1. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Kehidupan awal Dattu Bhokanal ditandai oleh kesulitan finansial dan tantangan pribadi yang signifikan, membentuk karakternya yang tangguh dan penuh ketahanan.
1.1. Masa Kecil dan Keluarga
Dattu Baban Bhokanal lahir pada tanggal 5 April 1991 di Talegaon Rohi, sebuah desa di Taluka Chandwad, Distrik Nashik, Maharashtra, India. Keluarganya hidup dalam kemiskinan yang ekstrem, dengan orang tuanya bekerja sebagai buruh harian yang berpenghasilan minim. Kondisi ini membuat keluarga Bhokanal kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ironisnya, meskipun Dattu kemudian menjadi seorang atlet dayung yang sukses, ia tumbuh di daerah yang sering mengalami kelangkaan air dan kekeringan, bahkan di masa kecil ia memiliki ketakutan yang mendalam terhadap air.
1.2. Pendidikan dan Aktivitas Awal
Karena kondisi ekonomi keluarganya, Dattu terpaksa putus sekolah pada tahun 2007, hanya setelah menyelesaikan sekolah dasar. Ia mulai melakukan berbagai pekerjaan serabutan untuk membantu menopang keluarganya. Pekerjaan-pekerjaannya meliputi pekerjaan tukang batu, pelayan di pesta pernikahan, pembantu di ladang pertanian, serta sebagai pengemudi traktor, alat berat, dan kendaraan transportasi lainnya. Sejak kelas 5, Dattu juga membantu ayahnya dalam pekerjaan menggali sumur, sebuah pekerjaan fisik yang sangat berat yang secara tidak sengaja membantu membangun stamina dan kekuatan lengannya, kualitas yang sangat penting dalam dayung. Bahkan, pada suatu titik Dattu sempat memutuskan untuk menjadi penggali sumur. Ia juga bekerja di pom bensin pada malam hari dan di ladang pada siang hari. Meskipun sempat kembali ke sekolah pada tahun 2010 untuk menyelesaikan kelas 10, ia tidak dapat melanjutkan pendidikannya karena musibah yang menimpa keluarganya.
1.3. Bergabung dengan Angkatan Darat India
Pada tahun 2011, ayah Dattu meninggal dunia akibat kanker tulang. Sebagai anak tertua, Dattu merasa bertanggung jawab untuk mencari pekerjaan tetap demi menopang keluarganya. Oleh karena itu, pada tahun 2012, Dattu Bhokanal berhasil melewati semua tes fisik dalam rekrutmen terbuka Angkatan Darat India di distrik Beed dan diterima sebagai seorang Havaldar (setara dengan Bintara Muda).
1.4. Tantangan Pribadi dan Ketahanan
Perjalanan hidup Dattu Bhokanal dipenuhi dengan rintangan yang menguji ketahanannya. Selain kemiskinan yang ekstrem dan putus sekolah, ia menghadapi serangkaian tragedi pribadi. Kematian ayahnya pada tahun 2011 akibat kanker tulang memaksanya mengambil peran sebagai pencari nafkah utama. Tak lama sebelum keberangkatannya untuk Kualifikasi Olimpiade Asia Oseania FISA di Korea Selatan pada tahun 2016, ibunya mengalami kerusakan otak akibat jatuh, yang menyebabkan hampir total amnesia dan akhirnya menyebabkan kematian ibunya. Meskipun menghadapi kesulitan bertubi-tubi, termasuk ketakutan masa kecilnya terhadap air di daerah yang rawan kekeringan, Dattu menunjukkan ketahanan yang luar biasa. Ia mengatasi ketakutannya terhadap air dan menggunakan kerja keras dari masa kecilnya sebagai fondasi untuk membangun kekuatan fisik yang dibutuhkan dalam olahraga dayung.
2. Karier Dayung
Karier dayung Dattu Bhokanal berkembang pesat setelah ia bergabung dengan Angkatan Darat India, membawanya dari seorang pemula menjadi salah satu atlet dayung terkemuka di India yang berkompetisi di panggung dunia.
2.1. Pelatihan Awal dan Perkembangan
Dattu Bhokanal mulai mendayung pada tahun 2012 di Bombay Engineer Group & Centre (Khadki) di Pune. Pada tahun 2013, ia pindah ke Army Rowing Node (ARN), Pune, untuk mendapatkan pelatihan yang lebih baik dan intensif. Pelatih pertamanya adalah Kudrat Ali. Setelah itu, ia dilatih oleh Ismail Baig, seorang peraih Penghargaan Dronacharya dan pelatih kepala dayung Nasional, juga di ARN, Pune.
2.2. Partisipasi Olimpiade
Pada tahun 2016, Dattu Bhokanal berhasil lolos ke Olimpiade Musim Panas 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, setelah meraih medali perak dalam nomor sculls tunggal putra pada Kualifikasi Olimpiade Asia dan Oseania FISA di Chungju, Korea Selatan. Ia menyelesaikan jarak 2 km dengan catatan waktu 7 menit dan 07.63 detik. Pencapaian ini menjadikannya satu-satunya atlet dayung India yang lolos ke Olimpiade Rio dan merupakan atlet dayung kesembilan yang mewakili India dalam sejarah Olimpiade. Di Olimpiade Rio 2016, Dattu menempati posisi ke-13 dalam sculls tunggal putra dengan catatan waktu 6 menit dan 54.96 detik.
2.3. Kompetisi Internasional Utama
Selain partisipasinya di Olimpiade, Dattu Bhokanal juga meraih prestasi gemilang di berbagai kompetisi internasional lainnya. Pada tahun 2016, ia memenangkan medali emas di Kejuaraan Nasional Amerika di Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat. Puncak kariernya datang pada Pesta Olahraga Asia 2018 yang diselenggarakan di Jakarta dan Palembang, Indonesia, di mana ia bersama timnya berhasil meraih medali emas dalam nomor quadruple sculls putra dengan catatan waktu 6 menit dan 17.13 detik. Ia juga meraih medali perak di Kejuaraan Dayung Asia 2015 di Beijing dalam nomor sculls tunggal putra.
3. Prestasi dan Rekor Utama
Dattu Bhokanal telah mengumpulkan sejumlah medali dan pencapaian penting sepanjang karier dayungnya, baik di tingkat nasional maupun internasional. Peringkat tertingginya di dunia adalah peringkat ke-13.
3.1. Rekor Medali Berdasarkan Kompetisi
Berikut adalah rincian prestasi dan perolehan medalinya dalam berbagai kejuaraan:
- Kejuaraan Nasional Senior
Tahun | Lokasi | Kompetisi | Waktu | Hasil |
---|---|---|---|---|
2014 | Pune | Sculls Tunggal Putra | 7:26 menit | Emas |
2017 | Pune | Sculls Tunggal Putra | - | Emas |
- Kejuaraan Dayung Asia
Tahun | Lokasi | Kompetisi | Waktu | Hasil |
---|---|---|---|---|
2015 | Beijing | Sculls Tunggal Putra | 7:18 menit | Perak |
- Kualifikasi Olimpiade Asia Oseania FISA
Tahun | Lokasi | Kompetisi | Waktu | Hasil |
---|---|---|---|---|
2016 | Chungju | Sculls Tunggal Putra | 7:07 menit | Perak |
- Kejuaraan Nasional Amerika
Tahun | Lokasi | Kompetisi | Waktu | Hasil |
---|---|---|---|---|
2016 | Cincinnati | Sculls Tunggal Putra | 7:04 menit | Emas |
- Olimpiade Rio
Tahun | Lokasi | Kompetisi | Waktu | Hasil |
---|---|---|---|---|
2016 | Rio de Janeiro | Sculls Tunggal Putra | 6:54.96 menit | ke-13 |
- Kejuaraan Nasional Dalam Ruangan
Tahun | Lokasi | Kompetisi | Waktu | Hasil |
---|---|---|---|---|
2017 | Pune | Sculls Tunggal Putra | 6:32 menit | Emas |
- Pesta Olahraga Asia
Tahun | Lokasi | Kompetisi | Waktu | Hasil |
---|---|---|---|---|
2014 | Incheon | Sculls Ganda Putra | 6:47 menit | ke-5 |
2018 | Jakarta | Quadruple Sculls Putra | 6:17 menit | Emas |
2018 | Jakarta | Sculls Tunggal Putra | 7:47 menit | ke-5 |
4. Penghargaan dan Pengakuan

Atas pencapaian dan kontribusinya di bidang olahraga dayung, Dattu Bhokanal telah menerima berbagai penghargaan dan pengakuan dari berbagai institusi, menunjukkan apresiasi yang luas terhadap prestasinya.
Tahun | Penghargaan | Diberikan Oleh |
---|---|---|
2016 | Pemain Terbaik & Bintang Baru | Federasi Dayung India |
2017 | Masuk dalam daftar 30 Under 30 | Majalah Forbes |
2017 | Pemain Terbaik The Times of India | Grup The Times of India |
2017 | Penghargaan Shiv Chhatrapati | Pemerintah Maharashtra |
2020 | Penghargaan Arjuna | Pemerintah India |
5. Warisan dan Dampak
Perjalanan Dattu Bhokanal, dari menghadapi kemiskinan dan tragedi pribadi hingga mencapai puncak olahraga dayung, menjadikannya figur inspiratif yang memiliki dampak signifikan, terutama dalam menunjukkan pentingnya ketahanan dan tekad. Tinggi badannya sekitar 188 cm dan berat 81 kg (179 lb) juga membantunya dalam olahraga ini.
5.1. Pengakuan Sosial
Selain penghargaan resmi, Dattu Bhokanal juga menerima pengakuan sosial yang luas. Pada tahun 2017, ia masuk dalam daftar '30 Under 30' versi majalah Forbes, sebuah pengakuan atas pengaruh dan prestasinya di bawah usia 30 tahun. Kisah hidupnya yang inspiratif juga diabadikan dalam sebuah biografi berbahasa Marathi berjudul "Dattu-The Rowing Man" yang ditulis oleh Dr. Santosh Khedalekar, semakin memperkuat statusnya sebagai teladan bagi banyak orang, terutama mereka yang berjuang mengatasi kesulitan hidup. Ia juga pernah mengakui ketakutannya terhadap air dalam sebuah wawancara dengan Virender Sehwag, yang menyoroti betapa ia telah mengatasi rintangan personal untuk mencapai kesuksesan.