1. Kehidupan Pribadi dan Latar Belakang
Joo Young-dae lahir di Sacheon, Gyeongsang Selatan, dan mengalami disabilitas akibat kecelakaan lalu lintas pada tahun 1992, yang kemudian membawanya memulai tenis meja sebagai bagian dari rehabilitasi setelah menempuh pendidikan di Universitas Nasional Gyeongsang.
1.1. Masa Kecil dan Disabilitas
Joo Young-dae lahir pada 15 Januari 1973 di Sacheon, Gyeongsang Selatan, Korea Selatan, lebih spesifiknya di Seopo-myeon, Geumjin-ri, Sacheon-si. Kehidupannya berubah drastis pada tahun 1992 ketika ia mengalami kecelakaan lalu lintas yang menyebabkannya menjadi seorang individu dengan disabilitas fisik. Pada saat itu, ia masih berstatus sebagai mahasiswa tingkat dua di Universitas Nasional Gyeongsang. Setelah kecelakaan tersebut, ia memulai tenis meja pada tahun 2008 sebagai bagian dari program rehabilitasinya, yang kemudian menjadi awal dari karier atletiknya.
1.2. Pendidikan
Joo Young-dae menempuh pendidikan menengahnya di Sekolah Menengah Atas Sacheon. Setelah lulus, ia melanjutkan studinya di Universitas Nasional Gyeongsang, mengambil jurusan Pendidikan Jasmani.
2. Karier Tenis Meja
Joo Young-dae adalah seorang pemain tenis meja dengan gaya bermain pegangan jabat tangan (shakehand grip) tangan kanan. Ia diklasifikasikan dalam Kelas 1 disabilitas, yang menunjukkan tingkat disabilitas tertinggi dalam tenis meja paralimpik. Pelatihnya adalah Choi Kyoung-sik. Peringkat tertingginya adalah peringkat 1 dunia pada Juli 2017, dan ia juga memegang peringkat 1 saat ini.
2.1. Awal Karier sebagai Atlet
Seperti yang disebutkan sebelumnya, Joo Young-dae memulai tenis meja pada tahun 2008 sebagai bagian dari rehabilitasinya setelah kecelakaan yang menyebabkan disabilitasnya. Awalnya sebagai aktivitas pemulihan, tenis meja dengan cepat berkembang menjadi jalur karier profesional baginya, membawanya ke berbagai kompetisi domestik dan internasional.
2.2. Prestasi Kompetisi Internasional Utama
Joo Young-dae telah mengukir banyak prestasi gemilang di panggung internasional, meraih medali di berbagai turnamen bergengsi.
2.2.1. 2014 Asian Para Games Incheon
Pada Pesta Olahraga Difabel Asia 2014 yang diselenggarakan di Incheon, Joo Young-dae terpilih sebagai bagian dari tim nasional Korea Selatan. Ia berhasil meraih medali emas di nomor tunggal putra Kelas 1. Selain itu, ia juga berkontribusi pada perolehan medali perak untuk tim putra. Atas prestasinya, ia menerima penghargaan atlet terbaik pada acara Malam Olahragawan Sacheon pada bulan Desember tahun yang sama.
2.2.2. 2015 Slovakia Open
Pada Mei 2015, Joo Young-dae berpartisipasi dalam turnamen Slovakia Open. Di sana, ia memenangkan medali perak di nomor tunggal putra Kelas 1 dan medali emas di nomor tim putra Kelas 1.
2.2.3. Paralimpiade Musim Panas 2016 Rio de Janeiro
Joo Young-dae berkompetisi di Paralimpiade Musim Panas 2016 yang diadakan di Rio de Janeiro, Brasil. Di nomor tunggal putra Kelas 1, ia berhasil melaju hingga babak final, namun harus mengakui keunggulan David Love dari Britania Raya dengan skor set 1-3, sehingga meraih medali perak yang berharga. Ia juga berpartisipasi dalam nomor tim putra Kelas 1-2 bersama rekan satu timnya, Cha Soo-yong dan Kim Kyeong-muk. Tim mereka mencapai final tetapi kalah dari tim Prancis dengan skor 1-2, sehingga kembali meraih medali perak.
2.2.4. Kejuaraan Para Tenis Meja Asia 2017
Pada Kejuaraan Para Tenis Meja Asia 2017 yang berlangsung di Beijing, Tiongkok, Joo Young-dae menunjukkan dominasinya dengan meraih medali emas di nomor tunggal putra Kelas 1 dan juga medali emas di nomor tim putra Kelas 1-2.
2.2.5. Aktivitas Utama 2018
Pada tahun 2018, Dewan Olahraga Disabilitas Gyeongnam memutuskan untuk membentuk tim tenis meja. Joo Young-dae kemudian meninggalkan Asosiasi Tenis Meja Disabilitas Kota Busan dan bergabung dengan tim tenis meja Dewan Olahraga Disabilitas Gyeongnam, kembali ke kampung halamannya di Gyeongsang Selatan.
2.2.6. Partisipasi Turnamen Utama 2019
Tahun 2019 menjadi tahun yang sibuk bagi Joo Young-dae dengan partisipasi dalam berbagai turnamen.
- Pada 5-7 April, ia berkompetisi di Piala Presiden Asosiasi Tenis Meja Disabilitas Korea yang diadakan di Ulsan, di mana ia memenangkan medali emas di nomor tunggal putra Kelas 1.
- Pada 26-28 April, ia meraih medali perunggu di Turnamen Tenis Meja Disabilitas Piala Walikota Bucheon.
- Di Slovenia Open, ia berhasil meraih medali emas di nomor tunggal putra Kelas 1 dan medali perak di nomor tim.
- Pada Agustus, ia juga berpartisipasi dalam Bangkok Open di Bangkok, di mana ia memenangkan medali emas di nomor tunggal dan medali perak di nomor tim.
2.2.7. Paralimpiade Musim Panas 2020 Tokyo
Pada Paralimpiade Musim Panas 2020 yang ditunda hingga tahun 2021 di Tokyo, Jepang, Joo Young-dae mencetak sejarah. Ia berhasil melaju ke final nomor tunggal putra Kelas 1 dan berhadapan dengan rekan senegaranya, Kim Hyeon-wook. Joo Young-dae memenangkan pertandingan dengan skor set 3-1, meraih medali emas Paralimpiade pertamanya. Medali emas ini juga merupakan medali emas Paralimpiade pertama bagi Korea Selatan di nomor tunggal putra Kelas 1. Dalam turnamen yang sama, Nam Ki-won juga meraih medali perunggu di nomor yang sama, menjadikan Korea Selatan mendominasi podium dengan meraih emas, perak, dan perunggu.
2.3. Partisipasi Kompetisi Domestik
Selain prestasi internasional, Joo Young-dae juga aktif berpartisipasi dalam kompetisi domestik di Korea Selatan. Ia telah berkompetisi dalam berbagai turnamen seperti Piala Presiden Asosiasi Tenis Meja Disabilitas Korea dan Turnamen Tenis Meja Disabilitas Piala Walikota Bucheon, di mana ia secara konsisten meraih medali dan menunjukkan dominasinya di kancah nasional.
3. Sistem Pertandingan dan Klasifikasi
Dalam tenis meja paralimpik, atlet diklasifikasikan berdasarkan tingkat disabilitas mereka untuk memastikan persaingan yang adil.
3.1. Sistem Klasifikasi Disabilitas
Tenis meja paralimpik menggunakan sistem klasifikasi yang dikenal sebagai Kelas Tenis Meja (TT) atau Kelas (C) di Paralimpiade. Atlet dikelompokkan dari TT1 hingga TT10.
- Kelas TT1 hingga TT5 diperuntukkan bagi atlet yang bermain dengan menggunakan kursi roda.
- Kelas TT6 hingga TT10 diperuntukkan bagi atlet yang bermain sambil berdiri.
- Angka yang lebih rendah menunjukkan tingkat disabilitas yang lebih tinggi. Dengan demikian, Kelas 1 (atau C1) adalah kategori untuk atlet dengan tingkat disabilitas tertinggi di antara mereka yang menggunakan kursi roda. Sistem klasifikasi ini sangat penting untuk memastikan bahwa atlet bersaing dengan lawan yang memiliki tingkat disabilitas serupa, sehingga hasil pertandingan benar-benar mencerminkan keterampilan dan strategi mereka.
4. Evaluasi dan Dampak
Joo Young-dae adalah sosok yang inspiratif dalam dunia olahraga disabilitas Korea Selatan. Perjalanannya dari seorang yang mengalami kecelakaan tragis hingga menjadi peraih medali emas Paralimpiade adalah bukti nyata dari ketekunan, semangat, dan dedikasi yang luar biasa. Pencapaiannya, terutama medali emas di Paralimpiade Tokyo 2020, tidak hanya membawa kebanggaan bagi negaranya tetapi juga menjadi simbol harapan dan motivasi bagi individu dengan disabilitas di seluruh dunia. Ia telah menunjukkan bahwa dengan tekad yang kuat, batasan fisik dapat diatasi untuk mencapai puncak prestasi. Kontribusinya telah membantu meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap olahraga disabilitas di Korea Selatan.