1. Gambaran Umum
Ken Akamatsu (赤松 健Akamatsu KenBahasa Jepang, lahir 5 Juli 1968) adalah seorang mangaka dan politikus Jepang yang telah menjabat sebagai anggota Dewan Penasihat sejak tahun 2022. Ia juga seorang pengusaha dan pelobi yang berfokus pada isu-isu terkait penciptaan. Akamatsu memulai debut profesionalnya sebagai mangaka pada tahun 1993, dan dikenal luas sebagai penulis seri manga populer seperti Love Hina (1998-2001) dan Negima! Magister Negi Magi (2003-2012), keduanya diserialisasikan di Weekly Shōnen Magazine. Seri lanjutannya, UQ Holder!, diserialisasikan dari tahun 2013 hingga 2022.
Pada tahun 2011, Akamatsu mendirikan J-Comi (sekarang Manga Library Z), sebuah platform distribusi digital gratis untuk manga yang sudah habis cetak, yang mencerminkan komitmennya terhadap hak pencipta dan aksesibilitas konten. Sejak 2018, ia menjabat sebagai direktur pelaksana Asosiasi Kartunis Jepang dan merupakan advokat vokal untuk melindungi kebebasan berekspresi dalam manga dan anime dari perluasan sensor dan hukum hak cipta. Dalam pemilihan umum Dewan Penasihat Jepang 2022, ia memenangkan kursi sebagai kandidat dari Partai Demokrat Liberal di blok perwakilan proporsional nasional dengan platform kebebasan berekspresi, menjadikannya pencipta manga pertama yang menjadi legislator nasional di Diet Nasional Jepang. Pada 13 November 2024, ia diangkat sebagai Wakil Menteri Parlementer untuk Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains, dan Teknologi, serta Wakil Menteri Parlementer untuk Rekonstruksi, sebagai bagian dari Kabinet Ishiba Kedua.

2. Kehidupan
Ken Akamatsu memiliki latar belakang yang beragam, dari masa kecil yang sering berpindah-pindah hingga pendidikan yang membentuk fondasi kariernya sebagai mangaka dan aktivis.
2.1. Masa Kecil dan Pendidikan
Ken Akamatsu lahir di Nagoya, Prefektur Aichi, Jepang, pada 5 Juli 1968. Ayahnya adalah seorang birokrat di Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, yang sering kali dipindahtugaskan. Akibatnya, keluarganya sering berpindah tempat tinggal, termasuk di Yamagata, distrik Kita di Tokyo, Kumamoto, Higashikurume, dan Kawasaki. Akamatsu menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas Kaijo swasta di Shinjuku, Tokyo.
Selama masa sekolah menengahnya, ia menjabat sebagai kepala klub komputer. Pada tahun 1985, ia bahkan mengembangkan permainan RPG aksi berjudul PALADIN untuk PC-8801, yang diterbitkan oleh Bothtec. Setelah lulus dari sekolah menengah, ia melanjutkan studi di Universitas Chuo, mengambil jurusan Sastra Jepang di Fakultas Sastra. Di universitas, ia aktif di berbagai klub, termasuk klub penelitian animasi, klub penelitian manga, dan klub penelitian film. Ia menyebut Sailor Moon sebagai pengenalan awalnya terhadap dunia anime dan manga.
2.2. Awal Karier sebagai Mangaka
Saat masih kuliah, Akamatsu aktif sebagai kreator doujinshi dan menjual karyanya di Comiket dengan nama pena 水野 亜和Awa MizunoBahasa Jepang. Pada tahun 1993, ia memenangkan Penghargaan Pendatang Baru Shōnen Magazine ke-50 untuk karya debutnya, Hito Natsu no Kids Game, yang diterbitkan di Magazine Fresh milik Kodansha. Penghargaan ini menandai dimulainya karier profesionalnya sebagai mangaka. Setahun kemudian, pada tahun 1994, ia mulai menyerialisasikan A.I. Love You (1994-1997) di Weekly Shōnen Magazine milik penerbit yang sama, yang semakin mengukuhkan jalannya di industri manga.
3. Karier Manga
Karier Ken Akamatsu sebagai mangaka ditandai oleh produksi karya-karya populer yang secara signifikan memengaruhi genre komedi romantis dan shōnen di Jepang, serta mencapai kesuksesan komersial yang luar biasa.
3.1. Karya-Karya Utama
Akamatsu dikenal atas beberapa seri manga yang sangat sukses, yang sering kali menggabungkan elemen komedi romantis dengan fantasi dan aksi.
- Love Hina (1998-2001): Diserialisasikan di Weekly Shōnen Magazine, manga ini dengan cepat mengukuhkan popularitas Akamatsu. Love Hina berpusat pada kisah seorang pemuda yang berusaha masuk Universitas Tokyo dan tinggal di sebuah asrama yang dihuni oleh banyak gadis. Seri ini sangat populer, terjual lebih dari 6.00 M JPY kopi di Jepang dan kemudian diterbitkan di Amerika Serikat pada tahun 2002. Akamatsu sendiri terkejut dengan respons positif dari pembaca asing yang menganggap karyanya "lucu". Banyak materi dalam Love Hina diambil langsung dari pengalaman hidup Akamatsu sendiri, memberikan sentuhan pribadi yang unik.
- Negima! Magister Negi Magi (2003-2012): Karya Akamatsu berikutnya, juga diserialisasikan di Weekly Shōnen Magazine, adalah seri terpanjangnya. Negima! mengikuti petualangan seorang penyihir muda yang menjadi guru di sebuah sekolah khusus perempuan. Seri ini memperluas gaya Akamatsu dengan menggabungkan elemen aksi dan fantasi yang lebih kuat.
- UQ Holder! (2013-2022): Ini adalah sekuel dari Negima! Magister Negi Magi, yang awalnya diserialisasikan di Weekly Shōnen Magazine sebelum dipindahkan ke Bessatsu Shōnen Magazine. UQ Holder! adalah karya pertama yang secara eksplisit menyertakan "Doujin Mark", sebuah inisiatif yang dipimpin oleh Akamatsu sendiri untuk memberikan izin eksplisit kepada para penggemar untuk membuat karya turunan (doujinshi).
Karya-karya Akamatsu sering menampilkan tema-tema yang berpusat pada karakter utama pria yang dikelilingi oleh banyak karakter wanita, menggabungkan humor, romansa, dan elemen fantastis.
3.2. Penghargaan dan Kesuksesan Komersial
Karya-karya Ken Akamatsu telah mendapatkan pengakuan luas dan kesuksesan komersial yang signifikan.
Pada tahun 2001, manga Love Hina dianugerahi Penghargaan Manga Kodansha ke-25 dalam kategori shōnen manga. Penghargaan ini merupakan bukti popularitas dan kualitas karya tersebut.
Hingga tahun 2022, manga-manga karya Akamatsu telah mencapai sirkulasi kumulatif lebih dari 50 juta kopi di seluruh dunia. Kesuksesan ini tidak hanya terbatas pada penjualan manga, tetapi juga melalui berbagai adaptasi media. Love Hina, Negima! Magister Negi Magi, dan UQ Holder! semuanya telah diadaptasi menjadi seri anime. Selain itu, Negima! juga diadaptasi menjadi seri televisi laga hidup, menunjukkan daya tarik lintas-media dari karyanya. Ia juga pernah berkolaborasi dengan Uniqlo untuk membuat kaus edisi khusus Love Hina dan Negima! dalam rangka peringatan 50 tahun majalah Weekly Shōnen Magazine dan Weekly Shōnen Sunday.
4. Bisnis dan Aktivitas Hak Cipta
Selain kariernya sebagai mangaka, Ken Akamatsu juga seorang pengusaha yang aktif dan advokat hak cipta. Ia telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk mendukung pencipta dan mempromosikan distribusi digital manga.
4.1. Pendirian dan Operasi J-Comi
Pada tahun 2010, Akamatsu meluncurkan uji beta J-Comi (sekarang dikenal sebagai Manga Library Z), sebuah situs unduh manga gratis yang berfokus pada judul-judul yang sudah habis cetak. Tujuan utama J-Comi adalah untuk menciptakan "perpustakaan manga habis cetak" yang memungkinkan mangaka memperoleh keuntungan dari karya-karya lama mereka, yang sebelumnya hanya diperjualbelikan di pasar barang bekas tanpa memberikan royalti kepada pencipta. Platform ini juga bertujuan untuk melawan pembajakan digital yang merajalela melalui berbagi berkas dan pemindaian ilegal.
Sebagai rilis awal, Akamatsu mengunggah seluruh 14 volume Love Hina secara gratis selama satu bulan, dengan menyertakan enam halaman iklan dan tanpa DRM (Digital Rights Management). Eksperimen ini sangat sukses, dengan 1,7 juta unduhan dalam satu minggu. Setelah uji coba tersebut, penerbit manga besar seperti Kodansha dan Shueisha mulai berkolaborasi dengan situs tersebut, dan J-Comi secara resmi diluncurkan pada tahun 2011. Akamatsu juga mengakhiri kontrak eksklusifnya dengan Weekly Shōnen Magazine saat mendirikan J-Comi.
Situs ini menjadi terkenal di akhir tahun yang sama ketika mengunggah manga 奥サマは小学生Oku-sama wa ShōgakuseiBahasa Jepang karya Seiji Matsuyama, yang sempat disebut oleh Wakil Gubernur Tokyo, Naoki Inose, sebagai contoh karya yang seharusnya dibatasi penjualan fisiknya di bawah Ordinansi Pengembangan Pemuda yang Sehat Metropolitan Tokyo yang baru direvisi.
4.2. Perlindungan Hak Cipta dan Dukungan Kreasi Sekunder
Akamatsu adalah advokat yang gigih untuk perlindungan hak cipta dan pendukung aktif kreasi sekunder, terutama di ranah doujinshi.
Ia telah menyuarakan keprihatinannya bahwa perubahan undang-undang hak cipta yang diusulkan di bawah Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) akan "menghancurkan" adegan doujin turunan di Jepang. Untuk mengatasi masalah ini dan memfasilitasi hubungan hak cipta, pada tahun 2013, Akamatsu memprakarsai dan memperkenalkan "Doujin Mark". Ini adalah lisensi baru yang dirilis oleh Commons Sphere, yang memungkinkan pencipta asli secara eksplisit memberikan izin kepada penggemar untuk membuat dan mendistribusikan doujinshi turunan dari karya mereka, baik berbayar maupun gratis. Tanda ini bertujuan untuk mencegah tuntutan hukum yang tidak diinginkan jika perubahan hak cipta TPP yang tidak dapat dituntut secara hukum diterapkan, di mana pihak ketiga dapat mengajukan tuntutan meskipun pencipta asli ingin mengabaikannya. UQ Holder! adalah karya pertama Akamatsu yang mengadopsi "Doujin Mark".
Akamatsu juga mengambil tindakan hukum terhadap situs-situs pembajakan. Ia mengajukan gugatan terhadap dua agen periklanan yang membayar iklan di situs manga bajakan "Manga-Mura", dengan tuduhan membantu pelanggaran hak cipta. Pada 21 Desember 2021, Pengadilan Distrik Tokyo memutuskan mendukung Akamatsu dan memerintahkan pembayaran ganti rugi sebesar 11.00 M JPY. Pada 29 Juni 2022, Pengadilan Tinggi Kekayaan Intelektual menguatkan putusan pengadilan tingkat pertama dan menolak banding dari agen periklanan tersebut.
Sebagai direktur pelaksana Asosiasi Kartunis Jepang sejak 2018, Akamatsu dan asosiasi tersebut juga menyatakan keprihatinan atas rencana subkomite pemerintah untuk memperluas undang-undang hak cipta, yang akan menjadikan ilegal pengunduhan atau pengambilan tangkapan layar gambar anime dan ilustrasi yang diunggah secara ilegal ke blog dan Twitter, serta menyalin dan menempel lirik lagu. Pada tahun 2020, Akamatsu diundang untuk memberi nasihat kepada legislator di Diet mengenai masa depan manga, menyatakan bahwa "dibandingkan dengan negara lain, keunggulan Jepang adalah kebebasan berkreasi" dan bahwa "situasi di mana karya-karya Jepang diatur oleh standar asing" harus dihindari.
5. Karier Politik
Transisi Ken Akamatsu dari seorang seniman manga yang sukses menjadi seorang politikus menandai babak baru dalam kariernya, di mana ia membawa advokasi kebebasan berekspresi langsung ke panggung legislatif.
5.1. Masuk Politik dan Pemilihan Umum
Pada Desember 2021, Ken Akamatsu mengumumkan niatnya untuk mencalonkan diri dalam pemilihan umum Dewan Penasihat Jepang 2022 untuk blok perwakilan proporsional nasional dari Dewan Penasihat, majelis tinggi Diet, di bawah bendera Partai Demokrat Liberal. Ia secara resmi diumumkan sebagai kandidat proporsional kedua Partai Demokrat Liberal pada 22 Desember 2021.
Tujuan utamanya adalah untuk melindungi kebebasan berekspresi kreatif. Selama kampanye pemilihan, ia secara vokal mengkritik "tekanan eksternal" (baik asing maupun domestik) untuk mengatur "kebebasan berekspresi Jepang, terutama untuk manga, anime, dan permainan", menjelaskan bahwa peraturan semacam itu perlu "didekati dengan rasionalitas". Akamatsu melakukan kampanye yang unik dengan mengunjungi secara langsung ke-47 prefektur di Jepang. Pada 10 Juli 2022, ia memenangkan kursi dengan perolehan suara terbanyak (528.053 suara) di antara semua kandidat perwakilan proporsional, menjadikannya pencipta manga pertama dalam sejarah yang menjadi anggota Diet Nasional. Setelah pemilihannya, Akamatsu tidak diundang ke faksi-faksi Partai Demokrat Liberal mana pun, yang ia atribusikan pada pendiriannya yang kuat dalam membela kebebasan berekspresi dan penolakannya terhadap sumbangan politik.

5.2. Peran sebagai Anggota Parlemen
Sebagai anggota Diet Nasional, Ken Akamatsu telah aktif dalam mengadvokasi kebijakan yang sejalan dengan platformnya. Salah satu inisiatif awalnya adalah membentuk gugus tugas mengenai kerangka hukum yang diusulkan untuk pelestarian permainan video Jepang di masa lalu dan sekarang agar tetap dapat dimainkan.
Akamatsu juga secara aktif mengejar "diplomasi manga", sebuah konsep di mana ia berpendapat bahwa memanfaatkan kekayaan intelektual adalah jalur kemenangan bagi Jepang di panggung global. Berdasarkan keyakinannya bahwa "manga dan anime tidak mengenal batas", ia melakukan inspeksi terhadap manga, anime, budaya, konten, museum, dan galeri seni di luar negeri. Sebagai bagian dari "diplomasi manga" ini, ia sering memberikan karikatur yang digambar tangan kepada para pejabat asing yang ditemuinya.
5.3. Jabatan Pemerintah dan Kebijakan
Pada 13 November 2024, Ken Akamatsu diangkat sebagai Wakil Menteri Parlementer untuk Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains, dan Teknologi, serta Wakil Menteri Parlementer untuk Rekonstruksi, sebagai bagian dari Kabinet Ishiba Kedua. Dalam kapasitas ini, ia terus mendorong kebijakan yang mendukung kebebasan berekspresi dan pengembangan budaya.
Ia mendukung amandemen Konstitusi Jepang, termasuk penambahan keberadaan Pasukan Bela Diri Jepang dalam Pasal 9. Ia juga menyatakan dukungan untuk kemampuan serangan pangkalan musuh dan relokasi Pangkalan Futenma ke Henoko. Dalam hal hubungan internasional, ia menilai sanksi Jepang terhadap Rusia sebagai "tepat" dan percaya bahwa Jepang harus meningkatkan pengeluaran pertahanan. Mengenai hubungan Jepang-Korea, ia berpendapat bahwa kedua belah pihak harus saling berkompromi.
Di bidang sosial, Akamatsu mendukung pengenalan sistem nama keluarga terpisah secara selektif dan legalisasi pernikahan sesama jenis, namun menentang pengenalan sistem kuota. Ia mendukung evaluasi dan koreksi Abenomics, serta pengurangan ketergantungan pada energi nuklir. Ia juga mendukung penurunan usia kelayakan untuk menjadi anggota Diet dan menentang sistem faktur, sambil mengadvokasi dukungan yang lebih kuat untuk pekerja lepas.
6. Advokasi dan Ideologi
Ideologi Ken Akamatsu sangat berakar pada keyakinan kuatnya akan pentingnya kebebasan berekspresi, terutama dalam konteks budaya kreatif Jepang seperti manga dan anime.
6.1. Pembelaan Kebebasan Berekspresi
Akamatsu adalah advokat vokal untuk perlindungan kebebasan berekspresi dalam anime dan manga, dan telah menjadi penentang upaya pemerintah untuk memperluas sensor dan undang-undang hak cipta. Ia secara konsisten memperingatkan bahwa perubahan yang diusulkan pada undang-undang hak cipta, seperti yang dibahas dalam TPP, dapat "menghancurkan" ranah doujin turunan di Jepang.
Pada 29 November 2010, ia berpartisipasi dalam debat Niconico Live sebagai mangaka aktif mengenai Ordinansi Pengembangan Pemuda yang Sehat Metropolitan Tokyo dan isu-isu terkait "remaja non-eksisten". Pada 30 Mei 2013, ia mengunjungi Diet bersama mangaka terkemuka lainnya seperti Tetsuya Chiba dan Leiji Matsumoto, bertemu dengan anggota parlemen dari partai berkuasa dan oposisi, termasuk Banri Kaieda dari Partai Demokrat. Mereka meminta penghapusan frasa dalam Pasal 2 dari undang-undang larangan pornografi anak yang mencakup penggambaran fiktif. Frasa ini kemudian dihapus dari rancangan undang-undang akhir yang disahkan pada tahun 2014, tanpa melarang anime dan manga eksplisit.
Akamatsu juga menjabat sebagai penasihat tertinggi untuk "Asosiasi untuk Melindungi Kebebasan Berekspresi" (表現の自由を守る会Hyōgen no Jiyū o Mamoru KaiBahasa Jepang), sebuah kelompok yang didirikan oleh sesama anggota parlemen dan advokat kebebasan berekspresi, Taro Yamada. Ia terus melanjutkan aktivitas oposisi terhadap regulasi ekspresi. Ia berpendapat bahwa "keunggulan Jepang adalah kebebasan berkreasi" dan bahwa "situasi di mana karya-karya Jepang diatur oleh standar asing" harus dihindari.
6.2. Pandangan tentang Kebijakan Sosial dan Budaya
Selain kebebasan berekspresi, Ken Akamatsu juga memiliki pandangan yang luas tentang kebijakan sosial dan budaya yang mencerminkan komitmennya terhadap kesetaraan sosial dan kemajuan budaya.
Ia mendukung deregulasi konten kreatif dan inisiatif untuk meningkatkan akses ke konten budaya, yang sejalan dengan upayanya dalam distribusi digital manga melalui J-Comi. Akamatsu juga berpendapat bahwa manga dan anime tidak mengenal batas, dan ia secara aktif mempromosikan "diplomasi manga" sebagai cara untuk memanfaatkan kekayaan intelektual Jepang di panggung internasional, bahkan memberikan karikatur yang digambar tangan kepada para pejabat asing. Ia mendukung penggunaan manga dan anime untuk diplomasi, mengutip contoh Presiden Prancis Emmanuel Macron yang senang bertemu dengan seniman manga Jepang saat berkunjung.
Di luar bidang kreatif, Akamatsu mendukung reformasi sosial seperti pengenalan sistem nama keluarga terpisah secara selektif untuk pasangan menikah dan legalisasi pernikahan sesama jenis. Ia juga menyuarakan dukungannya untuk pekerja lepas, menunjukkan komitmennya terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi para kreator independen.
7. Kehidupan Pribadi
Ken Akamatsu memiliki kehidupan pribadi yang relatif tertutup, namun beberapa detail telah diketahui publik.
7.1. Hubungan Keluarga
Akamatsu menikah dengan Kanon Akamatsu (赤松佳音Akamatsu KanonBahasa Jepang), seorang cosplayer profesional dan mantan idola. Mereka memiliki dua putri. Putri sulungnya pernah mengalami ketidakhadiran di sekolah selama lebih dari empat tahun. Akamatsu mengungkapkan bahwa putrinya "diselamatkan" oleh karya manga, dan pengalamannya sebagai orang tua yang menghadapi masalah ketidakhadiran di sekolah telah memengaruhi pandangan politiknya, terutama dalam advokasi kebebasan berekspresi dan dukungan untuk anak-anak yang tidak bersekolah.
8. Daftar Karya
Ken Akamatsu telah menciptakan berbagai karya di berbagai media, termasuk manga, anime, dan permainan video.
8.1. Manga
- ひと夏のKIDSゲームHito Natsu no Kids GameBahasa Jepang (1993; cerita tunggal, diterbitkan di Magazine Fresh)
- A・Iが止まらない!A.I. Love YouBahasa Jepang (1994-1997; diserialisasikan di Weekly Shōnen Magazine → Magazine Special)
- いつだってMyサンタ!Itsudatte My Santa!Bahasa Jepang (1997; cerita tunggal, diterbitkan di Weekly Shōnen Magazine)
- ラブひなLove HinaBahasa Jepang (1998-2001; diserialisasikan di Weekly Shōnen Magazine)
- 魔法先生ネギま!Mahō Sensei Negima!Bahasa Jepang (2003-2012; diserialisasikan di Weekly Shōnen Magazine)
- 陸上防衛隊まおちゃんRikujō Bōeitai Mao-chanBahasa Jepang (2003-2004; hanya cerita, diserialisasikan di Magazine Special)
- ネギま!?neoNegima!?neoBahasa Jepang (2006-2009; hanya cerita, diserialisasikan di Comic BomBom dan Magazine Special)
- ネギほ(幼)文NegihoBahasa Jepang (2010-2011; hanya cerita, diserialisasikan di Bessatsu Shōnen Magazine)
- UQ Holder! (2013-2022; diserialisasikan di Weekly Shōnen Magazine dan kemudian Bessatsu Shōnen Magazine)
8.2. Anime
- 陸上防衛隊まおちゃんRikujō Bōeitai Mao-chanBahasa Jepang (2002; konsep asli, cerita, desain karakter, diproduksi oleh Xebec)
- Love Hina (cerita asli; juga mengisi suara untuk dirinya sendiri dalam dua episode spesial)
- Mahō Sensei Negima! (cerita asli)
- Uta Kata (ilustrator bagian penutup, episode 11)
- Itsudatte My Santa! (cerita asli)
- Hayate the Combat Butler! Heaven Is a Place on Earth (ucapan terima kasih khusus)
- Kishuku Gakkō no Juliet Episode 10 (2018; kartu penutup)
- Kakushigoto Episode 3 (2020; kontribusi materi)
- 16bit Sensation ANOTHER LAYER Episode 1 (2023; kartu penutup)
- UQ Holder! (cerita asli)
8.3. Permainan
- PALADIN (1985; Bothtec, versi PC-8801)
9. Evaluasi dan Pengaruh
Ken Akamatsu telah memberikan dampak yang signifikan pada industri manga, budaya digital, dan lanskap politik Jepang, terutama melalui advokasinya yang gigih untuk kebebasan berekspresi.
9.1. Penilaian Positif
Akamatsu dipuji karena kontribusinya yang inovatif terhadap industri manga, terutama melalui pendirian J-Comi (sekarang Manga Library Z). Platform ini tidak hanya menyediakan akses gratis ke manga yang sudah habis cetak, tetapi juga menciptakan model bisnis baru yang memungkinkan mangaka memperoleh keuntungan dari karya-karya lama mereka, sekaligus melawan pembajakan.
Perannya sebagai advokat kebebasan berekspresi sangat dihargai. Ia secara konsisten menentang upaya sensor dan regulasi yang dapat membatasi kreativitas, dan keberhasilannya dalam memengaruhi undang-undang, seperti penghapusan frasa yang mengancam karya fiktif dari undang-undang pornografi anak, menunjukkan efektivitasnya. Pemilihannya sebagai anggota Diet Nasional pada tahun 2022 adalah momen bersejarah, menjadikannya pencipta manga pertama yang mencapai posisi tersebut. Ini dipandang sebagai kemenangan bagi kebebasan berekspresi dan pengakuan atas pentingnya budaya kreatif dalam politik Jepang. Ia juga dikenal karena "diplomasi manga"nya, yang memanfaatkan daya tarik global manga dan anime untuk mempromosikan Jepang di kancah internasional.
9.2. Kritik dan Kontroversi
Meskipun sebagian besar aktivitasnya dinilai positif, beberapa tindakannya juga menarik perhatian dan perdebatan. Pendirian J-Comi dan keputusannya untuk mengunggah manga 奥サマは小学生Oku-sama wa ShōgakuseiBahasa Jepang menimbulkan kontroversi, terutama karena manga tersebut sebelumnya telah disebut oleh pejabat Tokyo sebagai contoh karya yang harus dibatasi.
Namun, tindakan hukumnya terhadap agen periklanan yang mendukung situs pembajakan "Manga-Mura" berakhir dengan kemenangan baginya, menegaskan komitmennya terhadap hak cipta pencipta dan memberikan preseden penting dalam memerangi pembajakan digital.
9.3. Pengaruh Budaya
Pengaruh Ken Akamatsu melampaui karya-karya manganya. Ia telah memainkan peran penting dalam membentuk diskusi seputar hak cipta, distribusi digital, dan kebebasan berekspresi dalam budaya Jepang. Inisiatifnya seperti "Doujin Mark" telah memengaruhi cara pencipta dan penggemar berinteraksi dengan karya turunan, mempromosikan ekosistem kreatif yang lebih terbuka namun tetap menghormati hak cipta.
Melalui "diplomasi manga" dan perannya sebagai anggota Diet, Akamatsu telah meningkatkan profil manga dan anime sebagai alat pertukaran budaya yang kuat. Ia berpendapat bahwa kekayaan intelektual Jepang, termasuk manga dan anime, adalah aset strategis yang dapat memberikan kemenangan bagi Jepang di panggung global. Ini menunjukkan perannya dalam mempromosikan budaya pop Jepang sebagai kekuatan lunak dan memengaruhi pandangan pemerintah terhadap industri kreatif.