1. Overview
Pangeran Higashifushimi Yorihito (東伏見宮依仁親王Higashifushimi-no-miya Yorihito-ShinnōBahasa Jepang) adalah seorang Marsekal-Laksamana di Angkatan Laut Kekaisaran Jepang dan merupakan kepala kedua, sekaligus terakhir, dari cabang kadet kekaisaran Higashifushimi-no-miya. Lahir pada 19 September 1867, ia adalah putra ketujuh belas dari Pangeran Fushimi Kuniie, salah satu cabang kekaisaran shinnōke yang berhak atas Takhta Krisantemum. Kehidupan awal Pangeran Yorihito ditandai oleh serangkaian adopsi ke dalam beberapa rumah tangga kekaisaran dan ia kemudian menggantikan gelar Higashifushimi-no-miya pada tahun 1903.
Karier Pangeran Yorihito sebagian besar berpusat pada militer, di mana ia menempuh pendidikan di akademi angkatan laut di Jepang dan luar negeri, termasuk Dartmouth Royal Naval College di Britania Raya dan École Navale di Prancis. Ia berpartisipasi aktif dalam Perang Sino-Jepang Pertama dan Perang Rusia-Jepang, memegang berbagai posisi penting seperti Komandan Distrik Angkatan Laut Yokosuka dan Komandan Armada ke-2. Selain tugas militer, Pangeran juga menjalankan peran diplomatik, seperti mewakili Kaisar Meiji pada penobatan Raja George V di Britania Raya. Meskipun memiliki pengaruh yang signifikan dalam dinas militer dan diplomatik, kehidupan pribadinya mencatat bahwa pernikahannya dengan Iwakura Kaneko tidak menghasilkan keturunan biologis, yang menyebabkan punahnya garis keturunan Higashifushimi-no-miya setelah kematiannya pada 27 Juni 1922. Gelar dan kehormatan anumerta yang diterimanya, termasuk Marsekal-Laksamana dan Kalung Ordo Krisan Tertinggi, menggarisbawahi statusnya yang tinggi dalam sejarah Jepang.

2. Kehidupan Awal
Pangeran Higashifushimi Yorihito, yang lahir pada 19 September 1867, memiliki latar belakang keluarga yang terkemuka dan menjalani serangkaian adopsi penting dalam sistem keluarga kekaisaran Jepang. Masa mudanya juga mencakup usulan pernikahan diplomatik dengan Kerajaan Hawaii yang tidak pernah terwujud.
2.1. Kelahiran dan Latar Belakang Keluarga
Pangeran Yorihito lahir pada 19 September 1867, atau pada tanggal 16 Oktober 1867 (kalender Gregorian), yang pada kalender Jepang lama jatuh pada hari ke-19 bulan ke-9 tahun Keio 3. Ia adalah putra ketujuh belas dari Pangeran Fushimi Kuniie, kepala dari Fushimi-no-miya, salah satu cabang shinnōke dari Keluarga Kekaisaran Jepang yang memiliki kelayakan untuk mewarisi Takhta Krisantemum jika garis utama kekaisaran berakhir. Ibu kandungnya adalah Nyobo Itami Yoshiko. Ia merupakan adik tiri dari beberapa tokoh penting dalam keluarga kekaisaran dan militer, termasuk Marsekal Lapangan Pangeran Komatsu Akihito, Pangeran Kuni Asahiko, Jenderal Pangeran Kitashirakawa Yoshihisa, Marsekal Lapangan Pangeran Kan'in Kotohito, dan Marsekal Lapangan Pangeran Fushimi Sadanaru.
2.2. Adopsi dan Suksesi Gelar
Awalnya dikenal dengan sebutan "Pangeran Fushimi Sadamaro", Pangeran Yorihito diadopsi ke dalam rumah tangga Yamashina-no-miya pada 24 Februari 1869 (Meiji 2). Kemudian, pada 2 Desember 1885, ia kembali diadopsi, kali ini oleh rumah Komatsu-no-miya. Puncak dari rangkaian adopsi ini adalah ketika ia diadopsi oleh Kaisar Meiji pada 1 Mei 1886 sebagai pewaris potensial takhta. Pada kesempatan ini, ia juga menerima `Shinnō Senka` (Proklamasi Pangeran) dan namanya diubah menjadi Yorihito. Perlu dicatat bahwa ini adalah terakhir kalinya seorang pangeran kekaisaran yang masih hidup menerima `Shinnō Senka`. Pangeran Yorihito baru secara resmi mewarisi gelar Higashifushimi-no-miya pada 3 Februari 1903, setelah kematian kepala pertamanya, Pangeran Komatsu Akihito. Pembentukan Higashifushimi-no-miya sendiri telah diusulkan oleh Pangeran Komatsu Akihito pada Januari 1903, sesaat sebelum wafatnya. Menariknya, Pangeran Komatsu Akihito dulunya juga menggunakan nama Higashifushimi-no-miya Yoshiaki, dan hubungan antara ia dan Pangeran Yorihito dikabarkan kurang harmonis selama masa hidup Pangeran Komatsu Akihito.
2.3. Usulan Pernikahan dengan Kerajaan Hawaii
Pada tahun 1881, Raja David Kalākaua, raja terakhir yang memerintah Kerajaan Hawaii, melakukan kunjungan keliling dunia yang juga membawanya ke Jepang. Kunjungan ini merupakan peristiwa penting karena ia adalah kepala negara asing pertama yang mengunjungi Jepang. Selama pertemuannya dengan Kaisar Meiji di Istana Akasaka, Raja Kalākaua mengajukan beberapa proposal, termasuk usulan aliansi pernikahan antara keluarga kerajaan Jepang dan Hawaii. Proposal tersebut melibatkan keponakannya, Putri Ka'iulani, untuk menikah dengan Pangeran Higashifushimi Yorihito, yang pada saat itu masih bergelar Pangeran Yamashina Yorihito. Saat itu, Putri Ka'iulani berusia 5 tahun, sedangkan Pangeran Yorihito berusia 13 tahun.
Namun, usulan ini tidak pernah terwujud. Pemerintah Meiji yang baru saat itu tengah fokus pada penguatan kapasitas nasional dan menilai bahwa mereka tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk mendukung aliansi semacam itu. Selain itu, seiring dengan meningkatnya westernisasi Hawaii, ada kekhawatiran bahwa pernikahan tersebut dapat memicu permusuhan dengan Amerika Serikat. Meskipun tidak ada hasil konkret dari proposal ini, banyak yang meyakini bahwa seandainya pernikahan tersebut terjadi, dampaknya terhadap nasib Kerajaan Hawaii di kemudian hari akan sangat signifikan, mengingat aneksasi Hawaii oleh Amerika Serikat pada tahun 1898.
3. Karier Militer dan Diplomatik
Karier Pangeran Higashifushimi Yorihito didominasi oleh pengabdiannya di angkatan laut dan perannya dalam berbagai misi diplomatik penting bagi Jepang.
3.1. Pendidikan dan Pelayanan Awal
Pangeran Higashifushimi Yorihito memulai pendidikannya di Akademi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang, masuk sebagai siswa persiapan pada 1 Maret 1877. Namun, studinya di Jepang berlangsung singkat. Pada 27 April 1884, ia dikirim untuk melanjutkan pendidikan militernya di luar negeri, belajar di Dartmouth Royal Naval College di Britania Raya. Dari tahun 1887 hingga 1890, ia tinggal di Prancis, tempat ia masuk dan kemudian lulus dari École Navale di Brest pada 26 Juli 1890. Setelah kelulusannya, ia diangkat sebagai Letnan Muda pada 14 Agustus 1890, saat masih berada di Prancis. Pangeran Yorihito kembali ke Jepang pada 7 Oktober 1891 dan sejak saat itu, ia mendedikasikan hidupnya untuk karier militer di Angkatan Laut Kekaisaran Jepang.
Tugas awalnya di angkatan laut mencakup posisi sebagai komandan detasemen di kapal `Takachiho` mulai 27 Maret 1892, diikuti oleh posisi serupa di kapal `Naniwa` pada 28 September 1892. Ia juga sempat dikirim ke Eropa dan Amerika pada 22 Juni 1893, sebelum diperintahkan kembali ke Jepang pada 3 Agustus 1894. Setelah kembali, ia menjabat sebagai penjabat komandan detasemen di `Naniwa` pada 5 Oktober 1894.


3.2. Partisipasi dalam Perang dan Kenaikan Pangkat
Pangeran Yorihito aktif terlibat dalam konflik-konflik besar pada masanya. Pada 9 Desember 1894, ia dipromosikan menjadi Letnan dan terus menjabat sebagai komandan detasemen di kapal `Naniwa`, dengan tugas tempur selama Perang Sino-Jepang Pertama. Setelah perang, ia terus naik pangkat dan memegang posisi penting di berbagai kapal. Pada 29 September 1899, ia dipromosikan menjadi Mayor dan menjadi komandan detasemen di kapal `Yashima`. Selanjutnya, ia menjabat sebagai perwira eksekutif di kapal perang berlapis baja `Fusō` pada 12 Desember 1901.
Pada 26 September 1903, ia dipromosikan menjadi Letnan Komandan dan kemudian menjadi perwira eksekutif di kapal `Chitose` pada 18 Desember 1903. Pangeran Yorihito memegang posisi Kapten di kapal `Chiyoda` sejak 12 Januari 1905 dan kemudian di kapal `Takachiho` pada 20 Desember 1905. Sebagai kapten dari kapal-kapal ini, ia berpartisipasi aktif dalam pertempuran selama Perang Rusia-Jepang. Atas jasanya dalam perang ini, ia dianugerahi Ordo Layangan Emas kelas 3 pada 1 April 1906. Setelah perang berakhir, ia menjabat sebagai kapten kapal `Kasuga` pada 7 April 1906, sebelum bergabung dengan Staf Jenderal Angkatan Laut Kekaisaran Jepang pada 24 Desember 1906. Ia terus menanjak dalam hierarki militer, dipromosikan menjadi Laksamana Muda pada 1 Desember 1909.
3.3. Jabatan Penting dan Aktivitas Diplomatik
Sepanjang kariernya, Pangeran Higashifushimi Yorihito memegang sejumlah jabatan militer dan diplomatik yang strategis. Pada 30 Juni 1911, ia bersama dengan Putri Higashifushimi, mewakili Kaisar Meiji pada upacara koronasi Raja George V di Britania Raya. Dalam kunjungan ini, ia didampingi oleh tokoh-tokoh militer terkemuka seperti Togo Heihachiro dan Nogi Maresuke.
Pada 31 Agustus 1913, ia dipromosikan menjadi Wakil Laksamana. Ia kemudian menjabat sebagai Panglima Tertinggi Distrik Angkatan Laut Yokosuka mulai 1 Desember 1916 hingga 1 Desember 1917, dan selanjutnya sebagai Panglima Tertinggi Armada ke-2 Angkatan Laut Kekaisaran Jepang dari 1 Desember 1917 hingga 13 Juni 1918. Pada 2 Juli 1918, ia mencapai pangkat Laksamana, dan juga menjadi Penasihat Militer.
Selain tugas-tugas militer, Pangeran Yorihito juga terlibat dalam organisasi sipil dan diplomatik. Ia menjabat sebagai Presiden Asosiasi Perikanan Jepang (Dainippon Suisan-kai) dan sebagai Presiden Kehormatan Masyarakat Jepang-Prancis (Nichifutsu Kyokai). Ia juga merupakan anggota nominal dari Majelis Bangsawan sejak Februari 1890, meskipun tidak memiliki catatan kehadiran. Pada Agustus 1913, ia menjadi Presiden Asosiasi Penyelamat Korban Bencana Air Kekaisaran.
Pada akhir kariernya, ia melakukan kunjungan terakhir ke Britania Raya dari tahun 1918 hingga 1919. Selama kunjungan ini, ia mempersembahkan gelar kehormatan Jepang Gensui (Marsekal) lengkap dengan lencana dan pedangnya kepada Raja George V. Sebagai balasan, Raja George V menganugerahinya Royal Victorian Chain.
4. Kehidupan Pribadi dan Keluarga
Pangeran Higashifushimi Yorihito memiliki kehidupan pribadi yang kompleks, terutama dalam hal pernikahan dan kelangsungan garis keturunan keluarganya.
4.1. Pernikahan dan Ketiadaan Keturunan
Pangeran Higashifushimi Yorihito menikah dua kali. Pernikahan pertamanya adalah dengan Yamauchi Yaeko, putri ketiga dari Marquis Yamauchi Toyoshige, yang dilangsungkan pada 7 Juli 1892. Namun, pernikahan ini berakhir dengan perceraian pada 30 April 1896. Yaeko kemudian menikah lagi dengan Viscount Akimoto Okitomo.
Pada 10 Februari 1898, Pangeran Yorihito menikah untuk kedua kalinya dengan Iwakura Kaneko (1876-1955), putri sulung dari Adipati Iwakura Tomosada (sekaligus cucu dari Iwakura Tomomi). Sayangnya, dari kedua pernikahannya, Pangeran Yorihito dan Putri Kaneko tidak memiliki keturunan biologis.

4.2. Kepunahan Garis Keturunan Higashifushimi-no-miya
Ketiadaan keturunan biologis dari Pangeran Higashifushimi Yorihito menyebabkan garis keturunan Higashifushimi-no-miya secara resmi punah dengan kematiannya. Namun, upaya dilakukan untuk melestarikan nama keluarga tersebut. Pada tahun 1931, Kaisar Hirohito memerintahkan saudara iparnya, Pangeran Kuni Kunihide, yang merupakan putra ketiga dari Pangeran Kuni Kunihiko, untuk meninggalkan status sebagai anggota Keluarga Kekaisaran dan menjadi Count Higashifushimi Kunihide (`hakushaku` di bawah sistem kebangsawanan kazoku). Langkah ini diambil secara khusus untuk mencegah nama Higashifushimi menghilang sepenuhnya.
Pangeran Kunihide sebenarnya telah diasuh di kediaman Higashifushimi-no-miya sejak tahun 1919, dan ia bahkan bertindak sebagai kepala pelayat pada pemakaman Pangeran Yorihito. Hal ini menunjukkan bahwa ia secara de facto telah dianggap sebagai putra angkat. Setelah turun takhta dan menjadi Count Higashifushimi Kunihide, ia kemudian mewarisi upacara keagamaan Higashifushimi-no-miya. Kunihide kelak akan menjadi kepala biara Shoren-in di Kyoto dan dikenal dengan nama Higashifushimi Jiko.
Adapun janda Pangeran Yorihito, Putri Higashifushimi Kaneko, menjadi rakyat biasa pada 14 Oktober 1947, menyusul penghapusan cabang-cabang kadet Keluarga Kekaisaran oleh otoritas pendudukan Amerika. Ia meninggal dunia di Tokyo pada tahun 1955.
5. Kematian dan Penghargaan Anumerta
Pangeran Higashifushimi Yorihito meninggal dunia pada tahun 1922, menerima kehormatan dan pengakuan atas pengabdiannya yang panjang kepada negara dan keluarga kekaisaran.
5.1. Kematian
Pangeran Higashifushimi Yorihito wafat pada 27 Juni 1922, pada usia 56 tahun. Catatan tidak menyebutkan penyebab spesifik atau lokasi kematiannya.
5.2. Penghargaan dan Gelar Anumerta
Setelah kematiannya, Pangeran Higashifushimi Yorihito secara anumerta dianugerahi gelar tertinggi dalam hierarki angkatan laut Jepang, yaitu Marsekal-Laksamana. Selain itu, ia juga menerima kehormatan tertinggi berupa Kalung Ordo Krisan Tertinggi, yang merupakan simbol pengakuan atas pengabdian dan kontribusinya yang luar biasa sepanjang hidupnya. Penghargaan-penghargaan ini menegaskan statusnya sebagai salah satu tokoh militer dan kekaisaran yang paling terkemuka di Jepang pada masanya.
6. Kronologi
Berikut adalah kronologi peristiwa penting dalam kehidupan Pangeran Higashifushimi Yorihito:
- 1867, 19 September:** Lahir sebagai putra ketujuh belas Pangeran Fushimi Kuniie.
- 1867, 16 Oktober (Kalender Jepang: Keio 3, bulan 9, hari 19):** Tanggal lahirnya berdasarkan kalender Gregorian.
- 1868, Februari:** Suksesi ke Enman-in Monzeki secara tentatif diputuskan, namun tidak terwujud karena Restorasi Meiji.
- 1869, 24 Februari (Meiji 2):** Diadopsi oleh Pangeran Yamashina Akira.
- 1877, 1 Maret:** Masuk Akademi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang sebagai siswa persiapan.
- 1884, 27 April:** Bertolak ke Britania Raya untuk belajar.
- 1885, 2 Desember:** Diadopsi oleh Pangeran Komatsu Akihito.
- 1886, 1 Mei:** Menerima `Shinnō Senka` (Proklamasi Pangeran) sebagai anak angkat Kaisar Meiji, dan namanya diubah menjadi Yorihito.
- 1887, Juli:** Pindah ke Prancis, masuk Sekolah Angkatan Laut Brest.
- 1889, 15 Juli:** Menerima Grand Kordon Ordo Krisan.
- 1890, Februari:** Menjadi anggota Majelis Bangsawan (nominal).
- 1890, 26 Juli:** Lulus dari Sekolah Angkatan Laut Brest, Prancis.
- 1890, 14 Agustus:** Diangkat sebagai Letnan Muda Angkatan Laut saat masih di Prancis.
- 1891, 7 Oktober:** Diperintahkan untuk kembali ke Jepang.
- 1892, 27 Maret:** Menjadi komandan detasemen di kapal `Takachiho`.
- 1892, 7 Juli:** Menikahi Yamauchi Yaeko.
- 1892, 28 September:** Menjadi komandan detasemen di kapal `Naniwa`.
- 1893, 22 Juni:** Dikirim untuk kunjungan ke Eropa dan Amerika.
- 1894, 3 Agustus:** Diperintahkan untuk kembali ke Jepang.
- 1894, 5 Oktober:** Menjadi penjabat komandan detasemen di kapal `Naniwa`.
- 1894, 9 Desember:** Dipromosikan menjadi Letnan, menjabat sebagai komandan detasemen di kapal `Naniwa`.
- 1895, 29 Juli:** Menjadi Komandan Divisi Peletakan Ranjau Korps Torpedo Yokosuka.
- 1895, 27 November:** Menjadi komandan detasemen di kapal `Chiyoda`.
- 1895, 20 November:** Menerima Ordo Layangan Emas kelas 5.
- 1896, 30 April:** Bercerai dengan Putri Yaeko.
- 1897, 30 April:** Menjadi anggota Seksi Intelijen Staf Jenderal Angkatan Laut.
- 1898, 10 Februari:** Menikahi Iwakura Kaneko.
- 1898, 19 April:** Menjadi komandan detasemen di kapal `Matsushima`.
- 1898, 1 September:** Menjadi komandan detasemen di kapal `Takasago`.
- 1899, 29 September:** Dipromosikan menjadi Mayor, menjabat sebagai komandan detasemen di kapal `Yashima`.
- 1901, 22 Januari:** Menjadi komandan detasemen di kapal `Azuma`.
- 1901, 12 Desember:** Menjadi perwira eksekutif di kapal `Fusō`.
- 1902, 23 Mei:** Menjadi dosen sementara di Sekolah Perang Angkatan Laut.
- 1903, 31 Januari:** Garis keturunan Higashifushimi-no-miya dibentuk.
- 1903, 26 September:** Dipromosikan menjadi Letnan Komandan, menjadi siswa terpilih di Sekolah Perang Angkatan Laut.
- 1903, 18 Desember:** Menjadi perwira eksekutif di kapal `Chitose`.
- 1905, 12 Januari:** Dipromosikan menjadi Kapten, menjabat sebagai kapten kapal `Chiyoda`.
- 1905, 20 Desember:** Menjabat sebagai kapten kapal `Takachiho`.
- 1906, 1 April:** Menerima Ordo Layangan Emas kelas 3 dan Medali Perang Rusia-Jepang.
- 1906, 7 April:** Menjabat sebagai kapten kapal `Kasuga`.
- 1906, 24 Desember:** Ditugaskan ke Staf Jenderal Angkatan Laut.
- 1909, 1 Desember:** Dipromosikan menjadi Laksamana Muda.
- 1911, 30 Juni:** Mewakili Kaisar Meiji pada penobatan Raja George V dari Britania Raya.
- 1911, 1 Desember:** Menjadi Komandan Armada Cadangan Yokosuka.
- 1913, 1 April:** Menjadi Komandan Armada Distrik Angkatan Laut Yokosuka.
- 1913, 23 Juni:** Menjadi Penasihat.
- 1913, Agustus:** Menjadi Presiden Asosiasi Penyelamat Korban Bencana Air Kekaisaran.
- 1913, 31 Agustus:** Dipromosikan menjadi Wakil Laksamana, menjadi anggota Dewan Perwira Angkatan Laut dan ditugaskan ke Staf Jenderal Angkatan Laut.
- 1915, 7 November:** Menerima satu set cawan emas dan Medali Perang Taisho Tahun 3-4.
- 1916, 1 Desember:** Menjabat sebagai Panglima Tertinggi Distrik Angkatan Laut Yokosuka dan anggota Dewan Perwira Angkatan Laut.
- 1917, 1 Desember:** Menjabat sebagai Panglima Tertinggi Armada ke-2.
- 1918, 13 Juni:** Menjadi anggota Dewan Perwira Angkatan Laut.
- 1918, 2 Juli:** Dipromosikan menjadi Laksamana, menjabat sebagai Penasihat Militer.
- 1918, 26 September:** Dikirim ke Britania Raya.
- 1919, 7 Januari:** Kembali ke Jepang.
- 1919, 26 Oktober:** Pangeran Kunihide disambut di kediaman Higashifushimi-no-miya.
- 1920, 1 November:** Menerima satu set cawan emas dan Medali Perang Taisho Tahun 3-9.
- 1922, 27 Juni:** Wafat; secara anumerta dianugerahi gelar Marsekal dan Kalung Ordo Krisan Tertinggi.
7. Penghargaan dan Tanda Kehormatan
Pangeran Higashifushimi Yorihito menerima sejumlah penghargaan dan tanda kehormatan sepanjang karier dan setelah kematiannya, yang mencerminkan pengabdiannya yang luar biasa kepada negara dan militer Jepang.
- 15 Juli 1889:** Grand Kordon Ordo Krisan Tertinggi.
- 20 November 1895:** Ordo Layangan Emas Kelas 5.
- 1 April 1906:** Ordo Layangan Emas Kelas 3 dan Medali Perang Rusia-Jepang.
- 7 November 1915:** Satu set cawan emas dan Medali Perang Taisho Tahun 3-4.
- 1 November 1920:** Satu set cawan emas dan Medali Perang Taisho Tahun 3-9.
- 27 Juni 1922 (Anumerta):** Kalung Ordo Krisan Tertinggi dan gelar Marsekal-Laksamana.
8. Penilaian dan Dampak
Pangeran Higashifushimi Yorihito adalah figur sentral dalam Keluarga Kekaisaran Jepang dan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Dampaknya dapat dilihat dari beberapa aspek:
Sebagai kepala kedua dan terakhir dari garis keturunan Higashifushimi-no-miya, kematiannya tanpa keturunan biologis menandai kepunahan cabang kekaisaran tersebut. Namun, tindakan Kaisar Hirohito yang mengarahkan Pangeran Kuni Kunihide untuk melanjutkan nama Higashifushimi sebagai bangsawan (Count) memastikan bahwa warisan nama keluarga tersebut tetap lestari, meskipun tidak lagi dalam status kekaisaran. Ini mencerminkan fleksibilitas dan pentingnya pelestarian nama-nama keluarga terkemuka dalam tradisi Jepang.
Dalam konteks militer, Pangeran Yorihito merupakan seorang perwira angkatan laut yang berdedikasi. Perjalanannya dari pendidikan di akademi bergengsi di dalam dan luar negeri, partisipasinya dalam konflik-konflik besar seperti Perang Sino-Jepang Pertama dan Perang Rusia-Jepang, serta kenaikan pangkatnya hingga mencapai gelar Marsekal-Laksamana secara anumerta, menunjukkan komitmen dan kemampuannya sebagai pemimpin militer. Ia berkontribusi pada modernisasi dan penguatan angkatan laut Jepang yang sedang berkembang pesat pada era Meiji dan Taisho.
Peran diplomatiknya juga tidak dapat diabaikan. Sebagai wakil Kaisar Meiji di penobatan Raja George V dan kunjungan terakhirnya ke Britania Raya, ia berperan dalam memperkuat hubungan internasional Jepang, khususnya dengan kekuatan-kekuatan Eropa. Ini menunjukkan pentingnya anggota keluarga kekaisaran dalam diplomasi dan representasi negara di panggung global.
Secara keseluruhan, Pangeran Higashifushimi Yorihito adalah seorang tokoh yang mengabdi pada negara melalui jalur militer dan diplomatik. Meskipun garis keturunan kekaisarannya berakhir, warisannya hidup melalui nama keluarga yang dipertahankan dan kontribusinya terhadap angkatan laut Jepang modern.