1. Overview

Rustam Orujov (lahir 4 Oktober 1991; nama lengkap: Rüstəm Fəzail oğlu OrucovRustam Fazail oglu OrujovBahasa Azerbaijan) adalah seorang judoka asal Azerbaijan yang telah pensiun dari karier kompetitif. Ia dikenal sebagai salah satu atlet judo terkemuka di kelas berat 73 kg, meraih berbagai medali di ajang internasional bergengsi. Puncak kariernya adalah ketika ia memenangkan medali perak di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Selain itu, Orujov juga merupakan peraih medali perak dua kali di Kejuaraan Dunia Judo pada tahun 2017 dan 2019, serta juara Kejuaraan Judo Eropa pada tahun 2016. Selama kariernya, ia juga menjabat sebagai pembawa bendera untuk Azerbaijan di Olimpiade Musim Panas 2020 di Tokyo. Kontribusi Orujov tidak hanya terbatas pada pencapaian medali, tetapi juga dalam memajukan olahraga judo di Azerbaijan dan di kancah internasional.
2. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Rustam Orujov lahir pada tanggal 4 Oktober 1991, di Ust-Ilimsk, Oblast Irkutsk, yang saat itu merupakan bagian dari Uni Soviet (sekarang Rusia). Ayahnya adalah seorang Azerbaijan dan ibunya berdarah Rusia.
2.1. Masa Kecil dan Awal Latihan Judo
Orujov mulai berlatih judo pada usia tujuh atau delapan tahun, setelah sebelumnya mencoba catur pada usia tujuh tahun namun merasa tidak cocok. Ia menghabiskan masa kecilnya dan awal pelatihan judo di wilayah Irkutsk hingga usia 14 atau 16 tahun. Setelah itu, ia dan keluarganya pindah ke Baku, Azerbaijan. Di Baku, Orujov melanjutkan latihannya di klub olahraga bela diri "Attila" yang terkenal. Pada tingkat junior, ia berhasil meraih gelar juara Eurasia, meskipun gagal memenangkan kejuaraan tingkat benua. Kesuksesan awalnya di tingkat senior datang setelah Rustam Orujov mulai berkompetisi di kelas berat 73 kg, setelah sebelumnya berkompetisi di kelas 66 kg.
3. Karier Kompetitif Senior
Rustam Orujov memiliki karier internasional yang cemerlang di tingkat senior, dengan berbagai pencapaian signifikan yang membawanya ke puncak dunia judo.
3.1. Tahun-tahun Awal dan Kebangkitan (2011-2015)
Karier senior Rustam Orujov dimulai dengan partisipasi di berbagai turnamen internasional. Pada Juni 2011, ia meraih posisi kedua di Piala Eropa di Celje, Slovenia. Pada Oktober tahun yang sama, ia meraih tempat ketiga di Piala Dunia di Baku, menandai debutnya di kelas berat 73 kg.
Pada Februari 2012, Orujov menempati posisi kelima di Grand Prix Düsseldorf, yang memberinya poin penting untuk mendapatkan lisensi Olimpiade. Melalui kuota kontinental Uni Judo Eropa, Orujov berhasil lolos ke Olimpiade London 2012. Pada Mei 2012, ia meraih kemenangan pertamanya di ajang Grand Prix Baku.
Di Olimpiade Musim Panas 2012 di London, Orujov berhasil mengalahkan Gideon van Zyl dari Afrika Selatan di babak kedua (babak 1/16), namun ia harus mengakui keunggulan Mansur Isaev dari Rusia, yang kemudian menjadi juara Olimpiade, di babak ketiga.
Pada tahun 2013, setelah menyelesaikan wajib militer di Azerbaijan, Orujov berkompetisi di Grand Prix Samsun, namun ia kalah karena kurangnya persiapan yang memadai. Meski demikian, ia berhasil bangkit pada Mei 2013 dan menjuarai turnamen Grand Slam yang diselenggarakan di Baku. Pada tahun 2014, ia meraih medali perak di Grand Prix Samsun. Di Kejuaraan Dunia Judo 2014, ia mencapai perempat final namun kalah dari Riki Nakaya dari Jepang dengan tiga shido, mengakhiri turnamen di posisi ketujuh. Ia juga meraih medali perunggu di Grand Slam Baku dan Grand Slam Abu Dhabi, serta Grand Prix Jeju pada tahun yang sama. Pada Grand Slam Tokyo, ia finis di posisi kelima.
Tahun 2015 menjadi tahun yang sangat sukses bagi Orujov. Ia berhasil meraih medali emas di Grand Prix Tbilisi, Grand Prix Samsun, dan Grand Slam Baku secara berturut-turut. Pada World Masters di Rabat, ia meraih medali perunggu. Pencapaian ini mendorongnya ke peringkat satu dunia pada tanggal 25 Mei 2015. Ia juga mendapatkan medali perak di Grand Slam Paris dan Grand Prix Qingdao, serta medali perunggu di Grand Prix Jeju. Meskipun berada di peringkat teratas, ia tidak berpartisipasi dalam Kejuaraan Dunia Judo 2015.
3.2. Kesuksesan Olimpiade dan Kejuaraan Dunia (2016-2019)
Periode 2016 hingga 2019 adalah puncak karier Rustam Orujov. Pada tahun 2016, ia meraih gelar juara di Kejuaraan Judo Eropa 2016 di Kazan, Rusia. Ia juga meraih medali perak di Grand Prix Düsseldorf dan medali perunggu di Grand Slam Baku dan World Masters Guadalajara.
Pencapaian terbesarnya datang di Olimpiade Musim Panas 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, di mana ia mewakili Azerbaijan dan berhasil meraih medali perak di kelas berat 73 kg putra. Di pertandingan final, ia harus mengakui keunggulan judoka Jepang, Shohei Ono, setelah kalah ippon melalui teknik uchi mata yang diikuti dengan ko uchi gari. Atas prestasinya ini, pada tanggal 1 September, ia dianugerahi Ordo "Untuk Pelayanan kepada Tanah Air" Tingkat III oleh Presiden Azerbaijan. Setelah Olimpiade, ia juga meraih perak di Grand Slam Abu Dhabi 2016.
Pada tahun 2017, Orujov meraih medali perunggu di Grand Slam Baku dan Kejuaraan Eropa di Warsawa. Ia juga meraih perak di Pesta Olahraga Solidaritas Islam 2017 yang diadakan di Baku, dan menjadi bagian dari tim putra Azerbaijan yang meraih emas. Di Kejuaraan Dunia Judo 2017 di Budapest, ia kembali meraih medali perak. Di semifinal, ia berhasil mengalahkan An Chang-rim dari Korea Selatan dengan ippon melalui teknik harai makikomi. Di final, ia menghadapi Soichi Hashimoto dari Jepang. Meskipun sempat memimpin dengan shido, ia kalah waza-ari melalui tai otoshi di babak golden score. Setelah itu, ia menjuarai Grand Prix Zagreb dan meraih perunggu di Grand Slam Abu Dhabi 2017.
Pada tahun 2018, ia meraih medali perak di Grand Slam Düsseldorf, kembali kalah dari Shohei Ono melalui teknik uchi mata. Ia juga meraih perunggu di Grand Prix Zagreb. Puncak tahun 2018 adalah kemenangannya di World Masters di Guangzhou.
Tahun 2019, ia meraih perunggu di Grand Slam Düsseldorf dan perak di Grand Prix Antalya. Ia juga mendapatkan perunggu di Grand Slam Baku dan perak di Pesta Olahraga Eropa 2019 di Minsk. Di Kejuaraan Dunia Judo 2019 di Tokyo, ia kembali meraih medali perak. Ia mengalahkan rekan senegaranya, Hidayat Heydarov, di semifinal dengan waza-ari, namun kembali kalah di final dari Shohei Ono melalui teknik uchi mata. Selama pertandingan ini, Orujov sempat memprotes pegangan lengan baju Ono, namun protesnya tidak diterima. Ia mengakhiri tahun dengan meraih perunggu di World Masters Qingdao dan posisi kelima di Grand Slam Abu Dhabi.
3.3. Karier Akhir dan Pensiun (2020-2023)
Setelah periode puncaknya, Rustam Orujov melanjutkan partisipasinya di turnamen internasional. Pada tahun 2020, ia meraih perunggu di Grand Slam Düsseldorf dan medali emas di Grand Slam Budapest. Ia juga meraih medali perunggu di Kejuaraan Eropa di Praha.
Pada tahun 2021, Orujov tidak dapat berpartisipasi dalam Kejuaraan Eropa karena terpapar COVID-19. Namun, ia berhasil meraih perunggu di Grand Slam Tashkent. Di Olimpiade Musim Panas 2020 yang diselenggarakan di Tokyo pada Juli 2021, ia finis di posisi kelima. Di perempat final, ia kembali kalah dari Shohei Ono dengan ippon (uchi mata diikuti ko uchi gari). Ia kemudian melaju ke pertandingan perebutan medali perunggu, namun kalah dari An Chang-rim dengan waza-ari. Selama pertandingan melawan Ono, Orujov sempat memprotes tindakan Ono yang dianggapnya sebagai head diving, namun protes tersebut tidak disetujui.
Pada tahun 2022, ia kembali meraih medali perunggu di Kejuaraan Eropa di Sofia dan di Grand Slam Budapest. Pada Agustus 2023, Rustam Orujov secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari karier kompetitif judo.
4. Prestasi dan Penghargaan Utama
Selama kariernya, Rustam Orujov telah mengumpulkan sejumlah besar medali dan penghargaan dari berbagai kejuaraan internasional.
Kompetisi | Tahun | Posisi | Kelas Berat |
---|---|---|---|
Judo Putra | |||
Mewakili Azerbaijan | |||
Olimpiade Musim Panas | |||
Rio de Janeiro 2016 | 2016 | 2 | -73 kg |
Kejuaraan Dunia | |||
Budapest 2017 | 2017 | 2 | -73 kg |
Tokyo 2019 | 2019 | 2 | -73 kg |
Pesta Olahraga Eropa | |||
Minsk 2019 | 2019 | 2 | -73 kg |
Kejuaraan Eropa | |||
Kazan 2016 | 2016 | 1 | -73 kg |
Kazan 2016 | 2016 | 3 | Tim Putra |
Warsawa 2017 | 2017 | 3 | -73 kg |
Praha 2020 | 2020 | 3 | -73 kg |
Sofia 2022 | 2022 | 3 | -73 kg |
World Masters | |||
Rabat 2015 | 2015 | 3 | -73 kg |
Guadalajara 2016 | 2016 | 3 | -73 kg |
Guangzhou 2018 | 2018 | 1 | -73 kg |
Qingdao 2019 | 2019 | 3 | -73 kg |
Grand Slam IJF | |||
Baku 2013 | 2013 | 1 | -73 kg |
Baku 2014 | 2014 | 3 | -73 kg |
Abu Dhabi 2014 | 2014 | 3 | -73 kg |
Paris 2015 | 2015 | 2 | -73 kg |
Baku 2015 | 2015 | 1 | -73 kg |
Abu Dhabi 2016 | 2016 | 2 | -73 kg |
Baku 2016 | 2016 | 3 | -73 kg |
Baku 2017 | 2017 | 3 | -73 kg |
Abu Dhabi 2017 | 2017 | 3 | -73 kg |
Düsseldorf 2018 | 2018 | 2 | -73 kg |
Düsseldorf 2019 | 2019 | 3 | -73 kg |
Baku 2019 | 2019 | 3 | -73 kg |
Düsseldorf 2020 | 2020 | 3 | -73 kg |
Budapest 2020 | 2020 | 1 | -73 kg |
Tashkent 2021 | 2021 | 3 | -73 kg |
Budapest 2022 | 2022 | 3 | -73 kg |
Grand Prix IJF | |||
Baku 2012 | 2012 | 1 | -73 kg |
Samsun 2014 | 2014 | 2 | -73 kg |
Jeju 2014 | 2014 | 3 | -73 kg |
Tbilisi 2015 | 2015 | 1 | -73 kg |
Samsun 2015 | 2015 | 1 | -73 kg |
Qingdao 2015 | 2015 | 2 | -73 kg |
Jeju 2015 | 2015 | 3 | -73 kg |
Havana 2016 | 2016 | 1 | -73 kg |
Düsseldorf 2016 | 2016 | 2 | -73 kg |
Zagreb 2017 | 2017 | 1 | -73 kg |
Zagreb 2018 | 2018 | 3 | -73 kg |
Antalya 2019 | 2019 | 2 | -73 kg |
Pesta Olahraga Solidaritas Islam | |||
Baku 2017 | 2017 | 2 | -73 kg |
Baku 2017 | 2017 | 1 | Tim Putra |
Selain medali, Rustam Orujov juga menerima penghargaan kehormatan dari pemerintah Azerbaijan. Pada tanggal 1 September 2016, ia dianugerahi Ordo "Untuk Pelayanan kepada Tanah Air" Tingkat III atas prestasinya di Olimpiade Rio de Janeiro. Ia juga memiliki peringkat Dan ke-5 dalam judo.
5. Gaya Bermain dan Karakteristik
Rustam Orujov dikenal dengan gaya judonya yang agresif dan ofensif, sering kali mengandalkan kekuatan fisiknya. Tinggi badannya sekitar 1.8 m memungkinkannya memiliki jangkauan yang baik di kelas berat 73 kg.
Ia sering menggunakan teknik bantingan uchi mata (bantingan paha dalam) dan ko uchi gari (sabetan paha kecil) sebagai andalan utamanya, terbukti dari beberapa pertandingannya melawan Shohei Ono di mana teknik-teknik ini sering menjadi penentu. Selain itu, ia juga menggunakan teknik seperti harai makikomi (bantingan sapuan melingkar) dan tai otoshi (jatuhan badan), seperti yang terlihat dalam pertandingannya di Kejuaraan Dunia. Orujov juga memiliki kemampuan untuk mengendalikan pertandingan dengan memimpin dalam perolehan shido (hukuman) terhadap lawannya.
6. Peran Pembawa Bendera
Rustam Orujov memiliki kehormatan untuk mewakili negaranya, Azerbaijan, dalam peran simbolis sebagai pembawa bendera. Ia menjabat sebagai pembawa bendera untuk Azerbaijan pada upacara pembukaan Olimpiade Musim Panas 2020 yang diselenggarakan di Tokyo, Jepang, pada tahun 2021. Peran ini menyoroti posisinya sebagai salah satu atlet paling terkemuka dan dihormati di negaranya.
7. Warisan dan Pensiun
Rustam Orujov meninggalkan jejak yang signifikan dalam dunia judo, baik di Azerbaijan maupun di panggung internasional, melalui dedikasi dan pencapaiannya yang konsisten.
7.1. Evaluasi Historis
Rustam Orujov dianggap sebagai salah satu judoka terkemuka dari Azerbaijan. Medali peraknya di Olimpiade Rio 2016, bersama dengan dua medali perak Kejuaraan Dunia, menempatkannya di antara atlet elit di kelas 73 kg. Ia adalah inspirasi bagi generasi judoka muda di negaranya, menunjukkan bahwa dengan kerja keras dan ketekunan, atlet dari Azerbaijan dapat bersaing di level tertinggi dunia. Pengangkatannya sebagai pembawa bendera di Olimpiade Tokyo 2020 semakin mengukuhkan statusnya sebagai ikon olahraga nasional. Kariernya yang panjang dan konsisten di puncak olahraga judo menunjukkan dedikasi dan profesionalismenya.
7.2. Kontroversi Selama Pertandingan
Selama karier Rustam Orujov, terdapat beberapa momen yang melibatkan kontroversi terkait keputusan wasit atau interpretasi aturan pertandingan. Salah satu insiden terjadi pada final Kejuaraan Dunia Judo 2019 di Tokyo, ketika ia menghadapi Shohei Ono. Setelah kalah ippon dari Ono, Orujov memprotes bahwa Ono telah memegang lengan bajunya secara ilegal sebelum melancarkan bantingan, namun protes tersebut tidak diakui oleh wasit.
Kontroversi serupa muncul kembali pada pertandingan perempat final Olimpiade Musim Panas 2020 di Tokyo, juga melawan Shohei Ono. Setelah dibanting dengan teknik uchi mata, Orujov mengklaim bahwa Ono melakukan "head diving" (melakukan bantingan dengan menjatuhkan kepala terlebih dahulu), yang merupakan pelanggaran dalam judo. Namun, lagi-lagi, protesnya tidak diterima dan kemenangan tetap diberikan kepada Ono. Insiden-insiden ini menyoroti kompleksitas dan tekanan dalam pengambilan keputusan di tingkat tertinggi olahraga judo, di mana margin antara kemenangan dan kekalahan sangat tipis dan interpretasi aturan dapat menjadi perdebatan.