1. Early Life and Education
O-Gon Kwon lahir pada 2 September 1953 di Cheongju, Chungcheongbuk-do, Korea Selatan. Ia menunjukkan keunggulan akademis sejak usia muda, yang membawanya pada karier cemerlang di bidang hukum.
1.1. Childhood and Education
Kwon lulus dari SMA Kyunggi pada tahun 1972. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Nasional Seoul, di mana ia meraih gelar LL.B. pada tahun 1976 sebagai lulusan terbaik dan gelar LL.M. pada tahun 1983 dari Sekolah Pascasarjana Hukum Universitas Nasional Seoul. Setelah itu, ia melanjutkan studi pascasarjananya di Amerika Serikat, memperoleh gelar LL.M. kedua dari Sekolah Hukum Harvard pada tahun 1985.
1.2. Judicial Examination and Training
Pada tahun 1977, Kwon berhasil lulus dalam Ujian Yudisial Korea ke-19 dengan nilai tertinggi, sebuah pencapaian yang menggarisbawahi bakat hukumnya yang luar biasa. Ia kemudian menyelesaikan Pelatihan Magang Advokat di Institut Penelitian dan Pelatihan Yudisial yang berada di bawah Mahkamah Agung Korea pada tahun 1979, juga sebagai lulusan terbaik di angkatannya (angkatan ke-9).
1.3. Motivation for International Justice
Inspirasi Kwon untuk mengejar keadilan internasional bermula dari sebuah anekdot yang ia dengar dari seorang hakim junior yang baru saja kembali dari Den Haag. Hakim junior tersebut menceritakan tentang Yi Jun, seorang diplomat dan aktivis kemerdekaan Korea, yang meninggal di Den Haag pada tahun 1907 setelah gagal menghadiri Konferensi Perdamaian Den Haag Kedua dan menyerukan kemerdekaan Korea dari pendudukan Jepang. Kwon merasa prihatin bahwa tidak ada perwakilan Korea di Istana Perdamaian di Den Haag, yang dibangun untuk memperingati Konferensi Perdamaian tersebut. Perasaan ini memotivasinya untuk mencalonkan diri sebagai hakim di pengadilan internasional di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa, seperti ICTY, untuk memastikan Korea memiliki suara dalam upaya keadilan global.
2. Judicial Career in South Korea
Sebelum terjun ke kancah peradilan internasional, O-Gon Kwon telah membangun karier yang mapan dan terpandang dalam sistem peradilan Korea Selatan, menjabat di berbagai posisi penting yang mengasah keahlian dan kepemimpinannya.
2.1. Court Service
O-Gon Kwon memulai karier yudisialnya pada tahun 1979 sebagai hakim di Pengadilan Distrik Seoul (Pengadilan Sipil Seoul). Ia kemudian menjabat sebagai hakim di Pengadilan Distrik Kriminal Seoul dan sebagai hakim di Pengadilan Tinggi Daegu antara tahun 1986 dan 1990. Sejak tahun 1993 hingga 1999, ia menjabat sebagai Hakim Ketua di berbagai pengadilan distrik, termasuk di Changwon, Suwon, dan Seoul. Pada tahun 1999, ia dipromosikan sebagai Hakim Ketua Pengadilan Tinggi, setara dengan posisi setingkat wakil menteri, dan bertugas di Pengadilan Tinggi Daegu hingga ia terpilih sebagai hakim ICTY pada tahun 2001.
2.2. Presidential Advisory and Court Administration
Selain perannya di pengadilan, Kwon juga memegang beberapa posisi administratif dan penasihat yang signifikan. Dari tahun 1979 hingga 1984, ia menjabat sebagai Penasihat Hukum Asisten Presiden untuk Presiden Chun Doo-hwan. Ia juga pernah menjadi Direktur Perencanaan di Kementerian Administrasi Pengadilan dari tahun 1990 hingga 1992. Selanjutnya, ia menjabat sebagai Hakim Peneliti di Mahkamah Agung Korea antara tahun 1992 dan 1993, dan sebagai Direktur Penelitian di Mahkamah Konstitusi Korea dari tahun 1997 hingga 1999.
Kwon dikenal sebagai hakim elit yang telah memegang berbagai posisi kunci dan memiliki kepekaan internasional yang luar biasa, sehingga ia sering disebut sebagai seorang "internasionalis". Selain itu, kemampuannya dalam berinteraksi dengan orang lain dan membangun hubungan yang baik telah membuatnya sangat dihormati di dalam maupun di luar komunitas hukum.
3. International Judicial Activities
Karier internasional O-Gon Kwon menandai kontribusi terbesarnya pada hukum pidana internasional, di mana ia memainkan peran sentral dalam menegakkan keadilan bagi kejahatan-kejahatan paling serius yang menjadi perhatian masyarakat internasional.

3.1. Judge at the International Criminal Tribunal for the former Yugoslavia (ICTY)
Pada tahun 2001, O-Gon Kwon terpilih sebagai Hakim Pengadilan Kriminal Internasional untuk Bekas Yugoslavia (ICTY) oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, menjadi hakim internasional PBB pertama dari Korea Selatan. Ia dilantik sebagai Hakim Tribunal pada 17 November 2001. ICTY adalah pengadilan internasional yang didirikan oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Den Haag, Belanda, untuk menginvestigasi dan mengadili kejahatan perang, pembersihan etnis, genosida, dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang terjadi di Balkan selama tahun 1990-an. Pengadilan ini merupakan pengadilan pidana internasional pertama yang didirikan setelah Pengadilan Nuremberg dan Pengadilan Tokyo pasca Perang Dunia II.
Sebagai salah satu hakim di Tribunal, tanggung jawabnya meliputi penentuan rasa bersalah atau tidak bersalah para terdakwa yang dituduh melakukan kejahatan perang selama konflik Balkan, serta menjatuhkan hukuman kepada mereka yang terbukti bersalah. Kwon juga terlibat dalam berbagai persidangan pra-persidangan, persidangan penghinaan pengadilan, dan putusan hukuman. Selama menjabat, ia menjadi anggota Kamar Sidang II dan juga anggota Dewan Redaksi Jurnal Keadilan Pidana Internasional yang berbasis di Universitas Oxford sejak tahun 2007. Ia juga menjadi anggota Panel Penasihat Inisiatif Kejahatan terhadap Kemanusiaan, sebuah proyek dari Institut Hukum Dunia Whitney R. Harris di Sekolah Hukum Universitas Washington yang bertujuan untuk membentuk perjanjian global pertama tentang pencegahan dan penghukuman kejahatan terhadap kemanusiaan. Selain itu, ia juga berperan sebagai anggota Referral Bench, yang menentukan kelayakan kasus untuk dirujuk ke pengadilan nasional, dan anggota Rules Committee Tribunal, yang bertanggung jawab mengusulkan penambahan dan modifikasi Aturan Prosedur dan Bukti.
3.1.1. Trial of Slobodan Milošević
Segera setelah terpilih sebagai hakim, Kwon O-Gon ditugaskan dalam persidangan Slobodan Milošević, mantan Presiden Republik Federal Yugoslavia dan Serbia, yang didakwa atas kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan genosida. O-Gon Kwon adalah salah satu dari tiga hakim di panel yang mendengarkan persidangan Milošević, yang merupakan salah satu kasus paling profil tinggi di ICTY. Peran Kwon dalam persidangan ini menempatkannya di garis depan penegakan keadilan internasional terhadap pemimpin negara yang dituduh bertanggung jawab atas kekejaman massal.
3.1.2. Trial of Radovan Karadžić
Kwon O-Gon menjabat sebagai Hakim Ketua dalam persidangan Radovan Karadžić, mantan pemimpin Serbia Bosnia dan presiden pertama Republika Srpska. Karadžić dianggap sebagai tokoh sentral yang bertanggung jawab atas kejahatan pembersihan etnis dan kejahatan lainnya selama Perang Bosnia. Ketika Karadžić ditangkap pada tahun 2008 dan pengadilan dibentuk pada tahun 2009, Hakim Kwon diangkat sebagai Hakim Ketua persidangan. Pada 24 Maret 2016, Hakim Kwon dan panelnya menjatuhkan hukuman 40 tahun penjara kepada Karadžić.
Putusan terhadap Karadžić ini, yang terdiri dari 2.700 halaman dan didasarkan pada kesaksian lebih dari 600 saksi serta 300.000 halaman catatan litigasi, memiliki signifikansi monumental tidak hanya secara hukum tetapi juga historis. Putusan ini dianggap telah mengungkap secara ketat berdasarkan bukti seluruh gambaran dan tanggung jawab atas Perang Bosnia, salah satu perang paling mengerikan setelah Perang Dunia II. Secara khusus, putusan ini menerapkan dengan sangat baik prinsip-prinsip hukum pidana internasional yang telah berkembang pesat secara teoritis sejak Pengadilan Nuremberg, seperti kejahatan genosida, perusahaan kriminal bersama (JCE), dan tanggung jawab atasan (superior responsibility). Oleh karena itu, putusan Karadžić dianggap sebagai salah satu putusan paling penting dalam sejarah hukum pidana internasional sejak Putusan Nuremberg.
3.1.3. Trial of Prosecutor v. Popović et al.
Hakim Kwon juga mengadili kasus Prosecutor v. Popović et al.. Dalam kasus ini, para hakim ICTY setuju untuk menggabungkan persidangan sembilan terdakwa yang terkait dengan Pembantaian Srebrenica, yang semuanya adalah perwira militer dan polisi senior Serbia Bosnia. Para terdakwa, termasuk Vujadin Popović, didakwa atas genosida, konspirasi untuk melakukan genosida, pemusnahan, pembunuhan, penganiayaan, pemindahan paksa, dan deportasi. Pada tahun 2010, Hakim Kwon dan panelnya menjatuhkan hukuman, termasuk hukuman penjara seumur hidup, kepada para terdakwa yang terlibat dalam pembantaian tersebut.
3.2. Vice-President of the ICTY
Pada November 2008, O-Gon Kwon terpilih sebagai Wakil Presiden ICTY melalui mandat yang diberikan oleh rekan-rekannya sesama hakim. Ia kemudian terpilih kembali untuk masa jabatan dua tahun sebagai Wakil Presiden pada November 2009. Peran ini menempatkannya dalam posisi kepemimpinan di dalam pengadilan, yang melibatkan tanggung jawab administratif dan representasi Tribunal.
3.3. President of the Assembly of States Parties to the ICC
Pada 4 Desember 2017, di New York City, Amerika Serikat, O-Gon Kwon secara resmi terpilih sebagai Presiden Majelis Negara Pihak Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk masa jabatan tiga tahun. Ia mulai menjabat pada 14 Desember. Majelis Negara Pihak adalah badan pembuat keputusan tertinggi ICC, yang memiliki wewenang untuk memilih hakim dan jaksa, mengawasi operasi pengadilan, menentukan anggaran, dan mengamandemen Statuta Roma (perjanjian dasar pembentukan ICC) serta aturan prosedural. Pemilihannya sebagai Presiden Majelis ini menggarisbawahi perannya yang semakin penting dalam tata kelola peradilan pidana global.
3.4. Member of the Independent Panel on ICC Judicial Elections
Pada tahun 2011, O-Gon Kwon terpilih oleh Koalisi untuk Pengadilan Kriminal Internasional (CICC) sebagai salah satu dari lima anggota Panel Independen tentang Pemilihan Yudisial ICC. Panel ini didirikan oleh konsorsium NGO yang terkait dengan ICC untuk memverifikasi kualifikasi calon hakim ICC, memastikan keadilan dan transparansi dalam proses pemilihan.
4. Post-ICTY Activities and Other Positions
Setelah menyelesaikan masa jabatannya selama 15 tahun di ICTY, O-Gon Kwon kembali ke Korea Selatan dan melanjutkan kontribusinya di bidang hukum dan akademis.
4.1. Director of the Kim & Chang International Law Institute
Setelah kembali ke Korea Selatan, Kwon diangkat sebagai Direktur pertama Institut Hukum Internasional Kim & Chang, bagian dari Kim & Chang, sebuah firma hukum terkemuka di Korea Selatan. Di posisi ini, ia berfokus pada penelitian kasus-kasus litigasi internasional, seperti Sengketa Investor-Negara (ISD), serta menyediakan nasihat hukum untuk kasus-kasus internasional.
4.2. President of the Korean Legal Research Institute
O-Gon Kwon juga menjabat sebagai Presiden ke-15 dan ke-16 dari Institut Penelitian Hukum Korea, organisasi praktisi hukum terbesar dan satu-satunya di Korea Selatan yang mencakup hakim, jaksa, pengacara, dan profesor hukum. Perannya dalam organisasi ini menunjukkan kepemimpinannya dalam memajukan profesi hukum di Korea Selatan. Pada tahun 2009, ia juga pernah direkomendasikan sebagai salah satu dari empat kandidat pengganti mantan Hakim Agung Kim Yong-dam.
5. Writings and Academic Activities
O-Gon Kwon telah menghasilkan karya-karya ilmiah yang mencerminkan pengalamannya yang luas dalam hukum pidana internasional, memberikan wawasan berharga dari sudut pandang hakim.
5.1. Major Writings
Salah satu publikasi utamanya adalah esai berjudul The Challenge of an International Criminal Trial as Seen from the Bench (Tantangan Persidangan Pidana Internasional Dilihat dari Sudut Pandang Hakim). Esai ini diterbitkan pada Mei 2007 dalam Jurnal Keadilan Pidana Internasional, Vol. 5, Isu 2, halaman 360-376. Karya ini memberikan analisis mendalam tentang pengalaman praktis dan tantangan yang dihadapi dalam persidangan pidana internasional dari perspektif seorang hakim.
6. Awards and Honors
O-Gon Kwon telah menerima berbagai penghargaan dan pengakuan atas pencapaian luar biasa dan kontribusinya yang signifikan dalam bidang hukum.
- 2008: Ordo Jasa Nasional "Moran" dari Presiden Republik Korea.
- 2009: Penghargaan Praktisi Hukum Tahun Ini (올해의 법조인상Bahasa Korea).
- 2011: Penghargaan Kebudayaan Hukum Yeongsan (영산법률문화상Bahasa Korea).
- 2013: Penghargaan Kebudayaan Hukum Korea (한국법률문화상Bahasa Korea).
- 2018: Penghargaan Kyung-Ahm dari Yayasan Pendidikan & Kebudayaan Kyung-Ahm.
7. Impact and Evaluation
7.1. Contribution to International Law
Kontribusi O-Gon Kwon terhadap perkembangan hukum pidana internasional sangat signifikan, terutama melalui perannya di ICTY. Sebagai hakim yang mengadili kasus-kasus penting seperti persidangan Radovan Karadžić, ia membantu membentuk preseden hukum dan menerapkan prinsip-prinsip kompleks hukum pidana internasional dalam konteks nyata. Putusan yang ia hasilkan, khususnya dalam kasus Karadžić, dianggap sebagai tonggak sejarah dalam penegakan hukum internasional, setara dengan pentingnya Pengadilan Nuremberg dalam mengungkapkan kebenaran dan menetapkan tanggung jawab atas kejahatan massal. Ia telah berkontribusi pada klarifikasi dan pengembangan doktrin-doktrin kunci seperti genosida, perusahaan kriminal bersama, dan tanggung jawab atasan. Karyanya telah memperkuat kerangka kerja hukum pidana internasional dan menegaskan pentingnya akuntabilitas bagi kejahatan-kejahatan paling serius.
7.2. Social Reputation and Esteem
Di komunitas hukum dan masyarakat luas, O-Gon Kwon dihormati tinggi atas keahlian internasionalnya, integritas, dan kualitas pribadinya. Ia dikenal sebagai hakim yang berintegritas tinggi dan memiliki kemampuan interpersonal yang kuat, yang memungkinkannya menjalin hubungan baik di antara rekan-rekannya dan membangun kepercayaan publik. Kwon juga dikenal karena pandangannya yang berkembang tentang keadilan, menyatakan bahwa meskipun ia pernah menjatuhkan hukuman mati sebagai hakim, ia kini menjadi seorang yang menentang hukuman mati. Reputasinya sebagai "internasionalis" yang cerdas dan diplomat yang efektif telah mengukuhkannya sebagai figur terkemuka dalam penegakan keadilan global, serta kebanggaan bagi Korea Selatan sebagai negara yang berkontribusi pada tatanan hukum internasional.