1. Kehidupan
Ernst Cassirer menjalani kehidupan yang penuh dengan perjalanan intelektual dan perubahan geografis yang signifikan, terutama dipengaruhi oleh gejolak politik di Eropa abad ke-20.
1.1. Masa muda dan pendidikan
Cassirer dilahirkan di Breslau, Silesia (Polandia modern Wrocław), dalam sebuah keluarga Yahudi terkemuka. Setelah lulus dari Johannesgymnasium Breslau, ia memulai perjalanan akademisnya yang luas. Dari tahun 1892 hingga 1896, ia mempelajari Yurisprudensi, filologi Jermanik, sejarah sastra kontemporer, dan filsafat di berbagai universitas terkemuka di Jerman, termasuk Universitas Humboldt Berlin, Universitas Leipzig, dan Universitas Heidelberg.
Pada tahun 1896, ia pindah ke Universitas Marburg untuk secara khusus mendalami filsafat di bawah bimbingan para pemikir Neo-Kantian terkemuka, Hermann Cohen dan Paul Natorp. Di Marburg, ia juga belajar matematika di bawah Friedrich Schottky. Pada tahun 1899, ia meraih gelar doktor dengan disertasi tentang analisis René Descartes mengenai pengetahuan matematika dan ilmiah alam, berjudul Descartes' Kritik der mathematischen und naturwissenschaftlichen ErkenntnisBahasa Jerman (Kritik Descartes tentang Pengetahuan Matematika dan Ilmiah Alam). Ia menyelesaikan habilitasi-nya pada tahun 1906 di Universitas Berlin dengan disertasi Das Erkenntnisproblem in der Philosophie und Wissenschaft der neueren Zeit: Erster BandBahasa Jerman (Masalah Pengetahuan dalam Filsafat dan Ilmu Pengetahuan di Zaman Modern: Jilid I). Volume kedua muncul pada tahun 1907, volume ketiga pada tahun 1920, dan volume keempat pada tahun 1957, yang mengukuhkan reputasinya sebagai sarjana yang mendalam dalam epistemologi modern.
1.2. Karier akademis di Jerman
Setelah bertahun-tahun bekerja sebagai PrivatdozentBahasa Jerman (dosen honorer) di Universitas Friedrich Wilhelm di Berlin, pada tahun 1919 Cassirer terpilih sebagai profesor filsafat di Universitas Hamburg yang baru didirikan. Di Hamburg, ia mengajar hingga tahun 1933 dan membimbing tesis doktoral dari beberapa pemikir terkemuka, termasuk Joachim Ritter dan Leo Strauss.
Periode di Hamburg sangat formatif bagi pemikiran Cassirer. Di sana, ia menemukan Perpustakaan Ilmu Budaya yang didirikan oleh Aby Warburg, seorang sejarawan seni yang sangat tertarik pada ritual dan mitos sebagai sumber bentuk-bentuk ekspresi emosional yang bertahan. Cassirer dilaporkan mengatakan, "Perpustakaan ini berbahaya. Saya harus menghindarinya, atau mengurung diri di sini selama bertahun-tahun." Pada tahun 1923, ia bahkan mengunjungi Warburg sendiri, yang saat itu sedang menjalani perawatan kejiwaan. Selama masa ini, Cassirer aktif meneliti mitologi dan Renaissance, yang memuncak dalam karya-karya seperti Die Begriffsform im mythischen DenkenBahasa Jerman (Bentuk Konsep dalam Pemikiran Mitos, 1922) dan Sprache und Mythos (Bahasa dan Mitos, 1925), serta karya utamanya Philosophie der symbolischen Formen (Filsafat Bentuk Simbolis, tiga jilid, 1923, 1925, 1929). Secara politik, Cassirer mendukung Partai Demokrat Jerman (DDP) yang beraliran liberal.
1.3. Pengasingan dan kehidupan akhir
Pada tanggal 30 Januari 1933, rezim Nazi Jerman berkuasa, dan sebagai seorang Yahudi, Cassirer terpaksa meninggalkan Jerman pada 12 Maret 1933, hanya seminggu setelah pemilihan Reichstag pertama di bawah rezim tersebut.
Setelah meninggalkan tanah kelahirannya, ia mengajar selama beberapa tahun di Universitas Oxford di Inggris. Kemudian, ia menjadi profesor di Universitas Gothenburg di Swedia. Namun, ketika Cassirer merasa Swedia terlalu tidak aman karena meluasnya pengaruh Nazi, ia berusaha mencari perlindungan di Amerika Serikat. Ia mengajukan lamaran ke Universitas Harvard, tetapi ditolak karena ia pernah menolak tawaran pekerjaan dari universitas tersebut tiga puluh tahun sebelumnya.
Akhirnya, pada tahun 1941, ia menjadi profesor tamu di Universitas Yale, dan kemudian pindah ke Universitas Columbia di Kota New York, tempat ia mengajar dari tahun 1943 hingga wafatnya pada tahun 1945. Ernst Cassirer meninggal dunia karena serangan jantung pada April 1945 di Kota New York. Ia dimakamkan di Pemakaman Cedar Park Beth-El di Westwood, New Jersey, di area pemakaman Jemaat Habonim. Pendeta muda Arthur Hertzberg, seorang mahasiswanya di Universitas Columbia, memimpin upacara pemakamannya.
1.4. Keluarga dan hubungan pribadi
Ernst Cassirer berasal dari keluarga Yahudi yang terkemuka di Jerman, dengan beberapa kerabatnya juga mencapai ketenaran dalam berbagai bidang. Putranya, Heinz Cassirer, juga mengikuti jejak ayahnya sebagai seorang sarjana Kantian terkemuka.
Anggota lain dari keluarga Cassirer yang terkenal termasuk Richard Cassirer, seorang ahli saraf terkemuka; Bruno Cassirer, seorang penerbit dan pemilik galeri seni; dan Paul Cassirer, seorang penjual seni dan editor. Jaringan keluarga ini mencerminkan lingkungan intelektual dan budaya yang kaya di mana Ernst Cassirer tumbuh dan berkembang.
2. Pemikiran filosofis
Pemikiran filosofis Ernst Cassirer menandai pergeseran signifikan dalam tradisi Neo-Kantianisme, memperluas fokus epistemologis menjadi filsafat budaya yang komprehensif, dengan konsep inti bahwa manusia adalah "hewan simbolis".
2.1. Fondasi Neo-Kantian
Pelatihan filosofis awal Cassirer berakar kuat pada mazhab Neo-Kantian Marburg, di bawah bimbingan Hermann Cohen dan Paul Natorp. Awalnya, ia mengikuti Cohen dalam upaya untuk menyediakan filsafat ilmu pengetahuan yang idealistis, dengan fokus pada epistemologi. Namun, Cassirer tidak hanya mengadopsi tradisi ini, melainkan memperluas dan mendiversifikasinya.

Ia berpendapat bahwa filsafat kritis Immanuel Kant perlu diperluas melampaui batasan kesadaran ilmiah dan diterapkan pada semua bentuk budaya manusia. Dengan demikian, ia membawa ide-ide Neo-Kantian ke ranah yang lebih luas dari ilmu-ilmu humaniora dan fenomena budaya, mengubah "logika dan psikologi pemikiran" menjadi "logika ilmu-ilmu budaya". Pemikiran Cassirer berupaya memahami bagaimana struktur dasar kesadaran tidak hanya membentuk pengalaman ilmiah, tetapi juga pengalaman budaya secara keseluruhan, termasuk mitos, bahasa, agama, dan seni.
2.2. Teori bentuk simbolis
Setelah kematian Cohen pada tahun 1918, Cassirer mengembangkan dan menyempurnakan teori inti dari pemikirannya: "Teori Bentuk Simbolis." Dalam karyanya yang paling terkenal, Filsafat Bentuk Simbolis (1923-1929), yang terdiri dari tiga jilid (Bahasa, Pemikiran Mitis, dan Fenomenologi Pengetahuan), Cassirer berpendapat bahwa manusia adalah "hewan simbolis" (animal symbolicumBahasa Latin), sebuah konsep yang ia populerkan dalam bukunya yang lebih umum, An Essay on Man (1944).
Menurut Cassirer, sementara hewan memahami dunia mereka melalui insting dan persepsi sensorik langsung, manusia menciptakan alam semesta makna simbolis. Sistem simbolis inilah yang memediasi hubungan manusia dengan realitas. Ia menganalisis bagaimana bentuk-bentuk simbolis seperti bahasa, mitos, agama, dan sains tidak hanya mencerminkan, tetapi juga secara aktif membentuk dan mengkonstruksi pengalaman manusia akan dunia. Bahasa, misalnya, memberikan kerangka konseptual bagi pemikiran kita, sementara mitos memungkinkan kita untuk memahami dunia melalui narasi dan citra yang kuat. Cassirer berargumen bahwa sains dan matematika berevolusi dari bahasa alami, sementara agama dan seni berkembang dari mitos. Dengan demikian, "kritik nalar" Kantian diubah menjadi "kritik budaya," di mana sifat roh manusia dipahami melalui manifestasi keseluruhan dari bentuk-bentuk simbolisnya. Fondasi teoritis ini memungkinkan manusia untuk tidak hanya beradaptasi dengan dunia, tetapi juga untuk merancang utopia dan mengubah bentuk-bentuk budaya yang mereka bagi.
2.3. Filsafat budaya dan ilmu humaniora
Cassirer memperluas epistemologinya menjadi apa yang ia sebut "Logika Ilmu Budaya." Dalam karyanya The Logic of the Cultural Sciences (1942), ia berargumen bahwa validitas objektif dan universal dapat dicapai tidak hanya dalam ilmu-ilmu alam, tetapi juga dalam fenomena praktis, budaya, moral, dan estetika. Meskipun validitas objektif inter-subjektif dalam ilmu alam berasal dari hukum alam yang universal, Cassirer menegaskan bahwa jenis validitas objektif inter-subjektif yang analog terjadi dalam ilmu budaya.
Ia berpendapat bahwa humaniora dan fenomena budaya dapat mencapai objektivitas melalui pemahaman tentang struktur dan fungsi bentuk-bentuk simbolis yang mendasarinya. Ini adalah perluasan dari pendekatan Neo-Kantiannya, yang berupaya menerapkan metode filsafat kritis Kant pada seluruh rentang bentuk budaya manusia. Dengan demikian, ia membangun antropologi filosofisnya yang unik, terutama dalam An Essay on Man, di mana ia memandang manusia sebagai "hewan simbolis" yang secara aktif membentuk dan memahami dunia melalui sistem simbol yang kompleks.
3. Karya dan kontribusi utama
Ernst Cassirer meninggalkan warisan intelektual yang kaya melalui karya-karyanya yang beragam, mencakup sejarah filsafat dan sains, analisis fisika dan matematika modern, serta keterlibatan dengan filsafat politik.
3.1. Sejarah filsafat dan sains
Salah satu kontribusi awal dan penting Cassirer adalah dalam bidang sejarah pemikiran modern, khususnya dari era Renaissance hingga zaman Immanuel Kant. Selaras dengan latar belakang Neo-Kantian Marburg-nya, ia sangat berfokus pada epistemologi dalam studi historisnya.
Karyanya yang berpengaruh, Individuum und Kosmos in der Philosophie der Renaissance (Individu dan Kosmos dalam Filsafat Renaissance, 1927), menafsirkan Revolusi Ilmiah sebagai penerapan "Platonik" matematika pada alam. Interpretasi ini sangat memengaruhi sejarawan sains terkemuka seperti E. A. Burtt, E. J. Dijksterhuis, dan Alexandre Koyré. Selain itu, dalam karya monumentalnya Das Erkenntnisproblem in der Philosophie und Wissenschaft der neueren Zeit (Masalah Pengetahuan dalam Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Zaman Modern, 1906-1920), Cassirer menganalisis evolusi epistemologi dari pemikiran Abad Pertengahan hingga periode modern. Ia juga menulis tentang sistem Gottfried Wilhelm Leibniz dalam Leibniz' System in seinem wissenschaftlichen Grundlagen (1902) dan tentang kehidupan serta pemikiran Kant dalam Kants Leben und Lehre (1918).
3.2. Filsafat fisika dan matematika
Cassirer juga menunjukkan minat yang mendalam pada perkembangan ilmiah dan implikasinya terhadap filsafat. Dalam Substanzbegriff und Funktionsbegriff (Konsep Substansi dan Konsep Fungsi, 1910), ia membahas perkembangan fisika akhir abad kesembilan belas, termasuk teori relativitas dan dasar-dasar matematika. Ia menganalisis pergeseran dari konsep substansi ke konsep fungsi dalam ilmu pengetahuan, menunjukkan bagaimana pengetahuan ilmiah modern lebih banyak berurusan dengan hubungan dan struktur daripada esensi tetap.
Dalam Zur Einsteinschen Relativitätstheorie. Erkenntnistheoretische Betrachtungen (Tentang Teori Relativitas Einstein: Pertimbangan Epistemologis, 1921), ia membela klaim bahwa fisika modern mendukung konsepsi Neo-Kantian tentang pengetahuan. Ini adalah upaya untuk mengintegrasikan penemuan-penemuan ilmiah terbaru dengan kerangka filosofisnya. Selain itu, ia menulis sebuah buku tentang mekanika kuantum berjudul Determinismus und Indeterminismus in der modernen Physik (Determinisme dan Indeterminisme dalam Fisika Modern, 1936), yang mengkaji masalah kausalitas dalam konteks fisika kontemporer.
3.3. Keterlibatan dengan filsafat politik
Keterlibatan Cassirer dengan filsafat politik terutama terlihat dalam analisis kritisnya terhadap fenomena totaliterisme dan pembelaannya terhadap Pencerahan. Dalam Die Philosophie der Aufklärung (Filsafat Pencerahan, 1932), Cassirer berpendapat bahwa realisasi diri nalar mengarah pada pembebasan manusia. Meskipun beberapa kritikus mencatat bahwa karyanya ini terlalu fokus pada ide-ide dan mengabaikan konteks politik dan sosial saat itu, Cassirer secara fundamental melihat Pencerahan sebagai pergerakan menuju rasionalitas dan otonomi.
Karya terakhirnya, The Myth of the State (Mitos Negara, 1946), yang diterbitkan secara anumerta, adalah upaya untuk memahami asal-usul intelektual Nazi Jerman. Cassirer memandang Nazi Jerman sebagai masyarakat di mana kekuatan berbahaya dari mitos tidak dikendalikan atau diredakan oleh kekuatan yang lebih tinggi, yaitu nalar. Buku ini membahas oposisi antara logos (nalar) dan mythos (mitos) dalam pemikiran Yunani, mengulas Republik karya Plato, teori negara abad pertengahan, Niccolò Machiavelli, tulisan-tulisan Thomas Carlyle tentang teori pahlawan, teori rasial Arthur de Gobineau, dan filsafat Georg Wilhelm Friedrich Hegel. Cassirer mengklaim bahwa dalam politik abad ke-20, terjadi kembalinya irasionalitas mitos, terutama kepercayaan pada takdir, dengan persetujuan pasif dari beberapa filsuf seperti Martin Heidegger. Cassirer berpendapat bahwa dengan menjauh dari keyakinan Edmund Husserl akan dasar filsafat yang objektif dan logis, Heidegger melemahkan kemampuan filsafat untuk menentang kebangkitan mitos dalam politik Jerman pada tahun 1930-an.
3.4. Debat filosofis utama
Pada tahun 1929, Cassirer terlibat dalam pertemuan yang signifikan secara historis dengan Martin Heidegger di Davos selama Davos Hochschulkurs Kedua, yang dikenal sebagai Debat Cassirer-Heidegger. Perdebatan ini berpusat pada interpretasi Kant dan sifat fundamental filsafat.
Cassirer berpendapat bahwa meskipun Kritik Nalar Murni karya Kant menekankan ketakterbatasan dan kefanaan manusia, Kant juga berusaha menempatkan kognisi manusia dalam konsepsi kemanusiaan yang lebih luas dan universal. Cassirer menantang relativisme Heidegger dengan mengacu pada validitas universal kebenaran yang ditemukan oleh ilmu-ilmu pasti dan moral. Debat ini sering dianggap sebagai simbol perpecahan antara tradisi Neo-Kantian dan fenomenologi eksistensialisme yang berkembang pada waktu itu, dengan Cassirer mewakili garis pemikiran rasionalis yang membela nilai-nilai universal dan objektivitas, sementara Heidegger bergerak menuju fokus pada keberadaan dan temporalitas manusia yang lebih mendalam.
4. Warisan dan penerimaan
Warisan filosofis Ernst Cassirer terus menjadi subjek studi dan evaluasi dalam berbagai disiplin ilmu. Penerimaan karyanya bervariasi dari waktu ke waktu, tetapi pengaruhnya pada pemikiran selanjutnya dan posisinya sebagai pembela nilai-nilai Pencerahan semakin diakui.
4.1. Pengaruh pada pemikiran selanjutnya
Pemikiran Cassirer memiliki pengaruh yang signifikan pada sejumlah filsuf dan cendekiawan sesudahnya. Filsafat simbolisnya, yang menekankan peran simbol dalam pembentukan realitas manusia, diteruskan dan dikembangkan oleh para pemikir seperti Susanne Langer dan Nelson Goodman di Amerika Serikat.
Dalam bidang antropologi budaya dan sosiologi, karya Cassirer juga memengaruhi para sarjana seperti Clifford Geertz dan Kenneth Burke, yang menggunakan kerangka simbolisnya untuk menganalisis budaya dan komunikasi manusia. Selain itu, analisis Cassirer tentang konsep fungsi, khususnya dalam Substansi dan Fungsi, memberikan dasar intelektual yang memengaruhi para sosiolog yang mengembangkan fungsionalisme struktural, seperti Talcott Parsons dan Niklas Luhmann. Filsuf Jerman Hans Blumenberg juga diakui telah dipengaruhi oleh pemikiran Cassirer, terutama dalam pendekatannya terhadap sejarah konsep.
Donald Phillip Verene, yang menerbitkan beberapa makalah Cassirer yang disimpan di Universitas Yale, memberikan gambaran umum tentang ide-idenya:
"Cassirer sebagai seorang pemikir menjadi perwujudan prinsip-prinsip Kantian, tetapi juga lebih dari itu, dari gerakan keseluruhan roh yang membentang dari Renaissance ke Pencerahan, dan seterusnya ke konsepsi sejarah Herder, puisi Goethe, studi Wilhelm von Humboldt tentang bahasa Kavi, Schelling's Philosophie der Mythologie, Hegel's Fenomenologi Roh, dan konsepsi Vischer tentang simbol estetika, di antara banyak lainnya. Posisi Cassirer sendiri lahir melalui penguasaan seluruh perkembangan dunia pemahaman humanistik ini, yang mencakup kebangkitan pandangan dunia ilmiah-penguasaan yang jelas baik dalam karya-karya historisnya maupun dalam filsafat sistematisnya."
4.2. Evaluasi historis dan kritik
Tak lama setelah kematiannya, karya Cassirer menerima beragam penerimaan. Beberapa kritik mungkin muncul terkait dengan fokusnya yang idealis atau interpretasinya terhadap tokoh-tokoh sejarah tertentu. Misalnya, beberapa kritikus berpendapat bahwa dalam The Philosophy of the Enlightenment, Cassirer terlalu fokus pada ide-ide Pencerahan itu sendiri dan kurang memperhatikan konteks politik dan sosial di mana ide-ide tersebut berkembang.
Namun, penelitian yang lebih baru telah memberikan evaluasi yang lebih positif dan menghargai peran Cassirer sebagai pembela gigih idealisme moral Abad Pencerahan dan perjuangan demokrasi liberal pada masa ketika kebangkitan fasisme membuat advokasi semacam itu dianggap tidak modis. Perannya dalam menentang irasionalitas dan mitos politik yang muncul di era Nazi, sebagaimana tercermin dalam The Myth of the State, kini dipandang sebagai kontribusi penting terhadap filsafat politik. Dalam komunitas Yahudi internasional, karya Cassirer juga dipandang sebagai bagian dari tradisi pemikiran panjang tentang filsafat etika, yang menekankan nilai-nilai moral dan rasionalitas.
5. Bibliografi
Berikut adalah daftar karya-karya utama Ernst Cassirer:
- Leibniz' System in seinem wissenschaftlichen Grundlagen (Sistem Leibniz dalam Dasar-dasar Ilmiahnya), 1902
- Das Erkenntnisproblem in der Philosophie und Wissenschaft der neueren Zeit (Masalah Pengetahuan: Filsafat, Sains, dan Sejarah Sejak Hegel), 1906-1920 (diterjemahkan ke Bahasa Inggris 1950)
- Kant und die moderne Mathematik (Kant dan Matematika Modern), 1907
- Substanzbegriff und Funktionsbegriff (Konsep Substansi dan Konsep Fungsi), 1910 (diterjemahkan ke Bahasa Inggris 1923)
- Freiheit und Form. Studien zur deutschen Geistesgeschichte (Kebebasan dan Bentuk: Studi tentang Sejarah Intelektual Jerman), 1916
- Kants Leben und Lehre (Kehidupan dan Pemikiran Kant), 1918 (diterjemahkan ke Bahasa Inggris 1981)
- Zur Einsteinschen Relativitätstheorie. Erkenntnistheoretische Betrachtungen (Tentang Teori Relativitas Einstein: Pertimbangan Epistemologis), 1920
- Idee und Gestalt. Goethe, Schiller, Hölderlin, Kleist (Ide dan Bentuk: Goethe, Schiller, Hölderlin, Kleist), 1921
- Philosophie der symbolischen Formen (Filsafat Bentuk Simbolis), 1923-1929 (diterjemahkan ke Bahasa Inggris 1953-1957)
- Volume One: Language (Jilid Satu: Bahasa), 1923 (diterjemahkan ke Bahasa Inggris 1955)
- Volume Two: Mythical Thought (Jilid Dua: Pemikiran Mitis), 1925 (diterjemahkan ke Bahasa Inggris 1955)
- Volume Three: The Phenomenology of Knowledge (Jilid Tiga: Fenomenologi Pengetahuan), 1929 (diterjemahkan ke Bahasa Inggris 1957)
- Sprache und Mythos (Bahasa dan Mitos), 1925 (diterjemahkan ke Bahasa Inggris 1946 oleh Susanne Langer)
- Individuum und Kosmos in der Philosophie der Renaissance (Individu dan Kosmos dalam Filsafat Renaissance), 1927 (diterjemahkan ke Bahasa Inggris 1963 oleh Mario Domandi)
- Erkenntnistheorie nebst den Grenzfragen der Logik und Denkpsychologie (Epistemologi Beserta Pertanyaan Batas Logika dan Psikologi Pemikiran), 1927
- Die Idee der republikanischen Verfassung (Gagasan Konstitusi Republik), 1929
- Kant und das Problem der Metaphysik. Bemerkungen zu Martin Heideggers Kantinterpretation (Kant dan Masalah Metafisika. Catatan tentang Interpretasi Kant oleh Martin Heidegger), 1931
- Die Philosophie der Aufklärung (Filsafat Pencerahan), 1932 (diterjemahkan ke Bahasa Inggris 1951)
- Determinismus und Indeterminismus in der modernen Physik: Historische und systematische Studien des Kausalitätsproblems (Determinisme dan Indeterminisme dalam Fisika Modern: Studi Historis dan Sistematis tentang Masalah Kausalitas), 1936 (diterjemahkan ke Bahasa Inggris 1956)
- Axel Hägerström: Eine Studie zur Schwedischen Philosophie der Gegenwart (Axel Hägerström: Sebuah Studi tentang Filsafat Swedia Masa Kini), 1939
- Zur Logik der Kulturwissenschaften: Naturalistische und humanistische Begründung der Kulturphilosophie (Logika Ilmu Budaya: Fondasi Naturalistis dan Humanistis Filsafat Budaya), 1942 (diterjemahkan ke Bahasa Inggris 2000 oleh Steve G. Lofts, sebelumnya diterjemahkan pada 1961 sebagai The Logic of the Humanities)
- An Essay on Man (Esai tentang Manusia), 1944 (ditulis dan diterbitkan dalam Bahasa Inggris)
- The Myth of the State (Mitos Negara), 1946 (ditulis dan diterbitkan dalam Bahasa Inggris, anumerta)
- Symbol, Myth, and Culture: Essays and Lectures of Ernst Cassirer, 1935-1945, disunting oleh Donald Phillip Verene, 1981
- The Philosophy of Symbolic Forms, Vol. 4, The Metaphysics of Symbolic Forms (Filsafat Bentuk Simbolis, Jilid 4, Metafisika Bentuk Simbolis), disunting dan diterjemahkan oleh John Michael Krois dan Donald Philip Verene dari manuskrip yang ditinggalkan setelah kematian Cassirer, 1996
- The Warburg Years (1919-1933): Essays on Language, Art, Myth, and Technology (Tahun-tahun Warburg (1919-1933): Esai tentang Bahasa, Seni, Mitos, dan Teknologi), diterjemahkan dan dengan Pendahuluan oleh S. G. Lofts dengan A. Calcagno