1. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Haing S. Ngor lahir dan dibesarkan di Kamboja, dengan latar belakang keluarga yang mencerminkan keragaman etnis di wilayah tersebut. Ia juga menempuh pendidikan tinggi di bidang medis sebelum gejolak politik melanda negaranya.
1.1. Kelahiran dan Latar Belakang Keluarga
Haing Somnang Ngor dilahirkan pada 22 Maret 1940, di Samrong Yong, sebuah desa di Distrik Bati, Kamboja, yang pada saat itu merupakan bagian dari Indochina Prancis. Ibunya adalah seorang orang Khmer, sementara ayahnya memiliki keturunan Tionghoa Teochew atau Hakka.
1.2. Pendidikan dan Karier Medis
Sebelum jatuhnya Phnom Penh ke tangan Pol Pot dan Khmer Merah pada tahun 1975, Ngor telah menempuh pendidikan dan pelatihan sebagai seorang dokter kandungan dan kebidanan. Ia menjalani praktik medisnya di Phnom Penh, ibu kota Kamboja. Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa ia pernah bertugas sebagai dokter militer.
2. Kehidupan di Bawah Rezim Khmer Merah
Pengalaman Haing S. Ngor di bawah kekuasaan Khmer Merah adalah periode paling kelam dalam hidupnya, ditandai oleh penindasan, kehilangan, dan perjuangan keras untuk bertahan hidup.
2.1. Persekusi dan Bertahan Hidup
Ketika rezim Khmer Merah berkuasa pada tahun 1975, mereka menunjukkan permusuhan yang intens terhadap kaum intelektual dan profesional. Untuk menghindari eksekusi, Ngor terpaksa menyembunyikan identitasnya sebagai seorang dokter, keterampilan medisnya, dan bahkan fakta bahwa ia mengenakan kacamata. Sebagai bagian dari konsep "Tahun Nol" yang diterapkan Khmer Merah, Ngor diusir dari Phnom Penh bersama dengan sekitar dua juta penduduk lainnya, dan dipaksa bekerja di kamp kerja paksa untuk menanam padi. Ia berhasil selamat dari tiga kali penahanan di penjara, menggunakan pengetahuannya tentang medis untuk menjaga dirinya tetap hidup dengan memakan kumbang, rayap, dan kalajengking.
2.2. Kehilangan Keluarga
Pada tahun 1978, saat berada di bawah rezim Khmer Merah, istri Ngor, Chang My-Huoy, meninggal dunia bersama anak mereka yang belum lahir saat persalinan. Ia membutuhkan operasi caesar, namun Ngor tidak dapat melakukan prosedur tersebut tanpa membahayakan seluruh keluarganya karena hal itu akan mengungkapkan identitasnya sebagai seorang dokter, yang dapat berujung pada kematian mereka.
2.3. Pelarian dan Pengungsian
Setelah jatuhnya Khmer Merah pada tahun 1979, Ngor bersama keponakannya berhasil merangkak menuju keselamatan di sebuah kamp pengungsi Palang Merah di Thailand. Di sana, ia kembali bekerja sebagai seorang dokter, memberikan bantuan medis kepada para pengungsi.
3. Imigrasi dan Pemukiman di Amerika Serikat
Pada tahun 1980, Haing S. Ngor dan keponakannya pindah ke Amerika Serikat sebagai pengungsi. Mereka menetap di Los Angeles, California. Meskipun memiliki latar belakang medis yang kuat, Ngor tidak dapat melanjutkan praktik kedokterannya di Amerika Serikat. Ia juga tidak menikah lagi setelah kehilangan istrinya di Kamboja. Pada tahun 1986, ia menjadi warga negara Amerika Serikat yang dinaturalisasi.
4. Karier Akting
Karier akting Haing S. Ngor dimulai secara tak terduga dan membawanya pada pengakuan internasional, menjadikannya suara penting bagi para korban genosida Kamboja.
4.1. Pemilihan dan Peran dalam 'The Killing Fields'
Meskipun tidak memiliki pengalaman akting sebelumnya, Ngor terpilih untuk memerankan jurnalis Kamboja-Amerika Dith Pran dalam film drama biografi The Killing Fields (1984). Awalnya, Ngor tidak tertarik dengan peran tersebut, namun setelah beberapa wawancara dengan para pembuat film, ia berubah pikiran. Ia teringat akan janjinya kepada sang istri untuk menceritakan kisah Kamboja kepada dunia. Setelah film tersebut dirilis, ia menyatakan kepada majalah People, "Saya ingin menunjukkan kepada dunia betapa parahnya kelaparan di Kamboja, berapa banyak orang yang meninggal di bawah rezim komunis. Hati saya puas. Saya telah melakukan sesuatu yang sempurna."
4.2. Penghargaan dan Pengakuan
Peran debutnya dalam The Killing Fields membawa Ngor meraih berbagai penghargaan bergengsi, termasuk Academy Award untuk Aktor Pendukung Terbaik pada tahun 1985. Ia menjadi aktor pertama keturunan Asia yang memenangkan penghargaan tersebut dan salah satu dari hanya dua aktor non-profesional yang memenangkan Academy Award dalam kategori akting (yang lainnya adalah Harold Russell). Selain Oscar, ia juga memenangkan BAFTA Award untuk Aktor Utama Terbaik, BAFTA Award untuk Pendatang Baru Paling Menjanjikan dalam Peran Film Utama, Boston Society of Film Critics Award untuk Aktor Terbaik, dan Golden Globe Award untuk Aktor Pendukung Terbaik - Film.
4.3. Karya Film dan Televisi Lainnya
Setelah kesuksesan The Killing Fields, Ngor melanjutkan karier aktingnya dengan tampil dalam berbagai proyek film dan televisi lainnya. Beberapa film yang dibintanginya antara lain film aksi Hong Kong Eastern Condors (1987), drama perang Vietnam The Iron Triangle (1989), dan film drama biografi Heaven & Earth (1993) yang disutradarai oleh Oliver Stone. Ia juga berperan sebagai Mr. Ho, seorang penyembuh spiritual, dalam film My Life (1993), beradu akting dengan Michael Keaton dan Nicole Kidman.
Di televisi, Ngor tampil dalam serial seperti Vanishing Son (1994-1995), dan menjadi bintang tamu dalam dua episode serial China Beach sebagai tawanan perang Kamboja yang terluka. Ia juga muncul dalam sebuah episode Miami Vice berjudul "The Savage / Duty and Honor", serta dalam serial Highway To Heaven dan The Commish.
5. Penulisan
Pada tahun 1987, Haing S. Ngor menerbitkan otobiografinya yang berjudul Haing Ngor: A Cambodian Odyssey. Dalam buku ini, ia mendokumentasikan kehidupannya yang penuh perjuangan dan pengalaman mengerikan yang ia alami di bawah rezim Khmer Merah. Kemudian, pada tahun 2003, diterbitkan buku Survival in the Killing Fields, yang merupakan versi baru dari otobiografinya dengan tambahan epilog oleh Roger Warner yang menggambarkan kehidupan Ngor setelah memenangkan Academy Award.
6. Karya Kemanusiaan
Haing S. Ngor sangat berdedikasi pada upaya kemanusiaan untuk membantu tanah kelahirannya, Kamboja. Bersama dengan teman dekatnya Jack Ong, ia mendirikan Yayasan Dr. Haing S. Ngor (Dr. Haing S. Ngor Foundation) dengan tujuan mengumpulkan dana untuk bantuan kemanusiaan di Kamboja. Sebagai bagian dari upaya kemanusiaannya, Ngor membangun sebuah sekolah dasar dan mengoperasikan sebuah penggergajian kayu kecil yang menyediakan lapangan kerja dan penghasilan bagi keluarga-keluarga lokal. Setelah kematiannya pada tahun 1997, yayasan ini terus beroperasi di bawah kepemimpinan keponakannya, Sophia Ngor Demetri, untuk melanjutkan warisannya melalui kegiatan amal dan advokasi.
7. Kehidupan Pribadi
Haing S. Ngor menjadi warga negara Amerika Serikat yang dinaturalisasi pada tahun 1986. Ia menganut agama Buddha. Setelah kehilangan istrinya di Kamboja, ia tidak menikah lagi sepanjang hidupnya.
8. Kematian dan Warisan
Kematian Haing S. Ngor yang tragis meninggalkan duka mendalam dan memicu berbagai spekulasi, namun warisannya sebagai penyintas dan advokat terus dikenang.
8.1. Pembunuhan
Pada 25 Februari 1996, Haing S. Ngor ditembak dan dibunuh di luar rumahnya di Chinatown, Los Angeles.
8.2. Persidangan dan Vonis
Tiga orang yang diduga anggota geng jalanan "Oriental Lazy Boyz", yang sebelumnya memiliki catatan penangkapan atas kasus perampasan dompet dan perhiasan, didakwa atas pembunuhan Ngor. Mereka disidangkan bersama di Pengadilan Tinggi County Los Angeles, meskipun kasus mereka disidangkan oleh tiga juri terpisah.
Para terdakwa dinyatakan bersalah pada 16 April 1998, pada hari yang sama dengan dikonfirmasinya kematian Pol Pot di Kamboja. Tak Sun Tan dijatuhi hukuman 56 tahun hingga seumur hidup; Indra Lim 26 tahun hingga seumur hidup; dan Jason Chan hukuman seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat. Pada tahun 2004, Pengadilan Distrik Amerika Serikat untuk Distrik Pusat California mengabulkan petisi habeas corpus Tak Sun Tan, menemukan bahwa jaksa telah memanipulasi simpati juri dengan menyajikan bukti palsu. Namun, keputusan ini dibatalkan, dan vonis tersebut akhirnya dikuatkan oleh Pengadilan Banding Amerika Serikat untuk Sirkuit Kesembilan pada Juli 2005.
8.3. Kontroversi dan Teori Motif
Jaksa penuntut berargumen bahwa para pelaku membunuh Ngor karena ia menolak untuk menyerahkan liontin yang berisi foto mendiang istrinya, My-Huoy, setelah ia dengan sukarela menyerahkan jam tangan Rolex emasnya. Namun, pengacara pembela menyarankan bahwa pembunuhan itu adalah pembunuhan bermotif politik yang dilakukan oleh simpatisan Khmer Merah. Pada November 2009, Kang Kek Iew, seorang mantan pejabat Khmer Merah yang diadili di Kamboja, mengklaim bahwa Ngor dibunuh atas perintah Pol Pot, namun penyelidik Amerika Serikat tidak menganggap klaimnya kredibel.
Beberapa pihak mengkritik teori bahwa Ngor dibunuh dalam perampokan yang gagal, dengan menunjuk pada uang tunai sebesar 2.90 K USD yang ditinggalkan dan fakta bahwa pencuri tidak menggeledah sakunya. Motif mengapa para pencuri akan menuntut liontinnya tidak diketahui; Ngor biasanya mengenakan liontin itu di dekat kulitnya di bawah pakaiannya, sehingga tidak mudah terlihat. Hingga tahun 2003, liontin tersebut belum ditemukan.
8.4. Dampak dan Evaluasi
Setelah perilisan The Killing Fields, Ngor pernah mengatakan kepada seorang reporter New York Times, "Jika saya meninggal mulai sekarang, tidak apa-apa! Film ini akan bertahan seratus tahun." Kematiannya mengejutkan banyak pihak, termasuk Dith Pran, tokoh yang ia perankan dalam film, yang menyatakan, "Ia seperti kembaran saya. Ia seperti rekan pembawa pesan dan saat ini saya sendirian."
Karier akting dan kisahnya memiliki dampak besar dalam meningkatkan kesadaran publik tentang kekejaman di Kamboja. Banyak warga Kamboja yang mengklaim memiliki hak atas harta warisannya, dengan seorang wanita bahkan mengklaim bahwa ia telah menikah dengannya setelah datang ke Amerika Serikat. Sebagian besar aset Ngor di Kamboja diberikan kepada adik laki-lakinya, Chan Sarun, sementara asetnya di Amerika digunakan untuk biaya hukum dalam menghadapi klaim-klaim atas warisannya. Ia dimakamkan di Rose Hills Memorial Park, Whittier, California.
8.5. Peringatan dan Yayasan
Warisannya terus dikenang melalui Yayasan Dr. Haing S. Ngor, yang terus melanjutkan kegiatan kemanusiaan dan advokasi yang telah ia mulai, memastikan bahwa kisah Kamboja dan perjuangan para penyintas tidak akan terlupakan.
9. Filmografi
9.1. Film
Tahun | Judul | Peran | Catatan | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
1984 | The Killing Fields | Dith Pran |
>- | 1986 | Ba er san pao zhan | ||
1987 | In Love and War | Mayor Bui | Film televisi | ||||
Eastern Condors | Yeung Lung | ||||||
1989 | The Iron Triangle | Kolonel Tuong, NVA | |||||
Vietnam War Story: The Last Days | Mayor Huyen | (segmen "The Last Outpost") | |||||
1990 | Vietnam, Texas | Wong | |||||
Last Flight Out | Pham Van Minh | Film televisi | |||||
1991 | Ambition | Tatay | |||||
1993 | My Life | Mr. Ho | |||||
Heaven & Earth | Papa | ||||||
1994 | Vanishing Son | Sang Jenderal | Film televisi | ||||
Fortunes of War | Khoy Thuon | ||||||
Vanishing Son II | Sang Jenderal | Film televisi | |||||
Vanishing Son III | Sang Jenderal | Film televisi | |||||
Vanishing Son IV | Sang Jenderal | Film televisi | |||||
The Dragon Gate | Sensei | ||||||
1996 | Hit Me | Billy Tungpet | Dirilis setelah kematian (peran film terakhir) |
9.2. Televisi
Tahun | Judul | Peran | Catatan |
---|---|---|---|
1987 | Miami Vice | Nguyen Van Trahn | Episode: "The Savage / Duty and Honor" |
1989 | Highway To Heaven | Truong Vann Diep | Episode: "Choices" |
1989 | China Beach | Seak Yin | Episode: "How to Stay Alive in Vietnam (Bagian 1 & 2)" |
1992 | The Commish | Nhu Hao Duong | Episode: "Charlie Don't Surf" |