1. Gambaran Umum
Friedrich Carl Andreas (Friedrich Carl AndreasBahasa Jerman, lahir pada 14 April 1846 di Batavia, Hindia Belanda - meninggal pada 4 Oktober 1930 di Göttingen) adalah seorang orientalis dan ahli bahasa terkemuka berkebangsaan Jerman, dengan latar belakang keturunan Jerman, Melayu, dan Armenia dari Dinasti Bagratuni (ԲագրատունիBahasa Armenia). Ia dikenal atas kontribusinya yang luas dalam bidang Iranologi dan studi Oriental, khususnya dalam menguraikan bahasa-bahasa Iran kuno dan modern, serta menguasai berbagai bahasa lainnya. Andreas juga merupakan suami dari Lou Andreas-Salomé, seorang psikoanalis ternama.
2. Kehidupan
Kehidupan awal Friedrich Carl Andreas ditandai oleh latar belakang multietnisnya di Hindia Belanda, diikuti dengan pendidikan akademik yang ketat di Jerman dan pengalaman penelitian lapangan yang signifikan di Persia dan India.
2.1. Masa Kecil dan Pendidikan
Friedrich Carl Andreas lahir pada 14 April 1846 di Batavia, Hindia Belanda. Ia memiliki latar belakang etnis yang beragam, dengan orang tua yang berdarah Jerman, Melayu, dan Armenia, khususnya keturunan dari keluarga kerajaan Bagratuni.
Ia menempuh pendidikan di beberapa universitas di Jerman, mengambil jurusan Iranologi dan studi Oriental lainnya. Pada tahun 1868, Andreas berhasil meraih gelar doktor dari Universitas Erlangen dengan tesis yang berfokus pada bahasa Pahlavi.
2.2. Kegiatan Awal dan Penelitian Lapangan
Setelah mendapatkan gelar doktornya, Andreas melanjutkan penelitiannya tentang bahasa Pahlavi di Kopenhagen. Sejak tahun 1875, ia menghabiskan beberapa tahun melakukan penelitian lapangan di Persia dan India. Selama periode tersebut, ia juga bekerja sebagai kepala kantor pos, yang memberinya kesempatan unik untuk berinteraksi langsung dengan budaya dan bahasa di wilayah tersebut.
3. Karier Utama
Jalur karier profesional Friedrich Carl Andreas berevolusi dari pengajar privat bahasa-bahasa Oriental di Berlin menjadi profesor filologi Iran di Universitas Göttingen, di mana ia terlibat dalam penguraian manuskrip kuno.
3.1. Kegiatan Mengajar di Berlin
Dari tahun 1883 hingga 1903, Friedrich Carl Andreas menetap di Berlin dan bekerja sebagai guru privat untuk bahasa Turki dan Persia. Periode ini menandai fase awal karier profesionalnya dalam bidang linguistik dan Oriental.
3.2. Masa Jabatan Profesor di Universitas Göttingen
Pada tahun 1903, Friedrich Carl Andreas diangkat sebagai profesor filologi Iran di Universitas Göttingen. Di sana, ia mengemban tugas penting untuk menguraikan fragmen manuskrip yang telah dikumpulkan oleh Ekspedisi Turfan Jerman dari Tiongkok Barat. Fragmen-fragmen ini, yang diyakini berasal dari Turfan, Xinjiang, memberikan wawasan berharga tentang bahasa dan budaya kuno di wilayah tersebut. Penelitiannya terhadap "fragmen Turfan" dimungkinkan berkat serangkaian foto yang diberikan kepadanya dari Berlin.
4. Kontribusi dan Penelitian Akademik
Friedrich Carl Andreas dikenal luas atas keahlian akademisnya yang mendalam dan kontribusinya yang signifikan terhadap bidang orientalisme dan linguistik, terutama dalam studi bahasa-bahasa kuno dan modern.
4.1. Pengetahuan dan Lingkup Linguistik
Andreas memiliki fokus utama dalam penelitiannya pada perkembangan bahasa-bahasa Iran dari zaman kuno hingga modern. Studi-studinya mencakup bahasa-bahasa seperti Afghan (Pashto), Balochi, Ossetia, dan Kurdi.
Selain itu, ia sangat mahir dalam berbagai bahasa lain, termasuk Sanskerta, Hindustani, Arab, Aram, Ibrani, Armenia, dan Turki. Andreas juga dianggap sebagai pengurai manuskrip dan prasasti yang luar biasa, berkat kemampuan linguistiknya yang mendalam. Meskipun bukan seorang penulis buku yang produktif, ia lebih memilih untuk membagikan pengetahuannya secara lisan kepada para mahasiswa dan koleganya.
4.2. Kegiatan di Komisi Fonografi Kerajaan Prusia
Berkat bakat linguistiknya yang luar biasa, Friedrich Carl Andreas diangkat sebagai anggota "Königlich Preußische Phonographische Kommission" (Komisi Fonografi Kerajaan Prusia). Tujuan utama komisi ini adalah untuk mendokumentasikan sekitar 250 bahasa yang dituturkan oleh para tawanan perang Perang Dunia I di kamp-kamp Jerman. Peran Andreas dalam komisi ini menunjukkan pengakuannya sebagai otoritas dalam bidang linguistik dan fonologi.
4.3. Kontribusi pada Studi Avesta
Dalam bidang Iranologi kuno, Friedrich Carl Andreas memberikan kontribusi yang sangat signifikan, khususnya terkait dengan tradisi Avesta dari Iran kuno. Karya-karyanya dalam bidang ini sangat dihargai dan memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang teks-teks dan praktik-praktik Zoroastrianisme.
5. Kehidupan Pribadi
Kehidupan pribadi Friedrich Carl Andreas yang paling dikenal publik adalah pernikahannya dengan penulis dan psikoanalis Lou Andreas-Salomé.
5.1. Pernikahan
Friedrich Carl Andreas menikah dengan Lou Andreas-Salomé, seorang penulis dan psikoanalis terkemuka. Pernikahan mereka dilangsungkan pada tahun 1887. Lou Andreas-Salomé sendiri adalah figur penting dalam lingkaran intelektual Eropa pada masanya, dikenal karena hubungannya dengan banyak pemikir dan seniman terkemuka.
6. Kematian
Friedrich Carl Andreas meninggal dunia pada 4 Oktober 1930 di Göttingen.
7. Penilaian dan Warisan
Karya-karya akademik dan penelitian Friedrich Carl Andreas memiliki dampak yang signifikan dalam bidang orientalisme dan linguistik. Keahliannya yang luar biasa dalam bahasa-bahasa Iran dan kemampuannya dalam mengurai manuskrip kuno telah memberikan dasar penting bagi studi lanjutan. Meskipun ia lebih memilih untuk menyampaikan pengetahuannya secara lisan, pengaruhnya terhadap para mahasiswa dan koleganya sangat besar, membentuk generasi penerus dalam studi Oriental. Kontribusinya dalam Komisi Fonografi Kerajaan Prusia juga menunjukkan komitmennya pada dokumentasi linguistik yang mendalam, meninggalkan warisan yang kaya bagi peneliti masa depan.