1. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Yang Tae-Young lahir pada 8 Juli 1980 di Mapo-gu, Seoul, Korea Selatan. Ia menganut agama Protestan, khususnya Presbiterianisme. Yang memulai karier senamnya pada tahun 1991 saat masih bersekolah di Sekolah Dasar Changcheon. Sejak usia muda, ia menunjukkan bakat luar biasa dalam olahraga ini, yang membawanya masuk ke jenjang pendidikan khusus olahraga.
1.1. Pendidikan
Yang Tae-Young menempuh pendidikan di beberapa institusi terkemuka di Korea Selatan. Ia lulus dari Sekolah Dasar Changcheon, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Seongsan, dan Sekolah Menengah Olahraga Seoul. Setelah menyelesaikan pendidikan menengahnya, ia melanjutkan studi di Universitas Olahraga Nasional Korea, di mana ia meraih gelar sarjana dan magister. Latar belakang pendidikannya di bidang olahraga sangat mendukung perkembangan karier senamnya dan membantunya menjadi atlet kelas dunia.
2. Karier Gimnastik
Karier gimnastik Yang Tae-Young ditandai dengan partisipasi aktif dalam berbagai kompetisi domestik dan internasional, mencapai puncaknya pada Olimpiade Musim Panas 2004.
2.1. Debut Internasional dan Karier Awal
Yang Tae-Young pertama kali menjadi anggota tim nasional Korea Selatan pada tahun 1999. Debutnya di ajang internasional besar adalah pada Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2001 di Ghent, di mana ia bersama tim Korea Selatan menempati posisi kedelapan. Pada Kejuaraan Dunia 2003 di Anaheim, ia menunjukkan keterampilan yang luar biasa, menempati peringkat ketiga di babak kualifikasi perorangan umum. Meskipun ia kemudian finis di posisi keduabelas di final karena kendala yang tidak terduga, penampilannya membantu tim Korea lolos ke Olimpiade Musim Panas 2004. Pada tahun yang sama, ia juga berhasil meraih empat medali emas di Universiade Musim Panas 2003, menandai rekor sebagai peraih empat gelar pertama dalam kompetisi multi-olahraga internasional.
2.2. Penampilan di Kompetisi Utama
Sepanjang kariernya, Yang Tae-Young secara konsisten bersaing di tingkat tertinggi, meraih beberapa medali dan penempatan penting.
2.2.1. Olimpiade Musim Panas 2004
Pada Olimpiade Musim Panas 2004 di Athena, Yang Tae-Young adalah bagian dari tim Korea yang menempati posisi keempat. Secara individu, ia meraih medali perunggu di nomor perorangan umum dan finis di posisi kesepuluh pada palang tunggal. Penampilannya di Olimpiade ini akan selamanya dikenang karena kontroversi penilaian yang terjadi pada palang sejajar.
2.2.2. Asian Games 2006
Di Asian Games 2006 yang diadakan di Doha, Yang Tae-Young kembali menunjukkan kemampuannya, berkontribusi pada perolehan medali perunggu untuk tim Korea Selatan di nomor beregu.
2.2.3. Kejuaraan Dunia
Partisipasi Yang Tae-Young di Kejuaraan Dunia Senam Artistik meliputi:
- 2001 Ghent: Tim Korea Selatan menempati posisi kedelapan.
- 2003 Anaheim: Yang Tae-Young finis di posisi keduabelas pada perorangan umum, dan tim Korea Selatan menempati posisi keenam.
- 2007 Stuttgart: Tim Korea Selatan menempati posisi kelima.
3. Kontroversi Penilaian Olimpiade Athena 2004
Yang Tae-Young paling dikenal karena insiden kesalahan penilaian yang signifikan pada Olimpiade Musim Panas 2004, yang menjadi salah satu skandal penjurian terbesar dalam sejarah senam.
3.1. Insiden Kesalahan Penilaian
Pada 18 Agustus 2004, dalam nomor palang sejajar pada final perorangan umum Olimpiade Musim Panas 2004, Yang Tae-Young melakukan rutinitas yang seharusnya memiliki nilai awal (SV) 10,0 poin. Namun, para juri keliru mengidentifikasi salah satu elemen dalam rutinitasnya sebagai keterampilan yang lebih sederhana, sehingga memberikan nilai awal hanya 9,9 poin. Rutinitas yang sama ini sebelumnya telah menerima nilai awal 10,0 poin dalam sesi kualifikasi tim dan final tim di Olimpiade yang sama. Kesalahan penilaian ini sangat krusial, mengingat selisih poin antara Yang dan peraih medali emas, Paul Hamm dari Amerika Serikat, kurang dari 0,1 poin. Jika nilai awalnya benar, Yang Tae-Young berpotensi memenangkan medali emas, yang akan menjadi medali emas senam Olimpiade pertama bagi Korea Selatan.
3.2. Proses Keberatan dan Banding
Menyusul insiden tersebut, Komite Olimpiade Korea (KOC), Yang Tae-Young, dan pelatihnya segera mengajukan protes. Federasi Senam Internasional (FIG) membuka investigasi. Pada 20 Agustus 2004, FIG mengakui adanya kesalahan dalam perhitungan nilai awal Yang Tae-Young dan menskors tiga juri yang bertanggung jawab atas kekeliruan tersebut. Namun, FIG menyatakan bahwa tidak ada cara untuk mengubah hasil kompetisi setelah acara selesai.
Salah satu poin utama perselisihan adalah waktu pengajuan protes. Berdasarkan aturan FIG, protes skor harus diajukan segera selama kompetisi berlangsung. Komite Olimpiade Korea mengklaim bahwa salah satu juri panel palang sejajar, Kim Dong-Min, menyadari kesalahan nilai awal selama kompetisi dan memberitahu pelatih Yang segera setelah pertandingan, dan protes diajukan sekitar waktu upacara medali. Namun, FIG menyatakan bahwa protes baru diajukan kemudian pada hari itu, ketika para atlet sudah meninggalkan arena.
Anggota delegasi Korea Selatan kemudian berkonsultasi dengan Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC), Dr. Jacques Rogge. IOC menyatakan tidak akan melakukan intervensi dan akan menjunjung keputusan FIG, kecuali ada bukti penilaian yang sengaja diturunkan atau pelanggaran penjurian lainnya. Kemungkinan memberikan medali emas kedua kepada Yang sempat dibahas, namun tidak didukung oleh Rogge. Komite Olimpiade Amerika Serikat (USOC) juga menarik dukungannya terhadap ide ini setelah Presiden FIG, Bruno Grandi, menyarankan Paul Hamm untuk memberikan medalinya kepada Yang sebagai isyarat itikad baik. USOC menegaskan bahwa Hamm tidak melakukan kesalahan pribadi apapun dan tidak boleh dihukum atas kesalahan pejabat senam. Selain itu, saran Grandi bertentangan dengan keputusan resmi FIG dalam kasus tersebut.
Pada 28 Agustus 2004, Yang dan Komite Olimpiade Korea mengajukan banding ke Court of Arbitration for Sport (CAS). Arbitrator Michael J. Beloff (Britania Raya), Dirk-Reiner Martens (Jerman), dan Sharad Rao (Kenya) berunding selama beberapa bulan, di mana Paul Hamm dipanggil ke Lausanne untuk memberikan kesaksian. Pada 21 Oktober 2004, CAS mengumumkan bahwa kasus tersebut ditolak.
3.3. Hasil dan Dampak Kontroversi
CAS menolak banding tersebut dengan dua alasan utama:
- Terlepas dari versi kejadian KOC atau FIG mengenai waktu protes, protes tersebut tetap diajukan setelah kompetisi berakhir, sehingga tidak sah berdasarkan aturan FIG.
- Penilaian juri dianggap sebagai keputusan "lapangan permainan" dan tidak dapat dibatalkan setelah kejadian untuk mengubah hasilnya.
Meskipun banding ditolak, Komite Olimpiade Korea tetap memberikan medali emas simbolis kepada Yang Tae-Young sebagai bentuk dukungan. Mereka juga memberinya hadiah yang sama dengan yang diberikan kepada peraih medali emas, yaitu 20.00 K USD.
Kontroversi ini menjadi titik balik penting dalam olahraga senam. Insiden ini secara luas diakui sebagai katalis utama di balik perubahan besar dalam sistem penilaian senam artistik internasional. Sejak 2006, FIG secara resmi menghapuskan sistem penilaian "10 poin sempurna" yang telah lama dipertahankan, menggantinya dengan sistem penilaian terbuka yang tidak memiliki batas atas, dengan tujuan meningkatkan keadilan dan transparansi dalam penjurian.
4. Aktivitas Pasca-Pensiun
Setelah pensiun dari kompetisi sebagai atlet, Yang Tae-Young tetap aktif di dunia senam. Ia saat ini menjabat sebagai pelatih tim nasional Korea Selatan, melanjutkan kontribusinya dalam mengembangkan bakat-bakat muda dan membimbing generasi pesenam berikutnya.
5. Penghargaan
Berikut adalah beberapa penghargaan dan pengakuan yang diterima Yang Tae-Young selama dan setelah karier gimnastiknya:
- Universiade Musim Panas 2003: Medali Emas Beregu dan Medali Emas Perorangan Umum.
- Olimpiade Musim Panas 2004: Medali Perunggu Perorangan Umum.
- Komite Olimpiade Korea: Medali Emas simbolis dan hadiah uang sebesar 20.00 K USD (2004).
6. Warisan
Karier Yang Tae-Young, khususnya insiden kontroversial di Olimpiade Athena 2004, meninggalkan warisan yang mendalam bagi olahraga senam. Kontroversi penilaian tersebut, yang menyoroti kurangnya transparansi dan potensi bias dalam sistem 10 poin, menjadi kekuatan pendorong di balik reformasi besar-besaran dalam penjurian senam. Penghapusan sistem 10 poin dan adopsi sistem penilaian terbuka sejak 2006 adalah hasil langsung dari tekanan dan diskusi yang timbul dari kasus Yang Tae-Young. Perubahan ini bertujuan untuk memastikan keadilan yang lebih besar, akuntabilitas, dan objektivitas dalam penilaian, sehingga meningkatkan integritas olahraga senam secara keseluruhan. Yang Tae-Young kini dipandang tidak hanya sebagai peraih medali Olimpiade, tetapi juga sebagai figur kunci yang secara tidak langsung berkontribusi pada evolusi dan modernisasi sistem penilaian dalam senam artistik global.