1. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Charles lahir di Napoli pada 11 November 1748, saat ayahnya, Charles III, menjabat sebagai Raja Napoli dan Sisilia. Ibunya adalah Maria Amalia dari Saxony. Ia adalah putra kedua, dan kakak laki-lakinya, Don Felipe, tidak dapat mewarisi takhta karena masalah perkembangan kognitif dan epilepsi. Di Napoli dan Sisilia, Charles dikenal sebagai Pangeran Taranto.
Charles IV mewarisi fisik yang kuat dan stamina yang luar biasa dari garis keturunan ibunya, yang merupakan cucu dari Augustus II dari Polandia dan putri Augustus III dari Polandia sekaligus Elektor Saxony. Saat muda, ia gemar beradu gulat dengan pria-pria terkuat di pedesaan yang ia temui. Namun, dalam hal kecerdasan, ia tidak mewarisi ayahnya yang merupakan seorang raja yang cakap. Banyak orang menganggapnya lamban dan terlalu jujur. Bahkan ayahnya sendiri pernah berkata, "Carlos, kau bodoh." Ketika diberitahu tentang pernikahannya dengan sepupu pertamanya, Maria Luisa dari Parma, ia kebingungan karena belum pernah menjalin hubungan dengan wanita. Ayahnya hanya membentak, "Bodoh sekali, Carlos! Semua wanita itu sama!"
Ia dikenal dengan julukan El CazadorBahasa Spanyol (yang berarti "Sang Pemburu") karena kecintaannya pada olahraga dan berburu, yang lebih ia utamakan daripada urusan negara. Sejarawan Stanley G. Payne menggambarkannya sebagai pribadi yang "baik hati tetapi lemah dan berpikiran sederhana". Ia juga digambarkan sebagai orang yang "despotik, lamban, dan bodoh," serta "mudah dimanipulasi."
2. Masa Pemerintahan
Masa pemerintahan Charles IV sebagai Raja Spanyol (1788-1808) adalah periode yang penuh gejolak, ditandai oleh kebijakan yang tidak efektif, tantangan internal dan eksternal, serta pengaruh besar dari orang-orang di sekitarnya.
2.1. Penobatan dan Awal Pemerintahan
Pada tahun 1788, Charles III meninggal dunia, dan Charles IV naik takhta, memerintah selama dua dekade berikutnya. Setelah naik takhta, Charles IV berniat untuk melanjutkan kebijakan ayahnya dan karena itu mempertahankan perdana menterinya, Count Floridablanca. Floridablanca berhasil menghindari perang dengan Britania Raya dalam Krisis Nootka Sound, sebuah sengketa perdagangan dan navigasi kecil di lepas pantai barat Pulau Vancouver pada tahun 1789 yang berpotensi memicu konflik besar. Spanyol sebenarnya bisa mengandalkan sekutu Prancis mereka untuk dukungan melawan Inggris, tetapi Prancis menolak. Dalam langkah yang memalukan, Floridablanca tidak punya pilihan selain menyerah pada persyaratan Inggris dan bernegosiasi dengan mereka dalam Konvensi Nootka.

2.2. Struktur Pemerintahan dan Pengaruh Menteri
Meskipun Charles IV memiliki keyakinan mendalam akan kesucian monarki dan menjaga penampilan sebagai raja absolut yang berkuasa, ia tidak pernah mengambil peran aktif dalam pemerintahannya sendiri. Urusan pemerintahan diserahkan sepenuhnya kepada istrinya, Maria Luisa dari Parma, dan pria yang ia tunjuk sebagai perdana menteri, Manuel Godoy. Kombinasi seorang raja yang tidak mampu menjalankan tugas pemerintahan, seorang ratu yang secara luas dianggap memiliki kekasih (termasuk Godoy), dan seorang perdana menteri dengan agenda sendiri menyebabkan monarki semakin terasing dari rakyatnya.
Pada tahun 1792, musuh-musuh politik dan pribadi menggulingkan Floridablanca dari jabatannya, menggantikannya dengan Count Aranda. Namun, setelah perang melawan Prancis Republik, Count Aranda yang berhaluan liberal sendiri digantikan oleh Manuel Godoy, seorang favorit Ratu dan secara luas diyakini sebagai kekasihnya, yang menikmati dukungan abadi dari Raja.


2.3. Kebijakan Luar Negeri dan Konflik
Charles IV menghabiskan waktunya dengan berburu pada periode yang menyaksikan pecahnya Revolusi Prancis, eksekusi kerabat Bourbon-nya, Louis XVI dari Prancis, dan istrinya, Marie Antoinette, serta kebangkitan Napoleon Bonaparte.
Dalam kebijakan luar negeri, Godoy awalnya melanjutkan kebijakan netralitas Count Aranda terhadap Prancis. Namun, setelah Spanyol memprotes eksekusi Louis XVI pada tahun 1793, Prancis menyatakan perang terhadap Spanyol. Setelah deklarasi ini, Portugal dan Spanyol menandatangani perjanjian perlindungan timbal balik melawan Prancis. Spanyol berpartisipasi sebagai bagian dari Koalisi Pertama dalam Perang Koalisi Pertama melawan Prancis, tetapi mengalami kekalahan dalam Pengepungan Toulon (1793) dan Perang Pyrenees (1794). Pada Juni 1795, Spanyol menyetujui Perjanjian Basel, menyerahkan sebagian Pulau Hispaniola kepada Prancis sebagai syarat perdamaian. Godoy, yang memimpin perundingan perjanjian ini, dianugerahi gelar "Pangeran Perdamaian" oleh Raja.
Pada Agustus 1796, Prancis memaksa Godoy untuk masuk ke dalam aliansi melalui Perjanjian San Ildefonso Kedua, dan menyatakan perang terhadap Britania Raya. Akibatnya, Spanyol menjadi salah satu kekaisaran maritim yang bersekutu dengan Prancis Republik dalam Perang Revolusi Prancis untuk durasi yang cukup lama. Spanyol menderita kekalahan besar dalam Pertempuran Cape St. Vincent pada tahun 1797.
Pada Oktober 1800, Spanyol diam-diam menandatangani Perjanjian San Ildefonso Ketiga dengan Prancis, menyerahkan koloni Louisiana di Amerika Utara dengan imbalan wilayah Tuscany di semenanjung Italia. Napoleon berencana membangun kekaisaran kolonial di Amerika Utara dan berpendapat bahwa kehadiran Prancis di sana akan membantu menekan Inggris, sehingga melindungi koloni Spanyol di Amerika Selatan.
Spanyol tetap menjadi sekutu Prancis untuk sementara waktu, mendukung Blokade Kontinental, tetapi kalah melawan Inggris dalam Pertempuran Trafalgar pada tahun 1805, yang menghancurkan armada Spanyol. Setelah kemenangan Napoleon atas Prusia pada tahun 1807, Godoy kembali mempertahankan Spanyol di pihak Prancis. Namun, perubahan aliansi yang sering ini merusak posisi Charles sebagai sekutu yang dapat dipercaya, meningkatkan ketidakpopuleran Godoy, dan memperkuat kelompok fernandistas (pendukung Ferdinand VII), yang mendukung aliansi dengan Britania Raya.
2.4. Kebijakan Domestik dan Ekonomi
Masalah ekonomi Spanyol sudah berlangsung lama, tetapi memburuk lebih lanjut ketika Spanyol terjerat dalam perang yang dikejar oleh sekutunya, Prancis. Kebutuhan finansial mendorong kebijakan domestik dan luar negerinya. Kebijakan ekonomi Godoy meningkatkan ketidakpuasan terhadap rezim Charles.
Dalam upaya menerapkan perubahan ekonomi besar, Gaspar Melchor de Jovellanos, seorang reformis konservatif Jansenis, mengusulkan reformasi struktural besar dalam kepemilikan tanah untuk mempromosikan kebangkitan pertanian. Karyanya pada tahun 1795, Informe en el expediente de ley agraria, berpendapat bahwa Spanyol membutuhkan pertanian yang berkembang pesat agar populasinya dapat tumbuh dan makmur. Dalam analisisnya, konsentrasi kepemilikan tanah serta tradisi dan hambatan institusional adalah inti masalah pertanian. Ia menyerukan pembagian dan penjualan tanah publik yang dimiliki oleh desa-desa, serta wilayah Spanyol yang dikendalikan oleh Mesta, organisasi pemilik ternak yang telah mempertahankan lahan penggembalaan sebagai aset untuk penggunaan mereka. Jovellanos juga berpendapat untuk penghapusan properti yang diwariskan (mayorazgos), yang memungkinkan tanah warisan berpindah tanpa dibagi melalui generasi aristokrat, serta penjualan tanah yang dimiliki oleh Gereja Katolik. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk menciptakan petani mandiri di Spanyol, yang akan mengejar kepentingan pribadi mereka dan membuat lahan pertanian lebih produktif. Biayanya adalah melemahkan kekuasaan Gereja dan aristokrasi.

Ketika situasi pendapatan langsung menjadi lebih sulit, pada tahun 1804, kerajaan memberlakukan langkah-langkah di kekaisaran seberang lautnya yang memaksa gereja untuk segera menarik kembali hipotek yang telah mereka berikan secara jangka panjang oleh Gereja Katolik. Meskipun bertujuan untuk melemahkan kekayaan dan kekuasaan gereja, elit pemilik tanah yang kaya dihadapkan pada kehancuran finansial, karena mereka tidak memiliki cara untuk melakukan pembayaran penuh atas properti yang dihipotekkan. Dekrit kerajaan yang tidak bijaksana ini telah dilihat sebagai faktor utama dalam gerakan kemerdekaan di Spanyol Baru (Meksiko). Dekrit ini ditangguhkan setelah Charles dan Ferdinand turun takhta, tetapi ia telah melemahkan dukungan elit saat berlaku.
2.5. Ekspedisi Ilmiah dan Penjelajahan
Meskipun menghadapi krisis, di bawah Charles IV, ekspedisi ilmiah terus dikirim oleh kerajaan, beberapa di antaranya awalnya diizinkan oleh Charles III. Ekspedisi Botani Kerajaan ke Granada Baru (1783-1816) dan Ekspedisi Botani Kerajaan ke Spanyol Baru (1787-1803) didanai oleh kerajaan. Ekspedisi Malaspina (1789-1794) adalah ekspedisi ilmiah penting yang dipimpin oleh komandan angkatan laut Spanyol Alessandro Malaspina, dengan naturalis dan ilustrator botani yang mengumpulkan informasi untuk mahkota Spanyol.
Pada tahun 1803, ia mengizinkan Ekspedisi Balmis, yang bertujuan untuk vaksinasi wilayah seberang laut Spanyol terhadap cacar. Pada tahun 1799, Charles IV mengizinkan bangsawan dan ilmuwan Prusia Alexander von Humboldt untuk melakukan perjalanan bebas di Amerika Spanyol, dengan pejabat kerajaan didorong untuk membantunya dalam penyelidikannya terhadap area-area kunci kekaisaran Spanyol. Political Essay on the Kingdom of New Spain karya Humboldt adalah publikasi kunci dari perjalanannya selama lima tahun.
2.6. Kehidupan Pribadi dan Karakter
Charles IV adalah seorang yang saleh dan memiliki niat baik, namun dalam pemerintahannya ia terpuruk karena serangkaian krisis internasional yang harus ia hadapi di luar kemampuannya. Ia juga dikenal sebagai mantan pegulat yang menghabiskan banyak waktu untuk berburu.
Francisco Goya melukisnya dalam sejumlah potret resmi istana, yang oleh banyak kritikus seni dilihat sebagai sindiran terhadap kekosongan dan ketidakmampuan Raja. Lukisan-lukisan ini sering diinterpretasikan sebagai kritik sosial terhadap karakter Charles IV yang lemah dan ketidakmampuannya dalam memerintah, serta dominasi Ratu Maria Luisa dan Manuel Godoy. Lukisan "Keluarga Charles IV" karya Goya, khususnya, sering dianggap sebagai penggambaran yang jujur dan bahkan satir terhadap keluarga kerajaan.

3. Krisis Politik dan Turun Takhta
Periode ketidakstabilan politik yang mengarah pada jatuhnya monarki Charles IV ditandai oleh penyebab sosial, ekonomi, dan intrik keluarga yang memicu krisis besar.
3.1. Penyebab Krisis dan Ketidakpuasan Publik
Masalah ekonomi yang memburuk, rumor tentang hubungan seksual antara Ratu Maria Luisa dan Godoy, serta ketidakmampuan Raja, menyebabkan monarki kehilangan prestise di mata rakyat. Rakyat Spanyol merasa muak dengan korupsi dan ketidakmampuan rezim kerajaan dan kabinet Godoy.
Putra mahkota Ferdinand VII, yang sangat ingin mengambil alih kekuasaan dari ayahnya dan cemburu pada perdana menteri, mencoba menggulingkan Raja dalam kudeta yang gagal pada tahun 1807, yang dikenal sebagai Konspirasi El Escorial.



3.2. Pemberontakan Aranjuez dan Pengunduran Diri
Pada Maret 1808, ketidakpuasan rakyat terhadap Godoy dan monarki memuncak dalam Pemberontakan Aranjuez. Pemberontakan populer di istana musim dingin Aranjuez pada 18 Maret 1808 memaksa Raja untuk turun takhta pada 19 Maret demi putranya. Ferdinand kemudian naik takhta sebagai Ferdinand VII. Namun, ia tidak dipercayai oleh Napoleon, yang pada saat itu telah menempatkan 100.000 tentara di Spanyol karena Perang Koalisi Ketiga yang sedang berlangsung.
3.3. Abdikasi Bayonne dan Intervensi Prancis
Raja yang digulingkan, Charles IV, yang telah meminta bantuan Napoleon untuk mendapatkan kembali takhtanya, dipanggil ke Bayonne, Prancis, bersama putranya, pada April 1808. Napoleon, yang melihat kesempatan untuk menguasai Spanyol, memaksa Charles dan putranya untuk turun takhta. Napoleon menyatakan dinasti Bourbon Spanyol digulingkan, dan mengangkat saudaranya, Joseph Bonaparte, sebagai Raja Joseph I dari Spanyol. Peristiwa ini memicu Perang Semenanjung, sebuah konflik brutal yang akan berlangsung selama bertahun-tahun.
4. Kehidupan Akhir dan Pengasingan
Setelah Napoleon menggulingkan dinasti Bourbon, mantan Raja, istrinya, dan mantan Perdana Menteri Godoy ditawan di Prancis, pertama di Château de Compiègne dan kemudian selama tiga tahun di Marseille (di mana sebuah lingkungan dinamai menurut namanya).
Setelah runtuhnya rezim yang didirikan oleh Napoleon, Ferdinand VII dipulihkan ke takhta Spanyol. Mantan Charles IV mengembara di Eropa hingga tahun 1812, ketika ia akhirnya menetap di Roma, di Palazzo Barberini. Istrinya, Maria Luisa, meninggal pada 2 Januari 1819, diikuti tak lama kemudian oleh Charles, yang meninggal pada 20 Januari di tahun yang sama. Sir Francis Ronalds mencantumkan deskripsi rinci tentang pemakamannya dalam jurnal perjalanannya.

5. Keluarga
Charles IV menikah dengan sepupu pertamanya, Maria Luisa dari Parma, putri Philip, Adipati Parma, pada tahun 1765. Pasangan ini memiliki empat belas anak, tujuh di antaranya berhasil hidup hingga dewasa:
Nama | Potret | Masa Hidup | Keterangan |
---|---|---|---|
Carlos Clemente Infante Spanyol | ![]() | 19 September 1771 - 7 Maret 1774 | Lahir dan meninggal di El Escorial; dibaptis pada hari yang sama dengan kelahirannya, dengan Charles III mewakili "Bapa Suci" pada pembaptisan. Paus Klemens XIV merayakan kelahiran Carlos dan mengirimkan kain gendong yang telah dikuduskan untuk sang infante. Meninggal muda. |
Carlota Joaquina Ratu Portugal dan Algarves | ![]() | 25 April 1775 - 7 Januari 1830 | Lahir di Istana Kerajaan Aranjuez, ia menikah dengan sepupu pertamanya João VI dari Portugal pada tahun 1785 dan menjadi Permaisuri Portugal pada tahun 1816. Memiliki keturunan, termasuk Pedro I, Kaisar Brasil di masa depan. Ia meninggal di Istana Nasional Queluz. |
Maria Luisa Infanta Spanyol | 11 September 1777 - 2 Juli 1782 | Lahir dan meninggal di Istana Kerajaan La Granja de San Ildefonso. Meninggal muda. | |
María Amalia Infanta Spanyol | ![]() | 9 Januari 1779 - 22 Juli 1798 | Lahir di Istana Kerajaan Aranjuez, ia menikah dengan pamannya Infante Antonio Pascual dari Spanyol pada tahun 1795. Ia melahirkan seorang putra yang lahir mati pada tahun 1798 dan meninggal tak lama setelah itu. |
Carlos Domingo Infante Spanyol | ![]() | 5 Maret 1780 - 11 Juni 1783 | Lahir di Istana Kerajaan El Pardo dan meninggal di Istana Kerajaan Aranjuez. Setelah kelahirannya, ayahnya mengampuni semua narapidana dari Puerto San Julián sebagai tanda perayaan. Meninggal pada masa kanak-kanak. |
Maria Luisa Ratu Etruria Istri Adipati Lucca | ![]() | 6 Juli 1782 - 13 Maret 1824 | Lahir di Istana Kerajaan La Granja de San Ildefonso, ia menikah dengan sepupu pertamanya Louis, Raja Etruria pada tahun 1795 dan memiliki keturunan, termasuk Charles II, Adipati Parma. Menjadi Istri Adipati Lucca pada tahun 1817 dan meninggal di Roma pada tahun 1824 karena kanker. |
Carlos Francisco de Paula Infante Spanyol | ![]() | 5 September 1783 - 11 November 1784 | Kembar, lahir dan meninggal di Istana Kerajaan La Granja de San Ildefonso. Kelahiran mereka merupakan peristiwa penting bagi rakyat Spanyol dan memberikan jaminan suksesi, yang terputus dengan kematian dini Carlos dan Felipe. Keduanya meninggal pada masa kanak-kanak. |
Felipe Francisco de Paula Infante Spanyol | 5 September 1783 - 18 Oktober 1784 | ||
Fernando (VII) Raja Spanyol | ![]() | 14 Oktober 1784 - 29 September 1833 | Lahir dan meninggal di El Escorial, ia menggantikan ayahnya sebagai Raja pada tahun 1808, tetapi digulingkan oleh Joseph Bonaparte sebulan kemudian. Menikah dengan sepupu pertamanya Putri Maria Antonia dari Naples dan Sisilia pada tahun 1802, tanpa keturunan. Dipulihkan sebagai Raja pada tahun 1813. Menikah dengan keponakannya Maria Isabel dari Portugal pada tahun 1816, memiliki keturunan. Menikah dengan Maria Josepha Amalia dari Saxony pada tahun 1819, tanpa keturunan. Menikah dengan keponakannya Maria Christina dari Dua Sisilia pada tahun 1829 dan memiliki keturunan, termasuk Isabella II di masa depan. Meninggal pada tahun 1833. |
Carlos María Isidro Benito Count Molina | 29 Maret 1788 - 10 Maret 1855 | Lahir di Istana Kerajaan Aranjuez. Menikahi keponakannya Infanta Maria Francisca dari Portugal pada tahun 1816 dan memiliki keturunan. Menikahi keponakannya Maria Teresa, Putri Beira pada tahun 1838, tanpa keturunan. Pretender Carlist pertama untuk takhta Spanyol sebagai "Carlos V". Menggunakan gelar "Count Molina" antara tahun 1845 hingga kematiannya pada tahun 1855. | |
María Isabel Ratu Dua Sisilia | ![]() | 6 Juli 1789 - 13 September 1848 | Lahir di Istana Kerajaan Madrid, ia menikah dengan sepupu pertamanya Francis I dari Dua Sisilia pada tahun 1802 dan memiliki keturunan, termasuk Ferdinand II di masa depan. Menjadi Permaisuri antara tahun 1825 dan 1830, tahun kematian suaminya. Meninggal di Istana Portici pada tahun 1848. |
Maria Teresa Infanta Spanyol | ![]() | 16 Februari 1791 - 2 November 1794 | Lahir di Istana Kerajaan Aranjuez dan meninggal di El Escorial. Meninggal pada masa kanak-kanak karena cacar. |
Felipe Maria Infante Spanyol | ![]() | 28 Maret 1792 - 1 Maret 1794 | Lahir di Istana Kerajaan Aranjuez dan meninggal di Istana Kerajaan Madrid. Meninggal pada masa kanak-kanak. |
Francisco de Paula | ![]() | 10 Maret 1794 - 13 Agustus 1865 | Lahir di Istana Kerajaan Aranjuez, ia menikah dengan keponakannya Putri Luisa Carlotta dari Naples dan Sisilia pada tahun 1819 dan memiliki keturunan. Meninggal di Madrid pada tahun 1865. |
6. Leluhur
Charles IV adalah anggota Wangsa Bourbon Spanyol. Ia adalah putra dari Charles III dari Spanyol dan Maria Amalia dari Saxony. Silsilahnya dapat ditelusuri sebagai berikut:
- Ayah: Charles III dari Spanyol
- Kakek dari Ayah: Philip V dari Spanyol
- Kakek buyut dari Ayah (dari Philip V): Louis, Dauphin dari Prancis (1661-1711)
- Kakek buyut dari kakek buyut dari Ayah: Louis XIV dari Prancis
- Nenek buyut dari kakek buyut dari Ayah: Maria Theresa dari Spanyol
- Nenek buyut dari Ayah (dari Philip V): Maria Anna Victoria dari Bavaria
- Kakek buyut dari nenek buyut dari Ayah: Ferdinand Maria, Elektor Bavaria
- Nenek buyut dari nenek buyut dari Ayah: Putri Henriette Adelaide dari Savoy
- Kakek buyut dari Ayah (dari Philip V): Louis, Dauphin dari Prancis (1661-1711)
- Nenek dari Ayah: Elisabeth Farnese
- Kakek buyut dari Nenek dari Ayah (dari Elisabeth Farnese): Odoardo Farnese, Pangeran Pewaris Parma
- Kakek buyut dari kakek buyut dari Nenek dari Ayah: Ranuccio II Farnese, Adipati Parma
- Nenek buyut dari kakek buyut dari Nenek dari Ayah: Isabella d'Este
- Nenek buyut dari Nenek dari Ayah (dari Elisabeth Farnese): Dorothea Sophie dari Neuburg
- Kakek buyut dari nenek buyut dari Nenek dari Ayah: Philipp Wilhelm, Elektor Palatine
- Nenek buyut dari nenek buyut dari Nenek dari Ayah: Landgrafin Elisabeth Amalie dari Hesse-Darmstadt
- Kakek buyut dari Nenek dari Ayah (dari Elisabeth Farnese): Odoardo Farnese, Pangeran Pewaris Parma
- Kakek dari Ayah: Philip V dari Spanyol
- Ibu: Maria Amalia dari Saxony
- Kakek dari Ibu: Augustus III dari Polandia
- Kakek buyut dari Kakek dari Ibu (dari Augustus III): Augustus II dari Polandia
- Kakek buyut dari kakek buyut dari Kakek dari Ibu: John George III, Elektor Sachsen
- Nenek buyut dari kakek buyut dari Kakek dari Ibu: Putri Anna Sophie dari Denmark
- Nenek buyut dari Kakek dari Ibu (dari Augustus III): Christiane Eberhardine dari Brandenburg-Bayreuth
- Kakek buyut dari nenek buyut dari Kakek dari Ibu: Christian Ernst, Markgraf Brandenburg-Bayreuth
- Nenek buyut dari nenek buyut dari Kakek dari Ibu: Sofie Luise dari Württemberg
- Kakek buyut dari Kakek dari Ibu (dari Augustus III): Augustus II dari Polandia
- Nenek dari Ibu: Maria Josepha dari Austria
- Kakek buyut dari Nenek dari Ibu (dari Maria Josepha): Joseph I, Kaisar Romawi Suci
- Kakek buyut dari kakek buyut dari Nenek dari Ibu: Leopold I, Kaisar Romawi Suci
- Nenek buyut dari kakek buyut dari Nenek dari Ibu: Eleonor Magdalene dari Palatinate
- Nenek buyut dari Nenek dari Ibu (dari Maria Josepha): Wilhelmine Amalie dari Brunswick
- Kakek buyut dari nenek buyut dari Nenek dari Ibu: John Frederick, Adipati Brunswick-Lüneburg
- Nenek buyut dari nenek buyut dari Nenek dari Ibu: Benedicta-Henrietta dari Simmern
- Kakek buyut dari Nenek dari Ibu (dari Maria Josepha): Joseph I, Kaisar Romawi Suci
- Kakek dari Ibu: Augustus III dari Polandia
7. Evaluasi Sejarah dan Warisan
Pemerintahan Charles IV secara luas dianggap sebagai salah satu periode paling bermasalah dalam sejarah Spanyol, yang secara signifikan berkontribusi pada deklinasi Kekaisaran Spanyol. Kepemimpinannya yang lemah dan ketidakmampuannya untuk mengatasi krisis internal dan eksternal telah menjadi subjek kritik sejarah yang tajam.
Di bawah Charles IV, Spanyol terjerumus dalam serangkaian perang yang merugikan, terutama akibat aliansi yang tidak stabil dengan Prancis selama periode Revolusi Prancis dan Perang Napoleon. Kekalahan dalam Pertempuran Trafalgar menghancurkan angkatan laut Spanyol, melemahkan kendali atas wilayah seberang lautnya. Kebijakan ekonomi yang buruk, seperti dekrit "Consolidación de Vales Reales" pada tahun 1804, memicu ketidakpuasan di kalangan elit dan menjadi faktor pendorong gerakan kemerdekaan di koloni-koloni Amerika, khususnya di Meksiko.
Karakter Charles IV yang pasif, kecintaannya pada berburu, dan ketergantungannya pada Ratu Maria Luisa serta Manuel Godoy, menciptakan kekosongan kekuasaan yang dimanfaatkan oleh intrik istana dan kekuatan asing. Ketidakpopuleran Godoy dan rumor tentang hubungannya dengan Ratu semakin merusak citra monarki di mata rakyat. Peristiwa Pemberontakan Aranjuez dan Abdikasi Bayonne secara efektif mengakhiri kekuasaan Bourbon di Spanyol untuk sementara waktu dan memicu Perang Semenanjung, yang menyebabkan kehancuran besar di negara itu.
Meskipun ada upaya modernisasi melalui dukungan ekspedisi ilmiah, warisan Charles IV didominasi oleh kegagalannya dalam mempertahankan stabilitas dan kekuasaan Spanyol di tengah perubahan geopolitik Eropa. Pemerintahannya menandai awal dari periode ketidakstabilan politik dan hilangnya pengaruh Spanyol di panggung dunia, yang berlanjut sepanjang abad ke-19.