1. Overview
Sir Ernst Boris Chain (19 Juni 1906 - 12 Agustus 1979) adalah seorang biokimiawan Inggris kelahiran Jerman yang menerima Penghargaan Nobel Fisiologi atau Kedokteran atas kontribusinya dalam penelitian penisilin. Kehidupannya ditandai oleh perjalanannya dari Berlin akibat penganiayaan Nazi, penelitian revolusioner yang menyelamatkan jutaan nyawa, dan komitmen mendalam terhadap identitas Yahudinya. Artikel ini akan merinci perjalanan hidup dan pencapaian ilmiah Chain, menyoroti dampaknya yang signifikan terhadap dunia medis dan perjuangannya sebagai seorang Yahudi di tengah gejolak politik abad ke-20.
2. Kehidupan Awal dan Pendidikan
Ernst Boris Chain, seorang biokimiawan terkemuka, memiliki latar belakang keluarga dan pendidikan yang membentuk fondasi bagi karier ilmiahnya yang revolusioner.
2.1. Masa Kecil dan Latar Belakang Keluarga
Ernst Boris Chain lahir pada 19 Juni 1906 di Berlin, Jerman. Ayahnya, Michael Chain, adalah seorang ahli kimia dan industrialis yang sukses dalam perdagangan produk kimia. Michael Chain sendiri beremigrasi dari Kekaisaran Rusia ke Jerman untuk belajar kimia. Ibunya, Margarete (née Eisner), berasal dari Berlin. Keluarga Chain memiliki keturunan Yahudi Sefardim dan Yahudi Ashkenazi. Keberhasilan finansial ayahnya sempat menyediakan lingkungan yang stabil bagi Ernst, namun setelah kematian ayahnya pada tahun 1920, ketika Ernst baru berusia 14 tahun, keluarga tersebut menghadapi tantangan ekonomi. Inflasi parah di Jerman saat itu, khususnya pada tahun 1923 dan 1924 di masa Republik Weimar, melenyapkan kekayaan keluarga yang berhasil dibangun. Meskipun demikian, keluarga Chain masih mampu membiayai pendidikan tinggi bagi Ernst muda.
2.2. Pendidikan dan Studi Awal
Chain menempuh pendidikan formalnya di Universitas Friedrich Wilhelm (sekarang Universitas Humboldt Berlin). Ia serius mempertimbangkan untuk menjadi seorang pianis konser dan sering tampil di depan umum. Namun, ia pada akhirnya meraih gelar di bidang kimia pada tahun 1930. Ia melanjutkan penelitian awal di bidang biokimia, khususnya mengenai enzim. Setelah Nazi berkuasa pada tahun 1933, Chain, yang berdarah Yahudi dan memiliki pandangan politik sayap kiri, menyadari bahwa ia tidak lagi aman di Jerman. Ini mendorongnya untuk beremigrasi.
3. Hijrah ke Inggris dan Penelitian Awal
Ketidakamanan di Jerman di bawah rezim Nazi memaksa Ernst Chain untuk mencari perlindungan di Inggris, di mana ia kemudian melanjutkan perjalanan ilmiahnya yang penting.
Pada 2 April 1933, Chain tiba di Inggris hanya dengan 10 GBP di sakunya. Ia beruntung mendapatkan bantuan dari ahli genetika dan fisiologi, J. B. S. Haldane, yang membantunya memperoleh posisi di University College Hospital, London. Beberapa bulan kemudian, ia diterima sebagai mahasiswa PhD di Fitzwilliam College, Cambridge, di mana ia memulai penelitian tentang fosfolipid di bawah bimbingan Sir Frederick Gowland Hopkins.
Pada tahun 1935, Chain menerima tawaran pekerjaan di Universitas Oxford sebagai dosen di bidang patologi. Selama waktunya di Oxford, ia memperluas cakupan penelitiannya, mencakup berbagai topik seperti racun ular, metabolisme tumor, lisozim, dan berbagai teknik biokimia. Kontribusinya dalam bidang-bidang ini mengasah kemampuan analitis dan eksperimentalnya, yang kemudian terbukti krusial dalam penemuan-penemuan terbesarnya. Pada April 1939, Chain dinaturalisasi sebagai warga negara Britania Raya.
4. Penelitian Penisilin
Penelitian Ernst Chain tentang penisilin menandai titik balik krusial dalam sejarah kedokteran, membuka jalan bagi era antibiotik yang revolusioner.
4.1. Penemuan Kembali Penisilin dan Penetapan Efek Terapeutik
Pada tahun 1939, Ernst Chain bergabung dengan Howard Florey untuk menyelidiki agen antibakteri alami yang diproduksi oleh mikroorganisme. Pekerjaan ini membawa mereka untuk mengkaji ulang penemuan Alexander Fleming pada tahun 1928, yang telah mendeskripsikan penisilin sembilan tahun sebelumnya. Fleming secara tidak sengaja menemukan bahwa jamur Penicillium notatum (atau Penicillium chrysogenum) memiliki efek membunuh bakteri. Chain dan Florey tidak hanya mengkonfirmasi efek antibakteri penisilin tetapi juga berupaya mengisolasi dan mengkonsentrasikan agen pembunuh kuman dalam penisilin, serta mengidentifikasi komposisi kimianya. Melalui penelitian mereka, aksi terapeutik penisilin ditetapkan, membuktikan potensi besar penggunaannya dalam bidang medis untuk melawan berbagai penyakit menular.
4.2. Perumusan Teori Struktur Beta-Laktam
Selain menetapkan efek terapeutik penisilin, Chain juga memainkan peran sentral dalam memahami struktur kimianya. Bersama dengan Edward Abraham, Chain terlibat dalam perumusan teori mengenai struktur beta-laktam penisilin pada tahun 1942. Struktur ini adalah kunci bagi aktivitas antibakteri penisilin. Prediksi teoretis mereka kemudian dikonfirmasi secara definitif melalui kristalografi sinar-X yang dilakukan oleh Dorothy Hodgkin pada tahun 1945. Penemuan struktur ini sangat penting tidak hanya untuk memahami cara kerja penisilin tetapi juga untuk memfasilitasi sintesis dan modifikasi kimianya di masa depan.
4.3. Penghargaan Nobel Fisiologi atau Kedokteran
Atas kontribusi revolusioner mereka dalam penelitian penisilin, Ernst Chain, bersama dengan Alexander Fleming dan Howard Florey, dianugerahi Penghargaan Nobel Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1945. Penghargaan ini diberikan sebagai pengakuan atas "penemuan penisilin dan efek penyembuhannya pada berbagai penyakit menular." Penemuan ini merevolusi pengobatan infeksi bakteri dan membuka jalan bagi pengembangan berbagai antibiotik lainnya, menyelamatkan jutaan nyawa di seluruh dunia dan secara fundamental mengubah praktik kedokteran modern.
5. Aktivitas Pasca-Nobel
Setelah menerima Penghargaan Nobel, Ernst Chain melanjutkan karier ilmiahnya dengan fokus pada pengembangan teknologi fermentasi dan kepemimpinan di berbagai institusi.
5.1. Aktivitas di Italia
Menjelang akhir Perang Dunia II, Chain mengetahui berita tragis bahwa ibu dan saudara perempuannya telah menjadi korban Nazi. Setelah perang usai, Chain pindah ke Roma, Italia, pada tahun 1948, karena ia merasa tidak puas dengan perkembangan pasca-perang di bidangnya di Inggris dan sering digambarkan sebagai sosok yang mudah berubah pendirian dan terkadang pemberontak. Di sana, ia menjabat sebagai kepala Pusat Penelitian Internasional untuk Mikrobiologi Kimia di Istituto Superiore di Sanità (Institut Kesehatan Unggul). Pusat ini merupakan yang pertama didedikasikan untuk studi antibiotik, menunjukkan visi Chain dalam pengembangan lebih lanjut dari penemuan yang telah mengubah dunia.
5.2. Kembali ke Inggris dan Penelitian Selanjutnya
Pada tahun 1964, Chain kembali ke Britania Raya dan mendirikan serta memimpin departemen biokimia di Imperial College London. Ia menjabat sebagai kepala departemen pertama dan tetap berada di sana hingga masa pensiunnya. Selama periode ini, Chain memfokuskan penelitiannya pada teknologi fermentasi industri, sebuah bidang yang krusial untuk produksi antibiotik skala besar dan senyawa biokimia lainnya. Kontribusinya di Imperial College London turut membentuk arah penelitian biokimia di institusi tersebut dan dalam industri fermentasi.
6. Kehidupan Pribadi dan Identitas Yahudi
Aspek kehidupan pribadi Ernst Chain, termasuk pernikahannya, kehidupan keluarga, dan terutama identitas Yahudinya, memainkan peran yang semakin penting seiring berjalannya waktu.
Pada tahun 1948, Chain menikah dengan Anne Beloff, seorang biokimiawan terkemuka. Anne adalah saudara perempuan dari Renee Beloff, Max Beloff, John Beloff, dan Nora Beloff. Mereka dikaruniai dua putra dan satu putri. Chain memastikan anak-anaknya dibesarkan dalam lingkungan yang kuat dalam iman Yahudi, bahkan mengatur banyak les tambahan bagi mereka. Chain adalah teman seumur hidup Profesor Albert Neuberger, seorang sesama anggota Royal Society, yang ia temui di Berlin pada tahun 1930-an.
Di kemudian hari, identitas Yahudi Chain menjadi semakin penting baginya. Ia adalah seorang Zionis yang gigih dan menunjukkan komitmen mendalam terhadap Israel serta warisan Yahudinya. Pada tahun 1954, ia menjadi anggota dewan gubernur Institut Sains Weizmann di Rehovot, Israel, dan kemudian menjadi anggota dewan eksekutifnya. Pandangannya tentang identitas Yahudi diungkapkan dengan sangat jelas dalam pidatonya yang berjudul 'Mengapa Saya Seorang Yahudi' (Why I am a JewBahasa Inggris), yang disampaikan pada Konferensi Intelektual Kongres Yahudi Dunia pada tahun 1965. Pidato ini mencerminkan komitmennya yang kuat terhadap warisan budaya dan spiritual Yahudi, serta perannya dalam mendukung komunitas Yahudi global.
7. Penghargaan dan Warisan
Ernst Chain diakui secara luas atas kontribusinya yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan, meninggalkan warisan abadi yang terus dirayakan hingga kini.
7.1. Penghargaan dan Gelar Kehormatan
Sepanjang kariernya, Ernst Chain menerima berbagai penghargaan dan gelar kehormatan sebagai pengakuan atas pencapaian ilmiahnya yang monumental. Pada 17 Maret 1948, ia diangkat sebagai Fellow of the Royal Society (FRS), sebuah kehormatan prestisius bagi ilmuwan di Inggris. Ia juga dianugerahi Paul Ehrlich & Ludwig Darmstaedter Prize pada tahun 1954. Pada tahun 1969, Chain dianugerahi gelar kebangsawanan Knight Bachelor dalam Daftar Kehormatan Ulang Tahun Ratu, sehingga ia dikenal sebagai Sir Ernst Boris Chain. Gelar-gelar ini mencerminkan pengakuan luas terhadap perannya yang krusial dalam pengembangan penisilin dan dampak transformatifnya pada kedokteran.
7.2. Kematian dan Peringatan
Sir Ernst Boris Chain meninggal dunia pada 12 Agustus 1979 di Mayo General Hospital di Castlebar, Republik Irlandia. Setelah pensiun, ia pindah untuk tinggal di Irlandia Barat. Di sana, ia terkesan dengan dedikasi dokter pribadinya, Ashoka Jahnavi-Prasad, yang memberinya harapan dengan mengatakan "obat masa depan pasti akan menyembuhkan Anda." Warisannya hidup melalui pengaruh abadi penelitiannya dan berbagai fasilitas yang dinamai untuk menghormatinya. Gedung biokimia di Imperial College London dinamai sesuai namanya, mengabadikan kontribusinya yang tak ternilai bagi institusi tersebut. Sebuah jalan di Castlebar, tempat ia menghabiskan masa-masa terakhir hidupnya, juga dinamai untuk mengenangnya, memastikan bahwa namanya tetap dikenang di tempat yang menjadi rumahnya di akhir hayat.

8. Penilaian dan Kontroversi
Karier dan kehidupan Ernst Chain, meskipun penuh dengan pencapaian yang diakui secara global, juga tidak luput dari penilaian dan insiden kontroversial.
8.1. Penilaian Positif
Ernst Chain secara universal diakui sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah kedokteran. Kontribusinya yang paling signifikan adalah dalam pengembangan penisilin, yang ia lakukan bersama Howard Florey dan Alexander Fleming. Penemuan dan pengembangan penisilin secara massal merevolusi pengobatan infeksi bakteri, mengubah penyakit yang sebelumnya mematikan menjadi dapat disembuhkan. Penisilin telah menyelamatkan jutaan nyawa di seluruh dunia, menjadikannya salah satu penemuan medis paling penting sepanjang masa. Dedikasinya pada penelitian biokimia, kemampuannya dalam mengisolasi dan mengkonsentrasikan penisilin, serta perumusan struktur kimianya, menunjukkan kejeniusan dan ketekunan ilmiahnya.
8.2. Kritik dan Kontroversi
Meskipun pencapaiannya sangat besar, Ernst Chain juga menghadapi kritik dan insiden kontroversial. Ia digambarkan sebagai sosok yang "mudah berubah pendirian" dan "pemberontak" oleh beberapa koleganya, dan ia secara terbuka menyatakan ketidakpuasannya terhadap perkembangan pasca-perang di bidangnya di Inggris, yang menjadi salah satu alasan kepindahannya ke Italia.
Salah satu insiden kontroversial paling menonjol adalah penolakannya untuk masuk ke Amerika Serikat pada tahun 1951. Chain dilarang masuk berdasarkan Undang-Undang Keamanan Internal McCarran tahun 1950, yang menargetkan individu yang dianggap sebagai ancaman keamanan nasional atau memiliki asosiasi dengan ideologi komunisme. Ia ditolak visanya sebanyak dua kali pada tahun tersebut, meskipun ia adalah seorang pemenang Hadiah Nobel yang diakakui secara internasional. Insiden ini menyoroti iklim politik yang tegang selama Perang Dingin dan bagaimana peraturan keamanan dapat mempengaruhi bahkan tokoh ilmiah terkemuka sekalipun, mencerminkan pandangan kritis terhadap pembatasan kebebasan individu yang diterapkan oleh negara.

