1. Overview
Humberto Manuel de Jesus Coelho (lahir 20 April 1950) adalah seorang mantan pesepak bola dan pelatih asal Portugal yang dikenal atas karier panjangnya. Berposisi sebagai bek tengah, Coelho sebagian besar karier bermainnya dihabiskan bersama Benfica di Portugal, dan juga sempat bermain secara profesional di Prancis serta Amerika Serikat. Ia mencatatkan 64 penampilan untuk tim nasional Portugal dan selama beberapa tahun menjadi pemegang rekor penampilan terbanyak bagi tim tersebut. Setelah pensiun sebagai pemain, Coelho beralih menjadi pelatih sejak tahun 1985, memimpin beberapa tim nasional termasuk Portugal, Maroko, Korea Selatan, dan Tunisia. Ia kini juga menjabat sebagai Wakil Presiden Federasi Sepak Bola Portugal. Sepanjang kariernya, Humberto Coelho dianggap sebagai salah satu stopper terbaik dalam sejarah sepak bola Portugal, menunjukkan dedikasi yang tinggi baik di lapangan maupun di luar lapangan, serta memiliki dampak signifikan dalam pengembangan sepak bola di negara-negara yang dilatihnya.
2. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Humberto Manuel de Jesus Coelho dilahirkan pada 20 April 1950 di Cedofeita, Porto, Portugal. Informasi mengenai masa kecilnya tidak banyak dipublikasikan. Namun, aspek kehidupan pribadinya yang dikenal publik adalah pernikahannya. Pada tahun 1975, tak lama setelah pindah ke Paris, Prancis, Coelho bertemu dengan calon istrinya, Laurence. Saat itu, Laurence bekerja sebagai reporter freelancer untuk RTL. Pasangan ini kemudian dikaruniai dua putri, yang lahir pada tahun 1980 dan 1986.
3. Karier Bermain
Humberto Coelho dianggap sebagai salah satu stopper terbaik dalam sejarah sepak bola Portugal. Ia dikenal karena kemampuan bertahannya yang solid serta kecenderungannya untuk ikut menyerang meskipun berposisi sebagai bek tengah.
3.1. Karier Klub
Coelho memulai karier profesionalnya pada tahun 1968 dengan bergabung ke tim utama Benfica, salah satu klub raksasa yang berbasis di Lisbon. Pada usia 18 tahun, ia langsung menunjukkan kemampuannya dan menjadi bagian penting dari tim. Empat tahun kemudian, ia telah mencatatkan lebih dari 100 penampilan di Primeira Liga, liga teratas Portugal.
Selama periode pertamanya bersama Benfica (1968-1975), Coelho meraih sejumlah gelar signifikan. Ia membantu klub memenangkan Primeira Liga sebanyak lima kali pada musim 1968-69, 1970-71, 1971-72, 1972-73, dan 1974-75. Selain itu, Benfica juga menjadi runner-up liga dua kali pada musim 1969-70 dan 1973-74. Di kompetisi piala domestik, Taça de Portugal, ia memenangkan tiga gelar pada musim 1968-69, 1969-70, dan 1971-72, serta mencapai final tiga kali pada musim 1970-71, 1973-74, dan 1974-75. Secara internasional, Coelho berkontribusi pada keberhasilan Benfica mencapai semi-final Piala Champions Eropa musim 1971-72. Selama periode ini, ia tampil dalam 193 pertandingan dan mencetak 18 gol.
Pada tahun 1975, Coelho hijrah ke Prancis untuk bergabung dengan Paris Saint-Germain FC dan bermain di sana selama dua musim (1975-1977). Meskipun berposisi sebagai bek, ia menunjukkan naluri menyerang yang kuat dengan mencetak enam gol pada musim pertamanya. Namun, timnya hanya mampu finis di posisi ke-14 di Ligue 1 musim 1975-76. Total, ia bermain 42 kali dan mencetak 7 gol untuk Paris Saint-Germain. Setelah dari Prancis, ia sempat bermain sebentar untuk Las Vegas Quicksilvers di Liga Sepak Bola Amerika Utara pada tahun 1977, tampil 22 kali dan mencetak 3 gol.
Pada tahun 1977, Coelho kembali ke klub lamanya, Benfica, di mana ia bermain selama tujuh tahun berikutnya hingga tahun 1984. Periode kedua ini juga sangat sukses, dengan Benfica meraih tiga gelar Primeira Liga lagi pada musim 1980-81, 1982-83, dan 1983-84. Mereka juga menjadi runner-up liga tiga kali pada musim 1977-78, 1978-79, dan 1981-82, serta finis di posisi ketiga pada musim 1979-80. Di Taça de Portugal, Coelho menambahkan tiga gelar lagi pada musim 1979-80, 1980-81, dan 1982-83, dan mencapai semi-final pada musim 1981-82. Di kancah Eropa, ia membantu Benfica mencapai semi-final Piala Winners Eropa 1980-81 dan menjadi runner-up Piala UEFA 1982-83. Ia juga memenangkan Supertaça Cândido de Oliveira pada tahun 1980 dan menjadi runner-up pada tahun 1981. Secara keseluruhan, Humberto Coelho tampil dalam 496 pertandingan kompetitif untuk Benfica, termasuk 355 pertandingan liga, dan mencetak total 76 gol.
3.2. Karier Internasional
Humberto Coelho membuat debut untuk tim nasional Portugal pada 27 Oktober 1968, dalam kemenangan 3-0 melawan Rumania di babak kualifikasi Piala Dunia FIFA 1970. Selama 15 tahun berikutnya, ia tampil dalam 64 pertandingan internasional, mencetak enam gol, dan menjadi kapten tim sebanyak 30 kali. Sepanjang beberapa tahun, ia merupakan pemain dengan penampilan terbanyak untuk Portugal.
Gol internasional pertamanya dicetak pada 10 Mei 1970 dalam pertandingan persahabatan melawan Italia, yang berakhir dengan kekalahan 1-2 bagi Portugal. Ia mencetak dua gol pada turnamen Piala Kemerdekaan Brasil tahun 1972, salah satunya dalam kekalahan 0-3 dari Iran dan satu lagi dalam kekalahan 1-4 dari Chili, membantu timnya meraih posisi runner-up. Gol lainnya termasuk saat Portugal menang 4-0 atas Siprus di kualifikasi Piala Dunia FIFA 1974 pada 29 Maret 1972. Pada 17 Desember 1980, dalam kualifikasi Piala Dunia FIFA 1982 melawan Israel, ia mencetak dua gol (pertama kali mencetak lebih dari satu gol dalam satu pertandingan internasional) dalam kemenangan 3-0 untuk Portugal.
Penampilan terakhirnya untuk tim nasional adalah pada usia 33 tahun, dalam kekalahan 0-5 dari Uni Soviet untuk kualifikasi Kejuaraan Eropa UEFA 1984. Meskipun Portugal berhasil lolos ke babak final di Prancis, Coelho mengalami cedera parah selama periode tersebut dan pensiun tak lama setelahnya, tidak dapat berpartisipasi dalam turnamen tersebut.
3.3. Penghargaan Pemain dan Penghargaan Individu
Humberto Coelho mengumpulkan banyak penghargaan selama karier bermainnya, baik di level klub maupun internasional, serta pengakuan individu.
- Klub
- Benfica
- Primeira Liga: 1968-69, 1970-71, 1971-72, 1972-73, 1974-75, 1980-81, 1982-83, 1983-84 (8 gelar)
- Taça de Portugal: 6 gelar
- Supertaça Cândido de Oliveira: 1980
- Benfica
- Internasional
- Portugal
- Runner-up Piala Kemerdekaan Brasil: 1972
- Portugal
- Individu
- Pemain Terbaik Portugal Tahun Ini: 1974
4. Karier Melatih
Lebih dari satu dekade setelah memulai karier sebagai pelatih, Humberto Coelho memimpin beberapa tim di level klub dan internasional.
4.1. Pengalaman Melatih Awal
Coelho memulai karier melatihnya di Portugal dengan menangani S.C. Salgueiros dan S.C. Braga, keduanya adalah tim di divisi teratas Liga Portugal. Ia melatih S.C. Braga dari tahun 1985 hingga 1986, dan kemudian S.C. Salgueiros pada tahun 1986.
4.2. Tim Nasional Portugal
Setelah periode awal melatih klub, Coelho kembali ke sorotan internasional ketika ia ditunjuk sebagai pelatih tim nasional Portugal pada tahun 1997. Di bawah kepemimpinannya, Portugal berhasil mencapai semi-final UEFA Euro 2000, sebuah pencapaian yang signifikan bagi tim yang saat itu memiliki status "periferal" di kancah sepak bola Eropa. Meskipun sukses membawa tim hingga babak empat besar, kontraknya tidak diperpanjang setelah turnamen tersebut.
4.3. Tim Nasional Maroko
Pada Oktober 2000, di tahun yang sama setelah meninggalkan timnas Portugal, Coelho ditunjuk sebagai manajer tim nasional Maroko. Namun, masa jabatannya berakhir pada Mei 2002 setelah tim "Atlas Lions" gagal lolos ke Piala Dunia FIFA 2002 karena kalah bersaing dengan Senegal dalam babak kualifikasi Zona Afrika.
4.4. Tim Nasional Korea Selatan
Pada Januari 2003, Humberto Coelho mengambil alih jabatan pelatih tim nasional Korea Selatan, menggantikan Guus Hiddink. Ia memperkenalkan sistem empat bek yang asing bagi tim Korea saat itu dan menekankan permainan umpan-umpan pendek yang detail, memicu ekspektasi tinggi. Awalnya, ia mencatat kemenangan 1-0 atas Jepang di Tokyo pada 31 Mei 2003. Namun, kekalahan berturut-turut dari tim-tim kuat seperti Argentina dan Uruguay mulai memicu kritik dari penggemar sepak bola.
Situasi memburuk saat kualifikasi Piala Asia AFC 2004. Di babak pertama kualifikasi yang diselenggarakan di Korea Selatan, tim mencatat tiga kemenangan meyakinkan (5-0 atas Vietnam, 1-0 atas Oman, dan 16-0 atas Nepal). Namun, di babak kedua yang digelar di Oman, Korea Selatan secara mengejutkan kalah 0-1 dari Vietnam setelah kebobolan di akhir pertandingan, dan kemudian takluk 1-3 dari Oman meskipun sempat unggul lebih dulu. Meskipun tim akhirnya lolos ke putaran final Piala Asia berkat kemenangan 7-0 atas Nepal, kekalahan dari tim yang secara peringkat lebih rendah ini memicu krisis kepelatihan. Namun, Asosiasi Sepak Bola Korea (KFA) memutuskan untuk tetap mempertahankan Coelho, bahkan tanpa mengirimkan satu pun perwakilan komite teknis ke pertandingan di Oman, yang menambah kontroversi.
Pada November 2003, Korea Selatan memenangkan Kejuaraan Sepak Bola Asia Timur di Jepang dengan dua kemenangan (3-1 vs Hong Kong, 1-0 vs Tiongkok) dan satu hasil imbang (0-0 vs Jepang). Meskipun demikian, tekanan untuk mundur tidak mereda, terutama setelah kekalahan 0-1 dalam pertandingan persahabatan melawan tim B Bulgaria.
Pada kualifikasi Piala Dunia FIFA 2006 Zona Asia yang dimulai pada tahun 2004, Coelho menginginkan pertandingan uji coba melawan Oman, tim yang sempat mempermalukannya. Pertandingan ini berbuah kemenangan telak 5-0. Korea Selatan juga memenangkan pertandingan pertama kualifikasi Piala Dunia 2-0 melawan Lebanon. Namun, pada 31 Maret 2004, hasil imbang 0-0 yang mengejutkan di kandang Maladewa memicu gelombang kritik yang lebih besar, menempatkan Korea Selatan dalam situasi genting karena hanya unggul satu poin dari Lebanon di puncak grup. Meskipun ada faktor eksternal seperti penolakan klub K League untuk melepas pemain dan waktu latihan yang sangat minim, insiden ini menjadi pemicu utama. Akhirnya, Coelho mengundurkan diri secara sukarela pada 19 April 2004.
4.5. Tim Nasional dan Klub Lainnya
Setelah masa jabatannya yang kontroversial di Korea Selatan, Humberto Coelho sempat aktif sebagai komentator sepak bola di Portugal. Pada Juli 2005, ia kembali ke dunia kepelatihan sebagai manajer Al-Shabab di Liga Profesional Saudi. Namun, kariernya di klub tersebut singkat; ia dipecat pada tahun 2006 setelah kekalahan telak 0-6 dari Ulsan Hyundai Horang-i dari K League dalam leg pertama perempat final Liga Champions AFC 2006.
Pada Juni 2008, Coelho ditunjuk sebagai pelatih tim nasional Tunisia, menggantikan Roger Lemerre. Namun, masa jabatannya berakhir pada 18 November 2009. Ia dipecat menyusul kekalahan 0-1 dari Mozambik dalam kualifikasi Piala Dunia FIFA 2010 Zona Afrika. Kekalahan ini sangat krusial karena mengakhiri catatan tiga kali partisipasi berturut-turut Tunisia di Piala Dunia FIFA, yang sebelumnya telah berhasil mereka capai sejak Piala Dunia FIFA 1998.
4.6. Penghargaan Manajerial
Selama kariernya sebagai pelatih, Humberto Coelho meraih satu penghargaan penting:
- Tim Nasional Korea Selatan
- Kejuaraan Sepak Bola Asia Timur EAFF: 2003
5. Karier Administratif
Setelah mengakhiri karier kepelatihannya, Humberto Coelho beralih ke peran administratif dalam dunia sepak bola. Ia menjabat sebagai direktur di Federasi Sepak Bola Portugal. Saat ini, ia memegang posisi yang lebih tinggi sebagai Wakil Presiden Federasi Sepak Bola Portugal, memainkan peran penting dalam pengelolaan dan pengembangan sepak bola di negaranya.
6. Kehidupan Pribadi
Humberto Coelho bertemu dengan calon istrinya, Laurence, tak lama setelah ia pindah ke Paris pada tahun 1975 saat bermain untuk Paris Saint-Germain FC. Laurence bekerja sebagai reporter freelancer untuk RTL, sebuah stasiun radio Prancis. Pasangan ini kemudian dikaruniai dua putri, yang lahir pada tahun 1980 dan 1986. Keluarga ini tinggal jauh dari sorotan publik dan tetap fokus pada kehidupan pribadi mereka.
7. Warisan dan Evaluasi
Humberto Coelho meninggalkan jejak yang mendalam dalam sepak bola Portugal dan di kancah internasional, baik sebagai pemain maupun pelatih. Warisannya mencerminkan kontribusi besar, tetapi juga beberapa periode yang kurang berhasil.
7.1. Kontribusi dan Evaluasi Positif
Sebagai pemain, Humberto Coelho dianggap sebagai salah satu stopper paling berbakat dalam sejarah sepak bola Portugal. Ia memimpin Benfica meraih delapan gelar Primeira Liga dan enam Taça de Portugal, menunjukkan dominasi klub di era tersebut. Ketangguhan dan kemampuannya di lini belakang, ditambah dengan naluri menyerangnya, menjadikannya pemain yang sangat berharga. Ia juga memegang rekor penampilan terbanyak untuk tim nasional Portugal selama beberapa tahun, mengukuhkan statusnya sebagai salah satu ikon timnas.
Dalam karier kepelatihannya, pencapaian tertingginya adalah membawa tim nasional Portugal ke semi-final UEFA Euro 2000. Ini adalah momen penting bagi sepak bola Portugal, yang menunjukkan kemampuannya dalam memimpin tim di level internasional. Ia juga berhasil memenangkan Kejuaraan Sepak Bola Asia Timur bersama Korea Selatan, menunjukkan adaptasinya terhadap lingkungan sepak bola yang berbeda. Perannya sebagai Wakil Presiden Federasi Sepak Bola Portugal juga menunjukkan dedikasinya yang berkelanjutan untuk pengembangan sepak bola di negaranya.
7.2. Kritik dan Kontroversi
Meskipun sukses, karier kepelatihan Humberto Coelho tidak lepas dari kritik dan kontroversi. Setelah membawa Portugal ke semi-final Euro 2000, kontraknya tidak diperpanjang, sebuah keputusan yang mengejutkan mengingat keberhasilan tim.
Di level internasional, Coelho gagal dalam misi kualifikasi Piala Dunia FIFA bersama Maroko (untuk Piala Dunia 2002) dan Tunisia (untuk Piala Dunia 2010), yang terakhir mengakhiri rekor partisipasi Tunisia yang konsisten di Piala Dunia.
Masa jabatannya sebagai pelatih Korea Selatan adalah yang paling banyak disorot karena inkonsistensinya. Meskipun mencoba menerapkan sistem dan taktik baru, ia menghadapi periode performa buruk, termasuk kekalahan mengejutkan dari tim-tim yang relatif lebih lemah seperti Vietnam dan Oman dalam kualifikasi Piala Asia AFC 2004. Puncaknya adalah hasil imbang 0-0 melawan Maladewa di kualifikasi Piala Dunia FIFA 2006, yang memicu kemarahan publik dan akhirnya berujung pada pengunduran dirinya, meskipun Asosiasi Sepak Bola Korea sempat memutuskan untuk mempertahankannya. Kontroversi mengenai "ketidakmampuan manajemen" dan "ketidakharmonisan" internal tim juga muncul selama masa jabatannya di Korea Selatan. Selain itu, ia dipecat dari Al-Shabab setelah kekalahan telak di Liga Champions AFC. Periode-periode ini menunjukkan kesulitan Coelho dalam mempertahankan konsistensi dan mencapai hasil yang diinginkan di beberapa klub dan tim nasional di luar Portugal.