1. Etimologi
Menurut Oxford English Dictionary, nama bahasa Inggris Russia pertama kali muncul pada abad ke-14, dipinjam dari RussiaRussiaBahasa Latin, yang digunakan pada abad ke-11 dan sering dalam sumber-sumber Inggris abad ke-12, yang pada gilirannya berasal dari Russiorang RusiaBahasa Latin dan akhiran -ia-iaBahasa Latin. Namun, asal-usul istilah "Rus'" telah menjadi subjek perdebatan panjang di kalangan akademisi. Omeljan Pritsak dalam bukunya "The Origin of Rus'" menyatakan bahwa istilah Rus terbagi dalam dua teori utama, yaitu Teori Normanis dan Teori Anti-Normanis.
1.1. Teori Normanis
Teori ini menyatakan bahwa "Rus'" berasal dari bahasa Norse Kuno, khususnya kata Rōþr atau Ruotsi (dalam bahasa Finlandia), yang berarti "orang-orang pendayung" atau "pelaut". Pendukung teori ini berargumen bahwa bangsa Varangia, yang merupakan pedagang dan prajurit Norse, memainkan peran penting dalam pembentukan negara awal Rusia, terutama pembentukan awal Rus Kiev. Bukti yang diajukan dalam teori ini antara lain nama-nama Skandinavia yang ditemukan dalam perjanjian awal dengan Bizantium dan catatan dari sumber Bizantium dan Islam, yang membedakan Rus' dari Slavia. Sejarawan Bizantium, Konstantinus Porphyrogenitus, menggambarkan Rus' sebagai kelompok yang berbeda dan sering dikaitkan dengan warisan Norse.
1.2. Teori Anti-Normanis
Teori ini berasal dari pihak yang menentang pandangan Normanis dan berpendapat bahwa "Rus'" memiliki asal-usul Slavia asli, berakar di wilayah sekitar Kiev, dengan kemungkinan hubungan dengan Sungai Ros', anak sungai Dnieper. Mereka menyatakan bahwa suku-suku Slavia di daerah tersebut telah membentuk masyarakat maju sebelum pengaruh Norse yang signifikan. Historiografi Uni Soviet sangat menekankan pandangan ini untuk menonjolkan perkembangan mandiri negara-negara Slavia, menolak gagasan bahwa pembentukan mereka bergantung pada intervensi asing.
1.3. Kontroversi dan Bukti
Perdebatan ini dipengaruhi oleh motivasi politik dan budaya. Misalnya, pada abad ke-18, sejarawan Jerman Gerhard Friedrich Müller menghadapi penolakan kuat di Rusia ketika menyarankan asal-usul Norse, yang dianggap merendahkan kebanggaan Slavia. Di sisi lain, temuan arkeologis dan linguistik menunjukkan bukti campuran. Artefak Skandinavia ditemukan di pemukiman awal Rus', tetapi lanskap budaya di wilayah tersebut jelas dipengaruhi oleh campuran tradisi lokal Slavia dan pedagang Norse.
1.4. Interpretasi Modern
Para sejarawan kontemporer sering melihat pembentukan Rus' sebagai proses kompleks yang melibatkan berbagai interaksi etnis dan budaya. Istilah ini kemungkinan mencerminkan perpaduan unsur Norse dan Slavia, dengan bangsa Norse berkontribusi pada struktur negara awal dan jaringan perdagangan, sementara populasi Slavia menyediakan dasar identitas budaya dan linguistik. Hibridisasi ini menunjukkan bahwa masyarakat Rus' bukan murni Skandinavia atau sepenuhnya Slavia, tetapi sintesis dinamis dari berbagai kelompok di sepanjang jalur perdagangan yang menghubungkan Laut Baltik dan Laut Hitam.
Dengan demikian, etimologi "Rus'" mencerminkan kompleksitas sejarah awal Eropa Timur, di mana berbagai kekuatan budaya berkumpul membentuk identitas yang kelak menjadi Rusia. Nama Rusia saat ini, РоссияRossiyaBahasa Rusia, berasal dari nama Yunani Bizantium ΡωσίαRosíaBahasa Yunani Kuno. Nama РосияRosiyaBahasa Rusia pertama kali tercatat pada tahun 1387. Nama РоссияRossiyaBahasa Rusia muncul dalam sumber-sumber Rusia pada abad ke-15 dan mulai menggantikan bahasa vernakular Rus{{'}} selama kebangkitan Moskwa sebagai pusat negara Rusia yang bersatu. Namun, hingga akhir abad ke-17, negara ini lebih sering disebut oleh penduduknya sebagai Rus{{'}}, "tanah Rusia" (Русская земляRusskaya zemlyaBahasa Rusia), atau "negara Moskwa" (Московское государствоMoskovskoye gosudarstvoBahasa Rusia), di antara variasi lainnya.
Pada tahun 1721, Pyotr Agung memproklamasikan Kekaisaran Rusia (Российская империяRossiyskaya imperiyaBahasa Rusia). Nama Rossiya digunakan sebagai sebutan umum untuk Kekaisaran Rusia yang multinasional dan kemudian untuk negara Rusia modern. Rossiya dibedakan dari etnonim russkiy, karena merujuk pada identitas supranasional, termasuk etnis Rusia. Setelah Revolusi Rusia dan proklamasi RSFSR Rusia pada tahun 1918, "Rusia" dalam nama negara adalah Rossiyskaya, bukan Russkaya, karena yang pertama menunjukkan negara multinasional, sedangkan yang terakhir memiliki dimensi etnis. Dalam bahasa Rusia modern, nama Rus{{'}} masih digunakan dalam puisi atau prosa untuk merujuk pada Rusia yang lebih tua atau esensi Rusia yang dibayangkan.
Terdapat beberapa kata dalam bahasa Rusia yang diterjemahkan menjadi "Rusia" dalam bahasa Indonesia. Kata benda dan kata sifat русскийrusskiyBahasa Rusia merujuk pada etnis Rusia. Kata sifat российскийrossiyskiyBahasa Rusia menunjukkan kewarganegaraan Rusia tanpa memandang etnis. Hal yang sama berlaku untuk kata benda yang baru diciptakan россиянинrossiyaninBahasa Rusia, dalam arti warga negara negara Rusia. Endonim tertua yang digunakan adalah Rus{{'}} (РусьRus'Bahasa Rusia) dan "tanah Rusia" (Русская земляRusskaya zemlyaBahasa Rusia). Menurut Kronik Primer, kata Rus{{'}} berasal dari orang Rus', yang merupakan suku Swedia, dan dari mana tiga anggota asli Dinasti Rurik berasal. Kata Finlandia untuk Swedia, ruotsiruotsiBahasa Finlandia, memiliki asal yang sama. Dalam historiografi modern, negara Slavia Timur awal abad pertengahan biasanya disebut sebagai Rus Kiev, dinamai menurut ibu kotanya. Nama Latin Abad Pertengahan lain untuk Rus{{'}} adalah Ruthenia.
2. Sejarah

2.1. Sejarah Awal
Pemukiman manusia pertama di Rusia berasal dari periode Oldowan pada awal Paleolitikum Bawah. Sekitar 2 juta tahun yang lalu, perwakilan Homo erectus bermigrasi ke Semenanjung Taman di Rusia selatan. Alat-alat batu api, berusia sekitar 1,5 juta tahun, telah ditemukan di Kaukasus Utara. Spesimen bertanggal penanggalan radiokarbon dari Gua Denisova di Pegunungan Altai memperkirakan spesimen Denisovan tertua hidup 195.000-122.700 tahun yang lalu. Fosil Denny, manusia purba hibrida yang setengah Neanderthal dan setengah Denisovan, dan hidup sekitar 90.000 tahun yang lalu, juga ditemukan di dalam gua tersebut. Rusia adalah rumah bagi beberapa Neanderthal terakhir yang masih hidup, dari sekitar 45.000 tahun yang lalu, ditemukan di Gua Mezmaiskaya.
Jejak pertama manusia modern awal Ust-Ishim di Rusia berasal dari 45.000 tahun yang lalu, di Siberia Barat. Penemuan sisa-sisa budaya dengan konsentrasi tinggi dari manusia modern secara anatomis, dari setidaknya 40.000 tahun yang lalu, ditemukan di Kostyonki-Borshchyovo, dan di Sungir, yang berasal dari 34.600 tahun yang lalu-keduanya di Rusia barat. Manusia mencapai Rusia Arktik setidaknya 40.000 tahun yang lalu, di Mamontovaya Kurya. Populasi Eurasia Utara Kuno dari Siberia yang secara genetik mirip dengan budaya Mal'ta-Buret' dan Afontova Gora merupakan kontributor genetik penting bagi Penduduk Asli Amerika Kuno dan Pemburu-Pengumpul Eropa Timur.

Hipotesis Kurgan menempatkan wilayah Volga-Dnieper di Rusia selatan dan Ukraina sebagai urheimat Proto-Indo-Eropa. Migrasi Indo-Eropa awal dari Stepa Pontus-Kaspia di Ukraina dan Rusia menyebarkan leluhur Yamnaya dan bahasa Indo-Eropa ke sebagian besar Eurasia. Pastoralisme nomaden berkembang di stepa Pontus-Kaspia mulai dari Kalkolitikum. Sisa-sisa peradaban stepa ini ditemukan di tempat-tempat seperti Ipatovo, Sintashta, Arkaim, dan Pazyryk, yang menyimpan jejak tertua kuda dalam peperangan. Susunan genetik penutur rumpun bahasa Uralik di Eropa utara dibentuk oleh migrasi dari Siberia yang dimulai setidaknya 3.500 tahun yang lalu.
Pada abad ke-3 hingga ke-4 M, kerajaan Gotik Oium ada di Rusia selatan, yang kemudian dikuasai oleh Hun. Antara abad ke-3 dan ke-6 M, Kerajaan Bosporus, yang merupakan politas Helenistik penerus koloni Yunani, juga kewalahan oleh invasi nomaden yang dipimpin oleh suku-suku perang seperti Hun dan Avar Eurasia. Khazar, yang berasal dari Turkik, menguasai stepa antara Kaukasus di selatan, hingga ke timur melewati cekungan sungai Volga, dan ke barat hingga Kiev di sungai Dnieper hingga abad ke-10. Setelah mereka datanglah Pecheneg yang menciptakan konfederasi besar, yang kemudian diambil alih oleh Kuman dan Kipchak.
Nenek moyang bangsa Rusia termasuk di antara suku Slavia yang terpisah dari Proto-Indo-Eropa, yang muncul di bagian timur laut Eropa sekitar 1.500 tahun yang lalu. Slavia Timur secara bertahap menetap di Rusia barat (kira-kira antara Moskwa modern dan Saint Petersburg) dalam dua gelombang: satu bergerak dari Kiev menuju Suzdal dan Murom saat ini dan gelombang lainnya dari Polotsk menuju Novgorod dan Rostov. Sebelum migrasi Slavia, wilayah itu dihuni oleh bangsa Finno-Ugrik. Sejak abad ke-7 dan seterusnya, Slavia Timur yang masuk secara perlahan mengasimilasi penduduk asli Finno-Ugrik.
2.2. Rus Kiev

Pembentukan negara-negara Slavia Timur pertama pada abad ke-9 bertepatan dengan kedatangan Varangia, kaum Viking yang menjelajah sepanjang jalur air yang membentang dari Baltik timur ke Laut Hitam dan Laut Kaspia. Menurut Kronik Primer, seorang Varangia dari orang Rus', bernama Rurik, terpilih sebagai penguasa Novgorod pada tahun 862. Pada tahun 882, penggantinya Oleg menjelajah ke selatan dan menaklukkan Kiev, yang sebelumnya membayar upeti kepada Khazar. Putra Rurik, Igor, dan putra Igor, Sviatoslav, kemudian menaklukkan semua suku Slavia Timur lokal di bawah kekuasaan Kiev, menghancurkan Khaganat Khazar, dan melancarkan beberapa ekspedisi militer ke Bulgaria, Bizantium, dan Persia.
Pada abad ke-10 hingga ke-11, Rus Kiev menjadi salah satu negara terbesar dan paling makmur di Eropa. Masa pemerintahan Vladimir Agung (980-1015) dan putranya Yaroslav yang Bijaksana (1019-1054) merupakan Zaman Keemasan Kiev, yang menyaksikan penerimaan Kristen Ortodoks dari Bizantium, dan penciptaan hukum tertulis Slavia Timur pertama, Russkaya Pravda. Zaman feodalisme dan desentralisasi telah tiba, ditandai dengan pertikaian terus-menerus antara anggota dinasti Rurik yang memerintah Rus Kiev secara kolektif. Dominasi Kiev memudar, memberi keuntungan bagi Vladimir-Suzdal di timur laut, Republik Novgorod di utara, dan Galicia-Volhynia di barat daya. Pada abad ke-12, Kiev kehilangan keunggulannya dan Rus Kiev telah terpecah menjadi berbagai kepangeranan. Pangeran Andrey Bogolyubsky menjarah Kiev pada tahun 1169 dan menjadikan Vladimir sebagai basisnya, yang menyebabkan kekuasaan politik bergeser ke timur laut.
Dipimpin oleh Pangeran Alexander Nevsky, penduduk Novgorod berhasil mengusir Swedia yang menyerang dalam Pertempuran Neva pada tahun 1240, serta tentara salib Jermanik dalam Pertempuran di Es pada tahun 1242.
Rus Kiev akhirnya jatuh ke tangan invasi Mongol tahun 1237-1240, yang mengakibatkan penjarahan Kiev dan kota-kota lain, serta kematian sebagian besar penduduk. Para penyerbu, yang kemudian dikenal sebagai Tatar, membentuk negara Gerombolan Emas, yang menguasai Rusia selama dua abad berikutnya. Hanya Republik Novgorod yang lolos dari pendudukan asing setelah setuju membayar upeti kepada Mongol. Galicia-Volhynia kemudian akan diserap oleh Lituania dan Polandia, sementara Republik Novgorod terus makmur di utara. Di timur laut, tradisi Bizantium-Slavia Rus Kiev diadaptasi untuk membentuk negara otokratis Rusia.
2.3. Keharyapatihan Moskwa

Kehancuran Rus Kiev menyebabkan munculnya Keharyapatihan Moskwa, yang awalnya merupakan bagian dari Vladimir-Suzdal. Meskipun masih di bawah kekuasaan Mongol-Tatar dan dengan persetujuan mereka, Moskwa mulai menegaskan pengaruhnya di wilayah tersebut pada awal abad ke-14, secara bertahap menjadi kekuatan utama dalam "pengumpulan tanah Rusia". Ketika kursi Metropolitan Gereja Ortodoks Rusia pindah ke Moskwa pada tahun 1325, pengaruhnya meningkat. Saingan terakhir Moskwa, Republik Novgorod, makmur sebagai pusat utama perdagangan bulu dan pelabuhan paling timur Liga Hansa.
Dipimpin oleh Pangeran Dmitry Donskoy dari Moskwa, pasukan gabungan kepangeranan Rusia berhasil mengalahkan Mongol-Tatar secara telak dalam Pertempuran Kulikovo pada tahun 1380. Moskwa secara bertahap menyerap keharyapatihan induknya dan kepangeranan-kepangeranan di sekitarnya, termasuk saingan-saingan kuat sebelumnya seperti Tver dan Republik Novgorod.
Ivan III ("yang Agung") berhasil melepaskan diri dari kendali Gerombolan Emas dan mengkonsolidasikan seluruh Rus utara di bawah kekuasaan Moskwa, dan merupakan penguasa Rusia pertama yang menyandang gelar "Haryapatih Agung seluruh Rus'". Setelah Kejatuhan Konstantinopel pada tahun 1453, Moskwa mengklaim sebagai penerus warisan Kekaisaran Romawi Timur. Ivan III menikahi Sophia Palaiologina, keponakan kaisar Bizantium terakhir Konstantinus XI, dan menjadikan elang berkepala dua Bizantium sebagai lambang negaranya sendiri, dan akhirnya menjadi lambang negara Rusia. Vasili III menyatukan seluruh Rusia dengan mencaplok beberapa negara Rusia merdeka terakhir pada awal abad ke-16.
2.4. Ketsaran Rusia

Dalam pengembangan gagasan Roma Ketiga, haryapatih agung Ivan IV ("yang Mengerikan") secara resmi dinobatkan sebagai tsar pertama Rusia pada tahun 1547. Tsar ini mengumumkan sebuah kitab undang-undang baru (Sudebnik 1550), mendirikan badan perwakilan feodal Rusia pertama (yaitu Zemsky Sobor), merombak militer, membatasi pengaruh kaum pendeta, dan menata ulang pemerintahan daerah. Selama masa pemerintahannya yang panjang, Ivan hampir menggandakan wilayah Rusia yang sudah luas dengan mencaplok tiga kekhanan Tatar: Kazan dan Astrakhan di sepanjang Volga, serta Sibir di Siberia barat daya. Akhirnya, pada akhir abad ke-16, Rusia telah berekspansi ke timur Pegunungan Ural. Namun, Ketsaran dilemahkan oleh Perang Livonia yang panjang dan tidak berhasil melawan koalisi Kerajaan Polandia dan Keharyapatihan Lituania (kemudian menjadi Persemakmuran Polandia-Lituania yang bersatu), Kerajaan Swedia, dan Denmark-Norwegia untuk mendapatkan akses ke pantai Baltik dan perdagangan laut. Pada tahun 1572, pasukan penyerang Tatar Krimea dikalahkan secara telak dalam Pertempuran Molodi yang krusial.

Kematian putra-putra Ivan menandai berakhirnya Dinasti Rurik kuno pada tahun 1598, dan dikombinasikan dengan bencana kelaparan tahun 1601-1603 yang menghancurkan, menyebabkan perang saudara, pemerintahan para penipu, dan intervensi asing selama Masa Kekacauan pada awal abad ke-17. Persemakmuran Polandia-Lituania, memanfaatkan situasi tersebut, menduduki sebagian wilayah Rusia, hingga ke ibu kota Moskwa. Pada tahun 1612, Polandia dipaksa mundur oleh korps sukarelawan Rusia, yang dipimpin oleh pedagang Kuzma Minin dan pangeran Dmitry Pozharsky. Dinasti Romanov naik takhta pada tahun 1613 berdasarkan keputusan Zemsky Sobor, dan negara mulai pulih secara bertahap dari krisis.
Rusia melanjutkan pertumbuhan teritorialnya sepanjang abad ke-17, yang merupakan zaman para Kazaki. Pada tahun 1654, pemimpin Ukraina, Bohdan Khmelnytsky, menawarkan untuk menempatkan Ukraina di bawah perlindungan tsar Rusia, Aleksey; penerimaan tawaran ini oleh Aleksey menyebabkan Perang Rusia-Polandia lainnya. Akhirnya, Ukraina terpecah di sepanjang Dnieper, meninggalkan bagian timur (Ukraina Tepi Kiri dan Kiev) di bawah kekuasaan Rusia. Di timur, penjelajahan dan kolonisasi Rusia yang cepat di Siberia yang luas terus berlanjut, berburu bulu dan gading yang berharga. Para penjelajah Rusia bergerak ke timur terutama di sepanjang Rute Sungai Siberia, dan pada pertengahan abad ke-17, terdapat pemukiman Rusia di Siberia timur, di Semenanjung Chukchi, di sepanjang Sungai Amur, dan di pantai Samudra Pasifik. Pada tahun 1648, Semyon Dezhnyov menjadi orang Eropa pertama yang berlayar melalui Selat Bering.
2.5. Kekaisaran Rusia

Di bawah Pyotr Agung, Rusia diproklamasikan sebagai kekaisaran pada tahun 1721, dan memantapkan dirinya sebagai salah satu kekuatan besar Eropa. Memerintah dari tahun 1682 hingga 1725, Pyotr mengalahkan Swedia dalam Perang Utara Raya (1700-1721), mengamankan akses Rusia ke laut dan perdagangan laut. Pada tahun 1703, di Laut Baltik, Pyotr mendirikan Saint Petersburg sebagai ibu kota baru Rusia. Selama masa pemerintahannya, reformasi besar-besaran dilakukan, yang membawa pengaruh budaya Eropa Barat yang signifikan ke Rusia. Ia digantikan oleh Katarina I (1725-1727), diikuti oleh Pyotr II (1727-1730), dan Anna. Pemerintahan putri Pyotr I, Yelizaveta, pada tahun 1741-1762 menyaksikan partisipasi Rusia dalam Perang Tujuh Tahun (1756-1763). Selama konflik tersebut, pasukan Rusia menguasai Prusia Timur, hingga mencapai Berlin. Namun, setelah kematian Yelizaveta, semua penaklukan ini dikembalikan ke Kerajaan Prusia oleh Pyotr III dari Rusia yang pro-Prusia.
Katarina II ("yang Agung"), yang memerintah pada tahun 1762-1796, memimpin Zaman Pencerahan Rusia. Ia memperluas kontrol politik Rusia atas Persemakmuran Polandia-Lituania dan mencaplok sebagian besar wilayahnya ke Rusia, menjadikannya negara terpadat di Eropa. Di selatan, setelah Perang Rusia-Turki yang sukses melawan Kekaisaran Ottoman, Katarina memajukan perbatasan Rusia ke Laut Hitam, dengan membubarkan Kekhanan Krimea, dan mencaplok Krimea. Sebagai hasil dari kemenangan atas Dinasti Qajar Iran melalui Perang Rusia-Persia, pada paruh pertama abad ke-19, Rusia juga menaklukkan Kaukasus. Penerus Katarina, putranya Pavel, tidak stabil dan lebih fokus pada masalah dalam negeri. Setelah masa pemerintahannya yang singkat, strategi Katarina dilanjutkan oleh Aleksandr I (1801-1825) dengan merebut Finlandia dari Swedia yang melemah pada tahun 1809, dan Bessarabia dari Ottoman pada tahun 1812. Di Amerika Utara, Rusia menjadi orang Eropa pertama yang mencapai dan menjajah Alaska. Pada tahun 1803-1806, pelayaran keliling dunia Rusia pertama dilakukan. Pada tahun 1820, sebuah ekspedisi Rusia menemukan benua Antartika.
2.5.1. Kekuatan besar dan perkembangan masyarakat, ilmu pengetahuan, dan seni

Selama Perang Napoleon, Rusia bergabung dalam aliansi dengan berbagai kekuatan Eropa, dan berperang melawan Prancis. Invasi Prancis ke Rusia pada puncak kekuasaan Napoleon pada tahun 1812 mencapai Moskwa, tetapi akhirnya gagal karena perlawanan yang gigih dikombinasikan dengan musim dingin Rusia yang sangat dingin menyebabkan kekalahan dahsyat bagi para penyerbu, di mana Grande Armée pan-Eropa menghadapi kehancuran total. Dipimpin oleh Mikhail Kutuzov dan Michael Andreas Barclay de Tolly, Tentara Kekaisaran Rusia mengusir Napoleon dan bergerak melintasi Eropa dalam Perang Koalisi Keenam, akhirnya memasuki Paris. Aleksandr I mengendalikan delegasi Rusia di Kongres Wina, yang menentukan peta Eropa pasca-Napoleon.
Para perwira yang mengejar Napoleon ke Eropa Barat membawa gagasan liberalisme kembali ke Rusia, dan mencoba membatasi kekuasaan tsar selama pemberontakan Desembris yang gagal pada tahun 1825. Di akhir masa pemerintahan konservatif Nikolai I (1825-1855), periode puncak kekuasaan dan pengaruh Rusia di Eropa, terganggu oleh kekalahan dalam Perang Krimea.
2.5.2. Reformasi liberal besar dan kapitalisme
Penerus Nikolai, Aleksandr II (1855-1881) memberlakukan perubahan signifikan di seluruh negeri, termasuk reformasi emansipasi 1861. Reformasi ini mendorong industrialisasi, dan memodernisasi Tentara Kekaisaran Rusia, yang membebaskan sebagian besar Balkan dari kekuasaan Ottoman setelah Perang Rusia-Turki 1877-1878. Selama sebagian besar abad ke-19 dan awal abad ke-20, Rusia dan Inggris berkolusi atas Afganistan dan wilayah-wilayah tetangganya di Asia Tengah dan Selatan; persaingan antara dua kekaisaran besar Eropa ini dikenal sebagai Permainan Besar.
Akhir abad ke-19 menyaksikan munculnya berbagai gerakan sosialis di Rusia. Aleksandr II dibunuh pada tahun 1881 oleh teroris revolusioner. Pemerintahan putranya, Aleksandr III (1881-1894) kurang liberal tetapi lebih damai.
2.5.3. Monarki konstitusional dan Perang Dunia
Di bawah kaisar Rusia terakhir, Nikolai II (1894-1917), Revolusi 1905 dipicu oleh kegagalan memalukan dalam Perang Rusia-Jepang. Pemberontakan berhasil dipadamkan, tetapi pemerintah terpaksa mengakui reformasi besar (Konstitusi Rusia 1906), termasuk memberikan kebebasan berbicara dan kebebasan berkumpul, legalisasi partai politik, dan pembentukan badan legislatif terpilih, Duma Negara.
2.6. Revolusi dan Perang Saudara

Pada tahun 1914, Rusia memasuki Perang Dunia I sebagai tanggapan atas deklarasi perang Austria-Hungaria terhadap sekutu Rusia, Serbia, dan bertempur di berbagai front sementara terisolasi dari sekutu Triple Entente-nya. Pada tahun 1916, Serangan Brusilov oleh Tentara Kekaisaran Rusia hampir sepenuhnya menghancurkan Tentara Austria-Hungaria. Namun, ketidakpercayaan publik yang sudah ada terhadap rezim diperdalam oleh meningkatnya biaya perang, korban jiwa yang tinggi, dan rumor korupsi serta pengkhianatan. Semua ini membentuk iklim bagi Revolusi Rusia tahun 1917, yang dilakukan dalam dua babak utama. Pada awal tahun 1917, Nikolai II dipaksa turun takhta; ia dan keluarganya dipenjara dan kemudian dieksekusi selama Perang Saudara Rusia. Monarki digantikan oleh koalisi partai politik yang goyah yang mendeklarasikan dirinya sebagai Pemerintahan Sementara, dan memproklamasikan Republik Rusia. Pada tanggal 19 Januari (6 Januari Kalender Julian) 1918, Majelis Konstituante Rusia mendeklarasikan Rusia sebagai republik federal demokratis (dengan demikian meratifikasi keputusan Pemerintahan Sementara). Keesokan harinya Majelis Konstituante dibubarkan oleh Komite Eksekutif Pusat Seluruh Rusia.
Sebuah pendirian sosialis alternatif hidup berdampingan, yaitu Soviet Petrograd, yang memegang kekuasaan melalui dewan pekerja dan petani yang dipilih secara demokratis, yang disebut soviet. Pemerintahan otoritas baru hanya memperburuk krisis di negara itu alih-alih menyelesaikannya, dan akhirnya, Revolusi Oktober, yang dipimpin oleh pemimpin Bolshevik Vladimir Lenin, menggulingkan Pemerintahan Sementara dan memberikan kekuasaan penuh kepada soviet, yang mengarah pada penciptaan negara sosialis pertama di dunia. Perang Saudara Rusia pecah antara gerakan Putih anti-komunis dan Bolshevik dengan Tentara Merah-nya. Setelah menandatangani Traktat Brest-Litovsk yang mengakhiri permusuhan dengan Blok Sentral Perang Dunia I; Rusia Bolshevik menyerahkan sebagian besar wilayah baratnya, yang menampung 34% populasinya, 54% industrinya, 32% lahan pertaniannya, dan sekitar 90% tambang batu baranya.

Kekuatan sekutu melancarkan intervensi militer yang tidak berhasil untuk mendukung pasukan anti-komunis. Sementara itu, baik Bolshevik maupun gerakan Putih melakukan kampanye deportasi dan eksekusi terhadap satu sama lain, yang masing-masing dikenal sebagai Teror Merah dan Teror Putih. Pada akhir perang saudara yang penuh kekerasan, ekonomi dan infrastruktur Rusia rusak berat, dan sebanyak 10 juta orang tewas selama perang, sebagian besar adalah warga sipil. Jutaan orang menjadi émigré Putih, dan kelaparan Rusia tahun 1921-1922 merenggut hingga lima juta korban.
2.7. Uni Soviet
Pada tanggal 30 Desember 1922, Lenin dan para pembantunya membentuk Uni Soviet, dengan menggabungkan RSFSR Rusia menjadi satu negara dengan Byelorusia, Transkaukasia, dan Ukraina. Akhirnya, perubahan perbatasan internal dan aneksasi selama Perang Dunia II menciptakan sebuah uni yang terdiri dari 15 republik; yang terbesar dalam ukuran dan populasi adalah RSFSR Rusia, yang mendominasi uni tersebut secara politik, budaya, dan ekonomi.
2.7.1. Era Stalin dan Modernisasi
Setelah kematian Lenin pada tahun 1924, sebuah troika ditunjuk untuk mengambil alih. Akhirnya Joseph Stalin, Sekretaris Jenderal Partai Komunis, berhasil menekan semua faksi oposisi dan mengkonsolidasikan kekuasaan di tangannya untuk menjadi diktator negara itu pada tahun 1930-an. Leon Trotsky, pendukung utama revolusi dunia, diasingkan dari Uni Soviet pada tahun 1929, dan gagasan Stalin tentang Sosialisme dalam Satu Negara menjadi garis resmi. Perjuangan internal yang berkelanjutan di partai Bolshevik memuncak dalam Pembersihan Besar-Besaran.
Di bawah kepemimpinan Stalin, pemerintah melancarkan ekonomi terencana, industrialisasi negara yang sebagian besar masih pedesaan, dan kolektivisasi pertaniannya. Selama periode perubahan ekonomi dan sosial yang cepat ini, jutaan orang dikirim ke kamp kerja paksa, termasuk banyak tahanan politik karena dugaan atau kenyataan penentangan mereka terhadap pemerintahan Stalin; dan jutaan orang dideportasi dan diasingkan ke daerah-daerah terpencil di Uni Soviet. Disorganisasi transisional pertanian negara, dikombinasikan dengan kebijakan negara yang keras dan kekeringan, menyebabkan kelaparan Soviet 1932-1933; yang menewaskan 5,7 hingga 8,7 juta orang, 3,3 juta di antaranya di RSFSR Rusia. Uni Soviet, pada akhirnya, melakukan transformasi mahal dari ekonomi agraris menjadi kekuatan industri utama dalam waktu singkat. Fokus negara pada industrialisasi yang cepat dan modernisasi yang dipaksakan, meskipun menghasilkan kemajuan teknologi dan infrastruktur yang signifikan, seringkali mengorbankan hak asasi manusia dan kebebasan sipil. Pembersihan Besar-Besaran mengakibatkan penangkapan, eksekusi, dan pengasingan jutaan orang yang dianggap sebagai musuh negara, menciptakan iklim ketakutan dan represi. Meskipun demikian, modernisasi yang dipimpin negara ini meletakkan dasar bagi Uni Soviet untuk menjadi kekuatan industri dan militer utama, yang terbukti krusial dalam Perang Dunia II.
2.7.2. Perang Dunia II dan Perserikatan Bangsa-Bangsa

Uni Soviet memasuki Perang Dunia II pada tanggal 17 September 1939 dengan invasi ke Polandia, sesuai dengan protokol rahasia dalam Pakta Molotov-Ribbentrop dengan Jerman Nazi. Uni Soviet kemudian menginvasi Finlandia, dan menduduki dan mencaplok negara-negara Baltik, serta sebagian wilayah Rumania. Pada tanggal 22 Juni 1941, Jerman menginvasi Uni Soviet, membuka Front Timur, teater terbesar Perang Dunia II.

Akhirnya, sekitar 5 juta tentara Tentara Merah ditangkap oleh Nazi; yang terakhir dengan sengaja membiarkan kelaparan hingga mati atau membunuh 3,3 juta tawanan perang Soviet, dan sejumlah besar warga sipil, karena "Rencana Kelaparan" bertujuan untuk memenuhi Generalplan Ost. Meskipun Wehrmacht meraih kesuksesan awal yang cukup besar, serangan mereka dihentikan dalam Pertempuran Moskwa. Selanjutnya, Jerman mengalami kekalahan besar pertama di Pertempuran Stalingrad pada musim dingin 1942-1943, dan kemudian di Pertempuran Kursk pada musim panas 1943. Kegagalan Jerman lainnya adalah Pengepungan Leningrad, di mana kota itu sepenuhnya diblokade di darat antara tahun 1941 dan 1944 oleh pasukan Jerman dan Finlandia, dan menderita kelaparan serta lebih dari satu juta kematian, tetapi tidak pernah menyerah. Pasukan Soviet melaju melalui Eropa Timur dan Tengah pada tahun 1944-1945 dan merebut Berlin pada bulan Mei 1945. Pada bulan Agustus 1945, Tentara Merah menginvasi Manchuria dan mengusir Jepang dari Asia Timur Laut, berkontribusi pada kemenangan Sekutu atas Jepang.
Periode 1941-1945 Perang Dunia II dikenal di Rusia sebagai Perang Patriotik Raya. Uni Soviet, bersama dengan Amerika Serikat, Inggris Raya, dan Tiongkok dianggap sebagai Empat Besar kekuatan Sekutu dalam Perang Dunia II, dan kemudian menjadi Empat Polisi, yang menjadi dasar Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Selama perang, kematian warga sipil dan militer Soviet mencapai sekitar 26-27 juta, menyumbang sekitar setengah dari semua korban Perang Dunia II. Ekonomi dan infrastruktur Soviet mengalami kehancuran besar-besaran, yang menyebabkan kelaparan Soviet 1946-1947. Namun, dengan pengorbanan besar, Uni Soviet muncul sebagai negara adidaya global. Peran pentingnya dalam mengalahkan Jerman Nazi dan partisipasinya dalam pembentukan PBB pascaperang memperkuat statusnya di panggung internasional.
2.7.3. Perang Dingin dan Status Negara Adidaya

Setelah Perang Dunia II, sesuai dengan Konferensi Potsdam, Tentara Merah menduduki sebagian Eropa Timur dan Tengah, termasuk Jerman Timur dan wilayah timur Austria. Pemerintahan komunis yang bergantung didirikan di negara-negara satelit Blok Timur. Setelah menjadi kekuatan nuklir kedua di dunia, Uni Soviet mendirikan aliansi Pakta Warsawa, dan memasuki perjuangan untuk dominasi global, yang dikenal sebagai Perang Dingin, dengan Amerika Serikat dan NATO yang bersaing.
Uni Soviet memantapkan dirinya sebagai negara adidaya, bersaing dengan Amerika Serikat dalam perlombaan senjata nuklir dan perlombaan antariksa. Pengaruhnya meluas ke negara-negara satelit di Eropa Timur, membentuk Blok Timur sebagai tandingan terhadap NATO. Hubungan internasional Uni Soviet ditandai oleh ketegangan ideologis dan persaingan geopolitik, yang seringkali mengarah pada konflik proksi di berbagai belahan dunia. Meskipun demikian, statusnya sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB memberinya platform penting untuk mempengaruhi kebijakan global.
2.7.4. Reformasi Khrushchev dan Pembangunan Ekonomi
Setelah kematian Stalin pada tahun 1953 dan periode singkat pemerintahan kolektif, pemimpin baru Nikita Khrushchev mengecam Stalin dan melancarkan kebijakan de-Stalinisasi, membebaskan banyak tahanan politik dari kamp kerja paksa Gulag. Pelonggaran umum kebijakan represif kemudian dikenal sebagai Khrushchev Thaw. Pada saat yang sama, ketegangan Perang Dingin mencapai puncaknya ketika kedua saingan bentrok atas penempatan rudal Jupiter Amerika Serikat di Turki dan rudal Soviet di Kuba.
Pada tahun 1957, Uni Soviet meluncurkan satelit buatan pertama di dunia, Sputnik 1, sehingga memulai Zaman Angkasa. Kosmonot Rusia Yuri Gagarin menjadi manusia pertama yang mengorbit Bumi, di atas wahana antariksa berawak Vostok 1 pada 12 April 1961.
Masa pemerintahan Khrushchev juga ditandai dengan upaya pembangunan ekonomi yang signifikan, meskipun seringkali tidak konsisten. Fokus beralih dari industri berat ke produksi barang konsumsi dan pertanian, meskipun kolektivisasi tetap menjadi kebijakan utama. Reformasi pertanian, seperti penanaman jagung secara luas, tidak selalu berhasil dan terkadang memperburuk masalah pangan. Dalam hubungan luar negeri, selain Krisis Rudal Kuba, periode ini juga menyaksikan upaya untuk memperbaiki hubungan dengan Barat, meskipun ketegangan ideologis tetap tinggi.
2.7.5. Periode Sosialisme Maju atau Era Stagnasi
Setelah penggulingan Khrushchev pada tahun 1964, periode pemerintahan kolektif lainnya menyusul, hingga Leonid Brezhnev menjadi pemimpin. Era tahun 1970-an dan awal 1980-an kemudian ditetapkan sebagai Era Stagnasi. Reformasi Kosygin tahun 1965 bertujuan untuk desentralisasi parsial ekonomi Soviet. Pada tahun 1979, setelah revolusi yang dipimpin komunis di Afganistan, pasukan Soviet menginvasi negara itu, yang akhirnya memulai Perang Soviet-Afganistan. Pada bulan Mei 1988, Soviet mulai menarik diri dari Afganistan, karena oposisi internasional, perang gerilya anti-Soviet yang gigih, dan kurangnya dukungan dari warga Soviet.
Periode ini sering disebut sebagai "Sosialisme Maju" secara resmi, tetapi secara retrospektif dikenal sebagai "Era Stagnasi" karena pertumbuhan ekonomi yang melambat, kekakuan birokrasi, dan kurangnya inovasi. Meskipun ada stabilitas politik internal, belanja militer yang terus meningkat untuk menyaingi Amerika Serikat dan mendukung sekutu di seluruh dunia membebani ekonomi. Kebijakan luar negeri ditandai oleh Doktrin Brezhnev, yang menegaskan hak Uni Soviet untuk campur tangan di negara-negara sosialis lainnya jika kepentingan Blok Timur terancam, seperti yang terlihat dalam invasi ke Cekoslowakia pada tahun 1968.
2.7.6. Perestroika, Demokratisasi, dan Deklarasi Kedaulatan Rusia

Mulai tahun 1985 dan seterusnya, pemimpin Soviet terakhir Mikhail Gorbachev, yang berusaha memberlakukan reformasi liberal dalam sistem Soviet, memperkenalkan kebijakan glasnost (keterbukaan) dan perestroika (restrukturisasi) dalam upaya untuk mengakhiri periode stagnasi ekonomi dan untuk mendemokratisasi pemerintahan. Namun, hal ini menyebabkan munculnya gerakan nasionalis dan separatis yang kuat di seluruh negeri. Sebelum tahun 1991, ekonomi Soviet adalah yang terbesar kedua di dunia, tetapi selama tahun-tahun terakhirnya, ekonomi Soviet mengalami krisis.
Pada tahun 1991, gejolak ekonomi dan politik mulai memuncak ketika negara-negara Baltik memilih untuk memisahkan diri dari Uni Soviet. Pada tanggal 17 Maret, sebuah referendum diadakan, di mana sebagian besar warga negara yang berpartisipasi memberikan suara mendukung perubahan Uni Soviet menjadi federasi yang diperbarui. Pada bulan Juni 1991, Boris Yeltsin menjadi Presiden pertama yang dipilih secara langsung dalam sejarah Rusia ketika ia terpilih sebagai Presiden RSFSR Rusia. Pada bulan Agustus 1991, sebuah upaya kudeta oleh anggota pemerintahan Gorbachev, yang ditujukan terhadap Gorbachev dan bertujuan untuk mempertahankan Uni Soviet, malah menyebabkan berakhirnya Partai Komunis Uni Soviet. Pada tanggal 25 Desember 1991, setelah pembubaran Uni Soviet, bersama dengan Rusia kontemporer, empat belas negara pasca-Soviet lainnya muncul. Deklarasi Kedaulatan Negara Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia pada 12 Juni 1990 merupakan langkah penting dalam proses ini, menegaskan supremasi hukum Rusia atas hukum Soviet di wilayahnya, yang secara signifikan mempercepat disintegrasi Uni Soviet.
2.8. Federasi Rusia (Pascakemerdekaan)
Bagian ini membahas proses pembentukan Federasi Rusia setelah pembubaran Uni Soviet, dimulai dengan transisi ekonomi dan gejolak politik era Yeltsin, dilanjutkan dengan konstitusi baru, stabilisasi ekonomi, dan periode Putin yang ditandai pertumbuhan ekonomi, sentralisasi politik, kemunduran demokrasi, serta invasi ke Ukraina.
2.8.1. Transisi ke Ekonomi Pasar dan Krisis Politik

Keruntuhan ekonomi dan politik Uni Soviet membawa Rusia ke dalam depresi yang dalam dan berkepanjangan. Selama dan setelah disintegrasi Uni Soviet, reformasi luas termasuk privatisasi dan liberalisasi pasar dan perdagangan dilakukan, termasuk perubahan radikal sejalan dengan "terapi kejut". Privatisasi sebagian besar mengalihkan kontrol perusahaan dari badan negara ke individu-individu yang memiliki koneksi internal dalam pemerintahan, yang menyebabkan munculnya oligarki Rusia. Banyak dari orang kaya baru memindahkan miliaran uang tunai dan aset ke luar negeri dalam pelarian modal yang sangat besar. Depresi ekonomi menyebabkan runtuhnya layanan sosial-tingkat kelahiran anjlok sementara tingkat kematian meroket, dan jutaan orang jatuh miskin; sementara korupsi ekstrem, serta geng kriminal dan kejahatan terorganisir meningkat secara signifikan.
Pada akhir tahun 1993, ketegangan antara Yeltsin dan parlemen Rusia memuncak dalam krisis konstitusional yang berakhir dengan kekerasan melalui kekuatan militer. Selama krisis, Yeltsin didukung oleh pemerintah Barat, dan lebih dari 100 orang tewas. Transisi yang kacau ini diwarnai dengan hiperinflasi, pengangguran massal, dan penurunan standar hidup bagi sebagian besar penduduk. Ketidakstabilan politik juga ditandai dengan seringnya pergantian pemerintahan dan munculnya berbagai gerakan separatis di beberapa wilayah, terutama di Kaukasus Utara seperti Chechnya.
2.8.2. Konstitusi Liberal Modern, Kerja Sama Internasional, dan Stabilisasi Ekonomi
Pada bulan Desember, sebuah referendum diadakan dan disetujui, yang memperkenalkan konstitusi baru, memberikan presiden kekuasaan yang sangat besar. Tahun 1990-an dilanda konflik bersenjata di Kaukasus Utara, baik bentrokan etnis lokal maupun pemberontakan Islamis separatis. Sejak separatis Chechnya mendeklarasikan kemerdekaan pada awal 1990-an, perang gerilya sporadis terjadi antara kelompok pemberontak dan pasukan Rusia. Serangan teroris terhadap warga sipil dilakukan oleh separatis Chechnya, merenggut nyawa ribuan warga sipil Rusia.
Setelah pembubaran Uni Soviet, Rusia bertanggung jawab untuk menyelesaikan utang luar negeri Uni Soviet. Pada tahun 1992, sebagian besar kontrol harga konsumen dihapuskan, menyebabkan inflasi ekstrem dan secara signifikan mendevaluasi rubel. Defisit anggaran yang tinggi ditambah dengan meningkatnya pelarian modal dan ketidakmampuan untuk membayar kembali utang, menyebabkan krisis keuangan Rusia 1998, yang mengakibatkan penurunan PDB lebih lanjut. Meskipun demikian, konstitusi baru yang diadopsi pada tahun 1993 meletakkan dasar bagi sistem politik yang lebih stabil, meskipun sangat terpusat pada presiden. Rusia mulai berupaya untuk kembali ke komunitas internasional, bergabung dengan G8 dan organisasi internasional lainnya. Stabilisasi ekonomi mulai terlihat menjelang akhir dekade 1990-an, terutama setelah krisis keuangan 1998 memaksa adanya kebijakan fiskal dan moneter yang lebih disiplin.
2.8.4. Invasi ke Ukraina
Pada awal tahun 2014, setelah revolusi pro-Barat di negara tetangga Ukraina, Rusia mencaplok Krimea setelah referendum yang disengketakan mengenai status Krimea diadakan di bawah pendudukan Rusia. Aneksasi tersebut memicu pemberontakan di wilayah Donbas Ukraina, yang didukung oleh intervensi militer Rusia sebagai bagian dari perang yang tidak diumumkan melawan Ukraina. Tentara bayaran dan pasukan militer Rusia, dengan dukungan milisi separatis lokal, mengobarkan perang di Ukraina timur melawan pemerintah Ukraina yang baru setelah pemerintah Rusia memicu protes anti-pemerintah dan pro-Rusia di wilayah tersebut, meskipun sebagian besar penduduk menentang pemisahan diri dari Ukraina.
Dalam eskalasi besar konflik, Rusia melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada tanggal 24 Februari 2022. Invasi tersebut menandai perang konvensional terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II, dan disambut dengan kecaman internasional, serta perluasan sanksi terhadap Rusia.
Akibatnya, Rusia dikeluarkan dari Dewan Eropa pada bulan Maret, dan diskors dari Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan April. Pada bulan September, setelah serangan balasan Ukraina yang berhasil, Putin mengumumkan "mobilisasi parsial", mobilisasi pertama Rusia sejak Operasi Barbarossa. Pada akhir September, Putin memproklamasikan aneksasi empat wilayah Ukraina yang diduduki sebagian, aneksasi terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II. Putin dan para pemimpin yang dilantik Rusia menandatangani perjanjian aksesi, yang tidak diakui secara internasional dan secara luas dikecam sebagai ilegal. Akibat invasi tersebut, ratusan ribu orang diperkirakan tewas atau terluka, sementara Rusia dituduh melakukan banyak kejahatan perang. Perang di Ukraina semakin memperburuk krisis demografi Rusia.
Pada bulan Juni 2023, Grup Wagner, sebuah kontraktor militer swasta yang berperang untuk Rusia di Ukraina, mendeklarasikan pemberontakan terbuka terhadap Kementerian Pertahanan Rusia, merebut Rostov-on-Don, sebelum memulai pawai ke Moskwa. Namun, setelah negosiasi antara Wagner dan pemerintah Belarusia, pemberontakan dibatalkan. Pemimpin pemberontakan, Yevgeny Prigozhin, kemudian tewas dalam kecelakaan pesawat. Invasi ini telah menyebabkan krisis kemanusiaan besar-besaran, jutaan pengungsi Ukraina, dan kerugian ekonomi yang signifikan bagi Rusia akibat sanksi internasional. Komunitas internasional sebagian besar mengutuk tindakan Rusia, menyebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional dan kedaulatan Ukraina.
3. Geografi

Massa daratan Rusia yang luas membentang di bagian paling timur Eropa dan bagian paling utara Asia. Rusia mencakup tepi paling utara Eurasia dan memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia, lebih dari 37.65 K km. Rusia terletak antara garis lintang 41° dan 82° LU, dan garis bujur 19° BT dan 169° BB, membentang sekitar 9.00 K km dari timur ke barat, dan 2.50 K km hingga 4.00 K km dari utara ke selatan. Rusia, berdasarkan massa daratan, lebih besar dari tiga benua, dan memiliki luas permukaan yang sama dengan Pluto.
3.1. Topografi
Rusia memiliki sembilan rangkaian pegunungan utama, dan ditemukan di sepanjang wilayah paling selatan, yang berbagi sebagian besar Pegunungan Kaukasus (mengandung Gunung Elbrus, yang dengan ketinggian 5.64 K m merupakan puncak tertinggi di Rusia dan Eropa); Altai dan Pegunungan Sayan di Siberia; dan di Pegunungan Siberia Timur dan Semenanjung Kamchatka di Timur Jauh Rusia (mengandung Klyuchevskaya Sopka, yang dengan ketinggian 4.75 K m merupakan gunung berapi aktif tertinggi di Eurasia). Pegunungan Ural, yang membentang dari utara ke selatan melalui bagian barat negara itu, kaya akan sumber daya mineral, dan membentuk batas tradisional antara Eropa dan Asia. Titik terendah di Rusia dan Eropa, terletak di ujung Laut Kaspia, di mana Depresi Kaspia mencapai sekitar 29 m di bawah permukaan laut.
Rusia, sebagai salah satu dari hanya tiga negara di dunia yang berbatasan dengan tiga samudra, memiliki hubungan dengan sejumlah besar laut. Pulau-pulau dan kepulauan utamanya meliputi Novaya Zemlya, Franz Josef Land, Severnaya Zemlya, Kepulauan Siberia Baru, Pulau Wrangel, Kepulauan Kuril (empat di antaranya disengketakan dengan Jepang), dan Sakhalin. Kepulauan Diomede, yang dikelola oleh Rusia dan Amerika Serikat, hanya berjarak 3.8 km; dan Pulau Kunashir dari Kepulauan Kuril hanya berjarak 20 km dari Hokkaido, Jepang.
Rusia, rumah bagi lebih dari 100.000 sungai, memiliki salah satu sumber daya air permukaan terbesar di dunia, dengan danau-danaunya mengandung sekitar seperempat air tawar cair dunia. Danau Baikal, yang terbesar dan paling menonjol di antara badan air tawar Rusia, adalah danau air tawar terdalam, termurni, tertua, dan paling luas di dunia, mengandung lebih dari seperlima air permukaan tawar dunia. Ladoga dan Onega di Rusia barat laut adalah dua danau terbesar di Eropa. Rusia adalah yang kedua setelah Brasil berdasarkan total sumber daya air terbarukan. Volga di Rusia barat, yang secara luas dianggap sebagai sungai nasional Rusia, adalah sungai terpanjang di Eropa; dan membentuk Delta Volga, delta sungai terbesar di benua itu. Sungai-sungai Siberia yaitu Ob, Yenisey, Lena, dan Amur termasuk di antara sungai-sungai terpanjang di dunia.
3.2. Iklim
Besarnya Rusia dan keterpencilan banyak wilayahnya dari laut mengakibatkan dominasi iklim kontinental lembap di sebagian besar negara, kecuali untuk tundra dan barat daya ekstrem. Pegunungan di selatan dan timur menghalangi aliran massa udara hangat dari samudra Hindia dan Pasifik, sementara Dataran Eropa yang membentang di barat dan utara membukanya terhadap pengaruh dari samudra Atlantik dan Arktik. Sebagian besar Rusia barat laut dan Siberia memiliki iklim subarktik, dengan musim dingin yang sangat parah di wilayah pedalaman timur laut Siberia (sebagian besar Sakha, tempat Kutub Dingin Utara berada dengan suhu rendah rekor -71.2 °C), dan musim dingin yang lebih sedang di tempat lain. Garis pantai Rusia yang luas di sepanjang Samudra Arktik dan pulau-pulau Arktik Rusia memiliki iklim kutub.
Bagian pesisir Krai Krasnodar di Laut Hitam, terutama Sochi, dan beberapa jalur pesisir dan pedalaman Kaukasus Utara memiliki iklim subtropis lembap dengan musim dingin yang ringan dan basah. Di banyak wilayah Siberia Timur dan Timur Jauh Rusia, musim dingin lebih kering dibandingkan musim panas; sementara bagian lain negara itu mengalami curah hujan yang lebih merata sepanjang musim. Curah hujan musim dingin di sebagian besar wilayah negara biasanya turun sebagai salju. Bagian paling barat Oblast Kaliningrad dan beberapa bagian di selatan Krai Krasnodar dan Kaukasus Utara memiliki iklim samudra. Wilayah di sepanjang hilir Volga dan pantai Laut Kaspia, serta beberapa bagian paling selatan Siberia, memiliki iklim semi-kering.
Di sebagian besar wilayah, hanya ada dua musim yang berbeda, musim dingin dan musim panas; karena musim semi dan musim gugur biasanya singkat. Bulan terdingin adalah Januari (Februari di garis pantai); yang terhangat biasanya Juli. Kisaran suhu yang besar adalah tipikal. Di musim dingin, suhu menjadi lebih dingin baik dari selatan ke utara maupun dari barat ke timur. Musim panas bisa sangat panas, bahkan di Siberia. Perubahan iklim di Rusia menyebabkan kebakaran hutan yang lebih sering, dan mencairkan permafrost yang luas di negara itu.
3.3. Keanekaragaman Hayati

Rusia, karena ukurannya yang sangat besar, memiliki ekosistem yang beragam, termasuk gurun kutub, tundra, tundra hutan, taiga, hutan campuran dan berdaun lebar, stepa hutan, stepa, semi-gurun, dan subtropis. Sekitar setengah dari wilayah Rusia adalah hutan, dan memiliki kawasan hutan terbesar di dunia, yang menyerap sebagian besar karbon dioksida dunia.
Keanekaragaman hayati Rusia mencakup 12.500 spesies tumbuhan vaskular, 2.200 spesies lumut kerak, sekitar 3.000 spesies liken, 7.000-9.000 spesies alga, dan 20.000-25.000 spesies jamur. Fauna Rusia terdiri dari 320 spesies mamalia, lebih dari 732 spesies burung, 75 spesies reptil, sekitar 30 spesies amfibi, 343 spesies ikan air tawar (tingkat endemisme tinggi), sekitar 1.500 spesies ikan air asin, 9 spesies cyclostomata, dan sekitar 100.000-150.000 invertebrata (tingkat endemisme tinggi). Sekitar 1.100 spesies tumbuhan dan hewan langka dan terancam punah termasuk dalam Buku Data Merah Rusia.
Ekosistem alami Rusia sepenuhnya dilestarikan di hampir 15.000 wilayah alami yang dilindungi secara khusus dengan berbagai status, menempati lebih dari 10% dari total luas negara. Ini termasuk 45 cagar biosfer, 64 taman nasional, dan 101 cagar alam. Meskipun menurun, negara ini masih memiliki banyak ekosistem yang masih dianggap sebagai hutan utuh; terutama di daerah taiga utara, dan tundra subarktik Siberia. Rusia memiliki skor rata-rata Indeks Integritas Lanskap Hutan 9,02 pada tahun 2019, peringkat ke-10 dari 172 negara; dan negara besar peringkat pertama secara global.
4. Pemerintahan dan Politik
Rusia, berdasarkan konstitusi, adalah republik federal simetris dengan sistem semi-presidensial, di mana presiden adalah kepala negara, dan perdana menteri adalah kepala pemerintahan. Rusia terstruktur sebagai demokrasi perwakilan multipartai, dengan pemerintah federal terdiri dari tiga cabang: legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Di bawah pemerintahan Vladimir Putin, Rusia telah mengalami kemunduran demokrasi, dan digambarkan sebagai kediktatoran otoriter. Kebijakan Putin umumnya disebut sebagai Putinisme.
4.1. Sistem Pemerintahan
Cabang legislatif adalah Majelis Federal Rusia yang bikameral, terdiri dari Duma Negara (450 anggota) dan Dewan Federasi (170 anggota). Majelis ini mengadopsi hukum federal, mendeklarasikan perang, menyetujui perjanjian, memiliki kekuasaan anggaran dan kekuasaan pemakzulan presiden. Cabang eksekutif dipimpin oleh presiden, yang merupakan panglima tertinggi Angkatan Bersenjata, dan mengangkat Pemerintah Rusia (Kabinet) serta pejabat lainnya, yang mengelola dan menegakkan hukum dan kebijakan federal. Presiden dapat mengeluarkan dekrit presiden dengan cakupan tak terbatas, selama tidak bertentangan dengan konstitusi atau hukum federal. Cabang yudikatif terdiri dari Mahkamah Konstitusi, Mahkamah Agung, dan pengadilan federal yang lebih rendah, yang hakimnya diangkat oleh Dewan Federasi atas rekomendasi presiden. Lembaga yudikatif menafsirkan undang-undang dan dapat membatalkan undang-undang yang dianggap tidak konstitusional.
Presiden dipilih melalui suara rakyat untuk masa jabatan enam tahun dan dapat dipilih tidak lebih dari dua kali. Kementerian-kementerian pemerintah terdiri dari perdana menteri dan para wakilnya, para menteri, dan individu terpilih lainnya; semuanya diangkat oleh presiden atas rekomendasi perdana menteri (sedangkan penunjukan perdana menteri memerlukan persetujuan Duma Negara). Rusia Bersatu adalah partai politik dominan di Rusia, dan telah digambarkan sebagai "tenda besar" dan "partai kekuasaan".
4.2. Pembagian Administratif
Rusia, berdasarkan konstitusi tahun 1993, adalah federasi simetris (dengan kemungkinan konfigurasi asimetris). Berbeda dengan model asimetris Soviet dari RSFSR, di mana hanya republik yang menjadi "subjek federasi", konstitusi saat ini menaikkan status wilayah lain ke tingkat republik dan menjadikan semua wilayah setara dengan gelar "subjek federasi". Wilayah-wilayah Rusia memiliki bidang kompetensi yang dilindungi, tetapi wilayah tidak memiliki kedaulatan, tidak memiliki status negara berdaulat, tidak memiliki hak untuk menunjukkan kedaulatan apa pun dalam konstitusi mereka, dan tidak memiliki hak untuk memisahkan diri dari negara. Hukum wilayah tidak boleh bertentangan dengan hukum federal.
Subjek federal memiliki perwakilan yang sama-masing-masing dua delegasi-di Dewan Federasi, majelis tinggi Majelis Federal. Namun, mereka berbeda dalam tingkat otonomi yang mereka nikmati. Distrik federal Rusia didirikan oleh Putin pada tahun 2000 untuk memfasilitasi kontrol pemerintah pusat atas subjek federal. Awalnya tujuh, saat ini ada delapan distrik federal, masing-masing dipimpin oleh seorang utusan yang ditunjuk oleh presiden.
Jenis-jenis subjek federal adalah sebagai berikut:
- 46 oblast (wilayah): Jenis subjek federal yang paling umum dengan seorang gubernur dan legislatif yang dipilih secara lokal. Umumnya dinamai menurut pusat administrasinya.
- 22 republik: Masing-masing secara nominal otonom-rumah bagi minoritas etnis tertentu, dan memiliki konstitusi, bahasa, dan legislatif sendiri, tetapi diwakili oleh pemerintah federal dalam urusan internasional.
- 9 krai (jajahan): Secara hukum identik dengan oblast. Gelar "krai" ("perbatasan" atau "wilayah") bersifat historis, terkait dengan posisi geografis (perbatasan) pada periode sejarah tertentu. Krai saat ini tidak terkait dengan perbatasan.
- 4 okrug otonom: Kadang-kadang disebut sebagai "distrik otonom", "daerah otonom", dan "wilayah otonom", masing-masing dengan minoritas etnis yang substansial atau dominan.
- 3 kota federal: Kota-kota besar yang berfungsi sebagai wilayah terpisah (Moskwa dan Saint Petersburg, serta Sevastopol di Ukraina yang diduduki Rusia).
- 1 oblast otonom: Satu-satunya oblast otonom adalah Oblast Otonom Yahudi.
4.3. Hubungan Luar Negeri

Rusia memiliki jaringan diplomatik terbesar keenam di dunia per tahun 2024. Rusia menjaga hubungan diplomatik dengan 187 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, dua negara yang diakui sebagian, dan dua negara pengamat Perserikatan Bangsa-Bangsa; bersama dengan 143 kedutaan besar. Rusia adalah salah satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Secara umum Rusia digambarkan sebagai negara besar, meskipun banyak sejarawan mempertanyakan statusnya sebagai negara besar modern setelah kesulitannya selama invasi yang sedang berlangsung ke Ukraina. Rusia juga merupakan mantan negara adidaya sebagai konstituen utama dari bekas Uni Soviet. Rusia adalah anggota G20, OSCE, dan APEC. Rusia juga merupakan anggota utama organisasi seperti CIS, EAEU, CSTO, SCO, dan BRICS.
Rusia menjaga hubungan dekat dengan negara tetangga Belarus, yang merupakan bagian dari Negara Kesatuan, sebuah konfederasi supranasional dari kedua negara tersebut. Serbia telah menjadi sekutu dekat historis Rusia, karena kedua negara memiliki kedekatan budaya, etnis, dan agama yang kuat. India adalah pelanggan terbesar peralatan militer Rusia, dan kedua negara berbagi hubungan strategis dan diplomatik yang kuat sejak era Soviet. Rusia memiliki pengaruh politik yang besar di seluruh Kaukasus Selatan dan Asia Tengah yang penting secara geopolitik; dan kedua wilayah tersebut telah digambarkan sebagai "halaman belakang" Rusia.
Negara-negara dalam "Daftar negara tidak bersahabat" Rusia. Daftar ini mencakup negara-negara yang telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.
Hubungan Rusia dengan negara tetangga Ukraina dan dunia Barat-terutama Amerika Serikat, Uni Eropa, dan negara-negara kolektif NATO-telah runtuh; terutama sejak aneksasi Krimea pada tahun 2014 dan dimulainya invasi skala penuh pada tahun 2022. Sejak abad ke-21, hubungan antara Rusia dan Tiongkok telah menguat secara signifikan secara bilateral dan ekonomi; karena kepentingan politik bersama. Turki dan Rusia berbagi hubungan strategis, energi, dan pertahanan yang kompleks. Rusia menjaga hubungan baik dengan Iran, karena merupakan sekutu strategis dan ekonomi. Rusia juga semakin berupaya untuk memperluas pengaruhnya di Arktik, Asia-Pasifik, Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Latin. Dua pertiga populasi dunia, khususnya negara-negara Selatan Global, bersikap netral atau condong ke Rusia secara politik.
Pada abad ke-21, Rusia telah mengejar kebijakan luar negeri yang agresif yang bertujuan untuk mengamankan dominasi regional dan pengaruh internasional, serta meningkatkan dukungan domestik untuk pemerintah. Intervensi militer di negara-negara pasca-Soviet termasuk perang dengan Georgia pada tahun 2008 dan perang dengan Ukraina yang dimulai pada tahun 2014. Rusia juga telah berupaya meningkatkan pengaruhnya di Timur Tengah, terutama melalui intervensi militer dalam perang saudara Suriah. Perang siber dan pelanggaran wilayah udara, bersama dengan campur tangan pemilu, telah digunakan untuk meningkatkan persepsi kekuatan Rusia. Deskripsi kebijakan luar negeri Rusia perlu mempertimbangkan perspektif pihak-pihak yang terkena dampak atau isu-isu hak asasi manusia. Sebagai contoh, invasi ke Ukraina telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah dan tuduhan kejahatan perang, yang harus disebutkan secara seimbang.
4.3.1. Hubungan dengan Negara-Negara Besar
Hubungan Rusia dengan Amerika Serikat telah mengalami pasang surut yang signifikan sejak akhir Perang Dingin. Periode kerja sama awal pada tahun 1990-an diikuti oleh meningkatnya ketegangan terkait ekspansi NATO, intervensi militer di bekas Yugoslavia, dan perbedaan pandangan mengenai isu-isu keamanan global. Di bawah pemerintahan Putin, hubungan semakin memburuk akibat tuduhan campur tangan Rusia dalam pemilu AS, perang siber, dan kebijakan luar negeri yang semakin tegas dari Rusia. Sanksi yang diberlakukan AS terhadap Rusia terkait aneksasi Krimea dan invasi Ukraina telah membawa hubungan ke titik terendah sejak Perang Dingin.
Hubungan Rusia dengan Tiongkok telah menguat secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir, didorong oleh kepentingan strategis dan ekonomi bersama, serta pandangan yang serupa mengenai tatanan global yang multipolar. Kedua negara seringkali menunjukkan front persatuan dalam forum internasional seperti PBB, dan telah meningkatkan kerja sama militer dan energi. Namun, hubungan ini juga memiliki dinamika yang kompleks, dengan Tiongkok sebagai mitra ekonomi yang lebih dominan.
Hubungan Rusia dengan Uni Eropa (UE) secara historis didasarkan pada ketergantungan energi UE terhadap Rusia dan hubungan perdagangan yang signifikan. Namun, hubungan ini memburuk secara drastis setelah aneksasi Krimea pada tahun 2014 dan invasi ke Ukraina pada tahun 2022. UE telah memberlakukan sanksi ekonomi yang luas terhadap Rusia, dan kerja sama politik telah sangat berkurang. Isu-isu hak asasi manusia dan demokrasi di Rusia juga sering menjadi sumber ketegangan.
4.3.2. Sengketa dan Intervensi Internasional
Rusia telah terlibat dalam beberapa sengketa dan intervensi internasional penting sejak pembubaran Uni Soviet.
- Perang Georgia (2008): Konflik singkat ini dipicu oleh ketegangan yang meningkat terkait wilayah separatis Ossetia Selatan dan Abkhazia di Georgia. Intervensi militer Rusia mengakibatkan pengakuan kemerdekaan kedua wilayah tersebut oleh Rusia, yang dikutuk secara luas oleh komunitas internasional. Perang ini menyebabkan pengungsian internal yang signifikan dan dampak kemanusiaan bagi penduduk Georgia di wilayah konflik.
- Konflik Suriah (mulai 2015): Rusia melakukan intervensi militer di Suriah untuk mendukung rezim Bashar al-Assad, yang mengubah jalannya perang saudara. Keterlibatan Rusia, termasuk serangan udara, telah dikritik karena menyebabkan korban sipil dan memperburuk krisis kemanusiaan. Di sisi lain, Rusia mengklaim intervensinya bertujuan untuk memerangi terorisme, termasuk ISIS.
- Konflik Ukraina (mulai 2014): Ini adalah sengketa internasional terbesar yang melibatkan Rusia. Dimulai dengan aneksasi Krimea pada tahun 2014 dan dukungan terhadap separatis di Donbas, konflik ini meningkat menjadi invasi skala penuh pada tahun 2022. Perang ini telah menyebabkan puluhan ribu kematian, jutaan pengungsi, kehancuran infrastruktur yang luas di Ukraina, dan tuduhan kejahatan perang terhadap pasukan Rusia. Dampak kemanusiaan sangat parah, dengan krisis pengungsi terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II. Perspektif pihak Ukraina menekankan pelanggaran kedaulatan dan integritas teritorial, sementara Rusia mengklaim tindakannya bertujuan untuk "denazifikasi" dan melindungi penutur bahasa Rusia.
4.4. Militer

Angkatan Bersenjata Rusia dibagi menjadi Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara-dan juga terdapat dua cabang layanan independen: Pasukan Roket Strategis dan Pasukan Lintas Udara. Per tahun 2021, militer memiliki sekitar satu juta personel aktif, yang merupakan terbesar kelima di dunia, dan sekitar 2-20 juta personel cadangan. Wajib bagi semua warga negara pria berusia 18-27 tahun untuk wajib militer selama satu tahun di Angkatan Bersenjata.
Rusia termasuk di antara lima negara yang diakui memiliki senjata nuklir, dengan persediaan senjata nuklir terbesar di dunia; lebih dari setengah senjata nuklir dunia dimiliki oleh Rusia. Rusia memiliki armada kapal selam rudal balistik terbesar kedua di dunia, dan merupakan salah satu dari hanya tiga negara yang mengoperasikan pengebom strategis. Rusia mempertahankan pengeluaran militer tertinggi ketiga di dunia, menghabiskan $109 miliar pada tahun 2023, yang setara dengan sekitar 5,9% dari PDB-nya. Pada tahun 2021, Rusia adalah eksportir senjata terbesar kedua di dunia, dan memiliki industri pertahanan yang besar dan sepenuhnya mandiri, memproduksi sebagian besar peralatan militernya sendiri.
4.5. Hak Asasi Manusia

Pelanggaran hak asasi manusia di Rusia semakin banyak dilaporkan oleh kelompok-kelompok demokrasi dan kelompok hak asasi manusia terkemuka. Secara khusus, Amnesty International dan Human Rights Watch menyatakan bahwa Rusia tidak demokratis dan hanya memberikan sedikit hak politik dan kebebasan sipil kepada warganya.
Sejak tahun 2004, Freedom House telah memberi peringkat Rusia sebagai "tidak bebas" dalam survei Kebebasan di Dunia. Sejak tahun 2011, Economist Intelligence Unit telah memberi peringkat Rusia sebagai "rezim otoriter" dalam Indeks Demokrasi-nya, menempatkannya di peringkat ke-150 dari 167 negara pada tahun 2024. Dalam hal kebebasan media, Rusia menduduki peringkat ke-162 dari 180 negara dalam Indeks Kebebasan Pers Reporters Without Borders untuk tahun 2024. Pemerintah Rusia telah banyak dikritik oleh para pembangkang politik dan aktivis hak asasi manusia atas pemilu yang tidak adil, tindakan keras terhadap partai politik dan protes oposisi, penganiayaan terhadap organisasi non-pemerintah, penindasan paksa dan pembunuhan jurnalis independen, serta sensor media massa dan internet.
Muslim, terutama Salafi, telah menghadapi penganiayaan di Rusia. Untuk memadamkan pemberontakan di Kaukasus Utara, otoritas Rusia dituduh melakukan pembunuhan tanpa pandang bulu, penangkapan, penghilangan paksa, dan penyiksaan terhadap warga sipil. Di Dagestan, beberapa Salafi selain menghadapi pelecehan pemerintah berdasarkan penampilan mereka, rumah mereka diledakkan dalam operasi kontra-pemberontakan. Warga Chechnya dan Ingush di penjara Rusia dilaporkan mengalami lebih banyak penyiksaan daripada kelompok etnis lainnya. Selama invasi Ukraina tahun 2022, Rusia telah mendirikan kamp filtrasi di mana banyak warga Ukraina menjadi sasaran pelanggaran dan dikirim secara paksa ke Rusia; kamp-kamp tersebut telah dibandingkan dengan yang digunakan dalam Perang Chechnya. Represi politik juga meningkat setelah dimulainya invasi, dengan undang-undang yang diadopsi yang menetapkan hukuman karena "mendiskreditkan" angkatan bersenjata.
Rusia telah memberlakukan beberapa pembatasan terhadap hak LGBT, termasuk larangan pernikahan sesama jenis pada tahun 2020 dan penunjukan organisasi LGBT+ seperti Jaringan LGBT Rusia sebagai "agen asing". Situasi ini mencerminkan penyempitan ruang sipil dan peningkatan tekanan terhadap kelompok minoritas dan suara-suara kritis, yang bertentangan dengan nilai-nilai liberal sosial dan perkembangan demokrasi.
4.6. Korupsi
Sistem politik Rusia telah beragam digambarkan sebagai kleptokrasi, oligarki, dan plutokrasi. Rusia adalah negara Eropa dengan peringkat terendah dalam Indeks Persepsi Korupsi Transparency International untuk tahun 2024, menempati peringkat ke-154 dari 180 negara. Rusia memiliki sejarah korupsi yang panjang, yang dipandang sebagai masalah signifikan. Korupsi mempengaruhi berbagai sektor, termasuk ekonomi, bisnis, administrasi publik, penegakan hukum, layanan kesehatan, pendidikan, dan militer. Skandal korupsi besar sering melibatkan pejabat tinggi dan perusahaan negara, yang berdampak negatif pada kepercayaan publik dan pembangunan ekonomi. Meskipun pemerintah telah meluncurkan berbagai upaya anti-korupsi, efektivitasnya sering dipertanyakan karena kurangnya independensi lembaga penegak hukum dan peradilan, serta budaya impunitas yang meluas. Tingginya tingkat korupsi menghambat investasi asing, merusak persaingan yang sehat, dan memperburuk ketidaksetaraan sosial, yang bertentangan dengan prinsip-prinsip kemajuan sosial dan tata kelola yang baik.
4.7. Hukum dan Kejahatan
Pernyataan hukum utama dan mendasar di Rusia adalah Konstitusi Federasi Rusia. Undang-undang, seperti Kitab Undang-Undang Perdata Rusia dan Kitab Undang-Undang Pidana Rusia, adalah sumber hukum utama Rusia.
Rusia memiliki pasar perdagangan senjata ilegal terbesar kedua di dunia, setelah Amerika Serikat, menduduki peringkat pertama di Eropa dan ke-32 secara global dalam Indeks Kejahatan Terorganisir Global, dan termasuk di antara negara-negara dengan jumlah orang di penjara tertinggi. Sistem peradilan sering dikritik karena kurangnya independensi dan adanya pengaruh politik, terutama dalam kasus-kasus yang melibatkan oposisi politik atau kepentingan negara. Jenis-jenis kejahatan utama meliputi kejahatan properti, kejahatan ekonomi termasuk korupsi, dan kejahatan terorganisir. Kebijakan pengendalian kejahatan berfokus pada penegakan hukum yang lebih ketat, tetapi tantangan tetap ada dalam hal reformasi sistem peradilan dan penanganan akar penyebab kejahatan seperti kemiskinan dan ketidaksetaraan sosial.
5. Ekonomi

Rusia memiliki ekonomi campuran ekonomi pasar, setelah melalui transisi yang bergejolak dari model terencana Soviet selama tahun 1990-an. Sebagian besar aktivitas ekonomi negara berpusat pada sumber daya alamnya yang melimpah dan beragam, terutama minyak dan gas alam. Rusia diklasifikasikan oleh Bank Dunia sebagai negara berpendapatan tinggi, dengan ekonomi terbesar kesembilan di dunia berdasarkan PDB nominal dan keenam terbesar berdasarkan KKB; menurut beberapa ukuran, ekonominya menempati peringkat keempat atau kelima di dunia berdasarkan KKB. Jasa menyumbang sekitar 54% dari total PDB, diikuti oleh industri (33%), sedangkan sektor pertanian adalah yang terkecil, kurang dari 4% dari total PDB. Rusia memiliki angkatan kerja sekitar 70 juta, yang merupakan terbesar kedelapan di dunia, dan tingkat pengangguran resmi yang rendah sebesar 4,1%.
Rusia adalah eksportir terbesar ketiga belas di dunia dan importir terbesar ke-21. Rusia sangat bergantung pada pendapatan dari pajak terkait minyak dan gas serta tarif ekspor, yang menyumbang 45% dari pendapatan anggaran federal Rusia pada Januari 2022, dan hingga 60% dari ekspornya pada tahun 2019. Rusia memiliki salah satu tingkat utang luar negeri terendah di antara negara-negara ekonomi utama, dan memiliki cadangan devisa terbesar kelima, senilai lebih dari 600.00 B USD, meskipun setengahnya dibekukan di luar negeri, dan sejumlah besar diyakini telah dihabiskan untuk perang Ukraina. Ketidaksetaraan pendapatan dan kekayaan rumah tangga termasuk yang tertinggi di antara negara-negara maju, dan terdapat kesenjangan regional yang cukup besar dalam pembangunan ekonomi. Isu-isu sosial seperti dampak lingkungan dari industri, hak-hak buruh, dan kesetaraan sosial seringkali menjadi perhatian dalam konteks pembangunan ekonomi Rusia, terutama dari perspektif liberal sosial yang menekankan pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial.
Setelah lebih dari satu dekade pertumbuhan ekonomi pasca-Soviet yang pesat, didukung oleh harga minyak yang tinggi dan lonjakan cadangan devisa serta investasi asing, ekonomi Rusia dirusak oleh gelombang sanksi internasional yang diberlakukan pada tahun 2014 setelah Perang Rusia-Ukraina dan aneksasi Krimea. Setelah invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, negara ini menghadapi sanksi yang diperbarui dan boikot perusahaan, menjadi negara yang paling banyak dikenai sanksi di dunia, dalam sebuah langkah yang digambarkan sebagai "perang ekonomi dan keuangan habis-habisan" untuk mengisolasi ekonomi Rusia dari sistem keuangan Barat. Karena dampak negatif yang diakibatkannya, pemerintah Rusia telah berhenti menerbitkan serangkaian data ekonomi sejak April 2022. Meskipun Rusia telah mempertahankan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi relatif-terutama didorong oleh belanja militer yang tinggi, konsumsi rumah tangga, dan investasi modal-para ekonom menyarankan bahwa sanksi akan memiliki efek jangka panjang pada ekonomi Rusia.
5.1. Sejarah Ekonomi
Sejarah ekonomi Rusia mencerminkan transformasi besar dari Kekaisaran Rusia agraris, melalui ekonomi terencana Soviet, hingga sistem ekonomi pasar Federasi Rusia modern. Pada era Kekaisaran, ekonomi didominasi oleh pertanian dengan sistem feodal yang kuat, meskipun industrialisasi mulai berkembang pada akhir abad ke-19, terutama dengan investasi asing dan pembangunan kereta api. Revolusi 1917 mengarah pada pembentukan Uni Soviet dan implementasi ekonomi terencana. Di bawah Stalin, industrialisasi paksa dan kolektivisasi pertanian mengubah struktur ekonomi secara drastis, menghasilkan pertumbuhan industri berat yang pesat tetapi dengan biaya kemanusiaan yang besar dan inefisiensi pertanian.
Setelah Perang Dunia II, Uni Soviet menjadi kekuatan industri dan militer, tetapi ekonomi terpusatnya mulai menunjukkan tanda-tanda stagnasi pada tahun 1970-an dan 1980-an. Kebijakan Perestroika dan Glasnost oleh Gorbachev mencoba mereformasi sistem, tetapi malah mempercepat pembubarannya. Federasi Rusia yang baru terbentuk pada tahun 1990-an menjalani transisi radikal ke ekonomi pasar melalui "terapi kejut", yang mengakibatkan hiperinflasi, penurunan PDB yang tajam, dan meningkatnya ketidaksetaraan sosial. Krisis keuangan tahun 1998 menjadi titik balik, yang diikuti oleh periode pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh harga minyak dan gas yang tinggi pada tahun 2000-an. Namun, ketergantungan pada ekspor komoditas membuat ekonomi rentan terhadap fluktuasi harga global. Sanksi yang diberlakukan setelah aneksasi Krimea pada tahun 2014 dan invasi Ukraina pada tahun 2022 telah memberikan tekanan lebih lanjut pada ekonomi Rusia, mendorong upaya diversifikasi dan kemandirian ekonomi, meskipun dengan tantangan yang signifikan terkait hak-hak buruh dan isu lingkungan.
5.2. Industri Utama
Sektor-sektor industri inti yang membentuk ekonomi Rusia mencakup energi (minyak, gas), pertambangan, manufaktur, pertanian, dan jasa. Sektor energi, khususnya produksi dan ekspor minyak dan gas alam, secara historis menjadi tulang punggung ekonomi Rusia, memberikan kontribusi signifikan terhadap PDB dan pendapatan ekspor. Industri pertambangan juga penting, dengan Rusia memiliki cadangan besar berbagai mineral. Sektor manufaktur mencakup industri berat seperti pembuatan mesin, metalurgi, dan industri pertahanan, serta industri ringan. Pertanian, meskipun kontribusinya terhadap PDB lebih kecil, tetap penting untuk ketahanan pangan domestik dan ekspor komoditas tertentu. Sektor jasa telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, terutama di bidang keuangan, telekomunikasi, dan ritel. Pembangunan industri-industri ini seringkali menimbulkan dampak sosial dan lingkungan, seperti polusi, degradasi lahan, dan masalah terkait hak-hak buruh, yang menjadi perhatian dari perspektif liberal sosial. Upaya untuk memodernisasi dan mendiversifikasi industri terus dilakukan, meskipun menghadapi tantangan dari ketergantungan pada sumber daya alam dan sanksi internasional.
5.2.1. Energi

Rusia secara luas digambarkan sebagai negara adidaya energi. Rusia memiliki cadangan gas terbukti terbesar di dunia, cadangan batu bara terbesar kedua, cadangan minyak terbesar kedelapan, dan cadangan serpih minyak terbesar di Eropa. Rusia juga merupakan eksportir gas alam terkemuka di dunia, produsen gas alam terbesar kedua, serta produsen minyak terbesar kedua dan eksportir minyak terbesar kedua. Produksi minyak dan gas Rusia menyebabkan hubungan ekonomi yang mendalam dengan Uni Eropa, Tiongkok, dan negara-negara bekas Soviet serta Blok Timur. Sebagai contoh, selama dekade terakhir, pangsa Rusia dari total permintaan gas untuk UE (termasuk Inggris Raya) meningkat dari 25% pada tahun 2009 menjadi 32% pada minggu-minggu sebelum invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
Pada pertengahan tahun 2000-an, pangsa sektor minyak dan gas dalam PDB sekitar 20%, dan pada tahun 2013 sebesar 20-21% dari PDB. Pangsa minyak dan gas dalam ekspor Rusia (sekitar 50%) dan pendapatan anggaran federal (sekitar 50%) sangat besar, dan dinamika PDB Rusia sangat bergantung pada harga minyak dan gas, tetapi pangsa dalam PDB jauh di bawah 50%. Menurut penilaian komprehensif pertama yang diterbitkan oleh badan statistik Rusia, Rosstat, pada tahun 2021, pangsa total maksimum sektor minyak dan gas dalam PDB Rusia-termasuk ekstraksi, pemurnian, transportasi, penjualan minyak dan gas, semua barang dan jasa yang digunakan, dan semua kegiatan pendukung- mencapai 19,2% pada tahun 2019 dan 15,2% pada tahun 2020; ini sebanding dengan pangsa PDB di Norwegia dan Kazakhstan, dan jauh lebih rendah daripada pangsa PDB di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Rusia adalah produsen listrik terbesar keempat di dunia. Gas alam sejauh ini merupakan sumber energi terbesar, mencakup lebih dari setengah semua energi primer dan 42% konsumsi listrik. Rusia adalah negara pertama yang mengembangkan tenaga nuklir sipil, membangun pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di dunia pada tahun 1954; Rusia tetap menjadi pelopor dalam teknologi energi nuklir dan dianggap sebagai pemimpin dunia dalam reaktor neutron cepat. Rusia adalah produsen energi nuklir terbesar keempat di dunia, yang menyumbang seperempat dari total pembangkit listrik. Kebijakan energi Rusia bertujuan untuk memperluas peran energi nuklir dan mengembangkan teknologi reaktor baru.
Rusia meratifikasi Persetujuan Paris pada tahun 2019. Emisi gas rumah kaca negara ini adalah yang terbesar keempat di dunia. Batu bara masih menyumbang lebih dari 15% energi primer. Rusia adalah produsen pembangkit listrik tenaga air terbesar kelima per tahun 2022, dengan tenaga air menyumbang hampir seperlima dari total pembangkit listrik (17%). Penggunaan dan pengembangan sumber energi terbarukan lainnya masih dapat diabaikan, karena Rusia termasuk di antara sedikit negara tanpa dukungan pemerintah atau publik yang kuat untuk memperluas sumber energi ini.
5.2.2. Transportasi

Transportasi kereta api di Rusia sebagian besar dikendalikan oleh Kereta Api Rusia yang dikelola negara. Total panjang jalur kereta api yang umum digunakan adalah yang terpanjang ketiga di dunia, melebihi 87.00 K km. Per tahun 2019, Rusia memiliki jaringan jalan terbesar kelima di dunia, dengan lebih dari 1,5 juta km jalan raya, meskipun kepadatan jalannya termasuk yang terendah di dunia, sebagian karena luas daratannya yang luas. Jalur air pedalaman Rusia adalah yang terpanjang di dunia, dengan total 102.00 K km. Rusia memiliki lebih dari 900 bandara, peringkat ketujuh di dunia, di antaranya yang tersibuk adalah Bandara Internasional Sheremetyevo di Moskwa. Pelabuhan terbesar Rusia adalah Pelabuhan Novorossiysk di Krai Krasnodar di sepanjang Laut Hitam.
5.2.3. Pertanian dan Perikanan

Sektor pertanian Rusia menyumbang sekitar 5% dari total PDB negara, meskipun sektor ini mempekerjakan sekitar seperdelapan dari total angkatan kerja. Rusia memiliki area budidaya terbesar ketiga di dunia, sebesar 1.27 M km2. Namun, karena kerasnya lingkungannya, hanya sekitar 13,1% dari tanahnya yang merupakan pertanian, dengan tambahan 7,4% merupakan lahan subur. Lahan pertanian negara ini dianggap sebagai bagian dari "lumbung pangan" Eropa. Lebih dari sepertiga area yang ditanami didedikasikan untuk tanaman pakan ternak, dan sisa lahan pertanian digunakan untuk tanaman industri, sayuran, dan buah-buahan. Produk utama pertanian Rusia selalu biji-bijian, yang menempati lebih dari separuh lahan tanam. Rusia adalah eksportir gandum terbesar di dunia, produsen jelai dan gandum kuda terbesar, di antara eksportir terbesar jagung dan minyak bunga matahari, dan produsen pupuk terkemuka.
Berbagai analis adaptasi perubahan iklim memperkirakan peluang besar bagi pertanian Rusia selama sisa abad ke-21 karena kemampuan bertani meningkat di Siberia, yang akan menyebabkan migrasi internal dan eksternal ke wilayah tersebut. Karena garis pantainya yang panjang di sepanjang tiga samudra dan dua belas laut marjinal, Rusia mempertahankan industri perikanan terbesar keenam di dunia; menangkap hampir 5 juta ton ikan pada tahun 2018. Rusia adalah rumah bagi kaviar terbaik dunia, beluga; dan menghasilkan sekitar sepertiga dari semua ikan kaleng, dan sekitar seperempat dari total ikan segar dan beku dunia.
5.3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Rusia menghabiskan sekitar 1% dari PDB-nya untuk penelitian dan pengembangan pada tahun 2019, dengan anggaran tertinggi kesepuluh di dunia. Rusia juga menduduki peringkat kesepuluh di seluruh dunia dalam jumlah publikasi ilmiah pada tahun 2020, dengan sekitar 1,3 juta makalah. Sejak tahun 1904, Hadiah Nobel telah dianugerahkan kepada 26 warga Soviet dan Rusia dalam bidang fisika, kimia, kedokteran, ekonomi, sastra, dan perdamaian. Rusia menduduki peringkat ke-60 dalam Indeks Inovasi Global pada tahun 2024, turun dari peringkat ke-45 pada tahun 2021.
Sejak zaman Nikolay Lobachevsky, yang memelopori geometri non-Euklides, dan Pafnuty Chebyshev, seorang tutor terkemuka; matematikawan Rusia menjadi salah satu yang paling berpengaruh di dunia. Dmitry Mendeleev menemukan Tabel periodik, kerangka utama kimia modern. Sembilan matematikawan Soviet dan Rusia telah dianugerahi Fields Medal. Grigori Perelman ditawari Clay Masalah Milenium pertama kalinya atas bukti akhirnya tentang Konjektur Poincaré pada tahun 2002, serta Fields Medal pada tahun 2006.
Alexander Popov termasuk di antara penemu radio, sementara Nikolai Basov dan Alexander Prokhorov adalah rekan penemu laser dan maser. Oleg Losev memberikan kontribusi penting dalam bidang sambungan semikonduktor, dan menemukan dioda pemancar cahaya. Vladimir Vernadsky dianggap sebagai salah satu pendiri geokimia, biogeokimia, dan radiogeologi. Élie Metchnikoff dikenal karena penelitian terobosannya dalam imunologi. Ivan Pavlov dikenal terutama karena karyanya dalam pengkondisian klasik. Lev Landau memberikan kontribusi mendasar pada banyak bidang fisika teoretis.
Nikolai Vavilov paling dikenal karena telah mengidentifikasi pusat-pusat asal tanaman budidaya. Trofim Lysenko dikenal terutama karena Lysenkoisme. Banyak ilmuwan dan penemu Rusia terkenal adalah émigré. Igor Sikorsky adalah seorang pelopor penerbangan. Vladimir Zworykin adalah penemu sistem televisi ikonoskop dan kinoskop. Theodosius Dobzhansky adalah tokoh sentral dalam bidang biologi evolusioner atas karyanya dalam membentuk sintesis modern. George Gamow adalah salah satu pendukung utama teori Ledakan Besar.
5.3.1. Eksplorasi Luar Angkasa

Roscosmos adalah badan antariksa nasional Rusia. Pencapaian negara ini dalam bidang teknologi luar angkasa dan eksplorasi luar angkasa dapat ditelusuri kembali ke Konstantin Tsiolkovsky, bapak astronautika teoretis, yang karyanya telah menginspirasi para insinyur roket Soviet terkemuka, seperti Sergey Korolyov, Valentin Glushko, dan banyak lainnya yang berkontribusi pada keberhasilan program luar angkasa Soviet pada tahap awal Perlombaan Antariksa dan seterusnya.
Pada tahun 1957, satelit buatan pertama yang mengorbit Bumi, Sputnik 1, diluncurkan. Pada tahun 1961, perjalanan manusia pertama ke luar angkasa berhasil dilakukan oleh Yuri Gagarin. Banyak catatan eksplorasi luar angkasa Soviet dan Rusia lainnya menyusul. Pada tahun 1963, Valentina Tereshkova menjadi wanita pertama dan termuda di luar angkasa, setelah menerbangkan misi solo dengan Vostok 6. Pada tahun 1965, Alexei Leonov menjadi manusia pertama yang melakukan perjalanan luar angkasa, keluar dari kapsul luar angkasa selama Voskhod 2.
Pada tahun 1957, Laika, seekor anjing luar angkasa Soviet, menjadi hewan pertama yang mengorbit Bumi, di atas Sputnik 2. Pada tahun 1966, Luna 9 menjadi wahana antariksa pertama yang mencapai pendaratan yang dapat bertahan di benda langit, yaitu Bulan. Pada tahun 1968, Zond 5 membawa makhluk Bumi pertama (dua kura-kura dan bentuk kehidupan lainnya) untuk mengelilingi Bulan. Pada tahun 1970, Venera 7 menjadi wahana antariksa pertama yang mendarat di planet lain, yaitu Venus. Pada tahun 1971, Mars 3 menjadi wahana antariksa pertama yang mendarat di Mars. Selama periode yang sama, Lunokhod 1 menjadi penjelajah luar angkasa pertama, sementara Salyut 1 menjadi stasiun luar angkasa pertama di dunia.
Rusia memiliki 172 satelit aktif di luar angkasa pada April 2022, tertinggi ketiga di dunia. Antara penerbangan terakhir program Pesawat Ulang Alik pada tahun 2011 dan SpaceX misi berawak pertama tahun 2020, roket Soyuz adalah satu-satunya wahana peluncur yang mampu mengangkut astronaut ke ISS. Luna 25 yang diluncurkan pada Agustus 2023, adalah yang pertama dari program eksplorasi Bulan Luna-Glob.
6. Demografi
Rusia adalah negara terpadat di Eropa dan kesembilan terpadat di dunia, meskipun memiliki kepadatan penduduk yang rendah karena luas wilayahnya. Mayoritas penduduk terkonsentrasi di bagian barat dan merupakan masyarakat urban. Negara ini menghadapi tantangan demografi seperti penurunan populasi historis dan penuaan populasi.

6.1. Kependudukan
Rusia memiliki jumlah penduduk 144,7 juta jiwa pada sensus 2021 (tidak termasuk Krimea dan Sevastopol), naik dari 142,8 juta pada sensus 2010. Negara ini merupakan negara dengan penduduk terbanyak di Eropa dan kesembilan terbanyak di dunia. Dengan kepadatan penduduk 8,4 jiwa per kilometer persegi, Rusia adalah salah satu negara dengan kepadatan penduduk terendah di dunia, dengan mayoritas penduduk terkonsentrasi di bagian barat negara tersebut. Dua pertiga penduduk tinggal di perkotaan.
Populasi Rusia mencapai puncaknya pada 148 juta jiwa pada tahun 1993, kemudian mengalami penurunan akibat tingkat kematian yang melebihi tingkat kelahiran, yang disebut krisis demografi. Pada tahun 2009, Rusia mencatat pertumbuhan penduduk tahunan untuk pertama kalinya dalam 15 tahun, dan kemudian mengalami pertumbuhan tahunan karena penurunan angka kematian, peningkatan angka kelahiran, dan peningkatan imigrasi. Namun, tren ini berbalik sejak 2020 akibat tingginya angka kematian akibat pandemi COVID-19, yang merupakan penurunan terbesar dalam masa damai. Invasi ke Ukraina pada tahun 2022 memperdalam krisis demografi akibat tingginya korban militer dan gelombang emigrasi baru akibat sanksi dan boikot Barat.
Pada tahun 2022, tingkat kesuburan total Rusia diperkirakan 1,42 anak per wanita, di bawah tingkat penggantian 2,1 dan termasuk yang terendah di dunia. Akibatnya, Rusia memiliki salah satu populasi tertua di dunia dengan usia median 40,3 tahun. Masalah kependudukan ini menjadi perhatian serius pemerintah, dengan berbagai kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan angka kelahiran dan menarik imigran, meskipun hasilnya masih beragam.
6.2. Kelompok Etnis

Rusia adalah negara multinasional dengan banyak entitas subnasional yang terkait dengan berbagai minoritas. Terdapat lebih dari 193 kelompok etnis di seluruh negeri. Dalam sensus 2010, sekitar 81% populasi adalah etnis Rusia, dan 19% sisanya adalah etnis minoritas; sementara lebih dari empat perlima populasi Rusia berasal dari keturunan Eropa-di antaranya mayoritas besar adalah Slavia, dengan minoritas substansial dari Finno-Ugrik dan Jermanik. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, populasi imigran Rusia adalah yang terbesar ketiga di dunia, berjumlah lebih dari 11,6 juta; sebagian besar berasal dari negara pasca-Soviet, terutama dari Asia Tengah.

Beberapa kelompok etnis terbesar selain Rusia meliputi Tatar, Ukraina (banyak di antaranya telah berasimilasi atau mengidentifikasi diri sebagai Rusia, terutama setelah 2014), Bashkir, Chuvash, dan Chechen. Pemerintah federal Rusia secara resmi mengakui keragaman etnis ini dan memiliki kebijakan yang bertujuan untuk melindungi hak-hak budaya dan bahasa minoritas, meskipun implementasi dan efektivitas kebijakan ini sering menjadi subjek perdebatan. Hubungan antar-etnis di Rusia secara umum stabil, tetapi kadang-kadang diwarnai oleh ketegangan, terutama di wilayah Kaukasus Utara dan di beberapa daerah perkotaan yang menerima banyak migran.
6.3. Bahasa

Bahasa Rusia adalah bahasa resmi dan bahasa yang dominan digunakan di Rusia. Ini adalah bahasa asli yang paling banyak digunakan di Eropa, bahasa yang paling tersebar luas secara geografis di Eurasia, serta bahasa Slavia yang paling banyak digunakan di dunia. Bahasa Rusia adalah salah satu dari dua bahasa resmi di Stasiun Luar Angkasa Internasional, serta salah satu dari enam bahasa resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Rusia adalah bangsa multibahasa; sekitar 100-150 bahasa minoritas digunakan di seluruh negeri. Menurut Sensus Rusia tahun 2010, 137,5 juta orang di seluruh negeri berbicara bahasa Rusia, 4,3 juta berbicara Tatar, dan 1,1 juta berbicara Ukraina. Konstitusi memberikan hak kepada masing-masing republik di negara itu untuk menetapkan bahasa negara mereka sendiri selain bahasa Rusia, serta menjamin hak warganya untuk melestarikan bahasa ibu mereka dan menciptakan kondisi untuk studi dan pengembangannya. Namun, berbagai ahli mengklaim bahwa keragaman linguistik Rusia menurun dengan cepat karena banyak bahasa menjadi terancam punah. Kebijakan bahasa pemerintah federal berupaya menyeimbangkan promosi bahasa Rusia sebagai bahasa persatuan nasional dengan pelestarian bahasa-bahasa minoritas, meskipun seringkali ada kritik bahwa bahasa Rusia terlalu dominan dalam sistem pendidikan dan administrasi publik.
6.4. Agama

Rusia secara konstitusional adalah negara sekuler yang secara resmi menjunjung kebebasan beragama. Agama terbesar adalah Kristen Ortodoks Timur, yang sebagian besar diwakili oleh Gereja Ortodoks Rusia, yang secara hukum diakui karena "peran khususnya" dalam "sejarah dan pembentukan serta pengembangan spiritualitas dan budayanya." Kristen, Islam, Yudaisme, dan Buddha diakui oleh hukum Rusia sebagai agama "tradisional" negara yang merupakan "warisan sejarah"-nya.

Islam adalah agama terbesar kedua di Rusia dan merupakan tradisi di antara mayoritas penduduk Kaukasus Utara dan beberapa bangsa Turkik di wilayah Volga-Ural. Populasi besar penganut Buddha ditemukan di Kalmykia, Buryatia, Krai Zabaykalsky, dan mereka merupakan mayoritas penduduk di Tuva. Banyak orang Rusia mempraktikkan agama lain, termasuk Rodnovery (Neopaganisme Slavia), Assianisme (Neopaganisme Skithia), Paganisme etnis lainnya, dan gerakan antar-Pagan seperti Anastasianisme Pohon Cedar Berdering, berbagai gerakan Hindu, Shamanisme Siberia dan Tengrisme, berbagai gerakan Neo-Teosofi seperti Roerichisme, dan kepercayaan lainnya. Beberapa minoritas agama telah menghadapi penindasan dan beberapa telah dilarang di negara ini; terutama, pada tahun 2017 Saksi-Saksi Yehuwa dilarang di Rusia, menghadapi penganiayaan sejak saat itu, setelah dinyatakan sebagai kepercayaan "ekstremis" dan "nontradisional".
Pada tahun 2012, organisasi penelitian Sreda, bekerja sama dengan Kementerian Kehakiman, menerbitkan Atlas Arena, sebuah lampiran untuk sensus 2010, yang merinci populasi agama dan kebangsaan Rusia, berdasarkan survei sampel besar di seluruh negeri. Hasilnya menunjukkan bahwa 47,3% orang Rusia menyatakan diri sebagai Kristen-termasuk 41% Ortodoks Rusia, 1,5% hanya Ortodoks atau anggota gereja Ortodoks non-Rusia, 4,1% Kristen tidak terafiliasi, dan kurang dari 1% Pemercaya Lama, Katolik atau Protestan-25% adalah orang percaya tanpa afiliasi dengan agama tertentu, 13% adalah ateis, 6,5% adalah Muslim, 1,2% adalah pengikut "agama tradisional yang menghormati dewa dan leluhur" (Rodnovery, Paganisme lainnya, Shamanisme Siberia dan Tengrisme), 0,5% adalah penganut Buddha, 0,1% adalah Yahudi religius, dan 0,1% adalah penganut Hindu.
Pada tahun 2024, Yayasan Opini Publik (FOM) menemukan bahwa 61,8% orang Rusia mengidentifikasi diri sebagai Kristen Ortodoks, 2,6% sebagai Kristen lainnya, 9,5% sebagai Muslim, 21,2% sebagai tidak beragama, 1,4% mengikuti agama lain, dan 3,5% tidak yakin tentang kepercayaan mereka. Menurut survei tersebut, Ortodoksi lebih tersebar luas di kalangan wanita, orang berusia 60 tahun ke atas, dan orang yang tinggal di Distrik Federal Pusat dan Selatan, sementara Islam adalah agama dominan di Distrik Federal Kaukasus Utara.
6.5. Pendidikan

Rusia memiliki tingkat melek huruf dewasa 100%, dan memiliki pendidikan wajib selama 11 tahun, khusus untuk anak-anak berusia 7 hingga 17-18 tahun. Rusia memberikan pendidikan gratis kepada warganya berdasarkan konstitusi. Kementerian Pendidikan Rusia bertanggung jawab atas pendidikan dasar dan menengah, serta pendidikan kejuruan; sementara Kementerian Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Rusia bertanggung jawab atas ilmu pengetahuan dan pendidikan tinggi. Otoritas regional mengatur pendidikan dalam yurisdiksi mereka dalam kerangka hukum federal yang berlaku. Rusia termasuk di antara negara-negara paling terdidik di dunia, dan memiliki proporsi lulusan tingkat tersier tertinggi keenam dalam hal persentase populasi, sebesar 62,1%. Rusia menghabiskan sekitar 4,7% dari PDB-nya untuk pendidikan pada tahun 2018.
Sistem pendidikan pra-sekolah Rusia sangat berkembang dan bersifat opsional, sekitar empat perlima anak berusia 3 hingga 6 tahun menghadiri penitipan anak atau taman kanak-kanak. Sekolah dasar wajib selama sebelas tahun, mulai dari usia 6 hingga 7 tahun, dan mengarah pada sertifikat pendidikan umum dasar. Diperlukan dua atau tiga tahun sekolah tambahan untuk sertifikat tingkat menengah, dan sekitar tujuh perdelapan orang Rusia melanjutkan pendidikan mereka melewati tingkat ini.
Penerimaan ke lembaga pendidikan tinggi bersifat selektif dan sangat kompetitif: program gelar pertama biasanya memakan waktu lima tahun. Universitas tertua dan terbesar di Rusia adalah Universitas Negeri Moskwa dan Universitas Negeri Saint Petersburg. Terdapat sepuluh universitas federal yang sangat bergengsi di seluruh negeri. Rusia adalah tujuan kelima terkemuka di dunia untuk mahasiswa internasional pada tahun 2019, menampung sekitar 300 ribu mahasiswa.
6.6. Kesehatan

Rusia, berdasarkan konstitusi, menjamin layanan kesehatan universal gratis untuk semua warga negara Rusia, melalui program asuransi kesehatan negara wajib. Kementerian Kesehatan Federasi Rusia mengawasi sistem layanan kesehatan publik Rusia, dan sektor ini mempekerjakan lebih dari dua juta orang. Daerah federal juga memiliki departemen kesehatan sendiri yang mengawasi administrasi lokal. Diperlukan rencana asuransi kesehatan swasta terpisah untuk mengakses layanan kesehatan swasta di Rusia.
Rusia menghabiskan 5,65% dari PDB-nya untuk layanan kesehatan pada tahun 2019. Pengeluaran layanan kesehatannya jauh lebih rendah daripada negara maju lainnya. Rusia memiliki salah satu rasio jenis kelamin paling bias perempuan di dunia, dengan 0,859 pria untuk setiap wanita, karena tingginya tingkat kematian pria. Pada tahun 2021, harapan hidup keseluruhan di Rusia saat lahir adalah 70,06 tahun (65,51 tahun untuk pria dan 74,51 tahun untuk wanita), dan memiliki tingkat kematian bayi yang sangat rendah (5 per 1.000 kelahiran hidup).
Penyebab utama kematian di Rusia adalah penyakit kardiovaskular. Obesitas adalah masalah kesehatan yang lazim di Rusia; sebagian besar orang dewasa kelebihan berat badan atau obesitas. Namun, tingkat konsumsi alkohol Rusia yang secara historis tinggi adalah masalah kesehatan terbesar di negara itu, karena tetap menjadi salah satu yang tertinggi di dunia, meskipun terjadi penurunan tajam dalam dekade terakhir. Merokok adalah masalah kesehatan lain di negara itu. Tingkat bunuh diri yang tinggi di negara itu, meskipun cenderung menurun, tetap menjadi masalah sosial yang signifikan.
7. Budaya

Penulis Rusia dan filsuf Rusia telah memainkan peran penting dalam pengembangan sastra dan pemikiran Eropa. Rusia juga telah sangat mempengaruhi musik klasik, balet, olahraga, lukisan, dan sinema. Negara ini juga telah membuat kontribusi perintis untuk ilmu pengetahuan dan teknologi serta eksplorasi luar angkasa.
Rusia adalah rumah bagi 32 Situs Warisan Dunia UNESCO, 21 di antaranya bersifat budaya; sementara 31 situs lainnya berada dalam daftar tentatif. Diaspora Rusia global yang besar juga memainkan peran utama dalam menyebarkan budaya Rusia ke seluruh dunia. Simbol nasional Rusia, elang berkepala dua, berasal dari periode Ketsaran, dan ditampilkan dalam lambang negara dan heraldik Rusia. Beruang Rusia dan Ibu Rusia sering digunakan sebagai personifikasi nasional negara tersebut. Boneka Matryoshka dianggap sebagai ikon budaya Rusia.
7.1. Seni dan Arsitektur


Lukisan Rusia awal diwakili dalam ikon dan fresco yang semarak. Pada awal abad ke-15, pelukis ikon ulung Andrei Rublev menciptakan beberapa seni religius paling berharga di Rusia. Akademi Seni Rusia, yang didirikan pada tahun 1757, untuk melatih seniman Rusia, membawa teknik lukisan sekuler Barat ke Rusia. Pada abad ke-18, para akademisi Ivan Argunov, Dmitry Levitzky, Vladimir Borovikovsky menjadi berpengaruh. Awal abad ke-19 menyaksikan banyak lukisan terkemuka karya Karl Bryullov dan Alexander Ivanov, keduanya dikenal karena kanvas sejarah Romantis. Ivan Aivazovsky, pelukis Romantis lainnya, dianggap sebagai salah satu master terbesar seni bahari.
Pada tahun 1860-an, sekelompok realis kritis (Peredvizhniki), yang dipimpin oleh Ivan Kramskoy, Ilya Repin, dan Vasily Perov memisahkan diri dari akademi, dan menggambarkan berbagai aspek kehidupan sosial dalam lukisan. Pergantian abad ke-20 menyaksikan munculnya simbolisme; diwakili oleh Mikhail Vrubel dan Nicholas Roerich. Avant-garde Rusia berkembang pesat dari sekitar tahun 1890 hingga 1930; dan seniman berpengaruh global dari era ini adalah El Lissitzky, Kazimir Malevich, Natalia Goncharova, Wassily Kandinsky, dan Marc Chagall.
Sejarah arsitektur Rusia dimulai dengan bangunan kerajinan kayu awal Slavia kuno, dan arsitektur gereja Rus Kiev. Setelah Kristenisasi Rus Kiev, selama beberapa abad arsitektur Rusia didominasi oleh pengaruh arsitektur Bizantium. Aristotle Fioravanti dan arsitek Italia lainnya membawa tren Renaisans ke Rusia. Abad ke-16 menyaksikan perkembangan gereja berbentuk tenda yang unik; dan desain kubah bawang, yang merupakan ciri khas arsitektur Rusia. Pada abad ke-17, gaya ornamen "berapi-api" berkembang pesat di Moskwa dan Yaroslavl, secara bertahap membuka jalan bagi barok Naryshkin tahun 1680-an.
Setelah reformasi Pyotr Agung, arsitektur Rusia dipengaruhi oleh gaya Eropa Barat. Selera abad ke-18 untuk arsitektur Rokoko mengarah pada karya-karya Bartolomeo Rastrelli dan para pengikutnya. Arsitek Rusia paling berpengaruh pada abad kedelapan belas; Vasily Bazhenov, Matvey Kazakov, dan Ivan Starov, menciptakan monumen abadi di Moskwa dan Saint Petersburg dan membangun dasar untuk bentuk-bentuk Rusia yang lebih baru yang mengikutinya. Selama pemerintahan Katarina Agung, Saint Petersburg diubah menjadi museum luar ruangan arsitektur Neoklasik. Di bawah Aleksandr I, gaya Kekaisaran menjadi gaya arsitektur de facto. Paruh kedua abad ke-19 didominasi oleh gaya Neo-Bizantium dan Kebangkitan Rusia. Pada awal abad ke-20, kebangkitan neoklasik Rusia menjadi tren. Gaya yang lazim pada akhir abad ke-20 adalah Art Nouveau, Konstruktivisme, dan Klasisisme Sosialis.
7.2. Musik

Hingga abad ke-18, musik di Rusia sebagian besar terdiri dari musik gereja dan lagu serta tarian rakyat. Pada abad ke-19, musik Rusia didefinisikan oleh ketegangan antara komposer klasik Mikhail Glinka bersama dengan anggota lain dari Kelompok Lima, yang kemudian digantikan oleh lingkaran Belyayev, dan Masyarakat Musik Rusia yang dipimpin oleh komposer Anton dan Nikolay Rubinstein. Tradisi selanjutnya dari Pyotr Ilyich Tchaikovsky, salah satu komposer terbesar era Romantis, dilanjutkan hingga abad ke-20 oleh Sergei Rachmaninoff. Komposer terkenal dunia abad ke-20 termasuk Alexander Scriabin, Alexander Glazunov, Igor Stravinsky, Sergei Prokofiev, dan Dmitri Shostakovich, dan kemudian Edison Denisov, Sofia Gubaidulina, Georgy Sviridov, dan Alfred Schnittke.
Selama era Soviet, musik populer juga menghasilkan sejumlah tokoh terkenal, seperti dua penyanyi balada-Vladimir Vysotsky dan Bulat Okudzhava, serta penampil seperti Alla Pugacheva. Jazz, bahkan dengan sanksi dari otoritas Soviet, berkembang pesat dan menjadi salah satu bentuk musik paling populer di negara itu. Pada tahun 1980-an, musik rock menjadi populer di seluruh Rusia, dan menghasilkan band-band seperti Aria, Aquarium, DDT, dan Kino; pemimpin Kino, Viktor Tsoi, khususnya, adalah sosok yang sangat besar. Musik pop terus berkembang di Rusia sejak tahun 1960-an, dengan grup-grup terkenal secara global seperti t.A.T.u.
7.3. Sastra dan Filsafat


Sastra Rusia termasuk yang paling berpengaruh dan berkembang di dunia. Sastra ini dapat ditelusuri hingga Abad Pertengahan, ketika epos dan kronik dalam Slavia Timur Kuno disusun. Pada Abad Pencerahan, sastra semakin penting, dengan karya-karya dari Mikhail Lomonosov, Denis Fonvizin, Gavrila Derzhavin, dan Nikolay Karamzin. Sejak awal tahun 1830-an, selama Zaman Keemasan Puisi Rusia, sastra mengalami zaman keemasan yang menakjubkan dalam puisi, prosa, dan drama. Romantisisme memungkinkan berkembangnya bakat puitis: Vasily Zhukovsky dan kemudian anak didiknya Alexander Pushkin menjadi yang terdepan. Mengikuti jejak Pushkin, lahirlah generasi penyair baru, termasuk Mikhail Lermontov, Nikolay Nekrasov, Aleksey Konstantinovich Tolstoy, Fyodor Tyutchev, dan Afanasy Fet.
Novelis besar Rusia pertama adalah Nikolai Gogol. Kemudian muncul Ivan Turgenev, yang menguasai baik cerita pendek maupun novel. Fyodor Dostoevsky dan Leo Tolstoy segera menjadi terkenal secara internasional. Mikhail Saltykov-Shchedrin menulis satire prosa, sementara Nikolai Leskov paling dikenang karena fiksi pendeknya. Pada paruh kedua abad ini, Anton Chekhov unggul dalam cerita pendek dan menjadi dramawan terkemuka. Perkembangan penting lainnya pada abad ke-19 termasuk penulis fabel Ivan Krylov, penulis non-fiksi seperti kritikus Vissarion Belinsky, dan dramawan seperti Aleksandr Griboyedov dan Aleksandr Ostrovsky. Awal abad ke-20 dianggap sebagai Zaman Perak Puisi Rusia. Era ini memiliki penyair seperti Alexander Blok, Anna Akhmatova, Boris Pasternak, dan Konstantin Balmont. Era ini juga menghasilkan beberapa novelis dan penulis cerita pendek kelas satu, seperti Aleksandr Kuprin, pemenang Hadiah Nobel Ivan Bunin, Leonid Andreyev, Yevgeny Zamyatin, Dmitry Merezhkovsky, dan Andrei Bely.
Setelah Revolusi Rusia tahun 1917, sastra Rusia terpecah menjadi bagian Soviet dan émigré putih. Pada tahun 1930-an, Realisme sosialis menjadi tren dominan di Rusia. Tokoh utamanya adalah Maxim Gorky, yang meletakkan dasar gaya ini. Mikhail Bulgakov adalah salah satu penulis terkemuka era Soviet. Novel Bagaimana Baja Ditempa karya Nikolay Ostrovsky termasuk karya sastra Rusia yang paling sukses. Penulis émigré berpengaruh termasuk Vladimir Nabokov, dan Isaac Asimov; yang dianggap sebagai salah satu dari "Tiga Besar" penulis fiksi ilmiah. Beberapa penulis berani menentang ideologi Soviet, seperti novelis pemenang Hadiah Nobel Aleksandr Solzhenitsyn, yang menulis tentang kehidupan di kamp Gulag.
Filsafat Rusia sangat berpengaruh. Alexander Herzen dikenal sebagai salah satu bapak populisme agraria. Mikhail Bakunin disebut sebagai bapak anarkisme. Peter Kropotkin adalah teoretikus terpenting anarko-komunisme. Tulisan-tulisan Mikhail Bakhtin telah banyak menginspirasi para sarjana. Helena Blavatsky mendapatkan pengikut internasional sebagai teoretikus utama Teosofi, dan turut mendirikan Masyarakat Teosofi. Vladimir Lenin, seorang revolusioner besar, mengembangkan varian komunisme yang dikenal sebagai Leninisme. Leon Trotsky, di sisi lain, mendirikan Trotskyisme. Alexander Zinoviev adalah seorang filsuf terkemuka pada paruh kedua abad ke-20. Aleksandr Dugin, yang dikenal karena pandangan fasisnya, dianggap sebagai "guru geopolitik".
7.4. Kuliner

Masakan Rusia telah dibentuk oleh iklim, tradisi budaya dan agama, serta geografi bangsa yang luas; dan memiliki kesamaan dengan masakan negara-negara tetangganya. Tanaman gandum hitam, gandum, jelai, dan jawawut menyediakan bahan untuk berbagai roti, panekuk, dan sereal, serta untuk banyak minuman. Roti, dalam banyak variasi, sangat populer di seluruh Rusia. Sup dan semur yang kaya rasa termasuk shchi, borscht, ukha, solyanka, dan okroshka. Smetana (krim asam kental) dan mayones sering ditambahkan ke sup dan salad. Pirozhki, blini, dan syrniki adalah jenis panekuk asli. Beef Stroganoff, Ayam Kiev, pelmeni, dan shashlik adalah hidangan daging yang populer. Hidangan daging lainnya termasuk gulungan kubis (golubtsy) yang biasanya diisi dengan daging. Salad termasuk salad Olivier, vinegret, dan herring berbumbu.
Minuman non-alkohol nasional Rusia adalah kvass, dan minuman beralkohol nasionalnya adalah vodka; produksinya di Rusia (dan di tempat lain) berasal dari abad ke-14. Negara ini memiliki konsumsi vodka tertinggi di dunia, sementara bir adalah minuman beralkohol paling populer. Anggur menjadi semakin populer di Rusia pada abad ke-21. Teh telah populer di Rusia selama berabad-abad.
7.5. Media Massa dan Sinema

Terdapat 400 kantor berita di Rusia, di antaranya yang beroperasi secara internasional terbesar adalah TASS, RIA Novosti, Sputnik, dan Interfax. Televisi adalah media paling populer di Rusia. Di antara 3.000 stasiun radio berlisensi di seluruh negeri, yang terkenal termasuk Radio Rossii, Vesti FM, Echo of Moscow, Radio Mayak, dan Russkoye Radio. Dari 16.000 surat kabar terdaftar, Argumenty i Fakty (Аргументы и фактыArgumenty i FaktyBahasa Rusia), Komsomolskaya Pravda (Комсомольская правдаKomsomolskaya PravdaBahasa Rusia), Rossiyskaya Gazeta (Российская газетаRossiyskaya GazetaBahasa Rusia), Izvestia (ИзвестияIzvestiaBahasa Rusia), dan Moskovskij Komsomolets (Московский комсомолецMoskovskij KomsomoletsBahasa Rusia) populer. Channel One dan Russia-1 yang dikelola negara adalah saluran berita terkemuka, sementara RT adalah unggulan operasi media internasional Rusia. Rusia memiliki pasar video game terbesar di Eropa, dengan lebih dari 65 juta pemain di seluruh negeri.
Sinema Rusia dan kemudian sinema Soviet merupakan sarang inovasi, menghasilkan film-film terkenal dunia seperti Kapal Perang Potemkin, yang dinobatkan sebagai film terbesar sepanjang masa di Pameran Dunia Brussels pada tahun 1958. Para pembuat film era Soviet, terutama Sergei Eisenstein dan Andrei Tarkovsky, menjadi sutradara paling inovatif dan berpengaruh di dunia. Eisenstein adalah murid Lev Kuleshov, yang mengembangkan teori montase Soviet yang inovatif dalam penyuntingan film di sekolah film pertama di dunia, Institut Sinematografi Seluruh Uni. Teori "Kino-Eye" Dziga Vertov memiliki pengaruh besar pada perkembangan pembuatan film dokumenter dan realisme sinema. Banyak film realisme sosialis Soviet berhasil secara artistik, termasuk Chapaev, Burung Bangau Terbang, dan Balada Seorang Prajurit.
Tahun 1960-an dan 1970-an menyaksikan variasi gaya artistik yang lebih besar dalam sinema Soviet. Komedi karya Eldar Ryazanov dan Leonid Gaidai pada masa itu sangat populer, dengan banyak slogan yang masih digunakan hingga saat ini. Pada tahun 1961-68, Sergey Bondarchuk menyutradarai adaptasi film Perang dan Damai karya Leo Tolstoy yang memenangkan Piala Oscar, yang merupakan film termahal yang dibuat di Uni Soviet. Pada tahun 1969, Matahari Putih Gurun karya Vladimir Motyl dirilis, sebuah film yang sangat populer dalam genre ostern; film ini secara tradisional ditonton oleh kosmonot sebelum melakukan perjalanan ke luar angkasa. Setelah pembubaran Uni Soviet, industri sinema Rusia mengalami kerugian besar-namun, sejak akhir tahun 2000-an, industri ini telah mengalami pertumbuhan kembali, dan terus berkembang.
7.6. Olahraga

Sepak bola adalah olahraga paling populer di Rusia. Tim nasional sepak bola Uni Soviet menjadi juara Eropa pertama dengan memenangkan Euro 1960, dan mencapai final Euro 1988. Klub-klub Rusia CSKA Moscow dan Zenit Saint Petersburg memenangkan Piala UEFA pada tahun 2005 dan 2008. Tim nasional Rusia mencapai semifinal Euro 2008. Rusia adalah negara tuan rumah untuk Piala Konfederasi FIFA 2017, dan Piala Dunia FIFA 2018. Namun, tim-tim Rusia saat ini diskors dari kompetisi FIFA dan UEFA.
Hoki es sangat populer di Rusia, dan tim nasional hoki es Soviet mendominasi olahraga ini secara internasional sepanjang keberadaannya. Bandy adalah olahraga nasional Rusia, dan secara historis merupakan negara dengan pencapaian tertinggi dalam olahraga ini. Tim nasional bola basket Rusia memenangkan EuroBasket 2007, dan klub bola basket Rusia PBC CSKA Moscow termasuk tim bola basket Eropa yang paling sukses. Grand Prix Rusia Formula Satu tahunan diadakan di Sochi Autodrom di Taman Olimpiade Sochi, hingga dihentikan setelah invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022.
Secara historis, atlet Rusia telah menjadi salah satu pesaing paling sukses di Olimpiade. Rusia adalah negara terkemuka dalam senam ritmik; dan renang sinkronisasi Rusia dianggap sebagai yang terbaik di dunia. Seluncur indah adalah olahraga populer lainnya di Rusia, terutama seluncur berpasangan dan tari es. Rusia telah menghasilkan banyak pemain tenis terkemuka. Catur juga merupakan hiburan yang sangat populer di negara ini, dengan banyak pemain catur top dunia berasal dari Rusia selama beberapa dekade. Olimpiade Musim Panas 1980 diadakan di Moskwa, dan Olimpiade Musim Dingin 2014 serta Paralimpiade Musim Dingin 2014 diselenggarakan di Sochi. Namun, Rusia juga memiliki 43 medali Olimpiade yang dicabut dari atletnya karena pelanggaran doping, yang merupakan jumlah terbanyak dari negara mana pun, dan hampir sepertiga dari total global.
7.7. Hari Raya dan Festival

Rusia memiliki delapan-publik, patriotik, dan religius-hari libur resmi. Tahun dimulai dengan Hari Tahun Baru pada 1 Januari, segera diikuti oleh Natal Ortodoks Rusia pada 7 Januari; keduanya adalah hari libur paling populer di negara itu. Hari Pembela Tanah Air, yang didedikasikan untuk pria, dirayakan pada 23 Februari. Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret, mendapatkan momentum di Rusia selama era Soviet. Perayaan tahunan wanita telah menjadi begitu populer, terutama di kalangan pria Rusia, sehingga penjual bunga di Moskwa sering melihat keuntungan "15 kali" lebih banyak daripada hari libur lainnya. Hari Musim Semi dan Buruh, awalnya merupakan hari libur era Soviet yang didedikasikan untuk para pekerja, dirayakan pada 1 Mei.
Hari Kemenangan, yang menghormati kemenangan Soviet atas Jerman Nazi dan akhir Perang Dunia II di Eropa, dirayakan pada 9 Mei sebagai parade besar tahunan di Lapangan Merah Moskwa; dan menandai acara sipil Resimen Abadi yang terkenal. Hari libur patriotik lainnya termasuk Hari Rusia pada 12 Juni, dirayakan untuk memperingati deklarasi kedaulatan Rusia dari Uni Soviet yang runtuh; dan Hari Persatuan pada 4 November, memperingati pemberontakan 1612 yang menandai berakhirnya pendudukan Polandia atas Moskwa.
Terdapat banyak hari libur non-publik yang populer. Tahun Baru Lama dirayakan pada 14 Januari. Maslenitsa adalah hari libur rakyat Slavia Timur kuno dan populer. Hari Kosmonotika pada 12 April, sebagai penghormatan atas perjalanan manusia pertama ke luar angkasa. Dua hari raya Kristen utama adalah Paskah dan Minggu Trinitas.
8. Simbol Nasional
Bendera Rusia adalah bendera tiga warna horizontal putih, biru, dan merah. Lambang negara Rusia adalah elang berkepala dua berwarna emas di atas perisai merah, dengan perisai yang lebih kecil di tengahnya yang menggambarkan Santo Georgius membunuh naga. Elang ini berasal dari zaman Kekaisaran Rusia dan diadopsi kembali pada tahun 1993. Lagu kebangsaan Rusia, yang diadopsi pada tahun 2000, menggunakan melodi lagu kebangsaan Uni Soviet dengan lirik baru yang ditulis oleh Sergey Mikhalkov.
Selain simbol resmi, terdapat beberapa simbol budaya non-resmi yang sering dikaitkan dengan Rusia. Boneka Matryoshka, serangkaian boneka kayu yang berukuran semakin kecil yang bersarang satu sama lain, adalah salah satu simbol yang paling dikenal. Beruang Rusia adalah personifikasi nasional yang umum, seringkali melambangkan kekuatan dan ketangguhan Rusia, meskipun terkadang juga digunakan dalam konotasi negatif oleh negara-negara Barat. Pohon birch (betula) adalah pohon nasional tidak resmi dan sering muncul dalam cerita rakyat, lagu, dan seni Rusia, melambangkan keindahan alam dan jiwa Rusia. Samovar, pemanas air tradisional yang digunakan untuk membuat teh, juga merupakan simbol keramahan dan kehidupan rumah tangga Rusia.