1. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Francisco "Paco" Jémez Martín lahir pada 18 April 1970 di Las Palmas, Kepulauan Canary, Spanyol. Meskipun lahir di Kepulauan Canary, ia pindah ke Andalusia di daratan Spanyol saat masih kecil. Ayah Paco Jémez adalah Francisco Crespo Aguilar, seorang penyanyi flamenco yang dikenal secara profesional sebagai Lucas de Écija (1929-2018), yang sempat merilis dua album. Lingkungan keluarga ini memberikan latar belakang budaya yang kaya bagi Jémez. Selain sepak bola, ia juga memiliki ketertarikan yang besar pada golf, bahkan hampir menekuni olahraga tersebut secara profesional, dengan handicap 1.4 yang mengesankan.
2. Karier Bermain
Paco Jémez menghabiskan hampir seluruh karier bermainnya di sepak bola Spanyol sebagai bek tengah yang tangguh. Bagian ini menguraikan perjalanan klubnya di berbagai tim dan penampilannya di level internasional.
2.1. Karier Klub
Jémez memulai karier profesionalnya pada tahun 1989 bersama Córdoba CF, di mana ia tampil dalam 81 pertandingan dan mencetak 4 gol. Setelah itu, ia bergabung dengan Real Murcia pada musim 1991-1992, bermain 35 kali tanpa mencetak gol.
Pada musim 1992-1993, ia pindah ke Rayo Vallecano, di mana ia membuat debutnya di La Liga dan tampil dalam semua 38 pertandingan liga musim itu. Penampilannya yang konsisten menarik perhatian klub-klub besar, dan pada tahun 1993, ia bergabung dengan Deportivo de La Coruña. Meskipun Deportivo berhasil meraih posisi *runner-up* liga secara beruntun pada musim 1993-1994 dan 1994-1995, Jémez jarang dimainkan pada dua musim pertamanya, hanya mencatatkan 10 penampilan total. Namun, ia menjadi lebih sering digunakan setelahnya, dengan total 94 penampilan dan 1 gol untuk klub. Selama di Deportivo, ia memenangkan Copa del Rey 1994-1995 dan Supercopa de España 1995.
Pada tahun 1998, Jémez pindah ke Real Zaragoza, di mana ia menghabiskan enam musim paling produktif dalam karier bermainnya. Ia tampil dalam 168 pertandingan liga dan mencetak 1 gol, membantu klub meraih Copa del Rey pada musim 2000-2001. Dari Januari hingga Juni 2004, ia kembali ke Rayo Vallecano, yang saat itu bermain di Segunda División, tampil 17 kali.
Setelah absen dari sepak bola selama satu tahun pada musim 2004-2005, Jémez kembali aktif pada musim 2005-2006 bersama CD Lugo di Tercera División, bermain 9 kali. Ia pensiun tak lama setelah itu pada usia 35 tahun. Secara keseluruhan, ia mencatatkan 442 penampilan dan 6 gol selama karier bermainnya di level klub.
2.2. Karier Internasional
Paco Jémez memperkuat tim nasional sepak bola Spanyol sebanyak 21 kali dalam rentang waktu hampir tiga tahun. Debutnya terjadi pada 23 September 1998 dalam pertandingan persahabatan melawan Rusia di Granada.
Ia menjadi bagian dari skuad Spanyol yang berpartisipasi dalam UEFA Euro 2000, tampil dalam tiga pertandingan di turnamen tersebut. Spanyol akhirnya tersingkir di perempat final. Pertandingan terakhirnya untuk tim nasional terjadi pada 25 April 2001, dalam pertandingan persahabatan melawan Jepang di Córdoba.
3. Karier Pelatih
Setelah pensiun sebagai pemain, Paco Jémez memulai perjalanan kepelatihannya pada tahun 2007. Bagian ini membahas filosofi kepelatihannya yang khas serta berbagai posisi yang ia pegang di klub Spanyol dan internasional.
3.1. Filosofi Kepelatihan
Paco Jémez menganut gaya kepelatihan yang sangat ofensif dan berbasis penguasaan bola. Filosofi ini menjadi ciri khasnya, terlepas dari kondisi finansial klub yang dilatihnya. Ia dikenal dengan pendekatan ultra-agresif yang berani mengambil risiko tinggi, bahkan terkadang menggunakan formasi tiga bek meskipun mayoritas tim La Liga menggunakan empat bek. Meskipun pendekatan ini sering kali menyebabkan timnya kebobolan banyak gol, ia juga berhasil mencetak banyak gol. Di Rayo Vallecano, di mana ia bekerja di bawah keterbatasan anggaran dan harus menghadapi penjualan pemain kunci setiap musim, Jémez tetap teguh pada prinsipnya, yang membuatnya mendapatkan apresiasi tinggi dari para penggemar dan pengamat sepak bola. Pendekatannya yang karismatik dan komitmennya pada gaya sepak bola yang menarik membuatnya bahkan disebut-sebut sebagai salah satu kandidat potensial untuk melatih tim nasional Spanyol.
3.2. Jabatan di Klub Spanyol
Paco Jémez memiliki sejarah panjang dalam melatih berbagai klub di Spanyol, mulai dari divisi bawah hingga divisi teratas.
3.2.1. Awal dan Pertengahan Karier
Jémez memulai karier kepelatihannya pada tahun 2007 dengan klub tingkat rendah RSD Alcalá. Pada musim berikutnya, ia pindah ke Córdoba CF di Segunda División, tetapi dipecat setelah hanya 11 pertandingan. Pada awal 2009, ia menandatangani kontrak dengan FC Cartagena di Segunda División B. Di sana, ia berhasil membawa klub dari Region Murcia itu meraih promosi ke divisi kedua untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka, namun ia meninggalkan klub pada Juli 2009.
Pada 12 April 2010, Jémez diangkat sebagai pelatih UD Las Palmas di divisi kedua, menggantikan Sergije Krešić. Ia berhasil menyelamatkan klub kota kelahirannya itu dari zona degradasi, mengakhiri musim di posisi ke-17, namun dipecat pada 27 Februari 2011.
Setelah itu, pada 8 Juni 2011, ia kembali melatih Córdoba CF dan membawa tim tersebut ke putaran pertama *playoff* promosi Segunda División pada tahun 2012. Meskipun mereka kalah dari Real Valladolid di semi final *playoff*, Jémez berhasil mengangkat posisi klub ke peringkat 5, pencapaian tertinggi mereka dalam 37 tahun terakhir.
Pada 22 Juni 2012, Jémez diangkat sebagai pelatih klub lamanya, Rayo Vallecano, dengan kontrak satu tahun. Ia mengambil alih klub dalam kondisi yang sulit, di mana Rayo berada di bawah hukum kebangkrutan dan hanya memiliki 13 pemain setelah kehilangan banyak pemain kunci seperti Michu dan Diego Costa. Namun, ia berhasil membawa tim tersebut mencapai peringkat terbaik dalam sejarah mereka di divisi teratas, yaitu posisi kedelapan pada musim 2012-2013. Berkat keberhasilan ini, ia memperpanjang kontraknya hingga Juni 2015. Meskipun Rayo sering kebobolan banyak gol (tercatat 80 gol kebobolan pada musim 2013-2014, dan 68 gol pada musim 2014-2015), mereka juga mencetak banyak gol dan berhasil bertahan dengan nyaman di La Liga, menempati posisi ke-12 dan ke-11. Pada Mei 2015, ia memperpanjang kontraknya hingga Juni 2016. Namun, pada musim 2015-2016, meskipun ada dukungan dari suporter, Rayo Vallecano terdegradasi ke Segunda División setelah menempati posisi ke-18 dan kebobolan 73 gol. Jémez tidak menyetujui persyaratan baru kontrak.
Pada 20 Juni 2016, Jémez diangkat sebagai manajer Granada CF. Namun, masa jabatannya sangat singkat; pada 28 September, ia dipecat setelah hanya enam pertandingan tanpa kemenangan, yang merupakan awal musim terburuk bagi klub dalam lebih dari 70 tahun.
3.2.2. Kembali ke Spanyol
Pada 21 Desember 2017, Jémez kembali ke UD Las Palmas, menjadi manajer permanen ketiga klub selama musim 2017-2018. Kemudian, pada akhir Maret 2019, ia kembali bergabung dengan Rayo Vallecano, menggantikan Míchel yang dipecat dua hari sebelumnya setelah menderita tujuh kekalahan liga berturut-turut, yang menempatkan tim dalam risiko degradasi dari divisi teratas. Ia menyepakati kontrak hingga Juni 2020.
3.3. Jabatan di Klub Internasional
Jémez juga telah mencoba peruntungannya di luar Spanyol, membawa filosofi kepelatihannya ke liga-liga lain.
3.3.1. Cruz Azul (Meksiko)
Pada 28 November 2016, Jémez ditunjuk sebagai pelatih kepala Cruz Azul di Liga MX Meksiko. Ia berhasil membawa tim tersebut ke penampilan *playoff* pertama mereka dalam tiga tahun. Namun, pada 27 November tahun berikutnya, ia memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya dan meninggalkan klub.
3.3.2. Tractor S.C. (Iran)
Pada Desember 2022, Jémez kembali melatih di luar negeri, diangkat sebagai pelatih Tractor S.C. di Iran. Ia melatih klub tersebut hingga 15 April 2024.
3.4. Kegiatan Terbaru di UD Ibiza
Setelah lebih dari setahun tidak aktif, pada 26 Desember 2021, Jémez mengambil alih UD Ibiza, yang baru saja promosi ke divisi kedua Spanyol, hingga akhir musim 2021-2022. Ia berhasil menghindari degradasi klub tersebut, tetapi kontraknya berakhir pada 31 Mei 2022, dan ia meninggalkan tim.
Pada 12 November 2024, Paco Jémez kembali ke Spanyol dan untuk kedua kalinya bergabung dengan UD Ibiza, yang kini berkompetisi di Primera Federación.
4. Kehidupan Pribadi
Paco Jémez berasal dari keluarga seniman. Ayahnya, Francisco Crespo Aguilar, dikenal luas sebagai penyanyi flamenco profesional dengan nama panggung Lucas de Écija. Selain kecintaannya pada sepak bola, Paco Jémez juga memiliki minat besar pada olahraga golf. Ia bahkan memiliki handicap golf yang sangat baik, yaitu 1.4, yang menunjukkan kemampuannya yang mendekati profesional di cabang olahraga tersebut.
5. Gelar dan Penghargaan
Selama kariernya, Paco Jémez meraih beberapa gelar dan penghargaan baik sebagai pemain maupun pelatih, yang mencerminkan kesuksesannya di berbagai level kompetisi.
5.1. Sebagai Pemain
- Deportivo
- Copa del Rey: 1994-1995
- Supercopa de España: 1995
- Zaragoza
- Copa del Rey: 2000-2001
5.2. Sebagai Pelatih
- Cartagena
- Segunda División B: 2008-2009
6. Statistik Manajerial
Tim | Dari | Hingga | Rekor | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
P | M | S | K | GM | GK | GD | Menang % | |||
Alcalá | 25 Maret 2007 | 28 Juni 2007 | 12 | 5 | 4 | 3 | 21 | 11 | 41,67% | |
Córdoba | 28 Juni 2007 | 31 Maret 2008 | 32 | 7 | 15 | 10 | 40 | 46 | ||
21,88% | ||||||||||
Cartagena | 3 Februari 2009 | 1 Juli 2009 | 19 | 9 | 7 | 3 | 33 | 16 | 47,37% | |
Las Palmas | 12 April 2010 | 27 Februari 2011 | 37 | 9 | 13 | 15 | 52 | 69 | ||
24,32% | ||||||||||
Córdoba | 8 Juni 2011 | 13 Juni 2012 | 50 | 23 | 13 | 14 | 60 | 54 | 46,00% | |
Rayo Vallecano | 22 Juni 2012 | 26 Mei 2016 | 164 | 55 | 29 | 80 | 206 | 303 | ||
33,54% | ||||||||||
Granada | 20 Juni 2016 | 28 September 2016 | 6 | 0 | 2 | 4 | 7 | 15 | ||
0,00% | ||||||||||
Cruz Azul | 28 November 2016 | 27 November 2017 | 48 | 17 | 18 | 13 | 56 | 52 | 35,42% | |
Las Palmas | 21 Desember 2017 | 25 Mei 2018 | 23 | 2 | 6 | 15 | 12 | 41 | ||
8,70% | ||||||||||
Rayo Vallecano | 20 Maret 2019 | 31 Juli 2020 | 56 | 17 | 25 | 14 | 76 | 73 | 30,36% | |
Ibiza | 26 Desember 2021 | 31 Mei 2022 | 21 | 7 | 6 | 8 | 34 | 36 | ||
33,33% | ||||||||||
Tractor | 6 Desember 2022 | 15 April 2024 | 45 | 24 | 8 | 13 | 65 | 45 | 53,33% | |
Ibiza | 12 November 2024 | Saat ini | 13 | 8 | 1 | 4 | 24 | 15 | 61,54% | |
Total | 526 | 183 | 147 | 196 | 686 | 776 | ||||
34,79% |
7. Warisan dan Penilaian
Warisan Paco Jémez dalam dunia sepak bola tidak hanya terbatas pada pencapaiannya di lapangan, tetapi juga pada dampak signifikan dari gaya kepelatihannya yang inovatif.
7.1. Dampak Gaya Sepak Bola
Sebagai seorang pemain, Jémez dikenal sebagai bek tengah yang kuat dan berambut panjang yang sering tampil fisik di lapangan. Namun, di bangku pelatih, ia beralih ke gaya yang sangat berbeda dan menjadi ikon dari pendekatan yang berani. Dengan kepala plontosnya, ia menjadi lambang dari "sepak bola ofensif" yang mengutamakan penguasaan bola dan serangan.
Filosofi kepelatihannya menekankan pada permainan yang proaktif dan atraktif, yang sering kali mengabaikan risiko di lini belakang demi menciptakan lebih banyak peluang gol. Ini adalah gaya yang sangat berbeda dari pendekatan konservatif yang umumnya dianut oleh tim-tim dengan anggaran terbatas. Di Rayo Vallecano, ia secara konsisten menerapkan visi ini meskipun klub menghadapi masalah finansial serius dan harus menjual pemain-pemain terbaiknya setiap musim. Ia membuktikan bahwa sepak bola yang menarik dapat dimainkan bahkan dengan sumber daya yang terbatas, asalkan ada komitmen pada filosofi yang jelas.
Pendekatan ini, meskipun kadang menyebabkan timnya menjadi salah satu yang paling banyak kebobolan, juga menjamin mereka mencetak banyak gol dan memberikan hiburan yang luar biasa bagi para penggemar. Kemampuannya untuk mempertahankan gaya bermain yang berani di tengah keterbatasan ini membuatnya sangat dihormati dan bahkan dianggap sebagai calon pelatih tim nasional Spanyol. Warisan Jémez adalah bukti bahwa keberanian taktis dan komitmen pada gaya bermain tertentu dapat menciptakan identitas yang kuat bagi sebuah tim, terlepas dari hasil akhir.
