1. Early Life and Background
Masa kecil Masaki Kobayashi di Otaru, pendidikan di Universitas Waseda di bawah bimbingan Aizu Yaichi, serta pengalamannya selama dinas militer di Manchuria dan Miyako-jima, secara signifikan membentuk pandangan hidup dan pendekatan sinematiknya yang anti-perang dan humanistik.
1.1. Childhood and Education
Masaki Kobayashi lahir pada tanggal 14 Februari 1916, di Otaru, sebuah kota pelabuhan di pulau Hokkaido, Jepang. Keluarganya termasuk dalam kelas menengah atas; ayahnya, Yuichi, bekerja untuk Mitsui & Co., dan ibunya, Hisako, berasal dari keluarga pedagang. Ia memiliki dua kakak laki-laki dan seorang adik perempuan. Kobayashi juga merupakan sepupu kedua dari aktris dan sutradara Kinuyo Tanaka, dan keluarganya memiliki garis keturunan samurai dari Shimonoseki. Meskipun ia pernah tinggal di Tokyo saat sekolah dasar, sebagian besar masa kecilnya hingga usia 17 tahun dihabiskan di Otaru. Lingkungan rumah Kobayashi hangat dan toleran, dengan orang tuanya yang mendorong eksplorasi seni. Ia pertama kali menonton film pada usia 7 tahun dan sering mengunjungi pameran seni, konser, serta pertunjukan teater bersama ibunya. Kakak laki-lakinya, Yasuhiko, yang mengikuti kelompok studi film di universitas, juga turut memperdalam pemahaman Kobayashi tentang film.
Pada tahun 1938, Kobayashi mendaftar di Universitas Waseda di Tokyo. Di sana, ia diajar oleh Aizu Yaichi, seorang penyair dan sejarawan yang menjadi mentornya dan sangat memengaruhi pandangan Kobayashi tentang kehidupan dan seni. Aizu berspesialisasi dalam seni Buddha, khususnya yang berasal dari periode Nara, dan sering mengajak mahasiswanya mengunjungi kuil-kuil Buddha. Di luar kelas, Kobayashi menemani Aizu dalam perjalanan ke Prefektur Nara dan sering mengunjungi rumah Aizu. Sebagian karena pengaruh Aizu, Kobayashi memutuskan untuk mempelajari seni dan filsafat Asia Timur. Ia menulis tesisnya tentang Murō-ji, sebuah kuil Buddha yang terletak di Nara, dan menghabiskan satu bulan tinggal di Murō-ji untuk meneliti sejarahnya. Kobayashi kemudian mengerjakan sebuah film dokumenter tentang Aizu yang dirilis pada tahun 1996.
Selama kuliah di Universitas Waseda, Kobayashi sering mengunjungi Shochiku Studio untuk menyaksikan sepupu keduanya, Kinuyo Tanaka, bekerja. Pada masa inilah Kobayashi mulai memiliki keinginan untuk menjadi seorang sutradara film. Setelah lulus dari Universitas Waseda pada tahun 1941, Kobayashi bekerja di Shochiku sebagai sutradara magang selama delapan bulan. Selama di Shochiku, Kobayashi membantu Hiroshi Shimizu dalam film Dawn Chorus dan Hideo Ōba dalam Kaze kaoru niwa. Pada waktu ini, Kobayashi juga mulai menulis sebuah buku berlatar Nara, tentang seorang sarjana seni Oriental yang mendaftar di militer.
1.2. Wartime Experience
Pada Januari 1942, Kobayashi direkrut ke dalam Resimen Ketiga Azabu dari Angkatan Darat Kekaisaran Jepang. Setelah tiga bulan pelatihan sebagai penembak senapan mesin berat, Kobayashi dikirim ke dekat Harbin di Manchuria. Pada September 1943, pasukannya dikirim untuk berpatroli di sepanjang sungai Ussuri. Pada Juni 1944, resimennya kembali ke Jepang, dari mana mereka seharusnya dipindahkan ke Filipina. Namun, kapal selam Sekutu mencegah Resimen Ketiga Azabu mencapai Filipina, sehingga mereka menuju Pulau Okinawa sebagai gantinya. Dalam perjalanan ke Okinawa, kelompok Kobayashi dialihkan ke Miyako-jima di Kepulauan Ryukyu, di mana mereka tinggal hingga akhir perang. Selama waktu itu, kelompoknya bekerja membangun lapangan terbang. Masa Kobayashi di pulau itu sangat sulit, dengan kelompoknya sering kali harus makan belalang dan anjing untuk bertahan hidup. Ia menyimpan buku harian selama di Miyako-jima, yang mendokumentasikan pengalamannya dalam perang dan menyertakan sebuah I-novel tentang hilangnya masa mudanya. Dalam buku hariannya, Kobayashi menunjukkan dukungan terhadap upaya perang Jepang, tetapi menyesali kematian dan kehancuran yang disebabkan oleh perang. Kobayashi tidak pernah berpartisipasi dalam pertempuran garis depan selama masa dinasnya di militer. Kobayashi menganggap dirinya seorang pasifis dan sosialis, dan menunjukkan perlawanan dengan menolak promosi ke pangkat yang lebih tinggi dari prajurit.
Setelah perang berakhir, Kobayashi menghabiskan hampir setahun di kamp kerja tawanan perang di Kadena, Okinawa. Di kamp tersebut, Kobayashi menjalankan sebuah kelompok teater bersama narapidana lain, dan memproduksi beberapa pertunjukan. Kobayashi dibebaskan dari kamp kerja pada November 1946. Sekembalinya ke rumah, ia mengetahui bahwa ayahnya telah meninggal pada tahun 1945 dan kakak laki-lakinya, Yasuhiko, meninggal dalam pertempuran di Tiongkok pada tahun 1944.
2. Film Career
Karier Masaki Kobayashi sebagai sutradara film mencakup periode panjang dari asisten sutradara hingga pengakuan internasional atas karya-karya besar yang kritis terhadap masyarakat dan perang.
2.1. Entry into Film Industry and Assistant Director Period
Setelah kembali ke Jepang pada tahun 1946, Kobayashi kembali bergabung dengan Shochiku sebagai asisten. Ia awalnya ditugaskan untuk membantu Keisuke Sasaki, tetapi kemudian dialihkan untuk membantu Keisuke Kinoshita. Selama bekerja membantu Kinoshita, Kobayashi sangat mengagumi belas kasih, kecerdasan, dan keterampilan penyutradaraan Kinoshita. Keduanya menjalin ikatan karena pengalaman bersama dalam perang dan kematian ibu mereka. Pekerjaan pertama Kobayashi di bawah Kinoshita adalah sebagai asisten sutradara kedua dalam film Phoenix pada tahun 1947. Pada tahun 1948, Kobayashi dipromosikan menjadi asisten sutradara utama dalam film Apostasy. Ia tetap menjabat sebagai asisten sutradara utama selama sisa waktunya sebagai asisten Kinoshita. Pada tahun 1949, Kobayashi ikut menulis skenario Broken Drum bersama Kinoshita. Film terakhir Kinoshita yang dibantu Kobayashi adalah A Japanese Tragedy, yang dirilis pada tahun 1953. Pada tahun 1953, Kinoshita mulai mencari materi yang dapat diadaptasi untuk film debut Kobayashi. Kinoshita meminta Shochiku membeli hak atas novel Jinkō Teien, dengan maksud agar novel tersebut digunakan untuk film debut Kobayashi. Namun, Kinoshita akhirnya mengadaptasi novel tersebut sendiri dalam film The Garden of Women pada tahun 1954.
2.2. Early Films and Social Critique
Debut penyutradaraan Kobayashi adalah pada tahun 1952 dengan film My Son's Youth. Film ini merupakan bagian dari inisiatif Shochiku untuk merilis film-film pendek, yang disebut "sister films", yang dimaksudkan sebagai pengantar bagi sutradara-sutradara baru. Pada tanggal 1 April 1952, Kobayashi menikah dengan Chiyoko Fumiya, seorang aktris di Shochiku. Pada tahun 1953, Sincerity dirilis, yang merupakan film panjang pertama Kobayashi. Film ini ditulis oleh mentor Kobayashi, Keisuke Kinoshita. Baik My Son's Youth maupun Sincerity mengambil inspirasi dari keluarga dan masa kecil Kobayashi, dengan beberapa karakter yang dimodelkan berdasarkan anggota keluarganya.
Pada tahun 1953, Kobayashi menyelesaikan syuting The Thick-Walled Room, sebuah film tentang penjahat perang Kelas B dan Kelas C yang ditahan di Penjara Sugamo. Film ini didasarkan pada buku harian penjahat perang sungguhan dan merupakan penyimpangan substansial dari jenis film yang biasanya diproduksi Shochiku pada waktu itu. Shochiku awalnya menolak merilis The Thick-Walled Room tanpa perubahan, karena kekhawatiran pemerintah Jepang bahwa kritik film tersebut terhadap pendudukan Sekutu di Jepang akan membuat Amerika Serikat marah. Kobayashi menolak untuk memotong konten apa pun, sehingga film tersebut tidak dirilis hingga tahun 1956. The Thick-Walled Room merusak reputasi Kobayashi di Shochiku, sehingga ia berusaha membangun kembali dirinya dengan membuat empat film berikutnya lebih mirip dengan gaya khas Shochiku.
Pada tahun 1954, Three Loves dirilis. Film ini menampilkan adegan-adegan yang diambil di dalam gereja yang sama tempat Kobayashi dan Chiyoko Fumiya menikah. Kemudian pada tahun 1954, Somewhere Under the Broad Sky dirilis. Film ini menampilkan penampilan pertama Keiji Sada dalam film yang disutradarai Kobayashi; Sada adalah teman dekat Kobayashi dan akan muncul dalam 6 film Kobayashi berikutnya. Pada tahun 1956, Fountainhead dirilis, yang merupakan film terakhir Kobayashi yang sangat menyerupai gaya khas Shochiku.
Pada tahun 1956, The Thick-Walled Room dirilis ke publik. Kemudian pada tahun yang sama, I Will Buy You dirilis, tentang korupsi dalam bisbol pencarian bakat. Pada tahun 1957, Black River dirilis, tentang kejahatan dan prostitusi yang muncul di sekitar pangkalan AS di Jepang selama dan setelah pendudukan Amerika. Ini adalah film pertama Kobayashi yang dibintangi Tatsuya Nakadai dalam peran utama; Nakadai akan menjadi pemeran utama dalam 9 dari 13 film Kobayashi berikutnya.
2.3. Major Works and International Recognition

Dari 1959 hingga 1961, Kobayashi menyutradarai The Human Condition, sebuah trilogi epik enam bagian berdurasi total 9 jam 31 menit (salah satu film fiksi terpanjang yang pernah dibuat untuk rilis bioskop). Film ini didasarkan pada novel panjang anti-perang karya Gomikawa Junpei dan menggambarkan dampak Perang Dunia II terhadap seorang pasifis dan sosialis Jepang. Trilogi ini secara brilian menggambarkan kekejaman militer Jepang di masa perang, perlawanan seorang prajurit intelektual terhadap penindasan, dan penderitaannya pasca-kekalahan, pelarian, dan kematian. Film ini memenangkan Penghargaan Sutradara Terbaik Mainichi Film Awards dan Penghargaan San Giorgio di Festival Film Venesia pada tahun 1960.
Pada tahun 1962, ia menyutradarai Harakiri (juga dikenal sebagai Seppuku), sebuah film samurai yang diadaptasi dari novel Ibun Rōnin Ki karya Takiguchi Yasuhiko dengan skenario oleh Hashimoto Shinobu. Kobayashi sendiri menyebutnya sebagai "karya paling padat" yang pernah dibuatnya. Film ini memenangkan Penghargaan Juri di Festival Film Cannes 1963.

Pada tahun 1964, Kobayashi membuat Kwaidan (juga dikenal sebagai Kaidan), film berwarna pertamanya. Ini adalah koleksi empat cerita hantu yang diambil dari buku-buku karya Lafcadio Hearn. Film berdurasi tiga jam ini memenangkan Penghargaan Juri Khusus di Festival Film Cannes 1965 dan menerima nominasi Academy Award untuk Film Berbahasa Asing Terbaik. Produksinya melibatkan pembangunan set besar di hanggar pesawat terbengkalai, dengan sentuhan artistik Toda Shigemasa pada lukisan langit dan musik Takemitsu Tōru yang menciptakan dunia fantasi yang mendalam. Namun, biaya produksi yang membengkak karena set besar dan syuting jangka panjang menyebabkan Bungei Production Ninjin Club, sebuah perusahaan produksi independen, bangkrut.

Pada tahun 1967, setelah meninggalkan Shochiku dan menandatangani kontrak dengan Tokyo Eiga, Kobayashi menyutradarai Samurai Rebellion (juga dikenal sebagai Jôi-uchi: Hairyô-tsuma shimatsu), produksi pertama Mifune Productions. Film ini memenangkan FIPRESCI Prize di Festival Film Venesia 1967 dan dinobatkan sebagai Film Terbaik Tahun Ini oleh Kinema Junpo.
2.4. Later Film Activities
Pada tahun 1968, Akira Kurosawa, Keisuke Kinoshita, Kon Ichikawa, dan Kobayashi mendirikan kelompok sutradara Shiki no Kai (Klub Empat Penunggang Kuda) dengan tujuan membuat film untuk generasi muda.
Pada tahun 1969, ia menjadi anggota juri di Festival Film Internasional Berlin ke-19. Ia juga menjadi kandidat untuk menyutradarai sekuens Jepang untuk film Tora! Tora! Tora! setelah Akira Kurosawa meninggalkan proyek tersebut, namun akhirnya Kinji Fukasaku dan Toshio Masuda yang terpilih. Pada tahun 1971, ia menerima Penghargaan Jasa Bakti sebagai salah satu dari 10 sutradara terkemuka dunia pada peringatan 25 tahun Festival Film Cannes.
Karya-karya selanjutnya termasuk Inn of Evil (1971) dan The Fossil (1975), yang juga dibuat sebagai drama televisi.
Pada tahun 1982, Kobayashi menyelesaikan film dokumenter panjang Tokyo Trials, yang membutuhkan waktu lima tahun untuk diselesaikan. Film ini menggabungkan rekaman yang disimpan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat dengan rekaman berita dari dalam dan luar negeri untuk menggambarkan Pengadilan Militer Internasional untuk Timur Jauh. Meskipun mendapat pujian dari beberapa pihak, film ini juga menuai kritik karena menyertakan rekaman yang diragukan keasliannya dari film Tiongkok The Roar of China mengenai Pembantaian Nanking. Namun, Kobayashi menyertakan kredit dalam film yang menyatakan bahwa rekaman tersebut adalah "film dari pihak Tiongkok," menunjukkan upayanya untuk menjaga netralitas.
Salah satu proyek besar Kobayashi yang tidak terwujud adalah film adaptasi novel Buddhis Tiongkok karya Yasushi Inoue, Tun Huang. Meskipun skenario telah selesai, perbedaan visi dengan presiden Daiei yang baru, Tokuma Yasuyoshi, membuatnya terpaksa meninggalkan proyek tersebut. Film terakhir yang disutradarainya adalah House Without a Dining Table (1985), yang didasarkan pada novel Enchi Fumiko dan mengambil tema insiden Tentara Merah Bersatu.
3. Film World and Thematic Consciousness
Filmografi Masaki Kobayashi secara konsisten menunjukkan kritik mendalam terhadap perang, korupsi sosial, dan sistem yang menindas. Pengalaman pribadinya sebagai tentara selama Perang Dunia II dan penolakannya terhadap promosi militer membentuk pandangan pasifis dan sosialisnya, yang tercermin dalam karya-karya seperti trilogi The Human Condition. Film-filmnya seringkali mengeksplorasi perjuangan individu untuk mempertahankan martabat manusia dan kebebasan di tengah kekejaman militer atau birokrasi. Ia juga menyoroti ketidakadilan sosial dan dekadensi moral, seperti yang terlihat dalam The Thick-Walled Room yang mengkritik perlakuan terhadap penjahat perang, I Will Buy You yang mengungkap korupsi dalam bisbol, dan Black River yang menggambarkan kejahatan di sekitar pangkalan militer. Kobayashi memiliki kemampuan unik untuk menciptakan dunia sinematik yang mendalam, seringkali dengan elemen fantasi dan horor seperti dalam Kwaidan, namun selalu berakar pada pemeriksaan kondisi manusia yang kompleks.
4. Filmography
Berikut adalah daftar karya penyutradaraan dan kontribusi film penting lainnya dari Masaki Kobayashi:
- 1952: My Son's Youth (息子の青春)
- 1953: Sincerity (まごころ)
- 1954: Somewhere Under the Broad Sky (この広い空のどこかに)
- 1954: Three Loves (三つの愛)
- 1955: Beautiful Days (美わしき歳月)
- 1956: The Thick-Walled Room (壁あつき部屋)
- 1956: I Will Buy You (あなた買います)
- 1956: Fountainhead (泉)
- 1957: Black River (黒い河)
- 1959: The Human Condition I: No Greater Love (人間の條件 第一・第二部)
- 1959: The Human Condition II: Road to Eternity (人間の條件 第三・第四部)
- 1961: The Human Condition III: A Soldier's Prayer (人間の條件 完結篇)
- 1962: The Inheritance (からみ合い)
- 1962: Harakiri (切腹)
- 1964: Kwaidan (怪談)
- 1967: Samurai Rebellion (上意討ち 拝領妻始末)
- 1968: Hymn To A Tired Man (日本の青春)
- 1971: Inn Of Evil (いのちぼうにふろう)
- 1975: The Fossil (化石)
- 1978: Burning Autumn (燃える秋)
- 1983: Tokyo Trials (東京裁判)
- 1985: House Without a Dining Table (食卓のない家)
Karya Lain:
- 1949: Broken Drum (破れ太鼓) - Penulis skenario (disutradarai oleh Keisuke Kinoshita)
- 1970: Dodes'ka-den (どですかでん) - Perencana (disutradarai oleh Akira Kurosawa)
- 2000: Dora-heita (どら平太) - Penulis skenario (disutradarai oleh Kon Ichikawa)
5. Awards and Honors
Tahun Penghargaan | Nama Penghargaan | Organisasi Pemberi Penghargaan | Negara Asal | Judul Film (jika berlaku) |
---|---|---|---|---|
1960 | Penghargaan San Giorgio | Festival Film Venesia | Italia | The Human Condition |
1960 | Penghargaan Pasinetti | Festival Film Venesia | Italia | The Human Condition |
1961 | Film Terbaik | Mainichi Film Awards | Jepang | A Soldier's Prayer |
1961 | Sutradara Terbaik | Mainichi Film Awards | Jepang | A Soldier's Prayer |
1962 | Film Terbaik | Mainichi Film Awards | Jepang | Harakiri |
1963 | Penghargaan Juri Khusus | Festival Film Cannes | Prancis | Harakiri |
1965 | Penghargaan Juri Khusus | Festival Film Cannes | Prancis | Kwaidan |
1967 | Film Terbaik Tahun Ini | Kinema Junpo | Jepang | Samurai Rebellion |
1967 | Sutradara Terbaik | Kinema Junpo | Jepang | Samurai Rebellion |
1967 | Penghargaan FIPRESCI | Federasi Internasional Kritikus Film | Jepang | Samurai Rebellion |
1967 | Film Terbaik | Mainichi Film Awards | Jepang | Samurai Rebellion |
1975 | Film Terbaik | Mainichi Film Awards | Jepang | The Fossil |
1983 | Film Terbaik | Blue Ribbon Awards | Jepang | Tokyo Trials |
1984 | Medali Pita Ungu (紫綬褒章) | Pemerintah Jepang | Jepang | |
1990 | Ordo Seni dan Sastra | Pemerintah Prancis | Prancis | |
1990 | Ordo Matahari Terbit, Kelas Empat, Sinar Emas dengan Roset | Pemerintah Jepang | Jepang | |
1996 | Penghargaan Khusus | Mainichi Film Awards | Jepang | |
1996 | Penghargaan Khusus Ketua | Japan Academy Film Prize | Jepang |
6. Personal Life
Masaki Kobayashi menikah dengan Chiyoko Fumiya, seorang aktris di Shochiku, pada tanggal 1 April 1952. Aktris Kinuyo Tanaka adalah sepupu keduanya. Di tahun-tahun terakhir Kinuyo Tanaka, Kobayashi merawatnya. Tanaka memiliki banyak hutang dan kediamannya digadaikan. Meskipun Kobayashi tidak memiliki hak waris secara hukum atau akta sewa, ia berjuang keras untuk Tanaka, bahkan meminjam uang secara pribadi untuk melunasi hipotek dan menanggung biaya rawat inapnya. Setelah kematian Tanaka, ketika Kobayashi sendiri jatuh sakit pada tahun 1985, Mainichi Film Awards mendirikan Penghargaan Kinuyo Tanaka atas desakannya, yang diberikan kepada aktris yang berkontribusi pada pengembangan sinema Jepang.
7. Death
Masaki Kobayashi meninggal dunia pada tanggal 4 Oktober 1996, di rumahnya di Setagaya, Tokyo, pada usia 80 tahun, karena infark miokard. Abunya dibagi dan dimakamkan di Engaku-ji di Kamakura, Prefektur Kanagawa, serta di Pemakaman Umum Chuo Shimonoseki di Shimonoseki, Prefektur Yamaguchi, tempat kelahiran dan makam Kinuyo Tanaka.
8. Legacy and Evaluation
Masaki Kobayashi dikenang sebagai salah satu sutradara paling berpengaruh dalam sinema Jepang pasca-perang, terutama karena kemampuannya untuk menggambarkan masyarakat Jepang pada tahun 1950-an dan 1960-an dengan kedalaman dan kritik yang tajam. Karyanya terus diakui secara internasional atas tema-tema universalnya tentang perang, keadilan, dan martabat manusia.
Pada tanggal 14 Februari 2016, bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-100 dan 20 tahun setelah kematiannya, Shochiku meluncurkan "Proyek Peringatan 100 Tahun Kelahiran Sutradara Film Masaki Kobayashi" melalui situs web khusus. Proyek ini, yang diselenggarakan oleh Geiyukai (perkumpulan pengurus warisan sutradara Masaki Kobayashi) dan berbagai perusahaan terkait, mencakup pemutaran film peringatan dan pameran khusus di seluruh Jepang. Pameran "Masaki Kobayashi Exhibition" juga diadakan di Setagaya Literary Museum di Tokyo dari 16 Juli hingga 15 September 2016, menampilkan materi tulisan tangan Kobayashi dan materi terkait lainnya. Sebuah buku komprehensif berjudul Film Director Masaki Kobayashi (小笠原清・梶山弘子編、岩波書店、2016年12月) juga diterbitkan, berisi memoar teman-teman, wawancara dengan Kobayashi, dan buku hariannya selama perang.