1. Kehidupan Awal dan Latar Belakang Keluarga
Yun Kwan lahir pada tanggal 12 Juli 1040 (kalender lunar: 1 Juni 1040) di Paepyeong-hyeon (sekarang bagian dari Paju, Gyeonggi-do). Ia adalah keturunan generasi keempat dari Yun Sindal (윤신달Yun SindalBahasa Korea), seorang Samhan Gongsin (功臣, pejabat berjasa pendiri Tiga Han) yang merupakan leluhur pendiri klan Paepyeong Yun. Ayahnya adalah Yun Jibyeong (윤집형Yun JibyeongBahasa Korea), yang menjabat sebagai Geomgyo Sobuso gam (검교소부소감). Catatan mengenai ibunya tidak diketahui.
Nama kehormatannya (자, Ja) adalah Donghyeon (동현DonghyeonBahasa Korea). Setelah wafat, ia dianugerahi gelar anumerta (시호, Siho) Munsuk (문숙MunsukBahasa Korea). Awalnya, gelar anumertanya adalah Mungyeong (문경MungyeongBahasa Korea), namun kemudian diubah menjadi Munsuk pada masa pemerintahan Raja Injong untuk menghindari kesamaan dengan gelar anumerta Ratu Mungyeong (Mungyeong Wangtaehu), permaisuri Raja Yejong.
Keluarga Yun Kwan mengalami kemakmuran yang signifikan. Klan Paepyeong Yun, yang berpusat pada Yun Kwan, berkembang menjadi salah satu keluarga bangsawan paling terkemuka di Goryeo, sering kali menjalin ikatan pernikahan dengan keluarga kerajaan.
2. Karier Awal dan Misi Diplomatik
Yun Kwan memulai karier birokratisnya setelah berhasil lulus ujian negara (gwageo, setara dengan ujian pegawai negeri sipil) pada masa pemerintahan Raja Munjong. Meskipun dikenal sebagai jenderal militer, ia sebenarnya adalah seorang *munsin* (문신, pejabat sipil) yang berprestasi dalam ujian sastra.
Posisi awal yang dipegangnya meliputi Seupyu (습유) dan Bogyeol (보궐). Pada tahun 1087, pada tahun keempat pemerintahan Raja Seonjong, ia diangkat sebagai Hapmun Jihu (합문지후). Pada tahun yang sama, ia juga menjabat sebagai Chulchusa (출추사), yang memberinya tugas untuk melakukan inspeksi di wilayah Gwangju, Chungju, dan Cheongju.
Pada tahun 1095, ketika Raja Sukjong naik takhta, Yun Kwan diangkat sebagai Jwasa Nangjung (좌사낭중). Ia kemudian diutus sebagai duta besar (Guksin-sa, 국신사) ke Dinasti Liao bersama Hyeongbu Sirang Im Ui (임의) untuk memberitahukan penobatan Raja Sukjong. Pada tahun 1098, ia kembali diutus sebagai utusan ke Dinasti Song bersama Jo Gyu (조규) untuk menyampaikan berita penobatan Raja Sukjong.
Pada tahun yang sama (1098), ia menjadi Jungseo Sain (중서사인) dan Donggung Sihaksa (동궁시학사). Namun, pada tahun 1099, ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Uganuidae-bu (우간의대부) dan Hanlim Siganghaksa (한림시강학사) karena hubungan kekerabatan dengan Jwaganuidae-bu Im Ui, yang dianggap tidak pantas untuk menjabat bersama di lembaga yang sama.
Pada tahun 1101, Yun Kwan diangkat sebagai Chumilwon Jijusa (추밀원지주사). Ia terlibat aktif dalam proyek pembangunan Namgyeong (남경, yang kini menjadi Seoul), ibu kota kedua Goryeo. Ia diutus ke Yangju bersama Pyeongjangsa Choe Sasuchu (최사추) untuk mencari lokasi istana. Berkat upaya mereka, Istana Namgyeong berhasil diselesaikan pada Mei 1104.
Pada tahun 1102, ia menjabat sebagai Jigonggeo (지공거), memimpin ujian Jin-sa (進士試驗) bersama Yi Hoeng (이굉). Ia kemudian menjabat sebagai Eosadaebu (어사대부) dan Chumilwon Busa (추밀원부사). Pada tahun 1103, ia diangkat menjadi Ibusangseo (이부상서) Gyeom Dongji Chumilwonsa (동지추밀원사), dan kemudian naik pangkat menjadi Jichumilwonsa Gyeom Hanlimhaksa Seungji (지추밀원사 겸 한림학사승지).
3. Kebijakan Reformasi dan Penguatan Negara
Selama masa pemerintahan Raja Sukjong, Yun Kwan memegang berbagai jabatan penting dan menjadi salah satu pejabat terdekat raja, bekerja sama dengan Uicheon (대각국사 의천), seorang biksu terkemuka yang juga merupakan saudara Raja Sukjong. Bersama Uicheon, Yun Kwan bertanggung jawab atas reformasi kebijakan yang bertujuan memperkuat kekuasaan raja dan menstabilkan negara.
Kebijakan reformasi yang diusungnya meliputi:
- Penguatan Kekuasaan Raja:** Ia berupaya memusatkan kekuasaan di tangan raja, menekan pengaruh kaum bangsawan lama (hojok) yang sering kali memiliki kekuatan otonom.
- Pembangunan Namgyeong:** Ia secara aktif mempromosikan dan mengawasi pembangunan Namgyeong (sekarang Seoul) sebagai ibu kota kedua Goryeo. Pembangunan ini tidak hanya bertujuan untuk memperluas wilayah kekuasaan kerajaan, tetapi juga sebagai simbol kekuatan dan prestise Goryeo.
- Kebijakan Peredaran Mata Uang:** Yun Kwan mendukung dan menerapkan kebijakan peredaran mata uang logam, yang merupakan upaya untuk memodernisasi ekonomi dan memperkuat kontrol pusat atas perdagangan.
- Reformasi Administratif:** Ia menerapkan kebijakan baru yang menekan kaum bangsawan lama dan mempromosikan pejabat baru yang dipilih melalui ujian negara (gwageo) dan sistem rekomendasi. Hal ini bertujuan untuk menciptakan birokrasi yang lebih efisien dan loyal kepada raja.
Melalui kebijakan-kebijakan ini, Yun Kwan berkontribusi besar pada penguatan fondasi politik dan ekonomi Goryeo, meletakkan dasar bagi stabilitas dan ekspansi di kemudian hari.
4. Ancaman Jurchen dan Kebijakan Utara
Suku-suku Jurchen yang mendiami wilayah di sebelah utara Goryeo, khususnya di daerah Galajeon (曷懶甸) yang terhubung dengan wilayah timur laut Goryeo, secara tradisional membayar upeti kepada raja-raja Goryeo. Mereka juga melakukan perdagangan di perbatasan, menukarkan hasil bumi mereka dengan kebutuhan hidup. Beberapa kepala suku Jurchen bahkan mengakui Goryeo sebagai negara penguasa dan datang untuk memberi hormat (ipjo). Sebagai balasannya, Goryeo memberikan gelar resmi (musangye) atau jabatan lokal (hyangjik) kepada para kepala suku, dan memberikan tanah (tuhwajeon) kepada suku Jurchen yang menyerah untuk menetap.
Namun, seiring waktu, suku-suku Jurchen tumbuh semakin kuat dan bersatu di bawah kepemimpinan klan Wanyan, terutama di bawah U-ya-so (우야소U-ya-soBahasa Korea, juga dikenal sebagai Agolta 아골타AgoltaBahasa Korea). Sekitar tahun 1106, U-ya-so berhasil menyatukan berbagai suku Jurchen dan mulai merencanakan serangan terhadap Goryeo.
Pada tahun 1103 (tahun ke-8 pemerintahan Raja Sukjong), pasukan U-ya-so telah mencapai dan menduduki wilayah dekat Hamheung. Pasukan Goryeo dan Jurchen hampir bentrok. Pada tahun berikutnya, kavaleri klan Wanyan menyerbu hingga ke luar gerbang Jeongju. Sejak sekitar tahun 1103, opini publik di Goryeo semakin kuat untuk menumpas suku Jurchen, dan Yun Kwan sendiri adalah pendukung teguh pandangan ini. Dorongan untuk menaklukkan Jurchen pada akhir masa pemerintahan Raja Sukjong tidak hanya disebabkan oleh kebangkitan suku Jurchen dan invasi mereka ke wilayah timur laut Goryeo, tetapi juga oleh situasi politik internal Goryeo.
Goryeo pada saat itu tidak memiliki pasukan yang kuat, sebagian karena periode damai yang berlangsung selama satu abad. Ketika suku Jurchen menyerbu, Raja Sukjong memerintahkan semua prajurit yang tersedia untuk berperang, tetapi upaya ini berakhir dengan kekalahan. Setelah kekalahan awal ini, Jenderal Yun Kwan berhasil meyakinkan para pemimpin Jurchen untuk menarik pasukan mereka, sehingga mengakhiri invasi tersebut untuk sementara waktu. Namun, kegagalan ini menunjukkan kelemahan militer Goryeo, terutama dalam unit kavaleri.
5. Kampanye Jurchen dan Sembilan Benteng Dongbuk
Setelah mengalami invasi Jurchen dan menyadari kurangnya unit kavaleri yang efisien di Goryeo, Yun Kwan meminta izin dari Raja Sukjong untuk melatih dan mereorganisasi militer Goryeo menjadi pasukan profesional yang mencakup unit kavaleri terlatih. Usulannya disetujui, dan ia membentuk pasukan khusus yang dikenal sebagai Byeolmuban (별무반ByeolmubanBahasa Korea). Byeolmuban adalah unit militer yang dibentuk untuk menghadapi ancaman Jurchen, terutama kavaleri mereka. Semua pemilik kuda di seluruh negeri diwajibkan untuk bergabung sebagai Singi (신 기, kavaleri), sementara pria berusia di atas 20 tahun yang tidak mengikuti ujian negara diwajibkan bergabung sebagai Sinbo (신보, infanteri). Bahkan para biksu pun diorganisasi menjadi unit militer. Byeolmuban dilatih sepanjang tahun, seperti pasukan reguler.

Pada tahun 1107 (tahun ke-2 pemerintahan Raja Yejong), Yun Kwan diangkat sebagai Won-su (원수, komandan utama) pasukan penumpas Jurchen, dengan O Yeon-chong (오연총O Yeon-chongBahasa Korea) sebagai Buwon-su (부원수, wakil komandan). Ia memimpin pasukan Byeolmuban yang berjumlah sekitar 170.000 prajurit untuk menyerang suku-suku Jurchen.
Yun Kwan menerapkan taktik yang cerdik. Ia berpura-pura menyerang Jurchen lalu mundur, kemudian mengirim utusan kepada kepala suku Jurchen dengan pesan palsu bahwa Goryeo akan mengembalikan tawanan Jurchen yang telah ditangkap sebelumnya, yaitu Heo Jeong (허정) dan Na Bul (나불). Kepala suku Jurchen mengirim sekitar 400 prajurit pengawal untuk menerima tawanan. Pada saat itulah, Yun Kwan dan O Yeon-chong memimpin pasukannya untuk menyergap dan memusnahkan hampir seluruh pasukan pengawal tersebut, serta menangkap mereka.
Setelah itu, Yun Kwan membagi pasukannya yang berjumlah 53.000 orang menjadi tiga divisi: pasukan tengah dipimpin oleh Kim Han-chung (김한충), pasukan kiri oleh Mun Gwan (문관), dan pasukan kanan oleh Kim Deok-jin (김덕진). Selain itu, pasukan laut yang terdiri dari 2.600 prajurit di bawah komando Sunbyeong Byeolgam Yang Yu-song (양유송) menyerang dari laut di Dorinpo. Serangan mendadak pasukan Yun Kwan berhasil memukul mundur Jurchen, memaksa mereka bersembunyi di Benteng Dong-eum. Yun Kwan mengirim pasukan elit untuk mengejar dan menghancurkan mereka, tidak memberi kesempatan Jurchen untuk bangkit kembali. Benteng Seokseong, tempat pasukan Jurchen lainnya bersembunyi, diserang oleh Cheok Jun-gyeong (척준경Cheok Jun-gyeongBahasa Korea) dan berhasil dihancurkan.

Kampanye militer ini berhasil menaklukkan 135 markas strategis Jurchen, menewaskan 4.940 musuh, dan menangkap 130 tawanan. Setelah kemenangan ini, Yun Kwan melaporkan keberhasilan tersebut kepada istana dan mengirim jenderal-jenderal untuk menetapkan kembali batas wilayah di daerah-daerah yang direbut. Ia bersama O Yeon-chong mengawasi pembangunan Sembilan Benteng Dongbuk (동북 9성Dongbuk 9seongBahasa Korea). Lokasi pasti dari sembilan benteng ini masih menjadi perdebatan historis, namun umumnya diperkirakan meliputi Hamju (함주), Yeongju (영주), Ungju (웅주), Gilju (길주), Bokju (복주), Gongheomjin (공험진), Tongtaejin (통태진), Jinyangjin (진양진), dan Sungnyeongjin (숭녕진). Beberapa ahli juga menyebutkan Uiju (의주) dan Pyeongyungjin (평융진) sebagai alternatif untuk Jinyangjin dan Sungnyeongjin. Survei lapangan yang dilakukan oleh Jiuchi Hiroshi telah banyak mengklarifikasi lokasi-lokasi ini.
Yun Kwan kemudian mengusulkan kepada Raja Yejong untuk memindahkan penduduk dari wilayah selatan Goryeo ke benteng-benteng baru ini. Menurut catatan "Yeongju Cheongbyeokgi" dalam *Goryeosa* (Sejarah Goryeo), sebanyak 6.466 rumah tangga (prajurit dan warga sipil) dipindahkan ke Hamju, Yeongju, Ungju, Gilju, Bokju, dan Gongheomjin. Hamju, yang terletak di dataran Hamheung, menjadi Daedodokbu (대도독부), titik strategis terpenting di antara benteng-benteng tersebut. Pembangunan sembilan benteng ini secara signifikan memperkuat pertahanan perbatasan Goryeo dan melengkapi kebijakan ekspansi utara (Bukjin) Goryeo.
Namun, pembangunan sembilan benteng ini memicu kemarahan klan Wanyan Jurchen, yang menganggap wilayah tersebut sebagai basis mereka. Pada awal 1108, U-ya-so memimpin pasukannya untuk menyerbu kembali wilayah Hamgyeongbuk-do, memicu konfrontasi langsung. Pada Januari 1108 (tahun ke-3 pemerintahan Raja Yejong), Yun Kwan kembali memimpin Byeolmuban bersama O Yeon-chong, Cheok Jun-gyeong, dan Wang Jaji (왕자지Wang JajiBahasa Korea). Dalam pertempuran di Gahan Village (가한촌), Yun Kwan dan O Yeon-chong sempat terkepung di lembah, namun berhasil diselamatkan oleh serangan mendadak yang dipimpin oleh Cheok Jun-gyeong. Dalam serangan ke Benteng Yeongju, pasukan Goryeo yang dipimpin Wang Jaji sempat kalah, namun keberanian dan strategi Cheok Jun-gyeong kembali menyelamatkan pasukan dan mengalahkan Jurchen. Ketika Jurchen mengepung Benteng Ungju, Cheok Jun-gyeong juga berhasil mengusir mereka.
Pada 30 Maret 1108, pasukan Goryeo kembali meraih kemenangan, menawan 346 orang, 96 kuda, dan 300 sapi. Yun Kwan kembali ke Gaegyeong (ibu kota Goryeo) dengan tawanan dan rampasan perang. Atas jasanya, ia dianugerahi gelar Chuchung Jwari Pyeongyung Cheokji Jinguk Gongsin (추충좌리평융 척지진국공신Chuchung Jwari Pyeongyung Cheokji Jinguk GongsinBahasa Korea) dan diangkat sebagai Munhasi jung (문하시중Munhasi jungBahasa Korea) Gyeom Pansangseoribusa Jigun-gukjungs (판상서이부사 지군국중사). Ia juga dianugerahi gelar Yeongpyeonghyeon Gaegukbaek (영평현개국백Yeongpyeonghyeon GaegukbaekBahasa Korea) dengan 2.000 rumah tangga sebagai tanah perdikan dan 300 rumah tangga sebagai *siksilbong* (pendapatan dari pajak).
6. Tantangan Politik dan Tahun-tahun Akhir
Meskipun meraih kemenangan militer gemilang, Yun Kwan menghadapi intrik politik di istana Goryeo. Beberapa pejabat yang memandang negatif kepercayaan Raja Yejong terhadap Yun Kwan mulai mencelanya, namun raja tidak menghiraukannya.
Sementara itu, suku Jurchen, yang kehilangan wilayah tempat tinggal mereka akibat penaklukan Goryeo dan pembangunan Sembilan Benteng, terus melakukan perlawanan bersenjata yang terorganisasi di bawah klan Wanyan. Mereka mengirim utusan ke Goryeo, memohon pengembalian sembilan benteng tersebut dengan janji akan setia membayar upeti dan tidak akan berkhianat kepada Goryeo selama beberapa generasi jika mata pencarian mereka dikembalikan.

Di Goryeo sendiri, terjadi perdebatan sengit mengenai permintaan Jurchen. Yun Kwan dan O Yeon-chong dengan tegas menentang pengembalian sembilan benteng, berpendapat bahwa benteng-benteng tersebut harus dipertahankan. Namun, pada saat itu, Goryeo kesulitan untuk mempertahankan benteng-benteng tersebut di tengah serangan Jurchen yang terus-menerus. Jarak antar benteng yang terlalu jauh dan mobilisasi militer yang berlebihan juga menimbulkan keluhan di kalangan rakyat. Selain itu, Khitan yang kuat di barat juga menentang keras keberadaan sembilan benteng karena mengklaim bahwa lahan pertanian mereka telah direbut.
Akhirnya, faksi yang mendukung perdamaian di istana menjadi dominan. Pada 3 Juli, Raja Yejong memanggil enam kementerian untuk membahas pengembalian sembilan benteng kepada U-ya-so dari Jurchen Timur. Pyeongjangsa Choe Hong-sa (최홍사) dan 28 pejabat lainnya mendukung pengembalian, sementara Yun Kwan, O Yeon-chong, dan Yebunangjung Han Sang (한상) menentangnya. Namun, karena sentimen perdamaian yang kuat di istana, diputuskan untuk mengembalikan sembilan benteng kepada suku Jurchen. Pasukan Goryeo mulai menarik diri dari sembilan benteng pada 18 Juli. Beberapa sejarawan berpendapat bahwa pengembalian sembilan benteng ini menjadi salah satu fondasi bagi Agolta untuk mendirikan Dinasti Jin yang perkasa di kemudian hari.
Pada Oktober 1109, Benteng Gilju terancam jatuh ke tangan Jurchen. Yun Kwan, sebagai Won-su, bersama Donggye Byeongmabu Won-su O Yeon-chong, kembali memimpin pasukan. Namun, mereka disergap di Gongheomjin saat mencoba menyerang pasukan Jurchen yang mengepung Benteng Gilju, dan gagal dalam serangan tersebut, akhirnya harus berdamai dan kembali. Pada November tahun yang sama, Yun Kwan menghadapi mosi tidak percaya dari Perdana Menteri Choe Hong-sa dan pejabat lainnya atas kegagalannya mencegah invasi Jurchen yang terus-menerus. Ia dicopot dari jabatan dan gelar kebangsawanannya sebagai gongsin (功臣). Ada juga desakan untuk menghukumnya atas tuduhan membuang-buang kekuatan nasional dalam perang yang tidak beralasan. Ia bahkan tidak diizinkan bertemu raja setelah kembali ke ibu kota dan langsung pulang ke rumah.
Namun, karena ia adalah tokoh sentral dalam kebijakan penguatan kekuasaan raja pada masa Sukjong dan Yejong, ia tidak dicabut jabatannya secara permanen seperti jenderal yang kalah perang pada umumnya. Berkat pertimbangan khusus dari Raja Yejong, ia dipulihkan jabatannya pada tahun 1110. Raja Yejong bahkan menawarkan jabatan Munhasi rang Pyeongjangsa (문하시랑 평장사) dan ingin Yun Kwan tetap dekat dengannya. Namun, Yun Kwan yang sudah tua dan sakit-sakitan, meminta untuk mengundurkan diri agar bisa fokus pada membaca buku. Meskipun Raja Yejong berulang kali menolak permintaannya, Yun Kwan terus mengutarakan keinginannya untuk pensiun.
Yun Kwan wafat pada 15 Juni 1111 (kalender lunar: 8 Mei 1111) pada usia 72 tahun.
7. Evaluasi Sejarah dan Warisan
Yun Kwan sangat dihormati atas pencapaian militernya yang luar biasa, terutama dalam mengalahkan suku Jurchen dan membangun Sembilan Benteng Dongbuk, yang secara signifikan meningkatkan kemampuan pertahanan Goryeo di perbatasan utara. Ia juga dipandang sebagai tokoh kunci dalam kebijakan ekspansi ke utara (Bukjin) Goryeo. Meskipun ia mengalami akhir yang tidak menyenangkan dengan dicopotnya gelar gongsin dan pemecatan sementara, banyak yang bersimpati atas nasibnya di kemudian hari.
Sembilan Benteng Dongbuk yang dibangunnya menjadi subjek perdebatan historis mengenai klaim teritorial, dengan beberapa sejarawan berpendapat bahwa benteng-benteng tersebut mencakup bagian dari Manchuria modern, yang merupakan tanah leluhur Goguryeo. Namun, secara umum, benteng-benteng tersebut diyakini berada di sekitar wilayah Hamheung saat ini di Korea Utara.
Setelah kematian Yun Kwan, suku Jurchen berhasil menghancurkan Dinasti Liao dan mendirikan Dinasti Jin yang kuat. Kebangkitan Dinasti Jin ini menyebabkan Goryeo tidak lagi dapat berdagang dengan Dinasti Song atau negara-negara tetangga lainnya, sehingga Goryeo menjadi terisolasi. Hal ini turut berkontribusi pada melemahnya kerajaan Goryeo di kemudian hari.
Secara anumerta, Yun Kwan dianugerahi gelar Munsuk (문숙MunsukBahasa Korea). Pada tahun 1130 (tahun ke-8 pemerintahan Raja Injong), ia diabadikan di kuil leluhur Raja Yejong (myojeong), sebuah kehormatan besar yang menunjukkan pengakuan atas kontribusinya. Makamnya terletak di Gwangtan-myeon, Paju, Gyeonggi-do, dan telah ditetapkan sebagai Situs Sejarah Nasional No. 323. Di beberapa tradisi shamanisme, ia bahkan dipuja sebagai dewa.
8. Keluarga dan Keturunan
Yun Kwan menikah dengan seorang wanita dari klan Incheon Yi (인천 이씨Incheon YiBahasa Korea), putri dari Sangjanggun Yi Seong-gan (이성간). Yi Seong-gan adalah cucu dari So-seong-gun Gaegukbaek Yi Heo-gyeom (이허겸) dan keponakan dari Yi Ja-yeon (이자연). Dari pernikahannya, Yun Kwan memiliki lima putra dan dua putri. Dua putranya kemudian menjadi biksu.
Anak-anak dan keturunan penting Yun Kwan meliputi:
- Kakek:** Yun Geumgang (윤금강Yun GeumgangBahasa Korea), menjabat sebagai Sangseo Jwabokya.
- Nenek:** Salah satu dari klan Naju Jeong atau klan Gaeseong Wang, namun tidak jelas siapa ibu kandung ayahnya. Diperkirakan dari klan Naju Jeong.
- Ayah:** Yun Jibyeong (윤집형Yun JibyeongBahasa Korea).
- Istri:** Lady Yi dari klan Incheon Yi.
- Putra:**
- Yun Eon-in** (윤언인Yun Eon-inBahasa Korea): Putra tertua, menjabat sebagai Hapmun Jihu. Keturunannya kemudian membentuk klan Namwon Yun dan Haman Yun.
- Cucu:** Yun Deok-cheom (윤덕첨Yun Deok-cheomBahasa Korea), menjabat sebagai Jeonjungsi Naegeupsa.
- Yun Eon-sun** (윤언순Yun Eon-sunBahasa Korea): Menjabat sebagai Si-eosa dan kemudian Namwonbusa pada masa Raja Yejong.
- Cucu:** Yun Jung-cheom (윤중첨Yun Jung-cheomBahasa Korea).
- Yun Eon-sik** (윤언식Yun Eon-sikBahasa Korea) (? - Mei 1149): Menjabat sebagai Sangseo Jwabokya. Menikah dengan Lady Ryu dari Hawon-gun (하원군군 류씨), yang merupakan adik dari Ratu Myeongui, permaisuri Raja Sukjong. Hubungan kekerabatan ini diduga turut membantu kemajuan karier Yun Kwan.
- Yun Eon-i** (윤언이Yun Eon-iBahasa Korea) (? - Mei 1149): Menjabat sebagai Jeongdang Munhak dan dianugerahi gelar anumerta Mungang. Keturunannya menghasilkan banyak ratu dan permaisuri pada masa Dinasti Joseon.
- Cucu:** Yun In-cheom (윤인첨Yun In-cheomBahasa Korea) (Sutaesa, Munjung), Yun Ja-go (윤자고Yun Ja-goBahasa Korea) (Gukjagam Baksa), Yun Don-sin (윤돈신Yun Don-sinBahasa Korea) (Ibusirang), Yun Ja-yang (윤자양Yun Ja-yangBahasa Korea), Yun Don-ui (윤돈의Yun Don-uiBahasa Korea), Yun Don-hyo (윤돈효Yun Don-hyoBahasa Korea).
- Cucu Perempuan:** Empat putri.
- Yun Eon-min** (윤언민Yun Eon-minBahasa Korea) (1095 - 23 April 1154): Nama kehormatan Iljang (일장). Menjabat sebagai Sangsik Bongeo. Ia dikenal cerdas dan mahir dalam kaligrafi serta melukis.
- Yun Eon-in** (윤언인Yun Eon-inBahasa Korea): Putra tertua, menjabat sebagai Hapmun Jihu. Keturunannya kemudian membentuk klan Namwon Yun dan Haman Yun.
- Putri:**
- Satu putri menikah dengan Hwang Won-do (황원도).
- Satu putri menikah dengan Im Won-hu (임원후) (1089-1156).
Keturunan Yun Eon-i sangat berpengaruh dalam sejarah Korea, terutama pada masa Dinasti Joseon, karena menghasilkan banyak permaisuri dan selir kerajaan, termasuk:
- Pye-bi Yun-ssi** (폐비 윤씨), permaisuri Raja Seongjong, adalah keturunan generasi ke-11 dari putra pertama Yun Eon-in.
- Hui-bi Yun-ssi** (희비 윤씨), selir Raja Chunghyewang dari Goryeo, adalah keturunan generasi ke-8 dari Yun Kwan melalui Yun Eon-i.
- Jeonghui Wanghu** (정희왕후), permaisuri Raja Sejo, adalah keturunan generasi ke-11 dari Yun Kwan melalui Yun Eon-i.
- Jeonghyeon Wanghu** (정현왕후), permaisuri ketiga Raja Seongjong, adalah keturunan generasi ke-13 dari Yun Kwan melalui Yun Eon-i.
- Janggyeong Wanghu** (장경왕후), permaisuri kedua Raja Jungjong, adalah keturunan generasi ke-14 dari Yun Kwan melalui Yun Eon-i.
- Munjeong Wanghu** (문정왕후), permaisuri ketiga Raja Jungjong, adalah keturunan generasi ke-15 dari Yun Kwan melalui Yun Eon-i.
- Sukbin Yun-ssi** (숙빈 윤씨), selir Raja Injong, adalah keturunan generasi ke-16 dari Yun Kwan melalui Yun Eon-i.
9. Sengketa Makam dan Tradisi Budaya
Makam Jenderal Yun Kwan, yang terletak di Gunung 4-1, Bunsu-ri, Gwangtan-myeon, Paju-si, Gyeonggi-do (Situs Sejarah Nasional No. 323), menjadi pusat sengketa panjang yang dikenal sebagai *sansong* (산송, sengketa makam) selama lebih dari 400 tahun, dimulai sejak Dinasti Joseon.
Pada tahun 1614, Sim Ji-won (심지원), yang menjabat sebagai Yeonguijeong (Perdana Menteri), membangun makam keluarganya di dekat makam Jenderal Yun Kwan. Hal ini memicu kemarahan klan Paepyeong Yun. Pada tahun 1763, klan Paepyeong Yun membalas dengan menggali sebagian makam keluarga Sim Ji-won dan menuntut hukuman bagi klan Cheongsong Sim. Perselisihan ini menjadi sangat serius sehingga bupati wilayah Goyang, yang enggan terlibat dalam konflik antara dua keluarga bangsawan terkemuka, menyerahkan masalah ini kepada istana kerajaan.
Raja Yeongjo, yang memerintah pada saat itu, menghadapi dilema karena kedua klan, Paepyeong Yun dan Cheongsong Sim, adalah keluarga ipar kerajaan yang sangat berpengaruh (klan Yun menghasilkan empat ratu, dan klan Sim menghasilkan tiga ratu). Oleh karena itu, Raja Yeongjo tidak berani memihak salah satu pihak. Ia memerintahkan agar makam Yun Kwan dan Sim Ji-won tetap di tempatnya dan mendesak kedua keluarga untuk mencapai kesepakatan. Namun, klan Paepyeong Yun tidak menerima keputusan ini dan terus menuntut pemindahan makam Sim Ji-won. Akibatnya, beberapa anggota klan Yun bahkan dihukum cambuk dan diasingkan, bahkan ada yang meninggal karena sakit. Konflik antara kedua klan semakin dalam.
Sengketa ini terus berlanjut hingga abad ke-21. Akhirnya, pada 10 April 2006 (kalender lunar), Perkumpulan Besar Klan Paepyeong Yun dan Perkumpulan Besar Klan Cheongsong Sim mencapai kesepakatan untuk mengakhiri sengketa makam yang telah berlangsung selama 392 tahun ini. Klan Paepyeong Yun menyediakan lahan yang diperlukan untuk relokasi, dan klan Cheongsong Sim setuju untuk memindahkan 19 makam leluhur mereka dari area makam Jenderal Yun Kwan.
Selain sengketa makam, ada juga tradisi budaya unik yang terkait dengan Yun Kwan. Menurut sebuah legenda, ketika Yun Kwan dikejar oleh pasukan Khitan di Seondeokjin Gwangpo (선덕진 광포) di Hamheung, seekor ikan mas membantunya menyeberangi sungai. Sebagai bentuk penghormatan dan terima kasih, anggota klan Paepyeong Yun secara tradisional tidak mengonsumsi ikan mas hingga hari ini.
10. Tokoh dan Peristiwa Terkait
Kehidupan dan karier Yun Kwan terkait erat dengan sejumlah tokoh penting dan peristiwa bersejarah di Goryeo:
- Tokoh Kunci:**
- Raja Sukjong: Raja yang memerintah saat Yun Kwan memulai karier diplomatik dan reformasinya, serta saat ia mengusulkan pembentukan Byeolmuban.
- Raja Yejong: Raja yang memerintah saat Yun Kwan memimpin kampanye militer besar-besaran melawan Jurchen dan membangun Sembilan Benteng Dongbuk. Raja Yejong juga memberikan pertimbangan khusus kepada Yun Kwan di masa tuanya.
- Uicheon (대각국사 의천): Biksu terkemuka yang bekerja sama dengan Yun Kwan dalam kebijakan reformasi untuk memperkuat kekuasaan raja.
- O Yeon-chong (오연총): Wakil komandan (Buwon-su) Yun Kwan dalam kampanye Jurchen. Ia adalah kerabat ipar Yun Kwan, dan hubungan mereka konon menjadi asal mula istilah "sadon" (사돈) yang berarti hubungan antara besan.
- Cheok Jun-gyeong (척준경): Jenderal militer yang sangat berani dan strategis, memainkan peran krusial dalam menyelamatkan Yun Kwan dan meraih kemenangan dalam beberapa pertempuran melawan Jurchen.
- Wang Jaji (왕자지): Jenderal lain yang turut serta dalam kampanye Jurchen.
- Kim Han-chung (김한충), Mun Gwan (문관), Kim Deok-jin (김덕진), Yang Yu-song (양유송): Para komandan yang memimpin divisi pasukan Goryeo dalam ekspedisi Jurchen.
- Choe Hong-sa (최홍사): Pejabat yang menentang kebijakan ekspansi Yun Kwan dan kemudian mengajukan mosi tidak percaya terhadapnya.
- Im Ui (임의), Jo Gyu (조규), Yi Hoeng (이굉), Han Sang (한상): Pejabat-pejabat lain yang berinteraksi dengan Yun Kwan dalam karier awal dan diplomatiknya.
- U-ya-so (우야소) / Agolta (아골타): Pemimpin suku Jurchen yang menyatukan klan Wanyan dan menjadi lawan utama Goryeo dalam konflik perbatasan.
- Sim Ji-won (심지원): Perdana Menteri Joseon yang makam keluarganya memicu sengketa panjang dengan klan Paepyeong Yun.
- Raja Yeongjo: Raja Joseon yang berusaha menengahi sengketa makam antara klan Yun dan Sim.
- Kim Bu-sik (김부식): Sejarawan dan pejabat yang memodifikasi prasasti makam Uicheon yang ditulis oleh Yun Kwan, menyebabkan perselisihan dengan putra Yun Kwan, Yun Eon-i.
- Peristiwa Penting:**
- Kelulusan ujian negara (gwageo).
- Misi diplomatik ke Dinasti Liao dan Song.
- Pembangunan Namgyeong (sekarang Seoul) sebagai ibu kota kedua Goryeo.
- Penerapan kebijakan peredaran mata uang logam.
- Invasi suku Jurchen ke perbatasan Goryeo.
- Pembentukan pasukan khusus Byeolmuban.
- Ekspedisi militer besar-besaran melawan suku Jurchen pada tahun 1107 dan 1108.
- Pembangunan dan signifikansi Sembilan Benteng Dongbuk.
- Pengembalian Sembilan Benteng Dongbuk kepada suku Jurchen.
- Pemecatan dan pemulihan jabatan Yun Kwan.
- Sengketa makam panjang (sansong) antara klan Paepyeong Yun dan Cheongsong Sim.
- Legenda ikan mas yang membantu Yun Kwan.
- Lokasi Geografis:**
- Goryeo: Kerajaan tempat Yun Kwan mengabdi.
- Dinasti Liao dan Dinasti Song: Negara-negara tetangga tempat Yun Kwan menjalankan misi diplomatik.
- Namgyeong (남경, sekarang Seoul): Ibu kota kedua Goryeo yang dibangun atas inisiatif Yun Kwan.
- Gwangju, Chungju, Cheongju: Wilayah yang diinspeksi oleh Yun Kwan pada awal kariernya.
- Jeongju: Lokasi invasi awal kavaleri Jurchen.
- Hamheung: Wilayah strategis di utara tempat pasukan Jurchen berkumpul dan kemudian menjadi lokasi Daedodokbu di bawah kendali Goryeo.
- Hamgyeongbuk-do: Wilayah di timur laut Goryeo yang menjadi sasaran invasi Jurchen.
- Sembilan Benteng Dongbuk (동북 9성): Termasuk Hamju, Yeongju, Ungju, Gilju, Bokju, Gongheomjin, Tongtaejin, Jinyangjin, Sungnyeongjin, serta kemungkinan Uiju dan Pyeongyungjin.
- Gahan Village (가한촌), Benteng Yeongju, Benteng Ungju: Lokasi-lokasi pertempuran penting selama kampanye Jurchen.
- Gaegyeong: Ibu kota Goryeo.
- Paju: Lokasi makam Yun Kwan di Gyeonggi-do.
- Seondeokjin Gwangpo (선덕진 광po): Lokasi legenda ikan mas.