1. Masa Muda dan Pendidikan
Eriko Asai lahir pada 20 Oktober 1959 di Adachi Ward, Tokyo. Ia menunjukkan minat pada atletik sejak masa sekolah menengah atas, bergabung dengan klub lari di Tokyo Metropolitan Adachi High School atas ajakan seorang teman. Meskipun tidak mencatatkan prestasi yang menonjol selama masa SMA, ia terus mengejar kecintaannya pada lari setelah melanjutkan studi di Bunkyo University. Di universitas, ia kembali bergabung dengan klub atletik.
Pada usia 21 tahun, saat masih menjadi mahasiswa tahun ketiga, Asai memutuskan untuk mencoba tantangan maraton untuk pertama kalinya. Ia berpartisipasi dalam Maraton Internasional Wanita Tokyo ke-2 pada November 1980, di mana ia berhasil menyelesaikan lomba di posisi ke-12 dengan catatan waktu lebih dari 3 jam. Pengalaman ini menandai awal dari karier maratonnya yang panjang dan penuh prestasi.
2. Karier Atletik
Karier atletik Eriko Asai sebagai pelari profesional dimulai setelah ia lulus dari universitas, di mana ia mulai menunjukkan kemampuannya dan menghadapi berbagai tantangan serta meraih sejumlah pencapaian penting.
2.1. Bergabung dengan Tim Korporat dan Awal Karier
Pada April 1982, setelah menyelesaikan pendidikannya di universitas, Eriko Asai bergabung dengan Japan Electric Home Electronics (NEC-HE), sebuah perusahaan yang dipimpin oleh Sasaki Isao sebagai direktur tim atletik. Meskipun tim atletik NEC-HE pada saat itu hanya memiliki anggota pria, Asai menjadi satu-satunya pelari wanita yang direkrut, dan ia mulai menunjukkan bakatnya dalam maraton wanita di bawah bimbingan Sasaki.
Pada Maret 1984, ia berpartisipasi dalam Maraton Wanita Nagoya (yang kemudian menjadi Maraton Internasional Wanita Nagoya), sebuah lomba seleksi untuk Olimpiade Los Angeles. Ia finis di posisi ke-4, menjadi pelari Jepang dengan catatan waktu terbaik di lomba tersebut. Meskipun demikian, ia tidak terpilih untuk tim Olimpiade karena dianggap masih tertinggal dari atlet-atlet top Jepang lainnya seperti Akemi Masuda dan Nanae Sasaki. Namun, setelah Olimpiade Los Angeles dan mundurnya Masuda serta Sasaki dari kancah kompetisi, Asai mulai menjadi salah satu pelari terkemuka di Jepang. Pada November 1984, ia meraih posisi ke-2 di Maraton Internasional Wanita Tokyo, mencatat waktu 2 jam 33 menit 43 detik, yang menjadikannya pelari wanita Jepang tercepat kedua dalam sejarah pada waktu itu. Setelah keberhasilan ini, Asai menerima banyak perhatian dari media, meskipun ia sendiri merasa tidak nyaman dengan sorotan publik yang berlebihan.
2.2. Medali Emas Pesta Olahraga Asia dan Partisipasi Olimpiade
Pada April 1985, Eriko Asai mewakili Jepang untuk pertama kalinya di ajang internasional pada Piala Dunia Maraton di Hiroshima. Ia menjadi pelari Jepang pertama yang finis, menempati posisi ke-9. Setahun kemudian, pada Januari 1986, ia meraih posisi ke-2 di Maraton Internasional Wanita Osaka.
Puncak awal karier internasionalnya terjadi pada Pesta Olahraga Asia 1986 di Seoul, Korea Selatan, pada Oktober 1986. Dalam lomba maraton wanita, Asai bersaing ketat dengan rekan senegaranya, Misako Miyahara. Di paruh akhir lomba, Asai berhasil memimpin dan meraih medali emas, menjadi juara maraton wanita pertama di Pesta Olahraga Asia dengan catatan waktu 2 jam 41 menit 03 detik.
Pada Agustus 1987, ia kembali mewakili Jepang di Kejuaraan Dunia Atletik di Roma, Italia, finis di posisi ke-26. Selain itu, ia juga beberapa kali berpartisipasi sebagai wakil Jepang di Ekiden Internasional Wanita Yokohama. Meskipun sering berkompetisi di ajang besar, Asai belum mampu memecahkan rekor 2 jam 30 menit, yang saat itu sangat dinantikan dari pelari wanita Jepang.
Menjelang Olimpiade Musim Panas 1988 di Seoul, Asai berpartisipasi dalam Maraton Internasional Wanita Osaka pada Januari 1988 sebagai ajang seleksi. Ia terlibat dalam persaingan ketat dengan Misako Miyahara di sekitar kilometer ke-30. Meskipun memimpin, ia akhirnya disalip oleh Miyahara di kilometer ke-35 dan kemudian oleh Kumi Araki di kilometer ke-41, yang menyebabkan ia tersandung dan jatuh di dekat garis finis, finis di posisi ke-4. Meskipun demikian, setelah melewati proses seleksi yang ketat, Asai berhasil terpilih sebagai wakil Jepang ketiga untuk maraton wanita di Olimpiade Seoul.
Pada Olimpiade Seoul 1988 yang diselenggarakan pada September 1988, Asai menjadi pelari Jepang dengan finis terbaik, menempati posisi ke-25 dengan catatan waktu 2 jam 34 menit 41 detik. Meskipun menjadi yang terbaik di antara rekan-rekan senegaranya, ia tidak dapat bersaing memperebutkan medali atau posisi delapan besar, menunjukkan bahwa ia dan pelari Jepang lainnya masih menghadapi tantangan besar untuk bersaing di tingkat dunia.
2.3. Pencapaian Rekor Pribadi dan Kemenangan di Maraton Utama
Setelah Olimpiade Seoul, Eriko Asai menghadapi periode sulit dalam kariernya di usia 30-an. Ia menderita skoliosis dan mengalami masa kemerosotan karena tekanan untuk mengalahkan pelari-pelari muda. Pada tahun 1989, setelah Misako Miyahara dan Kazue Kojima pensiun, Asai sering dikabarkan akan mengakhiri kariernya. Pada Januari 1992, ia finis di posisi ke-13 dalam Maraton Internasional Wanita Osaka, yang merupakan lomba seleksi untuk Olimpiade Barcelona, menunjukkan penurunan performa. Namun, pada Maret 1992, ia mengejutkan banyak pihak dengan finis di posisi ke-3 di Maraton Internasional Wanita Nagoya sebagai peserta umum, memecahkan rekor pribadinya dalam maraton untuk pertama kalinya dalam empat tahun, meskipun ia tidak berhasil masuk tim Olimpiade.
Pada Maret 1993, di usia 33 tahun, Asai mencapai puncak performanya dengan mencatat rekor pribadi terbaik dalam maraton, yaitu 2 jam 28 menit 22 detik, di Maraton Internasional Wanita Nagoya, finis di posisi ke-4. Ini adalah pertama kalinya ia menembus batas 2 jam 30 menit. Pada Juli 1993, ia meraih kemenangan di Maraton Gold Coast, Australia, dengan catatan waktu 2 jam 29 menit 29 detik, yang merupakan rekor baru ajang tersebut pada saat itu. Asai kemudian mengenang bahwa kegagalannya lolos ke Olimpiade justru membebaskannya dari tekanan, memungkinkannya untuk berlomba dengan pikiran yang lebih tenang.
Pada Maret 1994, di usia 34 tahun, ia akhirnya meraih kemenangan yang diidam-idamkan di Maraton Internasional Wanita Nagoya. Meskipun kondisi cuaca buruk dengan angin kencang menyebabkan grup terdepan berlari lambat, Asai tetap berada di rombongan terdepan. Menjelang kilometer ke-40, ia berhasil menjauh dari pesaingnya, Ramila Burangulova dari Rusia, dan meraih kemenangan pertamanya dalam salah satu dari tiga maraton internasional wanita utama di Jepang (Tokyo, Osaka, Nagoya). Pada saat itu, ia mengungkapkan kebahagiaannya dengan senyum lebar, menyatakan bahwa ia sangat senang telah terus berlari.
2.4. Cobaan dan Kegigihan Berkelanjutan
Karier Asai tidak hanya diwarnai oleh kesuksesan, tetapi juga oleh cobaan pribadi yang mendalam. Pada Juni 1994, Sasaki Isao, pelatih sekaligus suaminya, mulai mengalami demam, kehilangan nafsu makan, dan penurunan berat badan drastis. Meskipun telah berulang kali dibujuk untuk pergi ke rumah sakit, Sasaki menolak. Namun, selama kamp pelatihan di Hokkaido, ia tidak dapat lagi menahan rasa sakit parah di punggung dan pinggangnya, sehingga ia dilarikan ke Tokyo Jikei University School of Medicine Hospital di Komae, Tokyo, pada Agustus 1994.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kanker kulit di tulang keringnya telah menyebar ke hampir seluruh tubuhnya, dan ia didiagnosis hanya memiliki sisa hidup beberapa bulan. Karena kondisi ini, pada September 1994, Asai dan Sasaki melangsungkan pernikahan. Sasaki sempat menunjukkan perbaikan berkat kemoterapi dan diizinkan pulang. Pada Desember 1994, ia bahkan dapat pergi ke Honolulu Marathon bersama Asai sebagai bagian dari bulan madu mereka. Namun, kondisi Sasaki memburuk pada Januari 1995, dan ia dirawat kembali pada 2 Februari 1995.
Asai terus merawat Sasaki dengan penuh kasih sayang, bahkan sempat berpartisipasi dalam ajang setengah maraton di Miura International Citizen's Marathon di Prefektur Kanagawa pada 5 Maret 1995, yang merupakan ajang "sister race" dari Honolulu Marathon. Namun, hanya delapan hari kemudian, pada 13 Maret 1995, Sasaki meninggal dunia pada usia 52 tahun karena melanoma ganas.
Setelah kepergian Sasaki, Asai kembali berlomba pada Desember 1995 di Honolulu Marathon, namun finis di posisi ke-9 dengan waktu 2 jam 56 menit, sempat berhenti di tengah lomba. Pada Maret 1996, ia berpartisipasi dalam Maraton Internasional Wanita Nagoya (lomba seleksi Olimpiade Atlanta) setelah dua tahun absen. Meskipun berusia 36 tahun, ia berhasil finis di posisi ke-14 dengan catatan waktu 2 jam 33 menit 02 detik. Lomba tersebut juga menjadi yang terakhir baginya sebagai anggota tim atletik NEC-HE, karena klub tersebut dibubarkan pada akhir Maret 1996.
Hingga tahun 2020, Eriko Asai masih aktif berpartisipasi dalam berbagai maraton seperti Tokyo Marathon, Nagano Marathon, dan Honolulu Marathon, melanjutkan perjalanannya sebagai pelari maraton wanita di Jepang.
3. Kegiatan dan Kontribusi Pasca-Karier
Setelah pensiun dari kompetisi puncak, Eriko Asai mengalihkan fokusnya pada kegiatan kepelatihan, pendidikan, dan penyebaran filosofi lari, meneruskan warisan mentor dan suaminya, Sasaki Isao.
3.1. Kepelatihan dan Pembinaan
Sebagai pelatih, Sasaki Isao telah membimbing Eriko Asai selama 13 tahun dan memperkenalkan teori LSD (Long Slow Distance) ke dunia maraton Jepang, yang berarti "berlari perlahan dalam waktu lama dan jarak jauh". Filosofi LSD menyatakan bahwa dengan berlari perlahan, pembuluh darah kapiler yang tidak aktif di bagian ujung tubuh dapat diaktifkan, sehingga meningkatkan kemampuan atletik. Dengan slogan "berlari perlahan akan membuatmu lebih cepat", teori ini telah memberikan pengaruh besar pada banyak pelari amatir.
Setelah kematian Sasaki Isao, Eriko Asai meneruskan warisannya dengan mengintegrasikan teori LSD ke dalam kegiatannya. Saat ini, selain masih aktif berlari, ia juga mengajar di kelas lari dan memberikan kuliah umum, terutama berfokus pada teori LSD.
3.2. Kegiatan Akademik dan Pendidikan
Eriko Asai juga aktif di bidang akademik dan pendidikan. Ia menjabat sebagai profesor tamu di Universitas Teikyo of Science dan juga sebagai penasihat untuk tim ekiden wanita di universitas tersebut. Selain itu, ia adalah anggota Dewan Pendidikan Adachi Ward.
Pada tahun 1996, ia juga menulis artikel bersama mentornya, Yoko Kajiwara, di Bunkyo University Education Research Institute, yang membahas kesehatan dan fisiologi pelari jarak jauh wanita. Penelitiannya ini berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan spesifik atlet wanita dalam olahraga lari.
4. Karya Tulis
Eriko Asai telah menulis beberapa buku yang berbagi pengalaman dan pengetahuannya tentang lari, terutama yang berkaitan dengan teori LSD yang diwarisi dari suaminya, Sasaki Isao.
- Mou Ichido Futari de Hashiritai (もういちど二人で走りたい, "Aku Ingin Berlari Bersama Lagi", Tokuma Shoten, 1995)
- Asai Eriko no Shin: Yukkuri Hashireba Hayaku Naru (浅井えり子の「新・ゆっくり走れば速くなる」 マラソン・トレーニング改革, "Eriko Asai's New: Run Slow, Get Fast - Marathon Training Reform", Runners, 1997)
- Shinpan: Yukkuri Hashireba Hayaku Naru (新版 ゆっくり走れば速くなる, "Edisi Baru: Run Slow, Get Fast", Runners, 2005)
Ia juga terkait dengan buku:
- Yukkuri Hashireba Hayaku Naru (ゆっくり走れば速くなる, "Run Slow, Get Fast"), oleh Sasaki Isao (Runners, 1984, dicetak ulang 2020)
5. Pencapaian Utama dalam Kompetisi
Eriko Asai telah mencatat berbagai pencapaian penting dalam karier atletiknya, termasuk medali emas di Pesta Olahraga Asia dan partisipasi di Olimpiade.
Tahun | Kompetisi | Lokasi | Posisi | Cabang | Catatan Waktu |
---|---|---|---|---|---|
1986 | Pesta Olahraga Asia | Seoul, Korea Selatan | Emas | Maraton | 2:41:03 |
1987 | Kejuaraan Dunia Atletik | Roma, Italia | 26 | Maraton | 2:48:44 |
1988 | Olimpiade | Seoul, Korea Selatan | 25 | Maraton | 2:34:41 |
1992 | Kejuaraan Dunia Half Marathon | Newcastle upon Tyne, Britania Raya | 7 | Half Maraton | 1:10:51 |
1994 | Maraton Internasional Wanita Nagoya | Nagoya, Jepang | Emas | Maraton | 2:30:30 |
6. Rekor Maraton Detail
Berikut adalah daftar terperinci rekor maraton Eriko Asai dari setiap kompetisi yang diikutinya:
- 1980 November: Maraton Internasional Wanita Tokyo, 3:00:32, 12th (maraton pertama)
- 1981 November: Maraton Internasional Wanita Tokyo, 2:56:49, 13th
- 1982 Januari: Maraton Wanita Osaka, 2:54:26, 19th
- 1982 November: Maraton Internasional Wanita Tokyo, 3:01:56, 26th
- 1983 Januari: Maraton Wanita Osaka, 2:52:23, 21st
- 1983 Mei: Maraton Vancouver, 2:50:36, 3rd
- 1983 November: Maraton Internasional Wanita Tokyo, 2:39:47, 5th
- 1984 Maret: Maraton Wanita Nagoya, 2:38:31, 4th (1st Jepang)
- 1984 Juni: Maraton Sydney, 2:43:42, 3rd
- 1984 November: Maraton Internasional Wanita Tokyo, 2:33:43, 2nd (saat itu rekor Jepang ke-2)
- 1985 Januari: Maraton Internasional Wanita Osaka, 2:40:11, 9th (1st Jepang)
- 1985 April: Piala Dunia Maraton Hiroshima, 2:37:19, 9th (1st Jepang)
- 1985 November: Maraton Internasional Wanita Tokyo, 2:45:24, 14th
- 1986 Januari: Maraton Internasional Wanita Osaka, 2:34:47, 2nd (1st Jepang)
- 1986 Oktober: Maraton Wanita Pesta Olahraga Asia Seoul, 2:41:03, Juara (medali emas)
- 1986 November: Maraton Internasional Wanita Tokyo, 2:40:44, 7th
- 1987 Agustus: Maraton Wanita Kejuaraan Dunia Atletik Roma, 2:48:44, 26th
- 1988 Januari: Maraton Internasional Wanita Osaka, 2:32:13, 4th
- 1988 September: Maraton Wanita Olimpiade Seoul, 2:34:41, 25th (1st Jepang)
- 1989 April: Maraton Boston, 2:33:04, 4th (1st Jepang)
- 1990 Januari: Maraton Internasional Wanita Osaka, 2:34:31, 11th
- 1990 Maret: Maraton Internasional Wanita Nagoya, 2:33:40, 3rd
- 1990 Agustus: Maraton Hokkaido, 2:36:55, 3rd
- 1991 Januari: Maraton Internasional Wanita Osaka, 2:37:24, 13th
- 1991 Oktober: Maraton Beppu-Oita, 2:35:29, Juara
- 1992 Januari: Maraton Internasional Wanita Osaka, 2:32:29, 13th
- 1992 Maret: Maraton Internasional Wanita Nagoya, 2:31:42, 3rd
- 1992 November: Maraton Internasional Wanita Tokyo, 2:31:41, 5th (1st Jepang)
- 1993 Februari: Maraton Ageo, 2:34:07, Juara
- 1993 Maret: Maraton Internasional Wanita Nagoya, 2:28:22, 4th (rekor pribadi terbaik maraton)
- 1993 Juli: Maraton Gold Coast, 2:29:29, Juara
- 1993 November: Maraton Internasional Wanita Tokyo, 2:31:34, 5th
- 1994 Maret: Maraton Internasional Wanita Nagoya, 2:30:30, Juara (kemenangan pertama di 3 maraton utama wanita Jepang)
- 1994 Desember: Maraton Honolulu, 2:38:21, 2nd (1st Jepang)
- 1995 Desember: Maraton Honolulu, 2:56:43, 9th
- 1996 Maret: Maraton Internasional Wanita Nagoya, 2:33:02, 14th
- 1996 Juni: Maraton Portland, 2:40:03, Juara
- 1996 Desember: Maraton Honolulu, 2:50:23, 8th
- 1997 November: Maraton Kota New York, 2:45:39, 16th
- 1998 Januari: Maraton Internasional Wanita Osaka, 2:38:47, 20th
- 1999 Maret: Maraton Internasional Wanita Nagoya, 2:45:24, 30th
- 1999 Desember: Maraton Honolulu, 2:46:47, 5th
- 2000 Januari: Maraton Internasional Wanita Osaka, 2:56:09, 50th
- 2001 Maret: Maraton Internasional Wanita Nagoya, 2:43:31, 36th
- 2001 Juni: Maraton Gold Coast, 2:41:34, 3rd
- 2005 April: Maraton Nagano, 3:00:35, 17th
- 2007 Februari: Tokyo Marathon 2007, 3:45:20, 354th
- 2008 Februari: Tokyo Marathon 2008, 4:09:38, 921st
- 2008 April: Maraton Nagano, 3:28:24, 94th
- 2009 Maret: Tokyo Marathon 2009, 3:27:55, 208th
- 2010 Februari: Tokyo Marathon 2010, 3:46:27, 364th
- 2011 Februari: Tokyo Marathon 2011, 3:57:36
- 2012 Februari: Tokyo Marathon 2012, 3:47:34, 472nd
- 2012 April: Maraton Nagano, 3:35:31 (sebagai peserta tamu)
- 2013 Februari: Tokyo Marathon 2013, 3:52:44 (net time 3:48:57)
- 2014 Februari: Tokyo Marathon 2014, 4:03:22 (net time 3:57:13)
- 2015 Februari: Tokyo Marathon 2015, 3:44:56 (net time 3:44:54)
- 2016 Februari: Tokyo Marathon 2016, 4:10:55 (net time 4:06:44)
- 2017 Februari: Tokyo Marathon 2017, 3:58:35 (net time 3:54:39)
7. Warisan dan Dampak
Eriko Asai memiliki warisan dan dampak yang signifikan pada dunia atletik Jepang, terutama melalui kegigihannya sebagai atlet dan perannya dalam menyebarkan teori LSD. Perjalanannya sebagai atlet yang melewati berbagai rintangan, termasuk cedera dan kehilangan pribadi yang mendalam, menjadikannya inspirasi bagi banyak orang.
Salah satu kontribusi terbesarnya adalah dalam mempertahankan dan menyebarkan teori LSD yang dikembangkan oleh mendiang suaminya, Sasaki Isao. Filosofi "berlari perlahan akan membuatmu lebih cepat" tidak hanya mempengaruhi atlet profesional, tetapi juga membentuk cara pandang ribuan pelari amatir di Jepang. Melalui kelas lari dan kuliahnya, Asai secara aktif mengajarkan prinsip-prinsip ini, yang menekankan pentingnya membangun fondasi fisik secara perlahan dan berkelanjutan, bukan hanya berfokus pada kecepatan. Pendekatan ini selaras dengan perspektif yang mengedepankan kesehatan jangka panjang dan partisipasi luas dalam olahraga.
Sebagai seorang wanita yang menghadapi tantangan fisik dan emosional di puncak kariernya, Asai menunjukkan ketangguhan luar biasa. Dedikasinya untuk terus berlari dan berkontribusi setelah pensiun dari kompetisi elit, termasuk menjadi profesor tamu di universitas dan anggota dewan pendidikan, menggambarkan komitmennya untuk memajukan olahraga dan kesehatan masyarakat. Warisannya adalah contoh nyata tentang bagaimana semangat pantang menyerah dan transfer pengetahuan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan pada generasi pelari berikutnya dan komunitas yang lebih luas.
8. Pranala Luar
- [https://www.bunkyo-ayanari.jp/adachi/bun01.html Profil Eriko Asai di Ayayari.Web (dalam bahasa Jepang)]
- [https://www.ntu.ac.jp/twet/people/浅井-えり子/ Profil Staf Tim Ekiden Wanita Universitas Teikyo of Science (dalam bahasa Jepang)]
- [http://womens-marathon.nagoya/history/1990-1994/#history_1994 Sejarah Maraton Internasional Wanita Nagoya 1994 (dalam bahasa Jepang)]
- [https://www.asahi.com/articles/ASMD65VHJMD6IIPE019.html Mantan Ratu Maraton Terus Berlari di Tanah Utara Hokkaido (dalam bahasa Jepang)]
- [https://web.archive.org/web/20121109223258/http://www.sports-reference.com/olympics/athletes/as/eriko-asai-1.html Eriko Asai di Sports-Reference.com]