1. Kehidupan Awal dan Pendidikan
Svetozar Marović lahir di Kotor, Montenegro, dan menghabiskan masa kecil serta masa pertumbuhannya di Budva. Ia menempuh pendidikan tinggi di bidang hukum di Titograd (sekarang Podgorica), yang menjadi dasar bagi karier politiknya di kemudian hari.
1.1. Kelahiran dan Latar Belakang
Svetozar Marović lahir pada 31 Maret 1955 di Kotor, dari pasangan Jovo Marović dan Ivana Marović (nama gadis Pavić). Ayahnya berasal dari wilayah Grbalj. Meskipun lahir di Kotor karena merupakan kota terdekat dengan klinik bersalin di sepanjang pantai Montenegro, ia menganggap Budva sebagai kota asalnya dan dibesarkan di sana. Seiring dengan peningkatan karier politiknya, keluarga besarnya menjadi salah satu yang paling kaya di Budva.
1.2. Pendidikan
Marović menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di kota kelahirannya, Budva. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Veljko Vlahović di Titograd (sekarang Podgorica), tempat ia meraih gelar sarjana hukum dari Fakultas Hukum.
2. Awal Karier Politik
Marović memulai karier politiknya di pemerintahan lokal Budva dan dengan cepat naik pangkat dalam organisasi pemuda politik, menunjukkan kemampuan kepemimpinannya sejak dini. Keterlibatannya dalam Revolusi Anti-Birokrasi menandai kebangkitannya dalam lanskap politik Montenegro yang bergejolak pada akhir 1980-an.
2.1. Politik Lokal dan Organisasi Pemuda
Marović memulai kariernya sebagai paralegal di parlemen lokal Budva. Ia menjabat sebagai presiden Persatuan Pemuda Sosialis Budva, dan segera setelah itu menjadi presiden Persatuan Pemuda Sosialis Montenegro. Selama masa ini, ia menarik kontroversi karena mengadakan pertemuan kepresidenan di luar ruangan di mana ia berbicara menentang para petinggi partai yang lama, serta karena menerbitkan brosur berjudul "Hentikan Kecurangan Pemilu" pada tahun 1984.
Ia sempat diberhentikan dari Titograd dan kembali ke Budva, di mana ia menjadi Administrator Pendapatan Publik, sebelum akhirnya menjadi presiden pemerintahan lokal. Selama masa jabatannya, ia memimpin renovasi Budva setelah gempa bumi pada tahun 1979, dan memulai proyek Kota Teater Budva (Budva Grad teatarBahasa Serbia) pada tahun 1987 bersama sutradara teater Ljubiša Ristić.
2.2. Peran dalam Revolusi Anti-Birokrasi
Pada Januari 1989, Marović, bersama dengan rekannya Momir Bulatović dan Milo Đukanović, merebut kekuasaan atas Republik Sosialis Montenegro dalam sebuah kudeta administratif di dalam Liga Komunis Montenegro. Peristiwa ini, yang dikenal sebagai "Revolusi Anti-Birokrasi", mendapat restu dari pemimpin Komunis Serbia, Slobodan Milošević. Marović berpartisipasi dalam revolusi ini setelah mengundurkan diri dari posisinya sebagai presiden pemerintahan lokal di Budva.
Setelah pemilihan parlemen multi-partai pertama pada tahun 1990, di mana Liga Komunis Montenegro (SKCG) memenangkan mayoritas, ia menjadi anggota parlemen Montenegro dan kemudian menjabat sebagai ketua parlemen selama tiga periode. Beberapa bulan setelah kemenangan pemilihan mereka, SKCG berganti nama menjadi Partai Demokratik Sosialis Montenegro (DPS).
3. Kebangkitan Politik dan Kepemimpinan Partai
Svetozar Marović memainkan peran kunci dalam Partai Demokratik Sosialis Montenegro (DPS), menjabat sebagai sekretaris dan wakil presiden partai. Karier parlemennya juga signifikan, termasuk masa jabatannya sebagai Ketua Parlemen Montenegro dan perannya di Majelis Federal Republik Federal Yugoslavia.
3.1. Kepemimpinan Partai Demokratik Sosialis Montenegro (DPS)
Marović adalah salah satu pendiri Partai Demokratik Sosialis Montenegro (DPS), yang merupakan jelmaan dari Liga Komunis Montenegro. Ia menjabat sebagai sekretaris partai dan kemudian sebagai wakil presiden partai yang berkuasa. Selama 15 tahun kegiatannya dalam politik tinggi, ia menjadi pendukung setia Milo Đukanović dalam semua kebijakannya. Meskipun awalnya ia adalah pendukung setia Slobodan Milošević dalam semua kebijakannya, pada tahun 1997 ia mengikuti Milo Đukanović yang memisahkan diri dari pengaruh Milošević.
3.2. Karier Parlemen
Pada tahun 1990, Marović menjadi anggota parlemen Montenegro, dan kemudian menjabat sebagai Ketua Parlemen Montenegro untuk tiga masa jabatan (1995-2001). Ia juga berperan sebagai anggota Majelis Federal Republik Federal Yugoslavia. Pada tahun 1992, ia mencalonkan diri dalam pemilihan presiden Republik Federal Yugoslavia tetapi kalah. Kemudian, pada tahun 1997, ia direkomendasikan oleh Partai Demokratik Sosialis Montenegro untuk menjadi presiden Montenegro, tetapi ia kalah dari Đukanović.
4. Tuduhan Korupsi
Tuduhan korupsi terhadap Svetozar Marović telah muncul sejak tahun 1990-an, terutama terkait dengan penyelundupan minyak dan tembakau. Tuduhan ini pertama kali diungkapkan oleh mantan presiden Montenegro, Momir Bulatović, dalam memoarnya, menyoroti masalah integritas dalam pemerintahan Montenegro.
4.1. Tuduhan Momir Bulatović
Pada tahun 2001, mantan presiden Montenegro Momir Bulatović menerbitkan memoarnya yang blak-blakan, berjudul Pravila ćutanja (Aturan tentang Berdiam Diri). Dalam buku tersebut, Bulatović menuduh Marović, di antara banyak lainnya, menerima kompensasi finansial dalam jumlah besar sebagai imbalan karena menutup mata terhadap penyelundupan minyak dan tembakau yang meluas di Montenegro selama tahun 1990-an. Marović dan Bulatović adalah mantan rekan partai dan memiliki ikatan pribadi yang erat melalui hubungan ayah serani antara keluarga mereka.
Meskipun tinggal berdekatan dan memiliki banyak hubungan pribadi serta politik, keduanya tidak saling berbicara selama hampir satu dekade. Dalam bukunya, Bulatović menggambarkan percakapan pribadi pada tahun 1990-an di mana ia mengkonfrontasi Marović tentang korupsi tersebut. Bulatović mengutip jawaban Marović: "Kau tahu, Momir, engkau adalah Presiden Montenegro yang pertama - itulah warisan yang akan kau tinggalkan kepada anak-anakmu. Bagiku, aku ingin meninggalkan sesuatu yang lebih konkret untuk anak-anakku." Marović tidak pernah menanggapi klaim-klaim ini secara langsung, hanya menyebutkan bahwa ia belum membaca buku itu, dan menambahkan bahwa ia diajari "aturan untuk berdiam diri tentang ketidakbenaran dan fitnah."
5. Masa Kepresidenan Serbia dan Montenegro (2003-2006)
Sebagai kepala negara terakhir dari persatuan negara Serbia dan Montenegro yang longgar, Svetozar Marović menghadapi kompleksitas politik yang besar. Masa jabatannya ditandai dengan upaya rekonsiliasi regional, skandal perlengkapan militer yang signifikan, dan perannya dalam proses pembubaran negara.

5.1. Peran sebagai Kepala Negara dan Tantangan
Sebagai Presiden persatuan negara Serbia dan Montenegro yang kendur, posisi Marović sangat rumit. Partainya, DPS, adalah kekuatan utama gerakan separatis Montenegro, dan presiden partainya, Milo Đukanović, adalah seorang nasionalis Montenegro yang terkemuka. Sulit bagi Marović untuk mendamaikan pandangan pemerintahannya dengan tugas-tugasnya sebagai presiden persatuan negara yang keberadaannya ingin diakhiri oleh partainya sendiri.
Masa jabatan Marović sebagai Presiden Serbia dan Montenegro dimulai pada 7 Maret 2003.
5.2. Permintaan Maaf Diplomatik dan Rekonsiliasi
Pada 10 September 2003, selama kunjungan kenegaraan presiden Kroasia Stjepan Mesić ke Beograd, Marović menyampaikan permintaan maaf publik atas "semua kejahatan yang dilakukan oleh warga Montenegro dan Serbia manapun kepada siapapun di Kroasia". Mesić kemudian membalas dengan permintaan maaf serupa kepada "siapapun yang telah mengalami penderitaan atau kerusakan karena ulah warga Kroasia, kapanpun juga, di mana pun juga."
Hal ini sangat signifikan bagi Marović karena sangat berlawanan dengan pandangannya pada awal tahun 1990-an, ketika ia menciptakan ungkapan terkenal: "perang untuk perdamaian," yang digunakannya untuk menggambarkan dan membenarkan serangan pasukan cadangan Montenegro terhadap Dubrovnik dan Konavle pada tahun 1991.
Pada 13 November 2003, ia mengunjungi Sarajevo dan mengeluarkan permintaan maaf lagi, kali ini kepada warga Bosnia-Herzegovina atas nama Serbia dan Montenegro, untuk "segala bencana atau pengalaman keji yang dialami oleh siapapun di Bosnia-Herzegovina di tangan siapapun dari Serbia dan Montenegro". Berbeda dengan Stjepan Mesić beberapa bulan sebelumnya, tuan rumah Marović di Sarajevo, para anggota kepresidenan bergilir tiga orang Bosnia, tidak tergerak untuk membalas dengan permintaan maaf apapun.
5.3. Skandal Perlengkapan Militer
Pada 1 September 2005, Mlađan Dinkić, Menteri Keuangan Serbia, mengadakan konferensi pers untuk secara terbuka menunjukkan kontrak militer yang ditandatangani oleh Svetozar Marović. Kontrak tersebut adalah perjanjian 5 tahun antara Dewan Menteri Serbia dan Montenegro dengan Perusahaan Mile Dragić dari Zrenjanin, yang menetapkan persyaratan pasokan perlengkapan kepada Tentara Serbia dan Montenegro (VSCG) untuk periode antara 2006 dan 2011. Dinkić mengungkapkan: "Antara lain, 69.000 helm dipesan serta lebih dari 60.000 baju tahan peluru untuk pasukan yang berjumlah 28.000 orang!? Juga 500 jaket pilot tempur untuk armada yang hanya berjumlah 30 pesawat!"
Meskipun sebagian besar tanggung jawab dilimpahkan kepada Menteri Pertahanan Prvoslav Davinić, Marović dikritik karena menandatangani dan dengan demikian melegitimasi kontrak yang jelas-jelas dibesar-besarkan, yang pada akhirnya akan membebani pembayar pajak Serbia sebesar 296.00 M EUR.
Setelah komisi anggaran mengonfirmasi tuduhan Dinkić, ia melanjutkan pada 15 September 2005, dengan mengatakan "sama sekali jelas bahwa Marović dan Davinić sepenuhnya mengetahui segala sesuatu yang terjadi" dan juga melibatkan beberapa pejabat kementerian pertahanan dan militer lainnya.
Davinić akhirnya mengundurkan diri, dan kontrak yang merugikan itu dibatalkan. Namun, Marović membalas dalam sebuah pernyataan tertulis yang menuduh Dinkić melakukan "fitnah dan menghancurkan institusi-institusi kesatuan negara". Pernyataan itu berlanjut: "Sebagai presiden kesatuan negara, saya bertanggung jawab atas segala-galanya. Mereka tidak boleh menyalahkan siapa saja, mereka tidak boleh menuntut siapa saja, dan mereka tidak boleh menghakimi siapa saja - kecuali saya. Karena itu, mereka harus menyerahkan segala yang mereka miliki terhadap saya. Tetapi bukan kepada penyelidik partai mereka, atau kepada pengadilan domestik yang mereka tekan dengan karier kementerian sementara mereka. Biarkan mereka menyerahkan segala yang mereka miliki dan lebih dari itu kepada penyelidik dan pengadilan Eropa dan dunia yang terbaik, paling berpengalaman, paling kompeten, paling tinggi bayarannya, dan paling dihormati, dan mereka akan mendapatkan jawaban - bahwa Svetozar Marović adalah orang yang bersih dan jujur."
Selama beberapa hari berikutnya, anggota kabinet Marović, pejabat rezim Montenegro, serta PM Milo Đukanović sendiri semuanya mengancam akan menarik semua staf Montenegro dari Beograd. Ketika situasi sedikit mereda, Dinkić mengumumkan bahwa "inspeksi anggaran menghadapi banyak hambatan di dalam Kementerian Pertahanan selama penyelidikan" tetapi bahwa ia bertekad "untuk menutup masalahnya dan mengadili mereka yang bertanggung jawab". Apakah itu termasuk Davinić dan Marović, Dinkić kurang jelas tetapi setuju bahwa "kantor jaksa harus menjangkau setinggi mungkin rantai komando jika diperlukan."
5.4. Sikap terhadap Kemerdekaan Montenegro
Partai politik Marović, DPS, mendukung kemerdekaan penuh bagi Montenegro. Marović sendiri berkampanye untuk suara "ya" dalam referendum kemerdekaan Montenegro tahun 2006. Ini menempatkannya dalam posisi unik di mana ia mendukung pembubaran negara yang ia pimpin. Setelah referendum disahkan, Marović menyatakan bahwa pada 1 Juni 2006, ia akan "mengadakan sesi terakhir Dewan Menteri dan mengundurkan diri... dari jabatan presiden persatuan negara." Masa jabatannya secara resmi berakhir pada 3 Juni 2006, saat Montenegro mendeklarasikan kemerdekaannya.
6. Pasca-Kepresidenan dan Aktivitas Politik Lanjutan
Setelah masa kepresidenannya, Svetozar Marović tetap aktif dalam politik Montenegro, khususnya di dalam Partai Demokratik Sosialis Montenegro (DPS). Ia juga terlibat dalam negosiasi penting untuk konstitusi baru Montenegro, yang membentuk kerangka hukum negara yang baru merdeka.
6.1. Peran Berkelanjutan di dalam DPS
Pada tahun 2007, Svetozar Marović kembali terpilih sebagai wakil presiden Partai Demokratik Sosialis Montenegro dengan agenda baru. Selama konflik antara Gereja Ortodoks Serbia dan Gereja Ortodoks Montenegro yang tidak kanonik, Marović menyatakan dukungannya terhadap Gereja Ortodoks Serbia, karena Gereja tersebut diakui secara luas.
6.2. Keterlibatan dalam Negosiasi Konstitusional
Pada Oktober 2007, ia memimpin tim negosiasi DPS-SDP untuk mencapai konsensus mengenai Konstitusi Montenegro yang baru. Kesepakatan yang dicapai adalah bahwa bahasa resmi akan disebut Montenegro, dengan aksara Latin dan Kiril sebagai aksara resmi. Selain itu, Serbia, Bosnia, Albania, dan Kroasia juga diakui. Montenegro akan menjadi negara bagi rakyat Montenegro, sementara Serbia, Bosniak, Albania, dan Kroasia juga akan disebutkan dalam Konstitusi. Gereja akan dipisahkan dari negara, dan tidak ada satu pun yang disebutkan dalam Konstitusi. Warga negara Montenegro tidak akan diizinkan memiliki kewarganegaraan ganda, namun mereka yang memiliki kewarganegaraan ganda sebelum adopsi Deklarasi Kemerdekaan akan tetap mempertahankannya.
7. Tuduhan Korupsi, Penangkapan, dan Pengasingan
Svetozar Marović menghadapi tuduhan korupsi serius di Montenegro, yang berujung pada penangkapannya dan proses hukum yang panjang. Untuk menghindari hukuman, ia melarikan diri ke Serbia, memicu sengketa ekstradisi yang berkelanjutan antara kedua negara. Dari pengasingannya, ia juga melontarkan kritik tajam terhadap kepemimpinan partainya sebelumnya.
7.1. Penangkapan dan Proses Hukum
Pada tahun 2016, Svetozar Marović, yang saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden Partai Demokratik Sosialis yang berkuasa, ditangkap sehubungan dengan kasus korupsi yang telah berlangsung lama terkait dengan kota asalnya, Budva. Kantor kejaksaan Montenegro menjulukinya sebagai "kepala kelompok kriminal Budva," yang kemudian ia akui di pengadilan. Pada 18 Agustus 2017, aset keluarganya dibekukan sebagai bagian dari proses hukum.
7.2. Pelarian ke Serbia dan Sengketa Ekstradisi
Marović akhirnya melarikan diri ke negara tetangga Serbia untuk mencari apa yang ia sebut sebagai perawatan psikiatri di Beograd, tempat ia saat ini tinggal. Ia melarikan diri tepat sebelum ia dinyatakan bersalah pada tahun 2017. Montenegro telah berulang kali meminta ekstradisinya dari Serbia, namun permintaan tersebut belum dipenuhi.
7.3. Kritik Publik terhadap Kepemimpinan Partai Sebelumnya
Pada Agustus 2020, Marović berbicara kepada media untuk pertama kalinya sejak melarikan diri ke Beograd. Ia menuduh kepemimpinan partai yang ia dirikan, Partai Demokratik Sosialis (DPS), melakukan korupsi, nepotisme, partokrasi, dan otoritarianisme. Ia juga menuduh Milo Đukanović merekayasa proses korupsi terhadap dirinya dan anggota keluarganya.
Ia menyatakan dukungannya kepada Uskup Amfilohije Radović dan protes klerikal 2019-2020, serta mendukung partai-partai oposisi dalam pemilihan parlemen 2020 yang menghasilkan kemenangan bagi partai-partai oposisi.
8. Sanksi dan Pengakuan Internasional
Tindakan dan tuduhan terhadap Svetozar Marović telah menarik perhatian internasional, yang berujung pada penunjukan oleh Departemen Keuangan Amerika Serikat, yang memiliki implikasi signifikan terhadap statusnya di kancah global.
8.1. Penunjukan Departemen Keuangan AS
Pada April 2022, Marović ditambahkan ke Daftar Warga Negara yang Ditunjuk Khusus (Specially Designated Nationals List) oleh Departemen Keuangan Amerika Serikat sebagai individu yang menghadapi sanksi terkait Balkan. Penunjukan ini mengindikasikan bahwa ia dianggap terlibat dalam kegiatan yang merusak stabilitas atau integritas di wilayah Balkan, dan asetnya di Amerika Serikat dapat dibekukan, serta warga negara AS dilarang berurusan dengannya.
9. Kehidupan Pribadi
Svetozar Marović menikah dan memiliki dua anak dewasa, yang juga terlibat dalam kehidupan publik.
9.1. Keluarga dan Hubungan
Svetozar Marović menikah dengan Đina Prelević. Mereka memiliki dua anak dewasa, seorang putra bernama Milos dan seorang putri bernama Milena. Milos, putra Marović, adalah seorang pemain bola voli profesional untuk Budvanska Rivijera. Ia sempat menjadi berita karena keterlibatannya dalam perkelahian yang pecah pada perayaan Tahun Baru 2006 di klub malam Trocadero di Budva saat seorang bintang terkenal Kroasia, Severina Vučković, sedang tampil.
10. Warisan dan Evaluasi
Warisan Svetozar Marović adalah kompleks, ditandai oleh perannya dalam transisi politik Montenegro, upaya diplomatik untuk rekonsiliasi regional, dan terutama, dampak tuduhan korupsi yang meluas terhadap tata kelola dan kepercayaan publik.
Karier politiknya mencerminkan periode penting dalam sejarah Montenegro, dari kebangkitan pasca-komunis hingga kemerdekaan. Tindakan diplomatiknya, seperti permintaan maaf kepada Kroasia dan Bosnia, menunjukkan upaya untuk membangun kembali hubungan di wilayah yang dilanda konflik. Namun, signifikansi pernyataan ini juga harus dilihat dalam konteks pandangan masa lalunya yang kontroversial, seperti retorika "perang untuk perdamaian" yang membenarkan serangan terhadap Dubrovnik.
Tuduhan korupsi, pengakuan bersalah, dan pelariannya ke Serbia telah secara signifikan merusak reputasinya dan kepercayaan publik terhadap institusi politik di Montenegro. Kasus Marović menjadi simbol tantangan akuntabilitas dan tata kelola di negara tersebut. Kritik tajamnya terhadap kepemimpinan DPS setelah ia melarikan diri, meskipun berasal dari posisi yang terkompromi, menyoroti masalah korupsi dan otoritarianisme yang lebih luas dalam partai yang pernah ia bantu dirikan dan pimpin. Secara keseluruhan, warisan Marović adalah pengingat akan perjuangan Montenegro dalam membangun negara yang demokratis dan akuntabel di tengah bayang-bayang korupsi dan pengaruh politik yang kuat.