1. Overview
Jan Kochanowski (Jan KochanowskiBahasa Polandia, Ioannes CochanoviusIioannes KohanobiusBahasa Latin; 1530 - 22 Agustus 1584) adalah seorang penyair Renaisans Polandia terkemuka yang menulis dalam bahasa Latin Baru dan bahasa Polandia. Ia dikenal karena menetapkan pola-pola puitis yang menjadi integral dalam sastra Polandia dan mengembangkan bahasa Polandia sebagai media sastra. Kochanowski secara luas dianggap sebagai penyair Polandia terbesar sebelum Adam Mickiewicz dan salah satu penyair Slavia paling berpengaruh sebelum abad ke-19. Ia juga merupakan tokoh kunci dalam filsafat eklektik, menggabungkan Stoisisme, Epikureanisme, Neoplatonisme Renaisans, dan iman Kristen yang mendalam.
2. Kehidupan
Jan Kochanowski menjalani kehidupan yang kaya akan pendidikan dan pengalaman di berbagai pusat kebudayaan Eropa, sebelum akhirnya menetap di tanah kelahirannya dan menjadi salah satu tokoh sastra paling berpengaruh di Polandia.
2.1. Kehidupan Awal dan Keluarga
Rincian pasti mengenai kehidupan awal Jan Kochanowski masih langka dan sebagian besar berasal dari tulisan-tulisannya sendiri. Ia lahir pada tahun 1530 di Sycyna, dekat Radom, Kerajaan Polandia. Tanggal lahirnya diperkirakan dari prasasti makamnya di Zwoleń yang menyebutkan ia meninggal pada 22 Agustus 1584 pada usia 54 tahun. Meskipun ada biografi tahun 1612 yang menyebut ia lahir pada 1532, studi oleh sejarawan sastra Polandia Janusz Pelc pada tahun 2001 mengkonfirmasi tahun 1530 sebagai yang paling mungkin.
Kochanowski berasal dari keluarga bangsawan Polandia (szlachta) dengan lambang Korwin. Ayahnya, Piotr Kochanowski (sekitar 1485-1547), adalah seorang hakim tanah di wilayah Sandomierz dan tuan tanah yang cukup kaya. Ibunya, Anna Białaczowska, berasal dari keluarga Odrowąż. Jan adalah anak kedua dari sebelas bersaudara; ia memiliki enam saudara laki-laki (Kacper, Piotr, Mikołaj, Andrzej, Jakub, Stanisław) dan empat saudara perempuan (Katarzyna, Elżbieta, Anna, Jadwiga), serta dua saudara tiri (Druzyanna dan Stanisław) dari pernikahan pertama ayahnya. Dua adiknya, Andrzej Kochanowski dan Mikołaj Kochanowski (meninggal 1582), juga menjadi penyair dan penerjemah. Keluarga Kochanowski dikenal memiliki standar intelektual yang tinggi, yang mendorong minat Jan dan saudara-saudaranya dalam sastra, membedakan mereka dari bangsawan tetangga. Ayahnya meninggal pada tahun 1547.
2.2. Pendidikan dan Perjalanan
Informasi mengenai pendidikan awal Jan Kochanowski tidak banyak diketahui. Pada usia empat belas tahun, sekitar tahun 1544, ia dikirim untuk belajar di Akademi Kraków. Ia meninggalkan akademi tanpa gelar pada tahun 1547, kemungkinan karena wabah penyakit dan kabar buruk tentang kesehatan ayahnya.
Antara tahun 1547 dan 1550, ia diduga belajar di universitas di Jerman atau tinggal di salah satu rumah bangsawan. Dari tahun 1551 hingga 1552, ia melanjutkan studinya di Universitas Königsberg di Kadipaten Prusia (sebuah vasal dari Takhta Kerajaan Polandia). Bukti keberadaannya di sana adalah dua catatan dalam edisi "Tragedi" oleh Seneca Muda, salah satunya berisi puisi Latin empat baris yang didedikasikan untuk temannya Stanisław Grzepski.
Pada tahun 1552, Kochanowski tiba di Padua, Italia, di mana ia terdaftar di Universitas Padua. Ia belajar filologi klasik dan berhubungan dengan sarjana humanisme Francesco Robortello. Selama periode "Padua" ini, ia melakukan perjalanan bolak-balik antara Italia dan Polandia setidaknya dua kali untuk mengamankan dana dan menghadiri pemakaman ibunya. Ia juga melakukan perjalanan ke Roma dan Napoli bersama Jan Krzysztof Tarnowski dan Mikołaj Mielecki.
Kochanowski mengakhiri periode studi dan perjalanannya yang berlangsung selama lima belas tahun dengan kunjungan ke Prancis pada akhir tahun 1558. Di sana, ia mengunjungi Marseille dan Paris, serta bertemu dengan penyair Pierre de Ronsard. Ia juga mengunjungi Aquitaine di barat daya Prancis dan melihat sungai Loire, Rhône, dan Seine. Diduga ia ditemani oleh humanis Flemish, Karel Utenhove. Pada Mei 1559, ia kembali ke Polandia untuk menetap secara permanen.

3. Karier dan Lingkungan Kerajaan
Setelah kembali ke Polandia, Jan Kochanowski memasuki lingkungan istana dan memegang beberapa jabatan penting, yang memberinya pengalaman mendalam dalam politik dan kehidupan publik.
3.1. Kepulangan ke Polandia dan Kehidupan Istana
Pada tahun 1559, Kochanowski secara permanen kembali ke Polandia dan aktif sebagai seorang humanis serta penyair Renaisans. Ia menghabiskan lima belas tahun berikutnya sebagai abdi dalem, meskipun sedikit yang diketahui tentang tahun-tahun pertamanya setelah kembali ke Polandia (1559-1562). Diduga ia menjalin kontak lebih dekat dengan istana Jan Tarnowski, voivode Kraków, dan keluarga Radziwiłł. Ia juga berhubungan dengan bangsawan besar lainnya seperti Tęczyński, Jan Firlej (seorang bangsawan dan aktivis Calvinis), serta uskup Kraków, Filip Padniewski.
3.2. Sekretaris Kerajaan
Pada pertengahan tahun 1563, Jan Kochanowski memasuki layanan Wakil Kanselir Mahkota dan uskup Piotr Myszkowski, yang membantunya mendapatkan gelar sekretaris kerajaan. Sejak akhir 1563 atau awal 1564, ia berafiliasi dengan istana kerajaan Raja Sigismund II Augustus, menjabat sebagai sekretaris kerajaan. Rincian tugasnya di istana tidak diketahui secara pasti, tetapi keterlibatannya dalam politik tercermin dalam karya-karyanya.
Selama masa ini, ia menerima dua benefice (pendapatan dari paroki) dan jabatan gerejawi. Pada 7 Februari 1564, Kochanowski diangkat sebagai provost di Katedral Poznań, jabatan yang sebelumnya dipegang oleh Myszkowski. Ia juga mendapatkan jabatan imam di Zwoleń.
Ia menemani Raja dalam beberapa peristiwa penting. Pada tahun 1567, ia menyertai Raja selama episode Perang Lituania-Muskwa (1558-1570), yaitu sebuah unjuk kekuatan di dekat Radashkovichy (dekat Minsk). Pada tahun 1569, ia hadir di Sejm di Lublin yang mengesahkan Persatuan Lublin, secara resmi mendirikan Persemakmuran Polandia-Lituania. Peristiwa penting ini, di mana Adipati Prusia Albrecht Frederick bersumpah setia kepada Sigismund II, ia abadikan dalam puisinya "Proporzec albo Hołd Pruski" (Panji, atau Penghormatan Prusia).
3.3. Jabatan Gerejawi dan Publik
Selain perannya sebagai sekretaris kerajaan, Kochanowski juga memegang jabatan gerejawi sebagai kanon di Katedral Poznań dan imam di Zwoleń. Meskipun ia kemudian memilih untuk tidak terlalu aktif dalam kehidupan politik istana, ia tetap terlibat secara sosial di tingkat lokal. Pada tahun 1576, ia menjadi utusan kerajaan untuk sejmik (majelis lokal) di Opatów. Pada 9 Oktober 1579, Raja Polandia dan Adipati Agung Lituania Stefan Batory menandatangani penunjukan Kochanowski sebagai pembawa standar Sandomierz di Vilnius. Ia juga sering mengunjungi Sandomierz, ibu kota voivodeship-nya.
4. Kehidupan Akhir dan Czarnolas
Paruh akhir kehidupan Jan Kochanowski ditandai dengan kepindahannya ke tanah miliknya di Czarnolas, di mana ia menjalani kehidupan sebagai tuan tanah pedesaan dan mengalami peristiwa pribadi yang sangat memengaruhi karya-karyanya.

4.1. Pernikahan dan Keluarga
Dari tahun 1571 dan seterusnya, Kochanowski mulai menghabiskan lebih banyak waktu di tanah milik keluarganya di desa Czarnolas, yang terletak dekat Lublin. Pada tahun 1574, setelah Raja Henry dari Valois (yang pencalonannya untuk takhta Polandia didukung Kochanowski) meninggalkan Polandia, Kochanowski secara permanen menetap di Czarnolas untuk menjalani kehidupan sebagai tuan tanah pedesaan.
Pada tahun 1575, ia menikah dengan Dorota Podlodowska, putri wakil Sejm Stanisław Lupa Podlodowski. Bersama Dorota, ia memiliki tujuh anak, enam putri dan satu putra.
4.2. Kehidupan sebagai Pemilik Tanah
Di Czarnolas, Kochanowski menjalani kehidupan sebagai tuan tanah. Ia berpartisipasi dalam pertemuan bangsawan di Stężyca pada Juli 1575 untuk membahas pemilihan raja baru. Pada November tahun yang sama, ia menyampaikan pidato di majelis pemilihan di Warsawa, mendukung pencalonan Maximilian II dari Wangsa Habsburg untuk takhta Polandia.
Kehidupan pedesaan ini memberinya waktu untuk menulis. Di Czarnolas, setelah kematian putrinya yang berusia dua setengah tahun, Urszula, yang sangat memengaruhi dirinya, ia menulis salah satu karyanya yang paling berkesan, Treny (Ratapan). Karya ini, yang terdiri dari 19 elegi, mengungkapkan kesedihan dan keputusasaannya atas kehilangan anaknya.
Meskipun didesak oleh orang-orang terdekatnya, termasuk bangsawan dan negarawan Polandia Jan Zamoyski, ia memutuskan untuk tidak lagi aktif berpartisipasi dalam kehidupan politik istana. Namun, Kochanowski tetap aktif secara sosial di tingkat lokal dan sering mengunjungi Sandomierz, ibu kota voivodeship-nya.
5. Karya Sastra Utama
Jan Kochanowski adalah seorang penulis yang produktif sepanjang hidupnya, menghasilkan karya-karya penting dalam bahasa Latin dan Polandia yang menjadi pilar Kanon sastra Polandia.
5.1. Karya Awal dan Puisi Latin
Karya Kochanowski yang paling awal diketahui mungkin adalah puisi berbahasa Polandia Pieśń o potopie (Nyanyian tentang Air Bah), yang kemungkinan digubah sekitar tahun 1550. Publikasi pertamanya adalah Epitaphium Cretcovii (1558) dalam bahasa Latin, sebuah epitaf yang didedikasikan untuk rekannya yang baru meninggal, Erazm Kretkowski. Karya-karya Kochanowski dari periode mudanya di Padua sebagian besar terdiri dari elegi, epigram, dan ode. Ia juga menulis karya-karya Latin penting lainnya seperti Lyricorum libellus (Buku Kecil Lirik, 1580) dan Elegiarum libri quatuor (Empat Buku Elegi, 1584), serta banyak puisi insidental. Puisi-puisi Latinnya kemudian diterjemahkan ke bahasa Polandia pada abad ke-19.
5.2. Fraszki (Epigram)
Fraszki (Epigram) Kochanowski adalah koleksi 294 puisi pendek yang ditulis selama tahun 1560-an dan 1570-an, diterbitkan dalam tiga volume pada tahun 1584. Koleksi ini mengingatkan pada Decameron karya Giovanni Boccaccio. Fraszki menjadi tulisan Kochanowski yang paling populer, memicu banyak peniru di Polandia. Penyair Polandia pemenang Hadiah Nobel Sastra 1980, Czesław Miłosz, menyebutnya semacam "buku harian yang sangat pribadi, tetapi di mana kepribadian penulis tidak pernah muncul di latar depan."
5.3. Treny (Ratapan)

Selama tahun 1560-an dan 1570-an, Kochanowski menyelesaikan serangkaian elegi berjudul Treny, yang kemudian diterbitkan dalam tiga volume pada tahun 1584. Ke-19 elegi yang menyayat hati ini meratapi kehilangan putrinya yang berusia dua setengah tahun, Urszula Kochanowska. Treny menjadi sumber abadi genre baru dalam sastra Polandia. Miłosz menulis bahwa "seni puitis Kochanowski mencapai pencapaian tertingginya dalam Laments." Inovasi Kochanowski, "sesuatu yang unik dalam sastra dunia... sebuah siklus utuh... yang berpusat pada tema utama," mengejutkan beberapa orang sezaman, karena siklus tersebut menerapkan bentuk klasik pada kesedihan pribadi - dan itu, pada subjek yang "tidak signifikan," seorang anak kecil.
5.4. Odprawa posłów greckich (Pemecatan Utusan Yunani)
Odprawa posłów greckich (Pemecatan Utusan Yunani), ditulis sekitar tahun 1565-1566 dan pertama kali diterbitkan serta dipentaskan pada tahun 1578, adalah sebuah tragedi sajak bebas yang menceritakan insiden, yang dimodelkan dari Homer, yang mengarah pada Perang Troya. Ini adalah tragedi pertama yang ditulis dalam bahasa Polandia, dan temanya tentang tanggung jawab kenegaraan masih relevan hingga saat ini. Drama ini dipentaskan pada 12 Januari 1578 di Kastil Ujazdów di Warsawa pada pernikahan Jan Zamoyski dan Krystyna Radziwiłł (Zamoyski dan keluarga Radziwiłł adalah beberapa patron penting Kochanowski). Miłosz menyebut Pemecatan Utusan Yunani sebagai "spesimen terbaik drama humanis Polandia."
5.5. Pieśni (Nyanyian) dan Psalterz Dawidów (Mazmur Daud)
Pada tahun 1579, Kochanowski menerjemahkan salah satu Mazmur, Psalterz Dawidów (Mazmur Daud), ke dalam bahasa Polandia. Pada pertengahan abad ke-18, setidaknya 25 edisi telah diterbitkan. Setelah diiringi musik, karya ini menjadi elemen abadi dalam misa gereja Polandia dan budaya populer. Karya ini juga menjadi salah satu karya penyair yang lebih berpengaruh secara internasional, diterjemahkan ke dalam bahasa Rusia oleh Symeon dari Polotsk dan ke bahasa Rumania, Jerman, Lituania, Ceko, dan Slowakia.
Pieśni (Nyanyian), ditulis sepanjang hidupnya dan diterbitkan secara anumerta pada tahun 1586, mencerminkan lirisisme Italia dan "keterikatannya pada antikuitas", khususnya pada Horatius, dan sangat berpengaruh bagi puisi Polandia.
5.6. Puisi dan Prosa Polandia Lainnya
Kochanowski juga menulis karya-karya penting lainnya dalam bahasa Polandia. Ini termasuk puisi epik seperti O śmierci Jana Tarnowskiego (Tentang Kematian Jan Tarnowski, 1561) dan Pamiątka wszytkimi cnotami hojnie obdarzonemu Janowi Baptiście hrabi na Tęczynie (Peringatan untuk Jan Baptist, Pangeran di Tęczyn, 1562-64); serta karya-karya yang lebih serius seperti Zuzanna (1562) dan Proporzec albo hołd pruski (Panji, atau Penghormatan Prusia, 1564).
Ia juga menulis puisi-puisi satir dan komentar sosial-politik seperti Zgoda (Kesepakatan, sekitar 1562) dan Satyr albo Dziki Mąż (Satir, atau Manusia Liar, 1564), serta karya ringan Szachy (Catur, sekitar 1562-66), yang digambarkan sebagai "puisi epik humoris atau heroikomi" pertama dalam bahasa Polandia. Beberapa karyanya dapat dilihat sebagai komentar jurnalistik, sebelum munculnya jurnalisme per se, yang mengungkapkan pandangan istana kerajaan pada tahun 1560-an dan 1570-an, dan ditujukan kepada anggota parlemen (Sejm) dan pemilih.
Karya non-puitisnya meliputi dialog komentar politik, Wróżki (Pertanda). Di antara karya-karya yang diterbitkan secara anumerta, risalah sejarah O Czechu i Lechu historyja naganiona (Kisah Tenunan tentang Ceko dan Lech) menawarkan analisis sastra kritis pertama tentang mitologi Slavia, berfokus pada mitos asal usul tituler tentang Lech, Ceko, dan Rus.
Sejak Mei 2024, satu-satunya salinan karya Jan Kochanowski dalam tulisan tangan penulis, puisi Dryas Zamchana, dipamerkan di Istana Persemakmuran di Warsawa.
5.7. Karya Terjemahan dan Karya Latin
Kochanowski juga menerjemahkan beberapa karya klasik kuno Yunani dan Romawi ke dalam bahasa Polandia, seperti Fenomena karya Aratus dan fragmen Illiad karya Homer. Ia juga menerjemahkan fragmen tragedi Euripides "Alcestis". Karya-karya Latinnya yang terkenal termasuk Lyricorum libellus (Buku Kecil Lirik, 1580), Elegiarum libri quatuor (Empat Buku Elegi, 1584), dan banyak puisi insidental. Puisi-puisi Latinnya diterjemahkan ke bahasa Polandia pada tahun 1829 oleh Kazimierz Brodziński dan pada tahun 1851 oleh Władysław Syrokomla.
6. Filsafat dan Pemikiran
Jan Kochanowski memiliki pandangan filosofis dan religius yang mendalam, mencerminkan semangat humanisme Renaisans.
6.1. Sikap Religius dan Filosofis
Seperti banyak orang pada masanya, Kochanowski sangat religius, dan sejumlah karyanya terinspirasi oleh agama. Namun, ia menghindari memihak dalam pertikaian antara Gereja Katolik dan denominasi Protestan; ia tetap bersahabat dengan tokoh-tokoh dari kedua aliran Kristen, dan puisinya dianggap dapat diterima oleh keduanya.
Ia adalah perwakilan utama dari filosofi eklektik, yang menggabungkan Stoisisme, Epikureanisme, Neoplatonisme Renaisans, dan iman yang mendalam kepada Tuhan, yang menghubungkan antikuitas dan Kekristenan. Pandangan ini menunjukkan toleransinya terhadap perbedaan agama dan kemampuannya untuk menyatukan berbagai pemikiran filosofis dalam karyanya.
7. Pengaruh dan Warisan
Jan Kochanowski meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sastra Polandia dan diakui secara luas sebagai salah satu penyair terbesar dalam sejarahnya.

7.1. Pengaruh pada Bahasa dan Sastra Polandia
Kochanowski telah digambarkan sebagai penyair Polandia terbesar sebelum Adam Mickiewicz. Sejarawan sastra Polandia Tadeusz Ulewicz menulis bahwa Kochanowski secara umum dianggap sebagai penyair Renaisans terkemuka tidak hanya di Persemakmuran Polandia-Lituania tetapi di seluruh bangsa Slavia. Keutamaannya tetap tidak tertandingi hingga munculnya Romantikus Polandia abad ke-19 (alias Mesianisme Polandia), terutama Adam Mickiewicz dan Juliusz Słowacki, serta Alexander Pushkin di Rusia.
Menurut Ulewicz, Kochanowski menciptakan puisi Polandia modern dan memperkenalkannya ke Eropa. Seorang Slavis Amerika, Oscar E. Swan, berpendapat bahwa Kochanowski adalah "penulis Slavia pertama yang mencapai keunggulan pada skala Eropa." Demikian pula, Miłosz menulis bahwa "hingga awal abad kesembilan belas, penyair Slavia paling terkemuka tidak diragukan lagi adalah Jan Kochanowski" dan bahwa ia "menentukan laju seluruh perkembangan puisi Polandia selanjutnya." Sejarawan Inggris Norman Davies menamai Kochanowski sebagai tokoh terpenting kedua dari Renaisans Polandia, setelah Copernicus. Penyair dan kritikus sastra Polandia Jerzy Jarniewicz menyebut Kochanowski "bapak pendiri sastra Polandia."
Salah satu pencapaian utamanya adalah penciptaan bentuk sajak berbahasa Polandia yang menjadikannya klasik bagi orang-orang sezamannya dan generasi mendatang. Ia sangat memperkaya puisi Polandia dengan menaturalisasi bentuk-bentuk puitis asing, yang ia tahu bagaimana mengisinya dengan semangat nasional. Kochanowski, tulis Davies, dapat dilihat sebagai "pendiri puisi vernakular Polandia [yang] menunjukkan kepada orang Polandia keindahan bahasa mereka."
Sejarawan Amerika Larry Wolf berpendapat bahwa Kochanowski "berkontribusi pada penciptaan budaya vernacular dalam bahasa Polandia"; sejarawan sastra Polandia Elwira Buszewicz menggambarkannya sebagai "'bapak pendiri' puisi humanis Polandia yang elegan"; dan Slavis serta penerjemah Amerika David Welsh menulis bahwa pencapaian terbesar Kochanowski adalah "transformasinya bahasa Polandia sebagai media untuk puisi." Ulewicz mengkreditkan Nyanyian Kochanowski sebagai yang paling berpengaruh dalam hal ini, sementara Davies menulis bahwa "Psalter Kochanowski melakukan untuk bahasa Polandia apa yang dilakukan Alkitab Luther untuk bahasa Jerman." Karya Kochanowski juga memengaruhi perkembangan sastra Lituania.
7.2. Evaluasi Eropa dan Inspirasi Artistik
Meskipun ia diakui sebagai "pangeran para penyair Polandia" oleh Encyclopædia Britannica pada tahun 1894, Kochanowski lama tidak dikenal di luar negara-negara berbahasa Slavia. Koleksi puisi Kochanowski berbahasa Inggris pertama dirilis pada tahun 1928, dan monograf berbahasa Inggris pertama yang didedikasikan untuknya, oleh David Welsh, muncul pada tahun 1974. Hingga awal tahun 1980-an, tulisan-tulisan Kochanowski umumnya diabaikan dalam karya-karya referensi berbahasa Inggris. Namun, baru-baru ini terjemahan bahasa Inggris lebih lanjut telah muncul, termasuk The Laments, diterjemahkan oleh Stanisław Barańczak dan Seamus Heaney (1995), dan The Envoys, diterjemahkan oleh Bill Johnston (2007).
Karya Kochanowski telah menginspirasi seni sastra, musik, dan visual modern Polandia. Fragmen puisi Jan Kochanowski juga digunakan oleh Jan Ursyn Niemcewicz dalam libreto untuk opera Jan Kochanowski, yang dipentaskan di Warsawa pada tahun 1817. Pada abad ke-19, aransemen musik dari Lamentations dan Psalter semakin populer. Stanisław Moniuszko menulis lagu-lagu untuk bass dengan iringan piano untuk teks Lamentations III, V, VI, dan X.
8. Kematian dan Peringatan
Kehidupan Jan Kochanowski berakhir secara mendadak, namun warisannya terus dihormati dan diperingati hingga kini.

8.1. Kematian dan Pemakaman
Kochanowski meninggal, kemungkinan karena serangan jantung, di Lublin pada 22 Agustus 1584, pada usia 54 tahun. Ia berada di Lublin untuk mengajukan pengaduan kepada Raja mengenai pembunuhan saudara iparnya, Jakub Podlodowski. Ia merasa tidak enak badan setelah (atau selama) audiensi dengan Raja, dan meninggal dua hari kemudian.
Ia dimakamkan di ruang bawah tanah sebuah gereja paroki di Zwoleń. Pada awal abad ke-17, keluarga penyair mendirikan nisan dengan patung dada Kochanowski. Menurut catatan sejarah, setidaknya dua nisan didirikan untuk Kochanowski, satu di Zwoleń dan satu lagi di Policzno, tetapi tidak ada yang bertahan.
8.2. Warisan dan Kegiatan Peringatan
Pada tahun 1830, jenazah Kochanowski dipindahkan ke ruang bawah tanah keluarganya oleh otoritas gereja Zwoleń. Pada tahun 1983, jenazah tersebut dikembalikan ke gereja, dan pada tahun 1984, pemakaman lain diadakan untuk penyair tersebut.
Pada tahun 1791, tengkorak Kochanowski yang diduga telah dikeluarkan dari makamnya oleh Tadeusz Czacki, yang menyimpannya di tanah miliknya di Porycko. Ia kemudian memberikannya kepada Izabela Czartoryska; pada tahun 1874, tengkorak tersebut telah diangkut ke Museum Czartoryski, tempat ia berada saat ini. Namun, studi antropologi pada tahun 2010 menunjukkan bahwa itu adalah tengkorak seorang wanita, kemungkinan istri Kochanowski.
Pada tahun 1862, pelukis sejarah Polandia Jan Matejko melukiskannya dalam lukisan Jan Kochanowski nad zwłokami Urszulki (Jan Kochanowski dan Putrinya yang Meninggal, Urszula). Pada tahun 1961, sebuah museum (Museum Jan Kochanowski di Czarnolas) dibuka di tanah milik Kochanowski di Czarnolas untuk menghormati warisan abadinya.