1. Karier Pemain
1.1. Karier Klub
Lahir di Santander, Setién membuat debutnya di La Liga pada tahun 1977 bersama klub kota kelahirannya, Racing de Santander. Selama periode pertamanya dengan klub asal Cantabria tersebut, meskipun ia bermain secara reguler, ia belum menjadi starter yang tak tergantikan. Ia melewatkan seluruh musim 1982-83 dan mengalami dua kali degradasi bersama klub.
Setelah itu, Setién bermain untuk Atlético Madrid selama tiga tahun, dimulai pada tahun 1985. Ia menikmati dua musim pertama yang bagus, namun jarang tampil pada musim terakhirnya setelah beberapa kali berselisih dengan ketua klub Jesús Gil. Selama di Atlético Madrid, ia memenangkan Supercopa de España pada tahun 1985 dan menjadi runner-up Piala Winners UEFA pada musim 1985-86.
Setién kemudian pindah ke CD Logroñés pada tahun 1988. Setelah awal yang lambat, ia menjadi pemain penting dalam membantu klub asal La Rioja tersebut mempertahankan status mereka di kasta teratas. Pada tahun 1992, di usia 34 tahun, ia kembali ke Racing dan mencetak 11 gol, jumlah terbaik dalam kariernya, pada tahun pertama di periode keduanya saat tim tersebut kembali ke kasta tertinggi. Ia bermain tiga tahun lagi dengan Racing, dan pensiun pada Juni 1996 di usia hampir 38 tahun setelah tampil untuk Levante UD dalam babak play-off Segunda División B, yang juga berakhir dengan promosi.
Pada tahun 2001, Setién terpilih oleh para penggemar Racing sebagai pemain terbaik sepanjang masa klub tersebut. Ia tampil dalam hampir 600 pertandingan resmi selama hampir dua dekade bermain, dengan total 95 gol di liga.
1.2. Karier Internasional
Setién tampil tiga kali untuk Spanyol dan terpilih dalam skuad Piala Dunia FIFA 1986, namun ia tidak pernah dimainkan selama turnamen di Meksiko. Debutnya terjadi pada 20 November 1985 dalam pertandingan persahabatan yang berakhir 0-0 melawan Austria, di Zaragoza.
2. Karier Kepelatihan
2.1. Karier Kepelatihan Awal
Setién memulai karier kepelatihannya pada 5 Oktober 2001, menggantikan Gustavo Benítez yang dipecat di klub Racing de Santander, yang saat itu mengalami awal musim yang buruk setelah terdegradasi ke Segunda División. Ia berhasil membawa tim dari posisi ke-17 hingga promosi sebagai runner-up ke Atlético Madrid di Segunda División musim 2001-02. Namun, ia meninggalkan klub pada akhir musim karena tekanan dan menyerahkan kendali kepada mantan rekan setimnya, Manuel Preciado.
Untuk Segunda División musim 2003-04, Setién kembali ke divisi kedua bersama Polideportivo Ejido. Ia dipecat pada 17 November 2003, saat tim berada di zona degradasi.
Pada tahun 2005, Setién ditunjuk sebagai asisten pelatih untuk Tim nasional sepak bola pantai Rusia. Selama tiga bulan pada tahun 2006, ia menjabat sebagai pelatih kepala Guinea Khatulistiwa. Setelah itu, ia pindah ke tim lain yang pernah ia bela sebagai pemain, CD Logroñés di divisi tiga, namun ia diberhentikan dari tugasnya di pertengahan musim 2007-08.
2.2. CD Lugo
Pada Juni 2009, Setién menjadi pelatih CD Lugo. Ia memimpin tim tersebut promosi ke divisi kedua pada tahun ketiganya, yakni pada musim 2011-12, yang merupakan promosi kedua bagi klub asal Galicia tersebut sepanjang sejarah mereka. Dalam tiga tahun berikutnya, ia berhasil mempertahankan Lugo di divisi kedua, dengan tim berada di peringkat antara ke-11 dan ke-15.
2.3. UD Las Palmas
Pada 19 Oktober 2015, menyusul pemecatan Paco Herrera, Setién ditunjuk sebagai manajer baru UD Las Palmas di kasta tertinggi La Liga. Ketika ia tiba, tim berada di zona degradasi, namun ia berhasil membawa mereka ke posisi ke-11 pada musim pertamanya. Pada 18 Maret 2017, Setién mengumumkan bahwa ia akan meninggalkan klub di Kepulauan Canary tersebut pada akhir musim karena adanya perselisihan dengan manajemen klub.
2.4. Real Betis
Pada 26 Mei 2017, Setién ditunjuk sebagai manajer Real Betis dengan kontrak tiga tahun. Ia memimpin tim meraih posisi keenam di musim pertamanya, yang menghasilkan kualifikasi ke babak grup UEFA Europa League musim 2018-19. Pada 20 September 2017, timnya berhasil mengalahkan Real Madrid di Santiago Bernabéu. Setién juga dikenal karena secara aktif menggunakan pemain dari akademi klub seperti Loren dan Junior Firpo. Pada awal musim 2018-19, Betis berhasil meraih kemenangan 4-3 atas FC Barcelona di Camp Nou.
Pada Januari 2019, Setién sempat dikaitkan dengan kepindahan ke Barcelona, namun hal tersebut tidak terwujud. Meskipun demikian, setelah awal musim yang menjanjikan, performa tim menurun. Ia juga mendapat kritik dari penggemar setelah tim tersingkir di semifinal Copa del Rey oleh Valencia CF, meskipun turnamen tersebut diselenggarakan di kandang mereka, Estadio Benito Villamarín. Musim tersebut berakhir dengan Betis di posisi ke-10, dan pada 19 Mei 2019, Setién mengumumkan bahwa ia akan meninggalkan klub.
2.5. FC Barcelona
Setién ditunjuk sebagai pelatih kepala FC Barcelona pada 13 Januari 2020, menggantikan Ernesto Valverde yang dipecat. Ia menandatangani kontrak hingga Juni 2022. Dalam pertandingan pertamanya sebagai pelatih, enam hari kemudian, ia berhasil meraih kemenangan kandang 1-0 atas Granada CF.
Namun, tim akhirnya menyelesaikan liga domestik di posisi kedua, di belakang Real Madrid CF. Pada 14 Agustus 2020, Barcelona mengalami kekalahan telak 2-8 dari FC Bayern Munich di babak perempat final UEFA Champions League. Ini adalah kali pertama dalam 74 tahun klub kebobolan delapan gol dalam satu pertandingan, dan juga kekalahan dengan selisih enam gol pertama kali sejak tahun 1951. Setién secara resmi dipecat tiga hari kemudian, pada 17 Agustus 2020. Ia kemudian mengkonfirmasi akan mengambil tindakan hukum, karena merasa persyaratan kontraknya tidak dihormati.
Dalam sebuah wawancara pada Agustus 2021, Setién mengungkapkan bahwa ia tidak yakin akan kembali melatih tim. Ia menyatakan bahwa "sepak bola yang saya alami dalam beberapa tahun terakhir bukanlah sepak bola yang saya sukai" dan bahwa "ruang ganti [Barcelona] itu tidak seperti yang pernah saya lihat. Ada sesuatu yang berbeda. Saya terkejut."
2.6. Villarreal CF
Setién kembali ke dunia kepelatihan pada 25 Oktober 2022, menggantikan Unai Emery yang pindah ke Aston Villa, sebagai pelatih Villarreal CF. Ia memimpin tim meraih posisi kelima di musim 2022-23, sehingga berhasil lolos ke UEFA Europa League musim 2023-24. Namun, pada 5 September 2023, Setién dipecat karena hasil yang buruk, setelah tim hanya meraih satu kemenangan dan tiga kekalahan dalam empat pertandingan pembuka musim 2023-24.
2.7. Beijing Guoan
Pada 10 Desember 2024, Quique Setién ditunjuk sebagai pelatih klub Liga Super Tiongkok, Beijing Guoan.
3. Taktik dan Filosofi
Gaya kepelatihan Quique Setién sangat dipengaruhi oleh kecintaannya pada catur. Ia menyatakan bahwa catur adalah "fundamental bagi filosofi kepelatihan saya" dan bahwa "perasaan meninggalkan jejak yang lebih kuat daripada hasil." Pendekatannya dalam sepak bola menekankan pada penguasaan bola yang dominan dan kontrol lini tengah, mirip dengan strategi dalam permainan catur yang berfokus pada dominasi papan.
4. Kehidupan Pribadi
Quique Setién memiliki seorang putra bernama Laro, yang juga seorang pemain sepak bola dan berposisi sebagai gelandang. Ayah mertuanya, José Antonio Lozano, juga bermain di divisi kedua Spanyol pada awal tahun 1960-an. Menariknya, ketiga kerabat ini (Quique, Laro, dan José Antonio) pernah mewakili klub Racing de Santander.
Selain bahasa Spanyol aslinya, Setién juga fasih berbahasa Inggris dan Italia. Ia adalah seorang pemain catur yang antusias dengan peringkat FIDE 1965. Ia pernah bermain pertandingan melawan mantan juara dunia Garry Kasparov dan Anatoly Karpov, meskipun hasil pertandingan tersebut tidak dipublikasikan.
Sebelum menjadi manajer Barcelona, Setién tinggal di Liencres, sekitar 9 km di sebelah barat Santander, sebuah daerah yang dikenal dengan banyaknya sapi. Ia pernah berkomentar, "Kemarin saya berjalan melewati sapi-sapi di kampung halaman saya; hari ini saya berada di tempat latihan Barcelona melatih pemain terbaik dunia, sebuah klub yang luar biasa." Pada April 2020, dalam sebuah wawancara dengan TV3, ia berbicara tentang mimpinya memenangkan gelar La Liga dan Liga Champions, dengan mengatakan: "Jika bisa keduanya, lebih baik. Dan tentu saja saya bermimpi berjalan-jalan di Liencres bersama sapi-sapi sambil mengangkat trofi Liga Champions dan menunjukkannya kepada mereka." Setién memiliki tinggi 183 cm dan berat 76 kg.
5. Statistik Kepelatihan
Berikut adalah catatan statistik kepelatihan Quique Setién berdasarkan tim dan masa jabatannya:
Tim | Dari | Hingga | Catatan | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Main | Menang | Seri | Kalah | % Menang | |||
Racing Santander | 4 Oktober 2001 | 19 Juni 2002 | 36 | 18 | 10 | 8 | 50.00 |
Poli Ejido | 1 Juli 2003 | 17 November 2003 | 13 | 2 | 4 | 7 | 15.38 |
Guinea Khatulistiwa | 1 Oktober 2006 | 31 Desember 2006 | 1 | 0 | 0 | 1 | 0.00 |
Logroñés | 30 Mei 2007 | 15 Januari 2008 | 20 | 5 | 6 | 9 | 25.00 |
Lugo | 10 Juni 2009 | 8 Juni 2015 | 262 | 99 | 84 | 79 | 37.79 |
Las Palmas | 19 Oktober 2015 | 26 Mei 2017 | 78 | 26 | 18 | 34 | 33.33 |
Betis | 26 Mei 2017 | 19 Mei 2019 | 94 | 39 | 22 | 33 | 41.49 |
Barcelona | 13 Januari 2020 | 17 Agustus 2020 | 25 | 16 | 4 | 5 | 64.00 |
Villarreal | 25 Oktober 2022 | 5 September 2023 | 39 | 18 | 6 | 15 | 46.15 |
Beijing Guoan | 10 Desember 2024 | sekarang | 1 | 1 | 0 | 0 | 100.00 |
Total | 569 | 224 | 154 | 191 | 39.37 |
6. Gelar Pemain
Berikut adalah daftar penghargaan dan gelar yang diraih Quique Setién selama karier bermainnya.
Atlético Madrid
- Supercopa de España: 1985
- Runner-up Piala Winners UEFA: 1985-86
7. Penilaian dan Dampak
7.1. Penilaian sebagai Pelatih
Sebagai pelatih, Quique Setién dikenal dengan gaya permainannya yang berfokus pada penguasaan bola dan dominasi lini tengah, yang ia sebut sangat dipengaruhi oleh kecintaannya pada catur. Ia berhasil membawa CD Lugo promosi ke divisi kedua dan mempertahankan mereka di sana selama beberapa musim, menunjukkan kemampuannya dalam membangun tim yang solid. Di UD Las Palmas, ia berhasil menyelamatkan tim dari degradasi dan membawa mereka ke posisi yang aman di La Liga, yang merupakan pencapaian signifikan mengingat kondisi tim saat ia datang.
Periode Setién di Real Betis juga dianggap sukses, di mana ia membawa tim lolos ke UEFA Europa League dan dikenal karena memberikan kesempatan kepada pemain muda dari akademi. Kemenangan atas Real Madrid CF dan FC Barcelona di Camp Nou selama masa kepemimpinannya di Betis menunjukkan potensi taktisnya.
Namun, masa jabatannya di FC Barcelona menjadi titik balik dalam kariernya. Meskipun ia menyatakan ingin membangun gayanya sendiri, ia mengakui kesulitan dalam melakukannya di ruang ganti Barcelona yang ia gambarkan "berbeda" dan "mengejutkan". Kekalahan telak 2-8 dari FC Bayern Munich di UEFA Champions League secara luas dianggap sebagai kegagalan besar yang menyebabkan pemecatannya. Setelah Barcelona, Setién sempat menyatakan bahwa ia mungkin tidak akan melatih lagi karena "sepak bola yang ia alami dalam beberapa tahun terakhir bukanlah sepak bola yang saya sukai," mencerminkan kekecewaannya terhadap aspek-aspek modern dalam manajemen sepak bola. Meskipun demikian, ia kembali melatih Villarreal CF dan berhasil membawa mereka lolos ke UEFA Europa League, menunjukkan kemampuannya untuk beradaptasi dan meraih hasil positif.
7.2. Kontroversi dan Kritik
Sepanjang kariernya, Setién menghadapi beberapa kontroversi dan kritik. Sebagai pemain, ia pernah berselisih dengan ketua klub Atlético Madrid, Jesús Gil, yang membatasi waktu bermainnya. Dalam karier kepelatihan, ia meninggalkan UD Las Palmas karena perselisihan dengan manajemen klub.
Pemecatannya dari FC Barcelona pada Agustus 2020 adalah salah satu momen paling kontroversial. Kekalahan memalukan 2-8 dari Bayern Munich memicu kritik tajam dari media dan penggemar. Setelah pemecatan tersebut, Setién mengkonfirmasi bahwa ia akan mengambil tindakan hukum terhadap klub karena merasa persyaratan kontraknya tidak dihormati. Di Real Betis, meskipun meraih sukses awal, ia juga menghadapi kritik dari penggemar setelah tim tersingkir dari Copa del Rey. Pemecatannya dari Villarreal CF pada September 2023 juga terjadi karena hasil yang buruk di awal musim, menjadikannya pelatih pertama yang dipecat di La Liga musim tersebut.
7.3. Dampak
Dampak utama Quique Setién dalam dunia sepak bola terletak pada filosofi permainannya yang khas, yang sangat dipengaruhi oleh catur. Pendekatannya yang mengutamakan penguasaan bola dan dominasi lini tengah telah menginspirasi beberapa pemain dan pelatih. Ia adalah salah satu pelatih yang mencoba menerapkan gaya bermain yang menarik dan berbasis pada kontrol, terlepas dari hasil akhir. Meskipun karier kepelatihannya di klub-klub besar seperti Barcelona berakhir dengan pemecatan, ia tetap diingat sebagai seorang pelatih dengan prinsip taktis yang kuat dan konsisten.