1. Kehidupan Awal dan Pendidikan
Mohamed Irfaan Ali lahir dan dibesarkan di Guyana dalam keluarga yang berlatar belakang pendidik, kemudian menempuh pendidikan tinggi di berbagai institusi di dalam dan luar negeri.
1.1. Latar Belakang Keluarga dan Kelahiran
Ali lahir pada 25 April 1980 di Leonora, sebuah desa di wilayah Pantai Barat Demerara di Guyana. Ia lahir dalam keluarga Indo-Guyana Muslim dari pasangan Bibi Shariman Neshaw dan Mohamed Osman Ali, yang keduanya berprofesi sebagai pendidik. Sebagai salah satu dari dua putra, Ali juga menghabiskan banyak tahun-tahun formatifnya di Pulau Leguan.
Nenek moyang buyut-buyut-buyutnya dari pihak ibu adalah Ujiari dan Bujhawan, yang berasal dari desa Basi, thana Telogepur di jela Basti, yang sekarang menjadi Uttar Pradesh, India. Ali adalah keturunan mereka melalui putra mereka, Dildar. Dildar, Ujiari, dan empat anak lainnya serta seorang menantu perempuan berimigrasi ke British Guiana (sekarang Guyana) sebagai pekerja kontrak pada tahun 1894 menaiki kapal Rhine. Mereka dikontrak untuk bekerja di Perkebunan Success di Leguan.
1.2. Pendidikan
Mohamed Irfaan Ali memulai pendidikan dasarnya di sekolah-sekolah Leonora Nursery and Primary serta Cornelia Ida Primary. Ia menyelesaikan pendidikan menengahnya di St. Stanislaus College di Georgetown, Guyana.
Ia memegang gelar doktor dalam Perencanaan Kota dan Regional dari University of the West Indies. Pada tahun 2003, ia menyelesaikan gelar master dalam Perencanaan Pengembangan Sumber Daya Manusia dari National Institute of Labour Economics, yang berafiliasi dengan Guru Gobind Singh Indraprastha University, New Delhi. Pada tahun 2023, universitas tersebut menganugerahinya gelar Doktor Kehormatan. Ia juga memiliki gelar Master of Arts dalam perencanaan tenaga kerja, diploma pascasarjana dalam bisnis internasional, dan sertifikat pascasarjana dalam keuangan dari Anglia Ruskin University, gelar Master of Law dalam hukum komersial internasional dari University of Salford, dan gelar Bachelor of Arts dengan predikat cum laude dalam manajemen bisnis dari University of Sunderland.
2. Karier
Karier Mohamed Irfaan Ali mencakup peran profesional di sektor pembangunan dan perencanaan, sebelum ia beralih ke dunia politik dan memegang berbagai posisi menteri serta kepemimpinan di parlemen.
2.1. Karier Profesional
Sebelum terjun ke dunia politik, Ali menjabat sebagai manajer proyek Unit Implementasi Proyek Bank Pembangunan Karibia di Kementerian Keuangan. Ia juga pernah menjabat sebagai perencana senior di Sekretariat Perencanaan Negara.
2.2. Karier Politik
Ali menjadi anggota Majelis Nasional Guyana pada tahun 2006. Ia kemudian diangkat ke dalam portofolio Menteri Perumahan dan Air, serta Menteri Pariwisata, Industri, dan Perdagangan.
Selama masa jabatannya sebagai menteri, Ali juga pernah menjalankan fungsi sebagai presiden dan perdana menteri pada kesempatan yang berbeda. Pada tahun 2015, ketika Partai Progresif Rakyat/Sivik (PPP/C) beralih menjadi oposisi, ia menjabat sebagai Ketua Public Accounts Committee dan Wakil Ketua Economic Services Committee di parlemen Guyana.
3. Kepresidenan
Masa kepresidenan Mohamed Irfaan Ali dimulai setelah pemilihan umum yang menantang pada tahun 2020, di mana ia memimpin dengan platform ekonomi yang ambisius dan menginisiasi kebijakan luar negeri yang signifikan.
3.1. Pencalonan dan Pemilihan
Irfaan Ali adalah calon presiden dari Partai Progresif Rakyat (PPP/C) untuk pemilihan umum dan regional 2 Maret 2020 di Guyana. Ia terpilih sebagai calon presiden untuk Partai Progresif Rakyat/Sivik pada 19 Januari 2019. Ia memenangkan pemilihan umum Maret 2020. Ia dilantik sebagai presiden kesepuluh Guyana pada 2 Agustus 2020, beberapa bulan setelah kemenangannya, karena tantangan hukum yang luas mengenai integritas pemilihan dan penghitungan ulang semua surat suara.
3.2. Kampanye dan Janji
Dalam kampanyenya pada tahun 2020 untuk kepresidenan, Ali menjalankan platform yang sebagian besar berfokus pada ekonomi, dengan menyebutkan penurunan pertumbuhan dan peningkatan pengangguran di bawah pemerintahan Granger. Ali berkomitmen untuk menciptakan 50.000 lapangan kerja baru selama lima tahun. Ia menekankan perlunya transparansi dan kepatuhan terhadap standar yang diakui secara global untuk sektor minyak Guyana yang baru berkembang, yang diharapkan akan mengubah pembangunan Guyana. Ali berkomitmen untuk mendirikan dana kekayaan negara yang "dilindungi dari campur tangan politik", dan untuk memperkuat kemampuan Guyana dalam menjunjung tinggi Prinsip-Prinsip Santiago serta persyaratan global Inisiatif Transparansi Industri Ekstraktif.
3.3. Kebijakan Luar Negeri

Pada September 2020, dalam pernyataan bersama dengan Amerika Serikat Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, Ali menyatakan bahwa kedua negara akan memulai patroli maritim bersama yang bertujuan untuk pencegahan narkoba di dekat perbatasan yang disengketakan Guyana dengan Venezuela yang dilanda krisis. Perjanjian tersebut muncul saat perusahaan minyak besar AS Exxon Mobil Corp, sebagai bagian dari konsorsium dengan Hess Corp, meningkatkan produksi minyak mentah dari blok Stabroek lepas pantai Guyana yang besar, yang sebagian besar berada di perairan yang diklaim oleh Venezuela. Pompeo dan Ali menambahkan bahwa "keamanan yang lebih besar, kapasitas yang lebih besar untuk memahami wilayah perbatasan Anda, apa yang terjadi di dalam Zona Ekonomi Eksklusif Anda - semua itu adalah hal-hal yang memberikan kedaulatan kepada Guyana."
4. Kontroversi dan Tuduhan
Mohamed Irfaan Ali menghadapi tuduhan terkait kecurangan akademik dan dakwaan penipuan sebelum dan selama pencalonannya sebagai presiden. Setelah pemilihannya, ia dituduh melakukan kecurangan akademik, di mana lawan-lawannya mengklaim bahwa Ali telah salah merepresentasikan salah satu kualifikasinya ketika ia masih berusia awal 20-an.
Selain itu, Ali juga didakwa dengan 19 tuduhan penipuan atas dugaan penipuan negara lebih dari 174.00 M USD antara tahun 2011 dan 2015. Ia diduga bersekongkol dengan orang-orang yang tidak dikenal untuk "menjual jauh di bawah harga" 19 bidang tanah negara di Plantation Sparendaam dan Goedverwagting di Demerara-Mahaica kepada pejabat pemerintah saat ini atau mantan pejabat pemerintah. Menurut Unit Kejahatan Terorganisir Khusus (SOCU), tanah-tanah tersebut, yang dijual seharga 39.80 M USD, bernilai 212.40 M USD. Pengacara Ali mempertanyakan legalitas tuduhan ini, mengklaim bahwa tuduhan tersebut bersifat politis dan "direkayasa". Pada saat Ali mencalonkan diri sebagai presiden, tuduhan tersebut belum pernah dibawa ke sidang pengadilan penuh. Persidangan atas kasus-kasus tersebut ditunda beberapa kali. Ia diberikan jaminan diri atas tuduhan tersebut. Pada 14 Agustus 2020, tuduhan-tuduhan tersebut akhirnya dibatalkan.
5. Penghargaan dan Tanda Kehormatan
Mohamed Irfaan Ali telah menerima beberapa penghargaan dan tanda kehormatan, baik dari dalam maupun luar negeri.
- Pada tahun 2023, Pemerintah India menganugerahkan Pravasi Bharatiya Samman (Penghargaan India di Luar Negeri) kepada Ali sebagai pengakuan atas kontribusinya dalam "Politik/Kesejahteraan Masyarakat" dan atas "pencapaian luar biasa baik di India maupun di luar negeri".
- Pada tahun 2023, Pemerintah Barbados menganugerahkan Order of Freedom of Barbados kepada Ali "sebagai pengakuan atas komitmen kuatnya untuk meningkatkan kerja sama guna mencapai kerja sama dan kolaborasi regional untuk mencapai integrasi regional dan mendorong kemitraan sosial dan ekonomi yang lebih dalam, khususnya terkait Ketahanan Pangan dan Gizi, serta untuk peningkatan kesejahteraan rakyat Barbados dan wilayah tersebut."
6. Pengaruh dan Signifikansi
Mohamed Irfaan Ali memiliki pengaruh dan signifikansi yang besar, terutama sebagai presiden Muslim pertama di Guyana dan Amerika Selatan. Pencapaiannya ini memiliki makna simbolis yang kuat, menunjukkan keragaman dan inklusivitas dalam kepemimpinan regional.
Di tingkat nasional, perannya dalam pembangunan Guyana sangat menonjol melalui fokusnya pada platform ekonomi yang ambisius selama kampanye kepresidenan. Ia menekankan penciptaan lapangan kerja, transparansi di sektor minyak yang baru berkembang, dan pembentukan dana kekayaan negara yang terlindungi dari campur tangan politik. Komitmennya terhadap standar global seperti Prinsip-Prinsip Santiago dan Inisiatif Transparansi Industri Ekstraktif menegaskan visinya untuk tata kelola yang baik dan akuntabilitas di sektor sumber daya alam.
Dalam kebijakan luar negeri, Ali telah aktif dalam kerja sama regional dan internasional. Kemitraan dengan Amerika Serikat dalam patroli maritim untuk pencegahan narkoba dan pengamanan perbatasan menunjukkan komitmennya terhadap stabilitas dan keamanan regional. Upayanya untuk meningkatkan kerja sama regional, seperti yang diakui oleh penghargaan dari Barbados, menyoroti perannya dalam mendorong integrasi dan kemitraan sosial-ekonomi yang lebih dalam di Karibia, khususnya dalam isu ketahanan pangan dan gizi. Secara keseluruhan, kepemimpinannya menandai era baru bagi Guyana, dengan penekanan pada pembangunan ekonomi, transparansi, dan penguatan posisi negara di kancah regional dan global, serta signifikansi Islam di Guyana.