1. Overview
Ri Je-gang (리제강Bahasa Korea, lahir tahun 1930 - meninggal 2 Juni 2010) adalah seorang politikus terkemuka di Korea Utara yang memainkan peran penting dalam Partai Buruh Korea (WPK) dan pemerintahan di bawah kepemimpinan Kim Jong Il. Ia menjabat sebagai Deputi Kepala Pertama di Departemen Organisasi dan Bimbingan Partai Buruh Korea (OGD), sebuah posisi yang memberinya kekuasaan substansial dalam urusan personalia dan kebijakan internal partai. Kehidupannya ditandai dengan kenaikan karier yang pesat, keterlibatannya dalam operasi pembersihan pejabat tinggi, dan perannya dalam mendukung suksesi kepemimpinan Kim Jong Il. Kematiannya yang mendadak akibat kecelakaan mobil pada tahun 2010 memicu berbagai spekulasi mengenai kemungkinan adanya perebutan kekuasaan atau pembunuhan. Artikel ini akan menguraikan perjalanan hidupnya, perannya dalam politik Korea Utara, serta kontroversi seputar kematiannya dan penilaian kritis terhadap dampaknya pada sistem politik dan hak asasi manusia di negara tersebut.
2. Kehidupan
Ri Je-gang lahir pada tahun 1930 di Kangdong, Provinsi Pyongan Selatan, yang saat itu berada di bawah pendudukan Jepang. Perjalanannya di dalam Partai Buruh Korea dimulai pada tahun 1970-an, mengantarkannya ke posisi-posisi kunci yang memungkinkannya memegang pengaruh besar dalam struktur kekuasaan Korea Utara.
2.1. Kehidupan Awal dan Pendidikan
Ri Je-gang lahir pada tahun 1930 di Kangdong, Provinsi Pyongan Selatan. Ia menempuh pendidikan di Universitas Kim Il Sung, sebuah institusi pendidikan tinggi terkemuka di Korea Utara, yang menjadi fondasi bagi karier politiknya.
2.2. Karier di Partai Buruh Korea
Karier Ri Je-gang di Partai Buruh Korea dimulai pada tahun 1973 ketika ia memasuki Departemen Organisasi dan Bimbingan Partai Buruh Korea (OGD). Ia dikenal sebagai salah satu pejabat paling tepercaya dan berpengaruh di bawah kepemimpinan Kim Jong Il, yang kemudian secara signifikan memperkuat posisinya di dalam partai.
2.2.1. Aktivitas di Departemen Organisasi dan Bimbingan
Ri Je-gang bergabung dengan Departemen Organisasi dan Bimbingan (OGD) Partai Buruh Korea sebagai seorang instruktur atau petugas bimbingan pada tahun 1973. Akuisisi departemen tersebut oleh Kim Jong Il pada tahun yang sama menjadi dasar bagi persahabatan mereka dan memperkuat posisi Ri Je-gang. Ia diangkat sebagai deputi kepala departemen yang sama pada Oktober 1982, sekaligus menjabat sebagai sekretaris pribadi Kim Jong Il. Perannya sebagai sekretaris pribadi memberinya akses langsung dan pengaruh besar terhadap pemimpin tertinggi, menegaskan kedudukannya sebagai sosok sentral di lingkaran dalam kekuasaan. Pada tahun 2001, ia dipromosikan menjadi kepala deputi pertama di OGD, jabatan yang dipegangnya hingga akhir hayatnya.
2.2.2. Perolehan Kekuasaan dan Keterlibatan dalam Pembersihan
Sebagai Kepala Deputi Pertama di Departemen Organisasi dan Bimbingan, Ri Je-gang memegang kekuasaan yang sangat besar dan substantif. Departemen ini adalah pusat kekuasaan de facto di Korea Utara, mengendalikan personalia dan memiliki wewenang untuk melakukan pembersihan (pembersihan politik) di seluruh Partai Buruh Korea, Tentara Rakyat Korea, dan pemerintahan. Departemen ini juga menggunakan Kementerian Keamanan Negara sebagai alatnya. Meskipun posisi kepala departemen secara resmi kosong, Kim Jong Il sendiri bertindak sebagai kepala de facto, sementara tiga hingga empat kepala deputi pertama, termasuk Ri Je-gang, menjalankan urusan praktis. Ri Je-gang secara luas dilaporkan telah mengarahkan banyak pembersihan pejabat senior pemerintah selama masa pemerintahan Kim Jong Il. Ia dituduh menjatuhkan hukuman mati kepada banyak pejabat yang diberangus, meskipun bawahan-bawahannya merekomendasikan hukuman yang lebih ringan seperti pendidikan ulang. Keterlibatannya dalam eksekusi mati ini menjadi salah satu aspek paling kritis dari kariernya, menunjukkan kekuasaan mutlak yang dimilikinya dalam menjaga stabilitas rezim melalui penindasan.
2.2.3. Perebutan Kekuasaan dengan Jang Sung-taek
Ri Je-gang memiliki persaingan yang panjang dan intens dengan Jang Sung-taek, yang juga merupakan kepala deputi pertama di Departemen Organisasi dan Bimbingan (menangani administrasi). Keduanya dianggap sebagai rival utama dalam perebutan pengaruh di dalam partai. Ri Je-gang juga dikenal karena perannya dalam mendukung suksesi kepemimpinan Kim Jong Il. Sementara Jang Sung-taek dan istrinya, Kim Kyong-hui, dilaporkan mendukung putra tertua Kim Jong Il, Kim Jong-nam, Ri Je-gang, dengan dukungan dari Ko Yong-hui, dituduh menjadi pendukung utama putra kedua dan ketiga Kim Jong Il, yaitu Kim Jong-chol dan Kim Jong-un. Ri Je-gang juga memiliki pengaruh yang signifikan di lingkungan militer Korea Utara. Persaingan ini mencerminkan dinamika kekuasaan yang kompleks dan perebutan pengaruh di antara elit Korea Utara, yang kemudian memunculkan spekulasi seputar kematiannya. Pada April 1992, Ri Je-gang dianugerahi Orde Kim Il Sung, dan pada Oktober 2005, ia ditunjuk sebagai anggota komite pemakaman nasional saat kematian Yon Hyong-muk, yang semakin menunjukkan posisinya di dalam lingkaran elit Korea Utara.
3. Kematian
Kematian Ri Je-gang pada Juni 2010 menjadi sorotan, tidak hanya karena posisinya yang sangat berpengaruh, tetapi juga karena berbagai spekulasi yang mengelilingi penyebabnya, yang seringkali dikaitkan dengan dinamika politik internal Korea Utara.
3.1. Kematian Akibat Kecelakaan Mobil
Ri Je-gang meninggal dunia pada 2 Juni 2010. Media resmi Korea Utara mengumumkan bahwa ia meninggal akibat cedera yang dideritanya dalam kecelakaan mobil. Pengumuman ini disampaikan secara resmi, namun rincian lebih lanjut mengenai kecelakaan tersebut tidak pernah diungkapkan secara transparan.
3.2. Kecurigaan Mengenai Penyebab Kematian
Meskipun pemerintah Korea Utara menyatakan bahwa Ri Je-gang meninggal karena kecelakaan mobil, berbagai teori dan kecurigaan muncul mengenai penyebab sebenarnya dari kematiannya. Spekulasi termasuk kemungkinan adanya tindak kejahatan atau pembunuhan. Andrei Lankov, seorang profesor dari Universitas Kookmin, menganggap kematiannya mencurigakan, mengingat minimnya lalu lintas di Korea Utara. Lankov juga menyebut kematian Ri Je-gang sebagai "bagian dari tradisi panjang" politikus yang meninggal dalam insiden lalu lintas misterius di negara tersebut, menyiratkan pola pembunuhan politik.
Di sisi lain, analis Korea Utara, Lee Sang-hyun dari Sejong Institute, menduga bahwa kematian Ri Je-gang mungkin disebabkan oleh penjelasan yang lebih sederhana, yaitu kemungkinan ia mengemudi di bawah pengaruh alkohol setelah kembali dari pesta yang diadakan oleh Kim Jong Il, dan tidak dapat mengendalikan kendaraannya di jalanan yang penerangannya buruk dan kurang terawat.
Kecurigaan semakin menguat karena serangkaian kematian pejabat tinggi di Departemen Organisasi dan Bimbingan dalam waktu berdekatan. Pada tahun yang sama dengan kematian Ri Je-gang, Ri Yong-chol (juga seorang kepala deputi pertama OGD yang bertanggung jawab atas urusan militer) meninggal karena serangan jantung. Kemudian, pada Januari 2011, Pak Jong-sun, kepala deputi pertama OGD lainnya, meninggal karena kanker paru-paru. Tiga kepala deputi pertama Departemen Organisasi dan Bimbingan meninggal berturut-turut dalam kurun waktu sembilan bulan. Kondisi ini memperkuat dugaan bahwa Ri Je-gang dan dua kepala deputi lainnya mungkin menjadi korban pembunuhan dalam perebutan kekuasaan dengan Jang Sung-taek, sebuah insiden yang kemudian menjadi preseden bagi pembersihan di masa depan di bawah rezim.
4. Penilaian dan Kritik
Penilaian terhadap Ri Je-gang dan perannya dalam politik Korea Utara sangat bervariasi, mencakup pengakuan atas pengaruhnya yang signifikan serta kritik tajam terhadap metode yang digunakannya, terutama dalam konteks pembersihan politik dan dugaan penyebab kematiannya.
4.1. Signifikansi Historis dan Pengaruh
Ri Je-gang memegang posisi yang luar biasa kuat dalam sistem politik Korea Utara, khususnya di dalam Departemen Organisasi dan Bimbingan. Departemen ini adalah inti dari kekuasaan negara, memiliki kendali penuh atas personalia dan proses pembersihan di seluruh partai, militer, dan pemerintahan. Sebagai Kepala Deputi Pertama, Ri Je-gang mampu mengendalikan kebijakan dan personel, menjadikannya salah satu figur paling berpengaruh setelah Kim Jong Il. Perannya sebagai sekretaris pribadi Kim Jong Il lebih lanjut memperkuat posisinya, memungkinkannya menjadi jembatan utama antara pemimpin dan hierarki bawah. Pengaruhnya tidak hanya terbatas pada intrik politik dan pembersihan, tetapi juga meluas pada proses suksesi kepemimpinan, di mana ia secara aktif mendukung transfer kekuasaan kepada Kim Jong-chol dan Kim Jong-un. Dengan demikian, Ri Je-gang adalah arsitek utama di balik konsolidasi kekuasaan Kim Jong Il dan pembentukan landasan bagi suksesi di masa depan, yang memiliki dampak jangka panjang terhadap stabilitas dan arah politik Korea Utara.
4.2. Kritik Mengenai Pembersihan dan Kematian
Kritik terhadap Ri Je-gang sebagian besar berpusat pada keterlibatannya dalam operasi pembersihan dan penggunaan hukuman mati yang kejam. Ia dituduh secara langsung memerintahkan eksekusi banyak pejabat senior, mengabaikan rekomendasi bawahannya untuk hukuman yang lebih ringan seperti pendidikan ulang. Tindakan ini mencerminkan rezim yang keras dan brutal, di mana hak asasi manusia diabaikan demi menjaga loyalitas dan stabilitas kekuasaan.
Selain itu, kematiannya yang misterius menjadi subjek evaluasi kritis yang luas. Dugaan bahwa kematiannya bukan sekadar kecelakaan tetapi hasil dari perebutan kekuasaan atau pembunuhan politik telah diperkuat oleh kematian pejabat OGD lainnya dalam waktu singkat. Pandangan ini menunjukkan bahwa bahkan di tingkat tertinggi hierarki Korea Utara, kehidupan para pejabat tidak aman dan bisa menjadi korban dalam pertarungan internal untuk pengaruh. Kritik ini menyoroti sifat opresif dari sistem politik Korea Utara, di mana konflik antar elit dapat berujung pada hilangnya nyawa, tanpa ada akuntabilitas atau transparansi yang berarti.