktat Non-Proliferasi Senjata Nuklir, Pakistan memiliki pengaruh di IAEA. Selama bertahun-tahun, Pakistan telah memblokir traktat internasional untuk membatasi bahan fisil, dengan alasan bahwa cadangannya tidak memenuhi kebutuhan jangka panjangnya. Program nuklir Pakistan pada abad ke-20 bertujuan untuk melawan ambisi nuklir India di kawasan tersebut, dan uji coba nuklir timbal balik terjadi setelah uji coba nuklir India, yang mengukuhkan Pakistan sebagai kekuatan nuklir. Pakistan mempertahankan kebijakan penangkalan spektrum penuh, menganggap program nuklirnya penting untuk menangkal agresi asing.
Berlokasi strategis di jalur pasokan minyak maritim utama dunia dan koridor serat optik komunikasi, Pakistan juga menikmati kedekatan dengan sumber daya alam negara-negara Asia Tengah.
7.1. Hubungan dengan India
Konflik Kashmir tetap menjadi isu utama antara Pakistan dan India, dengan tiga dari empat perang mereka terjadi karena Kashmir. Sebagian karena hubungan yang tegang dengan India, Pakistan memiliki hubungan dekat dengan Turki dan Iran, keduanya merupakan titik fokus dalam kebijakan luar negerinya. Arab Saudi juga memiliki arti penting dalam hubungan luar negeri Pakistan. Sejarah hubungan antara Pakistan dan India sejak kemerdekaan diwarnai oleh konflik dan ketegangan. Perang-perang besar telah terjadi, terutama terkait isu Kashmir, yang berdampak signifikan pada stabilitas regional dan menimbulkan masalah hak asasi manusia. Meskipun demikian, berbagai upaya negosiasi damai telah dilakukan, meskipun seringkali terhenti oleh insiden-insiden baru atau ketidakpercayaan yang mendalam antara kedua negara. Dampak dari hubungan yang tidak stabil ini terasa dalam berbagai aspek, mulai dari perlombaan senjata, pengeluaran militer yang besar, hingga penderitaan masyarakat sipil di wilayah perbatasan dan Kashmir.
7.1.1. Konflik Kashmir


Kashmir, sebuah wilayah Himalaya di ujung utara anak benua India, diperintah sebagai negara bagian kepangeranan otonom Jammu dan Kashmir selama Kemaharajaan Britania sebelum Pemisahan India pada Agustus 1947. Hal ini memicu sengketa teritorial besar antara India dan Pakistan, yang mengakibatkan beberapa konflik atas wilayah tersebut. India menguasai sekitar 45,1% Kashmir, termasuk Jammu dan Kashmir dan Ladakh, sementara Pakistan menguasai sekitar 38,2%, yang terdiri dari Azad Jammu dan Kashmir dan Gilgit-Baltistan. Selain itu, sekitar 20% wilayah tersebut, yang dikenal sebagai Aksai Chin dan Lembah Shaksgam, berada di bawah kendali Tiongkok. India mengklaim seluruh wilayah Kashmir berdasarkan Instrumen Aksesi yang ditandatangani oleh penguasa negara bagian kepangeranan tersebut, Maharaja Hari Singh, sementara Pakistan berargumen berdasarkan populasi mayoritas Muslimnya, dan kedekatan geografis dengan Pakistan. Perserikatan Bangsa-Bangsa terlibat dalam penyelesaian konflik tersebut, yang mengarah pada gencatan senjata pada tahun 1949 dan pembentukan Garis Kendali (LoC) sebagai perbatasan de facto. India, karena khawatir akan pemisahan Kashmir, tidak mengadakan plebisit yang dijanjikan, karena percaya bahwa orang Kashmir akan memilih untuk bergabung dengan Pakistan.
Pakistan mengklaim bahwa posisinya adalah untuk hak rakyat Kashmir untuk menentukan masa depan mereka melalui pemilihan umum yang tidak memihak sebagaimana diamanatkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, sementara India telah menyatakan bahwa Kashmir adalah "bagian integral" dari India, merujuk pada Perjanjian Simla 1972 dan fakta bahwa pemilihan umum regional berlangsung secara teratur. Kelompok kemerdekaan Kashmir tertentu percaya bahwa Kashmir harus merdeka dari India dan Pakistan. Konflik ini telah menyebabkan penderitaan kemanusiaan yang signifikan, pelanggaran hak asasi manusia, dan ketidakstabilan regional yang berkelanjutan. Perspektif pihak-pihak yang terdampak, terutama penduduk Kashmir sendiri, seringkali terabaikan dalam narasi dominan kedua negara.
7.2. Hubungan dengan Tiongkok

Pakistan termasuk negara pertama yang menjalin hubungan diplomatik formal dengan Tiongkok, membangun hubungan yang kuat sejak konflik Tiongkok dengan India pada tahun 1962, yang berpuncak pada ikatan khusus. Selama tahun 1970-an, Pakistan bertindak sebagai perantara dalam pemulihan hubungan AS-Tiongkok, memfasilitasi kunjungan bersejarah Presiden AS Richard Nixon ke Tiongkok. Meskipun terjadi perubahan dalam pemerintahan Pakistan dan dinamika regional/global, pengaruh Tiongkok di Pakistan tetap menjadi yang utama. Sebagai timbal baliknya, Tiongkok menjadi mitra dagang terbesar Pakistan, dengan investasi besar dalam infrastruktur Pakistan, terutama pelabuhan Gwadar. Pada tahun 2015 saja, mereka menandatangani 51 perjanjian dan Nota Kesepahaman (MoU) untuk upaya kerja sama. Kedua negara menandatangani Perjanjian Perdagangan Bebas pada tahun 2006, dengan Tiongkok melakukan investasi terbesarnya dalam sejarah Pakistan melalui CPEC. Pakistan bertindak sebagai penghubung Tiongkok dengan dunia Muslim, dan kedua negara saling mendukung dalam isu-isu sensitif seperti Kashmir, Taiwan, Xinjiang, dan lainnya. Hubungan ini sering digambarkan sebagai kemitraan strategis "segala cuaca", yang mencakup kerja sama erat dalam bidang militer, ekonomi, dan diplomatik.
7.3. Hubungan dengan Amerika Serikat

Hubungan Pakistan dengan Amerika Serikat (AS) telah mengalami pasang surut yang kompleks. Selama Perang Dingin, Pakistan menjadi sekutu penting AS dalam membendung pengaruh Uni Soviet di Asia Selatan. Namun, hubungan ini menjadi tegang pada tahun 1990-an akibat sanksi AS atas program nuklir rahasia Pakistan. Pasca serangan 11 September, Pakistan kembali menjadi sekutu AS dalam perang melawan terorisme, tetapi hubungan mereka tegang karena perbedaan kepentingan dan ketidakpercayaan selama perang 20 tahun di Afghanistan dan isu terorisme. Meskipun Pakistan diberikan status sekutu utama non-NATO oleh AS pada tahun 2004, Pakistan menghadapi tuduhan mendukung pemberontak Taliban di Afghanistan. Hubungan ini ditandai oleh periode kerja sama yang erat, terutama dalam bidang keamanan dan militer, namun juga diwarnai oleh ketegangan terkait isu-isu seperti program nuklir Pakistan, demokrasi, hak asasi manusia, dan dugaan dukungan Pakistan terhadap kelompok-kelompok militan.
7.4. Hubungan dengan Dunia Islam
Setelah Kemerdekaan, Pakistan dengan giat menjalin hubungan bilateral dengan negara-negara Muslim lainnya. Ali bersaudara berusaha memproyeksikan Pakistan sebagai pemimpin alami dunia Islam, sebagian karena sumber daya manusia dan kekuatan militernya yang signifikan. Khaliquzzaman, seorang pemimpin Liga Muslim terkemuka, menyatakan ambisi Pakistan untuk menyatukan semua negara Muslim menjadi Islamistan, sebuah entitas pan-Islam.
Perkembangan ini, bersama dengan pembentukan Pakistan, tidak mendapat persetujuan dari Amerika Serikat, dengan Perdana Menteri Inggris Clement Attlee menyatakan harapan agar India dan Pakistan bersatu kembali. Namun, karena kebangkitan nasionalis di dunia Arab pada waktu itu, hanya ada sedikit minat terhadap aspirasi Pan-Islam Pakistan. Beberapa negara Arab menganggap proyek 'Islamistan' sebagai upaya Pakistan untuk mendominasi negara-negara Muslim lainnya.
Pendiri Pakistan, Muhammad Ali Jinnah, secara konsisten mengadvokasi perjuangan Palestina, membentuk kebijakan luar negeri Pakistan untuk mendukung hak-hak Palestina dalam kerangka solidaritas Muslim yang lebih luas. Selama perang Arab-Israel 1967, Pakistan mendukung negara-negara Arab dan memainkan peran kunci dalam mengamankan dukungan Iran untuk perjuangan Arab baik di dalam PBB maupun di luarnya.
Hubungan Pakistan dengan Iran telah tegang karena ketegangan sektarian, dengan Iran dan Arab Saudi menggunakan Pakistan sebagai medan pertempuran untuk perang proksi sektarian mereka. Sejak awal Perang Iran-Irak, Presiden Zia-ul-Haq memainkan peran mediasi penting, dengan Pakistan aktif terlibat dalam upaya untuk mengakhiri konflik tersebut. Pakistan memberikan dukungan kepada Arab Saudi selama Perang Teluk. Pakistan memilih untuk tetap netral selama Operasi Badai Penentu, menahan diri untuk tidak mengirim dukungan militer ke Arab Saudi dalam serangannya terhadap Yaman. Sebaliknya, Pakistan bertujuan untuk memainkan peran diplomatik proaktif dalam menyelesaikan krisis, yang menyebabkan ketegangan antara kedua negara. Pada tahun 2016, Pakistan menengahi antara Arab Saudi dan Iran setelah eksekusi ulama Syiah Nimr al-Nimr, dengan kunjungan ke kedua negara oleh Perdana Menteri saat itu Nawaz Sharif dan Kepala Staf Angkatan Darat, Raheel Sharif.
Pakistan memberikan perlindungan kepada jutaan pengungsi Afghanistan setelah invasi Soviet dan mendukung mujahidin Afghanistan dalam upaya mereka untuk mengusir pasukan Soviet dari Afghanistan. Setelah Soviet menarik diri, pertempuran meletus di antara faksi-faksi Mujahidin atas kendali Afghanistan. Pakistan memfasilitasi pembicaraan damai untuk membantu mengakhiri konflik. Setelah empat tahun konflik yang belum terselesaikan antara kelompok-kelompok Mujahidin yang bersaing, Pakistan membantu mendirikan Taliban sebagai kekuatan stabilisasi. Dukungan Pakistan untuk Taliban Sunni di Afghanistan menantang Iran yang dipimpin Syiah, yang menentang Afghanistan yang dikuasai Taliban.
Pakistan dengan gigih mengadvokasi penentuan nasib sendiri di kalangan Muslim secara global. Upayanya dalam mendukung gerakan kemerdekaan di negara-negara seperti Indonesia, Aljazair, Tunisia, Maroko, dan Eritrea memupuk hubungan yang kuat. Karena dukungannya untuk Azerbaijan dalam konflik Nagorno-Karabakh, Pakistan belum menjalin hubungan diplomatik dengan Armenia. Pakistan dan Bangladesh telah mengalami hubungan yang tegang, terutama di bawah pemerintahan Liga Awami yang dipimpin oleh Sheikh Hasina, didorong oleh sikap pro-India dan keluhan sejarahnya. Pakistan, sebagai anggota terkemuka Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), memprioritaskan pemeliharaan hubungan budaya, politik, sosial, dan ekonomi dengan negara-negara Arab dan negara-negara mayoritas Muslim lainnya dalam kebijakan luar negerinya.
7.5. Hubungan dengan Negara Lain
Selain dengan negara-negara yang telah disebutkan, Pakistan juga menjalin hubungan diplomatik dan kerja sama dengan berbagai negara besar lainnya di dunia. Hubungan dengan Rusia telah menunjukkan peningkatan sejak berakhirnya Perang Dingin, meskipun secara historis berbeda karena aliansi Pakistan dengan AS selama periode tersebut. Pakistan juga menjaga hubungan dengan Jepang, terutama dalam bidang ekonomi dan bantuan pembangunan. Dengan Uni Eropa, Pakistan memiliki perjanjian perdagangan dan terlibat dalam dialog mengenai berbagai isu, termasuk hak asasi manusia dan kontra-terorisme. Pakistan juga aktif dalam berbagai organisasi internasional selain yang telah disebutkan, seperti Gerakan Non-Blok dan berbagai badan PBB, di mana Pakistan berupaya untuk menyuarakan kepentingannya dan berkontribusi pada isu-isu global. Upaya diplomatik Pakistan juga diarahkan untuk meningkatkan citra negara dan menarik investasi asing guna mendukung pembangunan ekonominya.
8. Militer

Angkatan bersenjata Pakistan menduduki peringkat keenam secara global dalam ukuran personel, dengan sekitar 660.000 personel aktif dan 291.000 personel paramiliter per tahun 2024. Didirikan pada tahun 1947, mereka telah memegang pengaruh signifikan atas politik nasional. Cabang-cabang utama meliputi Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara, yang didukung oleh banyak paramiliter. Militer Pakistan memainkan peran penting tidak hanya dalam pertahanan negara tetapi juga dalam politik dalam negeri dan upaya penjagaan perdamaian internasional. Program pengembangan senjata nuklir merupakan aspek penting dari strategi pertahanan Pakistan, yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan kekuatan di kawasan tersebut.
8.1. Organisasi dan Kekuatan Militer
Ketua Komite Kepala Staf Gabungan (CJCSC) adalah perwira militer dengan pangkat tertinggi, yang memberi nasihat kepada pemerintah sipil. Namun, mereka tidak memiliki komando langsung atas cabang-cabang dan berfungsi sebagai perantara, memastikan komunikasi antara kepemimpinan militer dan sipil. Mengawasi Markas Besar Staf Gabungan, mereka mengoordinasikan kerja sama antar-layanan dan misi militer gabungan. Komando dan kendali atas pengembangan dan penggunaan arsenal strategis Pakistan berada di tangan Otoritas Komando Nasional, yang mengawasi pekerjaan pada doktrin nuklir untuk mempertahankan penangkalan spektrum penuh.
Angkatan Darat Pakistan adalah komponen terbesar, diikuti oleh Angkatan Udara dan Angkatan Laut. Organisasi paramiliter seperti Rangers dan Frontier Corps memainkan peran penting dalam keamanan perbatasan dan operasi kontra-pemberontakan. Pakistan memiliki industri pertahanan dalam negeri yang berkembang, yang memproduksi berbagai sistem persenjataan. Perkiraan jumlah personel aktif Angkatan Bersenjata Pakistan adalah sekitar 660.000, dengan tambahan sekitar 291.000 personel paramiliter pada tahun 2024. Persenjataan utama mencakup berbagai jenis tank, artileri, pesawat tempur, kapal perang, dan sistem rudal, termasuk kemampuan nuklir.
8.2. Sejarah Militer
Sejak tahun 1947, Pakistan telah terlibat dalam empat perang konvensional dengan India. Konflik pertama terjadi di Kashmir dan berakhir dengan gencatan senjata yang dimediasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, dengan Pakistan memperoleh kendali atas sepertiga wilayah tersebut. Sengketa teritorial menyebabkan perang lain pada tahun 1965. Pada tahun 1971, India dan Pakistan berperang lagi atas Pakistan Timur, dengan pasukan India membantu kemerdekaannya, yang mengarah pada pembentukan Bangladesh. Ketegangan di Kargil membawa kedua negara ke ambang perang.
Selama Perang Soviet-Afghanistan, komunitas intelijen Pakistan, sebagian besar ISI, mengoordinasikan sumber daya Amerika Serikat untuk mendukung mujahidin Afghanistan dan pejuang asing melawan kehadiran Soviet. PAF terlibat dengan Soviet dan Angkatan Udara Afghanistan selama konflik tersebut. Pakistan telah menjadi peserta aktif dalam misi penjaga perdamaian PBB, memainkan peran utama dalam operasi seperti misi penyelamatan di Mogadishu, Somalia, pada tahun 1993. Menurut laporan PBB tahun 2023, militer Pakistan adalah kontributor pasukan terbesar kelima untuk misi penjaga perdamaian PBB.
Pakistan telah mengerahkan militernya di beberapa negara Arab, memberikan peran pertahanan, pelatihan, dan penasihat. Pilot tempur PAF dan Angkatan Laut bertugas di militer negara-negara Arab melawan Israel dalam Perang Enam Hari dan Perang Yom Kippur. Pasukan khusus Pakistan membantu pasukan Saudi di Mekah selama Penyitaan Masjidil Haram. Pakistan juga mengirim 5.000 tentara sebagai bagian dari koalisi pimpinan AS untuk pertahanan Arab Saudi selama Perang Teluk. Meskipun ada embargo senjata PBB terhadap Bosnia, ISI di bawah Jenderal Javed Nasir mengirimkan senjata anti-tank dan rudal melalui udara ke mujahidin Bosnia, yang mengubah keadaan menjadi menguntungkan bagi Muslim Bosnia. ISI, di bawah kepemimpinan Nasir, mendukung Muslim Tiongkok di Xinjiang, kelompok pemberontak di Filipina, dan kelompok agama di Asia Tengah.
Sejak tahun 2004, militer telah terlibat dalam pemberontakan di provinsi Khyber Pakhtunkhwa, terutama melawan faksi-faksi Tehrik-i-Taliban. Operasi besar meliputi Operasi Badai Petir Hitam, Operasi Rah-e-Nijat, dan Operasi Zarb-e-Azb. Aktivitas militer ini seringkali berdampak signifikan terhadap masyarakat sipil, menimbulkan isu pengungsian dan pelanggaran hak asasi manusia, serta memengaruhi proses demokrasi di negara tersebut.
8.3. Program Senjata Nuklir
Pakistan memulai program senjata nuklirnya sebagai tanggapan terhadap program nuklir India dan untuk menjaga keseimbangan strategis di kawasan tersebut. Setelah India melakukan uji coba nuklir pertamanya pada tahun 1974 ("Smiling Buddha"), Pakistan secara signifikan meningkatkan upaya pengembangan nuklirnya di bawah kepemimpinan Zulfikar Ali Bhutto dan kemudian Jenderal Zia-ul-Haq. Ilmuwan Abdul Qadeer Khan memainkan peran kunci dalam program pengayaan uranium Pakistan.
Pada Mei 1998, sebagai reaksi terhadap serangkaian uji coba nuklir kedua India ("Pokhran-II"), Pakistan melakukan uji coba nuklir sendiri (dengan nama sandi Chagai-I dan Chagai-II), secara resmi menyatakan diri sebagai negara pemilik senjata nuklir. Keputusan ini diambil meskipun ada tekanan internasional yang kuat. Pakistan bukan penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT), dengan alasan bahwa traktat tersebut diskriminatif dan tidak menjamin keamanan negara-negara non-nuklir.
Strategi nuklir Pakistan didasarkan pada konsep "penangkalan minimum yang kredibel" (credible minimum deterrence), yang bertujuan untuk mencegah agresi konvensional maupun nuklir dari India. Otoritas Komando Nasional (NCA) bertanggung jawab atas kebijakan, pengembangan, dan penggunaan senjata nuklir Pakistan. Status nuklir Pakistan tetap menjadi isu penting dalam hubungan internasionalnya dan dinamika keamanan regional di Asia Selatan.
8.4. Badan Penegak Hukum
Penegakan hukum di Pakistan terdiri dari lembaga kepolisian federal dan provinsi. Masing-masing dari empat provinsi (Punjab, Sindh, Khyber Pakhtunkhwa, dan Balochistan) memiliki kepolisian sendiri, sementara Wilayah Ibu Kota Islamabad (ICT) memiliki Kepolisian Islamabad. Kepolisian provinsi dipimpin oleh seorang Inspektur Jenderal Polisi (IGP) yang ditunjuk oleh pemerintah provinsi. Namun, perwira tinggi berasal dari Layanan Kepolisian Pakistan (PSP), memastikan standar nasional di seluruh kepolisian provinsi.
Unit Khusus:
- Polisi Jalan Raya & Tol Nasional (NHMP): Menegakkan hukum lalu lintas dan memastikan keselamatan di jaringan jalan tol antarprovinsi Pakistan.
- Unit Polisi Elit: Setiap kepolisian provinsi, seperti Pasukan Elit Punjab, berfokus pada operasi kontra-terorisme dan situasi berisiko tinggi.
Angkatan Bersenjata Sipil (CAF) mendukung lembaga penegak hukum reguler, membantu dalam tugas-tugas seperti pengendalian huru-hara, kontra-pemberontakan, dan keamanan perbatasan, meningkatkan kemampuan penegakan hukum Pakistan.
Komite Koordinasi Intelijen Nasional mengawasi kegiatan intelijen di tingkat federal dan provinsi, termasuk ISI, MI, IB, FIA, Kepolisian, dan Angkatan Bersenjata Sipil. Badan intelijen utama Pakistan, Inter-Services Intelligence (ISI), didirikan dalam waktu satu tahun setelah kemerdekaan Pakistan pada tahun 1947.
Upaya pemberantasan terorisme menjadi fokus utama badan penegak hukum, namun seringkali dihadapkan pada tantangan terkait kapasitas, sumber daya, dan koordinasi. Isu-isu hak asasi manusia dalam penegakan hukum, termasuk tuduhan penyiksaan, pembunuhan di luar proses hukum, dan penahanan sewenang-wenang, juga menjadi perhatian serius bagi organisasi hak asasi manusia nasional dan internasional.
9. Ekonomi
Ekonomi Pakistan menempati peringkat ke-24 secara global berdasarkan paritas daya beli (PPP) dan ke-43 berdasarkan PDB nominal. Secara historis, Pakistan merupakan bagian dari wilayah terkaya di milenium pertama Masehi, tetapi kehilangan posisinya dari wilayah seperti Tiongkok dan Eropa Barat pada abad ke-18. Pakistan adalah negara berkembang, dan bagian dari Next Eleven, yang siap menjadi salah satu ekonomi terbesar dunia pada abad ke-21, bersama dengan BRICS. Ekonomi semi-industri Pakistan memiliki pusat pertumbuhan di sepanjang Sungai Indus. Ekonomi Karachi dan pusat-pusat perkotaan Punjab yang beragam berdampingan dengan daerah-daerah yang kurang berkembang di bagian lain negara itu, khususnya di Balochistan. Perubahan historis dalam ekonomi Pakistan, struktur industri utama, tantangan pertumbuhan, dan hubungan ekonomi eksternal akan dibahas dengan mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan.
9.1. Sejarah Ekonomi
Sejarah ekonomi Pakistan pasca-kemerdekaan ditandai oleh periode pertumbuhan yang bervariasi dan tantangan yang signifikan. Pada dekade awal, fokus utama adalah membangun infrastruktur dasar dan industri. Pemerintahan Ayub Khan pada tahun 1960-an menyaksikan "Dekade Pembangunan" dengan pertumbuhan industri yang pesat, meskipun manfaatnya tidak merata dan memicu ketidakpuasan di Pakistan Timur. Nasionalisasi industri oleh Zulfikar Ali Bhutto pada tahun 1970-an bertujuan untuk mengurangi ketimpangan, tetapi berdampak negatif pada investasi swasta. Pemerintahan Zia-ul-Haq pada tahun 1980-an menerapkan kebijakan Islamisasi ekonomi dan liberalisasi terbatas, yang didukung oleh bantuan AS selama perang Soviet-Afghanistan, menghasilkan pertumbuhan yang cukup tinggi.
Tahun 1990-an adalah periode ketidakstabilan politik dan ekonomi, dengan pemerintahan sipil yang silih berganti dan program penyesuaian struktural dari IMF dan Bank Dunia. Reformasi ekonomi yang lebih komprehensif dilakukan pada awal 2000-an di bawah pemerintahan Pervez Musharraf, yang menghasilkan pertumbuhan PDB yang kuat. Namun, krisis energi, masalah keamanan, dan bencana alam seperti gempa bumi 2005 dan banjir 2010 memberikan tekanan besar pada ekonomi. Ketergantungan pada pinjaman luar negeri dan defisit fiskal yang persisten menjadi tantangan utama. Kebijakan ekonomi seringkali dipengaruhi oleh dinamika politik dalam negeri dan hubungan dengan lembaga keuangan internasional. Dampak dari kebijakan-kebijakan ini terhadap kesetaraan sosial, hak-hak pekerja, dan distribusi pendapatan menjadi isu penting yang terus diperdebatkan.
9.2. Industri Utama
Ekonomi Pakistan didukung oleh beberapa sektor industri utama yang memberikan kontribusi signifikan terhadap PDB dan lapangan kerja.
- Pertanian: Meskipun kontribusinya terhadap PDB telah menurun seiring waktu, pertanian tetap menjadi sektor penting yang mempekerjakan sebagian besar tenaga kerja. Komoditas utama meliputi gandum, beras, kapas, tebu, dan buah-buahan. Sektor peternakan juga memberikan kontribusi yang signifikan. Tantangan dalam sektor ini termasuk ketersediaan air, praktik pertanian tradisional, dan akses ke pasar. Isu kondisi kerja buruh tani dan dampak lingkungan dari penggunaan pestisida juga menjadi perhatian.
- Manufaktur: Sektor manufaktur, terutama industri tekstil, merupakan pendorong utama ekspor Pakistan. Industri tekstil mencakup pemintalan, pertenunan, dan garmen jadi. Industri penting lainnya termasuk semen, pupuk, gula, bahan kimia, dan produk rekayasa ringan. Pertumbuhan sektor manufaktur seringkali terkait dengan ketersediaan energi, kebijakan investasi, dan akses ke pasar internasional. Kondisi kerja di pabrik dan dampak lingkungan dari limbah industri menjadi isu sosial yang relevan.
- Jasa: Sektor jasa telah menjadi kontributor terbesar terhadap PDB Pakistan dalam beberapa dekade terakhir. Sektor ini mencakup berbagai kegiatan seperti perdagangan grosir dan eceran, transportasi, komunikasi, keuangan, asuransi, real estat, dan layanan publik. Pertumbuhan teknologi informasi (TI) dan layanan terkait TI (ITES) juga menunjukkan potensi yang signifikan, dengan peningkatan ekspor layanan TI.
Pertumbuhan industri-industri ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kebijakan pemerintah, investasi infrastruktur, stabilitas politik, dan kondisi ekonomi global. Pengembangan industri yang berkelanjutan yang memperhatikan aspek sosial dan lingkungan menjadi kunci bagi kemakmuran jangka panjang Pakistan.
9.3. Infrastruktur



Pembangunan infrastruktur merupakan fondasi penting bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial di Pakistan. Beberapa aspek utama infrastruktur meliputi:
- Energi: Pakistan menghadapi tantangan signifikan dalam sektor energi, termasuk kekurangan pasokan listrik yang kronis (load shedding) dan ketergantungan pada bahan bakar fosil impor. Upaya sedang dilakukan untuk meningkatkan kapasitas pembangkit listrik melalui berbagai sumber, termasuk tenaga air, batu bara, gas alam, energi terbarukan (angin dan surya), dan tenaga nuklir. Pakistan memiliki enam pembangkit listrik tenaga nuklir komersial yang berlisensi per Mei 2021. Komisi Energi Atom Pakistan (PAEC) mengawasi pembangkit-pembangkit ini, sementara Otoritas Regulasi Nuklir Pakistan memastikan operasinya yang aman. Pembangkit-pembangkit ini menyumbang sekitar 5,8% dari pasokan listrik Pakistan, sementara bahan bakar fosil (minyak mentah dan gas alam) menyediakan 64,2%, tenaga air menyediakan 29,9%, dan batu bara menyumbang 0,1%. KANUPP-I, pembangkit listrik tenaga nuklir komersial pertama Pakistan, dipasok oleh Kanada pada tahun 1971. Kerja sama nuklir Tiongkok-Pakistan dimulai pada tahun 1980-an, yang mengarah pada pendirian CHASNUPP-I. Pada tahun 2005, kedua negara mengusulkan rencana keamanan energi bersama, yang bertujuan untuk kapasitas pembangkitan melebihi 160.000 MWe pada tahun 2030. Visi Energi Nuklir Pakistan 2050 menargetkan kapasitas 40.000 MWe, dengan 8.900 MWe diharapkan pada tahun 2030. Pembangunan koridor energi seperti Koridor Ekonomi Tiongkok-Pakistan (CPEC) bertujuan untuk mengatasi defisit energi.
- Transportasi: Jaringan transportasi Pakistan terdiri dari jalan raya, kereta api, pelabuhan, dan bandar udara. Jaringan jalan raya telah berkembang pesat, termasuk pembangunan jalan tol modern. Pakistan memiliki panjang jalan tol 2.57 K km dan sekitar 263.94 K km jalan raya, yang menangani 92% penumpang dan 96% lalu lintas barang. Kereta Api Pakistan merupakan BUMN yang mengoperasikan jaringan kereta api nasional, meskipun menghadapi tantangan modernisasi dan efisiensi. Pelabuhan utama seperti Karachi, Pelabuhan Qasim, dan Gwadar memainkan peran penting dalam perdagangan internasional. Sektor penerbangan dilayani oleh beberapa bandara internasional dan domestik. Bandara Internasional Jinnah berfungsi sebagai pintu gerbang internasional utama, lalu lintas internasional yang signifikan juga mengalir melalui bandara Lahore, Islamabad, Peshawar, Quetta, Faisalabad, Sialkot, dan Multan.
- Komunikasi: Sektor telekomunikasi telah mengalami pertumbuhan yang pesat, dengan peningkatan penetrasi telepon seluler dan internet. Pembangunan infrastruktur serat optik terus berlanjut untuk meningkatkan konektivitas.
Tantangan dalam pengembangan infrastruktur meliputi pendanaan, tata kelola, masalah keamanan, dan dampak lingkungan. Investasi berkelanjutan dan manajemen yang efektif sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Pakistan.
9.4. Pariwisata

Pakistan memiliki potensi pariwisata yang signifikan berkat keragaman geografis, warisan sejarah, dan kekayaan budayanya. Sumber daya pariwisata utama meliputi:
- Situs Sejarah dan Arkeologi: Pakistan adalah rumah bagi peradaban kuno seperti Peradaban Lembah Indus (Mohenjo-daro, Harappa) dan peradaban Gandhara (Taxila, Takht-i-Bahi). Situs-situs ini menarik para arkeolog, sejarawan, dan wisatawan budaya. Selain itu, terdapat banyak benteng, makam, dan masjid bersejarah peninggalan era Mughal dan kesultanan lainnya, terutama di kota-kota seperti Lahore, Multan, dan Thatta.
- Keindahan Alam: Dari pegunungan utara yang megah seperti Karakoram, Himalaya, dan Hindu Kush (termasuk K2, puncak tertinggi kedua di dunia), hingga lembah-lembah hijau (Hunza, Swat, Kaghan), danau-danau indah (Saiful Muluk, Danau Attabad), dan gurun-gurun yang luas (Thar, Cholistan), Pakistan menawarkan lanskap yang beragam bagi para pecinta alam dan petualang.
- Pariwisata Religius: Pakistan memiliki banyak situs suci bagi berbagai agama, termasuk Islam (kuil-kuil Sufi seperti Data Darbar di Lahore, kuil Shah Rukn-e-Alam di Multan), Sikhisme (Gurdwara Janam Asthan di Nankana Sahib, Gurdwara Darbar Sahib Kartarpur), Hinduisme (Kuil Katasraj), dan Buddhisme (situs-situs Gandhara).
- Pariwisata Petualangan: Pegunungan utara menawarkan peluang untuk trekking, pendakian gunung, ski, dan olahraga air.
Pada tahun 2018, Pakistan menarik sekitar 6,6 juta wisatawan asing. Namun, ini merupakan penurunan dari puncak pariwisata pada tahun 1970-an yang didorong oleh Jalur Hippie yang populer. Industri pariwisata Pakistan menghadapi tantangan seperti masalah keamanan, infrastruktur yang kurang memadai di beberapa daerah, dan citra internasional yang kurang positif. Namun, pemerintah telah berupaya untuk mempromosikan pariwisata melalui berbagai inisiatif dan peningkatan fasilitas. Dengan potensi yang dimilikinya, sektor pariwisata dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap ekonomi Pakistan jika dikelola dengan baik.
10. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Perkembangan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi telah memainkan peran penting dalam infrastruktur Pakistan, menghubungkan bangsa ini dengan komunitas global. Setiap tahun, Akademi Ilmu Pengetahuan Pakistan dan pemerintah mengundang para ilmuwan di seluruh dunia ke International Nathiagali Summer College on Physics. Pada tahun 2005, Pakistan menjadi tuan rumah seminar internasional tentang "Fisika di Negara Berkembang" untuk Tahun Fisika Internasional. Fisikawan teoretis Pakistan Abdus Salam memenangkan Penghargaan Nobel Fisika atas karyanya tentang interaksi elektrolemah. Para ilmuwan Pakistan telah memberikan kontribusi penting dalam matematika, biologi, ekonomi, ilmu komputer, dan genetika.
Dalam kimia, Salimuzzaman Siddiqui mengidentifikasi sifat obat dari komponen pohon neem. Ayub K. Ommaya mengembangkan reservoir Ommaya untuk mengobati kondisi otak. Penelitian ilmiah merupakan bagian integral dari universitas-universitas Pakistan, laboratorium nasional, taman sains, dan industri. Abdul Qadeer Khan memelopori program pengayaan uranium sentrifugal gas berbasis HEU Pakistan untuk proyek bom atomnya. Ia mendirikan Laboratorium Penelitian Kahuta (KRL) pada tahun 1976, menjabat sebagai ilmuwan senior dan Direktur Jenderalnya hingga pensiun pada tahun 2001. Selain proyek bom atom, ia memberikan kontribusi signifikan dalam morfologi molekuler, martensit fisik, dan aplikasinya dalam fisika benda terkondensasi dan fisika material.
Pada tahun 2010, Pakistan menduduki peringkat ke-43 secara global dalam publikasi makalah ilmiah. Menurut laporan Thomson Reuters Another BRIC in the Wall tahun 2016, Pakistan menyaksikan peningkatan empat kali lipat dalam produktivitas ilmiahnya dalam dekade terakhir, melonjak dari sekitar 2.000 artikel per tahun pada tahun 2006 menjadi lebih dari 9.000 artikel pada tahun 2015, dengan tingkat sitasi artikel yang lebih tinggi daripada gabungan negara-negara BRIC. Akademi Ilmu Pengetahuan Pakistan yang berpengaruh membimbing pemerintah dalam kebijakan sains. Pakistan menduduki peringkat ke-91 dalam Indeks Inovasi Global pada tahun 2024.
Tahun 1960-an menandai munculnya program luar angkasa Pakistan, yang dipimpin oleh SUPARCO, menghasilkan kemajuan dalam bidang roketri, elektronika, dan aeronomi. Khususnya, Pakistan meluncurkan roket pertamanya ke luar angkasa, memelopori eksplorasi luar angkasa Asia Selatan. Pada tahun 1990, Pakistan berhasil meluncurkan satelit pertamanya, menjadi negara Muslim pertama dan kedua di Asia Selatan yang mencapai tonggak sejarah ini.
Setelah perang tahun 1971 dengan India, Pakistan dengan tergesa-gesa mengembangkan senjata atom untuk mencegah intervensi asing dan memasuki zaman atom. Ketegangan dengan India menyebabkan uji coba nuklir bawah tanah Pakistan pada tahun 1998 (Chagai-I), menjadikannya negara ketujuh yang memiliki senjata semacam itu.
Pakistan adalah satu-satunya negara Muslim yang aktif dalam penelitian Antartika, mempertahankan Stasiun Penelitian Antartika Jinnah sejak tahun 1992. Hingga Mei 2020, Pakistan memiliki 82 juta pengguna internet, menempati peringkat kesembilan secara global. Pemerintah banyak berinvestasi dalam proyek-proyek teknologi informasi, dengan fokus pada e-government dan infrastruktur.
11. Masyarakat
Masyarakat Pakistan sangat beragam dan kompleks, mencerminkan sejarah panjang dan pengaruh berbagai budaya. Aspek-aspek penting masyarakat Pakistan meliputi demografi, komposisi etnis, bahasa, agama, pendidikan, kesehatan, dan situasi hak asasi manusia. Pemahaman terhadap dinamika sosial ini penting untuk memahami tantangan dan peluang yang dihadapi Pakistan.
11.1. Populasi
Menurut Biro Sensus Amerika Serikat, populasi Pakistan diperkirakan mencapai 199.085.847 jiwa pada tahun 2015, yang setara dengan 2,57% dari populasi dunia. Sensus Pakistan tahun 2017 mencatat populasi sebesar 207,8 juta jiwa. Pada tahun 2023, populasi Pakistan diperkirakan lebih dari 241,5 juta jiwa, menjadikannya negara dengan populasi terbesar kelima di dunia. Tingkat pertumbuhan penduduk Pakistan relatif tinggi, meskipun telah menunjukkan tren penurunan dalam beberapa tahun terakhir.
Struktur usia populasi Pakistan didominasi oleh kaum muda, dengan persentase besar penduduk berusia di bawah 30 tahun. Hal ini memberikan potensi bonus demografi, tetapi juga menimbulkan tantangan dalam penyediaan lapangan kerja, pendidikan, dan layanan kesehatan. Urbanisasi juga merupakan tren demografis yang signifikan di Pakistan, dengan semakin banyak penduduk pindah dari daerah pedesaan ke perkotaan. Kota-kota besar seperti Karachi, Lahore, dan Faisalabad mengalami pertumbuhan populasi yang pesat. Distribusi populasi tidak merata, dengan konsentrasi tertinggi di Provinsi Punjab, diikuti oleh Sindh. Tingkat kesuburan total (TFR) telah menurun, tetapi masih lebih tinggi dibandingkan banyak negara lain di kawasan tersebut.
11.2. Etnis
Pakistan adalah negara yang sangat beragam secara etnis. Menurut sensus nasional 2023, kelompok etnolinguistik terbesar meliputi:
- Punjabi (36,98%): Merupakan kelompok etnis mayoritas, terutama mendiami Provinsi Punjab. Mereka berbicara bahasa Punjabi dan memiliki budaya yang kaya dalam sastra, musik, dan seni.
- Pashtun (18,15%): Terkonsentrasi di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa dan wilayah utara Balochistan. Mereka berbicara bahasa Pashto dan memiliki tradisi kesukuan yang kuat serta kode kehormatan yang dikenal sebagai Pashtunwali.
- Sindhi (14,31%): Mayoritas mendiami Provinsi Sindh. Mereka berbicara bahasa Sindhi dan memiliki warisan budaya kuno yang berasal dari Peradaban Lembah Indus.
- Saraiki (12%): Terutama tinggal di bagian selatan Provinsi Punjab. Mereka berbicara bahasa Saraiki, yang sering dianggap sebagai dialek Punjabi atau bahasa yang berbeda.
- Muhajir (Penutur Urdu) (9,25%): Merupakan keturunan imigran Muslim dari India yang pindah ke Pakistan setelah pemisahan tahun 1947. Mereka terkonsentrasi di kota-kota besar seperti Karachi dan Hyderabad, dan bahasa Urdu adalah lingua franca mereka.
- Baloch (3,38%): Mendiami Provinsi Balochistan yang luas namun berpenduduk jarang. Mereka berbicara bahasa Balochi dan memiliki struktur sosial kesukuan.
- Hindkowan/Hazarewal (2,32%): Kelompok etnis yang tinggal di beberapa bagian Khyber Pakhtunkhwa dan Punjab, berbicara bahasa Hindko.
- Brahui (1,16%): Kelompok etnis yang berbicara bahasa Dravida, sebagian besar tinggal di Balochistan.
Selain kelompok-kelompok utama ini, terdapat berbagai etnis minoritas lainnya seperti Kashmiri, Pahari, Chitrali, berbagai suku bangsa di Gilgit-Baltistan, Kohistani, Torwali, Meo, Hazara, Kalash, dan Siddi. Keberagaman etnis ini memberikan kekayaan budaya bagi Pakistan, namun juga terkadang menjadi sumber ketegangan politik dan sosial, terutama terkait isu hak-hak minoritas dan distribusi sumber daya.
11.3. Bahasa

Pakistan adalah negara multibahasa dengan sekitar 75 hingga 85 bahasa yang dituturkan. Bahasa Urdu adalah bahasa nasional dan lingua franca, yang dipahami oleh lebih dari 75% penduduk Pakistan meskipun hanya sekitar 7% yang menggunakannya sebagai bahasa ibu, terutama oleh komunitas Muhajir. Bahasa Inggris memiliki status sebagai bahasa resmi dan banyak digunakan dalam urusan pemerintahan, bisnis, dan pendidikan tinggi.
Selain Urdu dan Inggris, bahasa-bahasa daerah memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Bahasa daerah utama berdasarkan sensus 2023 meliputi:
- Punjabi (36,98%): Bahasa yang paling banyak dituturkan sebagai bahasa ibu, terutama di Provinsi Punjab.
- Pashto (18,15%): Dituturkan di Khyber Pakhtunkhwa dan sebagian Balochistan.
- Sindhi (14,31%): Bahasa utama di Provinsi Sindh.
- Saraiki (12,00%): Dituturkan di Punjab selatan.
- Balochi (3,38%): Bahasa utama di Provinsi Balochistan.
- Hindko (2,32%): Dituturkan di beberapa bagian Khyber Pakhtunkhwa dan Punjab.
- Brahui (1,16%): Bahasa Dravida yang dituturkan di Balochistan.
Bahasa-bahasa lain yang lebih kecil termasuk Mewati (0,46%), Kohistani (0,43%), Kashmiri (0,11%), Shina (0,05%), Balti (0,02%), dan Kalasha (0,003%), serta berbagai bahasa minoritas lainnya yang dituturkan oleh komunitas-komunitas kecil di seluruh negeri. Konstitusi Pakistan tahun 1973 mengamanatkan promosi bahasa Urdu dan bahasa daerah, serta pengaturan penggunaan bahasa Inggris untuk tujuan resmi hingga pengaturan lebih lanjut dibuat untuk menggantikannya dengan bahasa Urdu. Kebijakan bahasa di Pakistan seringkali menjadi isu yang kompleks, mencerminkan keragaman linguistik dan identitas regional di negara tersebut.
11.4. Agama

Islam adalah agama negara di Pakistan, dan menurut sensus 2023, sekitar 96,3% penduduknya adalah Muslim. Hinduisme adalah agama terbesar kedua dengan 2,2%, diikuti oleh Kekristenan sebesar 1,4%. Mayoritas Muslim Pakistan (sekitar 75-95%) menganut aliran Sunni, sementara Syiah merupakan minoritas yang signifikan (sekitar 5-25%). Pakistan memiliki populasi Muslim terbesar kedua di dunia dan merupakan rumah bagi 10,5% Muslim dunia. Karachi adalah kota dengan populasi Muslim terbesar di dunia.
Kelompok agama minoritas lainnya, yang secara kolektif mencakup sekitar 0,1% populasi, termasuk Sikh, Buddha, Jain, Zoroastrian (Parsi), dan komunitas Kalash yang mempraktikkan bentuk animisme kuno. Komunitas Ahmadiyyah juga ada, tetapi secara hukum di Pakistan mereka dianggap non-Muslim sejak tahun 1974 dan menghadapi diskriminasi serta persekusi.
Konstitusi Pakistan menjamin kebebasan beragama, namun dalam praktiknya, minoritas agama sering menghadapi diskriminasi sosial dan hukum, termasuk melalui undang-undang penistaan agama yang kontroversial. Isu toleransi beragama dan perlindungan hak-hak minoritas agama menjadi perhatian penting dalam konteks hak asasi manusia di Pakistan.
11.5. Pendidikan


Konstitusi Pakistan mengamanatkan pendidikan dasar dan menengah gratis, dengan universitas negeri didirikan di setiap provinsi, termasuk Universitas Punjab, Universitas Sindh, Universitas Peshawar, Universitas Karachi, dan Universitas Balochistan. Lanskap pendidikan negara ini mencakup universitas negeri dan swasta, mendorong kolaborasi untuk meningkatkan penelitian dan peluang pendidikan tinggi, meskipun ada kekhawatiran mengenai kualitas pengajaran di institusi yang lebih baru. Institusi teknis dan kejuruan di Pakistan berjumlah sekitar 3.193, dilengkapi dengan madrasah yang menyediakan pendidikan Islam gratis kepada siswa, dengan upaya pemerintah untuk mengatur dan memantau kualitasnya di tengah kekhawatiran atas perekrutan ekstremis. Pendidikan dibagi menjadi enam tingkat utama, termasuk taman kanak-kanak, sekolah dasar, menengah pertama, matrikulasi, menengah atas, dan program universitas. Selain itu, sekolah swasta menawarkan sistem pendidikan menengah paralel berdasarkan kurikulum yang ditetapkan oleh Cambridge International Examinations, dengan 439 sekolah internasional dilaporkan di Pakistan.
Inisiatif sejak 2007 mewajibkan pendidikan menengah bahasa Inggris secara nasional. Setelah serangan tahun 2012 terhadap aktivis Malala Yousafzai oleh Taliban, ia menjadi penerima Nobel termuda atas advokasi pendidikannya. Reformasi pada tahun 2013 mewajibkan kursus bahasa Mandarin di Sindh, yang mencerminkan meningkatnya pengaruh Tiongkok. Hingga tahun 2018, tingkat melek huruf Pakistan mencapai 62,3%, dengan kesenjangan regional dan gender yang signifikan. Inisiatif pemerintah, termasuk literasi komputer sejak 1995, bertujuan untuk memberantas buta huruf, menargetkan 100% pendaftaran di antara anak usia sekolah dasar dan tingkat melek huruf ~86% pada tahun 2015. Pakistan mengalokasikan 2,3% dari PDB-nya untuk pendidikan, salah satu yang terendah di Asia Selatan. Aksesibilitas dan kualitas pendidikan, terutama bagi kelompok-kelompok rentan seperti anak perempuan dan masyarakat miskin, tetap menjadi tantangan utama dalam sistem pendidikan Pakistan.
11.6. Kesehatan
Sistem layanan kesehatan di Pakistan terdiri dari sektor publik dan swasta. Sektor publik menyediakan layanan melalui jaringan rumah sakit, klinik, dan pusat kesehatan dasar yang dikelola pemerintah. Namun, sektor publik sering menghadapi tantangan seperti kekurangan dana, sumber daya manusia yang terbatas, dan infrastruktur yang kurang memadai, terutama di daerah pedesaan. Sektor swasta memainkan peran yang semakin penting, menyediakan berbagai layanan kesehatan, meskipun seringkali dengan biaya yang lebih tinggi dan kurang terjangkau bagi sebagian besar populasi.
Penyakit utama yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Pakistan meliputi penyakit menular seperti tuberkulosis, malaria, demam tifoid, dan hepatitis, serta penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker yang prevalensinya meningkat. Kesehatan ibu dan anak juga menjadi perhatian serius, dengan angka kematian ibu dan bayi yang relatif tinggi. Kurang gizi, terutama pada anak-anak, masih menjadi masalah yang signifikan.
Harapan hidup rata-rata di Pakistan telah meningkat selama beberapa dekade terakhir, namun masih lebih rendah dibandingkan banyak negara lain. Aksesibilitas layanan medis, terutama layanan kesehatan berkualitas, masih terbatas bagi sebagian besar masyarakat, khususnya mereka yang tinggal di daerah terpencil dan kelompok masyarakat miskin. Pemerintah telah meluncurkan berbagai program untuk meningkatkan cakupan layanan kesehatan dan mengatasi tantangan kesehatan masyarakat, tetapi upaya yang lebih besar diperlukan untuk memastikan akses universal terhadap layanan kesehatan yang berkualitas.
11.7. Hak Asasi Manusia
Situasi hak asasi manusia di Pakistan merupakan isu yang kompleks dan sering menjadi sorotan baik di dalam negeri maupun di tingkat internasional. Meskipun konstitusi Pakistan menjamin hak-hak dasar, implementasinya menghadapi berbagai tantangan. Beberapa isu hak asasi manusia utama di Pakistan meliputi:
- Kebebasan Pers dan Berekspresi: Meskipun media Pakistan dikenal vokal, wartawan dan media sering menghadapi tekanan, intimidasi, dan kekerasan, terutama ketika melaporkan isu-isu sensitif yang melibatkan militer, badan intelijen, atau kelompok ekstremis. Pada tahun 2018, Pakistan menduduki peringkat 139 dari 180 negara dalam Indeks Kebebasan Pers oleh Reporter Tanpa Batas. Stasiun televisi dan surat kabar menghadapi penutupan karena menerbitkan laporan yang kritis terhadap pemerintah atau militer.
- Hak-hak Minoritas: Minoritas agama dan etnis sering menghadapi diskriminasi dan kekerasan. Undang-undang penistaan agama sering disalahgunakan untuk menargetkan minoritas, dan kasus-kasus konversi paksa, terutama terhadap perempuan Hindu dan Kristen, dilaporkan terjadi. Komunitas Ahmadiyyah secara khusus menghadapi persekusi sistematis.
- Hak-hak Perempuan: Meskipun ada kemajuan dalam partisipasi perempuan di beberapa bidang, kekerasan terhadap perempuan, termasuk kekerasan dalam rumah tangga, pembunuhan demi kehormatan (honor killing), dan serangan asam, masih menjadi masalah serius. Akses perempuan terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan peluang ekonomi juga terbatas, terutama di daerah pedesaan dan konservatif. Homoseksualitas laki-laki ilegal di Pakistan, dapat dihukum hingga penjara seumur hidup.
- Penghilangan Paksa dan Pembunuhan di Luar Proses Hukum: Aktivis hak asasi manusia, jurnalis, dan individu yang kritis terhadap negara dilaporkan menjadi target penghilangan paksa dan pembunuhan di luar proses hukum, terutama di Balochistan dan wilayah-wilayah konflik lainnya.
- Hak-hak Pekerja: Kondisi kerja yang buruk, upah rendah, dan kurangnya perlindungan bagi pekerja, terutama di sektor informal dan industri seperti tekstil, menjadi isu yang signifikan.
- Hukuman Mati: Pakistan masih menerapkan hukuman mati, dan ada kekhawatiran mengenai keadilan dalam proses peradilan yang mengarah pada hukuman tersebut.
Berbagai organisasi hak asasi manusia lokal dan internasional aktif memantau situasi dan mengadvokasi perbaikan. Pemerintah Pakistan telah mengambil beberapa langkah untuk mengatasi isu-isu ini, tetapi tantangan struktural dan budaya yang mendalam masih menghambat kemajuan yang signifikan. Peningkatan kesadaran, reformasi hukum, dan penegakan hukum yang lebih baik sangat penting untuk meningkatkan situasi hak asasi manusia dan memperkuat fondasi demokrasi dan keadilan sosial di Pakistan.
12. Budaya

Masyarakat sipil di Pakistan bersifat hierarkis, menekankan etiket budaya lokal dan nilai-nilai Islam tradisional. Unit keluarga utama adalah keluarga besar, tetapi ada tren yang meningkat menuju keluarga inti karena faktor sosial-ekonomi. Baik pria maupun wanita biasanya mengenakan Shalwar Kameez; pria juga menyukai celana panjang, jeans, dan kemeja. Kelas menengah telah tumbuh menjadi sekitar 35 juta, dengan 17 juta lainnya di kelas atas dan menengah atas, yang menyebabkan pergeseran kekuasaan dari pemilik tanah pedesaan ke elit perkotaan. Festival seperti Idulfitri, Iduladha, Ramadan, Natal, Paskah, Holi, dan Diwali sebagian besar bersifat religius. Pakistan menempati peringkat ke-56 dalam Indeks Globalisasi A.T. Kearney/FP karena meningkatnya globalisasi. Budaya Pakistan mencerminkan keragaman etnis, bahasa, dan tradisi regional yang kaya, yang terjalin dengan pengaruh Islam yang kuat.
12.1. Sastra dan Filsafat

Pakistan memiliki tradisi sastra yang kaya dalam berbagai bahasa, termasuk Urdu, Sindhi, Punjabi, Pashto, Baluchi, Persia, dan Inggris. Akademi Sastra Pakistan secara aktif mempromosikan sastra dan puisi baik di dalam negeri maupun internasional. Perpustakaan Nasional berkontribusi pada penyebaran sastra. Secara historis, sastra Pakistan sebagian besar terdiri dari lirik, religius, dan karya folklor, yang kemudian terdiversifikasi di bawah pengaruh kolonial menjadi fiksi prosa, yang kini diterima secara luas.
Penyair nasional Pakistan, Muhammad Iqbal, menulis puisi berpengaruh dalam bahasa Urdu dan Persia, yang menganjurkan kebangkitan peradaban Islam. Tokoh-tokoh terkemuka dalam sastra Urdu kontemporer termasuk Josh Malihabadi, Faiz Ahmed Faiz, dan Saadat Hasan Manto. Penyair Sufi populer seperti Shah Abdul Latif dan Bulleh Shah dihormati. Mirza Kalich Beg dipuji sebagai bapak prosa Sindhi modern. Filsafat Pakistan telah dibentuk oleh pengaruh dari filsafat Inggris dan Amerika, dengan tokoh-tokoh terkemuka seperti M. M. Sharif yang berkontribusi pada perkembangannya. Pasca-1971, pemikiran Marxis mendapatkan tempat penting dalam filsafat Pakistan melalui tokoh-tokoh seperti Jalaludin Abdur Rahim.
12.2. Arsitektur

Empat periode menentukan arsitektur Pakistan: pra-Islam, Islam, kolonial, dan pasca-kolonial. Awal peradaban Indus sekitar pertengahan milenium ke-3 SM menandai budaya perkotaan, yang dibuktikan dengan struktur besar yang masih ada. Permukiman pra-Islam yang terkenal termasuk Mohenjo-daro, Harappa, dan Kot Diji. Perpaduan Buddhisme dan pengaruh Yunani melahirkan gaya Greko-Buddhis yang khas dari abad ke-1 M, yang dicontohkan oleh gaya Gandhara yang terkenal. Sisa-sisa arsitektur Buddha yang terkenal termasuk biara Takht-i-Bahi di Khyber Pakhtunkhwa.
Kedatangan Islam di Pakistan saat ini menandai berakhirnya arsitektur Buddha, mengantarkan arsitektur Islam. Struktur Indo-Islam yang terkenal, makam Shah Rukn-i-Alam di Multan, tetap signifikan. Selama era Mughal, desain Persia-Islam menyatu dengan seni Hindustani, terlihat pada permata arsitektur Lahore seperti Masjid Badshahi dan Benteng Lahore dengan Gerbang Alamgiri yang ikonis. Lahore juga memiliki Masjid Wazir Khan yang semarak, dan Taman Shalimar yang rimbun. Pada periode kolonial Inggris, bangunan Indo-Eropa muncul, memadukan gaya Eropa dan India-Islam. Identitas pasca-kolonial bersinar melalui landmark modern seperti Masjid Faisal, Minar-e-Pakistan, dan Mazar-e-Quaid. Pengaruh arsitektur Inggris tetap ada pada struktur di seluruh Lahore, Peshawar, dan Karachi.
12.3. Seni Pertunjukan
Seni pertunjukan di Pakistan mencakup berbagai bentuk musik, tari, film, dan teater, yang mencerminkan kekayaan tradisi budaya dan pengaruh modern.
- Musik: Musik tradisional Pakistan sangat beragam, dengan bentuk-bentuk populer seperti Qawwali (musik devosional Sufi yang energik), Ghazal (puisi liris yang dinyanyikan dengan melodi melankolis), dan berbagai musik rakyat dari berbagai daerah. Musisi seperti Nusrat Fateh Ali Khan telah membawa Qawwali ke panggung internasional. Musik modern Pakistan juga berkembang pesat, dengan genre seperti pop, rock, dan hip-hop yang mendapatkan popularitas di kalangan anak muda. Acara musik seperti Coke Studio telah menjadi platform penting bagi musisi Pakistan untuk menampilkan bakat mereka dan menggabungkan elemen tradisional dengan gaya kontemporer.
- Tari: Tari tradisional Pakistan meliputi tari Kathak klasik, serta berbagai tarian rakyat seperti Bhangra (dari Punjab), Luddi, dan tarian-tarian dari Sindh, Balochistan, dan Khyber Pakhtunkhwa yang ditampilkan dalam festival dan perayaan.
- Film: Industri film Pakistan, yang dikenal sebagai Lollywood (berpusat di Lahore) dan juga Karachiwood (berpusat di Karachi), telah mengalami pasang surut. Meskipun menghadapi persaingan dari Bollywood (India), industri film Pakistan telah menunjukkan tanda-tanda kebangkitan dalam beberapa tahun terakhir dengan produksi film-film berkualitas yang mengangkat isu-isu sosial dan budaya.
- Teater: Teater di Pakistan memiliki tradisi yang panjang, meskipun perkembangannya tidak sekonsisten industri film atau musik. Pertunjukan teater, baik yang bersifat komersial maupun eksperimental, diadakan di kota-kota besar, seringkali mengangkat tema-tema sosial dan politik.
Seni pertunjukan di Pakistan terus berkembang, mencerminkan dinamika masyarakat yang berubah sambil tetap berakar pada warisan budayanya yang kaya.
12.4. Media Massa

Media swasta cetak, Perusahaan Televisi Pakistan (PTV) milik negara, dan Perusahaan Penyiaran Pakistan (PBC) mendominasi media hingga abad ke-21. Pakistan sekarang memiliki jaringan luas media berita dan saluran televisi 24 jam milik swasta domestik. Laporan tahun 2021 oleh Reporters Without Borders menempatkan Pakistan di peringkat ke-157 dari 180 negara dalam Indeks Kebebasan Pers, dengan alasan tekanan yang dihadapi wartawan Pakistan, terutama ketika melaporkan berita yang menentang tentara atau pemerintah. BBC menggambarkan media Pakistan sebagai "salah satu yang paling vokal di Asia Selatan". Media Pakistan telah berperan penting dalam mengungkap korupsi.
Industri film Lollywood, Punjabi, dan Pashto berpusat di Karachi, Lahore, dan Peshawar. Meskipun film Bollywood dilarang dari bioskop umum dari tahun 1965 hingga 2008, film-film tersebut tetap berpengaruh dalam budaya populer Pakistan. Namun, pada tahun 2019, pemutaran film Bollywood menghadapi larangan tanpa batas waktu. Meskipun ada tantangan yang dihadapi oleh industri film Pakistan, drama televisi Urdu dan pertunjukan teater tetap populer, sering disiarkan oleh banyak outlet media hiburan. Drama Urdu mendominasi industri hiburan televisi, terkenal karena kualitasnya sejak tahun 1990-an. Musik Pakistan mencakup beragam bentuk, dari musik rakyat provinsi dan gaya tradisional seperti Qawwali dan Ghazal Gayaki hingga perpaduan modern musik tradisional dan barat. Pakistan memiliki banyak penyanyi folk terkenal, dan kedatangan pengungsi Afghanistan di provinsi barat telah memicu minat pada musik Pashto, meskipun kadang-kadang ada intoleransi.
Perkembangan internet dan media sosial juga telah mengubah lanskap media di Pakistan, memberikan platform baru untuk berekspresi dan berbagi informasi, meskipun juga menimbulkan tantangan terkait penyebaran berita palsu dan ujaran kebencian. Lingkungan kebebasan pers di Pakistan tetap menjadi isu yang kompleks dan dinamis.
12.5. Pakaian, Makanan, dan Tempat Tinggal
Pakaian Tradisional: Pakaian nasional Pakistan adalah Shalwar Kameez, yang dikenakan oleh pria dan wanita di semua provinsi. Shalwar adalah celana longgar yang diikat di pinggang, sedangkan kameez adalah tunik panjang. Setiap provinsi memiliki gaya shalwar kameez yang khas, dengan variasi dalam potongan, sulaman, dan kain yang digunakan. Pria juga sering mengenakan Sherwani (jas panjang yang dikancingkan) untuk acara-acara formal, seringkali dipadukan dengan topi Jinnah (topi karakul) atau Pakol (topi wol lembut yang digulung). Sandal Peshawari dan topi Sindhi adalah aksesori tradisional lainnya yang populer. Wanita sering melengkapi shalwar kameez mereka dengan dupatta (selendang panjang). Bahan yang umum digunakan termasuk sutra, sifon, dan katun.

Budaya Makanan: Masakan Pakistan berakar pada tradisi kuliner kerajaan kaisar Mughal abad ke-16, memadukan pengaruh dari masakan Inggris, India, Asia Tengah, dan Timur Tengah. Berbeda dengan hidangan Timur Tengah, hidangan Pakistan banyak dibumbui dengan bawang putih, jahe, kunyit, cabai, dan garam masala. Roti, roti pipih berbahan dasar gandum, menemani sebagian besar makanan, bersama dengan kari, daging, sayuran, dan lentil. Nasi juga umum, disajikan polos, dibumbui, atau dalam hidangan manis. Lassi, minuman tradisional dari wilayah Punjab, dan teh hitam dengan susu dan gula adalah minuman populer yang dinikmati di seluruh negeri. Sohan halwa, hidangan manis yang digemari dari Punjab selatan, dinikmati di seluruh Pakistan. Setiap daerah memiliki hidangan khasnya sendiri, seperti Biryani Sindhi, Karahi Peshawari, dan berbagai jenis kebab.

Budaya Tempat Tinggal: Arsitektur tempat tinggal tradisional di Pakistan bervariasi tergantung pada iklim, ketersediaan bahan, dan pengaruh budaya daerah. Di daerah pedesaan, rumah-rumah sering dibangun dari lumpur atau batu bata dengan halaman tengah. Di daerah perkotaan, arsitektur kolonial Inggris masih terlihat di banyak bangunan tua, sementara rumah-rumah modern mengadopsi berbagai gaya. Di daerah pegunungan utara, rumah-rumah sering dibangun dari kayu dan batu untuk menahan cuaca dingin. Konsep keluarga besar sering mempengaruhi desain rumah, dengan ruang yang cukup untuk menampung beberapa generasi.
12.6. Olahraga


Kriket adalah olahraga paling populer di Pakistan, diikuti oleh sepak bola. Hoki lapangan adalah olahraga nasional. Olahraga lain seperti squash, polo, dan permainan tradisional juga dinikmati.
Dalam kriket, Pakistan membanggakan kemenangan di semua turnamen besar ICC, termasuk Piala Dunia Kriket ICC, Piala Dunia T20 ICC, dan Trofi Juara ICC. Liga Super Pakistan termasuk di antara liga T20 teratas secara global.
Dalam sepak bola, Pakistan mendirikan Federasi Sepak Bola Pakistan segera setelah pembentukannya, dan dikenal karena memproduksi bola Piala Dunia FIFA.
Dalam hoki lapangan, Pakistan membanggakan empat kemenangan Piala Dunia Hoki, delapan medali emas Pesta Olahraga Asia, dan tiga medali emas Olimpiade. Pemain squash Jahangir Khan memegang rekor kemenangan beruntun terpanjang dalam sejarah olahraga profesional, memenangkan 555 pertandingan berturut-turut. Pakistan telah menjadi tuan rumah berbagai acara internasional, termasuk Piala Dunia Kriket dan Hoki serta Pesta Olahraga Asia. Prestasi dalam kompetisi internasional, terutama dalam kriket, seringkali menjadi sumber kebanggaan nasional.
12.7. Festival dan Hari Libur
Pakistan merayakan berbagai festival dan hari libur yang mencerminkan warisan agama dan budayanya. Hari libur utama meliputi:
- Festival Islam:
- Idulfitri**: Dirayakan pada akhir bulan Ramadan (bulan puasa), menandai berakhirnya puasa. Ini adalah salah satu festival terbesar, dirayakan dengan salat berjamaah, saling mengunjungi, mengenakan pakaian baru, dan berbagi makanan manis.
- Iduladha**: Juga dikenal sebagai "Festival Kurban", memperingati kesediaan Nabi Ibrahim untuk mengurbankan putranya. Dirayakan dengan penyembelihan hewan (seperti domba, kambing, atau sapi) dan pembagian daging kepada keluarga, teman, dan orang miskin.
- Maulid Nabi (Eid Milad-un-Nabi)**: Merayakan hari lahir Nabi Muhammad. Dirayakan dengan prosesi, pengajian, dan kegiatan keagamaan lainnya.
- Asyura**: Diperingati terutama oleh Muslim Syiah, menandai kesyahidan Husain bin Ali, cucu Nabi Muhammad. Diisi dengan prosesi duka cita dan pengajian.
- Hari Libur Nasional:
- Hari Pakistan (Yaum-e-Pakistan)**: 23 Maret, memperingati Resolusi Lahore tahun 1940 (yang menyerukan pembentukan negara Muslim terpisah) dan proklamasi Republik Islam Pakistan pada tahun 1956. Dirayakan dengan parade militer dan upacara resmi.
- Hari Kemerdekaan (Yaum-e-Azadi)**: 14 Agustus, merayakan kemerdekaan Pakistan dari Inggris pada tahun 1947. Dirayakan dengan pengibaran bendera, parade, dan berbagai acara patriotik.
- Hari Kematian Muhammad Ali Jinnah (Quaid-e-Azam)**: 11 September, memperingati wafatnya pendiri Pakistan.
- Hari Lahir Muhammad Iqbal (Iqbal Day)**: 9 November, memperingati hari lahir penyair nasional dan filsuf Allama Muhammad Iqbal.
- Hari Lahir Muhammad Ali Jinnah (Quaid-e-Azam Day)**: 25 Desember, merayakan hari lahir pendiri Pakistan.
- Festival Budaya dan Regional: Berbagai festival budaya dan regional juga dirayakan di seluruh negeri, seperti Basant (festival layang-layang musim semi di Punjab, meskipun sering dibatasi karena masalah keamanan), Shandur Polo Festival, dan berbagai Mela (pameran) lokal yang menampilkan musik, tarian, dan kerajinan tangan.
- Hari Libur Minoritas: Komunitas minoritas agama seperti Kristen dan Hindu juga merayakan festival mereka masing-masing seperti Natal, Paskah, Diwali, dan Holi, meskipun ini mungkin bukan hari libur umum nasional.
Festival dan hari libur ini memainkan peran penting dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat Pakistan, memberikan kesempatan untuk perayaan, refleksi, dan pembaruan ikatan komunitas.