1. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Émile Mpenza lahir pada 4 Juli 1978 di Zellik, Belgia. Ia adalah salah satu dari lima bersaudara yang lahir dari ayah Arsène, seorang apoteker, dan ibu Rosalie. Kehidupannya sangat dipengaruhi oleh dunia sepak bola, terutama melalui kakaknya, Mbo Mpenza, yang juga menjadi pesepak bola profesional. Bagian ini akan membahas tentang masa kecil dan pendidikan awal Émile, serta pentingnya hubungan keluarganya dalam membentuk karier sepak bolanya.
1.1. Masa Kecil dan Pendidikan
Émile Mpenza memulai pelatihan sepak bolanya di klub masa muda LC Mesvins dari tahun 1986 hingga 1989. Ia kemudian bergabung dengan KV Kortrijk di mana ia bermain di level junior dari tahun 1989 hingga 1995. Pendidikan sepak bola awalnya membentuk dasar kemampuannya sebagai penyerang. Pada usia muda, ia menunjukkan bakat luar biasa dan kecepatan, yang menjadi ciri khas permainannya di kemudian hari.
1.2. Hubungan Keluarga
Hubungan Émile dengan kakaknya, Mbo Mpenza, sangat erat dan signifikan dalam karier sepak bola mereka. Mereka bermain bersama di beberapa klub Belgia, termasuk KV Kortrijk, R.E. Mouscron, dan Standard Liège. Kebersamaan di lapangan ini membantu keduanya mengembangkan pemahaman taktis dan menciptakan kombinasi serangan yang efektif. Kehadiran Mbo di sampingnya tidak hanya memberikan dukungan keluarga tetapi juga persaingan sehat yang mendorong Émile untuk terus berkembang. Mbo juga merupakan pemain tim nasional Belgia, sebuah pencapaian yang diikuti oleh Émile, menunjukkan pengaruh positif dari ikatan persaudaraan mereka dalam dunia sepak bola.
2. Karier Klub
Émile Mpenza memiliki karier klub yang panjang dan beragam, bermain di beberapa liga top Eropa dan Asia, menunjukkan adaptabilitas dan ketajamannya di depan gawang di berbagai lingkungan.
2.1. Awal Karier di Belgia
Mpenza memulai karier seniornya di KV Kortrijk pada musim 1995-1996, bermain sebanyak 32 pertandingan dan mencetak 5 gol. Ia kemudian pindah ke R.E. Mouscron pada musim 1996-1997, di mana ia mencetak 12 gol dalam 31 penampilan. Di bawah pelatih Georges Leekens, Mpenza membentuk duet penyerang yang berbahaya bersama kakaknya, Mbo. Penampilannya yang mengesankan di Mouscron membuatnya dianugerahi Penghargaan Pemain Muda Profesional Terbaik Belgia dan Sepatu Ebony Belgia pada tahun 1997. Setelah itu, pada tahun yang sama, ia dan Mbo sama-sama pindah ke Standard Liège. Di Standard, Mpenza bermain selama dua musim (1997-1999) sebelum pindah ke Jerman, mencetak 20 gol dalam 46 pertandingan liga.
2.2. Bundesliga Jerman
Pada 2 Januari 2000, Mpenza pindah ke klub Bundesliga Jerman, FC Schalke 04, dalam kesepakatan pertukaran dengan pemain Belgia lainnya, Michaël Goossens. Transfer ini dilaporkan bernilai 17.00 M DEM, menjadikannya transfer termahal dalam sejarah klub saat itu. Ia membuat debutnya pada 5 Februari melawan Arminia Bielefeld dan mencetak gol pertamanya melawan Werder Bremen (kemenangan 3-1). Mpenza dengan cepat menunjukkan kehebatannya, mencetak dua gol melawan VfB Stuttgart (kemenangan 3-0) pada 18 Februari. Ia dijuluki "Ajaib" setelah mencetak 6 gol dalam 9 pertandingan pertamanya.
Pada musim keduanya di Schalke (2000-2001), ia membentuk kemitraan penyerang yang sangat sukses dengan Ebbe Sand, yang oleh mantan penyerang legendaris klub, Klaus Fischer, disebut sebagai "duet terbaik dalam sejarah klub." Mereka hampir memenangkan gelar Bundesliga, namun kalah tipis dengan selisih satu poin di hari terakhir musim. Meskipun sukses awal, sisa karier Mpenza di Schalke diwarnai oleh cedera yang sering kambuh dan konflik dengan manajer umum Rudi Assauer, yang bahkan sempat membuatnya diasingkan dari skuad.
Pada 30 Agustus 2003, Mpenza kembali ke Standard Liège dengan kontrak tiga tahun dan biaya transfer 1.50 M EUR. Di bawah pelatih Dominique D'Onofrio, ia memimpin lini serang bersama Almani Moreira dan Mohammed Aliyu Datti, mencetak 21 gol dalam 28 pertandingan liga selama musim 2003-2004. Penampilannya ini menarik perhatian klub-klub Jerman lainnya.
Pada 18 Mei 2004, Hamburger SV merekrut Mpenza dengan biaya 2.50 M EUR dan kontrak empat tahun. Namun, di Hamburg, ia kesulitan untuk menemukan performa terbaiknya, hanya mencetak 5 gol dalam 36 penampilan. Karena kurangnya keberhasilan di klub, pada Januari 2006, ia membuat keputusan yang mengejutkan dengan pindah ke klub Liga Qatar, Al Rayyan SC.
2.3. Liga Bintang Qatar
Pada 9 Januari 2006, Émile Mpenza bergabung dengan Al Rayyan SC di Qatar dengan kontrak satu setengah tahun dan biaya transfer 1.50 M EUR. Keputusannya untuk bermain di Liga Qatar menarik banyak kritik dari media dan penggemar Eropa. Namun, Mpenza merespons kritik tersebut dengan ambisi, menyatakan kepada stasiun radio Belgia Bel RTL: "Saya belum selesai dan saya akan membuktikannya di Manchester. Saya melakukan langkah ini sebagai balas dendam, dengan hormat kepada semua pihak yang mengkritik keputusan saya untuk bermain di Qatar." Selama bermain di Al Rayyan, ia mencetak 9 gol dalam 19 pertandingan, menunjukkan bahwa ia masih memiliki kemampuan mencetak gol.
2.4. Liga Primer Inggris
Setelah periode di Qatar, Mpenza bergabung dengan Manchester City di Liga Primer Inggris pada 14 Februari 2007, setelah tampil mengesankan dan mencetak gol dalam pertandingan khusus di City of Manchester Stadium. Ia melakukan debutnya pada 3 Maret 2007, menggantikan Georgios Samaras di babak kedua melawan Wigan Athletic. Gol pertamanya untuk klub tercipta pada 17 Maret 2007 dalam kemenangan 2-0 atas Middlesbrough. Ia mencetak gol lagi dalam kemenangan 1-0 di kandang Newcastle United pada 30 Maret, dan satu gol lagi di hari terakhir musim melawan Tottenham Hotspur. Dengan total 3 gol di paruh kedua musim 2006-2007, ia berhasil mengamankan perpanjangan kontrak hingga akhir musim 2007-2008.
Di awal musim 2007-2008, Mpenza menunjukkan performa menjanjikan dengan mencetak gol dalam pertandingan pramusim melawan Doncaster Rovers F.C., dan juga mencetak gol penyama kedudukan melawan Fulham F.C. serta membawa City unggul melawan Bristol City dan Newcastle United. Namun, kedatangan pemain baru seperti Rolando Bianchi, Valeri Bojinov, Geovanni, dan Elano di bawah manajer baru Sven-Göran Eriksson meningkatkan persaingan di lini depan. Mpenza kemudian kesulitan mendapatkan tempat dan tidak mencetak gol lagi setelah September. Ia akhirnya dilepas oleh Manchester City pada Juli 2008.
Pada 2 September 2008, Mpenza bergabung dengan klub Championship (divisi dua Inggris), Plymouth Argyle F.C., dengan kontrak satu tahun. Ia membuat debutnya pada 13 September sebagai pemain pengganti melawan Norwich City. Mpenza mencetak gol pertamanya untuk Plymouth melawan Charlton Athletic F.C. dalam hasil imbang 2-2, dan gol keduanya dalam kemenangan 2-1 atas Cardiff City. Namun, waktu Mpenza di Plymouth Argyle diganggu oleh cedera, yang membatasi penampilannya hanya menjadi 9 pertandingan dan 2 gol (termasuk 3 sebagai starter), meskipun ia menerima gaji mingguan tertinggi di klub sebesar 10.00 K GBP. Karena cedera yang terus-menerus ini, ia tidak ditawari kontrak baru.
2.5. Liga Swiss dan Azerbaijan
Untuk musim 2009-2010, Mpenza menandatangani kontrak satu tahun dengan opsi perpanjangan di klub divisi teratas Swiss, FC Sion. Di Sion, ia berhasil menghidupkan kembali kariernya, mengatasi masalah cedera yang selama ini menghantuinya. Ia menunjukkan ketajaman yang luar biasa di depan gawang, mencetak 21 gol dalam 32 pertandingan, termasuk hat-trick di pertandingan terakhir musim melawan FC St. Gallen (kemenangan 5-1). Ia menyelesaikan musim sebagai pencetak gol terbanyak kedua di liga, menyamai Cristian Ianu dan Marco Streller.
Pada Agustus 2010, Mpenza menandatangani kontrak tiga setengah tahun dengan klub Liga Primer Azerbaijan, Neftchi Baku. Di musim pertamanya, meskipun ia mengalami cedera lutut yang memerlukan operasi selama kamp pelatihan musim dingin dan diperkirakan absen hingga enam bulan, ia berhasil mencetak 6 gol dan membantu tim meraih gelar liga pada musim 2010-2011. Namun, pada musim berikutnya (2011-2012), ia kehilangan tempatnya di tim inti karena kombinasi Bahodir Nasimov dan Flávio Alex Valêncio. Ia hanya tampil dalam 8 pertandingan dengan total 165 menit bermain. Situasi ini menyebabkan kepergiannya dari klub pada Januari 2012. Pada Juni 2015, FIFA memerintahkan Neftchi Baku untuk membayar Mpenza 1.00 M EUR sebagai tunggakan gaji yang belum dibayar.
2.6. Kembali ke Liga Kedua Belgia
Setelah lebih dari setahun mencari klub, Émile Mpenza akhirnya menandatangani kontrak satu tahun dengan SC Eendracht Aalst di Liga Kedua Belgia pada 1 Oktober 2013. Selama periode tanpa klub, ia sempat berlatih dengan beberapa tim lain di Belgia, termasuk Waasland-Beveren pada Juli 2012, KVC Westerlo pada November 2012, Hoogstraten VV pada Agustus 2013, dan Royal Antwerp FC pada September 2013, namun tidak ada kesepakatan yang tercapai hingga ia bergabung dengan Eendracht Aalst. Kepindahan ini menandai klub terakhir dalam karier bermainnya sebelum akhirnya mengakhiri perjalanannya sebagai pemain profesional.
3. Karier Internasional
Émile Mpenza memiliki karier internasional yang signifikan dengan tim nasional sepak bola Belgia, meskipun sering terhambat oleh cedera yang terjadi saat panggilan internasional. Bagian ini akan membahas partisipasi Mpenza dalam turnamen internasional utama, beberapa kali pengunduran diri dan kembalinya ke tim nasional, serta statistik penampilan internasionalnya.
3.1. Partisipasi Turnamen Internasional Utama
Mpenza berpartisipasi dalam dua turnamen besar bersama kakaknya, Mbo Mpenza:
- Piala Dunia FIFA 1998: Ia tampil dalam ketiga pertandingan penyisihan grup sebagai pemain pengganti.
- UEFA Euro 2000: Mpenza memulai ketiga pertandingan penyisihan grup, berpasangan dengan Branko Strupar dan kemudian Luc Nilis. Ia mencetak gol dalam pertandingan pembuka melawan Swedia, yang berakhir dengan kemenangan 2-1 untuk Belgia.
Sayangnya, Mpenza terpaksa absen dari Piala Dunia FIFA 2002 karena cedera pangkal paha. Ini adalah pukulan besar bagi karier internasionalnya.
3.2. Pensiun dan Kembali ke Tim Nasional
Émile Mpenza beberapa kali menyatakan pensiun dari tim nasional. Ia pertama kali mengumumkan pengunduran dirinya dari tim nasional pada April 2004, sebelum pertandingan melawan Turki, dengan alasan pribadi. Namun, ia kembali bermain untuk tim nasional pada Oktober tahun yang sama.
Pada 6 Juni 2007, setelah pertandingan kualifikasi Euro 2008 melawan Finlandia, Mpenza kembali menyatakan pensiun dari tim nasional untuk fokus pada karier klubnya. Namun, berkat bujukan berkali-kali dari pelatih Franky Vercauteren, ia kembali dipanggil pada 6 Agustus 2009. Ia melakukan penampilan kembalinya dalam pertandingan persahabatan melawan Ceko pada 12 Agustus. Pada 10 Oktober 2009, dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia FIFA 2010 melawan Turki, ia mencetak dua gol, yang merupakan gol pertamanya sejak 17 Agustus 2005 (melawan Yunani dalam kualifikasi Piala Dunia 2006). Dua gol tersebut menjadi gol terakhirnya untuk tim nasional.
3.3. Statistik Pertandingan Internasional
Émile Mpenza bermain dalam 57 pertandingan dan mencetak 19 gol untuk tim nasional Belgia dari tahun 1997 hingga 2009.
| Gol | Tanggal | Lokasi | Lawan | Skor | Hasil | Kompetisi |
|---|---|---|---|---|---|---|
| 1 | 7 Juni 1997 | Stadion Raja Baudouin, Brussels | San Marino | 6-0 | Menang | Kualifikasi Piala Dunia FIFA 1998 |
| 2 | ||||||
| 3 | 3 Februari 1999 | Stadion Tsirion, Limassol | Siprus | 0-1 | Menang | Pertandingan persahabatan |
| 4 | 18 Agustus 1999 | Stadion Jan Breydel, Bruges | Finlandia | 3-4 | Kalah | Persahabatan |
| 5 | 4 September 1999 | Stadion Feijenoord, Rotterdam | Belanda | 5-5 | Imbang | Persahabatan |
| 6 | 7 September 1999 | Stadion Maurice Dufrasne, Liège | Maroko | 4-0 | Menang | Persahabatan |
| 7 | 29 Maret 2000 | Stadion Raja Baudouin, Brussels | Belanda | 2-2 | Imbang | Persahabatan |
| 8 | 10 Juni 2000 | Stadion Raja Baudouin, Brussels | Swedia | 2-1 | Menang | Euro 2000 |
| 9 | 16 Agustus 2000 | Stadion Georgi Asparuhov, Sofia | Bulgaria | 1-3 | Menang | Persahabatan |
| 10 | 28 Februari 2001 | Stadion Raja Baudouin, Brussels | San Marino | 10-1 | Menang | Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2002 |
| 11 | 25 April 2001 | Stadion Letná, Praha | Republik Ceko | 1-1 | Imbang | Persahabatan |
| 12 | 2 Juni 2001 | Stadion Raja Baudouin, Brussels | Latvia | 3-1 | Menang | Kualifikasi Piala Dunia 2002 |
| 13 | 12 Februari 2003 | Stadion 19 Mei 1956, Annaba | Aljazair | 1-3 | Menang | Persahabatan |
| 14 | ||||||
| 15 | 26 Maret 2005 | Stadion Raja Baudouin, Brussels | Bosnia dan Herzegovina | 4-1 | Menang | Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2006 |
| 16 | ||||||
| 17 | 17 Agustus 2005 | Stadion Raja Baudouin, Brussels | Yunani | 2-0 | Menang | Persahabatan |
| 18 | 10 Oktober 2009 | Stadion Raja Baudouin, Brussels | Turki | 2-0 | Menang | Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2010 |
| 19 |
| Tahun | Penampilan | Gol |
|---|---|---|
| 1997 | 5 | 2 |
| 1998 | 8 | 0 |
| 1999 | 9 | 4 |
| 2000 | 7 | 3 |
| 2001 | 6 | 3 |
| 2002 | 2 | 0 |
| 2003 | 4 | 2 |
| 2004 | 1 | 0 |
| 2005 | 7 | 3 |
| 2006 | 3 | 0 |
| 2007 | 2 | 0 |
| 2008 | 0 | 0 |
| 2009 | 3 | 2 |
| Total | 57 | 19 |
4. Kehidupan Pribadi
Émile Mpenza adalah sosok yang tertutup dalam kehidupan pribadinya, namun beberapa aspek publik diketahui. Ia dikenal memiliki tinggi 177 cm dan berat 74 kg. Selain karier sepak bolanya, ia juga pernah tampil dalam dunia hiburan. Pada tahun 2002, Mpenza membintangi film komedi berjudul Hop, sebuah film yang disutradarai oleh Dominique Standaert.
5. Penghargaan dan Prestasi
Selama karier bermainnya, Émile Mpenza meraih sejumlah penghargaan dan prestasi baik di tingkat klub maupun individu, menandai kontribusinya yang signifikan dalam tim yang ia bela. Bagian ini merinci penghargaan yang diraihnya bersama klub dan pencapaian individu yang menonjol.
5.1. Penghargaan Klub
- FC Schalke 04
- DFB-Pokal: 2000-01, 2001-02
- Hamburger SV
- Piala Intertoto UEFA: 2005
- Neftchi Baku
- Liga Primer Azerbaijan: 2010-11
5.2. Penghargaan Individu
- Penghargaan Pemain Muda Profesional Terbaik Belgia: 1996-97
- Sepatu Ebony Belgia: 1997
- Pemain Sepak Bola Terbaik Belgia di Luar Negeri: 2000
- Kicker Peringkat Sepak Bola Jerman - Pemain Kelas Internasional: 2000-2001
- Pemain Terbaik Musim Standard Liège: 2003-04
6. Penilaian dan Warisan
Émile Mpenza dinilai sebagai penyerang yang berbakat dan dinamis, dikenal karena kecepatannya yang mematikan dan kemampuan mencetak gol yang tajam. Warisannya dalam sepak bola ditandai oleh momen-momen brilian dan kontribusi penting, meskipun juga menghadapi tantangan dan kritik.

6.1. Penilaian Positif
Mpenza secara luas dipuji karena kemampuan teknisnya yang luar biasa, terutama dalam hal kecepatan, dribel, dan insting mencetak gol. Pada puncak kariernya, ia adalah ancaman konstan bagi pertahanan lawan. Kemitraannya dengan Ebbe Sand di Schalke 04 dianggap sebagai salah satu yang terbaik dalam sejarah klub, menunjukkan kemampuannya untuk beradaptasi dan berkolaborasi dengan penyerang lain. Kemampuannya untuk mencetak gol dalam situasi sulit dan kontribusinya pada keberhasilan klub, seperti kemenangan di DFB-Pokal bersama Schalke dan gelar liga bersama Neftchi Baku, menegaskan nilainya sebagai pemain kunci. Kebangkitan kariernya di FC Sion, di mana ia mencetak 21 gol dalam satu musim setelah periode cedera, adalah bukti ketahanan dan profesionalismenya.
6.2. Kritik dan Kontroversi
Meskipun bakatnya tidak diragukan, karier Mpenza sering diganggu oleh serangkaian cedera yang berulang, terutama masalah lutut dan hamstring. Cedera-cedera ini membatasi konsistensinya dan sering kali menghambatnya untuk mencapai potensi penuhnya atau mempertahankan tempat di tim inti. Selain itu, ia juga beberapa kali terlibat dalam perselisihan dengan pelatih atau manajemen klub, seperti konflik yang terkenal dengan manajer umum Schalke, Rudi Assauer, dan kemudian kehilangan tempatnya di Neftchi Baku.
Keputusannya untuk pindah ke Liga Qatar pada tahun 2006, di usia relatif muda untuk seorang pesepak bola, juga menuai kritik. Banyak yang menganggapnya sebagai langkah yang dimotivasi oleh faktor finansial daripada ambisi olahraga di Eropa. Namun, Mpenza sendiri melihatnya sebagai "balas dendam" untuk membuktikan kemampuannya kepada para kritikus, menunjukkan sisi mentalitasnya yang bertekad untuk menghadapi tantangan. Meskipun demikian, transisi ke liga-liga yang kurang kompetitif (seperti Qatar dan Azerbaijan) di akhir kariernya seringkali dilihat sebagai tanda penurunan dari puncak kariernya di Bundesliga dan Liga Primer Inggris. Masalah tunggakan gaji dengan Neftchi Baku yang melibatkan intervensi FIFA juga menyoroti potensi masalah di luar lapangan yang ia hadapi.