1. Ikhtisar
Richarlyson Barbosa Felisbino, atau lebih dikenal sebagai Richarlyson (lahir 27 Desember 1982), adalah seorang mantan pesepak bola profesional asal Brasil yang dikenal akan perjalanan kariernya yang serbaguna dan perannya yang signifikan dalam memajukan diskusi tentang identitas LGBT di dunia sepak bola. Sepanjang kariernya, ia bermain di berbagai posisi, utamanya sebagai gelandang bertahan, tetapi juga mampu beroperasi sebagai bek kiri atau bek tengah. Richarlyson meraih puncak kesuksesan di level klub dengan memenangkan tiga gelar Campeonato Brasileiro Série A berturut-turut bersama São Paulo FC dan Copa Libertadores bersama Clube Atlético Mineiro. Di luar lapangan, ia menjadi sosok penting dalam advokasi hak-hak LGBT setelah secara terbuka mendeklarasikan diri sebagai biseksual pada tahun 2022, menjadikannya pemain pertama dari tim nasional pria Brasil dan Campeonato Brasileiro Série A yang secara terbuka menyatakan orientasi seksualnya. Perjalanannya ditandai dengan ketahanan luar biasa dalam menghadapi homofobia dan diskriminasi, termasuk gugatan pencemaran nama baik yang kontroversial pada tahun 2007, yang semakin menyoroti perjuangan melawan prasangka di dunia olahraga. Setelah pensiun, Richarlyson melanjutkan kontribusinya di dunia sepak bola sebagai seorang komentator.
2. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Richarlyson Barbosa Felisbino lahir pada tanggal 27 Desember 1982 di Natal, negara bagian Rio Grande do Norte, Brasil. Ia tumbuh dalam lingkungan keluarga yang sangat dekat dengan sepak bola.
2.1. Hubungan Keluarga
Richarlyson berasal dari keluarga pesepak bola yang dikenal di Brasil. Ayahnya, Lela (nama lengkap Reinaldo Felisbino), adalah mantan pesepak bola profesional. Kakak laki-lakinya, Alecsandro, juga seorang penyerang yang sukses di karier profesionalnya. Selain itu, Deco (nama lengkap Anderson Luís de Souza), yang merupakan saudara iparnya, juga seorang pesepak bola ternama yang bermain untuk tim nasional Portugal.
3. Karier Sepak Bola
Richarlyson memulai karier sepak bolanya di tingkat junior sebelum menapaki jalur profesional dan menikmati kesuksesan yang signifikan di beberapa klub besar Brasil, serta sempat merumput di luar negeri. Ia dikenal karena fleksibilitasnya dalam bermain di berbagai posisi.
3.1. Karier Junior dan Awal Profesional
Richarlyson memulai perjalanan sepak bolanya di akademi junior Ituano dari tahun 1998 hingga 2001, di mana ia berhasil memenangkan Copa São Paulo de Juniores, sebuah turnamen junior bergengsi di Brasil. Setelah itu, ia bergabung dengan Santo André pada tahun 2002 hingga 2005, sebuah klub dari wilayah ABC Paulista di São Paulo Raya, yang juga pernah diperkuat ayahnya, Lela.
Selama periode di Santo André, Richarlyson sempat dipinjamkan ke beberapa klub. Pada tahun 2003, ia menghabiskan waktu dengan Fortaleza, bermain dalam 16 penampilan dan mencetak 1 gol. Dari tahun 2003 hingga 2005, ia juga dipinjamkan ke klub papan atas Austria, Salzburg, di mana ia mencatatkan 27 penampilan dan 2 gol. Penampilannya menarik perhatian klub raksasa São Paulo, Palmeiras. Namun, kekhawatiran Richarlyson tentang kemungkinan perubahan nama panggilannya dari 'Richarlyson' menjadi 'Felisbino' yang sulit diucapkan dan dieja, atas permintaan Palmeiras, membuatnya tidak nyaman. Hal ini berujung pada keputusan mendadak untuk bergabung dengan São Paulo, salah satu rival Palmeiras.
3.2. São Paulo FC
Masa Richarlyson di São Paulo FC menjadi salah satu periode paling penting dan sukses dalam karier. Meskipun awal kariernya di klub sempat tertunda karena sengketa hukum antara São Paulo dan Santo André, ia mulai bersinar setelah kedatangan pelatih Muricy Ramalho. Di bawah arahan Ramalho, Richarlyson menikmati fase terbaik dalam kariernya, menjadi bagian integral dari tim São Paulo yang memenangkan tiga gelar Campeonato Brasileiro Série A secara berturut-turut pada tahun 2006, 2007, dan 2008.
Selain kesuksesan di liga, ia juga turut meraih gelar Piala Dunia Antarklub FIFA pada tahun 2005. Terlepas dari kesuksesan klub, Richarlyson menjadi sasaran pengawasan dan pelecehan terus-menerus terkait tuduhan homoseksualitas, bahkan sampai para pendukung São Paulo menyanyikan chants yang merendahkan dan berbau homofobia kepadanya.
Menjelang akhir masanya di São Paulo, performanya menurun dan ia kerap melakukan pelanggaran keras yang berujung pada pengusiran di pertandingan penting. Contohnya, saat pertandingan Copa Libertadores melawan Universitario dan pertandingan melawan Fluminense, di mana ia secara verbal menyerang wasit dengan kata-kata kasar dan homofobik. Insiden pengusiran yang konstan, di samping dugaan kurangnya kualitas teknis, mendorong São Paulo untuk menegosiasikan kepergiannya.
3.3. Clube Atlético Mineiro
Pada tahun 2011, Richarlyson bergabung dengan Atlético Mineiro dari Belo Horizonte, yang merekrutnya sebagai "pembelian top" tahun itu. Di Atlético Mineiro, ia secara konsisten menjadi pemain utama. Richarlyson meraih kesuksesan bersama tim, memenangkan Campeonato Mineiro pada tahun 2012 dan 2013.
Ia juga memainkan peran penting dalam kampanye cemerlang tim di Campeonato Brasileiro Série A 2012, membawa klub kembali ke Copa Libertadores pada tahun 2013 setelah absen selama 13 tahun. Pada tahun 2013, Richarlyson meraih gelar Copa Libertadores bersama Atlético Mineiro. Tahun itu juga menjadi momen spesial baginya karena ia bermain bersama kakaknya, Alecsandro, untuk pertama kalinya dalam satu tim.
3.4. Karier Lanjut dan Pensiun
Setelah masa sukses di Atlético Mineiro, Richarlyson melanjutkan kariernya di beberapa klub lain. Pada tahun 2014, ia bergabung dengan Vitória, bermain dalam 24 pertandingan dan mencetak 1 gol. Namun, setelah degradasi Vitória ke Campeonato Brasileiro Série B, Richarlyson mengumumkan pensiun dari sepak bola pada bulan Desember 2014.
Namun, keputusan itu tidak bertahan lama. Pada tanggal 27 Januari 2015, ia membatalkan masa pensiunnya dan bergabung dengan Chapecoense, setelah sempat menjajal bermain bola voli. Di Chapecoense, ia mencatatkan 13 penampilan.
Setelah Chapecoense, Richarlyson bermain untuk sejumlah klub lain, termasuk:
- Novorizontino pada tahun 2016, dengan 5 penampilan dan 1 gol.
- FC Goa di India pada tahun 2016, dengan 12 penampilan dan 1 gol.
- Guarani pada tahun 2017, dengan 22 penampilan dan 1 gol.
- Cianorte pada tahun 2018, dengan 9 penampilan dan 1 gol.
- Noroeste pada tahun 2019, dengan 16 penampilan dan 1 gol.
- Campinense pada tahun 2019, dengan 2 penampilan.
- Kembali ke Noroeste pada tahun 2020, dengan 11 penampilan dan 2 gol.
- América-RJ pada tahun 2021, dengan 7 penampilan dan 1 gol.
- Dan terakhir, kembali ke Noroeste pada tahun 2021, dengan 11 penampilan dan 1 gol.
Ia akhirnya memutuskan pensiun secara permanen dari sepak bola profesional pada tahun 2021.
3.5. Karier Internasional
Pada puncak kariernya, Richarlyson dipanggil oleh pelatih tim nasional Brasil, Dunga, untuk pertandingan persahabatan melawan Republik Irlandia pada tahun 2008. Dunga, yang merupakan mantan kapten tim nasional, sangat memuji keserbagunaan Richarlyson.
Selama karier internasionalnya, Richarlyson mencatatkan penampilan sebagai berikut:
Tim Nasional | Tahun | Penampilan | Gol |
---|---|---|---|
Brasil | 2008 | 2 | 0 |
Total | 2 | 0 |
4. Gaya Bermain dan Posisi
Richarlyson dikenal sebagai pemain yang sangat serbaguna. Meskipun posisi utamanya adalah gelandang bertahan atau gelandang tengah, ia juga mampu bermain secara efektif sebagai bek kiri atau bek tengah. Fleksibilitas ini menjadikannya aset berharga bagi setiap tim yang ia perkuat, karena ia bisa mengisi berbagai celah di lini tengah maupun belakang. Ia memiliki tinggi 176 cm dan berat 72 kg.
5. Kehidupan Pribadi dan Citra Publik
Kehidupan pribadi Richarlyson, terutama terkait dengan identitas seksualnya, telah menjadi sorotan publik dan memiliki dampak signifikan pada citra serta kariernya.
5.1. Pengakuan Biseksual
Pada tahun 2022, Richarlyson secara terbuka menyatakan dirinya sebagai biseksual dalam sebuah wawancara dengan podcast [https://ge.globo.com/futebol/noticia/2022/06/24/pelo-direito-de-ser-quem-e.ghtml Nos Armários dos Vestiários]. Pengakuan ini menjadikannya pemain pertama yang secara terbuka menyatakan identitas LGBT setelah bermain untuk tim nasional pria Brasil dan di Campeonato Brasileiro Série A. Langkah ini merupakan tonggak penting dalam sejarah sepak bola Brasil dan dunia, memecah stigma dan membuka jalan bagi diskusi yang lebih terbuka tentang keragaman dan inklusi di olahraga.
5.2. Gugatan Pencemaran Nama Baik dan Kontroversi Homofobia
Perjuangan Richarlyson melawan homofobia di dunia sepak bola sudah terjadi jauh sebelum pengakuan biseksualnya pada tahun 2022. Pada tanggal 25 Juni 2007, surat kabar Agora São Paulo melaporkan bahwa seorang pesepak bola dari tim besar akan 'keluar dari lemari' sebagai homoseksual dalam wawancara eksklusif untuk majalah berita mingguan Fantástico. Keesokan harinya, komentator olahraga Brasil, Milton Neves, mengundang direktur klub sepak bola Palmeiras, José Cyrillo Júnior, ke acara TV langsungnya Debate Bola. Selama acara, Neves bertanya kepada Cyrillo Jr. apakah pemain yang akan 'keluar' itu berasal dari timnya. Cyrillo Jr. menjawab bahwa "Richarlyson hampir direkrut oleh Palmeiras". Meskipun publik dan pers secara luas melihat ini sebagai petunjuk yang jelas, Richarlyson tidak memberikan komentar mengenai kasus tersebut pada saat itu.
Fakta bahwa Richarlyson menolak tawaran dari Palmeiras pada menit-menit terakhir, sesaat sebelum menandatangani kontrak dengan rival São Paulo, menempatkannya dalam konflik dengan mantan direktur sepak bola Palmeiras, Salvador Hugo Palaia, yang kemudian menimbulkan spekulasi bahwa tim tersebut mungkin homofobik. Rumor ini kemudian terbukti tidak benar.
Pengacara Richarlyson, Renato Salge, mengajukan gugatan terhadap Cyrillo Jr. atas ganti rugi dan pencemaran nama baik. Namun, hakim Manoel Maximiano Junqueira Filho menolak gugatan tersebut. Dalam keputusannya, hakim menyatakan bahwa sepak bola adalah "olahraga yang gagah perkasa, maskulin, dan bukan homoseksual," dan atas dasar itu, "Richarlyson harus dilarang selamanya oleh FIFA dan tidak pernah diizinkan bermain sepak bola lagi." Ia menyarankan agar pemain homoseksual harus meninggalkan tim atau membentuk tim sendiri. Keputusan kontroversial ini memicu kecaman luas dan menyoroti masalah diskriminasi dan hak asasi manusia di dunia olahraga. Setelah putusan ini, hakim diberi waktu 15 hari untuk menjelaskan dirinya kepada Dewan Kehakiman São Paulo dan juga digugat kembali oleh Salge. Insiden ini menjadi contoh nyata perjuangan yang dihadapi oleh individu LGBT di lingkungan olahraga yang seringkali konservatif.
5.3. Aktivitas Publik Lainnya
Selain kariernya di sepak bola, Richarlyson juga aktif dalam kegiatan publik lainnya. Pada tahun 2023, ia tampil sebagai peserta di acara kompetisi menyanyi realitas [https://gshow.globo.com/realities/the-masked-singer-brasil/2023/noticia/quem-e-richarlyson-ex-jogador-que-participou-do-the-masked-singer-brasil.ghtml The Masked Singer Brasil], di mana ia mengenakan kostum yang menyerupai sebuah filter air keramik.
6. Karier Pasca-Pensiun
Setelah pensiun dari sepak bola profesional pada tahun 2021, Richarlyson tetap terlibat dalam dunia olahraga. Saat ini, ia bekerja sebagai pundit atau analis sepak bola untuk SporTV, sebuah saluran televisi olahraga Brasil.
7. Prestasi
Richarlyson telah meraih berbagai gelar dan penghargaan penting sepanjang karier profesionalnya di level klub:
- Santo André
- Copa do Brasil: 2004
- São Paulo
- Piala Dunia Antarklub FIFA: 2005
- Campeonato Brasileiro Série A: 2006, 2007, 2008
- Atlético Mineiro
- Campeonato Mineiro: 2012, 2013
- Copa Libertadores: 2013
- Individual
- Campeonato Brasileiro Série A Team of the Year: 2007
- Bola de Prata: 2007
8. Statistik Karier
Berikut adalah ringkasan statistik karier profesional Richarlyson:
Klub | Musim | Penampilan | Gol |
---|---|---|---|
Santo André | 2002-2005 | 33 | 9 |
Fortaleza (pinjaman) | 2003 | 16 | 1 |
Salzburg (pinjaman) | 2003-2005 | 27 | 2 |
São Paulo | 2005-2010 | 147 | 6 |
Atlético Mineiro | 2011-2013 | 66 | 1 |
Vitória | 2014 | 24 | 1 |
Chapecoense | 2015 | 13 | 0 |
Novorizontino | 2016 | 5 | 1 |
Goa | 2016 | 12 | 1 |
Guarani | 2017 | 22 | 1 |
Cianorte | 2018 | 9 | 1 |
Noroeste | 2019 | 16 | 1 |
Campinense | 2019 | 2 | 0 |
Noroeste | 2020 | 11 | 2 |
América-RJ | 2021 | 7 | 1 |
Noroeste | 2021 | 11 | 1 |
Tim Nasional | Tahun | Penampilan | Gol |
---|---|---|---|
Brasil | 2008 | 2 | 0 |
Total | 2 | 0 |
9. Warisan dan Penilaian
Richarlyson Barbosa Felisbino akan dikenang tidak hanya sebagai pesepak bola serbaguna yang meraih banyak gelar di level klub, tetapi juga sebagai figur penting dalam sejarah sosial olahraga. Perjalanannya mencerminkan perjuangan yang lebih luas melawan prasangka dan diskriminasi di lingkungan yang seringkali sangat konservatif.
9.1. Dampak pada Hak-hak LGBT di Sepak Bola
Pengakuan Richarlyson sebagai biseksual pada tahun 2022 memiliki dampak transformatif pada diskusi tentang identitas seksual dan keragaman dalam komunitas sepak bola, baik di Brasil maupun secara global. Sebagai pemain pertama yang secara terbuka menyatakan orientasi seksualnya setelah bermain untuk tim nasional Brasil dan di liga papan atas, ia telah menjadi simbol keberanian dan ketahanan. Kasus-kasus seperti gugatan pencemaran nama baik yang dialaminya pada tahun 2007, di mana ia menghadapi putusan hakim yang sangat diskriminatif, menyoroti realitas homofobia yang mendalam di dunia olahraga.
Dengan membuka diri, Richarlyson telah memberikan inspirasi bagi banyak individu LGBT di sepak bola, mendorong lingkungan yang lebih inklusif dan aman. Warisannya adalah bukti nyata kekuatan individu untuk menantang norma-norma yang usang dan memajukan hak-hak asasi manusia, khususnya hak-hak LGBT, di ranah publik. Ia menjadi suara penting bagi keragaman dan penerimaan diri, paving the way for a more open and equitable future in football.
10. Pranala luar
- [http://www.accademiapulia.org/en/members/richarlyson-barbosa-felisbino-football-player.html Sebuah wawancara oleh Accademia Apulia UK]
- [http://globoesporte.globo.com/ESP/0,,AAL3505-4286,00.html globoesporte.globo.com]
- [https://web.archive.org/web/20090602085533/http://en.sambafoot.com/players/1172_Richarlyson.html sambafoot]