1. Kehidupan dan Pendidikan
1.1. Masa Muda dan Pendidikan
Richard Altmann lahir pada 12 Maret 1852 di Deutsch Eylau, yang saat itu merupakan bagian dari Provinsi Prusia. Saat ini, tempat tersebut dikenal sebagai Iława, Polandia. Ia menempuh pendidikan kedokteran di beberapa universitas terkemuka di Jerman, termasuk Greifswald, Königsberg, Marburg, dan Giessen. Perjalanan akademisnya berpuncak pada tahun 1877, ketika ia berhasil meraih gelar Doktor dari Universitas Giessen.
q=Iława, Polandia|position=left
1.2. Awal Karier
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Altmann memulai tahap awal karier profesionalnya. Ia bekerja sebagai prosektor di Leipzig, sebuah posisi yang melibatkan diseksi dan pemeriksaan spesimen biologis, sering kali untuk tujuan pendidikan atau penelitian. Pada tahun 1887, berkat keahlian dan dedikasinya, ia diangkat sebagai profesor anatomi (luar biasa), menandai pengakuan awal terhadap kontribusinya dalam bidang ilmu pengetahuan.
1.3. Kematian
Richard Altmann meninggal dunia pada 8 Desember 1900 di Hubertusburg, Jerman. Penyebab kematiannya adalah kelainan saraf yang dideritanya.
q=Hubertusburg, Jerman|position=right
2. Kontribusi Ilmiah
Richard Altmann memberikan kontribusi yang signifikan dalam bidang histologi dan biokimia, terutama melalui perbaikan metodologi, observasi, serta usulan nomenklatur baru yang fundamental bagi biologi sel.
2.1. Metodologi dan Observasi Histologis
Altmann dikenal karena perbaikan metodologi penelitian histologinya. Ia mengembangkan dan meningkatkan metode fiksasi jaringan, yang sangat penting untuk mempertahankan struktur selular saat persiapan spesimen mikroskopis. Salah satu solusinya yang terkenal adalah campuran kalium dikromat dan osmium tetroksida. Selain itu, ia juga mengembangkan teknik pewarnaan baru yang inovatif, yaitu dengan menggunakan fuchsin asam yang kemudian dikontraskan dengan asam pikrat disertai pemanasan halus.
Dengan menggunakan metode fiksasi dan pewarnaan yang telah diperbaiki ini, Altmann mampu mengamati filamen dan granula di hampir semua tipe sel yang ia teliti. Ia melihat bahwa struktur-struktur ini berkembang dari granula yang lebih kecil, menunjukkan sebuah organisasi internal yang kompleks dalam sel.
2.2. Teori Bioblast
Berdasarkan pengamatannya terhadap granula intraseluler, Altmann mengajukan sebuah teori yang revolusioner pada masanya. Ia menamai granula-granula yang diamatinya tersebut sebagai "bioblast". Dalam bukunya yang terbit pada tahun 1890, berjudul Die Elementarorganismen und ihre Beziehungen zu den Zellen (Organisme Elementer dan Hubungannya dengan Sel), Altmann menjelaskan bahwa bioblast adalah unit kehidupan dasar yang memiliki otonomi metabolisme dan genetika. Menurutnya, bioblast adalah organisme elementer yang setara dengan mikroorganisme dan dapat ditemukan di mana saja di mana "kekuatan hidup" dilepaskan atau diinisiasi.
Konsep bioblast ini menegaskan bahwa sel-sel tidak hanya sekumpulan materi, tetapi terdiri dari unit-unit yang lebih kecil dan mandiri yang bertanggung jawab atas aktivitas vital sel. Bukunya merinci pandangan bahwa mikroorganisme dan granula adalah setara dan mewakili organisme elementer yang ada di mana pun kekuatan hidup dimulai.
2.3. Penciptaan Istilah "Asam Nukleat"
Salah satu kontribusi Altmann yang paling bertahan lama dan tak terbantahkan adalah perannya dalam penciptaan istilah "asam nukleat" (nucleic acid). Pada tahun 1889, ia mengusulkan untuk mengganti istilah "nuklein" yang sebelumnya diperkenalkan oleh Friedrich Miescher pada tahun 1869. Usulan ini muncul setelah demonstrasi ilmiah yang menunjukkan bahwa nuklein, zat yang diisolasi Miescher dari inti sel, memiliki sifat asam. Dengan demikian, istilah "asam nukleat" lebih tepat mencerminkan sifat kimia dari senyawa tersebut, yang kini kita kenal sebagai DNA dan RNA, dan merupakan dasar dari materi genetik.
3. Karya Utama
Richard Altmann menerbitkan beberapa karya akademik penting yang memaparkan hasil penelitian dan teorinya, memberikan dampak pada pemahaman biologi sel.
Karya-karya utamanya meliputi:
- Über Nucleinsäuren (Mengenai Asam Nukleat), diterbitkan pada tahun 1889 di Archiv für Anatomie und Physiologie. Physiologische Abteilung, Leipzig.
- Zur Geschichte der Zelltheorien (Mengenai Sejarah Teori Sel), sebuah kuliah yang diterbitkan di Leipzig pada tahun 1889.
- Die Elementarorganismen und ihre Beziehungen zu den Zellen (Organisme Elementer dan Hubungannya dengan Sel), diterbitkan pada tahun 1890. Buku ini merupakan karya terpentingnya yang merinci teori bioblastnya, menjelaskan granula sebagai unit kehidupan dasar yang memiliki otonomi metabolik dan genetik.
4. Penilaian dan Warisan
Penelitian dan pencapaian Richard Altmann, khususnya teori bioblastnya, telah mengalami evaluasi dan interpretasi ulang sepanjang sejarah biologi.
4.1. Penilaian dan Kritik Kontemporer
Pada masanya, penjelasan Altmann mengenai bioblast sebagai unit kehidupan dasar yang memiliki otonomi metabolisme dan genetika, mendapat banyak skeptisisme dan kritik keras dari komunitas ilmiah. Konsepnya dianggap terlalu spekulatif dan tidak sesuai dengan pandangan sel sebagai unit struktural dan fungsional dasar yang tunggal. Kritik ini terutama disebabkan oleh keterbatasan teknologi mikroskopis pada saat itu, yang membuat sulit untuk memverifikasi sifat otonom atau peran pasti dari granula-granula yang diamatinya.
4.2. Pengakuan Anumerta dan Warisan
Meskipun teori bioblastnya banyak dikritik pada masa hidupnya, karya Richard Altmann memperoleh pengakuan kembali yang signifikan setelah kematiannya. Dengan kemajuan mikroskop elektron dan biologi molekuler di abad ke-20, para ilmuwan akhirnya dapat mengidentifikasi secara jelas bahwa granula-granula yang diamati Altmann dan ia sebut sebagai "bioblast" sebenarnya adalah mitokondria.
Pengakuan ini menegaskan kecermatan observasi Altmann, meskipun interpretasi fungsionalnya pada saat itu belum dapat sepenuhnya diverifikasi. Mitokondria kini dikenal sebagai organel sel yang bertanggung jawab atas respirasi seluler dan produksi energi (ATP), sebuah fungsi vital yang sesuai dengan gagasan Altmann tentang "unit kehidupan dasar" yang memiliki otonomi metabolisme. Warisan Altmann, oleh karena itu, adalah perintisannya dalam mengidentifikasi struktur seluler penting yang, meskipun salah dinamai dan salah dipahami pada awalnya, terbukti fundamental bagi biologi modern.