1. Kehidupan dan Aktivitas
Kim Myung-su memiliki latar belakang pribadi yang unik, dari pekerja kereta api hingga penyair dan aktivis sosial, serta seorang penerjemah dan penulis sastra anak.
1.1. Masa Kanak-kanak dan Pendidikan
Kim Myung-su lahir di Andong, Gyeongsangbuk-do, pada tahun 1945. Karena lahir pada tahun pembebasan Korea dari pendudukan Jepang, ia sering dipanggil dengan nama "Hae-su", yang memiliki kemiripan bunyi dengan kata "Haebang" (pembebasan). Ia menempuh pendidikan di National Railroad High School, Andong Normal School, Universitas Pendidikan Nasional Daegu, dan Korea National Open University. Setelah lulus dari National Railroad High School, ia bekerja sebagai inspektur kereta api dan mengamati para penumpang yang lalu-lalang. Pengalaman ini membuatnya tertarik pada kehidupan kaum miskin, yang kemudian mendorongnya untuk mempelajari sastra secara otodidak. Ia juga menempuh studi pascasarjana di bidang Sastra Jerman di Universitas Goethe Frankfurt, Jerman, meskipun ia harus kembali ke Korea sebelum menyelesaikan studinya karena masalah keuangan dan kondisi fisik.
1.2. Debut Sastra dan Aktivitas Sosial Awal
Ketertarikan Kim Myung-su pada sastra berkembang melalui berbagai genre seperti puisi, puisi anak, cerita anak, dan sijo (bentuk puisi Korea). Sijo pertamanya, "Sonagi" (소나기, 'Hujan Deras'), diterbitkan di sebuah surat kabar saat ia menjalani wajib militer. Debut resminya di dunia sastra terjadi pada tahun 1977, ketika tiga puisinya, termasuk "Wolsik" (월식, 'Gerhana Bulan'), diterbitkan di Seoul Shinmun sebagai bagian dari New Year's Literary Contest. Sejak itu, ia secara teratur menerbitkan koleksi puisinya dengan interval empat hingga lima tahun, dan telah memenangkan berbagai penghargaan sastra.
Pada awal kariernya, Kim Myung-su juga merupakan anggota dari kelompok sastra Bansi (반시, 'Anti-puisi'). Kelompok ini didirikan pada tahun 1976 dengan slogan "puisi adalah kehidupan", yang menekankan hubungan langsung antara puisi dan kehidupan nyata. Bansi menggunakan bahasa sederhana dan menghindari istilah konseptual yang rumit, secara terang-terangan menentang pemerintahan otoriter yang berkuasa saat itu. Karya-karya awal Kim Myung-su secara sistematis diorganisir untuk mencerminkan realitas suram masyarakat Korea, sejalan dengan orientasi sastra Bansi.
1.3. Aktivitas Partisipasi Sosial
Sejalan dengan kepeduliannya terhadap masalah sosial, Kim Myung-su secara aktif terlibat dalam gerakan demokratisasi di Korea Selatan. Ia bergabung sebagai anggota komite eksekutif di beberapa organisasi penting, termasuk Dewan Penulis untuk Kebebasan dan Praktik (Council of Writers for Freedom and PracticeBahasa Inggris), sebuah organisasi yang dibentuk pada tahun 1974 untuk perjuangan demokratis para penulis melawan kediktatoran. Kim Myung-su bergabung dengan organisasi ini pada tahun 1980-an.
Ia juga menjadi anggota eksekutif di Markas Besar Gerakan Nasional untuk Mendapatkan Konstitusi Demokratis (National Movement Headquarter for Democratic ConstitutionBahasa Inggris), sebuah kelompok aktivis demokrasi yang menentang rezim otoriter dan menyerukan amandemen konstitusi untuk pemilihan presiden langsung. Kelompok ini dibentuk oleh partai oposisi, kelompok sipil, dan mahasiswa. Kim Myung-su secara aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sosial, termasuk kampanye petisi di antara para penulis, menunjukkan komitmennya terhadap nilai-nilai kebebasan dan keadilan sosial.
1.4. Aktivitas Kreatif Berbagai Bidang
Selain puisi, Kim Myung-su juga mengembangkan kiprah sastranya dalam berbagai genre. Ia menulis esai dan kritik sastra, serta aktif menerjemahkan karya-karya sastra Jerman ke dalam bahasa Korea. Dedikasinya pada sastra anak juga sangat besar; ia secara giat menulis beberapa koleksi buku anak dan menerjemahkan cerita-cerita anak asing. Total lebih dari 50 jilid buku telah diterbitkan sepanjang kariernya. Pada tahun 2014, kumpulan karya lengkapnya, Kim Myung-su Jeonjip (김명수 전집Bahasa Korea, 'Karya Lengkap Kim Myung-su'), diterbitkan dalam 10 jilid.
2. Dunia Sastra
Dunia sastra Kim Myung-su dicirikan oleh penggunaan bahasa yang terkendali dan format liris yang ringkas, dengan perubahan tema yang signifikan dari kritik sosial yang tajam ke wawasan yang lebih universal tentang alam dan keberadaan manusia.
2.1. Karakteristik Puitis
Ciri utama yang meresap dalam karya-karya Kim Myung-su adalah diksi puitis yang halus dan adaptasi format liris yang sederhana. Ia lebih memilih menggunakan bahasa yang lugas daripada ekspresi yang berlebihan dalam puisinya. Selain itu, ia gemar menulis ayat liris yang menyampaikan pesan yang padat dengan bahasa yang tepat dan baris-baris yang ringkas, yang membentuk ciri linguistik utama puisinya: "murni, cerah, dan jelas". Gaya puitisnya memungkinkan pembaca untuk secara intuitif memahami makna objek dan fitur dalam puisinya, sesuai dengan niat penulis. Kritikus menyebut puisinya memiliki "kekuatan intuisi" karena kemampuannya membawa interpretasi baru kepada pembaca dengan mengaburkan batas antara yang akrab dan yang tidak akrab.
2.2. Tema Puisi Awal
Karya-karya awal Kim Myung-su, termasuk Wolsik (월식, 'Gerhana Bulan', 1980), Hageupban Gyogwaseo (하급반 교과서, 'Buku Pelajaran Kelas Bawah', 1983), dan Piroechimgwa Simjang (피뢰침과 심장, 'Penangkal Petir dan Hati', 1986), secara tajam mengkritik realitas gelap masyarakat dengan menyajikan satu objek representatif. Dalam salah satu karya utamanya, "Hageupban Gyogwaseo", Kim menyindir masyarakat yang terstandardisasi di bawah penindasan politik dan kepatuhan tanpa kritik dari masyarakat umum, dengan menggambarkan kebiasaan "meniru" siswa dengan nilai buruk.
Dalam "Danchu" (단추, 'Kancing', 1980), bahkan sehelai kancing di jalan dikaitkan dengan ketakutan dari kediktatoran militer. Puisi ini membangkitkan suara dering di malam hari, terjalin dengan imajinasi "langkah-langkah sepatu hitam". Puisi ini menunjukkan individu-individu di bawah kediktatoran militer yang mengalami peristiwa-peristiwa menakutkan, tidak diizinkan untuk mengabaikan hal-hal sepele. Karya-karya ini secara tidak langsung mengekspresikan penindasan politik yang terjadi pada masa itu, mencerminkan semangat perlawanan dan kritik sosialnya.
2.3. Tema Puisi Kemudian
Tema utama karya-karya Kim Myung-su kemudian bergeser ke alam dan eksistensi manusia dengan kasih sayang terhadap setiap makhluk hidup. Karyanya sebagian besar menunjukkan simpati terhadap mereka yang terpinggirkan dan kesadaran akan nilai kehidupan. Misalnya, dalam "Gogok" (곡옥, 'Giok Lengkung', 2013), setiap "giok lengkung" hanyalah ornamen yang melekat pada mahkota emas; namun, kecerahan mahkota pada dasarnya berasal dari kumpulan giok-giok lengkung ini. Ini serupa dengan bintang-bintang di langit: satu bintang mungkin redup, tetapi gugusan bintang dapat menerangi seluruh langit malam. Melalui karyanya, Kim Myung-su menyoroti aspek tersembunyi dari objek serta detail-detail yang tidak terungkap.
Demikian pula, dalam "Namunnip Hwaseok" (나뭇잎 화석, 'Daun Fosil', 2000), seorang protagonis membayangkan kehidupan beberapa juta tahun yang lalu dengan mengamati sehelai daun, sebuah objek yang selaras dengan kehidupan protagonis itu sendiri, karena daun-daun di pohon biasanya ada dari musim semi hingga gugur. Daun itu kecil, lemah, dan fana, tetapi ia adalah entitas yang disamakan dengan seluruh alam semesta, karena ia menopang batang, akar, dan pohon untuk bertahan hidup. Dalam konteks yang sama, kehidupan protagonis menjadi alam semesta itu sendiri.
3. Karya
Berikut adalah daftar karya-karya representatif dari penyair Kim Myung-su:
3.1. Kumpulan Karya Lengkap
- Kim Myung-su Jeonjip (김명수 전집Bahasa Korea, 'Karya Lengkap Kim Myung-su'), Kookhakjaryowon, 2014
3.2. Kumpulan Puisi
- Wolsik (월식Bahasa Korea, 'Gerhana Bulan'), Minumsa, 1980
- Hageupban Gyogwaseo (하급반 교과서Bahasa Korea, 'Buku Pelajaran Kelas Bawah'), Changbi, 1983
- Piroechimgwa Simjang (피뢰침과 심장Bahasa Korea, 'Penangkal Petir dan Hati'), Changjaksa, 1986
- Chimyeopsu Jidae (침엽수 지대Bahasa Korea, 'Zona Konifer'), Changbi, 1991
- Badaui Nun (바다의 눈Bahasa Korea, 'Mata Laut'), Changbi, 1995
- Agineun Seongi Eopgo (아기는 성이 없고Bahasa Korea, 'Bayi Tanpa Nama'), Changbi, 2000
- Gaoriui Simhae (가오리의 심해Bahasa Korea, 'Laut Dalam Ikan Pari'), Silcheon Munhaksa, 2004
- Sujariui Norae (수자리의 노래Bahasa Korea, 'Lagu Penjaga Perbatasan'), Deulkkot, 2005
- Gogok (곡옥Bahasa Korea, 'Giok Lengkung'), Moonji Publishing, 2013
- Eonjena Dagaseoneun Jilmungachi (언제나 다가서는 질문같이Bahasa Korea, 'Seperti Pertanyaan yang Selalu Kuhadapi'), Changbi, 2018
3.3. Kumpulan Puisi Anak
- Majimak Jeoncheol (마지막 전철Bahasa Korea, 'Kereta Bawah Tanah Terakhir'), Babosae, 2008
- Sangeoege Malhaesseoyo (상어에게 말했어요Bahasa Korea, 'Aku Berbicara pada Hiu'), Igaseo, 2010
3.4. Kumpulan Buku Anak
- Haebaragi Pineun Gyejeol (해바라기 피는 계절Bahasa Korea, 'Musim Bunga Matahari'), Changbi, 1991
- Dallimgwa Daramjwi (달님과 다람쥐Bahasa Korea, 'Bulan dan Tupai'), Uriedu, 1995
- Eomma Dalgeun Eommaga Eopseoyo (엄마 닭은 엄마가 없어요Bahasa Korea, 'Induk Ayam Tidak Punya Ibu'), Uriedu, 1997
- Bawi Miteseo On Nauri (바위 밑에서 온 나우리Bahasa Korea, 'Nauri yang Datang dari Bawah Batu'), Kyelimbooks, 2001
- Saedeurui Sigan (새들의 시간Bahasa Korea, 'Waktu untuk Burung'), Nungwa Maeum, 2001
- Maeumi Keojineun Iyagi (마음이 커지는 이야기Bahasa Korea, 'Cerita yang Mengembangkan Hati'), Pureungeurimchaek, 2006
- Bihaenggi Yennal Ireumeun Mettugiyeotda (비행기 옛날 이름은 메뚜기였다Bahasa Korea, 'Pesawat Dulu Namanya Belalang'), Babosae, 2008
- Horangi Kkorinaksi (호랑이 꼬리낚시Bahasa Korea, 'Memancing Ekor Harimau'), Appletreetales, 2011
- Chanbaram Buneun Eondeok (찬바람 부는 언덕Bahasa Korea, 'Bukit Berangin Dingin'), Hyunbooks, 2015
3.5. Kumpulan Buku Anak Tradisional
- Buyeoreul Seun Haeburu Wang (부여를 세운 해부루 왕Bahasa Korea, 'Raja Hae Buru Pendiri Buyeo'), Woongjinbooks, 1989
- Banjjogi (반쪽이Bahasa Korea, 'Setengah Anak'), Woongjinbooks, 1989
- Bulgae (불개Bahasa Korea, 'Anjing Api'), Woongjinbooks, 1989
- Dongmuldeurui Nai Jarang (동물들의 나이 자랑Bahasa Korea, 'Hewan-hewan Memamerkan Usia'), Woongjinbooks, 1989
- Tokkiwa Geobuk (토끼와 거북Bahasa Korea, 'Kelinci dan Kura-kura'), Woongjinbooks, 1989
3.6. Kumpulan Esai
- Sorasorapureunsora (솔아솔아푸른솔아Bahasa Korea, 'Lagu untuk Pohon Pinus'), Cheongmaek, 1988
- Ilgaksuui Kkum (일각수의 꿈Bahasa Korea, 'Mimpi Unicorn'), Yejigak, 1990
- Haeneun Mueosi Tteoollyeo Juna (해는 무엇이 떠올려 주나Bahasa Korea, 'Siapa yang Akan Mengangkat Matahari?'), Daejeongjin, 1993
3.7. Kumpulan Kritik Sastra
- Sidaesanghwanggwa Siui Nolli (시대상황과 시의 논리Bahasa Korea, 'Logika, Puisi, dan Sejarah Korea'), Semi, 2013
3.8. Karya Kompilasi
- Geumsugangsan Orangkaekkot (금수강산 오랑캐꽃Bahasa Korea, 'Violet di Tanah Korea yang Indah'), Cheongsa, 1988
- Hanaga Doendaneun Geoseun Deouk Keojineun Geosimnida (하나가 된다는 것은 더욱 커지는 것입니다Bahasa Korea, 'Menjadi Satu Berarti Menjadi Lebih Besar'), Sejong, 1995
- Nae Maeumui Bada (내 마음의 바adaBahasa Korea, 'Laut di Hatiku') vol. 1, 2, Enter, 1996
3.9. Karya Terjemahan
Berikut adalah beberapa karya sastra asing yang telah diterjemahkan oleh Kim Myung-su ke dalam bahasa Korea:
- Pangdangbeon (빵당번Bahasa Korea, 'Bread Duty'), karya Hans Bender, Soeulmunhak, 1982
- Jayuro Hyanghaneun Gicha (자유로 향하는 기차Bahasa Korea, 'Kereta Menuju Kebebasan'), karya Nelly Dess, Gungminseogwan, 1982
- NASA 1-Habanesseo (나사.1-하반에서Bahasa Korea, 'Bawah.1-Di Bagian Bawah'), karya Hans Erich Nossack, Soeulmunhak, 1986
- Munsini Saegyeojin Gae (문신이 새겨진 개Bahasa Korea, 'Anjing Bertato'), karya Paul Maar, Woongjinbooks, 1986 (Judul asli: Der tätowierte Hund)
- Indo Minhwajip - Wanggwa Doduk (인도 민화집-왕과 도둑Bahasa Korea, 'Kumpulan Lukisan Rakyat India - Raja dan Pencuri'), S. Fischer Edition, Samteosa, 1987
- Haine Sijip - Jeongchisi (하이네 시집-정치시Bahasa Korea, 'Kumpulan Puisi Heine - Puisi Politik'), karya Heinrich Heine, Ilwolseogak, 1987
- Dogilinui Sarang (독일인의 사랑Bahasa Korea, 'Cinta Jerman'), karya F. Max Müller, Eomungak, 1988 (Judul asli: Deutsche Liebe)
- Anneui Ilgi (안네의 일기Bahasa Korea, 'Buku Harian Anne'), karya Anne Frank, Eomungak, 1988 (Judul asli: Het Achterhuis)
- Surye Bakwi Miteseo (수레 바퀴 밑에서Bahasa Korea, 'Di Bawah Roda'), karya Hermann Hesse, Eomungak, 1988 (Judul asli: Unterm Rad)
- Iutdeul (이웃들Bahasa Korea, 'Tetangga'), karya Maxim Gorky, Gongdongche, 1993 (Judul asli: Unbekannte Erzählungen)
- Keuriseumaseu Iyagi (크리스마스 이야기Bahasa Korea, 'Kisah Natal'), karya O. Henry et al., Gongdongche, 1993 (Judul asli: The Gift of the Magi)
- Jungguk Minhwajip (중국 민화집Bahasa Korea, 'Kumpulan Lukisan Rakyat Tiongkok'), S. Fischer Edition, Gongdongche, 1994
- Indo Minhwajip (인도 민화집Bahasa Korea, 'Kumpulan Lukisan Rakyat India'), S. Fischer Edition, Gongdongche, 1994
- Nami Minhwajip (남미 민hwajipBahasa Korea, 'Kumpulan Lukisan Rakyat Amerika Selatan'), S. Fischer Edition, Jageunpyeonghwa, 1995
- Aprika Minhwajip (아프리카 민화집Bahasa Korea, 'Kumpulan Lukisan Rakyat Afrika'), S. Fischer Edition, Jageunpyeonghwa, 1995
- Yeongguk Minhwajip (영국 민화집Bahasa Korea, 'Kumpulan Lukisan Rakyat Inggris'), S. Fischer Edition, Jageunpyeonghwa, 1995
- Aiseullandeu Minhwajip (아이슬란드 민화집Bahasa Korea, 'Kumpulan Lukisan Rakyat Islandia'), S. Fischer Edition, Jageunpyeonghwa, 1995
- Haneunimui Guljjaksae (하느님의 굴뚝새Bahasa Korea, 'Wren Tuhan'), karya Astrid Lindgren, Bitnam, 1995 (Judul asli: Rasmus und der Landstreicher)
- Kkoe Maneun Jumoneujwi (꾀 많은 주머니쥐Bahasa Korea, 'Opossum Cerdik'), S. Fischer Edition, Jageunpyeonghwa, 1995 (Judul asli: The Witty Possum)
- Jwi (쥐Bahasa Korea, 'Tikus'), karya Andrzej Zaniewski, Goryeowon, 1995 (Judul asli: Szczur)
- Peurangseu Minhwajip (프랑스 민화집Bahasa Korea, 'Kumpulan Lukisan Rakyat Prancis'), S. Fischer Edition, Donggwang, 1996
- Oseuteuria Minhwajip (오스트리아 민화집Bahasa Korea, 'Kumpulan Lukisan Rakyat Austria'), S. Fischer Edition, Donggwang, 1996
- Teoki Minhwajip (터키 민화집Bahasa Korea, 'Kumpulan Lukisan Rakyat Turki'), S. Fischer Edition, Donggwang, 1996
- Emilli (에밀리Bahasa Korea, 'Emily'), karya Michael Bedard & Barbara Cooney, Biryongso, 1996 (Judul asli: Emily)
- Dangsinui Sun Gyeore Daehayeo (당신의 순결에 대하여Bahasa Korea, 'Tentang Kesucian Anda'), karya Luise Rinser, Hyeonjae, 2002 (Judul asli: Reinheit und Ekstase. Auf der Suche nach der vollkommenen Liebe)
4. Penghargaan
Berikut adalah daftar penghargaan sastra utama dan penghargaan lainnya yang diterima oleh penyair Kim Myung-su selama hidupnya:
- 1980: Penghargaan Penulis Hari Ini (Today's Writer AwardBahasa Inggris) untuk karyanya Wolsik.
- 1984: Penghargaan Sastra Shin Dong-yup ke-3 (신동엽창작상Bahasa Korea) untuk puisinya "The Lightning Rod and Heart".
- 1992: Penghargaan Sastra Manhae (Manhae Prize for LiteratureBahasa Inggris) untuk karyanya Chimyeopsu Jidae (침엽수 지대Bahasa Korea, 'Zona Konifer').
- 1997: Penghargaan Sastra Kelautan Korea (한국해양문학상Bahasa Korea) untuk karyanya Badaui Nun (바다의 눈Bahasa Korea, 'Mata Laut').
- 2015: Penghargaan Sastra Changneung (창릉문학상Bahasa Korea) untuk karyanya Gogok (곡옥Bahasa Korea, 'Giok Lengkung') dan Kim Myung-su Jeonjip (김명수 전집Bahasa Korea, 'Karya Lengkap Kim Myung-su').
5. Terjemahan Internasional
Beberapa karya Kim Myung-su telah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, antara lain:
- Bahasa Inggris: Kontribusi dalam A Galaxy of Whale Poems (2005) dengan puisinya "Beyond the Memories".
- Taiwan: Buku anak Bawi Miteseo On Nauri (바위 밑에서 온 나우리Bahasa Korea, 'Nauri yang Datang dari Bawah Batu') yang diterbitkan di Korea pada 2001, diterjemahkan menjadi Lǜsè Luóshuǐdī (綠色羅水滴Bahasa Tionghoa, 'Tetesan Embun Hijau') dan diterbitkan di Taiwan pada 2005.
- Iran: Kontribusi dalam koleksi puisi Sleeping under the Peach Blossom (2017), yang memuat puisinya "Eclipse" dan "Disrobing".
6. Penilaian
Kim Myung-su secara luas diakui sebagai salah satu penyair penting di Korea Selatan, yang karya dan aktivitasnya mencerminkan komitmen terhadap keadilan sosial dan keindahan universal.
6.1. Penilaian Positif
Kim Myung-su dinilai positif atas orisinalitas sastranya yang menggabungkan kesederhanaan bahasa dengan kedalaman makna. Kemampuannya untuk menyampaikan wawasan intuitif tentang objek-objek biasa, mengubahnya menjadi cerminan realitas sosial atau metafora eksistensial, sangat dihargai. Sikap kritis sosialnya yang konsisten, terutama dalam karya-karya awal yang menyindir penindasan politik dan ketidakpedulian masyarakat, menempatkannya sebagai suara penting dalam gerakan demokratisasi. Kontribusinya terhadap sastra anak juga dianggap signifikan, karena ia berhasil menyajikan nilai-nilai moral dan kemanusiaan melalui cerita-cerita yang mudah dipahami dan menyentuh bagi anak-anak. Simpatinya terhadap makhluk-makhluk yang terpinggirkan dan kesadaran akan nilai kehidupan dalam karya-karya kemudiannya juga menyoroti sensitivitas dan humanismenya.