1. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Mitch Albom lahir pada 23 Mei 1958, di Passaic, New Jersey, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Rhoda dan Ira Albom. Keluarganya sempat tinggal sebentar di Buffalo, New York, sebelum akhirnya menetap di Oaklyn, New Jersey, sebuah kota kecil di luar Philadelphia, Pennsylvania. Albom memiliki latar belakang Yahudi.
1.1. Masa Kecil dan Pendidikan
Selama masa kecilnya di New Jersey, Albom mulai belajar bermain piano dan menjadi anggota beberapa grup musik di masa remajanya. Setelah menamatkan pendidikan sekolah menengah di New Jersey dan Pennsylvania, ia melanjutkan studi di Universitas Brandeis di Waltham, Massachusetts, dan meraih gelar sarjana dalam bidang sosiologi pada tahun 1979.
Setelah lulus, Albom sempat mengejar mimpinya sebagai musisi, tampil di berbagai kelab malam di Amerika Serikat dan Eropa selama beberapa tahun. Ia juga menulis dan memproduksi beberapa lagu rekaman. Sekitar usia 20 tahun, saat tinggal di New York City, ia mulai tertarik pada dunia jurnalisme dan menjadi sukarelawan di surat kabar mingguan lokal, Queens Tribune di Flushing, Queens. Pengalaman ini membantunya diterima di Columbia University Graduate School of Journalism, tempat ia meraih gelar magister dalam bidang jurnalisme. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya dan mendapatkan gelar MBA dari Columbia University Graduate School of Business. Untuk membiayai pendidikannya di Columbia, Albom bekerja paruh waktu sebagai pemain piano di malam hari dan bahkan sebagai pengasuh anak. Selain itu, ia juga mengambil pekerjaan paruh waktu di majalah SPORT.
2. Karier
Karier Mitch Albom sangat beragam, mencakup jurnalisme, penulisan buku, penulisan naskah drama dan skenario, musik, serta penyiaran. Ia telah menunjukkan bakat luar biasa di berbagai bidang ini, mencapai pengakuan nasional dan internasional.
2.1. Jurnalisme dan Penulisan Kolom
Karier jurnalisme Albom dimulai sebagai penulis lepas di New York, berkontribusi untuk publikasi ternama seperti Sports Illustrated, GEO, dan The Philadelphia Inquirer. Ia juga meliput acara olahraga Olimpiade di Eropa, termasuk atletik dan luge, membiayai perjalanannya sendiri dan menjual artikel setelah tiba di sana.
Pada tahun 1983, ia dipekerjakan sebagai penulis fitur penuh waktu untuk The Fort Lauderdale News and Sun Sentinel di Florida, dan kemudian dipromosikan menjadi kolumnis. Pada tahun 1985, setelah memenangkan penghargaan Associated Press Sports Editors (APSE) untuk Cerita Berita Olahraga Terbaik tahun itu, Albom dipekerjakan sebagai kolumnis olahraga utama untuk Detroit Free Press, menggantikan kolumnis populer Mike Downey.

Kolom olahraganya di Detroit Free Press dengan cepat menjadi populer. Pada tahun 1989, ketika Detroit Free Press dan The Detroit News menggabungkan publikasi akhir pekan, Albom diminta untuk menambahkan kolom non-olahraga mingguan ke tugasnya. Kolom tersebut terbit setiap hari Minggu di bagian "Komentar" dan membahas kehidupan serta nilai-nilai Amerika. Kolom ini kemudian disindikasikan ke seluruh negeri. Kedua kolomnya terus berlanjut di Detroit Free Press. Banyak dari kolom-kolomnya telah dikumpulkan dalam buku-buku antologi, termasuk Live Albom I (1988), Live Albom II (1990), Live Albom III (1992), dan Live Albom IV (1995). Albom juga menjabat sebagai editor kontributor untuk majalah Parade, dan kolomnya disindikasikan oleh Tribune Content Agency.
2.1.1. Jurnalisme Olahraga
Mitch Albom menjadi salah satu penulis olahraga paling berprestasi di eranya. Ia dinobatkan sebagai kolumnis olahraga terbaik di Amerika sebanyak 13 kali oleh Associated Press Sports Editors, sebuah rekor, dan memenangkan penghargaan penulisan fitur terbaik dari AP sebanyak tujuh kali, juga sebuah rekor. Hingga saat itu, tidak ada penulis lain yang menerima penghargaan tersebut lebih dari sekali. Karya-karya awalnya yang berfokus pada dunia olahraga termasuk "Bo: Life, Laughs, and the Lessons of a College Football Legend" (1989), sebuah otobiografi pelatih sepak bola Bo Schembechler yang ditulis bersama, dan "Fab Five: Basketball, Trash Talk, The American Dream" (1993), sebuah pandangan mendalam tentang tim bola basket putra Universitas Michigan yang mencapai pertandingan kejuaraan NCAA pada tahun 1992 dan 1993. Kedua buku ini menjadi New York Times bestseller.
2.1.2. Kolom Non-Olahraga dan Sindikasi
Selain kolom olahraganya, Albom juga menulis kolom non-olahraga mingguan untuk Detroit Free Press yang membahas kehidupan dan nilai-nilai Amerika. Kolom-kolom ini sangat populer dan akhirnya disindikasikan secara nasional, menjangkau pembaca di seluruh Amerika Serikat. Ia juga berkontribusi sebagai editor untuk majalah Parade, memperluas jangkauan tulisannya di luar ranah olahraga.
2.1.3. Insiden Profesional Penting
Pada tahun 2005, Albom dan empat editornya diskors sementara dari Detroit Free Press setelah Albom menulis kolom yang menyatakan bahwa dua pemain bola basket perguruan tinggi hadir di pertandingan turnamen NCAA, padahal kenyataannya tidak. Para pemain tersebut telah memberi tahu Albom bahwa mereka berencana untuk hadir, sehingga Albom, yang menyerahkan kolomnya pada tenggat waktu normal hari Jumat tetapi tahu kolom tersebut tidak akan terbit sampai Minggu (setelah pertandingan selesai), menulis bahwa para pemain tersebut ada di sana. Namun, rencana para pemain berubah pada menit terakhir, dan mereka tidak menghadiri pertandingan. Detroit Free Press juga menskors empat editor yang telah membaca kolom tersebut dan mengizinkannya untuk dicetak. Albom hadir di pertandingan tersebut, tetapi ia gagal memeriksa kehadiran kedua pemain tersebut. Investigasi internal selanjutnya tidak menemukan insiden serupa lainnya dalam kolom-kolom Albom sebelumnya, tetapi menemukan masalah di seluruh editorial tentang penggunaan kutipan tanpa atribusi dari sumber lain secara rutin. Carol Leigh Hutton, penerbit Detroit Free Press pada saat kejadian ini, kemudian menyatakan penyesalannya atas cara penanganan insiden tersebut, menyebutnya sebagai "kesalahan bodoh yang dilakukan Mitch yang gagal ditangkap oleh orang lain, tetapi sama sekali tidak menunjukkan masalah yang memerlukan tanggapan yang kami berikan."
Selain itu, selama pemogokan surat kabar Detroit 1995-1997, Albom memutuskan untuk melintasi garis piket dan kembali bekerja. Pada Februari 2003, Albom dipanggil untuk bersaksi dalam persidangan sumpah palsu Chris Webber, anggota tim "Fab Five" dari Universitas Michigan pada awal 1990-an, yang juga menjadi subjek salah satu buku Albom. Webber dan tiga pemain lainnya dituduh menerima pinjaman tidak pantas lebih dari 290.00 K USD dari seorang pria yang dianggap sebagai pendukung Universitas Michigan.
2.2. Karier Menulis (Penulis)
Sebagai seorang penulis, Albom telah mencapai kesuksesan luar biasa. Hingga tahun 2021, buku-bukunya telah terjual lebih dari 40 juta eksemplar di seluruh dunia. Karya-karyanya sering kali mengeksplorasi tema-tema universal seperti kehidupan, kematian, iman, dan hubungan manusia, yang membuatnya dikenal sebagai penulis inspirasional dan filosofis.
2.2.1. Buku Olahraga Awal
Karya non-antologi pertama Albom adalah "Bo: Life, Laughs, and the Lessons of a College Football Legend" (1989), sebuah otobiografi pelatih sepak bola Bo Schembechler yang ditulis bersama. Buku ini menjadi buku terlaris New York Times pertamanya. Buku Albom berikutnya adalah "Fab Five: Basketball, Trash Talk, The American Dream" (1993), sebuah pandangan mendalam tentang para pemain inti tim bola basket putra Universitas Michigan yang mencapai pertandingan kejuaraan NCAA sebagai mahasiswa baru pada tahun 1992 dan sekali lagi sebagai mahasiswa tingkat dua pada tahun 1993. Buku ini juga menjadi buku terlaris New York Times.
2.2.2. Buku Inspirasional dan Filosofis
Buku Albom yang paling berpengaruh adalah "Tuesdays with Morrie", yang menjadi terobosan dalam kariernya. Buku ini berawal setelah ia melihat wawancara Morrie Schwartz, seorang profesor sosiologi, dengan Ted Koppel di program Nightline ABC News pada tahun 1995. Dalam wawancara tersebut, Schwartz berbicara tentang hidup dan mati dengan penyakit terminal ALS (sklerosis lateral amiotrofik). Albom, yang dekat dengan Schwartz selama kuliahnya di Universitas Brandeis, merasa bersalah karena tidak menjaga kontak. Ia kemudian terhubung kembali dengan mantan profesornya, mengunjunginya di pinggiran kota Boston, dan akhirnya datang setiap hari Selasa untuk berdiskusi tentang kehidupan dan kematian. Albom, mencari cara untuk membayar tagihan medis Schwartz, mencari penerbit untuk buku tentang kunjungan mereka. Meskipun ditolak oleh banyak penerbit, Doubleday menerima ide tersebut tak lama sebelum kematian Schwartz, dan Albom dapat memenuhi keinginannya untuk membayar tagihan Schwartz.
"Tuesdays with Morrie", yang mencatat waktu yang dihabiskan Albom bersama profesornya, diterbitkan pada tahun 1997. Cetakan awalnya sebanyak 20.000 eksemplar. Seiring berjalannya waktu, penjualan buku perlahan meningkat dan buku tersebut tampil singkat di The Oprah Winfrey Show, mendorong buku tersebut masuk ke daftar buku terlaris New York Times pada Oktober 1997. Buku ini terus naik, mencapai posisi nomor satu enam bulan kemudian. Buku ini bertahan di daftar buku terlaris New York Times selama 205 minggu. Sebagai salah satu memoar terlaris sepanjang masa, "Tuesdays with Morrie" telah terjual lebih dari 20 juta eksemplar dan telah diterjemahkan ke dalam 45 bahasa. Pada 22 November 2005, Albom menjadi tamu tunggal dan terakhir pada penampilan perpisahan Ted Koppel di program Nightline ABC. Koppel mengenal Albom melalui siarannya dengan Morrie Schwartz, dan program terakhir membahas warisan dari acara-acara tersebut dan buku Albom. Oprah Winfrey memproduseri adaptasi film televisi dengan nama yang sama untuk ABC, dibintangi Hank Azaria sebagai Albom dan Jack Lemmon sebagai Morrie. Film ini menjadi film TV yang paling banyak ditonton pada tahun 1999 dan memenangkan empat Penghargaan Emmy. Pada tahun 2000, di Primetime Emmy Awards ke-52, Albom secara pribadi diucapkan terima kasih oleh aktor Jack Lemmon selama pidato penerimaannya untuk Emmy-nya sebagai Aktor Terbaik dalam Film TV atau Miniseri untuk "Tuesdays with Morrie", yang akan menjadi peran akting utama terakhir Lemmon. "Tuesdays with Morrie" juga digunakan sebagai bahan ajar di banyak sekolah menengah dan universitas di seluruh dunia, dan bahkan di sekolah dasar di Asia karena tulisannya yang sederhana.
Setelah kesuksesan "Tuesdays with Morrie", buku fiksi Albom berikutnya adalah "The Five People You Meet in Heaven" (Hyperion Books) yang diterbitkannya pada September 2003. Buku ini sukses dengan cepat dan kembali meluncurkan Albom ke daftar buku terlaris New York Times. "The Five People You Meet in Heaven" terjual lebih dari 10 juta eksemplar di 38 wilayah dan dalam 35 bahasa. Pada tahun 2004, buku ini diadaptasi menjadi film televisi untuk ABC, dibintangi Jon Voight, Ellen Burstyn, Michael Imperioli, dan Jeff Daniels. Disutradarai oleh Lloyd Kramer, film ini mendapat pujian kritis dan menjadi film TV yang paling banyak ditonton tahun itu, dengan 18,7 juta penonton.
"Have a Little Faith", buku nonfiksi pertama Albom sejak "Tuesdays with Morrie", dirilis pada 29 September 2009, melalui penerbit Hyperion. Buku ini menceritakan pengalaman Albom yang membawanya menulis eulogi untuk Albert L. Lewis, seorang rabi dari kampung halamannya di New Jersey. Buku ini ditulis dengan gaya yang sama seperti "Tuesdays with Morrie", di mana karakter utama, Mitch, melalui beberapa percakapan tulus dengan Rabi untuk lebih mengenal dan memahami pria yang suatu hari akan ia eulogi. Melalui pengalaman ini, Albom menulis, rasa imannya sendiri terbangkitkan, membawanya untuk menjalin kontak dengan Henry Covington, seorang pastor Afrika-Amerika dari gereja I Am My Brother's KeeperI Am My Brother's KeeperBahasa Inggris di Detroit, tempat Albom tinggal saat itu. Covington, mantan pecandu narkoba, pengedar, dan mantan narapidana, melayani jemaat yang sebagian besar adalah pria dan wanita tunawisma di gereja yang begitu miskin sehingga atapnya bocor saat hujan. Dari hubungannya dengan dua pria iman yang sangat berbeda ini, Albom menulis tentang perbedaan yang dapat dibuat oleh iman di dunia. Pada 27 November 2011, ABC menayangkan film televisi Hallmark Hall of Fame yang didasarkan pada buku tersebut.
2.2.3. Novel
Novel kedua Albom, "For One More Day" (Hyperion), diterbitkan pada tahun 2006. Buku ini bercerita tentang Charley "Chick" Benetto, seorang mantan pemain bisbol yang, menghadapi rasa sakit karena mimpi yang tidak terwujud, alkoholisme, perceraian, dan keterasingan dari putrinya yang sudah dewasa, kembali ke rumah masa kecilnya dan mencoba bunuh diri. Di sana, ia bertemu ibunya yang telah lama meninggal, yang menyambutnya seolah tidak terjadi apa-apa, dan dengan cara ini, buku tersebut mengeksplorasi pertanyaan, "Apa yang akan Anda lakukan jika Anda memiliki satu hari lagi dengan seseorang yang telah Anda kehilangan?". Edisi hardcover "For One More Day" menghabiskan sembilan bulan di daftar buku terlaris New York Times setelah debut di posisi teratas, dan mencapai No. 1 di daftar buku terlaris USA Today dan Publishers Weekly. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam 26 bahasa. Ini adalah buku pertama yang dijual oleh Starbucks dalam peluncuran Program Book Break pada musim gugur 2006. Pada 9 Desember 2007, televisi ABC menayangkan film televisi berdurasi 2 jam Oprah Winfrey Presents: Mitch Albom's For One More Day, yang dibintangi Michael Imperioli dan Ellen Burstyn. Burstyn menerima nominasi Screen Actors Guild Award untuk penampilannya dalam peran Posey Benetto. Albom mengatakan bahwa hubungannya dengan ibunya sendiri sebagian besar menjadi latar belakang cerita buku itu, dan bahwa beberapa insiden dalam "For One More Day" adalah peristiwa nyata dari masa kecilnya.
Pada tahun 2013, Albom pindah ke penerbit baru, HarperCollins, untuk penerbitan buku ketujuhnya dan novel keempatnya, "The First Phone Call from Heaven". Di buku ini, kota kecil fiktif Coldwater, Michigan, menjadi sorotan internasional ketika warganya tiba-tiba mulai menerima panggilan telepon dari orang-orang terkasih yang telah meninggal. Apakah itu mukjizat terbesar yang pernah ada atau tipuan besar? Sully Harding, seorang ayah tunggal yang berduka yang baru saja dibebaskan dari penjara, bertekad untuk menemukan kebenaran. "The First Phone Call from Heaven" menerima ulasan bintang dari Publishers Weekly dan Library Journal.
Novel kelima Albom, "The Magic Strings of Frankie Presto", diterbitkan oleh HarperCollins pada tahun 2015. Buku terpanjangnya dengan hampir 400 halaman, buku ini mengisahkan kehidupan dan kematian misterius musisi fiktif Frankie Presto, yang diceritakan oleh suara Musik. Seorang yatim piatu yang lahir di gereja yang terbakar di Spanyol pada tahun 1936, Frankie diberkati dengan kemampuan musik: pada usia sembilan tahun, Frankie dikirim ke Amerika di bagian bawah kapal, satu-satunya miliknya adalah gitar tua dan enam senar berharga. Perjalanan seperti Forrest Gump yang mengikuti membawanya melalui lanskap musik abad ke-20, dari klasik hingga jazz hingga ketenaran rock and roll super, bertemu dan bekerja dengan musisi-musisi hebat (seperti Hank Williams, Elvis Presley, Carole King, Little Richard, dan The Beatles). Musisi sungguhan termasuk Tony Bennett, Wynton Marsalis, Paul Stanley, Darlene Love, dan Ingrid Michaelson, meminjamkan nama mereka untuk bagian-bagian orang pertama dalam buku tersebut, dan jalur suara asli 17 lagu untuk buku tersebut dirilis oleh Republic Records empat hari sebelum buku tersebut dirilis. Ini menampilkan lagu-lagu asli yang ditulis dan dibawakan oleh Albom dan artis lain termasuk Sawyer Fredericks, Mat Kearney, Ingrid Michaelson, John Pizzarelli, dan James Brent, menginterpretasikan "hits terbesar" Frankie Presto, bersama dengan favorit lama yang ditampilkan dalam novel seperti "Lost in the Stars" oleh Tony Bennett dan "A House is Not a Home" oleh Dionne Warwick.
Sebagai sekuel dari "The Five People You Meet in Heaven", novel Albom "The Next Person You Meet in Heaven" menceritakan kisah reuni surgawi Eddie dengan Annie, gadis kecil yang ia selamatkan di bumi dalam buku pertama. Cerita ini sangat menekankan bagaimana kehidupan dan kehilangan saling berpotongan, dan bahwa setiap kehidupan tidak hanya penting, tetapi setiap akhir juga merupakan awal yang baru. Buku ini debut di puncak daftar buku terlaris New York Times.
Novel ketujuh Albom, "The Stranger in the Lifeboat", diterbitkan pada 2 November 2021, di AS oleh Harper, sebuah imprint dari HarperCollins, dan oleh Sphere, sebuah imprint dari Little, Brown Book Group di Inggris. Buku ini menjadi buku terlaris No. 1 New York Times pada minggu pertama penjualannya.
"The Little Liar" diterbitkan pada 14 November 2023, oleh HarperCollins. Buku ini mencapai puncaknya di posisi No. 5 dalam daftar buku terlaris New York Times pada 3 Desember 2023. Buku ini adalah fiksi sejarah yang mengikuti Nico, seorang anak laki-laki berusia sebelas tahun selama pendudukan Jerman di Yunani dalam Perang Dunia II.
2.2.4. Non-fiksi dan Memoar
Buku "Finding Chika" menandai kembalinya Albom ke genre nonfiksi untuk pertama kalinya dalam satu dekade. Ini adalah memoar dan penghormatan kepada Chika, seorang yatim piatu muda Haiti yang tiba di Panti Asuhan Have Faith Haiti milik Albom di Port-au-Prince sebelum didiagnosis menderita tumor otak agresif dan meninggal dua tahun kemudian pada usia 7 tahun pada tahun 2017. Sebuah kutipan dari buku ini dibacakan oleh Albom di program Storybound Lit Hub/Podglomerate yang baru, disertai dengan skor asli dari musisi Maiah Wynne.
Pada April 2020, Albom merilis "Human Touch: A Story in Real Time", sebuah cerita yang tersedia gratis di situs webnya, dengan donasi yang disalurkan untuk program "Detroit Beats COVID-19" milik S.A.Y. Detroit.
2.3. Penulis Naskah Drama dan Skenario
Pada 19 November 2002, versi panggung dari "Tuesdays with Morrie" dibuka Off-Broadway di Minetta Lane Theatre. Ditulis bersama oleh Mitch Albom dan Jeffrey Hatcher (Three Viewings) dan disutradarai oleh David Esbjornson. "Tuesdays with Morrie" dibintangi Alvin Epstein sebagai Morrie dan Jon Tenny sebagai Mitch.
Karya lanjutannya setelah adaptasi panggung "Tuesdays with Morrie" adalah dua komedi orisinal yang dipentaskan di Purple Rose Theatre Company di Chelsea, Michigan, yang didirikan oleh aktor Jeff Daniels. Duck Hunter Shoots AngelDuck Hunter Shoots AngelBahasa Inggris (pertunjukan dengan pendapatan kotor tertinggi Purple Rose pada tahun 2008) dan And the Winner IsAnd the Winner IsBahasa Inggris telah diproduksi di seluruh negeri, dengan yang terakhir tayang perdana di Pantai Barat di Laguna Playhouse di Laguna Beach, California.
Premiere drama Albom "Ernie", sebuah drama yang didedikasikan untuk mengenang penyiar terkenal Detroit Tigers Ernie Harwell, berlangsung pada April 2011 di City Theatre di Detroit. Pada tahun-tahun berikutnya, drama ini melakukan perjalanan ke teater-teater di Traverse City, East Lansing, dan Grand Rapids. Drama ini telah dipentaskan selama tujuh musim panas hingga tahun 2017.
Pada musim panas 2016, Albom memulai debut musikal pertamanya di City Theatre dengan Hockey - The Musical!Hockey - The Musical!Bahasa Inggris. Sebuah komedi musikal dengan buku, lagu-lagu asli, dan lirik parodi yang ditulis oleh Albom, Hockey - The Musical!Hockey - The Musical!Bahasa Inggris mengikuti lima karakter yang berusaha meyakinkan Tuhan untuk menyelamatkan hoki setelah menyimpulkan bahwa dunia memiliki terlalu banyak olahraga dan salah satunya harus dihilangkan. Sebuah ulasan malam pembukaan di The Detroit Free Press menggambarkan "penonton yang riuh sepanjang 90 menit".
2.4. Musisi dan Penyiar
Albom adalah seorang penulis lagu, pianis, dan lirikus yang ulung. Pada tahun 1992, ia menulis lagu "Cookin' For Two" untuk film televisi Christmas in Connecticut, yang disutradarai oleh Arnold Schwarzenegger. Lagu tersebut dinominasikan untuk CableACE Award. Albom pernah menjadi sampul majalah Making Music. Ia juga ikut menulis lagu "Hit Somebody (The Hockey Song)", yang direkam oleh penyanyi-penulis lagu Warren Zevon dengan David Letterman sebagai vokal latar. Lagu tersebut dirilis sebagai single di Kanada dan akan diadaptasi menjadi film oleh sutradara Kevin Smith.
Ia tampil dengan Rock Bottom Remainders, sebuah band penulis yang juga menampilkan Dave Barry, Stephen King, Ridley Pearson, Amy Tan, Kathi Kamen Goldmark, Sam Barry, dan Scott Turow dari tahun 1995 hingga band tersebut bubar pada tahun 2012 dengan kematian pendiri Kathi Goldmark. Penampilan mereka mengumpulkan dana untuk berbagai proyek literasi anak-anak di seluruh negeri. Pada Juli 2013, Albom ikut menulis "Hard Listening" (Coliloquy, 2013) bersama anggota Rock Bottom Remainders lainnya. Ebook ini menggabungkan esai, fiksi, renungan, pertukaran email yang jujur, dan percakapan, termasuk foto, audio, dan klip video, serta kuis interaktif untuk memberikan pembaca pandangan ke dalam kehidupan pribadi para penulis.
Albom juga menjabat sebagai pembawa acara radio setiap hari untuk program di WJR, Detroit, dan secara teratur tampil di acara televisi olahraga seperti ESPN The Sports Reporters dan SportsCenter.
3. Kerja Amal dan Upaya Kemanusiaan
Mitch Albom sangat berdedikasi pada kegiatan amal dan kemanusiaan, mendirikan beberapa organisasi nirlaba dan memimpin misi penting. "The Dream Fund", yang didirikan pada tahun 1989, menyediakan beasiswa bagi anak-anak kurang mampu untuk belajar seni. "A Time to Help", yang dimulai pada tahun 1998, adalah kelompok sukarelawan di Detroit. "S.A.Y. Detroit" (Super All Year) adalah program payung yang mendanai tempat penampungan dan merawat tunawisma. Saat ini, ini adalah organisasi nirlaba 501(c)(3) yang mendanai banyak tempat penampungan tunawisma di seluruh wilayah Metro Detroit. Pada tahun 1999, Albom dinobatkan sebagai Pria Tahun Ini oleh National Hospice Organization.
Upaya terbarunya, A Hole in the Roof Foundation, membantu kelompok-kelompok keagamaan dari berbagai denominasi yang merawat tunawisma untuk memperbaiki tempat-tempat yang mereka gunakan. Proyek pertama mereka adalah atap gereja I Am My Brother's KeeperI Am My Brother's KeeperBahasa Inggris di Detroit yang runtuh namun bersemangat, selesai pada Desember 2009. Proyek kedua, selesai pada April 2010, adalah pembangunan kembali Caring and Sharing Mission and OrphanageCaring and Sharing Mission and OrphanageBahasa Inggris. Sekarang disebut Have Faith Haiti Mission & Orphanage, di Port-au-Prince, Haiti.
Albom juga mengarahkan Have Faith Haiti Mission, sebuah proyek yang tujuan nyatanya adalah "didedikasikan untuk keselamatan, pendidikan, kesehatan, dan pengembangan spiritual anak-anak dan yatim piatu miskin Haiti", yang mencakup pelajaran bahasa dan doa Kristen.
4. Penghargaan dan Pengakuan
Selama bertahun-tahun di Detroit, Mitch Albom menjadi salah satu penulis olahraga paling banyak mendapatkan penghargaan di eranya. Ia dinobatkan sebagai kolumnis olahraga terbaik di negara itu sebanyak 13 kali oleh Associated Press Sports Editors (APSE), sebuah rekor, dan memenangkan penghargaan penulisan fitur terbaik dari AP sebanyak tujuh kali, juga sebuah rekor. Hingga saat itu, tidak ada penulis lain yang menerima penghargaan tersebut lebih dari sekali. Albom telah memenangkan lebih dari 200 penghargaan penulisan lainnya, dari organisasi-organisasi termasuk National Headliner Awards, American Society of Newspaper Editors, National Sportscasters and Sportswriters Association, dan National Association of Black Journalists.
Pada 25 Juni 2010, Albom dianugerahi Red Smith Award dari APSE untuk pencapaian seumur hidup, yang diberikan pada konvensi tahunan APSE di Salt Lake City, Utah. Pada tahun 2013, Albom dilantik ke dalam "Hall of Fame" National Sports Media Association (NSMA), yang sebelumnya dikenal sebagai National Sportscasters and Sportswriters Association. Pelantikan Albom ke dalam Michigan Sports Hall of Fame diumumkan pada Mei 2017.
5. Kehidupan Pribadi
Mitch Albom telah menikah dengan istrinya, Janine, sejak tahun 1995, dan mereka tinggal di Detroit, Michigan.
Albom dan istrinya mengadopsi seorang yatim piatu bernama Chika Jeune, yang menarik perhatiannya sebagai hasil dari pekerjaannya di panti asuhan Haiti. Anak tersebut didiagnosis menderita tumor otak dan meninggal setelah perjuangan dua tahun, pada usia 7 tahun, pada tahun 2017. Buku Albom tahun 2019, "Finding Chika", adalah tentang pengalamannya bersama Chika.
6. Warisan dan Pengaruh
Karya Mitch Albom memiliki dampak yang mendalam dan abadi pada pembaca, masyarakat, dan dunia sastra. Melalui tulisan-tulisannya, ia secara konsisten mengeksplorasi tema-tema universal seperti makna hidup, kematian, iman, penyesalan, dan kekuatan hubungan manusia. Kemampuannya untuk menyajikan konsep-konsep filosofis yang kompleks dalam narasi yang mudah diakses dan sangat emosional telah menyentuh jutaan pembaca di seluruh dunia. Bukunya "Tuesdays with Morrie", khususnya, telah menjadi fenomena global, tidak hanya sebagai buku terlaris tetapi juga sebagai alat pengajaran di berbagai institusi pendidikan, menunjukkan jangkauan dan pengaruh penceritaannya yang melampaui batas budaya dan bahasa. Melalui karyanya, Albom telah menginspirasi banyak orang untuk merenungkan nilai-nilai kehidupan, menemukan harapan di tengah kesulitan, dan menghargai setiap momen dan hubungan.
7. Kritik dan Kontroversi
Sepanjang kariernya, Mitch Albom menghadapi beberapa kritik dan kontroversi. Salah satu insiden paling signifikan adalah skorsing singkatnya dari Detroit Free Press pada tahun 2005 terkait kesalahan laporan kehadiran pemain bola basket. Insiden ini memicu perdebatan tentang integritas jurnalisme dan praktik editorial.
Selain itu, saat menerima Red Smith Award untuk pencapaian seumur hidup pada tahun 2010, pemilihannya menuai kritik keras dari sejumlah rekan jurnalisnya, termasuk sesama pemenang Red Smith Award, Dave Kindred, serta kolumnis seperti Charles Pierce dan Jason Whitlock. Kritik ini sebagian besar terkait dengan insiden skorsing sebelumnya dan persepsi tentang pergeseran Albom dari jurnalisme olahraga tradisional ke penulisan yang lebih inspirasional.
Albom juga menjadi subjek perhatian selama pemogokan surat kabar Detroit 1995-1997 ketika ia memutuskan untuk melintasi garis piket dan kembali bekerja, sebuah tindakan yang sering kali kontroversial dalam konteks perselisihan perburuhan. Pada tahun 2003, ia dipanggil untuk bersaksi dalam persidangan sumpah palsu Chris Webber, seorang mantan pemain bola basket dari "Fab Five" Universitas Michigan, terkait dugaan pinjaman yang tidak pantas. Peristiwa-peristiwa ini memberikan konteks yang lebih luas terhadap perjalanan profesional Albom, menunjukkan bahwa kariernya tidak luput dari tantangan dan pengawasan publik.