1. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Esteban Alvarado Brown lahir pada tanggal 28 April 1989 di Siquirres, Provinsi Limón, Kosta Rika. Ia memiliki latar belakang Jamaika.
1.1. Karier Junior
Perjalanan karier sepak bolanya dimulai di akademi junior Santos de Guápiles sebelum ia bergabung dengan akademi Saprissa, salah satu klub terkemuka di Kosta Rika. Di sana, ia mengembangkan kemampuannya sebagai penjaga gawang muda.
1.2. Debut Profesional Awal
Alvarado melakukan debut profesionalnya untuk Deportivo Saprissa pada tanggal 29 November 2009, dalam kemenangan 3-1 atas Municipal Liberia. Meskipun pindah ke Eropa sudah diatur, ia sempat mencatatkan empat penampilan untuk Saprissa dan membantu klub meraih gelar juara liga pada musim 2009-10.
2. Karier Klub
Esteban Alvarado memiliki perjalanan karier klub yang beragam, bermain di Eropa dan kembali ke negara asalnya Kosta Rika.
2.1. Deportivo Saprissa (Periode Awal)
Setelah mengembangkan diri di akademi klub, Esteban Alvarado melakukan debut profesionalnya untuk Deportivo Saprissa pada 29 November 2009, saat timnya meraih kemenangan 3-1 atas Municipal Liberia. Meski periode pertamanya singkat karena transfer yang sudah direncanakan ke Eropa, ia berhasil membuat empat penampilan penting dan berkontribusi dalam keberhasilan klub meraih gelar juara liga Clausura 2010.
2.2. AZ Alkmaar

Pada Desember 2009, AZ Alkmaar, sebuah klub dari Eredivisie Belanda, merekrut Alvarado dari Deportivo Saprissa dengan kontrak lima tahun yang akan berakhir pada 2015. Ia tiba di Belanda pada Juli 2010. Awalnya, Alvarado menjadi penjaga gawang cadangan di belakang Joey Didulica dan Sergio Romero. Namun, setelah cedera Romero akibat tugas internasional, Alvarado membuat debutnya untuk AZ pada 12 Februari 2011 melawan PSV Eindhoven. Pertandingan itu berakhir dengan kekalahan telak 4-0, dan Alvarado sempat berkomentar, "Hanya Superman yang bisa menyelamatkan saya." Meski demikian, ia sempat menjadi penjaga gawang pilihan utama sementara, mencatatkan enam penampilan pada musim 2010-11, termasuk satu kali nirbobol saat melawan SC Heerenveen pada 19 Februari 2011. Ia juga pernah absen dari skuad karena terlambat kembali ke Belanda dari Kosta Rika.
Menjelang musim 2011-12, Alvarado diberi nomor punggung 34. Ia kemudian menjadi penjaga gawang utama AZ setelah kepindahan Sergio Romero ke U.C. Sampdoria dan pensiunnya Joey Didulica. Ia melakukan penampilan pertamanya pada musim 2011-12 dalam kemenangan 2-0 atas FK Baumit Jablonec di Liga Europa pada 28 Juli 2011. Pada 7 Agustus 2011, ia membantu AZ mengalahkan PSV 3-1 di laga pembuka liga. Penampilannya yang konsisten membuatnya terpilih sebagai pemain terbaik klub pada November 2011.
Pada 21 Desember 2011, dalam pertandingan Piala KNVB melawan Ajax, sebuah insiden kontroversial terjadi. Seorang penonton berusia 19 tahun, Wesley van W, yang sedang mabuk, berlari ke lapangan dan mencoba menyerang Alvarado. Penonton tersebut terpeleset, dan Alvarado kemudian menendangnya dua kali. Akibat tindakannya, wasit Bas Nijhuis memberinya kartu merah. Sebagai protes, manajer AZ Gertjan Verbeek memerintahkan pemainnya untuk meninggalkan lapangan, dan pertandingan tersebut akhirnya dibatalkan. Frank de Boer, manajer Ajax, membela tindakan Alvarado, menyatakan ia bisa memahami tindakan membela diri. Federasi Sepak Bola Belanda (KNVB) kemudian membatalkan kartu merah Alvarado, dan Ajax menjatuhkan larangan seumur hidup kepada Wesley van W untuk semua pertandingan kandang mereka. Penyerang juga dihukum enam bulan penjara (dua bulan ditangguhkan) dan diwajibkan menjalani perawatan masalah alkohol. KNVB memerintahkan pertandingan diulang secara penuh tanpa penonton. Pada 19 Januari 2012, pertandingan diulang dengan Alvarado di gawang, dan AZ berhasil mengalahkan Ajax 3-2 untuk melaju ke perempat final. Alvarado menjadi penjaga gawang yang selalu tampil dalam 34 pertandingan di musim 2011-12, mencatatkan 15 kali nirbobol, dan masuk dalam Tim Terbaik Musim Goal.com versi Eredivisie.
Pada musim 2012-13, Alvarado mengenakan nomor punggung 1. Ia tampil dalam laga pembuka musim melawan Ajax yang berakhir imbang 2-2. Di Liga Europa, ia gagal membawa AZ melaju setelah kalah agregat 6-0 dari FC Anzhi Makhachkala. Meski demikian, ia tampil dalam 34 pertandingan liga selama 3060 menit, dengan lima kali nirbobol. Alvarado juga menjadi penjaga gawang utama saat AZ memenangkan Piala KNVB 2012-13 dengan mengalahkan PSV 2-1, yang menjadi gelar pertamanya bersama AZ Alkmaar.
Pada musim 2013-14, Alvarado sempat mengisyaratkan akan meninggalkan klub untuk mencari tantangan baru. Ia tampil dalam kekalahan 3-2 melawan Ajax di Johan Cruijff Schaal. Namun, dua minggu kemudian, pada 11 Agustus 2013, ia membantu AZ membalas dendam dengan mengalahkan Ajax 3-2 di liga. Ia juga berkontribusi dalam kemenangan agregat 1-0 melawan Anzhi Makhachkala di Liga Europa. Alvarado tampil dalam 34 pertandingan, termasuk babak play-off, di mana AZ kalah agregat 3-0 dari FC Groningen.
Pada musim 2014-15, Alvarado tetap menjadi penjaga gawang utama hingga ia mengalami cedera lutut yang membuatnya absen selama beberapa bulan. Ia menghabiskan dua bulan di luar lapangan, termasuk saat ia terkena flu. Alvarado kembali ke tim utama pada 2 November 2014, dalam pertandingan imbang 3-3 melawan Excelsior. Sejak kembalinya, ia terus menjadi penjaga gawang pilihan utama untuk sisa musim. Ini adalah pertama kalinya dalam kariernya di AZ, ia membuat kurang dari 30 penampilan, yaitu 26 penampilan pada musim 2014-15.
Kontraknya dengan AZ berakhir pada akhir musim 2014-15, dan ia diperkirakan akan meninggalkan klub, dengan Sergio Rochet sebagai penerusnya. Dalam penampilan terakhirnya melawan Excelsior di pertandingan terakhir musim, Alvarado membantu AZ menempati posisi ketiga. Selama waktunya di AZ, Alvarado menjadi salah satu pemain favorit penggemar klub.
2.3. Trabzonspor
Setelah meninggalkan AZ, Alvarado bergabung dengan klub Turki Trabzonspor dengan status bebas transfer pada awal Agustus 2015, dengan kontrak yang berlaku hingga 2017. Perpindahan ini secara resmi dikonfirmasi pada 6 Agustus 2015. Namun, kontraknya dengan Trabzonspor diakhiri pada 20 Desember 2018. Setelah kepergiannya, ia mencapai kesepakatan dengan klub Kosta Rika, Liga Deportiva Alajuelense, tetapi transfer tersebut tidak dapat diselesaikan karena masalah lisensi yang mengharuskan FIFA untuk turun tangan dan memberi peringatan kepada Trabzonspor agar segera menyelesaikan masalah tersebut.
2.4. Kembali ke Liga Kosta Rika
Setelah kontraknya dengan Trabzonspor berakhir, Alvarado berusaha kembali ke Kosta Rika. Ia sempat menyetujui kepindahan ke Liga Deportiva Alajuelense pada tahun 2019, namun transfer tersebut tidak pernah tuntas karena masalah lisensi, sehingga ia tidak mencatatkan penampilan.
Ia kemudian bergabung dengan CS Herediano dari tahun 2019 hingga 2020, di mana ia membuat 51 penampilan. Pada musim 2020-21, ia bermain untuk Limón F.C. dengan 20 penampilan. Setelah itu, ia kembali ke CS Herediano untuk periode kedua dari 2021 hingga 2023. Pada musim 2022-23, ia pindah ke Deportivo Saprissa dan menjadi bagian dari skuad hingga saat ini.
3. Karier Internasional
Esteban Alvarado memiliki perjalanan karier internasional yang signifikan, baik di level junior maupun senior, meskipun tidak lepas dari beberapa kendala disipliner.
3.1. Tim Nasional Junior
Alvarado mewakili Kosta Rika di level junior, terutama di Piala Dunia U-20 FIFA 2009. Dalam turnamen tersebut, ia menunjukkan performa yang luar biasa dan diakui sebagai penjaga gawang terbaik, meraih penghargaan Sarung Tangan Emas.
3.2. Tim Nasional Senior
Debut Alvarado untuk tim nasional senior Kosta Rika terjadi pada Agustus 2010 dalam pertandingan persahabatan melawan Paraguay.
Pada 12 Maret 2012, Alvarado dilarang tampil untuk tim nasional selama lima bulan. Larangan ini diberlakukan setelah ia meninggalkan tim sebelum pertandingan persahabatan melawan Spanyol tanpa berkomunikasi dengan staf.
Pada Maret 2014, ia sempat menyatakan tidak akan masuk dalam skuad untuk Piala Dunia FIFA 2014 karena perselisihan yang jelas dengan manajer tim nasional saat itu, Jorge Luis Pinto. Meskipun ia kemudian masuk dalam skuad sementara beranggotakan 26 pemain, ia akhirnya tidak terpilih dalam daftar 23 pemain terakhir. Hal ini diperkirakan karena perselisihan berkelanjutan dengan Pinto, yang disebut-sebut melihat "perilaku buruk" Alvarado sebagai "obat keras" yang berpotensi merusak tim.
Setelah kepergian Pinto sebagai manajer Kosta Rika, Alvarado kembali ke tim nasional di bawah manajemen baru Paulo Wanchope. Pada Piala Emas CONCACAF 2015, Alvarado termasuk dalam skuad dan mengambil peran sebagai penjaga gawang utama menggantikan Keylor Navas yang cedera. Pada 4 November 2022, Alvarado terpilih sebagai salah satu anggota skuad Kosta Rika untuk Piala Dunia FIFA 2022 di Qatar.
4. Kehidupan Pribadi
Aspek kehidupan pribadi Esteban Alvarado juga sempat menjadi perhatian publik, terutama terkait insiden-insiden yang menjadi kontroversi. Alvarado memiliki tinggi 193 cm dan berat 83 kg.
Di luar kontroversi, Alvarado dikenal memiliki persahabatan yang erat dengan rekan setimnya di tim nasional, Joel Campbell. Keduanya telah bermain bersama sejak masa kecil di Kosta Rika. Alvarado juga mengungkapkan bahwa ia awalnya bermain sebagai penyerang sebelum beralih posisi menjadi penjaga gawang pada usia 14 tahun.
4.1. Insiden Kontroversial
Pada Juni 2011, Alvarado dituduh melakukan kekerasan dalam rumah tangga oleh mantan pacarnya, Marcela Juárez Castillo. Laporan tersebut bahkan menyertakan tuduhan "percobaan pembunuhan". Namun, dua bulan kemudian, semua tuduhan terhadap Alvarado dicabut.
5. Statistik Karier
Klub | Musim | Liga | Piala | Kontinental | Lainnya | Total | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Divisi | Penampilan | Gol | Penampilan | Gol | Penampilan | Gol | Penampilan | Gol | Penampilan | Gol | ||
Saprissa | 2009-10 | Liga FPD | 4 | 0 | - | - | - | 4 | 0 | |||
AZ | 2010-11 | Eredivisie | 6 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | - | 6 | 0 | |
2011-12 | 34 | 0 | 5 | 0 | 16 | 0 | - | 55 | 0 | |||
2012-13 | 34 | 0 | 6 | 0 | 2 | 0 | - | 42 | 0 | |||
2013-14 | 34 | 0 | 5 | 0 | 13 | 0 | 5 | 0 | 57 | 0 | ||
2014-15 | 26 | 0 | 3 | 0 | - | - | 29 | 0 | ||||
Total | 134 | 0 | 19 | 0 | 31 | 0 | 5 | 0 | 189 | 0 | ||
Trabzonspor | 2015-16 | Süper Lig | 14 | 0 | 2 | 0 | - | - | 16 | 0 | ||
2016-17 | 3 | 0 | 8 | 0 | - | - | 11 | 0 | ||||
2017-18 | 3 | 0 | 5 | 0 | - | - | 8 | 0 | ||||
2018-19 | 0 | 0 | 1 | 0 | - | - | 1 | 0 | ||||
Total | 20 | 0 | 16 | 0 | - | - | 36 | 0 | ||||
Herediano | 2019-20 | Liga FPD | 43 | 0 | - | 2 | 0 | - | 45 | 0 | ||
2020-21 | 8 | 0 | - | 0 | 0 | - | 8 | 0 | ||||
Total | 51 | 0 | - | 2 | 0 | - | 53 | 0 | ||||
Limón | 2020-21 | Liga FPD | 20 | 0 | - | - | - | 20 | 0 | |||
Herediano | 2021-22 | Liga FPD | 14 | 0 | - | - | - | 14 | 0 | |||
2022-23 | 16 | 0 | 2 | 0 | 4 | 0 | 1 | 0 | 23 | 0 | ||
Total | 30 | 0 | 2 | 0 | 4 | 0 | 1 | 0 | 37 | 0 | ||
Saprissa | 2022-23 | Liga FPD | 3 | 0 | - | - | - | 3 | 0 | |||
2023-24 | 7 | 0 | 2 | 0 | 8 | 0 | - | 17 | 0 | |||
Total | 10 | 0 | 2 | 0 | 8 | 0 | - | 20 | 0 | |||
Total Karier | 269 | 0 | 39 | 0 | 45 | 0 | 6 | 0 | 359 | 0 |
5.1. Penampilan Tim Nasional Senior
Tahun | Penampilan | Gol |
---|---|---|
2010 | 1 | 0 |
2011 | 1 | 0 |
2012 | 0 | 0 |
2013 | 0 | 0 |
2014 | 1 | 0 |
2015 | 8 | 0 |
2016 | 1 | 0 |
2017 | 0 | 0 |
2018 | 3 | 0 |
2019 | 3 | 0 |
2020 | 1 | 0 |
2021 | 3 | 0 |
2022 | 3 | 0 |
Total | 25 | 0 |
6. Penghargaan
Esteban Alvarado telah meraih beberapa gelar juara klub dan penghargaan individu sepanjang karier profesionalnya:
- Saprissa
- Liga FPD: Clausura 2010
- AZ Alkmaar
- Piala KNVB: 2012-13
- CS Herediano
- Liga FPD: Apertura 2019
- Individu
- Piala Dunia U-20 FIFA 2009: Penghargaan Sarung Tangan Emas
7. Evaluasi dan Kritik
Karier Esteban Alvarado Brown ditandai oleh momen-momen cemerlang serta periode kontroversi yang memengaruhi citra publik dan perjalanannya di dalam dan luar lapangan.
7.1. Evaluasi Positif
Sebagai penjaga gawang, Esteban Alvarado telah menunjukkan kemampuan yang luar biasa, terutama di level junior, di mana ia memenangkan penghargaan Sarung Tangan Emas di Piala Dunia U-20 FIFA 2009. Ini menegaskan bakatnya sejak usia muda. Di tingkat klub, ia menjadi salah satu favorit penggemar selama waktunya di AZ Alkmaar, dan berhasil membawa klub meraih gelar Piala KNVB pada musim 2012-13, yang merupakan pencapaian penting dalam kariernya di Eropa. Penampilannya yang konsisten di musim 2011-12 bahkan membuatnya masuk dalam Tim Terbaik Musim Eredivisie versi Goal.com. Kembalinya ia ke tim nasional setelah kepergian manajer Jorge Luis Pinto juga menunjukkan kemauan dan kemampuannya untuk beradaptasi dan terus berkontribusi.
7.2. Kritik dan Kontroversi
Karier Alvarado tidak lepas dari kritik dan kontroversi yang menarik perhatian publik. Insiden paling terkenal terjadi pada 21 Desember 2011, saat pertandingan Piala KNVB antara AZ Alkmaar dan Ajax. Seorang penonton mabuk menyerbu lapangan dan mencoba menyerangnya. Alvarado, yang sedang membela diri, menendang penyerang tersebut dua kali. Meskipun ia mendapat kartu merah dari wasit, keputusan ini segera dibatalkan oleh KNVB setelah insiden tersebut ditinjau. Penonton yang menyerang Alvarado dihukum enam bulan penjara (dua bulan ditangguhkan), wajib menjalani perawatan alkohol, dan dilarang seumur hidup dari semua pertandingan kandang Ajax. Pertandingan tersebut akhirnya diulang tanpa penonton, dan AZ berhasil memenangkan laga. Insiden ini menyoroti bagaimana Alvarado, sebagai korban, terpaksa bereaksi, dan mendapat dukungan dari komunitas sepak bola.
Selain itu, Alvarado juga menghadapi tuduhan kekerasan dalam rumah tangga dari mantan pacarnya, Marcela Juárez Castillo, pada Juni 2011. Meskipun tuduhan tersebut mencakup "percobaan pembunuhan", semua dakwaan terhadapnya kemudian dicabut dua bulan kemudian.
Di tingkat tim nasional, Alvarado beberapa kali terlibat dalam masalah disipliner. Pada Maret 2012, ia dilarang tampil untuk tim nasional selama lima bulan karena meninggalkan tim tanpa izin sebelum pertandingan persahabatan melawan Spanyol. Kemudian, pada Piala Dunia FIFA 2014, meskipun masuk dalam skuad sementara, ia tidak terpilih dalam daftar final. Hal ini dikaitkan dengan perselisihan yang terus-menerus dengan manajer saat itu, Jorge Luis Pinto, yang dilaporkan melihat Alvarado sebagai "obat keras" (perilaku buruk) bagi tim. Kontroversi-kontroversi ini menunjukkan bahwa meskipun memiliki bakat yang tidak diragukan lagi, Alvarado juga menghadapi tantangan dalam mengelola citra dan perilakunya di luar lapangan.