1. Biography
André Maurois, yang lahir dengan nama Émile Salomon Wilhelm Herzog, menjalani kehidupan yang kaya akan pengalaman, dari masa kecilnya yang dipengaruhi oleh latar belakang keluarga yang unik, dinas militernya selama dua perang dunia, hingga karier sastranya yang gemilang yang diakhiri dengan perubahan nama legal dan kematiannya.
1.1. Early Life and Education
André Maurois lahir pada 26 Juli 1885 di Elbeuf, sebuah kota di Normandia, Prancis. Nama lahirnya adalah Émile Salomon Wilhelm Herzog. Ia berasal dari keluarga Javal, dengan ayahnya bernama Ernest Herzog, seorang produsen tekstil Yahudi, dan ibunya bernama Alice Lévy-Rueff. Keluarga Herzog adalah pengungsi dari Alsace yang melarikan diri setelah Perang Prancis-Prusia pada tahun 1870-1871 dan mencari perlindungan di Elbeuf, tempat mereka memiliki pabrik wol.
Menurut Maurois, keluarganya membawa seluruh tenaga kerja Alsatian mereka ke pabrik yang dipindahkan tersebut. Atas tindakan ini, kakek Maurois dianugerahi Légion d'honneur karena telah "menyelamatkan industri Prancis". Latar belakang keluarga ini sangat memengaruhi karya Maurois, terutama dalam novelnya Bernard Quesnay. Buku ini mengisahkan seorang veteran muda Perang Dunia I dengan kecenderungan artistik dan intelektual yang, meskipun sangat tidak diinginkan, ditarik untuk bekerja sebagai direktur di pabrik tekstil kakeknya-sebuah karakter yang jelas memiliki banyak elemen autobiografi.
Maurois menempuh pendidikan di Lycée Pierre Corneille di Rouen. Di sana, ia menjadi murid dari filsuf Alain (nama asli Émile-Auguste Chartier), yang memberikan pengaruh besar pada pembentukan intelektual dan pemikiran sastranya.
1.2. Military Service and War Experience
Selama Perang Dunia I, André Maurois bergabung dengan Angkatan Darat Prancis. Ia bertugas sebagai juru bahasa untuk Letnan Kolonel Winston Churchill dan kemudian sebagai perwira penghubung dengan Angkatan Darat Britania Raya. Pengalaman-pengalaman ini menjadi inspirasi bagi novel pertamanya, Les silences du colonel Bramble (1918), sebuah kisah yang jenaka dan realistis secara sosial tentang pengalamannya di medan perang. Novel ini segera meraih kesuksesan besar di Prancis dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul The Silence of Colonel Bramble, menjadi populer di Britania Raya dan negara-negara berbahasa Inggris lainnya.
Ketika Perang Dunia II pecah, Maurois diangkat sebagai Pengamat Resmi Prancis yang melekat pada Markas Besar Umum Britania Raya. Dalam kapasitas ini, ia mendampingi Angkatan Darat Britania Raya ke Belgia. Ia memiliki hubungan pribadi dengan para politikus utama dalam pemerintahan Prancis, dan pada 10 Juni 1940, ia dikirim dalam misi ke London. Setelah Gencatan Senjata mengakhiri misi tersebut, Maurois didemobilisasi dan melakukan perjalanan dari Inggris ke Kanada. Ia menulis tentang pengalaman-pengalaman ini dalam bukunya Tragedy in France. Kemudian dalam Perang Dunia II, ia juga bertugas di Angkatan Darat Prancis dan Pasukan Prancis Bebas.
1.3. Name Change and Death
Pada tahun 1947, nama samaran "André Maurois" secara resmi menjadi nama legalnya. Ia meninggal dunia pada 9 Oktober 1967 di Neuilly-sur-Seine, setelah menjalani karier panjang sebagai penulis novel, biografi, sejarah, buku anak-anak, dan cerita fiksi ilmiah. Ia dimakamkan di pemakaman umum Neuilly-sur-Seine dekat Paris.
2. Literary Works
André Maurois dikenal karena gaya sastranya yang khas, luasnya cakupan karyanya, dan pengaruhnya yang signifikan terhadap dunia sastra. Ia berhasil menciptakan karya-karya yang tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan wawasan mendalam tentang kehidupan dan sejarah.
2.1. Literary Style and Influence
Ciri khas sastra André Maurois mencakup beberapa elemen kunci yang membedakannya dari penulis sezamannya. Ia sangat dipengaruhi oleh filsuf Alain (Émile-Auguste Chartier), yang mengajarinya di sekolah menengah. Pengaruh Alain terlihat dalam pendekatan Maurois yang cenderung ke arah "populerisasi filsafat Alain" dalam karya-karyanya.
Gaya penulisannya dicirikan oleh humor yang jenaka dan realisme sosial, terutama dalam penggambaran pengalamannya di Perang Dunia I. Maurois memiliki pengetahuan yang luas, yang memungkinkannya untuk menulis dalam berbagai genre dengan otoritas. Ia menganut pandangan yang moderat tentang kehidupan dan masyarakat, sering kali menyajikan perspektif yang seimbang dan bijaksana. Sebagai seorang moralis, ia melanjutkan tradisi moralis Prancis, menekankan pada etika dan perilaku manusia dalam karyanya. Fleksibilitas gaya dan kebijaksanaannya membuat karyanya mudah diakses dan dicintai oleh banyak pembaca.
2.2. Major Works
André Maurois adalah seorang penulis yang sangat produktif, menghasilkan karya-karya penting dalam berbagai genre, termasuk novel, esai, biografi, tulisan sejarah, dan cerita pendek.
2.2.1. Novels and Essays
Dalam genre novel, Maurois dikenal dengan karya-karya seperti Climats (1923), yang juga diterbitkan dengan judul Whatever Gods May Be dalam terjemahan bahasa Inggris. Novel ini mengeksplorasi tema-tema hubungan dan emosi manusia yang kompleks. Cercle de famille (1932), diterjemahkan sebagai The Family Circle, juga merupakan contoh karyanya yang menyoroti dinamika keluarga. Novel-novel lain termasuk Ni ange, ni bête (1919), Bernard Quesnay (1927), Le Peseur d'âmes (1931), La machine à lire les pensées (1937), dan Woman Without Love (1944).
Dalam esai, ia menulis Un art de vivre (1939), diterjemahkan sebagai The Art of Living, yang menawarkan panduan tentang cara menjalani kehidupan yang baik. Sept visages de l'amour (1946), yang juga dikenal sebagai The Seven Faces of Love atau The Art of Loving, membahas berbagai aspek cinta. Karya esai lainnya termasuk Lettres à l'inconnue (1953) dan Lettre ouverte à un jeune homme sur la conduite de la vie (1966).
2.2.2. Biographical Works
Maurois sangat terkenal sebagai penulis biografi, sering kali disebut sebagai pencipta "biografi novelistik" karena kemampuannya menggabungkan penelitian mendalam dengan narasi yang hidup. Ia menulis biografi tentang banyak tokoh terkenal, terutama yang berasal dari Britania Raya atau memiliki hubungan dengan budaya Inggris.
Karya-karya biografinya yang paling terkenal meliputi:
- Ariel, ou La vie de Shelley (1923), tentang penyair Percy Bysshe Shelley.
- La vie de Disraëli (1927), tentang negarawan Inggris Benjamin Disraeli.
- Byron (1930), tentang penyair Lord Byron.
- Lyautey (1931), tentang Marsekal Lyautey.
- Chateaubriand (1932), tentang François-René de Chateaubriand.
- Voltaire (1932, 1935), tentang Voltaire.
- Édouard VII et son temps (1933), tentang Raja Edward VII.
- La vie de Sir Alexander Fleming (1929), tentang penemu penisilin, Alexander Fleming.
- Lélia, ou la vie de George Sand (1952), tentang penulis George Sand.
- Olympio ou la vie de Victor Hugo (1954), tentang Victor Hugo.
- Prométhée ou la Vie de Balzac (1965), tentang Honoré de Balzac.
- Les Titans ou Les Trois Dumas (1957), biografi tiga generasi keluarga Dumas.
- À la recherche de Marcel Proust (1949), tentang Marcel Proust.
- Adrienne, ou, La vie de Mme de La Fayette (1960), tentang Adrienne de La Fayette.
- Cecil Rhodes (1953), tentang Cecil Rhodes.
Pendekatan Maurois dalam biografi adalah menyajikan tokoh-tokoh ini dengan objektivitas, namun tetap menyoroti kompleksitas kepribadian dan dampak mereka terhadap sejarah.
2.2.3. Historical Writings
Selain biografi, Maurois juga menulis beberapa karya sejarah yang signifikan, menunjukkan minatnya yang mendalam pada masa lalu dan peradaban.
Karya-karya sejarah utamanya meliputi:
- Histoire d'Angleterre (1937), diterjemahkan sebagai A History of England dan The Miracle of England.
- Histoire de la France (1947).
- Histoire des États-Amerika Serikat (1943), diterjemahkan sebagai The Miracle of America.
Dalam tulisan-tulisan sejarahnya, Maurois berusaha untuk menyajikan narasi yang komprehensif dan mudah diakses, merefleksikan periode-periode penting dengan pandangan yang seimbang. Ia memiliki pemahaman yang mendalam tentang sejarah dan sastra Inggris, yang sering kali menjadi fokus dalam karyanya.
2.2.4. Short Stories
Maurois juga mengarang sejumlah cerita pendek yang dikumpulkan dalam berbagai publikasi. Beberapa cerita pendeknya yang terkenal termasuk Thanatos Palace Hotel (1960), yang diadaptasi menjadi episode The Alfred Hitchcock Hour, dan The House, yang diadaptasi menjadi episode Night Gallery. Kumpulan cerita pendeknya juga mencakup Ricochets: Miniature Tales of Human Life (1934) dan Patapoufs et Filifers (1930), sebuah buku anak-anak yang diterjemahkan sebagai Fattypuffs and Thinifers. Cerita-cerita ini sering kali menampilkan tema-tema yang jenaka, fantasi, atau refleksi tentang sifat manusia.
2.3. Reception and Translation of Works
Karya-karya André Maurois diterima dengan sangat baik di Prancis dan secara internasional. Novel pertamanya, Les silences du colonel Bramble, meraih kesuksesan instan di Prancis dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Hamish Miles, menjadi sangat populer di Britania Raya dan negara-negara berbahasa Inggris lainnya dengan judul The Silence of Colonel Bramble.
Banyak karyanya yang lain juga diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, sebagian besar karena Maurois sering membahas tokoh atau topik Britania, seperti biografi-biografinya tentang Benjamin Disraeli, Lord Byron, dan Percy Bysshe Shelley. Ketersediaan terjemahan ini memainkan peran penting dalam menyebarkan karyanya ke khalayak global, memperkuat statusnya sebagai penulis internasional.
3. Personal Life
Kehidupan pribadi André Maurois, terutama kehidupan pernikahannya, memberikan wawasan tentang pengaruh hubungan personal terhadap perjalanan hidup dan kariernya.
3.1. Family Relationships
André Maurois menikah dua kali. Istri pertamanya adalah Jeanne-Marie Wanda de Szymkiewicz, seorang bangsawan muda Polandia-Rusia yang pernah belajar di Universitas Oxford. Sayangnya, ia mengalami gangguan saraf pada tahun 1918 dan meninggal pada tahun 1924 karena sepsis. Setelah kematian ayahnya, Maurois berhenti bekerja di industri tekstil keluarganya, sebuah keputusan yang ia gambarkan secara implisit dalam novelnya tahun 1926, Bernard Quesnay, di mana ia menggambarkan kehidupan alternatif di mana ia akan terjun ke dunia industri tekstil dan meninggalkan segalanya.
Istri kedua Maurois adalah Simone de Caillavet. Ia adalah putri dari dramawan Gaston Arman de Caillavet dan aktris Jeanne Pouquet, serta cucu dari kekasih Anatole France, Léontine Arman de Caillavet. Setelah Jatuhnya Prancis pada tahun 1940, pasangan ini pindah ke Amerika Serikat untuk membantu pekerjaan propaganda melawan Nazisme. Jean-Richard Bloch adalah saudara iparnya.
4. Awards and Memberships
André Maurois menerima pengakuan penting dalam dunia sastra Prancis, yang puncaknya adalah pemilihannya sebagai anggota Académie française.
4.1. Member of the French Academy
Pada tahun 1938, André Maurois terpilih sebagai anggota Académie française, sebuah institusi bergengsi yang merupakan penjaga bahasa dan sastra Prancis. Pemilihannya ke akademi ini merupakan puncak karier sastranya dan pengakuan atas kontribusinya yang luar biasa. Ia didorong dan dibantu dalam upaya mendapatkan keanggotaan ini oleh Philippe Pétain, dan ia secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Pétain dalam otobiografinya tahun 1941, Call no man happy. Meskipun pada saat penulisan, jalan mereka telah sangat berbeda, dengan Pétain yang telah menjadi Kepala Negara Vichy Prancis.
5. Legacy and Evaluation
André Maurois meninggalkan warisan intelektual dan budaya yang signifikan melalui karya-karyanya yang beragam dan mendalam. Pengaruhnya terasa dalam genre biografi, di mana ia mempelopori pendekatan yang lebih novelistik dan manusiawi dalam menggambarkan kehidupan tokoh-tokoh sejarah. Karyanya tidak hanya memberikan informasi faktual tetapi juga menangkap esensi kepribadian dan motivasi subjeknya.
Sebagai seorang moralis dan pengamat masyarakat, Maurois menyajikan pandangan yang moderat dan bijaksana tentang kehidupan, cinta, dan hubungan manusia. Esai-esainya, seperti Un art de vivre dan Sept visages de l'amour, terus menginspirasi pembaca dengan nasihat-nasihat praktis dan refleksi filosofis.
Kontribusinya terhadap tulisan sejarah, terutama tentang Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat, menunjukkan kemampuannya untuk menyintesis informasi kompleks menjadi narasi yang koheren dan menarik. Ia berhasil membuat sejarah dapat diakses oleh khalayak luas, tanpa mengorbankan kedalaman atau akurasi.
Secara keseluruhan, André Maurois dikenang sebagai salah satu penulis Prancis terkemuka abad ke-20, yang karyanya terus dibaca dan dihargai karena gaya yang elegan, wawasan yang tajam, dan relevansi tematik yang abadi. Ia mewariskan sebuah korpus karya yang mencerminkan kejenakaan, kebijaksanaan, dan empati yang mendalam terhadap kondisi manusia.
