1. Overview
Ralph Glasser (3 April 1916 - 6 Maret 2002) adalah seorang psikolog, ekonom, penasihat bagi negara-negara berkembang, dan penulis asal Skotlandia. Ia dikenal luas atas sumbangsihnya dalam bidang ekonomi dan hubungan masyarakat, serta karya-karya otobiografinya yang sangat dipuji, yang secara kolektif dikenal sebagai kuartet otobiografi. Kehidupan Glasser yang multifaset, mulai dari masa kecilnya di daerah kumuh Gorbals di Glasgow hingga perjalanan akademisnya di Universitas Oxford dan karier internasionalnya, membentuk pandangan kritisnya terhadap masyarakat dan politik. Artikel ini akan menguraikan perjalanan hidup Glasser, karya-karyanya yang signifikan, serta pandangan filosofis dan sosial-ekonominya yang mendalam.
2. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Ralph Glasser lahir dari orang tua Yahudi di Leeds, Inggris. Namun, ketika ia baru berusia beberapa bulan, keluarganya pindah ke sebuah flat di rumah susun di daerah Gorbals di Glasgow, Skotlandia. Area ini telah dikenal luas sebagai salah satu daerah kumuh terbesar di Eropa.
2.1. Masa Kecil dan Kemiskinan
Lingkungan awal Glasser di Gorbals ditandai oleh kemiskinan dan kesulitan. Ibunya meninggal dunia ketika ia baru berusia enam tahun, dan kedua kakak perempuannya segera pergi, meninggalkannya untuk diasuh seorang diri oleh ayahnya yang memiliki kecanduan judi. Glasser menggambarkan kondisi lingkungannya saat itu: "Jalanan licin oleh sampah dan seringkali oleh muntahan pemabuk. Itu adalah tempat yang kotor dan miskin... Bangunan bergaya Victoria, dari batu pasir merah yang menghitam karena asap... dalam kondisi rusak. Papan lantai yang pecah dan terkelupas terkadang ambruk di bawah kaki. Dinding interior membawa bercak noda dari serangkaian pipa yang pecah. Tikus dan mencit bergerak bebas...." Jenis perumahan yang Glasser gambarkan ini bertahan hingga tahun 1960-an. Glasser mengenang "perjuangan berulang di garis batas bertahan hidup: kebersamaan dan ekonomi informal".
2.2. Perkembangan Intelektual dan Pendidikan Awal
Meskipun tumbuh dalam kondisi yang sulit, Glasser menunjukkan kecerdasan yang luar biasa sejak dini. Sebagai seorang anak laki-laki, ia telah mempelajari Teori Relativitas dan bahkan menghadiri ceramah yang disampaikan oleh Albert Einstein ketika ia berusia tiga belas tahun. Namun, karena keterbatasan keadaan keluarga, ia tidak dapat melanjutkan studi akademis secara formal. Ia mulai bekerja terlebih dahulu sebagai "tukang sabun" untuk seorang tukang cukur, kemudian sebagai penekan di pabrik garmen. Di waktu luangnya, ia belajar secara mandiri di Perpustakaan Mitchell di Glasgow. Ia juga menghadiri kamp-kamp sosialis, tetapi sepanjang hidupnya ia tetap mempertahankan pandangan skeptis terhadap utopia yang dibangun secara politis.
3. Pendidikan di Oxford
Glasser terus melanjutkan studinya dan pada akhir tahun 1930-an, ia berhasil memenangkan beasiswa untuk kuliah di Universitas Oxford. Salah satu pertanyaan yang ia jawab dalam ujian masuk adalah "Apakah sains telah meningkatkan kebahagiaan manusia?" Jawabannya sangat tegas: "Tidak." Ia bersepeda lebih dari 482802 m (300 mile) menuju Oxford hanya dengan mengenakan celana pendek khaki.
Glasser pertama kali menempuh pendidikan di Ruskin College, sebuah perguruan tinggi yang berfokus pada pendidikan bagi pekerja dewasa. Kemudian, ia pindah ke Magdalen College, di mana ia mengambil jurusan Filsafat, Politik, dan Ekonomi (PPE). Ia menggambarkan kesulitan yang dihadapi orang-orang dalam berinteraksi dengan seorang mahasiswa dari kelas pekerja seperti dirinya: "Di masa pra-perang, bagi seorang pria dari Gorbals untuk datang ke Oxford adalah hal yang tidak terpikirkan, seperti bertemu dengan seorang bushman mentah di klub St James, sesuatu yang tidak ada respons standar untuknya. Bagaimanapun, bagi anggota kelas bos, seseorang dari Gorbals pada dasarnya adalah seorang bushman, Gorbals itu sendiri sama jauh dan tidak dapat diketahui seperti Gurun Kalahari."
Mengingat prasangka yang berlaku di masyarakat pada masanya, yang "membebani setiap langkah hidup kami", Glasser cenderung menyembunyikan fakta bahwa ia adalah seorang Yahudi. Ia merasa perlu "menguburnya di balik semacam warna pelindung, agar kami dapat menjalani jalan pribadi kami seperti orang lain." Di Oxford, Philip Toynbee mencoba merekrutnya ke Partai Komunis, namun tidak berhasil. Setelah bertugas dalam Perang Dunia II, ia melanjutkan studinya dan bertemu dengan tokoh-tokoh terkenal pada masa itu seperti Victor Gollancz, yang putrinya sempat ia kencani, dan Harold Laski.
4. Karier Pasca-Perang dan Aktivitas Internasional
Setelah Perang Dunia II, Glasser melanjutkan perjalanan akademis dan profesionalnya, memperluas wawasannya ke berbagai bidang dan peran penasihat.
4.1. Studi Ekonomi dan Peran Penasihat
Glasser mengambil gelar lain dalam bidang ekonomi di London School of Economics (LSE). Setelah itu, ia mulai bekerja di bidang hubungan masyarakat, British Council, dan memegang peran penasihat bagi pemerintah di Asia dan Afrika. Meskipun ia bertemu banyak orang terkenal seiring dengan meluasnya cakrawala hidupnya, ia merasa "Gorbals selalu di bahu saya, seperti Hound of Heaven", menunjukkan bagaimana asal-usulnya terus membentuk identitas dan pandangannya.
4.2. Keterlibatan Internasional dan Aktivitas Komunitas
Untuk beberapa waktu, Glasser pindah ke sebuah desa di Italia. Pengalaman ini menghasilkan sebuah buku berjudul The Net and the Quest dan sebuah film dokumenter yang diproduksi oleh BBC. Ia juga terlibat dalam Council of Christians and Jews, sebuah organisasi yang mempromosikan pemahaman dan kerja sama antara umat Kristen dan Yahudi, di mana ia bekerja bersama Father Tom Corbishley dan Hugo Gryn.
5. Karya Sastra dan Otobiografi
Ralph Glasser memberikan kontribusi penting sebagai seorang penulis, terutama melalui karya-karya otobiografinya yang sangat diakui dan buku-buku lainnya yang mencerminkan pandangan sosial-ekonomi dan filosofisnya.
5.1. Kuartet Otobiografi
Glasser dikenal luas atas karya-karya otobiografisnya yang awalnya merupakan trilogi, namun kemudian diperluas menjadi kuartet. Volume pertama, Growing Up in the Gorbals, diterbitkan pada tahun 1986 dan mendapat pujian tinggi. Karya ini diikuti oleh Gorbals Boy at Oxford pada tahun 1988, dan Gorbals Voices, Siren Songs pada tahun 1990. Dalam buku terakhirnya, A Gorbals Legacy (2000), ia kembali merenungkan bagaimana "Faustian Familiar"-nya telah membentuk dan memengaruhi jalan hidupnya.
5.2. Karya Lainnya
Selain kuartet otobiografinya, Glasser juga menerbitkan beberapa buku lain yang membahas berbagai topik sosial, ekonomi, dan filosofis. Beberapa karyanya yang signifikan meliputi:
- The New High Priesthood: The Social, Ethical and Political Implications of a Marketing-Orientated Society (1967)
- Planned Marketing: Policy for Business Growth (1968)
- A Nice Jewish Boy (1968)
- Leisure - Penalty Or Prize? (1970)
- The Net and the Quest: Patterns of Community and How They Can Survive Progress (1977)
- Scenes from a Highland Life
- Town Hall: Local Government at Work in Britain Today (1984)
- The Far Side of Desire (1994)
6. Pandangan Filosofis dan Sosial Ekonomi
Pandangan filosofis dan sosial-ekonomi Ralph Glasser sangat dipengaruhi oleh pengalaman hidupnya, terutama masa kecilnya di Gorbals dan perjalanan akademisnya. Ia mempertahankan pandangan skeptis terhadap utopia yang dibangun secara politis, sebuah sikap yang terbentuk sejak ia menghadiri kamp-kamp sosialis di masa mudanya.
Dalam karyanya The New High Priesthood, Glasser secara kritis menganalisis implikasi sosial, etika, dan politik dari masyarakat yang berorientasi pada pemasaran. Ia mengamati bagaimana nilai-nilai pasar mulai mendominasi aspek-aspek kehidupan yang lebih luas. Selain itu, dalam The Net and the Quest, ia merenungkan pola-pola komunitas dan bagaimana mereka dapat bertahan di tengah kemajuan. Pemikirannya mencerminkan keprihatinan mendalam terhadap hilangnya nilai-nilai kemanusiaan dan kebersamaan dalam masyarakat modern.
7. Kehidupan Pribadi
Pada tahun 1965, Ralph Glasser menikah dengan agen sastra Jacqueline Korn. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai dua orang anak: Roland Glasser (lahir 1973), yang kemudian menjadi seorang penerjemah sastra dari bahasa Prancis; dan Miranda Glasser (lahir 1975), yang berkarier sebagai produser televisi.
8. Kematian
Ralph Glasser meninggal dunia pada tanggal 6 Maret 2002.
9. Penilaian dan Warisan
Karya-karya otobiografi Ralph Glasser, khususnya kuartetnya, menerima pujian tinggi dari para kritikus. Melalui tulisan-tulisannya, Glasser tidak hanya menceritakan kisah hidupnya yang luar biasa dari kemiskinan menuju pencapaian intelektual, tetapi juga memberikan wawasan mendalam tentang kondisi sosial, kemiskinan, dan prasangka di Inggris dan Skotlandia pada abad ke-20. Warisannya terletak pada kemampuannya untuk menggabungkan narasi pribadi dengan analisis sosial-ekonomi yang tajam, menawarkan perspektif unik tentang perubahan masyarakat dan perjuangan individu di dalamnya.
10. Pengaruh
Tulisan-tulisan dan ide-ide Ralph Glasser memiliki pengaruh signifikan, terutama bagi pembaca yang tertarik pada sejarah sosial, otobiografi, dan kritik sosial. Karya-karya otobiografinya memberikan gambaran yang hidup tentang kehidupan kelas pekerja di daerah kumuh dan tantangan mobilitas sosial, menginspirasi pemahaman yang lebih dalam tentang dampak lingkungan terhadap perkembangan individu. Pandangan kritisnya terhadap masyarakat yang berorientasi pada pemasaran dan skeptisismenya terhadap utopia politik juga relevan dalam diskusi kontemporer tentang globalisasi, konsumerisme, dan ideologi politik.
11. Tokoh Terkait
- Rollo May
- Irvin Yalom
- William Glasser