1. Gambaran Umum
Naoki Inose (猪瀬 直樹Inose NaokiBahasa Jepang, lahir 20 November 1946) adalah seorang politikus, jurnalis, sejarawan, kritikus sosial, dan penulis biografi asal Jepang. Ia dikenal atas perannya yang signifikan baik di dunia sastra maupun politik Jepang. Sebagai seorang penulis, ia banyak menerbitkan karya non-fiksi yang menganalisis masyarakat, birokrasi, dan sejarah pasca-perang Jepang, sering kali dengan pandangan kritis. Di bidang politik, Inose menjabat sebagai Wakil Gubernur Tokyo dari Juni 2007 hingga November 2012, sebelum kemudian terpilih sebagai Gubernur Tokyo pada Desember 2012 dengan rekor perolehan suara terbanyak dalam sejarah Tokyo. Masa jabatannya sebagai gubernur hanya berlangsung 372 hari, menjadikannya yang tersingkat dalam sejarah Tokyo, diakhiri dengan pengunduran diri di tengah skandal keuangan. Setelah pengunduran dirinya dari jabatan gubernur, ia kembali aktif menulis dan kemudian terpilih sebagai Senator Jepang pada tahun 2022. Sepanjang kariernya, Inose dikenal karena pandangan reformisnya, keterlibatannya dalam inisiatif besar seperti privatisasi perusahaan jalan tol dan reformasi Tokyo Electric Power Company (TEPCO), serta perannya yang krusial dalam keberhasilan pencalonan Tokyo sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2020. Namun, ia juga menghadapi berbagai kontroversi, termasuk komentar yang tidak pantas selama proses penawaran Olimpiade dan tuduhan terkait penerimaan dana yang tidak semestinya, yang memicu pengunduran dirinya.
2. Kehidupan Awal dan Pendidikan
Naoki Inose lahir di Prefektur Nagano, Jepang, pada tanggal 20 November 1946. Ayahnya meninggal dunia karena angina saat Inose berusia tiga tahun.
2.1. Kehidupan Masa Kecil dan Pendidikan
Inose menjalani pendidikan dasar dan menengah di sekolah-sekolah yang berafiliasi dengan Universitas Shinshu. Pada tahun 1966, ia melanjutkan pendidikannya di Universitas Shinshu, lulus pada tahun 1970. Setelah kelulusannya, ia pindah ke Tokyo dan menikah pada tahun yang sama. Pada tahun 1972, Inose melanjutkan studi pascasarjana dalam ilmu politik di Universitas Meiji, di mana ia mendalami sejarah pemikiran politik Jepang di bawah bimbingan sejarawan politik Hashikawa Bunzō. Ia memperoleh gelar Magister dalam ilmu politik dari Universitas Meiji pada tahun 1975. Ia memiliki dua anak, yang lahir pada tahun 1974 dan 1978.
Selama masa studinya di Universitas Shinshu, Inose terlibat aktif dalam gerakan mahasiswa sayap kiri baru sebagai pemimpin gerakan mahasiswa Zengakuren (Dewan Perwakilan Mahasiswa Seluruh Universitas) di Universitas Shinshu. Ia berpartisipasi dalam berbagai demonstrasi besar pada akhir 1960-an, termasuk insiden Haneda pada tahun 1967 dan Gerakan Anti-Perang Internasional 10.21 pada tahun 1969 yang menentang kunjungan Perdana Menteri Satō Eisaku ke Amerika Serikat. Inose sendiri menyatakan bahwa gerakan mahasiswa sayap kiri baru pada paruh kedua tahun 1960-an berakhir dengan Gerakan Anti-Satō pada tahun 1969. Setelah meninggalkan gerakan mahasiswa, ia berupaya memahami ulang modernisasi dan nasionalisme Jepang dari perspektif kehidupan sehari-hari.
3. Karier sebagai Penulis dan Kritikus
Inose memulai kariernya sebagai seorang penulis setelah lulus dari universitas, bekerja di berbagai penerbit sebelum akhirnya fokus pada penulisan. Ia dikenal sebagai sejarawan, kritikus sosial, dan pengamat media, serta penulis biografi figur sastra terkemuka seperti Yukio Mishima dan Osamu Dazai.
3.1. Karya Sastra dan Penghargaan
Salah satu karya awalnya yang paling terkenal adalah buku tahun 1983 berjudul Shōwa 16-nen Natsu no Haisen ({{lang|ja|昭和16年夏の敗戦||Kekalahan dalam Perang Musim Panas 1941}}), yang membahas temuan dari Institut Riset Perang Total. Inose menegaskan bahwa institut ini hanyalah sebuah wadah pemikir yang bertujuan untuk memeriksa konsekuensi perang total secara obyektif, dengan kesimpulan bahwa tidak ada cara bagi Jepang untuk memenangkan perang melawan Amerika Serikat.
Buku ini diikuti pada tahun 1987 oleh The Mikado's Portrait (帝の肖像Mikado no ShōzōBahasa Jepang), yang membahas pengembangan citra Kaisar Jepang. Ia juga menulis biografi mendalam tentang Yukio Mishima (Persona, 1995), Osamu Dazai (Picaresque, 2000), dan Kikuchi Kan (The Realm of Heart (心の王国Kokoro no ŌkokuBahasa Jepang, 2004)). Pada tahun 2009, bukunya tahun 1993, The Century of Black Ships (黒船の世紀Kurofune no SeikiBahasa Jepang), diterbitkan dalam bahasa Inggris. Pada tahun 2012, biografi Mishima yang ditulis Inose pada tahun 1995 juga diterbitkan dalam bahasa Inggris dengan judul Persona: A Biography of Yukio Mishima.
Inose telah menerima beberapa penghargaan sastra atas karya-karyanya, termasuk Penghargaan Non-fiksi Ōya Sōichi untuk bukunya The Mikado's Portrait pada tahun 1987. Pada tahun 1996, ia juga dianugerahi Penghargaan Pembaca Bungeishunjū untuk karyanya Nipponkoku no Kenkyū ({{lang|ja|日本国の研究||Studi tentang Negara Jepang}}), sebuah buku yang mengekspos praktik amakudari (praktik pejabat pensiunan yang menduduki posisi di perusahaan atau organisasi yang mereka atur sebelumnya) dan siklus pengembalian pajak yang melibatkan perusahaan-perusahaan khusus.
3.2. Kritik Sosial dan Aktivitas Media
Inose dikenal karena kritik tajamnya terhadap kelas penguasa Jepang dan keengganan mereka untuk melakukan reformasi. Salah satu proposalnya yang telah lama diadvokasi adalah privatisasi empat perusahaan jalan tol publik dan reformasi sistem tabungan pos yang mendanai mereka. Karena pandangannya ini, ia bergabung dengan satuan tugas Perdana Menteri Junichirō Koizumi dan bertugas di komisi untuk memeriksa Perusahaan Umum Jalan Raya Jepang (Nihon Doro Kodan). Ketegasannya dalam menuntut pemotongan anggaran begitu tanpa kompromi sehingga beberapa anggota yang ditunjuk lainnya menolak posisi di dewan tersebut.
Inose berpendapat bahwa Jepang kalah dalam Perang Dunia II karena pemerintah pada saat itu mengabaikan data yang menunjukkan bahwa Jepang tidak akan mampu mengalahkan Sekutu dan melarang akses informasi sebelum Tokyo menyatakan perang pada tahun 1941. Ia lebih lanjut menyatakan bahwa tindakan serupa diulangi saat ini oleh para birokrat sehubungan dengan ekonomi. Ia menganjurkan agar masyarakat berbagi informasi yang akurat mengenai situasi ekonomi Jepang, yang tidak selalu dikeluarkan oleh birokrat, dalam upaya membantu Jepang yang terbebani utang. Inose mengklaim bahwa "setiap reformasi dapat diimplementasikan jika masyarakat berbagi data yang lebih akurat dan obyektif daripada yang (awalnya) dirilis oleh pihak berwenang."
Inose juga menjadi profesor tamu di Universitas Tokyo dari tahun 2001 hingga 2009, dan di Pusat Internasional untuk Studi Budaya Jepang dari tahun 2001 hingga 2003. Ia juga menjabat sebagai profesor khusus di Pusat Peradaban Dunia Institut Teknologi Tokyo dari tahun 2006 hingga 2010.
4. Karier Politik
Naoki Inose memulai transisi yang signifikan dari seorang penulis dan kritikus menjadi seorang politikus, memegang peran penting dalam pelayanan publik di Tokyo dan kemudian di tingkat nasional.
4.1. Wakil Gubernur Tokyo
Pada tanggal 15 Juni 2007, Gubernur Tokyo saat itu, Shintaro Ishihara, mengumumkan bahwa Inose telah setuju untuk menjabat sebagai wakil gubernur untuk ibu kota. Ishihara menyatakan, "pendapat kami mungkin berbeda, tetapi saya percaya sehat bagi kami untuk berdebat dan mendiskusikan banyak perbedaan kami." Awalnya, Inose berselisih dengan anggota parlemen LDP di majelis metropolitan selama dengar pendapat konfirmasi. Tak lama setelah itu, ia membatalkan inisiatif pembangunan kembali perkotaan yang disponsori LDP, meskipun Ishihara kemudian menekan Inose untuk bekerja sama dengan anggota parlemen LDP.

Setelah Ishihara mengundurkan diri pada tahun 2012, ia menunjuk Inose sebagai pengganti sementara. Selama masa jabatannya sebagai wakil gubernur, Inose terlibat dalam berbagai inisiatif dan proyek penting untuk kota Tokyo:
- Respons Bencana Gempa Bumi dan Tsunami Tōhoku 2011: Inose menunjukkan kepemimpinan yang tegas selama gempa bumi dan tsunami Tōhoku 2011. Ia memerintahkan Departemen Pemadam Kebakaran Tokyo untuk menyelamatkan 446 orang yang terisolasi di pusat komunitas Kesennuma, Prefektur Miyagi. Keputusan ini sangat tidak biasa karena helikopter dikerahkan tanpa permintaan resmi dari pemerintah setempat, berkat informasi yang diterima Inose melalui Twitter dari putra seorang korban yang berada di Britania Raya. Peristiwa ini didokumentasikan dalam bukunya Kyūshutsu - 3.11 Kesennuma Kōminkan ni Torinokosareta 446-nin ({{lang|ja|救出-3.11気仙沼公民館に取り残された446人||Penyelamatan: 446 Orang yang Terjebak di Pusat Komunitas Kesennuma 3.11}}).
- Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas Alam Tokyo: Pada Mei 2011, Inose meluncurkan "Tim Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas Alam Tokyo" (PT) untuk membangun pembangkit listrik berkapasitas 1 juta kilowatt, setara dengan satu pembangkit listrik tenaga nuklir, untuk mengurangi ketergantungan pada energi nuklir setelah kecelakaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi.
- Reformasi Perusahaan Tenaga Listrik Tokyo (TEPCO): Inose memainkan peran penting dalam reformasi Tokyo Electric Power Company (TEPCO) setelah bencana Fukushima. Ia mempertanyakan dasar kenaikan tarif listrik yang diumumkan TEPCO, menuntut transparansi informasi biaya bahan bakar dan menyarankan penghematan sebesar 10.00 B JPY per tahun dengan merampingkan perusahaan afiliasinya. Tekanannya berkontribusi pada peningkatan target restrukturisasi TEPCO dari 2.60 T JPY menjadi 3.30 T JPY.
- Unifikasi Subway Tokyo Metro dan Toei: Pada April 2010, Inose membentuk tim proyek untuk meninjau unifikasi sistem subway di Tokyo. Meskipun unifikasi penuh tidak tercapai, timnya berhasil mengamankan persetujuan untuk meningkatkan diskon transfer dan memperluas stasiun penghubung antara Tokyo Metro dan Subway Toei.
- Ekspansi Air Tokyo ke Luar Negeri: Pada April 2010, Inose meluncurkan "Kelompok Riset Bisnis Luar Negeri" untuk mempromosikan sistem pasokan air Tokyo ke negara-negara lain. Misi dikirim ke India, Indonesia, Vietnam, Malaysia, dan Maladewa untuk memperkenalkan keunggulan sistem air Tokyo.
- Proyek Kekuatan Kata "Regenerasi": Pada April 2010, ia membentuk tim proyek "Kekuatan Kata" untuk mengatasi penurunan minat membaca di kalangan anak muda. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan logis dan debat melalui seminar dan pelatihan.
- Penolakan Pembangunan Asrama Anggota Parlemen: Tak lama setelah menjabat wakil gubernur, Inose mengusulkan pembatalan pembangunan asrama anggota parlemen Dewan Penasihat yang direncanakan di area hijau yang berdekatan dengan Taman Shimizu-dani. Proyek ini, yang melibatkan penghancuran hutan alami dengan pohon-pohon berusia lebih dari 100 tahun, memicu protes dari penduduk setempat dan menjadi penyebab perselisihannya dengan pejabat Partai Demokrat Liberal Tokyo.
- Tim Proyek Pengembangan Sistem Perawatan Perinatal (PT): Pada November 2008, ia membentuk PT ini sebagai respons terhadap kasus-kasus penolakan pasien hamil berisiko tinggi di Tokyo. PT ini menganalisis biaya operasional NICU (Neonatal Intensive Care Unit) dan mengusulkan peningkatan subsidi.
- Pengiriman Pegawai Pemerintah Tokyo ke Yubari: Sebagai bagian dari upaya untuk membantu kota-kota yang menghadapi kesulitan finansial, Inose mengirim dua pegawai pemerintah Tokyo ke Kota Yubari, Hokkaido, pada Januari 2008 untuk jangka waktu dua tahun. Salah satu pegawai tersebut adalah Suzuki Naomichi, yang kemudian menjadi Wali Kota Yubari dan Gubernur Hokkaido.
- Langkah-langkah untuk Masyarakat Berpenduduk Menua dan Tingkat Kelahiran Menurun: Pada Juni 2009, Inose memimpin sebuah tim proyek untuk mengatasi masalah kekurangan fasilitas perawatan lansia dan perumahan yang ramah lansia. Ia mendorong pendekatan lintas departemen untuk merancang model perumahan baru yang sesuai untuk masyarakat yang menua.
4.2. Gubernur Tokyo
Naoki Inose terpilih sebagai Gubernur Tokyo dalam pemilihan gubernur Tokyo 2012. Masa jabatannya sebagai Gubernur ditandai dengan pencapaian penting dalam penawaran Olimpiade, namun juga diwarnai oleh skandal keuangan yang berujung pada pengunduran dirinya.
4.2.1. Pemilihan dan Masa Jabatan
Inose maju dalam pemilihan gubernur Tokyo pada tanggal 16 Desember 2012, setelah ditunjuk sebagai penerus sementara oleh Gubernur Ishihara yang mengundurkan diri. Ia memenangkan pemilihan tersebut dengan perolehan 4.338.936 suara, angka terbanyak yang pernah dicapai seorang kandidat dalam sejarah pemilihan di Jepang. Kemenangannya menjadikan dirinya gubernur Tokyo ketiga berturut-turut yang berasal dari kalangan penulis, mengikuti Yukio Aoshima dan Shintaro Ishihara. Ia juga menjadi gubernur Tokyo pertama yang lahir setelah Perang Dunia II. Inose secara resmi menjabat sebagai Gubernur Tokyo ke-18 pada tanggal 18 Desember 2012. Masa jabatannya hanya berlangsung selama 372 hari, menjadikannya periode terpendek dalam sejarah Gubernur Tokyo.

4.2.2. Peran dalam Penawaran Olimpiade Tokyo 2020
Sebagai Gubernur Tokyo, Inose menjabat sebagai Ketua Komite Penawaran Tokyo yang berhasil memenangkan hak menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2020. Ia menghadiri Olimpiade Musim Panas 2012 di London untuk meluncurkan kampanye Tokyo.
Namun, pada April 2013, ia memicu kontroversi ketika membuat komentar yang dianggap sebagai kritik terhadap dunia Muslim, khususnya Istanbul dan penawaran mereka untuk Olimpiade 2020. Inose menyatakan, "negara-negara Islam, satu-satunya hal yang mereka miliki bersama adalah Allah dan mereka saling bertarung dan mereka memiliki kelas." Komentar ini melanggar aturan IOC yang melarang kritik terhadap penawaran pesaing. Inose meminta maaf atas komentarnya beberapa hari kemudian dan menyatakan bahwa ia "sepenuhnya berkomitmen" untuk menghormati aturan IOC. Pada akhirnya, Jepang berhasil memenangkan tawaran Olimpiade di bawah kepemimpinan Inose.
4.2.3. Kebijakan dan Inisiatif Utama
Sebagai gubernur, Inose melanjutkan visi dan inisiatif yang telah dimulainya atau diadvokasinya sebagai wakil gubernur, dengan tujuan untuk memodernisasi dan mereformasi pemerintahan metropolitan. Kebijakan ini mencakup melanjutkan upaya dalam pengembangan energi terbarukan, meningkatkan infrastruktur melalui konsolidasi jaringan kereta bawah tanah, reformasi perusahaan listrik besar seperti TEPCO, dan memperkuat kesiapsiagaan bencana alam. Inisiatif-inisiatif ini, yang dimulai pada masa wakil gubernurnya, bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam tata kelola Tokyo.
4.2.4. Skandal Keuangan dan Pengunduran Diri
Pada November 2013, Inose terlibat dalam skandal mengenai uang tunai yang ia terima sebesar 50.00 M JPY dari kelompok rumah sakit Tokushukai sebelum ia terpilih sebagai Gubernur Tokyo pada tahun 2012. Inose mengklaim uang tersebut adalah "pinjaman pribadi" yang ia bayar kembali, dan menunjukkan surat pengakuan utang sebagai bukti. Namun, surat tersebut tidak memiliki cap atau meterai. Dana tersebut tidak dilaporkan dalam laporan keuangan kampanye atau aset pribadinya, menimbulkan dugaan pelanggaran hukum pemilihan.
Majelis Pemerintah Metropolitan Tokyo melakukan penyelidikan intensif. Pada 16 Desember 2013, dalam sidang majelis, ia diminta untuk menunjukkan tas yang digunakannya untuk membawa uang. Inose mencoba memasukkan balok busa stirofoam (yang mewakili uang) ke dalam tas, tetapi tas tidak bisa ditutup. Insiden ini disiarkan secara langsung dan diejek secara luas di media sosial, dijuluki "seni tas tangan" atau "komedian tas tangan".
Inose berpendapat bahwa balok busa stirofoam tidak dapat dilipat seperti uang kertas asli, sehingga tasnya tidak bisa ditutup. Ia kemudian mengklaim bahwa penyelidikan oleh Majelis Tokyo adalah "pengadilan rakyat" dan "pembantaian" yang dimotivasi oleh dendam politik, khususnya dari seorang anggota dewan terkemuka yang ia lawan dalam proyek pembangunan asrama anggota parlemen. Setelah skandal ini, surat kabar besar seperti Asahi Shimbun dan Mainichi Shimbun menyerukan pengunduran dirinya.
Pada 19 Desember 2013, Inose akhirnya mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan gubernur, yang kemudian disetujui pada 24 Desember. Ia menolak tuduhan penyuapan, menyatakan tidak pernah menerima permintaan atau memberikan perlakuan khusus kepada Tokushukai. Ia mengakui kesalahannya karena meminjam uang tersebut, yang menimbulkan kesalahpahaman.
Pada 28 Maret 2014, Kejaksaan Distrik Tokyo mendakwa Inose secara sumir atas pelanggaran Undang-Undang Pemilihan Umum, karena gagal melaporkan pinjaman tersebut sebagai dana kampanye. Kejaksaan menganggap 50.00 M JPY sebagai pinjaman, bukan suap, karena tidak ada bukti penggunaan dana untuk kampanye dan adanya upaya pengembalian. Pengadilan Distrik Tokyo menjatuhkan denda sebesar 500.00 K JPY. Inose segera membayar denda tersebut, yang mengakibatkan penangguhan hak-hak sipilnya selama lima tahun. Dengan demikian, penyelidikan terhadap Inose berakhir.
4.3. Pernyataan Mengenai Pesaing Penawaran Olimpiade
Selama kampanye penawaran Olimpiade Musim Panas 2020, Inose membuat komentar kontroversial pada April 2013 yang dianggap merendahkan kota-kota pesaing dan negara-negara Muslim. Dalam sebuah wawancara dengan The New York Times, ia menyatakan, "negara-negara Islam, satu-satunya hal yang mereka miliki bersama adalah Allah dan mereka saling bertarung dan mereka memiliki kelas." Pernyataan ini melanggar aturan IOC yang melarang kritik terhadap kota kandidat lainnya. Setelah insiden tersebut, Tokyo 2020 mengeluarkan pernyataan yang menegaskan rasa hormat mereka terhadap semua kota kandidat. Inose kemudian meminta maaf atas komentarnya, mengakui bahwa ia telah membuat pernyataan yang tidak pantas, dan mengunjungi Kedutaan Besar Turki di Tokyo untuk menyampaikan permintaan maaf langsung kepada Duta Besar Turki.
4.4. Gugatan Pencemaran Nama Baik
Pada Oktober 2012, saat menjabat sebagai wakil gubernur, Inose membuat komentar di Twitter mengenai manga yang ia tulis, Last News, dengan mengatakan bahwa "penulis skenario bodoh dari Nippon TV merusak inti dan mengubahnya menjadi drama berita murahan." Pernyataan ini diyakini merujuk pada drama televisi tahun 2000 Straight News, yang ditulis oleh Ban Kazuhiko. Akibatnya, Ban mengajukan gugatan pencemaran nama baik di Pengadilan Distrik Tokyo pada 28 Maret 2013, menuntut ganti rugi 5.50 M JPY dan permintaan maaf melalui Twitter. Gugatan ini berakhir dengan penyelesaian pada 26 Maret 2014, di mana Inose setuju untuk membayar 1.00 M JPY kepada Ban dan menerbitkan permintaan maaf di Twitter.
4.5. Tuduhan dan Insiden Lainnya
- Dugaan Pelecehan Seksual: Pada 12 Juni 2022, selama kampanye pemilihan Dewan Penasihat di depan Stasiun Kichijōji, sebuah video muncul di media sosial yang menunjukkan Inose beberapa kali menyentuh bahu dan dada seorang kandidat wanita, Ebisawa Yuki, saat memperkenalkannya. Video ini memicu tuduhan pelecehan seksual dan kemarahan di media sosial. Inose merilis pernyataan di Twitter pada 17 Juni yang menyatakan ia akan "merevisi pemahamannya dan bertindak dengan hati-hati," tetapi ia juga mengklaim bahwa video tersebut "dipotong dan disebarkan secara sengaja." Pada 6 September 2022, Inose mengajukan gugatan pencemaran nama baik terhadap Profesor Miura Mari dari Universitas Sophia dan Asahi Shimbun karena mengomentari insiden tersebut sebagai "pelecehan seksual." Ia menuntut ganti rugi sebesar 11.00 M JPY. Namun, pada 15 Desember 2023, Pengadilan Distrik Tokyo menolak gugatannya, memutuskan bahwa "terbukti benar bahwa Inose sengaja menyentuh dada wanita itu" dan bahwa "terlepas dari apakah wanita itu merasa tidak nyaman atau tidak, itu termasuk pelecehan seksual." Putusan ini ditegaskan kembali oleh Pengadilan Tinggi Tokyo pada 9 Oktober 2024, yang mendukung penolakan gugatan di pengadilan tingkat pertama.
- Mengunyah Permen Karet di Parlemen: Pada 12 April 2023, selama debat di Komite Peninjau Konstitusi Dewan Penasihat, Inose terlihat mengunyah permen karet di samping anggota parlemen Asada Hitoshi saat ia berbicara tentang amandemen konstitusi. Ia kemudian diperingatkan oleh ketua komite dan dilaporkan kepada dewan komite. Kantor Inose menyatakan bahwa ia tidak tahu permen karet dilarang di sidang parlemen dan akan lebih berhati-hati di masa mendatang.
- Gangguan Elektronik: Pada 5 Juni 2023, selama sesi Komite Digital Daerah Dewan Penasihat, Inose terlihat menguap lebar. Kemudian, saat anggota parlemen Konuma Takumi dari Partai Demokrat Konstitusional sedang berbicara, ponsel Inose berdering, menyebabkan gangguan. Inose meminta maaf atas insiden tersebut, meskipun penggunaan ponsel dilarang di ruang komite.
5. Publikasi
Naoki Inose adalah seorang penulis produktif dengan banyak karya yang mencakup sejarah, kritik sosial, dan biografi.
5.1. Karya Berbahasa Jepang
- Shōwa 16-nen Natsu no Haisen (昭和16年夏の敗戦), Sekai Bunkasha, 1983
- Shisha-tachi no Lockheed Jiken (死者たちのロッキード事件), Bungeishunjū, 1983
- Nippon Bonjin Den (日本凡人伝), Shinchōsha, 1985
- Asatte no Jō (あさってのジョー), Shinchōsha, 1985
- Mikado no Shōzō (帝の肖像), Shōgakkan, 1986
- Tennō no Kagebōshi (天皇の影法師), Shinchōsha, 1987
- Shi o Mitsumeru Shigoto (死を見つめる仕事), Shinchōsha, 1987
- Nidome no Shigoto - Nippon Bonjin Den (二度目の仕事-日本凡人伝), Shinchōsha, 1988
- Tochi no Shinwa (土地の神話), Shōgakkan, 1988
- Tokyo, Nagai Yume (東京、ながい夢), Kawade Shobō Shinsha, 1989
- News no Bōken (ニューズの冒険), Bungeishunjū, 1989
- Ima o Tsukamu Shigoto (今をつかむ仕事), Shinchōsha, 1989
- Furusato o Tsukutta Otoko (ふるさとを創った男), Nippon Hōsō Shuppan Kyōkai, 1990
- Yokubō no Media (欲望のメディア), Shōgakkan, 1990
- Mikado to Seikimatsu-Ōken no Ronri (ミカドと世紀末-王権の論理), Shinchōsha, 1990
- Mikado no Kuni no Kigōron (カドの国の記号論), Shōgakkan, 1991
- News no Kōkogaku (ニュースの考古学), Bungeishunjū, 1992
- Meiro no Tatsujin-Inose Naoki Essay Zenshūsei (迷路の達人-猪瀬直樹エッセイ全集成), Bungeishunjū, 1993
- Kinki no Ryōiki (禁忌の領域), Bungeishunjū, 1993
- Kurofune no Seiki (黒船の世紀), Shōgakkan, 1993
- Tokyo Requiem (東京レクイエム), Kawade Shobō Shinsha, 1995
- Persona-Mishima Yukio Den (ペルソナ-三島由紀夫伝), Bungeishunjū, 1995
- Nippon o Yomitoku! (ニッポンを読み解く! ), Shōgakkan, 1996
- Hinshi no Journalism (瀕死のジャーナリズム), Bungeishunjū, 1996
- Nipponkoku no Kenkyū (日本国の研究), Bungeishunjū, 1997
- Boku no Seishun Roman (僕の青春放浪), Bungeishunjū, 1998
- Magazine Seishunfu (マガジン青春譜), Shōgakkan, 1998
- Zoku Nipponkoku no Kenkyū (続・日本国の研究), Bungeishunjū, 1999
- Asu mo Yūyake (明日も夕焼け), Asahi Shinbunsha, 2000
- Picaresque-Dazai Osamu Den (ピカレスク-太宰治伝), Shōgakkan, 2000
- Nippon Fukkatsu no Scenario-Ronkyaku 20-nin no Ketsuron (日本復活のシナリオ-論客20人の結論), PHP Kenkyūjo, 2002
- Nippon System no Shinwa (日本システムの神話), Kadokawa Shoten, 2002
- Kokoro no Ōkoku (こころの王国), Bungeishunjū, 2004
- Kessen: Yūsei Min'eika (決戦・郵政民営化), PHP Kenkyūjo, 2005
- Zero Seichō no Fukokuron (ゼロ成長の富国論), Bungeishunjū, 2005
- Dōro no Kenryoku (道路の権力), Bungeishunjū, 2006
- Dōro no Ketchaku (道路の決着), Shōgakkan, 2006
- Sakka no Tanjō (作家の誕生), Asahi Shinbunsha, 2007
- Kūki to Sensō (空気と戦争), Bungeishunjū, 2007
- Ninomiya Kinjirō wa Naze Maki o Seotte Iru no ka?-Jinkō Messhō Shakai no Seichō Senryaku (二宮金次郎はなぜ薪を背負っているのか?-人口減少社会の成長戦略), Bungeishunjū, 2007
- Kokoro no Ōkoku-Kikuchi Kan to Bungeishunjū no Tanjō (こころの王国-菊池寛と文藝春秋の誕生), Bungeishunjū, 2008
- Kuni o Kaeru Chikara-Nippon Saisei o Saguru 10-nin no Teigen (国を変える力-ニッポン再生を探る10人の提言), Daiyamondosha, 2008
- Kasumigaseki "Kaitai" Sensō (霞が関「解体」戦争), Sōshisha, 2008
- Nippon no Mirai o Tsukuru-Chihō Bunken no Grand Design (日本の未来をつくる-地方分権のグランドデザイン), Bungeishunjū, 2009
- Jimmy no Tanjōbi: America ga Tennō Akihito ni Kizanda "Shi no Angō" (ジミーの誕生日 アメリカが天皇明仁に刻んだ「死の暗号」), Bungeishunjū, 2009
- Tokyo no Fukuchiji ni Natte Mitara (東京の副知事になってみたら), Shōgakkan, 2010
- Kowareyuku Kuni (壊れゆku Kuni), Nikkei BP Sha, 2010
- Chikatetsu wa Dare no Mono ka (地下鉄は誰のものか), Chūō Kōron Shinsha, 2011
- Ketsudan Suru Chikara (決断する力), PHP Shinsho, 2012
- Sayōnara to Itte Nakatta Waga Ai Waga Tsumi (さようなara to Itte Nakatta Waga Ai Waga Tsumi), Magazine House, 2014
- Kyūshutsu: 3.11 Kesennuma Kōminkan ni Torinokosareta 446-nin (救出: 3・11気仙沼 公民館に取り残された446人), Kawade Shobō Shinsha, 2015
- Minkei (民警), Fusosha, 2016
- Tokyo no Teki (東京の敵), Kadokawa Shinsho, 2017
- Nippon-koku Fuan no Kenkyū (日本国・不安の研究), PHP Kenkyūjo, 2020
- Kō Nippon-koku Ishi Kettei no Manejimento o Tou (公 日本国・意思決定のマネジメントを問う), NewsPicks, 2020
- Carbon Neutral Kakumei (カーボンニュートラル革命), Business Sha, 2021
- Taiyō no Otoko Ishihara Shintarō-den (太陽の男 石原慎太郎伝), Chūō Kōron Shinsha, 2023
5.2. Karya Terjemahan Bahasa Inggris
- The Century of Black Ships: Chronicles of War between Japan and America, VIZ Media LLC, 2009
- Persona: A Biography of Yukio Mishima, Stone Bridge Press, 2013
6. Penilaian dan Warisan
Naoki Inose meninggalkan warisan yang kompleks di persimpangan sastra dan politik Jepang. Sebagai seorang penulis, ia diakui atas analisis kritisnya yang mendalam terhadap birokrasi, masyarakat pasca-perang, dan sejarah Jepang, dengan karya-karya yang sering kali memicu perdebatan dan mendorong reformasi. Bukunya seperti Shōwa 16-nen Natsu no Haisen dan Nipponkoku no Kenkyū tidak hanya memenangkan penghargaan bergengsi tetapi juga memengaruhi pemikiran politik, terutama dalam isu-isu seperti privatisasi jalan tol dan reformasi sistem pemerintahan. Kemampuannya untuk menerjemahkan analisis mendalam menjadi narasi yang menarik menjadikannya suara yang berpengaruh dalam ranah intelektual.
Di sisi politik, Inose dikenal sebagai seorang reformis yang berani. Perannya sebagai Wakil Gubernur Tokyo menunjukkan komitmennya terhadap perubahan konkret, dari respons bencana hingga reformasi perusahaan publik dan upaya perbaikan infrastruktur. Puncaknya adalah keberhasilannya sebagai Ketua Komite Penawaran untuk Olimpiade Musim Panas 2020, yang menjadi kemenangan besar bagi Tokyo dan Jepang. Namun, masa jabatannya sebagai Gubernur Tokyo terpotong secara dramatis oleh skandal keuangan, yang menodai reputasinya dan memicu pengunduran dirinya. Meskipun demikian, ia telah memberikan kontribusi nyata dalam upaya modernisasi dan transparansi pemerintahan, terutama dalam isu-isu tata kelola dan efisiensi birokrasi. Kontroversi yang melingkupinya, termasuk pernyataan yang tidak pantas dan tuduhan-tuduhan lainnya, juga menjadi bagian tak terpisahkan dari warisannya, yang mencerminkan tantangan dan tekanan dalam dunia politik yang terbuka. Setelah meninggalkan jabatan gubernur, kembalinya ia ke Dewan Penasihat menegaskan ketahanan dan komitmennya untuk tetap berkontribusi dalam politik Jepang.
7. Artikel Terkait
- Daftar Gubernur Tokyo
- Olimpiade Musim Panas 2020
- Shintaro Ishihara
- Yukio Mishima
- Osamu Dazai
- Tokyo Electric Power Company (TEPCO)
- Tokyo Metro
- Dewan Penasihat Jepang
- Perang Dunia II