1. Overview
Luis Federico Franco Gómez (Luis Federico Franco GómezLuis Federico Franco GomezBahasa Spanyol; lahir 24 Juli 1962) adalah seorang politikus Paraguay dan ahli bedah yang menjabat sebagai Presiden Paraguay ke-49 dari Juni 2012 hingga Agustus 2013. Sebagai anggota Partai Liberal Radikal Otentik (PLRA), ia terpilih sebagai Wakil Presiden Paraguay pada pemilihan presiden 2008, menjabat bersama Fernando Lugo. Setelah pemakzulan kontroversial Lugo oleh Senat Paraguay pada Juni 2012, Franco mengambil alih kepresidenan untuk menyelesaikan sisa masa jabatan Lugo.
Masa kepresidenan Franco yang singkat ditandai oleh tuduhan korupsi dan peningkatan signifikan defisit keuangan negara, meskipun situasi ekonomi Paraguay pada saat itu baik. Ia juga menghadapi kritik internasional terkait proses pemakzulan Lugo yang dianggap tergesa-gesa. Sebelum menjabat presiden dan wakil presiden, Franco adalah seorang dokter bedah dan pernah menjabat sebagai Gubernur Departemen Tengah dari tahun 2003 hingga 2008. Warisannya dalam politik Paraguay tetap menjadi subjek perdebatan, terutama mengenai legitimasi pengangkatannya dan dampaknya terhadap tata kelola negara.
2. Early Life and Education
Federico Franco lahir di kota Asunción, Paraguay, pada 24 Juli 1962. Ia menikah dengan Emilia Alfaro, yang kemudian terpilih sebagai deputi Paraguay untuk periode 2008-2013, pada 20 Februari 1982. Mereka memiliki empat anak: Luis Federico Franco, Claudia Vanessa, Ivan Alexander, dan Enzo Sebastian.
Franco menjalani pendidikan dasar di Republik Dominika. Pendidikan menengahnya diselesaikan di Apostolic College San Jose, Asunción, setelah sebelumnya menempuh pendidikan dasar di National College of the Capital. Dengan aspirasi menjadi dokter, ia kemudian melanjutkan studinya di Fakultas Ilmu Kedokteran, Universitas Nasional Asunción. Ia berhasil menyelesaikan studinya pada tahun 1986 dengan gelar Ahli Bedah, meraih nilai rata-rata keseluruhan 4,56 dari 5,00. Setelah itu, ia memperoleh gelar pascasarjana dalam bidang Penyakit Dalam.
3. Medical Career
Sebagai seorang ahli bedah, Federico Franco memiliki karier medis yang signifikan. Keluarga Franco memiliki sebuah rumah sakit di kota Fernando de la Mora yang dikenal sebagai Sanatorio Franco. Ia dan saudara-saudaranya turut memiliki dan mengelola rumah sakit tersebut sejak awal berdirinya.
Selama periode 1990-1991, Franco menjabat sebagai kepala residen dan intern di Rumah Sakit Clinicas (HC) 1CCM. Ia juga memegang posisi sebagai kepala panggilan darurat di institusi yang sama. Dari tahun 1991 hingga 1992, ia menjadi instruktur semiologi medis. Kemudian, ia menjabat sebagai kepala Rumah Sakit Garda Nasional dari tahun 1994 hingga 1996, dan juga sebagai kepala residen penyakit dalam di tempat yang sama. Selain itu, ia pernah menjadi kepala ruang Klinik Medis Rumah Sakit Nasional dan kepala bangsal kardiologi di rumah sakit tersebut.
Pada 24 Juni 1991, Federico Franco menjadi anggota Masyarakat Penyakit Dalam Paraguay dan juga anggota Komite Eksekutif Masyarakat Penyakit Dalam Paraguay.
4. Political Career
Federico Franco memulai karier politiknya dengan aktif dalam Partai Liberal Radikal Otentik (PLRA). Ia dikenal sebagai seorang pemimpin dalam partai tersebut dan berhasil maju melalui berbagai jabatan politik yang penting di Paraguay.
4.1. Governor of Central Department
Dari tahun 2003 hingga 2008, Federico Franco menjabat sebagai Gubernur Departemen Tengah, mewakili Partai Liberal Radikal Otentik. Selama masa jabatannya ini, ia bertanggung jawab atas administrasi dan pembangunan di departemen tersebut, yang merupakan salah satu wilayah terpenting di Paraguay.
4.2. Vice President of Paraguay
Pada tahun 2008, Partai Liberal Radikal Otentik memutuskan untuk mendukung pencalonan Fernando Lugo dalam pemilihan presiden, dan Federico Franco terpilih sebagai pasangannya untuk jabatan Wakil Presiden. Pasangan ini memenangkan pemilihan dan Franco menjabat sebagai Wakil Presiden sejak Agustus 2008.
Selama masa jabatannya sebagai Wakil Presiden, Franco dikenal kritis terhadap kepemimpinan Lugo, terutama terkait isu-isu seperti pengelolaan lahan dan kontroversi seputar putra Lugo pada tahun 2009.
4.3. Presidency of Paraguay
Federico Franco menjadi Presiden Paraguay dalam keadaan yang kontroversial setelah Fernando Lugo dimakzulkan oleh Senat pada 22 Juni 2012. Ia menjabat sebagai presiden hingga 15 Agustus 2013, menyelesaikan sisa masa jabatan Lugo.

Proses pemakzulan Lugo, yang berlangsung sangat cepat (Lugo hanya diberi waktu dua jam untuk mempersiapkan pembelaan), menimbulkan kekhawatiran internasional. UNASUR (Uni Negara-Negara Amerika Selatan) menyatakan keprihatinan bahwa pemindahan Lugo tersebut merupakan sebuah kudeta. Meskipun demikian, Federico Franco dilantik sebagai presiden satu jam setelah pemakzulan Lugo.
Konstitusi Paraguay melarang seorang presiden untuk mencalonkan diri kembali, bahkan jika ia hanya menjabat sebagian dari masa jabatan. Oleh karena itu, Franco tidak dapat mencalonkan diri untuk masa jabatan penuh dalam pemilihan umum Paraguay 2013.
4.3.1. Cabinet
Selama masa kepresidenannya yang singkat, Federico Franco menunjuk beberapa menteri utama untuk memimpin departemen pemerintahan. Kabinetnya mencakup:
- Menteri Luar Negeri: José Félix Fernández Estigarribia
- Menteri Keuangan: Manuel Ferreira Brusquetti
- Menteri Dalam Negeri: Carmelo Caballero (menggantikan Rubén Candia Amarilla, yang sempat menggantikan Carlos Filizzola yang mengundurkan diri pada 15 Juni)
- Menteri Pertahanan Nasional: María Liz García de Arnold
- Menteri Pekerjaan Umum dan Komunikasi: Enrique Salyn Buzarquis
- Menteri Kesehatan Masyarakat dan Kesejahteraan Sosial: Antonio Arbo
- Menteri Pertanian dan Peternakan: Enzo Cardozo
- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Horacio Galeano Perrone
- Menteri Kehakiman dan Tenaga Kerja: María Lorena Segovia Azucas
4.3.2. Policies and Actions
Selama masa kepresidenannya, Federico Franco mengambil beberapa keputusan dan tindakan pemerintah yang signifikan. Salah satu tindakan pertamanya adalah melanjutkan negosiasi yang sempat terhenti dengan Rio Tinto Alcan terkait pembangunan pabrik aluminium senilai sekitar 4.00 B USD. Ia juga menyetujui penjualan kacang kedelai rekayasa genetika dari Monsanto. Pemerintahannya juga menunjuk beberapa perwakilan agribisnis ke dalam kabinetnya.
Selain itu, Franco mengumumkan pemotongan anggaran dalam program-program sosial dan melakukan pemutusan hubungan kerja di sektor publik. Kebijakan-kebijakan ini, terutama yang berkaitan dengan agribisnis dan pemotongan anggaran, berpotensi memiliki implikasi sosial dan lingkungan yang signifikan bagi Paraguay.
4.3.3. Corruption Allegations
Meskipun masa kepresidenannya singkat dan situasi ekonomi Paraguay pada awalnya baik, pemerintahan Federico Franco ditandai oleh peningkatan signifikan defisit keuangan negara. Setelah ia lengser dari kekuasaan, pemerintahan baru menuduhnya telah menjarah sumber daya negara melalui sistem korupsi dan klientelisme yang luas, yang diorganisir di sekitar Partai Liberal Radikal Otentik.
q=Asunción, Paraguay|position=right
Mantan presiden ini kemudian dilaporkan oleh beberapa kolaborator politiknya sendiri (salah satunya bahkan dihukum 6 tahun penjara karena korupsi) atas penyalahgunaan uang publik yang dilakukan atas inisiatifnya. Laporan media juga menunjukkan bahwa dari tahun 2008, ketika ia menjabat di pemerintahan, hingga ia meninggalkan kekuasaan pada tahun 2012, kekayaannya meningkat hampir 750%. Tuduhan-tuduhan ini menjadi poin penting dalam kritik terhadap masa kepresidenannya.
5. Personal Life
Federico Franco Gómez menikah dengan Emilia Alfaro pada 20 Februari 1982. Emilia Alfaro kemudian terpilih sebagai deputi Paraguay untuk periode 2008-2013, menunjukkan keterlibatan keluarganya dalam politik. Mereka dikaruniai empat orang anak: Luis Federico Franco, Claudia Vanessa, Ivan Alexander, dan Enzo Sebastian.
Franco adalah saudara dari Julio César Franco, seorang senator dan mantan ketua Partai Liberal Radikal Otentik, serta juga mantan Wakil Presiden Paraguay. Keluarga Franco memiliki dan mengelola sebuah rumah sakit bernama Sanatorio Franco di kota Fernando de la Mora, yang menunjukkan keterlibatan keluarga dalam bisnis medis.
6. Election Results
Federico Franco telah berpartisipasi dalam beberapa pemilihan umum di Paraguay. Keberhasilan utamanya adalah dalam pemilihan Wakil Presiden tahun 2008, di mana ia terpilih bersama Fernando Lugo.
Berikut adalah hasil pemilihan di mana ia berpartisipasi:
Pemilihan | Jabatan | Periode | Partai | Persentase Suara | Jumlah Suara | Hasil | Status |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Pemilihan umum Paraguay 2008 | Wakil Presiden Paraguay | Ke-27 | Partai Liberal Radikal Otentik | 42.40% | 766.502 | 1 | Terpilih |
7. Assessment and Criticism
Masa kepresidenan Federico Franco dan tindakannya telah menjadi subjek penilaian historis dan publik yang signifikan, seringkali diwarnai oleh kritik. Kritik utama berpusat pada proses pemakzulan Fernando Lugo yang membawanya ke kekuasaan. Banyak pihak, termasuk UNASUR, menganggap pemakzulan tersebut sebagai tindakan yang tergesa-gesa dan tidak memenuhi prosedur hukum yang semestinya, bahkan menyamakannya dengan kudeta. Hal ini merusak legitimasi pemerintahannya di mata komunitas internasional dan sebagian warga Paraguay.
Selain itu, pemerintahannya juga dikritik keras atas tata kelola dan dugaan korupsi. Meskipun masa jabatannya singkat, terjadi peningkatan signifikan dalam defisit keuangan negara. Franco dituduh telah menjarah sumber daya negara melalui sistem korupsi dan klientelisme yang terorganisir di sekitar Partai Liberal. Peningkatan kekayaan pribadinya yang mencapai 750% dalam empat tahun juga menjadi sorotan dan memicu tuduhan penyalahgunaan kekuasaan. Tuduhan dari kolaborator politiknya sendiri semakin memperkuat citra negatif ini. Keputusan-keputusan seperti persetujuan penjualan kedelai rekayasa genetika dari Monsanto dan pemotongan anggaran program sosial juga menimbulkan kekhawatiran terkait implikasi sosial dan lingkungan.
8. Legacy
Warisan Federico Franco dalam politik dan masyarakat Paraguay sebagian besar dipengaruhi oleh sifat kontroversial dari masa kepresidenannya yang singkat. Pengangkatannya sebagai presiden melalui pemakzulan Fernando Lugo telah meninggalkan jejak perpecahan dan pertanyaan mengenai stabilitas institusi demokrasi di Paraguay. Peristiwa ini memicu perdebatan luas tentang supremasi hukum dan proses konstitusional di negara tersebut.
Meskipun ia menjabat hanya selama sedikit lebih dari satu tahun, tuduhan korupsi dan peningkatan defisit keuangan selama pemerintahannya terus menjadi poin penting dalam diskusi politik Paraguay. Hal ini berkontribusi pada persepsi negatif terhadap tata kelola dan transparansi di kalangan elit politik. Secara keseluruhan, masa kepresidenan Franco sering kali diingat sebagai periode ketidakpastian politik dan ekonomi, yang dampaknya masih terasa dalam lanskap politik Paraguay pasca-Lugo.