1. Kehidupan dan Karier
Perjalanan hidup Pierre Boulle, dari masa muda hingga menjadi penulis terkenal, diwarnai oleh berbagai pengalaman penting, terutama selama Perang Dunia II, yang secara signifikan membentuk karya-karyanya.
1.1. Kelahiran dan Pendidikan
Pierre Boulle lahir di Avignon, Prancis, pada 20 Februari 1912. Ia dibaptis dan dibesarkan sebagai seorang Katolik, meskipun di kemudian hari ia menjadi seorang agnostik. Boulle menempuh pendidikan di École supérieure d'électricité (Supélec), sebuah institusi bergengsi di Prancis, dan meraih gelar insinyur pada tahun 1933. Dari tahun 1936 hingga 1939, ia bekerja sebagai teknisi di perkebunan karet SOCFIN di Malaya Britania. Selama di Malaya, Boulle bertemu dengan seorang wanita Prancis yang telah berpisah dari suaminya. Wanita ini menjadi cinta dalam hidupnya, dan ia kerap menulis surat cinta kepadanya. Namun, wanita tersebut kemudian memilih untuk kembali kepada suaminya, seorang pejabat di Indochina Prancis. Selama Perang Dunia II, wanita itu dan suaminya melarikan diri ke Malaya, tetapi salah satu anak mereka meninggal dalam proses tersebut. Boulle kemudian bertemu dengannya lagi setelah perang, dan mereka menjalin persahabatan platonis.
1.2. Pengalaman Perang Dunia II
Saat Perang Dunia II pecah, Boulle mendaftar di Angkatan Darat Prancis di Indochina. Setelah pasukan Jerman menduduki Prancis, ia menjadi pendukung Charles de Gaulle dan bergabung dengan Misi Prancis Bebas di Singapura. Boulle bertugas sebagai agen rahasia dengan nama samaran Peter John Rule dan dikirim dalam misi untuk membantu gerakan perlawanan di Tiongkok, Burma, dan Indochina Prancis.
Ada dua versi berbeda mengenai aktivitas Boulle setelah bergabung dengan Prancis Bebas. Salah satu versi menyebutkan bahwa Boulle pergi ke Provinsi Yunnan, Tiongkok, untuk menghubungi Kuomintang, lalu kembali ke Indochina sebagai gerilyawan dan ditangkap oleh pasukan Jepang pada tahun 1943. Ia kemudian berhasil melarikan diri dari kamp tawanan pada tahun 1944 dan dievakuasi dengan pesawat amfibi Inggris, lalu bergabung dengan Force 136 dari Special Operations Executive di Kolkata hingga akhir perang.
Versi lain, yang diceritakan oleh Micool Brooke yang mengenal Boulle, menyatakan bahwa Boulle, sebagai agen rahasia, menyusup ke Indochina dan wilayah Tiongkok serta Burma yang diduduki Jepang untuk mendukung gerakan perlawanan anti-Vichy dan anti-Jepang. Pada tahun 1943, Boulle ditangkap oleh loyalis Vichy Prancis di Sungai Mekong saat bepergian dengan rakit, dan dijatuhi hukuman kerja paksa. Pada tahun 1944, menjelang kemenangan Sekutu, pihak penjara Saigon membantu pelariannya. David Boggett berspekulasi bahwa Boulle ditangkap oleh Jepang, tetapi diserahkan kepada pemerintah kolonial Indochina yang pro-Vichy berdasarkan perjanjian antara mereka dan pasukan Jepang. Pelarian Boulle pada tahun 1944 juga mungkin terbantu oleh perubahan hubungan antara pemerintah kolonial dan Jepang, seiring dengan pembebasan Prancis oleh Sekutu.
Setelah perang, Boulle dianugerahi gelar chevalier dari Légion d'Honneur, Croix de Guerre, dan Médaille de la Résistance. Ia mendeskripsikan pengalamannya selama perang dalam memoar non-fiksi berjudul My Own River Kwai. Sepanjang hidupnya, ia tetap menjalin kontak dengan rekan-rekan seperjuangannya.
1.3. Pasca-Perang dan Awal Karier Menulis
Setelah perang, Boulle sempat kembali bekerja di perkebunan SOCFIN di Malaya. Pada tahun 1949, ia pindah kembali ke Paris dan mulai menulis, mengambil inspirasi dari kenangan-kenangannya di Malaya dan Indochina. Saat di Paris, karena terlalu miskin untuk memiliki apartemen sendiri, ia tinggal di sebuah hotel hingga saudara perempuannya yang baru saja menjanda, Madeleine Perrusset, mengizinkannya pindah ke apartemennya yang luas. Madeleine memiliki seorang putri bernama Françoise, yang Pierre bantu besarkan, meskipun rencana untuk mengadopsi gadis itu secara resmi tidak pernah terwujud.
2. Karya Utama dan Pencapaian
Pierre Boulle dikenal luas berkat karya-karya utamanya yang tidak hanya sukses secara komersial tetapi juga berhasil diadaptasi ke dalam berbagai media, terutama film, yang memperkuat pengaruhnya di dunia sastra dan sinema.
2.1. Jembatan di Sungai Kwai
Novel Le Pont de la rivière KwaïBahasa Prancis (1952), yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai The Bridge on the River Kwai, menjadi buku terlaris di seluruh dunia dengan jutaan eksemplar terjual dan memenangkan penghargaan Prancis "Prix Sainte-Beuve". Kisah ini merupakan cerita semi-fiksi yang didasarkan pada penderitaan nyata tawanan perang Sekutu yang dipaksa membangun jalur kereta api sepanjang 415 km yang melewati jembatan tersebut, yang kemudian dikenal sebagai "Jalur Kereta Api Kematian". Selama pembangunan jalur ini, 16.000 tawanan dan 100.000 pekerja paksa Asia meninggal dunia.
Karakter Letnan Kolonel Nicholson dalam novel ini bukanlah representasi akurat dari perwira senior Sekutu yang sebenarnya di jembatan Kwai, Philip Toosey, melainkan dilaporkan merupakan gabungan dari ingatan Boulle tentang perwira-perwira Prancis yang berkolaborasi dengan musuh. Baik buku maupun filmnya membuat marah para mantan tawanan perang karena Toosey tidak berkolaborasi dengan musuh, tidak seperti Kolonel Nicholson fiksi. Boulle menjelaskan alasan yang mendorongnya untuk menciptakan karakter Nicholson dalam sebuah wawancara yang menjadi bagian dari film dokumenter BBC2 tahun 1969 berjudul Return to the River Kwai, yang dibuat oleh mantan tawanan perang John Coast.
David Lean mengadaptasi buku ini menjadi sebuah film pada tahun 1957 yang memenangkan tujuh Penghargaan Akademi, termasuk Film Terbaik dan Aktor Terbaik untuk Alec Guinness. Boulle sendiri memenangkan penghargaan Skenario Adaptasi Terbaik meskipun ia tidak menulis skenario tersebut dan, menurut pengakuannya sendiri, bahkan tidak bisa berbahasa Inggris. Boulle dikreditkan sebagai penulis skenario karena penulis skenario sebenarnya, Carl Foreman dan Michael Wilson, telah masuk daftar hitam sebagai simpatisan komunis. Boulle sendiri bukanlah seorang sosialis maupun komunis. Akademi Seni dan Ilmu Pengetahuan Film menambahkan nama Foreman dan Wilson ke dalam penghargaan tersebut pada tahun 1984. Kim Novak menerima Oscar atas nama Pierre Boulle.
2.2. Planet Kera
Pada tahun 1963, setelah beberapa novel lain yang cukup sukses, Boulle menerbitkan novel terkenalnya yang lain, La planète des singesBahasa Prancis, yang diterjemahkan pada tahun 1964 sebagai Monkey Planet oleh Xan Fielding, dan kemudian diterbitkan ulang sebagai Planet of the Apes. Dengan inspirasi yang diambil dari pengamatan satwa liar selama bertahun-tahun di perkebunan Malaya, buku ini sangat dipuji dan menerima ulasan seperti contoh dari surat kabar The Guardian di Inggris: "Fiksi ilmiah klasik... penuh ketegangan dan kecerdasan satir."
Kisah ini berpusat pada tahun 2500, di mana sekelompok astronot, termasuk jurnalis Ulysse Mérou, melakukan perjalanan ke sebuah planet di sistem bintang Betelgeuse. Mereka mendarat dan menemukan dunia aneh di mana kera cerdas adalah Ras Penguasa dan manusia direduksi menjadi makhluk buas: dikurung di kebun binatang, digunakan dalam eksperimen laboratorium, dan diburu untuk olahraga. Cerita ini berfokus pada penangkapan Ulysse, perjuangannya untuk bertahan hidup, dan klimaks yang menghancurkan saat ia kembali ke Bumi dan menemukan kenyataan mengerikan. Novel ini juga merupakan perumpamaan sinis tentang sains, evolusi, dan hubungan antara manusia dan hewan.
Pada tahun 1968, buku ini diadaptasi menjadi film pemenang Oscar, disutradarai oleh Franklin J. Schaffner dan dibintangi oleh Charlton Heston. Skenario, yang awalnya ditulis oleh Rod Serling, lebih berfokus pada aksi dan menyimpang dalam banyak hal dari novel, termasuk penambahan akhir cerita tak terduga klasiknya sendiri yang berbeda dari novel. Film ini menginspirasi empat sekuel, sebuah serial televisi, serial animasi, pembuatan ulang tahun 2001 dari judul asli oleh Tim Burton, dan reboot tahun 2011, Rise of the Planet of the Apes, disutradarai oleh Rupert Wyatt.
Lima film dari seri asli (1968-1973) telah menjadi kultus klasik. Boulle, yang mengira novelnya tidak dapat difilmkan, terkejut dengan kesuksesan dan dampak film tersebut di seluruh dunia. Ia menulis skenario untuk sekuel berjudul Planet of the Men, tetapi produser film aslinya menolaknya. Film kedua, Beneath the Planet of the Apes, yang dirilis pada tahun 1970, juga sangat sukses. Diikuti oleh Escape from the Planet of the Apes pada tahun 1971, Conquest of the Planet of the Apes pada tahun 1972, dan Battle for the Planet of the Apes pada tahun 1973.
Pada September 1973, film asli ini pertama kali ditayangkan di televisi jaringan. Pemasaran mainan dan produk lain yang berkaitan dengan seri film ini meroket pada waktu itu, menciptakan kegilaan 'Apemania'. Pada Juni 1974, Marvel Comics juga merilis majalah berdasarkan novel dan film berjudul Planet of the Apes. Pada September 1974, Planet of the Apes telah menjadi serial televisi. Pada tahun 1975, serial animasi Return to the Planet of the Apes ditayangkan di televisi.
2.3. Adaptasi Lain
Selain karya-karya utamanya, beberapa novel dan cerita pendek Boulle juga telah diadaptasi ke dalam media lain. Film Prancis Le Point de mireBahasa Prancis, yang didasarkan pada novel Boulle Le PhotographeBahasa Prancis, dirilis pada tahun 1977. Ada juga film televisi yang didasarkan pada novel Boulle William Conrad pada tahun 1958 (AS) dan 1973 (Prancis), La FaceBahasa Prancis pada tahun 1959 (AS) dan 1966 (Jerman Barat), dan Un Métier de SeigneurBahasa Prancis pada tahun 1986 (Prancis), serta cerita pendek "Le Miracle" (dari E=mc2) pada tahun 1985 (AS).
Adaptasi film lain sedang dalam produksi untuk novel Boulle A Noble Profession (Un Métier de SeigneurBahasa Prancis), sebuah film thriller mata-mata yang sebagian didasarkan pada pengalaman nyata Boulle sebagai agen rahasia selama Perang Dunia II. Film ini diproduksi oleh Tessa Bell dan Andrea Chung.
3. Daftar Karya
Pierre Boulle adalah seorang penulis yang produktif, menghasilkan berbagai novel, kumpulan cerita pendek, dan karya non-fiksi sepanjang kariernya.
3.1. Novel
Berikut adalah daftar novel yang ditulis oleh Pierre Boulle:
- William Conrad (1950; diterjemahkan pada 1955 sebagai Not the Glory; juga dikenal sebagai Spy Converted)
- Le Sacrilège malaisBahasa Prancis (1951; diterjemahkan pada 1959 sebagai Sacrilege in Malaya; juga dikenal sebagai S.O.P.H.I.A.)
- Le Pont de la rivière KwaïBahasa Prancis (1952; diterjemahkan pada 1954 sebagai The Bridge on the River Kwai)
- Le BourreauBahasa Prancis (1954; diterjemahkan pada 1961 sebagai The Executioner di AS, dan The Chinese Executioner di Inggris)
- L'Épreuve des hommes blancsBahasa Prancis (1955; diterjemahkan pada 1957 sebagai The Test; juga dikenal sebagai White Man's Test)
- La FaceBahasa Prancis (1956; diterjemahkan pada 1956 sebagai Saving Face; juga dikenal sebagai Face of a Hero)
- Les Voies du salutBahasa Prancis (1958; diterjemahkan pada 1958 sebagai The Other Side of the Coin)
- Un métier de seigneurBahasa Prancis (1960; diterjemahkan pada 1960 sebagai A Noble Profession; juga dikenal sebagai For a Noble Cause)
- La Planète des singesBahasa Prancis (1963; diterjemahkan pada 1964 sebagai Monkey Planet; kemudian diterbitkan ulang sebagai Planet of the Apes)
- Le Jardin de KanashimaBahasa Prancis (1964; diterjemahkan pada 1965 sebagai Garden on the Moon)
- Le PhotographeBahasa Prancis (1967; diterjemahkan pada 1967 sebagai The Photographer di AS, dan An Impartial Eye di Inggris)
- Les Jeux de l'espritBahasa Prancis (1971; diterjemahkan pada 1973 sebagai Desperate Games)
- Les Oreilles de jungleBahasa Prancis (1972; diterjemahkan pada 1972 sebagai Ears of the Jungle) - kisah Perang Vietnam dari perspektif komandan Vietnam Utara
- Les Vertus de l'enferBahasa Prancis (1974; diterjemahkan pada 1974 sebagai The Virtues of Hell)
- Le Bon LéviathanBahasa Prancis (1978; diterjemahkan pada 1978 sebagai The Good Leviathan)
- Les Coulisses du CielBahasa Prancis (1979; diterjemahkan pada 1985 sebagai Trouble in Paradise)
- L'Énergie du désespoirBahasa Prancis (1981)
- MiroitementsBahasa Prancis (1982; diterjemahkan pada 1986 sebagai Mirrors of the Sun)
- La Baleine des MalouinesBahasa Prancis (1983; diterjemahkan pada 1984 sebagai The Whale of the Victoria Cross di AS, dan The Falklands Whale di Inggris)
- Pour l'amour de l'artBahasa Prancis (1985)
- Le Professeur MortimerBahasa Prancis (1988)
- Le Malheur des uns...Bahasa Prancis (1990)
- À nous deux, Satan !Bahasa Prancis (1992)
- L'Archéologue et le Mystère de NéfertitiBahasa Prancis (2005; anumerta)
3.2. Kumpulan Cerita Pendek
Berikut adalah koleksi cerita pendek yang diterbitkan oleh Pierre Boulle:
- Contes de l'absurdeBahasa Prancis (1953)
- E=mc2 (1957)
- Histoires charitablesBahasa Prancis (1965)
- Time Out of Mind: And Other Stories (1966; dua belas cerita dari tiga koleksi pertama Boulle yang diterjemahkan oleh Xan Fielding dan Elisabeth Abbott)
- Quia absurdum: sur la Terre comme au CielBahasa Prancis (1966; diterjemahkan pada 1970 sebagai Because It Is Absurd: On Earth as It Is in Heaven)
- Histoires perfidesBahasa Prancis (1976; diterjemahkan pada 1977 sebagai The Marvelous Palace And Other Stories)
- L'Enlèvement de l'obélisqueBahasa Prancis (2007; anumerta)
3.3. Non-fiksi
Berikut adalah karya-karya non-fiksi Pierre Boulle:
- Le Siam (Walt Disney)Bahasa Prancis (1955; diterjemahkan pada 1958 sebagai Walt Disney's Siam) - bagian dari seri "Le Monde et ses habitants"/"The World and its Inhabitants" oleh Walt Disney
- L'étrange croisade de l'empereur Frédéric IIBahasa Prancis (1963)
- Aux sources de la rivière KwaïBahasa Prancis (1966; diterjemahkan pada 1967 sebagai My Own River Kwai di AS, dan The Source of the River Kwai di Inggris) - memoar
- L'univers ondoyantBahasa Prancis (1987)
- L'îlonBahasa Prancis (1990) - memoar
4. Tema dan Filosofi
Karya-karya Pierre Boulle sering kali mengeksplorasi tema-tema mendalam yang mencerminkan pandangannya tentang sifat manusia, masyarakat, dan perkembangan teknologi. Melalui fiksi ilmiah dan petualangan, ia sering kali menyajikan satir tajam terhadap peradaban manusia.
Dalam Planet Kera, misalnya, Boulle secara cerdik membalikkan hierarki evolusi, menyoroti kesombongan manusia dan potensi kehancuran diri. Novel ini berfungsi sebagai perumpamaan tentang sains, evolusi, dan hubungan kompleks antara manusia dan hewan, mengundang pembaca untuk merenungkan batas-batas kecerdasan dan moralitas. Ia sering mengkritik rasionalitas yang berlebihan dan birokrasi yang kaku, menunjukkan bagaimana hal-hal tersebut dapat mengarah pada absurditas atau bahkan kekejaman, seperti yang terlihat pada karakter Kolonel Nicholson dalam Jembatan di Sungai Kwai yang terobsesi dengan aturan dan efisiensi militer bahkan di tengah penderitaan tawanan.
Pengalamannya sebagai insinyur dan agen rahasia memberikan Boulle perspektif unik tentang teknologi dan kekuasaan. Ia sering menggambarkan bagaimana teknologi, meskipun dirancang untuk kemajuan, dapat digunakan untuk tujuan yang merusak atau mengarah pada konsekuensi yang tidak terduga. Karya-karyanya juga sering menampilkan karakter yang berjuang untuk mempertahankan kemanusiaan atau identitas mereka di bawah tekanan sistem yang menindas atau situasi ekstrem, mencerminkan pengalaman pribadinya sebagai tawanan perang.
5. Kehidupan Pribadi
Di luar karier menulisnya yang cemerlang, kehidupan pribadi Pierre Boulle cenderung sederhana. Ia tidak pernah menikah secara resmi atau memiliki anak kandung. Hubungan romantisnya yang paling signifikan adalah dengan seorang wanita Prancis yang ia temui di Malaya sebelum perang, meskipun hubungan itu kemudian berkembang menjadi persahabatan platonis setelah wanita tersebut kembali kepada suaminya. Setelah perang, ia tinggal bersama saudara perempuannya yang menjanda, Madeleine Perrusset, di Paris dan membantu membesarkan keponakannya, Françoise. Meskipun ada rencana untuk mengadopsi Françoise secara resmi, hal itu tidak pernah terwujud. Ia dikenal sebagai pribadi yang menjaga kontak erat dengan rekan-rekan seperjuangannya dari masa perang sepanjang hidupnya.
6. Kematian
Pierre Boulle meninggal dunia di Paris, pada 30 Januari 1994, pada usia 81 tahun.
7. Penilaian dan Kritik
Warisan sastra dan budaya Pierre Boulle telah menerima penilaian yang beragam, mencakup apresiasi tinggi terhadap imajinasinya serta kritik terhadap beberapa aspek karyanya.
7.1. Penilaian Positif
Boulle diakui atas kontribusi signifikannya terhadap sastra, khususnya dalam genre fiksi ilmiah dan petualangan. Kemampuannya untuk menciptakan dunia yang imajinatif dan karakter yang kompleks, seperti yang terlihat dalam Planet Kera, telah memukau jutaan pembaca di seluruh dunia. Gayanya yang lugas namun kaya akan makna filosofis dan satir telah dipuji oleh kritikus. Novelnya Planet Kera secara khusus dihormati sebagai "fiksi ilmiah klasik... penuh ketegangan dan kecerdasan satir" oleh surat kabar The Guardian. Keberhasilannya dalam menciptakan narasi yang mendalam dan memprovokasi pemikiran, sering kali dengan sentuhan absurdisme, telah mengukuhkan posisinya sebagai penulis yang unik dan berpengaruh.
7.2. Kritik dan Kontroversi
Meskipun sukses besar, karya-karya Boulle tidak luput dari kritik. Salah satu kontroversi paling menonjol terkait dengan novel Jembatan di Sungai Kwai dan adaptasi filmnya. Penggambaran karakter Letnan Kolonel Nicholson, yang berkolaborasi dengan musuh, menimbulkan kemarahan di kalangan mantan tawanan perang Sekutu. Mereka merasa bahwa karakter tersebut tidak mencerminkan kenyataan dan merusak citra perwira seperti Philip Toosey, yang sebenarnya tidak berkolaborasi. Boulle sendiri mengakui bahwa karakter Nicholson adalah fiksi dan merupakan gabungan dari pengamatannya terhadap perwira Prancis yang berkolaborasi.
Kontroversi lain muncul seputar Penghargaan Akademi untuk Skenario Adaptasi Terbaik yang diberikan kepada Boulle untuk film The Bridge on the River Kwai. Meskipun ia dikreditkan, skenario sebenarnya ditulis oleh Carl Foreman dan Michael Wilson, yang saat itu masuk daftar hitam Hollywood karena tuduhan simpatisan komunis. Fakta bahwa Boulle, yang tidak menulis skenario dan bahkan tidak berbicara bahasa Inggris, menerima penghargaan tersebut, menyoroti dampak daftar hitam Hollywood pada industri film. Akademi kemudian mengoreksi catatan tersebut pada tahun 1984 dengan menambahkan nama Foreman dan Wilson sebagai penulis skenario yang sebenarnya.
8. Dampak
Pengaruh Pierre Boulle terhadap sastra, sinema, dan budaya secara umum sangat mendalam dan terus terasa hingga saat ini, terutama melalui waralaba Planet Kera.
8.1. Pengaruh Lintas Generasi
Karya-karya Boulle, khususnya Planet Kera, telah meninggalkan jejak abadi yang melintasi berbagai generasi. Konsep cerdas tentang kera yang menguasai manusia dan implikasi filosofisnya telah menginspirasi banyak seniman, penulis, dan pembuat film. Waralaba Planet Kera yang dimulai dari novelnya telah berkembang menjadi fenomena budaya yang luas, mencakup film-film klasik, serial televisi, buku komik, dan bahkan permainan video. Film-film asli dari seri ini telah menjadi kultus klasik, dan popularitasnya terus dihidupkan kembali melalui pembuatan ulang dan reboot modern.
Dampak Boulle melampaui hiburan semata; tema-tema yang ia angkat tentang evolusi, sifat manusia, dan bahaya teknologi yang tidak terkendali tetap relevan dalam diskusi kontemporer. Kemampuannya untuk menggabungkan petualangan yang mendebarkan dengan kritik sosial yang tajam telah memastikan bahwa karyanya terus dipelajari dan dinikmati, memengaruhi cara kita memandang hubungan antara manusia, alam, dan masyarakat.