1. Ringkasan Umum
Republik Dominika adalah sebuah negara Karibia yang terletak di bagian timur pulau Hispaniola. Negara ini berbagi pulau dengan Haiti di sebelah barat dan memiliki perbatasan maritim dengan Puerto Riko di sebelah timur. Dengan luas wilayah sekitar 48.67 K km2 dan populasi sekitar 11,4 juta jiwa pada tahun 2024, Republik Dominika merupakan negara terbesar kedua di Antillen berdasarkan luas wilayah (setelah Kuba) dan terbesar kedua berdasarkan populasi (setelah Haiti). Ibu kotanya, Santo Domingo, adalah kota metropolitan terbesar dengan sekitar 3,6 juta penduduk dan merupakan permukiman Eropa permanen pertama di benua Amerika, kaya akan situs bersejarah dari era kolonial. Sejarah negara ini ditandai oleh periode pra-Columbus dengan peradaban suku Taíno, kolonisasi Spanyol sejak kedatangan Christopher Columbus pada tahun 1492, pendudukan oleh Haiti, periode kemerdekaan yang bergejolak dengan perang saudara dan intervensi asing, serta kediktatoran Rafael Trujillo yang panjang. Sejak tahun 1978, negara ini telah bergerak menuju demokrasi perwakilan, meskipun menghadapi tantangan terkait hak asasi manusia dan korupsi. Secara geografis, Republik Dominika memiliki Pico Duarte, puncak tertinggi di Karibia, dan Danau Enriquillo, danau terbesar dan titik terendah di Karibia. Iklimnya tropis dengan keanekaragaman hayati yang kaya. Perekonomian Republik Dominika adalah yang terbesar di Karibia dan salah satu yang tumbuh paling cepat di Belahan Bumi Barat, didorong oleh sektor pariwisata, manufaktur, konstruksi, dan pertambangan, termasuk tambang emas Pueblo Viejo yang signifikan. Budaya Dominika merupakan perpaduan pengaruh Eropa, Afrika, dan Taíno, yang tercermin dalam musik (seperti Merengue dan Bachata), tarian, kuliner, dan olahraga, dengan bisbol sebagai olahraga paling populer. Artikel ini akan mengulas Republik Dominika dari perspektif kiri-tengah/liberalisme sosial, dengan penekanan pada perkembangan demokrasi, hak asasi manusia, dan keadilan sosial.
2. Nama Negara
Nama resmi negara ini adalah Republik Dominika (República DominicanaRepublik DominikaBahasa Spanyol). Nama "Dominika" berasal dari Santo Dominikus (Santo Domingo de GuzmánSanto Dominikus de GuzmánBahasa Spanyol), santo pelindung para astronom dan pendiri Ordo Pengkhotbah (Ordo Dominikan). Ordo Dominikan mendirikan institusi yang kini dikenal sebagai Universidad Autónoma de Santo Domingo, universitas pertama di Dunia Baru.
Sepanjang sebagian besar sejarahnya hingga kemerdekaan, koloni ini dikenal sebagai Santo DomingoSanto DomingoBahasa Spanyol. Kota Santo Domingo sendiri didirikan pada hari Minggu, 4 Agustus 1496, oleh Bartolomeu Columbus, saudara Christopher Columbus. Nama kota ini diberikan untuk menghormati kesucian hari Minggu (DomingoMingguBahasa Spanyol) dan juga untuk menghormati ayah mereka, [[Domenico Colombo|Domenico Colombo}}, serta Santo Dominikus de Guzmán. Pulau ini kemudian dikenal dengan nama Santo Domingo, dan penduduknya disebut Dominicanosorang DominikaBahasa Spanyol.
Ketika para revolusioner mendeklarasikan kemerdekaan dari Haiti pada tanggal 27 Februari 1844, mereka menamai negara baru mereka "Republik Dominika" (la República DominicanaRepublik DominikaBahasa Spanyol). Sebelumnya, selama periode kemerdekaan singkat dari Spanyol pada tahun 1821, wilayah ini dikenal sebagai Republik Haiti Spanyol (República del Haití EspañolRepublik Haiti SpanyolBahasa Spanyol). Nama "Republik Dominika" secara resmi ditetapkan setelah kemerdekaan penuh dari Spanyol pada tahun 1865.
Dalam lagu kebangsaan Republik Dominika, istilah puitis "Quisqueyanos" (QuisqueyanosQuisqueyanosBahasa Spanyol) digunakan sebagai pengganti "Dominicanos". Kata "Quisqueya" berasal dari bahasa Siguayo, salah satu bahasa asli pulau tersebut, dan berarti "ibu segala negeri". Nama ini sering digunakan dalam lagu-lagu sebagai nama lain untuk negara tersebut. Dalam bahasa Inggris, nama negara ini sering disingkat menjadi "the D.R.", namun singkatan ini jarang digunakan dalam bahasa Spanyol (la R.D.R.D.Bahasa Spanyol).
3. Sejarah
Sejarah Republik Dominika dimulai dengan peradaban Taíno sebelum kedatangan Eropa dan kolonisasi Spanyol. Setelah periode pendudukan Haiti dan perjuangan kemerdekaan yang melahirkan Republik Pertama, negara ini mengalami aneksasi kembali oleh Spanyol sebelum memulihkan kemerdekaannya. Awal abad ke-20 ditandai oleh ketidakstabilan dan pendudukan Amerika Serikat, yang diikuti oleh kediktatoran Trujillo yang panjang. Era pasca-Trujillo melibatkan perang saudara dan intervensi AS kedua, sebelum akhirnya negara ini memulai proses demokratisasi yang berlanjut hingga kini. Bagian ini akan menguraikan peristiwa-peristiwa penting yang membentuk negara ini, dengan penekanan pada dampak sosial, hak asasi manusia, dan dinamika politik dari perspektif kiri-tengah.
3.1. Era Pra-Columbus


Pulau-pulau di Karibia pertama kali dihuni sekitar 6.000 tahun yang lalu oleh masyarakat pemburu-pengumpul yang berasal dari Amerika Tengah atau Amerika Selatan bagian utara. Nenek moyang suku Taíno yang berbahasa Arawak pindah ke Karibia dari Amerika Selatan pada milenium pertama SM, mencapai Hispaniola sekitar tahun 600 M. Masyarakat Taíno di Hispaniola mengembangkan budaya yang relatif maju. Mereka tinggal di desa-desa yang terorganisir, yang dipimpin oleh seorang caciquekakasikBahasa Spanyol (kepala suku). Sistem sosial mereka bersifat hierarkis. Pulau Hispaniola, yang disebut Ayiti atau Quisqueya oleh suku Taíno, terbagi menjadi lima cacicazgokakasikazgoBahasa Spanyol atau wilayah kekuasaan kepala suku utama: Marién, Maguá, Maguana, Jaragua, dan Higüey.

Suku Taíno adalah petani ulung, membudidayakan tanaman seperti singkong (ubi kayu), jagung, ubi jalar, kacang-kacangan, nanas, dan tembakau. Mereka juga ahli dalam memancing, berburu, dan mengumpulkan hasil hutan. Mereka mengembangkan teknik pertanian seperti conuco, yaitu gundukan tanah yang subur untuk menanam tanaman pangan. Selain itu, mereka juga membuat keramik, kain tenun dari kapas, dan berbagai peralatan dari kayu dan batu. Gua Pomier, yang terletak di utara San Cristóbal, merupakan serangkaian 55 gua yang berisi koleksi seni cadas berusia 2.000 tahun terbesar di Karibia, menjadi bukti warisan budaya Taíno. Perkiraan populasi Hispaniola pada tahun 1492 sangat bervariasi, mulai dari puluhan ribu hingga dua juta jiwa. Kedatangan bangsa Eropa membawa dampak bencana bagi suku Taíno, terutama akibat penyakit menular baru, kerja paksa, dan kekerasan.
3.2. Kolonisasi Eropa

Christopher Columbus tiba di pulau Hispaniola pada tanggal 5 Desember 1492, dalam pelayaran pertamanya ke benua Amerika. Ia mengklaim pulau tersebut untuk Mahkota Kastilia dan menamakannya La EspañolaLa EspañolaBahasa Spanyol karena iklim dan bentang alamnya yang beragam mengingatkannya pada Spanyol. Pada tahun 1496, Bartolomeu Columbus, saudara Christopher, mendirikan kota Santo Domingo (awalnya bernama Nueva Isabela), yang menjadi pemukiman Eropa permanen pertama di Dunia Baru. Santo Domingo kemudian menjadi pusat administrasi dan titik awal ekspansi Spanyol di benua Amerika.
Pemerintahan kolonial Spanyol menerapkan sistem encomienda, yang memaksa penduduk asli Taíno untuk bekerja di pertambangan emas dan perkebunan. Eksploitasi yang kejam, ditambah dengan penyebaran penyakit seperti cacar dan campak yang dibawa oleh orang Eropa, menyebabkan penurunan drastis populasi Taíno. Meskipun ada perlawanan dari para pemimpin Taíno seperti Anacaona, Caonabo, dan Enriquillo, superioritas militer dan dampak penyakit membuat perlawanan mereka tidak berhasil dalam jangka panjang. Untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja, Spanyol mulai mengimpor budak dari Afrika.
Pada abad ke-17, perhatian Spanyol terhadap Hispaniola menurun seiring dengan penemuan kekayaan yang lebih besar di daratan Amerika. Bagian barat pulau yang kurang terjaga mulai diduduki oleh bajak laut dan petualang Prancis. Persaingan antara Spanyol dan Prancis di Eropa juga berdampak pada Hispaniola. Melalui Perjanjian Ryswick pada tahun 1697, Spanyol secara resmi menyerahkan sepertiga bagian barat pulau Hispaniola kepada Prancis, yang kemudian menjadi koloni Saint-Domingue (kini Haiti). Sementara itu, bagian timur pulau, Santo Domingo, tetap berada di bawah kekuasaan Spanyol, meskipun mengalami stagnasi ekonomi dan penurunan populasi dibandingkan dengan Saint-Domingue yang makmur karena perkebunan tebu dan kopi.
Pada tahun 1777, melalui Perjanjian Aranjuez, perbatasan antara koloni Spanyol dan Prancis di Hispaniola secara resmi ditetapkan. Meskipun demikian, ketegangan antara kedua kekuatan kolonial terus berlanjut. Pada tahun 1795, sebagai akibat dari Perang Pirenia, Spanyol menyerahkan seluruh pulau Hispaniola kepada Prancis melalui Perdamaian Basel. Namun, Prancis kesulitan mengendalikan bagian timur pulau karena pemberontakan budak di Saint-Domingue yang dipimpin oleh Toussaint Louverture.
3.3. Pendudukan Haiti dan Kemerdekaan
Periode ini menandai era penting dalam sejarah Dominika, dimulai dengan upaya kemerdekaan jangka pendek dari Spanyol yang dikenal sebagai "Kemerdekaan Fana", diikuti oleh pendudukan panjang oleh Haiti yang menyatukan pulau, dan akhirnya perjuangan sengit melalui Perang Kemerdekaan Dominika untuk mencapai kedaulatan sebagai sebuah republik. Peristiwa-peristiwa ini sarat dengan kompleksitas sosial, politik, dan isu hak asasi manusia yang mendalam.
3.3.1. Upaya Kemerdekaan Jangka Pendek
Setelah lebih dari satu dekade ketidakpuasan dan berbagai rencana kemerdekaan yang gagal oleh kelompok-kelompok oposisi, termasuk pemberontakan yang gagal pada tahun 1812 yang dipimpin oleh para orang bebas, mantan Letnan-Gubernur Santo Domingo (administrator tertinggi), José Núñez de Cáceres, mendeklarasikan kemerdekaan koloni dari Kekaisaran Spanyol sebagai Republik Haiti Spanyol pada tanggal 30 November 1821. Periode ini dikenal sebagai "Kemerdekaan Fana" (Ephemeral IndependenceKemerdekaan FanaBahasa Inggris). Núñez de Cáceres berupaya agar negara baru ini bergabung dengan Gran Colombia pimpinan Simón Bolívar, namun upayanya tidak berhasil mendapatkan dukungan yang cukup, baik secara internal maupun dari Gran Colombia. Kurangnya dukungan militer dan politik yang kuat, serta ketidakstabilan internal, membuat republik yang baru lahir ini sangat rentan.
3.3.2. Pemerintahan Terpadu Haiti dan Perang Kemerdekaan

Republik Haiti Spanyol yang baru merdeka hanya bertahan selama dua bulan. Pada bulan Februari 1822, Haiti, di bawah kepemimpinan Jean-Pierre Boyer, menginvasi dan menganeksasi wilayah timur pulau, menyatukan seluruh Hispaniola di bawah pemerintahan Haiti. Periode pendudukan Haiti berlangsung selama 22 tahun dan dikenal sebagai "Pemerintahan Terpadu Haiti". Selama periode ini, Boyer menghapuskan perbudakan di wilayah Dominika, sebuah langkah yang disambut baik oleh sebagian populasi budak. Namun, kebijakan lain yang diterapkan oleh pemerintah Haiti, seperti wajib militer, perampasan tanah gereja, dan pemberlakuan pajak yang berat untuk membayar ganti rugi kemerdekaan Haiti kepada Prancis, menimbulkan ketidakpuasan yang meluas di kalangan masyarakat Dominika. Banyak keluarga elit Dominika kehilangan properti dan pengaruh mereka, sementara kebijakan asimilasi budaya dan bahasa juga ditolak oleh sebagian besar penduduk.
Ketidakpuasan terhadap pemerintahan Haiti memuncak dan memicu gerakan kemerdekaan. Pada tahun 1838, Juan Pablo Duarte, bersama dengan Francisco del Rosario Sánchez dan Matías Ramón Mella, mendirikan sebuah perkumpulan rahasia bernama La Trinitaria. Tujuan utama La Trinitaria adalah untuk mencapai kemerdekaan penuh bagi wilayah Dominika dari Haiti, tanpa intervensi asing. Mereka menyebarkan ide-ide nasionalisme dan kemerdekaan di kalangan masyarakat.

Pada tanggal 27 Februari 1844, para anggota La Trinitaria, yang didukung oleh Pedro Santana, seorang peternak kaya raya dan berpengaruh, memproklamasikan kemerdekaan Republik Dominika. Perang Kemerdekaan Dominika pun pecah. Meskipun Haiti melakukan beberapa upaya invasi untuk merebut kembali wilayah Dominika antara tahun 1844 hingga 1856, pasukan Dominika berhasil mempertahankan kemerdekaan mereka. Kemenangan-kemenangan penting seperti dalam Pertempuran Azua (19 Maret 1844) dan Pertempuran Santiago (30 Maret 1844) menjadi simbol perlawanan dan semangat kemerdekaan rakyat Dominika. Namun, pendudukan Haiti meninggalkan warisan kompleks dalam hubungan antara kedua negara, termasuk isu-isu perbatasan, migrasi, dan identitas nasional yang terus berlanjut hingga kini. Dari perspektif hak asasi manusia, meskipun penghapusan perbudakan adalah langkah positif, periode pendudukan Haiti juga diwarnai dengan penindasan politik dan ekonomi terhadap kelompok-kelompok tertentu di Dominika.
3.4. Republik Pertama
Setelah meraih kemerdekaan dari Haiti pada tahun 1844, Republik Dominika memasuki periode yang dikenal sebagai Republik Pertama (1844-1861). Era ini ditandai oleh ketidakstabilan politik yang parah, kesulitan ekonomi yang mendalam, perang saudara yang berulang, dan munculnya kediktatoran. Konstitusi pertama negara ini diadopsi pada tanggal 6 November 1844, namun sering kali diabaikan oleh para pemimpin yang berkuasa. Populasi pada tahun 1845 diperkirakan sekitar 230.000 jiwa, terdiri dari berbagai kelompok etnis.


Dua tokoh politik utama yang mendominasi periode ini adalah Pedro Santana dan Buenaventura Báez. Keduanya silih berganti memegang kekuasaan, seringkali melalui cara-cara yang sewenang-wenang dan otoriter. Mereka adalah rival sengit yang memiliki visi berbeda untuk masa depan negara. Santana, seorang jenderal konservatif dan pemilik tanah yang kaya, cenderung mencari perlindungan dari kekuatan asing, terutama Spanyol, karena khawatir akan ancaman invasi berkelanjutan dari Haiti. Báez, seorang politisi yang lebih populis, juga mempertimbangkan aneksasi oleh kekuatan asing, termasuk Amerika Serikat, sebagai cara untuk mengatasi masalah ekonomi dan keamanan negara.
Pemerintahan silih berganti dengan cepat, seringkali melalui kudeta dan pemberontakan. Ancaman invasi dari Haiti terus membayangi, memaksa negara untuk mempertahankan angkatan bersenjata yang besar dan menghabiskan sumber daya yang terbatas. Ketidakstabilan politik ini menghambat perkembangan ekonomi. Pertanian subsisten tetap menjadi andalan sebagian besar penduduk, sementara ekspor komoditas seperti tembakau dan mahoni tidak cukup untuk menopang ekonomi negara. Utang negara menumpuk, dan pemerintah seringkali tidak mampu membayar gaji pegawai atau membiayai layanan publik dasar.
Perang saudara sering terjadi antara faksi-faksi yang mendukung Santana atau Báez, atau antara kelompok-kelompok regional yang bersaing. Para caudillo (pemimpin militer regional) memiliki pengaruh besar dan seringkali menantang otoritas pemerintah pusat. Penindasan terhadap lawan politik, pengasingan, dan eksekusi menjadi hal yang umum. Periode Republik Pertama mencerminkan kesulitan yang dihadapi negara-negara baru di Amerika Latin dalam membangun institusi politik yang stabil dan ekonomi yang berkelanjutan setelah mencapai kemerdekaan. Kegagalan untuk mencapai stabilitas internal dan mengatasi kesulitan ekonomi akhirnya membuka jalan bagi periode aneksasi kembali oleh Spanyol.
3.5. Aneksasi Kembali oleh Spanyol dan Pemulihan Republik

Di tengah kekacauan politik yang terus berlanjut, kesulitan ekonomi yang parah, dan ancaman invasi dari Haiti yang tak kunjung reda, Presiden Pedro Santana mengambil langkah drastis. Pada tahun 1861, Santana meminta Ratu Isabella II dari Spanyol untuk menganeksasi kembali Republik Dominika dan menjadikannya koloni Spanyol. Spanyol, yang belum bisa menerima kehilangan sebagian besar koloninya di Amerika empat dekade sebelumnya, menyambut baik permintaan ini. Aneksasi ini menandai berakhirnya Republik Pertama dan dimulainya periode singkat pemerintahan kolonial Spanyol kedua.
Namun, keputusan Santana untuk menyerahkan kedaulatan negara kepada Spanyol ditentang keras oleh banyak kalangan Dominika. Nasionalisme yang telah tumbuh selama perjuangan kemerdekaan dari Haiti kembali berkobar. Kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial Spanyol, seperti diskriminasi terhadap penduduk lokal dalam jabatan pemerintahan, pengenaan pajak yang tinggi, dan pembatasan perdagangan, semakin memperburuk situasi dan memicu perlawanan.

Perang Pemulihan Republik (Guerra de la RestauraciónPerang PemulihanBahasa Spanyol) meletus pada tanggal 16 Agustus 1863, ketika sekelompok patriot di bawah pimpinan Gregorio Luperón dan lainnya mengangkat senjata melawan Spanyol. Perang ini berlangsung sengit dan memakan banyak korban jiwa di kedua belah pihak. Para pejuang restorasi, yang dikenal sebagai RestauradoresRestauradoresBahasa Spanyol, menggunakan taktik perang gerilya dan mendapatkan dukungan luas dari masyarakat. Haiti, di bawah pemerintahan Presiden Fabre Geffrard, memberikan dukungan logistik dan perlindungan kepada para pejuang Dominika, karena khawatir akan kembalinya kekuatan Eropa di perbatasan mereka.
Pasukan Spanyol, meskipun memiliki persenjataan yang lebih unggul, menghadapi kesulitan dalam mengatasi perlawanan gerilya dan medan yang sulit. Penyakit tropis seperti demam kuning juga merenggut banyak nyawa tentara Spanyol. Biaya perang yang mahal dan tekanan internasional akhirnya memaksa Spanyol untuk menarik diri. Pada bulan Juli 1865, Spanyol secara resmi meninggalkan pulau tersebut, dan kemerdekaan Republik Dominika dipulihkan.
Perang Pemulihan dianggap sebagai tonggak penting dalam sejarah Dominika, yang memperkuat identitas nasional dan semangat kemerdekaan. Namun, negara kembali menghadapi tantangan besar dalam membangun stabilitas politik dan ekonomi. Periode pasca-restorasi masih diwarnai oleh persaingan antara para caudillo, kesulitan ekonomi, dan ancaman intervensi asing. Meskipun demikian, keberhasilan mengusir Spanyol menunjukkan tekad rakyat Dominika untuk mempertahankan kedaulatan mereka.
3.6. Awal Abad ke-20
Periode awal abad ke-20 di Republik Dominika ditandai oleh ketidakstabilan politik dan kesulitan ekonomi yang signifikan, yang akhirnya memicu intervensi dan pendudukan oleh Amerika Serikat. Bagian ini mengulas kondisi negara menjelang pendudukan serta dampak dari periode pendudukan AS tersebut.
3.6.1. Kondisi Menjelang Pendudukan

Memasuki abad ke-20, Republik Dominika terus menghadapi ketidakstabilan politik yang kronis. Pemerintahan silih berganti dengan cepat, seringkali melalui kudeta atau pemberontakan yang dipimpin oleh para caudillo (pemimpin militer regional). Upaya pembangunan ekonomi terhambat oleh kekacauan politik dan kurangnya infrastruktur. Utang negara yang besar kepada kreditur Eropa (Prancis, Jerman, Italia) menjadi masalah serius, yang memicu ancaman intervensi militer dari negara-negara tersebut untuk menagih pembayaran.
Situasi ini menarik perhatian Amerika Serikat, yang memiliki kepentingan strategis dan ekonomi yang berkembang di Karibia, terutama terkait dengan pembangunan Terusan Panama. Presiden AS Theodore Roosevelt khawatir intervensi Eropa akan mengancam kepentingan AS di kawasan tersebut. Untuk mencegah hal ini dan untuk melindungi rute ke terusan masa depan, Roosevelt mengumumkan Korolari Roosevelt terhadap Doktrin Monroe, yang pada dasarnya mengklaim hak AS untuk melakukan intervensi di negara-negara Amerika Latin yang dianggap tidak stabil atau tidak mampu memenuhi kewajiban internasionalnya.
Pada tahun 1905, di bawah tekanan AS, Republik Dominika setuju untuk menyerahkan pengelolaan bea cukai-sumber pendapatan utama pemerintah Dominika-kepada Amerika Serikat. Perjanjian tahun 1906 menetapkan bahwa pengaturan ini akan berlangsung selama 50 tahun. Amerika Serikat menggunakan sebagian dari pendapatan bea cukai untuk mengurangi utang luar negeri Dominika yang besar dan mengambil alih tanggung jawab atas utang tersebut. Meskipun langkah ini berhasil mencegah intervensi Eropa dan menstabilkan keuangan negara untuk sementara waktu, hal ini juga menandai meningkatnya pengaruh dan kontrol AS atas urusan dalam negeri Dominika.
Periode ini juga menyaksikan upaya modernisasi di beberapa sektor. Industri gula mengalami modernisasi, dan negara ini menarik pekerja asing dan imigran, termasuk dari Lebanon, Suriah, Turki, dan Palestina. Namun, kekerasan politik terus berlanjut. Presiden Ramón Cáceres, yang telah membunuh diktator Ulises Heureaux pada tahun 1899, sendiri dibunuh pada tahun 1911. Pembunuhan Cáceres memicu periode ketidakstabilan politik yang lebih besar dan perang saudara. Intervensi mediasi oleh pemerintahan AS di bawah William Howard Taft dan Woodrow Wilson hanya memberikan jeda singkat. Kebuntuan politik pada tahun 1914 dipecahkan setelah Wilson memberikan ultimatum kepada pihak-pihak Dominika untuk memilih presiden atau menghadapi AS yang akan memberlakukannya. Juan Isidro Jimenes Pereyra terpilih kembali sebagai presiden, namun pemerintahannya juga tidak stabil.
3.6.2. Pendudukan Amerika Serikat

Ketidakstabilan politik yang terus berlanjut di Republik Dominika, ditambah dengan kekhawatiran Amerika Serikat akan potensi intervensi Eropa selama Perang Dunia I dan perlindungan kepentingan ekonominya (terutama perkebunan tebu milik AS), memuncak pada pendudukan militer oleh Amerika Serikat. Pada Mei 1916, setelah Presiden Juan Isidro Jimenes Pereyra mengundurkan diri di tengah ancaman kudeta oleh Menteri Perangnya, Desiderio Arias, Presiden AS Woodrow Wilson memerintahkan Marinir AS untuk mendarat.
Marinir AS mendarat pada 16 Mei 1916, dan dengan cepat menguasai ibu kota Santo Domingo serta pelabuhan-pelabuhan utama lainnya. Meskipun ada perlawanan dari kelompok-kelompok nasionalis Dominika, yang dikenal sebagai gavilleros, terutama di wilayah timur, pasukan AS yang lebih unggul secara militer berhasil memadamkan perlawanan tersebut. Pada November 1916, pemerintahan militer AS secara resmi didirikan di bawah Laksamana Muda Harry Shepard Knapp.

Selama periode pendudukan (1916-1924), pemerintahan militer AS mengambil alih administrasi negara. Mereka membubarkan tentara Dominika dan membentuk Garda Nasional (Guardia Nacional) yang dilatih dan dipimpin oleh perwira AS, yang kemudian menjadi cikal bakal angkatan bersenjata modern Dominika dan menjadi basis kekuatan bagi diktator masa depan, Rafael Trujillo. Pendudukan AS membawa beberapa perubahan infrastruktur, seperti pembangunan jalan raya yang menghubungkan berbagai wilayah negara, perbaikan sanitasi, dan modernisasi sistem pendidikan. Ekonomi juga distabilkan, dan utang negara dikelola lebih baik.
Namun, pendudukan ini ditentang keras oleh banyak kalangan Dominika yang melihatnya sebagai pelanggaran kedaulatan nasional. Penindasan terhadap gerakan nasionalis dan sensor pers memicu kebencian terhadap pasukan pendudukan. Sistem kerja paksa yang diterapkan di beberapa proyek infrastruktur juga menimbulkan kritik. Dari perspektif hak asasi manusia dan demokrasi, pendudukan ini merupakan periode di mana partisipasi politik masyarakat Dominika sangat dibatasi.
Tekanan domestik di AS dan kritik internasional akhirnya mendorong AS untuk menarik pasukannya. Setelah negosiasi, pemilihan umum diadakan pada tahun 1924, yang dimenangkan oleh Horacio Vásquez. Pasukan AS terakhir meninggalkan Republik Dominika pada bulan September 1924. Meskipun pendudukan berakhir, pengaruh AS dalam politik dan ekonomi Dominika tetap signifikan, dan warisan pendudukan, termasuk pembentukan Garda Nasional yang kuat, akan memainkan peran penting dalam sejarah negara selanjutnya.
3.7. Era Trujillo

Era Trujillo (1930-1961) merujuk pada periode kediktatoran tangan besi Jenderal Rafael Leónidas Trujillo Molina. Trujillo, yang sebelumnya menjabat sebagai kepala Garda Nasional (yang dibentuk selama pendudukan AS), merebut kekuasaan melalui kudeta militer pada tahun 1930 setelah mengalahkan Presiden Horacio Vásquez. Pemerintahannya merupakan salah satu rezim otoriter terlama dan paling represif di Amerika Latin.
Penindasan Politik dan Kontrol Sosial:
Rezim Trujillo ditandai dengan kultus individu yang ekstrem, di mana ia mempromosikan dirinya sebagai "El Jefe" (Sang Pemimpin) dan "Dermawan Tanah Air". Penindasan terhadap oposisi politik sangat brutal. Lawan-lawan politik, aktivis, dan siapa pun yang dianggap mengancam rezim seringkali dipenjara, disiksa, diasingkan, atau dibunuh oleh polisi rahasia Trujillo, SIM (Servicio de Inteligencia Militar). Kebebasan berbicara, pers, dan berkumpul sangat dibatasi. Trujillo dan keluarganya menguasai hampir seluruh aspek kehidupan di Republik Dominika. Kota Santo Domingo bahkan diubah namanya menjadi "Ciudad Trujillo", dan provinsi serta gunung tertinggi juga dinamai menurut namanya atau anggota keluarganya.
Salah satu tindakan paling keji selama era Trujillo adalah Pembantaian Peterseli (Masacre del Perejil) pada Oktober 1937. Atas perintah Trujillo, tentara Dominika membunuh ribuan orang Haiti (perkiraan bervariasi antara 10.000 hingga 35.000 jiwa) yang tinggal di sepanjang perbatasan Dominika-Haiti, sebagian besar menggunakan parang. Pembantaian ini bertujuan untuk "membersihkan" perbatasan dan memperkuat sentimen anti-Haiti, tetapi merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan yang mengerikan.
Perkembangan Ekonomi dan Dampak Sosial:
Di bawah Trujillo, terjadi beberapa perkembangan ekonomi. Ia melunasi utang luar negeri negara pada tahun 1947 dan mendorong pembangunan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, rumah sakit, dan sekolah. Ada juga program pembangunan perumahan dan skema pensiun. Namun, sebagian besar kekayaan negara dikuasai oleh Trujillo dan kroni-kroninya. Keluarga Trujillo membangun kerajaan bisnis yang luas, memonopoli berbagai sektor ekonomi. Meskipun ada pertumbuhan ekonomi, manfaatnya tidak didistribusikan secara merata, dan kesenjangan sosial tetap besar. Buruh dan petani seringkali dieksploitasi untuk kepentingan rezim.
Hubungan Internasional:
Trujillo awalnya menikmati dukungan dari Amerika Serikat karena sikap anti-komunisnya selama Perang Dingin. Selama Perang Dunia II, ia secara simbolis berpihak pada Sekutu. Namun, sifat represif rezimnya dan pelanggaran hak asasi manusia yang terang-terangan secara bertahap merusak hubungannya dengan AS dan negara-negara lain. Upayanya untuk membunuh Presiden Venezuela Rómulo Betancourt pada tahun 1960 menyebabkan Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS) menjatuhkan sanksi terhadap Republik Dominika.
Dampak terhadap Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Kemajuan Sosial:
Era Trujillo adalah periode gelap bagi demokrasi dan hak asasi manusia di Republik Dominika. Semua bentuk oposisi diberangus, dan masyarakat hidup dalam ketakutan. Meskipun ada beberapa kemajuan dalam infrastruktur dan stabilitas ekonomi (yang semu karena dikuasai oleh diktator), harga yang harus dibayar adalah hilangnya kebebasan fundamental. Pembangunan sosial yang sejati terhambat oleh korupsi dan penindasan.
Kritik dan Evaluasi Sejarah:
Secara historis, era Trujillo dievaluasi sebagai periode kediktatoran yang brutal dan korup. Meskipun ada klaim tentang modernisasi dan stabilitas, hal ini dicapai dengan mengorbankan hak asasi manusia dan kebebasan demokratis. Rezim Trujillo meninggalkan warisan trauma dan ketidakpercayaan terhadap institusi politik yang membutuhkan waktu lama untuk dipulihkan. Perlawanan terhadap Trujillo, baik dari dalam maupun luar negeri, terus tumbuh. Pada tanggal 30 Mei 1961, Rafael Trujillo dibunuh oleh sekelompok pembangkang, mengakhiri 31 tahun pemerintahannya yang represif. Pembunuhannya menandai awal dari periode baru yang penuh ketidakpastian dan perjuangan menuju demokrasi.
3.8. Era Pasca-Trujillo
Setelah pembunuhan Rafael Trujillo, Republik Dominika memasuki periode transisi yang ditandai oleh ketidakstabilan politik dan upaya demokratisasi yang sulit, yang berpuncak pada perang saudara dan intervensi militer Amerika Serikat.
3.8.1. Transisi dan Ketidakstabilan (1961-1965)
Setelah pembunuhan Rafael Trujillo pada 30 Mei 1961, Republik Dominika memasuki periode transisi yang penuh gejolak politik, upaya demokratisasi yang sulit, dan perubahan ekonomi yang signifikan. Kekosongan kekuasaan yang ditinggalkan Trujillo memicu perebutan pengaruh antara berbagai faksi politik dan militer.
Putra Trujillo, Ramfis Trujillo, awalnya mencoba mempertahankan kontrol, tetapi tekanan dari dalam negeri dan Amerika Serikat memaksanya dan keluarganya untuk meninggalkan negara tersebut pada akhir tahun 1961. Joaquín Balaguer, yang menjabat sebagai presiden boneka di bawah Trujillo, mengambil alih sementara dan mulai mengambil langkah-langkah menuju liberalisasi politik. Namun, pengaruh sisa-sisa rezim Trujillo (Trujillistas) masih kuat.
Pada tahun 1962, pemilihan umum demokratis pertama setelah era Trujillo diadakan. Juan Bosch dari Partai Revolusioner Dominika (PRD), seorang penulis dan politisi reformis yang lama di pengasingan, memenangkan pemilihan presiden. Bosch dilantik pada Februari 1963 dan segera meluncurkan program reformasi sosial dan ekonomi yang ambisius, termasuk reformasi agraria dan konstitusi baru yang progresif. Kebijakannya bertujuan untuk mengurangi kesenjangan sosial, membatasi kekuasaan militer dan gereja, serta memperkuat institusi demokrasi.
Namun, pemerintahan Bosch hanya berlangsung tujuh bulan. Reformasinya dianggap terlalu radikal oleh kelompok-kelompok konservatif, termasuk militer, elit bisnis, dan Gereja Katolik, serta menimbulkan kekhawatiran Amerika Serikat akan potensi "penyebaran komunisme" di Karibia, terutama setelah Revolusi Kuba. Pada September 1963, Bosch digulingkan dalam sebuah kudeta militer yang dipimpin oleh Jenderal Elías Wessin y Wessin.
Setelah kudeta, sebuah junta sipil yang didukung militer, yang dikenal sebagai Triumvirat dan dipimpin oleh Donald Reid Cabral, mengambil alih kekuasaan. Pemerintahan ini tidak populer dan menghadapi perlawanan dari berbagai kelompok masyarakat yang menuntut kembalinya Bosch dan konstitusi 1963. Ketidakpuasan yang meluas dan perpecahan di dalam militer akhirnya memicu Perang Saudara Dominika 1965.
Proses demokratisasi pasca-Trujillo terbukti sangat sulit, diwarnai oleh intervensi militer, ketidakstabilan politik, dan campur tangan asing. Perubahan ekonomi juga berjalan lambat, dengan negara masih bergantung pada ekspor komoditas pertanian dan menghadapi masalah kemiskinan serta kesenjangan sosial yang besar. Peristiwa-peristiwa ini menunjukkan betapa dalamnya luka yang ditinggalkan oleh kediktatoran Trujillo dan tantangan besar dalam membangun fondasi demokrasi yang kuat.
3.8.2. Perang Saudara 1965 dan Intervensi Amerika Serikat

Setelah penggulingan Presiden Juan Bosch pada tahun 1963, Republik Dominika diperintah oleh junta sipil yang didukung militer, yang dipimpin oleh Donald Reid Cabral. Pemerintahan ini tidak populer dan menghadapi ketidakpuasan yang meluas dari berbagai sektor masyarakat yang menuntut kembalinya Bosch dan Konstitusi 1963 yang progresif.
Pada tanggal 24 April 1965, sekelompok perwira militer muda yang pro-Bosch, yang dikenal sebagai Constitucionalistas (Konstitusionalis), melancarkan pemberontakan untuk menggulingkan pemerintahan Reid Cabral dan memulihkan Bosch ke tampuk kekuasaan. Pemberontakan ini dengan cepat berkembang menjadi perang saudara ketika faksi militer konservatif, yang dikenal sebagai Loyalistas (Loyalis) dan dipimpin oleh Jenderal Elías Wessin y Wessin, melawan para Konstitusionalis. Pertempuran sengit terjadi di ibu kota Santo Domingo. Para Konstitusionalis, yang didukung oleh warga sipil bersenjata, berhasil menguasai sebagian besar kota.
Khawatir akan kemungkinan munculnya "Kuba kedua" di Karibia dan dengan dalih melindungi warga negara Amerika, Presiden AS Lyndon B. Johnson memerintahkan intervensi militer. Pada tanggal 28 April 1965, Marinir AS mendarat di Santo Domingo, yang kemudian diikuti oleh pasukan dari Divisi Lintas Udara ke-82. Jumlah pasukan AS akhirnya mencapai lebih dari 20.000 personel. Intervensi ini secara efektif menghentikan kemenangan Konstitusionalis dan mengubah dinamika perang saudara.
Intervensi AS dikecam oleh banyak negara Amerika Latin dan di dalam negeri Dominika sebagai pelanggaran kedaulatan nasional. Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS) kemudian membentuk Pasukan Penjaga Perdamaian Antar-Amerika (IAPF), yang sebagian besar terdiri dari pasukan AS tetapi juga mencakup kontingen kecil dari beberapa negara Amerika Latin, untuk melegitimasi kehadiran militer asing.
Perang saudara dan intervensi AS mengakibatkan ribuan korban jiwa, sebagian besar warga sipil Dominika. Dampak pada kelompok-kelompok terkait sangat signifikan. Para pendukung Bosch dan Konstitusionalis merasa dikhianati dan tujuan revolusi mereka digagalkan oleh intervensi asing. Banyak aktivis pro-demokrasi dan kaum kiri menjadi korban kekerasan dan penindasan. Dari perspektif hak asasi manusia, periode ini diwarnai dengan pelanggaran berat, termasuk pembunuhan di luar proses hukum dan penangkapan sewenang-wenang.
Setelah negosiasi yang dimediasi oleh OAS, pemerintahan sementara dibentuk di bawah Héctor García-Godoy. Pemilihan umum diadakan pada tahun 1966, yang dimenangkan oleh Joaquín Balaguer, mantan presiden boneka di bawah Trujillo. Kemenangan Balaguer, yang didukung oleh AS dan kelompok konservatif Dominika, menandai berakhirnya perang saudara tetapi juga mengantarkan periode pemerintahan otoriter yang panjang. Perang Saudara 1965 dan intervensi AS meninggalkan luka mendalam dalam sejarah Dominika dan menjadi titik penting dalam hubungan AS-Amerika Latin selama Perang Dingin.
3.9. Proses Demokratisasi Sejak 1996


Proses demokratisasi di Republik Dominika memasuki fase baru sejak pemilihan umum tahun 1996. Pemilihan ini menandai berakhirnya dominasi politik Joaquín Balaguer yang telah berkuasa selama sebagian besar periode pasca-Trujillo. Leonel Fernández dari Partai Pembebasan Dominika (PLD), yang didirikan oleh Juan Bosch, memenangkan pemilihan presiden. Kemenangannya dianggap sebagai langkah penting menuju konsolidasi demokrasi, meskipun ia didukung oleh Balaguer dalam putaran kedua.
Pemerintahan Fernández (1996-2000, 2004-2008, 2008-2012) berfokus pada modernisasi ekonomi, reformasi institusional, dan peningkatan hubungan internasional. Terjadi pertumbuhan ekonomi yang signifikan, didorong oleh pariwisata, zona perdagangan bebas, dan telekomunikasi. Namun, tantangan seperti korupsi, ketimpangan sosial, dan kelemahan institusi peradilan tetap ada. Upaya dilakukan untuk mereformasi sistem peradilan dan meningkatkan transparansi pemerintahan, tetapi hasilnya beragam.
Pada tahun 2000, Hipólito Mejía dari Partai Revolusioner Dominika (PRD) memenangkan pemilihan presiden. Pemerintahannya menghadapi krisis ekonomi parah yang dipicu oleh kegagalan beberapa bank besar pada tahun 2003, yang menyebabkan inflasi tinggi dan penurunan standar hidup. Krisis ini berdampak negatif pada stabilitas sosial dan politik, serta memicu kritik terhadap penanganan pemerintah terhadap isu hak asasi manusia, terutama terkait dengan imigran Haiti.
Leonel Fernández kembali terpilih pada tahun 2004 dan 2008. Selama periode ini, ekonomi kembali stabil dan tumbuh, tetapi isu korupsi dan klientelisme terus menjadi perhatian. Kebijakan sosial seperti program bantuan tunai bersyarat (Solidaridad) diluncurkan untuk mengatasi kemiskinan. Pembangunan infrastruktur, termasuk pembangunan Metro Santo Domingo, juga menjadi prioritas.
Pada tahun 2012, Danilo Medina, juga dari PLD, terpilih sebagai presiden dan terpilih kembali pada tahun 2016. Pemerintahannya melanjutkan fokus pada pertumbuhan ekonomi dan program sosial. Namun, kritik terhadap korupsi, kurangnya akuntabilitas, dan masalah keamanan publik terus meningkat. Kasus korupsi besar seperti skandal Odebrecht melibatkan pejabat tinggi dan memicu protes publik yang menuntut transparansi dan keadilan. Dampak kebijakan pemerintah terhadap hak asasi manusia, khususnya terkait perlakuan terhadap imigran Haiti dan keturunan Dominika-Haiti (setelah putusan kontroversial Mahkamah Konstitusi tahun 2013 mengenai kewarganegaraan), menjadi sorotan internasional. Meskipun demikian, proses pemilihan umum secara umum dianggap bebas dan adil, menunjukkan kemajuan dalam pelembagaan demokrasi.

Pemilihan umum tahun 2020 membawa perubahan signifikan ketika Luis Abinader dari Partai Revolusioner Modern (PRM), sebuah partai oposisi baru, memenangkan kursi kepresidenan, mengakhiri 16 tahun kekuasaan PLD. Kemenangannya didorong oleh ketidakpuasan publik terhadap korupsi dan keinginan untuk perubahan. Pemerintahan Abinader menghadapi tantangan besar akibat pandemi COVID-19 dan dampaknya terhadap ekonomi, terutama sektor pariwisata. Upaya pemberantasan korupsi dan penguatan institusi menjadi agenda utama. Pada Mei 2024, Presiden Luis Abinader memenangkan masa jabatan kedua dalam pemilihan umum. Kebijakan kerasnya terhadap migrasi dari negara tetangga Haiti populer di kalangan pemilih.
Secara keseluruhan, proses demokratisasi di Republik Dominika sejak tahun 1996 menunjukkan kemajuan, dengan transisi kekuasaan secara damai melalui pemilihan umum. Namun, tantangan terkait korupsi, kelemahan institusi, ketimpangan sosial, dan perlindungan hak asasi manusia tetap menjadi isu penting yang memerlukan perhatian berkelanjutan untuk memperdalam dan memperkuat demokrasi di negara tersebut.
4. Geografi
Republik Dominika, yang terletak di bagian timur Hispaniola, memiliki topografi beragam dengan pegunungan, lembah, dan dataran pantai. Bagian ini akan mengulas karakteristik geografis utama, termasuk iklim tropisnya yang bervariasi, kekayaan flora dan faunanya, serta tantangan lingkungan yang dihadapi negara ini.

Republik Dominika terletak di bagian timur pulau Hispaniola, pulau terbesar kedua di gugusan Antillen Besar. Negara ini menempati sekitar lima per delapan bagian timur pulau, berbagi perbatasan darat sepanjang 376 km dengan Haiti di sebelah barat. Di sebelah utara berbatasan dengan Samudra Atlantik, dan di sebelah selatan dengan Laut Karibia. Di sebelah timur, negara ini dipisahkan dari Puerto Riko oleh Selat Mona. Luas total wilayah Republik Dominika dilaporkan bervariasi, antara 48.44 K km2 hingga 48.67 K km2, menjadikannya negara terbesar kedua di Antillen setelah Kuba. Ibu kota dan kota terbesarnya, Santo Domingo, terletak di pesisir selatan.
Republik Dominika memiliki topografi yang beragam, didominasi oleh pegunungan dan lembah. Terdapat empat rangkaian pegunungan utama. Yang paling utara adalah Cordillera Septentrional (Pegunungan Utara), yang membentang dari kota pesisir barat laut Monte Cristi, dekat perbatasan Haiti, hingga Semenanjung Samaná di timur, sejajar dengan pantai Atlantik. Rangkaian pegunungan tertinggi di Republik Dominika, dan bahkan di seluruh Hindia Barat, adalah Cordillera Central (Pegunungan Tengah). Di Cordillera Central terdapat empat puncak tertinggi di Karibia: Pico Duarte (3.10 K m di atas permukaan laut), La Pelona (3.09 K m), La Rucilla (3.05 K m), dan Pico Yaque (2.76 K m). Di sudut barat daya negara, di selatan Cordillera Central, terdapat dua rangkaian pegunungan lainnya: yang lebih utara adalah Sierra de Neiba, sedangkan di selatan Sierra de Bahoruco merupakan kelanjutan dari Massif de la Selle di Haiti. Terdapat juga rangkaian pegunungan kecil lainnya, seperti Cordillera Oriental (Pegunungan Timur), Sierra Martín García, Sierra de Yamasá, dan Sierra de Samaná.
Di antara pegunungan Tengah dan Utara terletak lembah Cibao yang subur dan kaya. Lembah utama ini merupakan rumah bagi kota-kota Santiago dan La Vega serta sebagian besar wilayah pertanian negara. Yang kurang produktif adalah Lembah San Juan yang semi-kering, di selatan Cordillera Central, dan Lembah Neiba, yang terletak di antara Sierra de Neiba dan Sierra de Bahoruco. Sebagian besar daratan di sekitar Cekungan Enriquillo berada di bawah permukaan laut, dengan lingkungan yang panas, kering, dan menyerupai gurun. Terdapat lembah-lembah kecil lainnya di pegunungan, seperti lembah Constanza, Jarabacoa, Villa Altagracia, dan Bonao.
Llano Costero del Caribe (Dataran Pantai Karibia) adalah dataran terbesar di Republik Dominika. Membentang di utara dan timur Santo Domingo, dataran ini berisi banyak perkebunan tebu di sabana yang umum di sana. Di sebelah barat Santo Domingo, lebarnya berkurang menjadi 10 km saat menyusuri pantai, berakhir di muara Sungai Ocoa. Dataran besar lainnya adalah Plena de Azua (Dataran Azua), wilayah yang sangat kering di Provinsi Azua. Beberapa dataran pantai kecil lainnya terdapat di pantai utara dan di Semenanjung Pedernales.

Empat sungai utama mengaliri banyak pegunungan di Republik Dominika. Sungai Yaque del Norte adalah sungai terpanjang dan terpenting di Dominika. Sungai ini membawa kelebihan air dari Lembah Cibao dan bermuara di Teluk Monte Cristi, di barat laut. Demikian pula, Sungai Yuna melayani Vega Real dan bermuara di Teluk Samaná, di timur laut. Drainase Lembah San Juan disediakan oleh Sungai San Juan, anak sungai dari Sungai Yaque del Sur, yang bermuara di Karibia, di selatan. Sungai Artibonito adalah sungai terpanjang di Hispaniola dan mengalir ke barat menuju Haiti. Terdapat banyak danau dan laguna pesisir. Danau terbesar adalah Enriquillo, sebuah danau garam yang terletak 45 m di bawah permukaan laut, merupakan titik terendah di Karibia.
Terdapat banyak pulau lepas pantai kecil dan cay (pulau karang kecil) yang merupakan bagian dari wilayah Dominika. Dua pulau terbesar di dekat pantai adalah Pulau Saona, di tenggara, dan Pulau Beata, di barat daya. Pulau-pulau kecil lainnya termasuk Cayos Siete Hermanos, Pulau Cabra, Cayo Jackson, Cayo Limón, Cayo Levantado, Cayo la Bocaina, Catalanita, Cayo Pisaje, dan Pulau Alto Velo. Di sebelah utara, pada jarak 100 km hingga 200 km, terdapat tiga tepian yang luas dan sebagian besar terendam, yang secara geografis merupakan kelanjutan tenggara dari Bahama: Tepian Navidad, Tepian Silver, dan Tepian Mouchoir. Tepian Navidad dan Silver telah diklaim secara resmi oleh Republik Dominika. Pulau Cabritos terletak di dalam Danau Enriquillo.
Negara ini merupakan rumah bagi lima ekoregion terestrial: hutan lembap Hispaniola, hutan kering Hispaniola, hutan pinus Hispaniola, lahan basah Enriquillo, dan hutan bakau Antillen Besar. Republik Dominika terletak di dekat zona patahan aktif di Karibia.
4.1. Iklim


Republik Dominika memiliki iklim hutan hujan tropis di wilayah pesisir dan dataran rendah. Beberapa daerah, seperti sebagian besar wilayah Cibao, memiliki iklim sabana tropis. Karena topografinya yang beragam, iklim Republik Dominika menunjukkan variasi yang cukup besar dalam jarak pendek dan merupakan yang paling beragam di antara semua negara Antillen. Suhu rata-rata tahunan adalah 25 °C. Di ketinggian yang lebih tinggi, suhu rata-rata adalah 18 °C, sementara di dekat permukaan laut suhu rata-rata adalah 28 °C. Suhu rendah 0 °C mungkin terjadi di pegunungan, sementara suhu tinggi 40 °C mungkin terjadi di lembah-lembah yang terlindungi. Januari dan Februari adalah bulan-bulan terdingin dalam setahun, sedangkan Agustus adalah bulan terpanas. Salju dapat terlihat pada kesempatan langka di puncak Pico Duarte.
Musim hujan di sepanjang pantai utara berlangsung dari November hingga Januari. Di tempat lain, musim hujan membentang dari Mei hingga November, dengan Mei sebagai bulan terbasah. Curah hujan tahunan rata-rata adalah 1.50 K mm di seluruh negeri, dengan lokasi-lokasi tertentu di Valle de Neiba memiliki rata-rata serendah 350 mm, sementara Cordillera Oriental rata-rata 2.74 K mm. Bagian terkering negara ini terletak di barat.
Siklon tropis melanda Republik Dominika setiap beberapa tahun, dengan 65% dampaknya terjadi di sepanjang pantai selatan. Badai paling mungkin terjadi antara Juni dan Oktober. Badai besar terakhir yang melanda negara itu adalah Badai Georges pada tahun 1998.
4.2. Flora dan Fauna
Republik Dominika memiliki keanekaragaman hayati yang kaya, dengan berbagai spesies flora dan fauna endemik maupun non-endemik. Ekosistemnya bervariasi mulai dari hutan hujan tropis, hutan kering, hutan pinus di pegunungan, lahan basah, hingga hutan bakau di pesisir.
Flora:
Vegetasi negara ini sangat beragam. Di daerah pegunungan, terdapat hutan pinus, terutama pinus Hispaniola (Pinus occidentalis). Hutan lembap tropis dapat ditemukan di daerah dengan curah hujan tinggi, kaya akan pohon-pohon besar, pakis, dan anggrek. Di daerah yang lebih kering, terdapat hutan kering dengan vegetasi yang lebih tahan kekeringan seperti kaktus dan semak belukar. Pohon mahoni Hindia Barat (Swietenia mahagoni) adalah pohon nasional. Bunga nasional adalah Mawar Bayahibe (Leuenbergeria quisqueyana), sejenis kaktus endemik. Tanaman penting lainnya termasuk berbagai jenis palem, pohon buah-buahan tropis, dan tanaman obat tradisional.
Fauna:
Fauna darat asli Republik Dominika tidak terlalu beragam dalam hal mamalia besar. Kelelawar merupakan 90% dari spesies mamalia darat asli yang tinggal di Republik Dominika. Mamalia endemik yang terkenal adalah solenodon Hispaniola (Solenodon paradoxus) dan hutia Hispaniola (Plagiodontia aedium), keduanya terancam punah. Reptil cukup beragam, termasuk buaya Amerika yang mendiami Danau Enriquillo, berbagai jenis kadal (termasuk iguana badak endemik, Cyclura cornuta), dan ular (tidak ada yang berbisa mematikan bagi manusia). Amfibi juga banyak ditemukan, terutama katak pohon.
Kehidupan burung sangat kaya, dengan lebih dari 300 spesies tercatat, termasuk beberapa spesies endemik seperti burung palem (Dulus dominicus) yang merupakan burung nasional, beo Hispaniola (Amazona ventralis), dan trogon Hispaniola (Priotelus roseigaster). Perairan pesisir dan terumbu karang menjadi habitat bagi berbagai jenis ikan, penyu laut, dan mamalia laut seperti lumba-lumba dan ikan paus bungkuk yang bermigrasi ke Teluk Samaná untuk berkembang biak.
Keanekaragaman ekosistem ini penting tidak hanya secara ekologis tetapi juga untuk pariwisata, yang merupakan salah satu pilar ekonomi negara. Upaya konservasi terus dilakukan untuk melindungi spesies dan habitat yang terancam.
4.3. Masalah Lingkungan
Republik Dominika menghadapi sejumlah masalah lingkungan yang signifikan, yang diperburuk oleh faktor-faktor seperti kemiskinan, pertumbuhan populasi, dan kurangnya penegakan hukum lingkungan yang efektif. Masalah-masalah ini berdampak tidak hanya pada ekosistem tetapi juga pada kualitas hidup penduduk, terutama kelompok rentan yang seringkali paling terkena dampak.
Salah satu masalah utama adalah penggundulan hutan. Meskipun ada upaya reboisasi, laju deforestasi di beberapa daerah masih tinggi akibat penebangan liar untuk kayu dan arang, serta pembukaan lahan untuk pertanian dan peternakan. Penggundulan hutan menyebabkan erosi tanah, hilangnya keanekaragaman hayati, dan gangguan siklus air. Erosi tanah selanjutnya memperburuk sedimentasi sungai dan pesisir, merusak terumbu karang dan mengurangi kualitas air.
Polusi air adalah masalah serius lainnya. Sungai-sungai dan sumber air tanah tercemar oleh limbah industri yang tidak diolah, limbah pertanian (pestisida dan pupuk), dan limbah domestik. Kurangnya fasilitas pengolahan air limbah yang memadai di banyak wilayah menyebabkan air tercemar langsung masuk ke badan air, mengancam kesehatan masyarakat dan ekosistem perairan.
Pengelolaan sampah padat juga menjadi tantangan. Banyak tempat pembuangan akhir (TPA) tidak dikelola dengan baik, menyebabkan pencemaran tanah dan air, serta masalah kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Sampah plastik menjadi masalah khusus di daerah pesisir dan laut.
Eksploitasi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan, seperti penambangan (terutama emas), dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah, termasuk polusi air dan tanah oleh sianida dan logam berat, serta hilangnya habitat.
Perubahan iklim juga memperburuk masalah lingkungan. Kenaikan permukaan air laut mengancam daerah pesisir, peningkatan frekuensi dan intensitas badai menyebabkan banjir dan kerusakan infrastruktur, serta perubahan pola curah hujan berdampak pada pertanian dan ketersediaan air.
Dari perspektif keadilan sosial, dampak masalah lingkungan seringkali dirasakan paling berat oleh komunitas miskin dan terpinggirkan. Mereka mungkin tinggal di daerah yang lebih rentan terhadap polusi atau bencana alam, memiliki akses terbatas terhadap air bersih dan sanitasi, serta bergantung pada sumber daya alam yang semakin menipis untuk mata pencaharian mereka. Misalnya, komunitas nelayan kecil menderita akibat rusaknya terumbu karang dan polusi laut, sementara petani kecil menghadapi gagal panen akibat kekeringan atau banjir.
Upaya penanggulangan telah dilakukan, termasuk penetapan kawasan lindung, program reboisasi, dan penguatan regulasi lingkungan. Namun, implementasi dan penegakan hukum masih menjadi tantangan. Keterlibatan masyarakat sipil, pendidikan lingkungan, dan promosi praktik berkelanjutan menjadi kunci untuk mengatasi masalah lingkungan di Republik Dominika secara efektif dan adil.
5. Pemerintahan dan Politik
Sebagai sebuah demokrasi perwakilan, Republik Dominika memiliki sistem pemerintahan dengan cabang eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Artikel ini akan menjelaskan struktur administratif negara menjadi provinsi dan munisipalitas, mengulas kebijakan dan hubungan luar negerinya (termasuk dengan Haiti dan Amerika Serikat), serta membahas struktur dan peran angkatan bersenjatanya.

Republik Dominika adalah sebuah negara demokrasi perwakilan atau republik demokratis, dengan tiga cabang kekuasaan: eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Sistem politik negara ini berdasarkan pada konstitusi yang telah mengalami beberapa kali amendemen, dengan konstitusi terbaru diadopsi pada tahun 2015. Perkembangan demokrasi di negara ini telah melalui berbagai tantangan, termasuk periode kediktatoran dan intervensi asing.
Cabang eksekutif dipimpin oleh Presiden, yang menjabat sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dipilih melalui pemilihan umum langsung untuk masa jabatan empat tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu periode berturut-turut. Presiden memiliki wewenang untuk menunjuk kabinet menteri, melaksanakan undang-undang yang disahkan oleh kongres, dan merupakan panglima tertinggi angkatan bersenjata. Wakil presiden dipilih bersamaan dengan presiden dalam satu tiket.
Cabang legislatif adalah Kongres Nasional yang bersifat bikameral, terdiri dari Senat (Senado) dan Kamar Deputi (Cámara de Diputados). Senat memiliki 32 anggota, satu dari setiap 31 provinsi dan satu dari Distrik Nasional. Kamar Deputi memiliki 190 anggota. Anggota kedua kamar dipilih melalui pemilihan umum langsung untuk masa jabatan empat tahun. Kongres memiliki wewenang untuk membuat undang-undang, menyetujui anggaran negara, dan mengawasi kinerja pemerintah.
Cabang yudikatif dipimpin oleh Mahkamah Agung Kehakiman (Suprema Corte de Justicia), yang anggotanya ditunjuk oleh Dewan Nasional Kehakiman (Consejo Nacional de la Magistratura). Sistem peradilan juga mencakup pengadilan banding, pengadilan tingkat pertama, dan pengadilan khusus lainnya. Meskipun ada upaya reformasi, independensi yudikatif dan pemberantasan korupsi di sektor ini masih menjadi tantangan.
Republik Dominika memiliki sistem multipartai. Pemilihan umum diadakan setiap empat tahun untuk memilih presiden, wakil presiden, dan anggota kongres. Beberapa partai politik utama yang dominan dalam beberapa dekade terakhir termasuk Partai Pembebasan Dominika (PLD), Partai Revolusioner Modern (PRM), dan Partai Reformis Sosial Kristen (PRSC). Sejak transisi menuju demokrasi pada akhir abad ke-20, pemilihan umum secara umum dianggap semakin bebas dan adil, meskipun isu-isu seperti pendanaan kampanye dan penggunaan sumber daya negara oleh partai berkuasa terkadang masih menjadi sorotan. Partisipasi masyarakat sipil dan media yang bebas memainkan peran penting dalam mengawal proses demokrasi. Namun, tantangan seperti korupsi, klientelisme, dan kelemahan institusi masih menghambat pendalaman demokrasi.

Presiden saat ini adalah Luis Abinader dari PRM, yang menjabat sejak Agustus 2020 dan terpilih kembali pada Mei 2024. Pemerintahannya berfokus pada pemberantasan korupsi, pemulihan ekonomi pasca-pandemi, dan penguatan institusi.
5.1. Pembagian Administratif
Republik Dominika dibagi menjadi 31 provinsi (provinciasprovinsiBahasa Spanyol) dan satu Distrik Nasional (Distrito NacionalDistrik NasionalBahasa Spanyol), tempat ibu kota negara, Santo Domingo, berada. Provinsi-provinsi ini merupakan pembagian administratif tingkat pertama negara tersebut. Setiap provinsi dipimpin oleh seorang Gubernur Sipil (Gobernador CivilGubernur SipilBahasa Spanyol) yang ditunjuk oleh Presiden, kecuali Distrik Nasional.
Provinsi-provinsi tersebut kemudian dibagi lagi menjadi munisipalitas (municipiosmunisipalitasBahasa Spanyol), yang merupakan pembagian administratif tingkat kedua. Terdapat 158 munisipalitas di seluruh negeri. Setiap munisipalitas memiliki walikota (alcaldewalikotaBahasa Spanyol atau síndicosindikoBahasa Spanyol) dan dewan kota (ayuntamientodewan kotaBahasa Spanyol atau sala capitulardewan kotaBahasa Spanyol) yang dipilih melalui pemilihan umum. Munisipalitas memiliki otonomi dalam mengelola urusan lokal mereka, termasuk layanan publik dasar, perencanaan kota, dan pengumpulan pajak daerah.
Beberapa munisipalitas dibagi lagi menjadi distrik munisipal (distritos municipalesdistrik munisipalBahasa Spanyol), yang merupakan pembagian administratif tingkat ketiga, terutama di daerah pedesaan atau pinggiran kota yang memiliki karakteristik khusus.
Berikut adalah daftar 31 provinsi dan Distrik Nasional, beserta ibu kotanya:
Bendera | Provinsi | Ibu Kota |
---|---|---|
![]() | Azua | Azua de Compostela |
Baoruco | Neiba | |
Barahona | Santa Cruz de Barahona | |
![]() | Dajabón | Dajabón |
Distrito Nacional | Santo Domingo | |
Duarte | San Francisco de Macorís | |
![]() | Elías Piña | Comendador |
El Seibo | Santa Cruz de El Seibo | |
![]() | Espaillat | Moca |
![]() | Hato Mayor | Hato Mayor del Rey |
![]() | Hermanas Mirabal | Salcedo |
![]() | Independencia | Jimaní |
![]() | La Altagracia | Salvaleón de Higüey |
La Romana | La Romana | |
![]() | La Vega | Concepción de La Vega |
![]() | María Trinidad Sánchez | Nagua |
![]() | Monseñor Nouel | Bonao |
![]() | Monte Cristi | San Fernando de Monte Cristi |
![]() | Monte Plata | Monte Plata |
![]() | Pedernales | Pedernales |
![]() | Peravia | Baní |
Puerto Plata | San Felipe de Puerto Plata | |
Samaná | Samaná | |
![]() | San Cristóbal | San Cristóbal |
![]() | San José de Ocoa | San José de Ocoa |
San Juan | San Juan de la Maguana | |
San Pedro de Macorís | San Pedro de Macorís | |
![]() | Sánchez Ramírez | Cotuí |
Santiago | Santiago de los Caballeros | |
![]() | Santiago Rodríguez | San Ignacio de Sabaneta |
![]() | Santo Domingo | Santo Domingo Este |
Valverde | Santa Cruz de Mao |
Distrik Nasional, yang mencakup pusat kota Santo Domingo, memiliki status khusus dan tidak memiliki gubernur yang ditunjuk, melainkan dikelola oleh walikota dan dewan kota Santo Domingo. Provinsi Santo Domingo dibentuk pada tahun 2001 dari wilayah yang sebelumnya merupakan bagian dari Distrik Nasional, mengelilingi ibu kota. Karakteristik masing-masing wilayah sangat beragam, mulai dari daerah perkotaan padat penduduk, daerah pertanian subur, kawasan wisata pesisir, hingga daerah pegunungan yang terpencil. Pembagian administratif ini bertujuan untuk memfasilitasi tata kelola pemerintahan, penyediaan layanan publik, dan pembangunan daerah.
5.2. Hubungan Luar Negeri
Republik Dominika menjalankan kebijakan luar negeri yang bertujuan untuk menjaga kedaulatan nasional, mempromosikan kepentingan ekonomi dan sosialnya, serta berkontribusi pada perdamaian dan keamanan regional dan internasional. Negara ini adalah anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS), Komunitas Negara-Negara Amerika Latin dan Karibia (CELAC), Sistem Integrasi Amerika Tengah (SICA) sebagai negara asosiasi, dan CARIFORUM (forum negara-negara Karibia dalam kelompok ACP yang berdialog dengan Uni Eropa).
Arah kebijakan luar negeri dasar Republik Dominika menekankan pada diplomasi yang seimbang, hubungan baik dengan negara-negara tetangga, dan kemitraan strategis dengan negara-negara utama. Isu-isu hak asasi manusia semakin menjadi pertimbangan dalam diplomasi Dominika, meskipun terkadang praktik dalam negeri terkait isu imigrasi dan kewarganegaraan menuai kritik internasional.
Negara ini memiliki hubungan yang erat dan kompleks dengan Amerika Serikat, yang merupakan mitra dagang utama, sumber investasi asing terbesar, dan rumah bagi diaspora Dominika yang besar. Hubungan dengan Haiti, negara tetangga yang berbagi pulau Hispaniola, secara historis penuh tantangan, terutama terkait isu perbatasan, migrasi, dan perbedaan sosial-ekonomi. Republik Dominika juga menjalin hubungan diplomatik dan ekonomi dengan negara-negara Eropa, Amerika Latin lainnya, serta meningkatkan jangkauannya ke Asia dan kawasan lain.
Dalam beberapa tahun terakhir, Republik Dominika telah berupaya memainkan peran yang lebih aktif dalam urusan regional, termasuk dalam upaya mediasi konflik dan promosi integrasi regional. Negara ini juga berpartisipasi dalam berbagai perjanjian perdagangan bebas, seperti DR-CAFTA dengan Amerika Serikat dan negara-negara Amerika Tengah, serta Perjanjian Kemitraan Ekonomi dengan Uni Eropa melalui CARIFORUM.
Kebijakan luar negeri Dominika juga dipengaruhi oleh kebutuhan untuk mengatasi tantangan transnasional seperti perdagangan narkoba, kejahatan terorganisir, dan dampak perubahan iklim. Negara ini bekerja sama dengan mitra internasional dalam upaya memerangi masalah-masalah ini.
Pada tahun 2018, Republik Dominika memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan (Republik Tiongkok) dan menjalin hubungan diplomatik resmi dengan Republik Rakyat Tiongkok, sebuah langkah yang mencerminkan pergeseran dinamika geopolitik global dan regional.
5.2.1. Hubungan dengan Haiti


Hubungan antara Republik Dominika dan Haiti, dua negara yang berbagi pulau Hispaniola, secara historis kompleks dan seringkali tegang. Hubungan ini dibentuk oleh sejarah kolonial yang berbeda, perang kemerdekaan, pendudukan, perbedaan budaya dan bahasa, serta kesenjangan ekonomi yang signifikan.
Aspek Historis:
Setelah kemerdekaan Haiti dari Prancis pada tahun 1804, Haiti menduduki wilayah Dominika (saat itu masih koloni Spanyol) dari tahun 1822 hingga 1844. Periode pendudukan ini meninggalkan warisan ketidakpercayaan dan kebencian di kalangan sebagian masyarakat Dominika. Perang kemerdekaan Dominika dari Haiti pada tahun 1844 dan upaya invasi Haiti selanjutnya memperkuat rasa permusuhan. Peristiwa Pembantaian Peterseli pada tahun 1937, di mana ribuan orang Haiti dibunuh di perbatasan atas perintah diktator Dominika Rafael Trujillo, menjadi titik terendah dalam hubungan kedua negara dan meninggalkan trauma mendalam, terutama bagi pihak Haiti.
Aspek Politik:
Secara politik, hubungan kedua negara seringkali diwarnai oleh ketidakstabilan. Isu perbatasan, keamanan, dan kedaulatan menjadi perhatian utama. Republik Dominika seringkali mengambil kebijakan perbatasan yang ketat, termasuk pembangunan tembok perbatasan, untuk mengontrol migrasi dan perdagangan ilegal. Ketidakstabilan politik di Haiti juga berdampak pada Republik Dominika, memicu kekhawatiran akan potensi limpahan krisis.
Aspek Ekonomi:
Terdapat kesenjangan ekonomi yang besar antara kedua negara, dengan Republik Dominika memiliki PDB per kapita yang jauh lebih tinggi. Haiti adalah salah satu negara termiskin di Belahan Bumi Barat. Perdagangan informal dan formal terjadi di sepanjang perbatasan, tetapi seringkali tidak seimbang. Pekerja migran Haiti memainkan peran penting dalam sektor-sektor tertentu di ekonomi Dominika, seperti pertanian (terutama tebu) dan konstruksi, seringkali dengan upah rendah dan dalam kondisi kerja yang buruk.
Aspek Sosial dan Imigrasi:
Isu imigrasi adalah salah satu aspek paling sensitif dalam hubungan bilateral. Ratusan ribu orang Haiti, banyak di antaranya tidak berdokumen, tinggal dan bekerja di Republik Dominika. Kehadiran mereka seringkali menjadi sumber ketegangan sosial dan politik. Diskriminasi terhadap imigran Haiti dan keturunan Dominika-Haiti (Dominicanos de ascendencia haitiana) adalah masalah serius. Putusan Mahkamah Konstitusi Dominika tahun 2013 yang secara retroaktif mencabut kewarganegaraan dari ribuan orang keturunan Haiti yang lahir di Republik Dominika menuai kecaman internasional dan memperburuk hubungan dengan Haiti. Kebijakan deportasi massal imigran Haiti oleh pemerintah Dominika juga sering dikritik oleh organisasi hak asasi manusia.
Perspektif Pihak Terdampak:
Dari perspektif imigran Haiti dan keturunan Dominika-Haiti, mereka sering menghadapi diskriminasi, eksploitasi, kesulitan mengakses layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan, serta ketidakpastian status hukum. Banyak dari mereka hidup dalam kemiskinan dan kondisi yang rentan. Bagi masyarakat Dominika, terutama di daerah perbatasan, ada kekhawatiran tentang persaingan kerja, tekanan pada layanan publik, dan masalah keamanan.
Meskipun ada ketegangan, terdapat juga elemen kerja sama dan saling ketergantungan. Republik Dominika seringkali menjadi negara pertama yang memberikan bantuan kemanusiaan kepada Haiti saat terjadi bencana alam, seperti gempa bumi tahun 2010. Ada juga upaya dialog bilateral untuk mengatasi masalah bersama, meskipun seringkali terhambat oleh ketidakpercayaan historis dan perbedaan kepentingan. Penyelesaian masalah yang adil dan berkelanjutan memerlukan penghormatan terhadap hak asasi manusia, pengakuan terhadap kontribusi imigran, dan kerja sama yang tulus dari kedua belah pihak.
5.2.2. Hubungan dengan Amerika Serikat
Hubungan antara Republik Dominika dan Amerika Serikat (AS) bersifat multifaset, mencakup aspek politik, ekonomi, militer, dan sosial-budaya. Secara historis, hubungan ini ditandai oleh periode intervensi AS, dukungan terhadap rezim tertentu, dan kemitraan yang erat, serta elemen konflik dan ketegangan.
Aspek Politik dan Intervensi:
AS telah beberapa kali melakukan intervensi militer di Republik Dominika. Pendudukan AS pertama berlangsung dari tahun 1916 hingga 1924, dengan dalih menstabilkan negara dan melindungi kepentingan ekonomi AS. Pendudukan kedua terjadi pada tahun 1965 selama perang saudara, di mana AS mengirim pasukan untuk mencegah apa yang dianggapnya sebagai potensi pengambilalihan oleh kelompok kiri. Intervensi-intervensi ini meninggalkan warisan kompleks, dilihat oleh sebagian sebagai pelanggaran kedaulatan, namun oleh sebagian lain sebagai upaya stabilisasi. Selama Perang Dingin, AS cenderung mendukung rezim anti-komunis di Republik Dominika, termasuk pemerintahan otoriter Joaquín Balaguer, meskipun terkadang mengkritik pelanggaran hak asasi manusia. Setelah transisi menuju demokrasi, AS secara umum mendukung proses demokratis di Republik Dominika, meskipun tetap menyuarakan keprihatinan tentang isu-isu seperti korupsi dan kelemahan institusi.
Aspek Ekonomi dan Perdagangan:
Amerika Serikat adalah mitra dagang terbesar Republik Dominika dan sumber investasi asing langsung (FDI) yang signifikan. Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Tengah-Republik Dominika (DR-CAFTA) yang mulai berlaku pada tahun 2007 telah meningkatkan hubungan perdagangan antara kedua negara. Sektor pariwisata Dominika sangat bergantung pada wisatawan dari AS. Kiirmasan uang dari diaspora Dominika yang besar di AS juga merupakan sumber pendapatan devisa yang penting bagi Republik Dominika. Namun, terdapat juga ketegangan terkait isu perdagangan, seperti akses pasar untuk produk pertanian dan sengketa dagang lainnya.
Aspek Militer dan Keamanan:
Kerja sama militer antara kedua negara mencakup pelatihan, bantuan peralatan, dan upaya bersama dalam memerangi perdagangan narkoba dan kejahatan transnasional. Republik Dominika dianggap sebagai mitra penting AS dalam upaya keamanan regional di Karibia.
Aspek Imigrasi dan Sosial-Budaya:
Terdapat diaspora Dominika yang sangat besar dan berpengaruh di Amerika Serikat, terutama di kota-kota seperti New York, Boston, dan Miami. Komunitas ini memainkan peran penting dalam politik dan ekonomi kedua negara. Isu imigrasi, termasuk deportasi warga Dominika dari AS dan perlakuan terhadap imigran di kedua negara, terkadang menjadi sumber ketegangan. Pengaruh budaya AS sangat kuat di Republik Dominika, terlihat dalam musik, mode, dan gaya hidup. Sebaliknya, budaya Dominika juga semakin dikenal di AS melalui komunitas diaspora.
Secara keseluruhan, hubungan dengan Amerika Serikat sangat penting bagi Republik Dominika. Meskipun ada elemen kerja sama yang kuat, terutama di bidang ekonomi dan keamanan, isu-isu kedaulatan, hak asasi manusia, dan perlakuan terhadap imigran tetap menjadi perhatian dalam dinamika hubungan bilateral ini.
5.3. Militer

Angkatan Bersenjata Republik Dominika (Fuerzas Armadas de la República DominicanaAngkatan Bersenjata Republik DominikaBahasa Spanyol) adalah institusi militer yang bertanggung jawab atas pertahanan nasional, menjaga kedaulatan dan integritas teritorial negara, serta berpartisipasi dalam operasi penjaga perdamaian dan bantuan bencana. Presiden Republik Dominika adalah Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata. Kementerian Pertahanan (Ministerio de DefensaKementerian PertahananBahasa Spanyol) adalah badan pengelola utama angkatan bersenjata.
Angkatan Bersenjata terdiri dari tiga cabang utama:
1. Angkatan Darat (Ejército de República DominicanaAngkatan Darat Republik DominikaBahasa Spanyol): Merupakan cabang terbesar, bertanggung jawab atas operasi darat. Organisasinya terdiri dari beberapa brigade infanteri, satu skuadron kavaleri udara, dan brigade pendukung tempur.
2. Angkatan Laut (Armada de República DominicanaAngkatan Laut Republik DominikaBahasa Spanyol): Bertugas menjaga keamanan maritim, melindungi perairan teritorial, dan memerangi aktivitas ilegal di laut seperti penyelundupan narkoba dan penangkapan ikan ilegal. Angkatan Laut mengoperasikan dua pangkalan utama, satu di Santo Domingo dan satu di Las Calderas di pantai barat daya.
3. Angkatan Udara (Fuerza Aérea de República DominicanaAngkatan Udara Republik DominikaBahasa Spanyol): Bertanggung jawab atas pertahanan udara, pengawasan udara, dan dukungan operasi udara. Angkatan Udara mengoperasikan dua pangkalan utama, satu di wilayah selatan dekat Santo Domingo dan satu lagi di wilayah utara negara itu. Armada pesawatnya mencakup helikopter dan pesawat sayap tetap.
Selain tiga cabang utama, terdapat juga unit-unit khusus seperti Korps Keamanan Bandara Khusus (CESA) dan Korps Keamanan Pelabuhan Khusus (CESEP) untuk memenuhi kebutuhan keamanan internasional di area-area tersebut. Ada juga rencana untuk membentuk korps perbatasan khusus (CESFRONT) untuk meningkatkan keamanan di sepanjang perbatasan dengan Haiti. Angkatan Bersenjata juga menyediakan sebagian besar personel untuk Direktorat Investigasi Nasional (DNI) dan Direktorat Kontra-Narkoba (DNCD).
Ukuran angkatan bersenjata aktif diperkirakan sekitar 56.000 personel. Misi utama angkatan bersenjata adalah pertahanan negara, namun mereka juga terlibat dalam tugas-tugas lain seperti bantuan bencana alam, operasi anti-narkoba, dan dukungan kepada kepolisian dalam menjaga ketertiban umum jika diperlukan. Kebijakan pertahanan negara difokuskan pada perlindungan kedaulatan, menghadapi ancaman transnasional, dan berkontribusi pada stabilitas regional.
Pada tahun 2018, Republik Dominika menandatangani Traktat Pelarangan Senjata Nuklir PBB. Angkatan bersenjata telah mengalami modernisasi dalam beberapa tahun terakhir, meskipun tantangan anggaran dan sumber daya tetap ada. Isu hak asasi manusia dan profesionalisme dalam angkatan bersenjata juga menjadi perhatian, dengan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan pelatihan dan akuntabilitas.
6. Ekonomi
Perekonomian Republik Dominika, yang terbesar di Karibia, telah terdiversifikasi dari pertanian ke sektor jasa dan industri. Bagian ini akan merinci struktur ekonominya, termasuk peran mata uang nasional, kontribusi signifikan dari pariwisata, perkembangan infrastruktur transportasi seperti jalan raya dan metro, kemajuan dalam sektor komunikasi, serta tantangan yang dihadapi dalam sektor kelistrikan.
Perekonomian Republik Dominika adalah yang terbesar di kawasan Karibia dan Amerika Tengah, dan merupakan negara berkembang berpenghasilan menengah ke atas. Selama tiga dekade terakhir, ekonomi Dominika telah bertransisi dari ketergantungan pada ekspor komoditas pertanian (terutama gula, kakao, dan kopi) menjadi campuran yang lebih terdiversifikasi antara jasa, manufaktur, pertanian, pertambangan, dan perdagangan. Pertumbuhan ekonomi yang pesat dalam beberapa tahun terakhir didorong oleh sektor konstruksi, manufaktur, pariwisata, dan pertambangan. Negara ini memiliki tambang emas Pueblo Viejo, salah satu tambang emas terbesar di dunia. Meskipun demikian, tantangan jangka panjang seperti pengangguran yang tinggi dan ketimpangan pendapatan masih ada.
Aspek sosial seperti hak-hak buruh dan kesetaraan sosial menjadi pertimbangan penting dalam analisis ekonomi negara ini. Meskipun ada pertumbuhan, manfaatnya belum selalu terdistribusi secara merata, dan kondisi kerja di beberapa sektor, seperti pertanian tebu dan konstruksi (yang banyak mempekerjakan migran Haiti), seringkali menjadi sorotan terkait hak-hak buruh. Pemerintah telah mengambil beberapa langkah untuk mengatasi kemiskinan melalui program bantuan sosial, tetapi kesenjangan antara kaya dan miskin tetap signifikan.
Migrasi internasional sangat memengaruhi Republik Dominika, karena negara ini menerima dan mengirimkan arus migran yang besar. Imigrasi ilegal massal dari Haiti dan integrasi warga Dominika keturunan Haiti adalah isu utama yang memiliki implikasi sosial dan ekonomi. Di sisi lain, diaspora Dominika yang besar, terutama di Amerika Serikat, berkontribusi pada pembangunan melalui pengiriman uang miliaran dolar setiap tahunnya.
Pertumbuhan ekonomi berlangsung meskipun terjadi kekurangan energi kronis yang menyebabkan pemadaman listrik yang sering dan harga yang sangat tinggi. Meskipun defisit neraca perdagangan barang melebar, pendapatan pariwisata dan pengiriman uang telah membantu membangun cadangan devisa. Setelah gejolak ekonomi pada akhir 1980-an dan 1990-an, di mana produk domestik bruto (PDB) turun hingga 5% dan inflasi harga konsumen mencapai 100% yang belum pernah terjadi sebelumnya, Republik Dominika memasuki periode pertumbuhan dan penurunan inflasi hingga tahun 2002, setelah itu ekonomi memasuki resesi. Resesi ini menyusul runtuhnya bank komersial terbesar kedua di negara itu, Baninter, terkait dengan insiden penipuan besar senilai 3.50 B USD. Penipuan Baninter berdampak buruk pada ekonomi Dominika, dengan PDB turun 1% pada tahun 2003 karena inflasi melonjak lebih dari 27%.
Menurut Laporan Tahunan 2005 Subkomite PBB tentang Pembangunan Manusia di Republik Dominika, negara ini berada di peringkat ke-71 di dunia untuk ketersediaan sumber daya, ke-79 untuk pembangunan manusia, dan ke-14 di dunia untuk salah urus sumber daya. Statistik ini menekankan korupsi pemerintah nasional, campur tangan ekonomi asing di negara itu, dan keretakan antara kaya dan miskin.
Republik Dominika memiliki masalah pekerja anak yang tercatat di industri kopi, beras, tebu, dan tomat. Ketidakadilan tenaga kerja di industri tebu meluas hingga kerja paksa menurut Departemen Tenaga Kerja AS. Tiga kelompok besar memiliki 75% tanah: Dewan Gula Negara (Consejo Estatal del Azúcar, CEA), Grupo Vicini, dan Central Romana Corporation. Menurut Indeks Perbudakan Global 2016, diperkirakan 104.800 orang diperbudak di Republik Dominika modern, atau 1,00% dari populasi.
6.1. Struktur Ekonomi dan Industri Utama
Perekonomian Republik Dominika telah mengalami diversifikasi signifikan dalam beberapa dekade terakhir, beralih dari ketergantungan utama pada pertanian menjadi campuran yang lebih seimbang antara jasa, industri, dan pertambangan.
Sektor Jasa: Merupakan kontributor terbesar terhadap PDB, mencapai hampir 60%.
- Pariwisata: Industri pariwisata adalah pilar utama ekonomi dan sumber utama devisa. Dengan pantai-pantai yang indah, resor mewah, situs bersejarah, dan keindahan alam, negara ini menarik jutaan wisatawan setiap tahun, terutama dari Amerika Utara dan Eropa. Kawasan seperti Punta Cana, Bávaro, Puerto Plata, dan Semenanjung Samaná adalah destinasi populer. Namun, industri ini juga menghadapi tantangan terkait dampak sosial (misalnya, gentrifikasi, eksploitasi tenaga kerja di beberapa kasus) dan lingkungan (misalnya, kerusakan terumbu karang, penggunaan air yang berlebihan).
- Telekomunikasi dan Keuangan: Sektor ini juga berkembang pesat, dengan peningkatan penetrasi layanan seluler dan internet, serta modernisasi sektor perbankan.
Sektor Industri/Manufaktur: Menyumbang sekitar 22% dari PDB.
- Zona Perdagangan Bebas (Free Trade Zones - FTZ): Sangat penting bagi sektor manufaktur, terutama dalam produksi garmen, alas kaki, peralatan medis, dan produk elektronik untuk ekspor. FTZ menarik investasi asing karena insentif pajak dan biaya tenaga kerja yang relatif rendah. Namun, kondisi kerja dan upah di FTZ sering menjadi perhatian terkait hak-hak buruh.
- Industri Makanan dan Minuman: Produksi rum, bir, rokok, dan produk makanan olahan juga signifikan untuk pasar domestik dan ekspor.
Sektor Pertanian: Meskipun kontribusinya terhadap PDB telah menurun, pertanian tetap penting bagi lapangan kerja dan ketahanan pangan.
- Tanaman Ekspor Utama: Secara tradisional, tebu adalah komoditas ekspor utama, meskipun perannya telah berkurang. Kopi, kakao (cokelat), pisang, dan tembakau (terutama untuk cerutu berkualitas tinggi) juga merupakan produk ekspor penting. Pertanian tebu sering dikaitkan dengan kondisi kerja yang buruk bagi pekerja migran Haiti.
- Produksi untuk Pasar Domestik: Beras, jagung, singkong, buah-buahan, dan sayuran ditanam untuk konsumsi dalam negeri.
Sektor Pertambangan: Telah menjadi kontributor yang semakin penting bagi ekonomi, meskipun juga menimbulkan kontroversi terkait dampak lingkungan dan sosial.
- Emas: Republik Dominika adalah rumah bagi tambang emas Pueblo Viejo, salah satu tambang emas terbesar di dunia, yang dioperasikan oleh perusahaan multinasional. Penambangan emas memberikan pendapatan ekspor yang signifikan tetapi juga menimbulkan kekhawatiran tentang polusi sianida dan dampak terhadap sumber air.
- Nikel: FerroNickel juga merupakan produk pertambangan penting.
- Bahan Galian Lain: Bauksit, marmer, dan bahan konstruksi lainnya juga ditambang.
Dampak Sosial dan Lingkungan:
Aktivitas ekonomi di berbagai sektor ini memiliki dampak sosial dan lingkungan yang perlu dipertimbangkan. Pertumbuhan pariwisata dan industri dapat menciptakan lapangan kerja tetapi juga dapat menyebabkan perpindahan penduduk lokal, peningkatan biaya hidup, dan tekanan pada sumber daya alam. Pertambangan, meskipun menguntungkan secara ekonomi, seringkali berkonflik dengan kepentingan masyarakat lokal dan kelestarian lingkungan. Pertanian skala besar dapat menyebabkan penggundulan hutan dan penggunaan pestisida yang berlebihan. Kebijakan pemerintah dan praktik bisnis yang bertanggung jawab sangat penting untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif, dengan memperhatikan hak-hak buruh, kesetaraan sosial, dan perlindungan lingkungan.
6.2. Mata Uang
Mata uang resmi Republik Dominika adalah Peso Dominika (Peso dominicanoPeso DominikaBahasa Spanyol). Kode ISO 4217 untuk Peso Dominika adalah DOP, dan simbol yang umum digunakan adalah "$", "RD$", atau terkadang "RD¢" untuk sen. Satu peso dibagi menjadi 100 centavo.
Uang kertas yang beredar tersedia dalam denominasi 50, 100, 200, 500, 1000, dan 2000 peso. Uang koin tersedia dalam denominasi 1, 5, 10, dan 25 peso. Desain uang kertas dan koin menampilkan tokoh-tokoh sejarah penting, monumen nasional, dan simbol-simbol budaya Republik Dominika.
Nilai tukar Peso Dominika bersifat mengambang dan ditentukan oleh pasar valuta asing. Bank Sentral Republik Dominika (Banco Central de la República DominicanaBank Sentral Republik DominikaBahasa Spanyol) bertanggung jawab untuk mengatur kebijakan moneter dan menjaga stabilitas mata uang. Dalam beberapa dekade terakhir, Peso Dominika telah mengalami periode devaluasi terhadap mata uang utama seperti Dolar Amerika Serikat (USD) dan Euro (EUR), terutama selama krisis ekonomi. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, bank sentral telah berupaya menjaga stabilitas nilai tukar relatif.
Meskipun Peso Dominika adalah mata uang resmi, Dolar AS juga diterima secara luas di daerah-daerah wisata dan untuk transaksi besar. Euro, Dolar Kanada, dan Franc Swiss juga dapat diterima di beberapa tempat wisata. Pengiriman uang dari diaspora Dominika, terutama dari Amerika Serikat, yang sebagian besar dalam Dolar AS, merupakan sumber devisa penting yang membantu menstabilkan nilai tukar peso. Tren perubahan nilai tukar dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk inflasi, neraca pembayaran, kebijakan fiskal dan moneter, serta kondisi ekonomi global.
6.3. Pariwisata

Pariwisata adalah salah satu pilar ekonomi utama Republik Dominika dan merupakan sumber devisa negara yang sangat penting. Negara ini merupakan destinasi paling banyak dikunjungi di Karibia, menarik jutaan wisatawan setiap tahunnya.
Sumber Daya Pariwisata Utama:
- Pantai: Republik Dominika terkenal dengan pantai-pantainya yang indah dengan pasir putih dan air laut yang jernih. Destinasi pantai populer termasuk Punta Cana, Bávaro, La Romana, Bayahibe, Semenanjung Samaná (dengan pantai seperti Las Terrenas dan Las Galeras), Puerto Plata, Sosúa, dan Cabarete. Pantai-pantai ini menawarkan berbagai aktivitas seperti berjemur, berenang, snorkeling, selam skuba, dan olahraga air lainnya.
- Situs Bersejarah: Santo Domingo, khususnya Zona Kolonial (Ciudad Colonial), adalah Situs Warisan Dunia UNESCO dan merupakan permukiman Eropa permanen pertama di Amerika. Di sini terdapat katedral, istana, biara, dan benteng pertama yang dibangun di Dunia Baru. Situs-situs ini menarik wisatawan yang tertarik pada sejarah dan arsitektur kolonial.
- Taman Alam dan Ekowisata: Negara ini memiliki keanekaragaman hayati yang kaya dan banyak taman nasional serta kawasan lindung. Beberapa di antaranya termasuk Taman Nasional Los Haitises (terkenal dengan formasi batu kapur, gua, dan hutan bakau), Taman Nasional Jaragua (habitat bagi banyak spesies burung dan reptil), dan daerah pegunungan seperti Jarabacoa dan Constanza yang menawarkan wisata petualangan seperti hiking, arung jeram, dan bersepeda gunung. Pico Duarte, puncak tertinggi di Karibia, juga menarik para pendaki. Bahía de las Águilas dikenal karena keindahan alamnya yang masih alami.
- Resor dan Akomodasi: Terdapat berbagai pilihan akomodasi, mulai dari resor mewah all-inclusive hingga hotel butik dan penginapan yang lebih sederhana. Kawasan seperti Punta Cana dan Casa De Campo terkenal dengan fasilitas golf kelas dunia.
Kontribusi Ekonomi:
Industri pariwisata memberikan kontribusi signifikan terhadap PDB dan menciptakan banyak lapangan kerja, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pendapatan dari pariwisata membantu membiayai impor dan menjaga stabilitas neraca pembayaran.
Negara Asal Wisatawan Utama:
Wisatawan utama berasal dari Amerika Serikat, Kanada, dan negara-negara Eropa (seperti Spanyol, Prancis, Jerman, dan Inggris). Ada juga peningkatan jumlah wisatawan dari Amerika Latin.
Dampak Sosial dan Lingkungan:
Meskipun pariwisata membawa manfaat ekonomi, industri ini juga memiliki dampak sosial dan lingkungan yang perlu dikelola dengan baik.
- Dampak Sosial: Pembangunan pariwisata dapat menyebabkan gentrifikasi dan perpindahan penduduk lokal. Ada juga isu terkait kondisi kerja dan upah di sektor pariwisata, serta potensi eksploitasi. Interaksi budaya antara wisatawan dan penduduk lokal dapat positif, tetapi juga dapat menimbulkan ketegangan jika tidak dikelola dengan baik.
- Dampak Lingkungan: Pembangunan resor di daerah pesisir dapat merusak ekosistem sensitif seperti terumbu karang dan hutan bakau. Penggunaan air yang berlebihan oleh hotel dan lapangan golf dapat membebani sumber daya air lokal. Pengelolaan limbah dari fasilitas pariwisata juga menjadi tantangan. Peningkatan jumlah wisatawan dapat menyebabkan tekanan pada infrastruktur dan lingkungan alam di destinasi populer.
Upaya untuk mengembangkan pariwisata berkelanjutan dan ekowisata semakin penting untuk meminimalkan dampak negatif dan memastikan bahwa manfaat pariwisata dirasakan secara adil oleh masyarakat lokal serta menjaga kelestarian sumber daya alam dan budaya negara.
6.4. Transportasi


Infrastruktur transportasi di Republik Dominika telah mengalami perkembangan signifikan dalam beberapa dekade terakhir, meskipun tantangan masih ada, terutama di daerah pedesaan dan dalam hal transportasi publik yang efisien di perkotaan.
Jalan Raya:
Negara ini memiliki jaringan jalan raya nasional yang menghubungkan kota-kota utama. Tiga jalan raya utama (autopistas) adalah DR-1 (Duarte), DR-2 (Sánchez), dan DR-3 (Este), yang membentang dari Santo Domingo ke arah utara (Cibao), barat daya (Sur), dan timur. Jalan-jalan ini telah banyak diperbaiki dan diperluas. Pemerintah juga telah berinvestasi dalam pembangunan jalan tol baru, seperti jalan tol yang menghubungkan Santo Domingo dengan Semenanjung Samaná, yang secara signifikan mengurangi waktu tempuh. Namun, banyak jalan sekunder dan jalan di daerah pedesaan masih dalam kondisi buruk atau belum beraspal.
Transportasi Umum Darat:
- Bus: Layanan bus antarkota dioperasikan oleh perusahaan swasta seperti Metro Servicios Turísticos dan Caribe Tours, yang menyediakan layanan yang relatif nyaman dan terjadwal antara kota-kota besar. Selain itu, terdapat guaguas, yaitu bus atau minibus yang lebih kecil dan lebih murah, yang melayani rute lokal dan regional, seringkali tanpa jadwal tetap dan bisa sangat padat.
- Transportasi Perkotaan: Di kota-kota besar seperti Santo Domingo dan Santiago, transportasi umum didominasi oleh carros públicos (mobil penumpang umum yang beroperasi di rute tetap), guaguas perkotaan, dan layanan ojek (motoconchos). OMSA (Oficina Metropolitana de Servicios de Autobuses) adalah perusahaan bus milik pemerintah yang beroperasi di Santo Domingo dan Santiago dengan tarif rendah.
Pelabuhan:
Republik Dominika memiliki beberapa pelabuhan penting yang melayani perdagangan kargo dan kapal pesiar. Pelabuhan utama untuk kargo termasuk Haina (dekat Santo Domingo), Caucedo, Puerto Plata, dan Barahona. Pelabuhan seperti La Romana dan Amber Cove (dekat Puerto Plata) adalah destinasi populer untuk kapal pesiar.
Bandar Udara:
Terdapat beberapa bandar udara internasional yang melayani negara ini, yang terpenting adalah:
- Bandar Udara Internasional Las Américas (SDQ) di Santo Domingo.
- Bandar Udara Internasional Punta Cana (PUJ), bandara tersibuk di negara ini karena melayani kawasan wisata utama.
- Bandar Udara Internasional Gregorio Luperón (POP) di Puerto Plata.
- Bandar Udara Internasional Cibao (STI) di Santiago.
- Bandar Udara Internasional La Romana (LRM).
- Bandar Udara Internasional El Catey (AZS) di Samaná.
Bandara-bandara ini menghubungkan Republik Dominika dengan berbagai destinasi di Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa, dan Karibia.
Transportasi Rel:
Saat ini tidak ada jaringan kereta api penumpang nasional di Republik Dominika. Namun, terdapat beberapa jalur kereta api industri yang digunakan terutama untuk mengangkut tebu.
Infrastruktur transportasi terus dikembangkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, terutama sektor pariwisata dan perdagangan. Namun, tantangan seperti kemacetan lalu lintas di kota-kota besar, kondisi jalan yang buruk di beberapa daerah, dan kebutuhan akan sistem transportasi publik yang lebih terintegrasi dan efisien masih perlu diatasi.
6.4.1. Metro Santo Domingo

Metro Santo Domingo adalah sistem angkutan cepat yang melayani ibu kota Republik Dominika, Santo Domingo. Ini adalah sistem metro paling luas di wilayah kepulauan Karibia dan Amerika Tengah berdasarkan panjang jalur dan jumlah stasiun. Pengoperasian Metro Santo Domingo bertujuan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas yang parah di kota dan menyediakan alternatif transportasi publik yang lebih efisien dan modern.
Sejarah dan Pembangunan:
Pembangunan Metro Santo Domingo merupakan bagian dari "Rencana Induk Nasional" yang lebih besar untuk meningkatkan transportasi di Santo Domingo dan seluruh negeri. Jalur pertama (Jalur 1) mulai dibangun pada tahun 2005 dan diresmikan pada awal tahun 2009. Jalur kedua (Jalur 2) dibuka secara bertahap mulai April 2013. Pembangunan jalur-jalur baru dan perluasan jalur yang ada terus direncanakan dan dilaksanakan.
Rute:
- Jalur 1 (Línea 1): Membentang dari utara ke selatan, menghubungkan Villa Mella di utara dengan Centro de los Héroes (La Feria) di selatan, melewati pusat kota. Jalur ini sebagian besar berada di bawah tanah dan sebagian lagi melayang. Panjangnya sekitar 14.5 km dengan 16 stasiun. Jalur ini dirancang untuk mengurangi kemacetan di sepanjang koridor penting Avenida Máximo Gómez dan Avenida Hermanas Mirabal.
- Jalur 2 (Línea 2): Membentang dari barat ke timur, awalnya menghubungkan Avenida Luperón dengan Puente de la 17. Jalur ini kemudian diperpanjang ke arah timur hingga Concepción Bona dan ke barat hingga María Montez. Jalur ini hampir seluruhnya berada di bawah tanah. Jalur ini bertujuan untuk mengurangi kemacetan di sepanjang koridor Duarte-Kennedy-Centenario.
- Jalur 2B: Merupakan perluasan Jalur 2 ke arah timur, melintasi Sungai Ozama melalui jembatan kabel dan melanjutkan hingga ke wilayah Santo Domingo Este.
- Rencana Pengembangan: Ada rencana untuk membangun jalur-jalur tambahan (Jalur 3, 4, 5, dan 6) untuk lebih memperluas jangkauan sistem metro di seluruh wilayah metropolitan Santo Domingo.
Status Penggunaan:
Metro Santo Domingo telah menjadi moda transportasi yang populer bagi penduduk Santo Domingo. Jumlah penumpang terus meningkat seiring dengan perluasan jaringan dan peningkatan kesadaran publik. Sistem ini dianggap relatif bersih, aman, dan efisien dibandingkan dengan moda transportasi publik lainnya di kota. Metro ini menggunakan kereta modern ber-AC. Tarifnya juga terjangkau, menjadikannya pilihan menarik bagi banyak komuter. Pada tahun 2014, setelah kedua jalur awal dibuka sepenuhnya, jumlah penumpang mencapai lebih dari 61 juta orang.
Pengembangan Metro Santo Domingo merupakan investasi infrastruktur yang signifikan dan diharapkan dapat memberikan dampak positif jangka panjang terhadap mobilitas perkotaan, kualitas udara, dan pembangunan ekonomi di ibu kota.
6.5. Komunikasi
Infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Republik Dominika telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, meskipun tantangan dalam hal aksesibilitas dan keterjangkauan masih ada, terutama di daerah pedesaan dan bagi kelompok berpenghasilan rendah.
Komunikasi Kabel dan Nirkabel:
- Telepon Tetap (Kabel): Layanan telepon tetap tersedia, meskipun penggunaannya cenderung menurun seiring dengan meningkatnya popularitas telepon seluler. Perusahaan utama yang menyediakan layanan ini adalah Claro.
- Telepon Seluler (Nirkabel): Penetrasi telepon seluler sangat tinggi di Republik Dominika, melampaui jumlah penduduk. Beberapa operator utama bersaing di pasar ini, termasuk Claro, Altice (yang mengakuisisi Orange dan Tricom), dan Viva. Jaringan 3G dan 4G LTE telah tersebar luas di sebagian besar wilayah perkotaan dan daerah wisata, memungkinkan akses internet seluler berkecepatan tinggi. Jaringan 5G juga mulai diperkenalkan.
Penetrasi Internet:
Akses internet telah meningkat secara signifikan. Internet kabel (melalui serat optik dan kabel koaksial) dan DSL tersedia di banyak wilayah, terutama di perkotaan. Penyedia layanan internet (ISP) menawarkan berbagai paket untuk rumah tangga dan bisnis. Internet seluler juga merupakan cara utama bagi banyak orang untuk mengakses internet. Meskipun penetrasi internet telah meningkat, masih ada kesenjangan digital antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta antara kelompok sosial ekonomi yang berbeda. Proyek untuk memperluas hotspot Wi-Fi publik telah dilakukan di Santo Domingo dan kota-kota lain. Jumlah pengguna internet pada Maret 2009 adalah 2.439.997.
Regulasi dan Industri Terkait:
Regulator telekomunikasi di negara ini adalah INDOTEL (Instituto Dominicano de Telecomunicaciones). INDOTEL bertanggung jawab untuk mengawasi pasar telekomunikasi, menetapkan standar, dan mempromosikan pengembangan TIK. Sektor komunikasi menghasilkan sekitar 3,0% dari PDB.
Pada November 2009, Republik Dominika menjadi negara Amerika Latin pertama yang berjanji untuk memasukkan "perspektif gender" dalam setiap inisiatif dan kebijakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang dikembangkan oleh pemerintah. Ini merupakan bagian dari rencana regional eLAC2010. Alat yang dipilih oleh Dominika untuk merancang dan mengevaluasi semua kebijakan publik adalah Metodologi Evaluasi Gender (GEM) APC.
Perkembangan TIK dianggap penting untuk pertumbuhan ekonomi, pendidikan, dan partisipasi masyarakat. Pemerintah telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk mempromosikan literasi digital dan penggunaan TIK dalam layanan publik (e-government). Namun, tantangan seperti biaya akses yang tinggi bagi sebagian penduduk dan kebutuhan untuk meningkatkan infrastruktur di daerah terpencil masih perlu diatasi.
6.6. Kelistrikan
Sektor kelistrikan di Republik Dominika telah lama menghadapi tantangan signifikan, termasuk pasokan yang tidak dapat diandalkan, kerugian transmisi yang tinggi, biaya energi yang mahal, dan utang sektor yang besar. Masalah ini berdampak negatif pada kualitas hidup penduduk dan daya saing ekonomi negara.
Metode Pembangkit Listrik:
Sebagian besar listrik di Republik Dominika dihasilkan dari bahan bakar fosil, terutama minyak bumi (diesel dan bahan bakar minyak berat) dan gas alam. Terdapat juga kontribusi dari batu bara. Upaya untuk mendiversifikasi bauran energi telah dilakukan dengan meningkatkan kapasitas pembangkit listrik tenaga energi terbarukan, terutama tenaga surya dan tenaga angin. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) juga memberikan kontribusi, meskipun kapasitasnya dipengaruhi oleh ketersediaan air.
Status Pasokan dan Masalah Terkait:
- Pemadaman Listrik (Apagones): Pemadaman listrik yang sering dan tidak terjadwal telah menjadi masalah kronis selama bertahun-tahun. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kapasitas pembangkit yang tidak mencukupi pada waktu-waktu tertentu, infrastruktur transmisi dan distribusi yang sudah tua dan kurang terpelihara, serta masalah keuangan di perusahaan distribusi.
- Kerugian Teknis dan Non-Teknis: Kerugian dalam sistem transmisi dan distribusi sangat tinggi. Kerugian teknis disebabkan oleh kondisi jaringan yang buruk, sementara kerugian non-teknis (termasuk pencurian listrik dan tunggakan pembayaran) juga signifikan. Sekitar separuh dari 2,1 juta rumah di Republik Dominika tidak memiliki meteran dan sebagian besar tidak membayar atau membayar tarif bulanan tetap untuk layanan listrik mereka.
- Biaya Tinggi: Biaya produksi listrik, terutama dari bahan bakar fosil impor, sangat tinggi, yang berdampak pada tarif listrik bagi konsumen dan beban subsidi bagi pemerintah.
- Utang Sektor: Sektor kelistrikan memiliki utang yang besar, yang menghambat investasi baru dan pemeliharaan infrastruktur.
Kebijakan Energi dan Upaya Perbaikan:
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya reformasi di sektor kelistrikan, termasuk privatisasi sebagian sektor pada masa lalu (yang kemudian sebagian dinasionalisasi kembali) dan penandatanganan pakta listrik nasional yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Beberapa langkah yang diambil atau sedang diupayakan meliputi:
- Meningkatkan kapasitas pembangkit, termasuk investasi dalam pembangkit baru berbahan bakar gas alam dan batu bara (yang terakhir ini kontroversial karena dampak lingkungannya).
- Mendorong investasi dalam energi terbarukan melalui insentif dan regulasi yang mendukung.
- Memodernisasi jaringan transmisi dan distribusi untuk mengurangi kerugian, seperti pembangunan "Jalan Tol Listrik Santo Domingo-Santiago" bertegangan 345 kilovolt.
- Memperbaiki manajemen perusahaan distribusi listrik dan meningkatkan tingkat penagihan.
- Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil impor.
Aksesibilitas dan Keberlanjutan:
Meskipun sebagian besar penduduk memiliki akses ke listrik, kualitas layanan sangat bervariasi. Daerah perkotaan dan kawasan wisata cenderung memiliki pasokan yang lebih andal. Namun, bagi banyak rumah tangga berpenghasilan rendah, biaya listrik yang tinggi menjadi beban. Dari perspektif keberlanjutan, ketergantungan yang besar pada bahan bakar fosil menimbulkan kekhawatiran tentang emisi gas rumah kaca dan dampak perubahan iklim. Transisi ke sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan menjadi prioritas jangka panjang.
Sektor kelistrikan sangat dipolitisasi. Beberapa perusahaan pembangkit kekurangan modal dan terkadang tidak dapat membeli pasokan bahan bakar yang memadai. Layanan listrik rumah tangga dan umum disalurkan pada tegangan 110 volt bolak-balik dengan frekuensi 60 Hz. Barang-barang bertenaga listrik dari Amerika Serikat berfungsi tanpa modifikasi.
7. Masyarakat dan Kependudukan
Dengan populasi yang beragam, Republik Dominika memiliki karakteristik demografis yang unik. Bagian ini akan membahas pusat-pusat populasi utamanya, komposisi kelompok etnis dan penggunaan bahasa, lanskap keagamaan, dinamika imigrasi dan emigrasi, serta kondisi sektor pendidikan, kesehatan, dan keamanan publik di negara ini.
Republik Dominika memiliki populasi yang beragam dengan sejarah demografi yang dipengaruhi oleh migrasi, kolonisasi, dan interaksi antarbudaya. Jumlah penduduk pada tahun 2023 diperkirakan sekitar 11,3 juta jiwa, meningkat dari 2.380.000 pada tahun 1950.
Karakteristik demografis utama meliputi:
- Ukuran Populasi dan Tingkat Pertumbuhan: Populasi terus tumbuh, meskipun laju pertumbuhannya telah melambat dibandingkan beberapa dekade lalu. Pada tahun 2010, 31,2% populasi berusia di bawah 15 tahun, dan 6% berusia di atas 65 tahun. Diperkirakan terdapat 102,3 laki-laki untuk setiap 100 perempuan pada tahun 2020. Tingkat pertumbuhan populasi tahunan untuk 2006-2007 adalah 1,5%.
- Kepadatan Penduduk: Kepadatan penduduk pada tahun 2007 adalah 192 jiwa per km2. Wilayah yang paling padat penduduknya adalah dataran pantai selatan dan Lembah Cibao.
- Urbanisasi: Sekitar 85% populasi tinggal di daerah perkotaan (data 2023). Ibu kota, Santo Domingo, adalah pusat urbanisasi utama. Tingkat pertumbuhan penduduk perkotaan untuk periode 2000-2005 adalah 2,3%.
7.1. Kota-kota Utama
Republik Dominika memiliki beberapa pusat perkotaan yang memainkan peran penting dalam ekonomi, budaya, dan administrasi negara. Berikut adalah beberapa kota utama:
1. Santo Domingo:
- Populasi: Merupakan kota terbesar dan ibu kota negara. Wilayah metropolitan Santo Domingo (Greater Santo Domingo) memiliki populasi sekitar 3,6 juta jiwa (perkiraan 2024). Distrik Nasional sendiri, yang merupakan inti kota, memiliki populasi lebih dari 1 juta jiwa.
- Peran Ekonomi: Sebagai pusat politik, ekonomi, dan budaya negara, Santo Domingo adalah rumah bagi sebagian besar kegiatan industri, perdagangan, keuangan, dan jasa. Pelabuhan-pelabuhan penting seperti Haina dan Caucedo berada di dekatnya.
- Karakteristik Budaya: Kota ini kaya akan sejarah, dengan Zona Kolonial (Ciudad Colonial) yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO. Terdapat banyak museum, teater, galeri seni, dan universitas. Kehidupan malamnya semarak dan kulinernya beragam.
2. Santiago de los Caballeros (sering disebut Santiago):
- Populasi: Kota terbesar kedua di negara ini, dengan populasi wilayah metropolitan sekitar 1,2 juta jiwa, dan populasi kota inti sekitar 771.748 jiwa (sensus 2023).
- Peran Ekonomi: Merupakan pusat ekonomi dan budaya penting di wilayah Lembah Cibao yang subur, yang dikenal sebagai lumbung pangan negara. Industri utamanya meliputi manufaktur (terutama tembakau/cerutu dan tekstil), pertanian, dan jasa.
- Karakteristik Budaya: Santiago memiliki identitas regional yang kuat dan dikenal sebagai "Ciudad Corazón" (Kota Hati). Kota ini memiliki universitas-universitas penting, pusat budaya, dan tradisi karnaval yang meriah. Monumen Pahlawan Restorasi (Monumento a los Héroes de la Restauración) adalah ikon kota ini.
3. La Romana:
- Populasi: Sekitar 270.686 jiwa (sensus 2023).
- Peran Ekonomi: Penting untuk industri pariwisata, terutama dengan adanya resor mewah Casa de Campo. Pelabuhannya juga aktif, termasuk untuk kapal pesiar dan ekspor gula.
- Karakteristik Budaya: Dikenal dengan industri pariwisata dan produksi gula. Altos de Chavón, sebuah replika desa Mediterania abad ke-16 yang menjadi pusat seni dan budaya, terletak di dekat kota ini.
4. San Pedro de Macorís:
- Populasi: Sekitar 202.716 jiwa (sensus 2023).
- Peran Ekonomi: Secara historis merupakan pusat industri gula yang penting. Saat ini, ekonomi juga didukung oleh zona perdagangan bebas dan pelabuhan. Kota ini juga dikenal karena menghasilkan banyak pemain bisbol profesional.
- Karakteristik Budaya: Memiliki warisan budaya yang dipengaruhi oleh imigran dari Karibia Timur (Cocolos), yang terlihat dalam arsitektur, musik, dan tarian.
5. Higüey (Salvaleón de Higüey):
- Populasi: Sekitar 266.091 jiwa (sensus 2023).
- Peran Ekonomi: Pusat regional untuk pertanian dan perdagangan. Kedekatannya dengan kawasan wisata Punta Cana juga memberikan dampak ekonomi.
- Karakteristik Budaya: Terkenal karena Basilika Nuestra Señora de la Altagracia, sebuah gereja modern yang menjadi pusat ziarah Katolik penting di negara ini, didedikasikan untuk santa pelindung Republik Dominika.
6. San Francisco de Macorís:
- Populasi: Sekitar 217.523 jiwa (sensus 2023).
- Peran Ekonomi: Pusat pertanian penting di Lembah Cibao, terutama untuk produksi kakao, kopi, dan beras. Juga merupakan pusat perdagangan regional.
- Karakteristik Budaya: Dikenal dengan semangat aktivisme politik dan universitas-universitasnya.
7. Puerto Plata (San Felipe de Puerto Plata):
- Populasi: Sekitar 162.093 jiwa (sensus 2023).
- Peran Ekonomi: Destinasi wisata penting di pantai utara, dengan pantai, resor, dan kereta gantung ke puncak Gunung Isabel de Torres. Pelabuhannya juga aktif.
- Karakteristik Budaya: Memiliki arsitektur Victoria yang khas dan benteng San Felipe peninggalan kolonial.
Kota-kota ini, bersama dengan pusat-pusat perkotaan lainnya, mencerminkan keragaman geografis, ekonomi, dan budaya Republik Dominika. Urbanisasi yang cepat juga membawa tantangan seperti penyediaan perumahan, infrastruktur, dan layanan publik yang memadai.
7.2. Kelompok Etnis


Komposisi etnis Republik Dominika adalah hasil dari sejarah panjang interaksi antara penduduk asli Taíno, penjajah Eropa (terutama Spanyol), dan orang-orang Afrika yang dibawa sebagai budak. Saat ini, mayoritas penduduk Dominika mengidentifikasi diri sebagai keturunan campuran dari ketiga kelompok ini.
Menurut survei populasi tahun 2022:
- Campuran (Mixed): 71,7% dari populasi mengidentifikasi diri sebagai campuran. Kategori ini selanjutnya dipecah menjadi:
- Indio: 34,2% (Istilah "indio" di Republik Dominika secara historis tidak selalu merujuk pada keturunan pribumi murni, tetapi lebih sering digunakan untuk menggambarkan orang-orang dengan warna kulit antara terang dan gelap, atau keturunan campuran Eropa-Afrika-Pribumi).
- Moreno: 26,1% (Secara harfiah berarti "berkulit gelap" atau "cokelat", sering digunakan untuk orang dengan keturunan Afrika yang terlihat jelas atau campuran Afrika-Eropa).
- Mestizo: 7,7% (Di banyak negara Amerika Latin, istilah ini merujuk pada campuran Eropa-Pribumi. Di Republik Dominika, penggunaannya bisa lebih luas atau tumpang tindih dengan "indio").
- Mulatto: 3,8% (Istilah yang secara spesifik merujuk pada campuran Eropa-Afrika).
- Kulit Putih (White Dominicans): 18,7% dari populasi mengidentifikasi diri sebagai kulit putih, sebagian besar adalah keturunan Spanyol, tetapi juga mencakup keturunan dari imigran Eropa lainnya (Italia, Prancis, Jerman) dan Timur Tengah (Lebanon, Suriah, Palestina) yang telah berasimilasi.
- Kulit Hitam (Afro-Dominican): 7,4% dari populasi mengidentifikasi diri sebagai kulit hitam, merujuk pada mereka yang memiliki keturunan Afrika yang dominan.
- Lainnya: 0,3% mengidentifikasi diri sebagai kelompok lain, yang mungkin termasuk keturunan Asia Timur (Tionghoa, Jepang) atau kelompok minoritas lainnya.
Studi DNA genealogis terbaru menunjukkan bahwa susunan genetik populasi Dominika secara dominan adalah Eropa dan Afrika Sub-Sahara, dengan tingkat keturunan Pribumi Amerika yang lebih rendah. Rata-rata DNA populasi pendiri Dominika diperkirakan 73% Eropa, 10% Pribumi, dan 17% Afrika. Setelah migrasi Haiti dan Afro-Karibia, persentase keseluruhan berubah menjadi sekitar 57% Eropa, 8% Pribumi, dan 35% Afrika.
Istilah-istilah rasial di Republik Dominika seringkali bersifat cair dan dipengaruhi oleh persepsi sosial serta warna kulit, bukan hanya garis keturunan genetik yang ketat. Konsep "ras" di negara ini lebih merupakan sebuah kontinum daripada kategori yang kaku.
Isu Terkait Minoritas dan Kelompok Rentan:
- Warga Dominika Keturunan Haiti (Dominicanos de ascendencia haitiana): Kelompok ini sering menghadapi diskriminasi dan kesulitan dalam mengakses kewarganegaraan dan layanan dasar, terutama setelah putusan Mahkamah Konstitusi tahun 2013 yang secara retroaktif membatalkan kewarganegaraan bagi banyak orang yang lahir di Republik Dominika dari orang tua imigran tidak berdokumen. Situasi ini menciptakan masalah statelessness (tanpa kewarganegaraan) dan pelanggaran hak asasi manusia yang signifikan.
- Imigran Haiti: Imigran Haiti, baik yang berdokumen maupun tidak, seringkali bekerja di sektor-sektor berupah rendah dengan kondisi kerja yang buruk dan menghadapi diskriminasi serta xenofobia. Mereka rentan terhadap eksploitasi dan pengusiran paksa.
- Kelompok Minoritas Lainnya: Meskipun tidak sebesar isu terkait Haiti, kelompok minoritas lain mungkin juga menghadapi tantangan dalam hal integrasi dan representasi.
Pemerintah Dominika telah berupaya untuk mengatasi beberapa isu ini, tetapi tantangan terkait diskriminasi rasial, xenofobia, dan perlindungan hak-hak kelompok minoritas dan rentan masih memerlukan perhatian serius dari perspektif hak asasi manusia dan keadilan sosial.
7.3. Bahasa
Bahasa resmi dan bahasa yang paling banyak digunakan di Republik Dominika adalah bahasa Spanyol. Varian lokal bahasa Spanyol dikenal sebagai bahasa Spanyol Dominika, yang memiliki ciri khas dalam fonologi, kosakata, dan tata bahasa, mirip dengan dialek Spanyol Karibia lainnya dan menunjukkan pengaruh dari bahasa Spanyol Canaria. Kosakata Spanyol Dominika juga menyerap kata-kata dari bahasa-bahasa asli Taíno dan bahasa-bahasa Afrika. Meskipun ada variasi regional dalam aksen dan beberapa istilah, bahasa Spanyol Dominika dapat dipahami oleh penutur bahasa Spanyol lainnya.
Selain bahasa Spanyol, beberapa bahasa lain juga digunakan oleh kelompok-kelompok tertentu di negara ini:
- Bahasa Kreol Haiti: Merupakan bahasa minoritas terbesar, dituturkan oleh imigran Haiti dan keturunan mereka. Karena kedekatan geografis dan arus migrasi yang signifikan dari Haiti, bahasa Kreol Haiti umum terdengar di daerah perbatasan, perkebunan tebu (bateyes), dan di beberapa wilayah perkotaan.
- Bahasa Inggris: Semakin populer, terutama di daerah wisata, pusat bisnis, dan di kalangan generasi muda. Bahasa Inggris diajarkan sebagai bahasa asing wajib di sekolah-sekolah negeri dan swasta, meskipun kualitas pengajarannya bervariasi. Pengaruh budaya Amerika Serikat, pariwisata, dan diaspora Dominika di AS juga mendorong pembelajaran bahasa Inggris. Republik Dominika menempati peringkat ke-2 di Amerika Latin dan ke-23 di Dunia dalam kemahiran bahasa Inggris sebagai bahasa kedua.
- Bahasa Prancis: Juga diajarkan sebagai bahasa asing di sekolah-sekolah. Ada beberapa komunitas kecil penutur bahasa Prancis, dan kedekatannya dengan Haiti (di mana bahasa Prancis adalah salah satu bahasa resmi) memberikan sedikit pengaruh.
- Bahasa Inggris Samaná: Sebuah bahasa Kreol Inggris yang dituturkan oleh komunitas kecil keturunan Afrika-Amerika yang bermigrasi ke Semenanjung Samaná pada abad ke-19. Saat ini, jumlah penuturnya semakin berkurang dan sebagian besar adalah generasi tua.
- Bahasa Lain: Imigran dari berbagai negara membawa bahasa mereka, seperti bahasa Italia, bahasa Jerman, bahasa Mandarin, dan bahasa Arab, meskipun penggunaannya terbatas pada komunitas masing-masing.
Sistem pendidikan formal menggunakan bahasa Spanyol sebagai bahasa pengantar utama. Upaya telah dilakukan untuk meningkatkan pengajaran bahasa asing, terutama bahasa Inggris, untuk meningkatkan daya saing global dan peluang kerja.
Tabel berikut menunjukkan bahasa ibu penduduk Dominika menurut Sensus 1950:
Bahasa | Total % | Perkotaan % | Pedesaan % |
---|---|---|---|
Bahasa Spanyol | 98.00 | 97.82 | 98.06 |
Bahasa Prancis | 1.19 | 0.39 | 1.44 |
Bahasa Inggris | 0.57 | 0.96 | 0.45 |
Bahasa Arab | 0.09 | 0.35 | 0.01 |
Bahasa Italia | 0.03 | 0.10 | 0.006 |
Bahasa lainnya | 0.12 | 0.35 | 0.04 |
7.4. Agama

Mayoritas penduduk Republik Dominika menganut agama Kekristenan. Secara historis, Katolik Roma telah mendominasi praktik keagamaan di negara ini. Konkordat dengan Vatikan mengakui Katolik sebagai agama resmi dan memberikan hak-hak istimewa tertentu kepada Gereja Katolik, seperti pengakuan hukum gereja, penggunaan dana publik untuk beberapa biaya gereja, dan pembebasan penuh dari bea masuk. Meskipun demikian, konstitusi menjamin kebebasan beragama dan berkeyakinan, dan tidak ada gereja negara.
Menurut data sensus dan survei, distribusi agama utama adalah sebagai berikut:
- Katolik Roma: Sekitar 45% hingga 57% populasi mengidentifikasi diri sebagai Katolik Roma (angka bervariasi tergantung survei dan tahun). Gereja Katolik memiliki pengaruh historis yang kuat dalam budaya dan masyarakat Dominika. Terdapat dua santa pelindung Katolik di Republik Dominika: Nuestra Señora de la Altagracia (Bunda Maria dari Altagracia) dan Nuestra Señora de las Mercedes (Bunda Maria dari Kerahiman).
- Protestan/Injili: Sekitar 20% hingga 23% populasi mengidentifikasi diri sebagai Protestan atau Injili. Kelompok Protestan mulai tumbuh lebih signifikan sejak akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 dengan kedatangan misionaris dari berbagai denominasi seperti Episkopal, Metodis Bebas, Advent Hari Ketujuh, dan Moravia. Pertumbuhan gereja-gereja Injili dan Pentakosta sangat pesat dalam beberapa dekade terakhir. Tiga persen dari 10,63 juta penduduk Republik Dominika adalah Advent Hari Ketujuh.
- Tidak Beragama: Sekitar 18% hingga 28% populasi menyatakan tidak memiliki afiliasi agama, ateis, atau agnostik. Angka ini menunjukkan peningkatan tren sekularisasi, terutama di kalangan generasi muda dan di daerah perkotaan.
- Agama Lain: Kelompok agama lain yang lebih kecil meliputi:
- Spiritisme: Sekitar 2.2%
- Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir (Mormon): Sekitar 1.3%
- Buddha: Sekitar 0.1%
- Baháʼí: Sekitar 0.1%
- Agama Rakyat Tionghoa: Sekitar 0.1%
- Islam: Sekitar 0.02%
- Yudaisme: Sekitar 0.01%
Gereja Katolik mulai kehilangan dominasi kuatnya pada akhir abad ke-19 karena kurangnya pendanaan, imam, dan program dukungan. Pada saat yang sama, Evangelikalisme Protestan mulai mendapatkan dukungan yang lebih luas "dengan penekanan mereka pada tanggung jawab pribadi dan peremajaan keluarga, kewirausahaan ekonomi, dan fundamentalisme Alkitab".
Secara historis, Republik Dominika telah memberikan kebebasan beragama yang luas. Pada tahun 1950-an, pembatasan diberlakukan pada gereja-gereja oleh pemerintahan Trujillo. Surat protes dikirim terhadap penangkapan massal lawan pemerintah. Trujillo memulai kampanye melawan Gereja Katolik dan berencana untuk menangkap para imam dan uskup yang berkhotbah menentang pemerintah. Kampanye ini berakhir sebelum dilaksanakan, dengan pembunuhannya. Selama Perang Dunia II, sekelompok orang Yahudi yang melarikan diri dari Jerman Nazi melarikan diri ke Republik Dominika dan mendirikan kota Sosúa. Kota ini tetap menjadi pusat populasi Yahudi sejak saat itu.
Pengaruh agama masih terasa dalam kehidupan sehari-hari dan budaya masyarakat Dominika, meskipun tingkat partisipasi aktif dalam kegiatan keagamaan mungkin bervariasi.
7.5. Imigrasi

Republik Dominika memiliki sejarah panjang sebagai negara penerima imigran dari berbagai belahan dunia. Kebijakan imigrasi negara ini dan status para imigran seringkali menjadi isu yang kompleks dan sensitif, terutama terkait hak-hak imigran dan kelompok rentan.
Negara Asal Imigran Utama:
- Haiti: Merupakan kelompok imigran terbesar di Republik Dominika. Ratusan ribu orang Haiti, baik yang berdokumen maupun tidak, tinggal dan bekerja di negara ini, terutama di sektor pertanian (khususnya perkebunan tebu), konstruksi, dan jasa informal. Kedekatan geografis, kemiskinan dan ketidakstabilan politik di Haiti, serta permintaan tenaga kerja murah di Dominika menjadi faktor pendorong utama migrasi ini.
- Venezuela: Dalam beberapa tahun terakhir, akibat krisis politik dan ekonomi di Venezuela, terjadi peningkatan signifikan jumlah imigran dan pengungsi Venezuela di Republik Dominika.
- Amerika Serikat: Terdapat komunitas ekspatriat Amerika yang cukup besar, termasuk pensiunan dan mereka yang bekerja di sektor bisnis atau organisasi internasional. Selain itu, banyak warga Dominika-Amerika (keturunan Dominika yang lahir atau besar di AS) yang kembali atau pindah ke Republik Dominika.
- Spanyol: Sebagai bekas negara penjajah, masih ada jejak imigrasi dari Spanyol, meskipun jumlahnya tidak sebesar di masa lalu.
- Negara-negara Eropa Lainnya: Terdapat komunitas kecil imigran dari Italia, Prancis, Jerman, dan negara Eropa lainnya.
- Tiongkok: Imigrasi dari Tiongkok telah terjadi dalam beberapa gelombang, dengan komunitas Tionghoa yang aktif dalam sektor perdagangan dan restoran.
- Timur Tengah: Imigran dari Lebanon, Suriah, dan Palestina tiba pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, dan keturunan mereka telah terintegrasi dengan baik ke dalam masyarakat Dominika, banyak yang sukses di bidang bisnis dan politik (misalnya, Presiden saat ini, Luis Abinader, memiliki keturunan Lebanon).
- Negara Karibia Lainnya: Secara historis, ada migrasi dari pulau-pulau Karibia lainnya (dikenal sebagai Cocolos), terutama untuk bekerja di industri gula.
Kebijakan Imigrasi dan Status Hukum:
Kebijakan imigrasi Republik Dominika seringkali ketat dan penegakannya bervariasi. Proses untuk mendapatkan status hukum bisa rumit dan mahal bagi banyak imigran. Isu kewarganegaraan bagi anak-anak imigran yang lahir di Republik Dominika, terutama keturunan Haiti, menjadi sangat kontroversial setelah putusan Mahkamah Konstitusi tahun 2013 yang secara retroaktif membatasi hak kewarganegaraan berdasarkan jus sanguinis (hak darah) daripada jus soli (hak tanah). Hal ini menyebabkan banyak orang menjadi stateless (tanpa kewarganegaraan).
Hak-Hak Imigran dan Kelompok Rentan:
Imigran, terutama mereka yang tidak berdokumen dan berasal dari Haiti, sering menghadapi diskriminasi, eksploitasi tenaga kerja, upah rendah, kondisi kerja yang buruk, dan kesulitan mengakses layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan. Mereka juga rentan terhadap deportasi massal yang terkadang dilakukan tanpa proses hukum yang memadai. Organisasi hak asasi manusia internasional dan lokal sering menyuarakan keprihatinan tentang perlakuan terhadap imigran di Republik Dominika.
Meskipun ada tantangan ini, imigran memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi dan masyarakat Dominika dalam berbagai sektor. Upaya untuk menciptakan kebijakan imigrasi yang lebih adil, manusiawi, dan komprehensif, yang mengakui hak-hak imigran sambil menjaga kepentingan nasional, terus menjadi perdebatan penting di negara ini.
Pada abad ke-20, banyak orang Arab (dari Lebanon, Suriah, dan Palestina), Jepang, dan, pada tingkat yang lebih rendah, Korea menetap di negara itu sebagai buruh tani dan pedagang. Perusahaan-perusahaan Tiongkok menemukan bisnis di bidang telekomunikasi, pertambangan, dan perkeretaapian. Komunitas Arab meningkat dengan pesat dan diperkirakan berjumlah 80.000 jiwa.
Kelompok-kelompok imigran di negara ini termasuk orang Asia Barat-sebagian besar Lebanon, Suriah, dan Palestina; presiden saat ini, Luis Abinader, adalah keturunan Lebanon. Orang Asia Timur, Korea, Tionghoa, dan Jepang, juga dapat ditemukan. Orang Eropa diwakili sebagian besar oleh kulit putih Spanyol tetapi juga dengan populasi yang lebih kecil dari Jerman, Italia, Prancis, Inggris, Belanda, Swiss, Rusia, dan Hongaria.
Selain itu, ada keturunan imigran yang datang dari pulau-pulau Karibia lainnya, termasuk St. Kitts dan Nevis, Antigua, St. Vincent, Montserrat, Tortola, St. Croix, St. Thomas, dan Guadeloupe. Mereka dikenal secara lokal sebagai Cocolos. Mereka bekerja di perkebunan tebu dan dermaga dan menetap terutama di kota San Pedro de Macorís dan Puerto Plata. Imigran Puerto Riko, dan pada tingkat yang lebih rendah, Kuba melarikan diri ke Republik Dominika dari pertengahan 1800-an hingga sekitar tahun 1940 karena ekonomi yang buruk dan kerusuhan sosial di negara asal masing-masing. Banyak imigran Puerto Riko menetap di Higüey, di antara kota-kota lain, dan dengan cepat berasimilasi karena budaya yang serupa. Sebelum dan selama Perang Dunia II, 800 pengungsi Yahudi pindah ke Republik Dominika.
Banyak imigran datang dari negara-negara Karibia lainnya, karena negara ini menawarkan peluang ekonomi. Ada banyak orang Haiti dan Venezuela yang tinggal di Republik Dominika, mereka adalah kelompok imigran terbesar di negara ini saat ini, dan sejumlah besar dari kedua kelompok tersebut berada di negara ini secara ilegal. Ada peningkatan jumlah imigran Puerto Riko yang kaya, memiliki bisnis dan rumah liburan di negara ini, banyak yang pensiun di sana, mereka diyakini berjumlah sekitar 10.000. Banyak orang Eropa dan Amerika (non-Puerto Riko) juga pensiun di negara ini. Sekitar 300.000 warga AS tinggal di Republik Dominika, di antaranya 250.000 adalah orang Dominika Amerika yang telah kembali ke negara itu, dan 50.000 adalah orang Amerika keturunan non-Dominika dari daratan Amerika Serikat dan wilayah AS Puerto Riko.
Sensus Republik Dominika 2010 mencatat 311.969 orang Haiti; 24.457 orang Amerika; 6.691 orang Spanyol; 5.763 orang Puerto Riko; dan 5.132 orang Venezuela. Pada tahun 2012, pemerintah Dominika melakukan survei terhadap imigran di negara itu dan menemukan bahwa ada: 329.281 orang kelahiran Haiti; 25.814 orang kelahiran AS (tidak termasuk kelahiran Puerto Riko); 7.062 orang kelahiran Spanyol; 6.083 orang kelahiran Puerto Riko; 5.417 orang kelahiran Venezuela; 3.841 orang Kuba; 3.795 orang Italia; 3.606 orang Kolombia; 2.043 orang Prancis; 1.661 orang Jerman; 1.484 orang Tionghoa; di antara yang lain. Pada paruh kedua tahun 2017, survei kedua terhadap populasi asing dilakukan di Republik Dominika. Total populasi di Republik Dominika diperkirakan 10.189.895, di antaranya 9.341.916 adalah orang Dominika tanpa latar belakang asing. Menurut survei tersebut, mayoritas orang dengan latar belakang asing berasal dari Haiti (751.080 dari 847.979, atau 88,6%), dengan rincian sebagai berikut: 497.825 adalah orang Haiti yang lahir di Haiti, 171.859 orang Haiti yang lahir di Republik Dominika dan 81.590 orang Dominika dengan orang tua Haiti. Sumber utama populasi kelahiran asing lainnya adalah Venezuela (25.872), Amerika Serikat (10.016), Spanyol (7.592), Italia (3.713), Tiongkok (3.069), Kolombia (2.642), Puerto Riko (2.356), dan Kuba (2.024).
7.5.1. Imigrasi Haiti


Haiti adalah negara tetangga Republik Dominika dan jauh lebih miskin, kurang berkembang, dan merupakan negara paling tidak berkembang di belahan bumi barat. Pada tahun 2003, 80% dari seluruh penduduk Haiti miskin (54% hidup dalam kemiskinan absolut) dan 47,1% buta huruf. Negara berpenduduk sembilan juta orang ini juga memiliki populasi yang berkembang pesat, tetapi lebih dari dua pertiga angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan formal. PDB per kapita Haiti (PPP) adalah 1.80 K USD pada tahun 2017, atau hanya sepersepuluh dari angka Dominika. Akibatnya, ratusan ribu orang Haiti telah bermigrasi ke Republik Dominika, dengan beberapa perkiraan menyebutkan 800.000 orang Haiti di negara itu, sementara yang lain menyebutkan populasi kelahiran Haiti mencapai satu juta. Mereka biasanya bekerja dengan upah rendah dan pekerjaan tidak terampil dalam konstruksi bangunan, pembersihan rumah, dan di perkebunan tebu. Ada tuduhan bahwa beberapa imigran Haiti bekerja dalam kondisi seperti perbudakan dan dieksploitasi secara parah.
Karena kurangnya fasilitas dasar dan fasilitas medis di Haiti, sejumlah besar wanita Haiti, seringkali datang dengan beberapa masalah kesehatan, menyeberang perbatasan ke tanah Dominika. Mereka sengaja datang selama minggu-minggu terakhir kehamilan mereka untuk mendapatkan perawatan medis untuk persalinan, karena rumah sakit umum Dominika tidak menolak layanan medis berdasarkan kebangsaan atau status hukum. Statistik dari sebuah rumah sakit di Santo Domingo melaporkan bahwa lebih dari 22% persalinan dilakukan oleh ibu-ibu Haiti.
Haiti juga menderita degradasi lingkungan yang parah. Deforestasi merajalela di Haiti; saat ini kurang dari 4 persen hutan Haiti yang tersisa, dan di banyak tempat tanah telah terkikis hingga ke batuan dasar. Warga Haiti membakar arang kayu untuk 60% produksi energi domestik mereka. Karena Haiti kehabisan bahan tanaman untuk dibakar, beberapa penyelundup Haiti telah menciptakan pasar gelap arang di sisi Dominika. Perkiraan konservatif menghitung pergerakan ilegal 115 ton arang per minggu dari Republik Dominika ke Haiti. Pejabat Dominika memperkirakan bahwa setidaknya 10 truk per minggu melintasi perbatasan dengan muatan arang.
Pada tahun 2005, Presiden Dominika Leonel Fernández mengkritik pengusiran kolektif orang Haiti yang telah terjadi "dengan cara yang kasar dan tidak manusiawi". Setelah delegasi PBB mengeluarkan laporan awal yang menyatakan bahwa mereka menemukan masalah rasisme dan diskriminasi yang mendalam terhadap orang-orang keturunan Haiti, Menteri Luar Negeri Dominika Carlos Morales Troncoso mengeluarkan pernyataan resmi yang mengecamnya, menegaskan bahwa "perbatasan kami dengan Haiti memiliki masalahnya sendiri; ini adalah realitas kami dan harus dipahami. Penting untuk tidak mencampuradukkan kedaulatan nasional dengan ketidakpedulian, dan tidak mencampuradukkan keamanan dengan xenofobia."
Warga negara Haiti mengirimkan total setengah miliar dolar setiap tahun dalam bentuk pengiriman uang dari Republik Dominika ke Haiti, menurut Bank Dunia. Pemerintah Republik Dominika menginvestasikan total 16 miliar peso dalam layanan kesehatan yang ditawarkan kepada pasien asing pada tahun 2013-2016, menurut data resmi, yang mencakup biaya medis dalam transfusi darah, analisis klinis, operasi, dan perawatan lainnya. Menurut laporan resmi, negara ini menghabiskan lebih dari lima miliar peso Dominika setiap tahun untuk perawatan wanita hamil yang melintasi perbatasan siap untuk melahirkan.
Anak-anak imigran Haiti berhak atas kewarganegaraan Haiti, tetapi mereka mungkin ditolak oleh Haiti karena kurangnya dokumen atau saksi yang tepat. Human Rights Watch memperkirakan bahwa 70.000 imigran Haiti yang terdokumentasi dan 1.930.000 imigran tidak terdokumentasi tinggal di Republik Dominika. Republik Dominika juga merupakan rumah bagi 114.050 imigran ilegal dari Venezuela.
Isu hak asasi manusia para imigran Haiti dan keturunan Dominika-Haiti menjadi perhatian utama. Banyak yang menghadapi diskriminasi, eksploitasi, dan ketidakpastian hukum. Kebijakan imigrasi dan kewarganegaraan Dominika sering dikritik karena dampaknya terhadap kelompok rentan ini, menciptakan situasi statelessness dan menghambat akses ke layanan dasar. Perspektif hak asasi manusia menuntut perlakuan yang adil dan manusiawi terhadap semua imigran, serta solusi yang menghormati hukum internasional dan martabat manusia.
7.6. Emigrasi

Republik Dominika memiliki sejarah emigrasi yang signifikan, terutama sejak pertengahan abad ke-20. Faktor-faktor ekonomi, politik, dan sosial telah mendorong banyak warga Dominika untuk mencari peluang di luar negeri.
Negara Tujuan Utama:
- Amerika Serikat: Merupakan negara tujuan utama bagi emigran Dominika. Komunitas Dominika-Amerika sangat besar dan terkonsentrasi di kota-kota seperti New York (khususnya Washington Heights), New Jersey, Florida, Massachusetts, dan Pennsylvania. Diaspora ini memainkan peran penting dalam ekonomi Dominika melalui pengiriman uang (remitansi) dan investasi.
- Spanyol: Menjadi negara tujuan penting kedua, terutama karena ikatan historis dan bahasa. Komunitas Dominika yang signifikan terdapat di kota-kota seperti Madrid dan Barcelona.
- Puerto Riko: Meskipun merupakan wilayah AS, Puerto Riko secara historis menjadi tujuan migrasi bagi warga Dominika karena kedekatan geografis dan budaya. Namun, tren ini agak berbalik dalam beberapa tahun terakhir akibat krisis ekonomi di Puerto Riko.
- Negara-negara Eropa Lainnya: Italia, Swiss, dan Belanda juga memiliki komunitas Dominika yang lebih kecil.
- Negara-negara Amerika Latin Lainnya: Sejumlah kecil warga Dominika juga bermigrasi ke negara-negara Amerika Latin lainnya seperti Venezuela (sebelum krisisnya) dan Argentina.
Latar Belakang Emigrasi:
- Gelombang Pertama (1960-an): Dimulai setelah pembunuhan diktator Rafael Trujillo pada tahun 1961. Ketidakpastian politik, represi, dan pembukaan pembatasan perjalanan oleh AS (terutama setelah intervensi AS tahun 1965) memicu gelombang emigrasi ini.
- Gelombang Kedua (1966-1978): Berlanjut di bawah pemerintahan Joaquín Balaguer, didorong oleh pengangguran yang tinggi dan represi politik terhadap oposisi. Jaringan komunitas yang telah terbentuk di AS membantu kedatangan berikutnya.
- Gelombang Ketiga (Awal 1980-an hingga Sekarang): Dipicu oleh masalah ekonomi seperti pengangguran, inflasi, dan devaluasi peso. Pencarian peluang ekonomi yang lebih baik tetap menjadi alasan utama emigrasi hingga saat ini.
Dampak Ekonomi dan Diaspora:
- Pengiriman Uang (Remitansi): Merupakan sumber devisa yang sangat penting bagi ekonomi Dominika, menyumbang sebagian signifikan dari PDB. Remitansi membantu banyak keluarga untuk memenuhi kebutuhan dasar, pendidikan, dan perumahan.
- Diaspora Aktif: Komunitas Dominika di luar negeri seringkali tetap terhubung dengan tanah air mereka, baik secara ekonomi, politik, maupun budaya. Mereka berpartisipasi dalam pemilihan umum Dominika (jika memenuhi syarat), mengirimkan barang, dan mempromosikan budaya Dominika di luar negeri. Banyak warga Dominika-Amerika yang telah mencapai kesuksesan di berbagai bidang di AS.
Meskipun emigrasi memberikan manfaat ekonomi melalui remitansi, hal ini juga dapat menyebabkan "brain drain" (kehilangan tenaga terampil) dan dampak sosial seperti perpisahan keluarga. Pemerintah Dominika telah berupaya untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan diaspora dan mendorong partisipasi mereka dalam pembangunan negara. Pada tahun 2012, diperkirakan ada sekitar 1,7 juta orang keturunan Dominika di AS. Ada juga imigrasi Dominika yang berkembang ke Puerto Riko, dengan hampir 70.000 orang Dominika tinggal di sana pada tahun 2010. Meskipun jumlah itu perlahan menurun dan tren imigrasi telah berbalik karena krisis ekonomi Puerto Riko pada tahun 2016. Terdapat populasi Dominika yang signifikan di Spanyol.
7.7. Pendidikan

Sistem pendidikan di Republik Dominika diatur oleh Kementerian Pendidikan dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (MESCyT). Pendidikan adalah hak semua warga negara dan kaum muda. Meskipun telah ada kemajuan dalam beberapa dekade terakhir, sektor pendidikan masih menghadapi tantangan signifikan terkait kualitas, aksesibilitas, dan kesetaraan.
Struktur Sistem Pendidikan:
- Pendidikan Pra-Sekolah (Educación Inicial): Ditujukan untuk anak-anak usia 2-4 tahun dan 4-6 tahun. Tahun terakhir pendidikan pra-sekolah (untuk usia 5 tahun) bersifat wajib.
- Pendidikan Dasar (Educación Básica): Bersifat wajib dan melayani populasi usia 6-14 tahun, dibagi menjadi dua siklus. Kurikulum mencakup mata pelajaran inti seperti bahasa Spanyol, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu sosial, dan pendidikan jasmani.
- Pendidikan Menengah (Educación Secundaria): Tidak wajib, meskipun negara berkewajiban untuk menawarkannya secara gratis. Ditujukan untuk usia 14-18 tahun dan terdiri dari inti umum selama empat tahun dan tiga mode studi selama dua tahun yang ditawarkan dalam tiga pilihan berbeda: umum atau akademik, kejuruan (industri, pertanian, dan jasa), dan seni.
- Pendidikan Tinggi (Educación Superior): Terdiri dari institut dan universitas. Institut menawarkan program tingkat teknis yang lebih tinggi. Universitas menawarkan program teknis, sarjana (grado), dan pascasarjana (postgrado). Universidad Autónoma de Santo Domingo (UASD), didirikan pada tahun 1538, adalah universitas tertua di benua Amerika dan merupakan universitas negeri utama. Terdapat juga banyak universitas swasta.
Indikator Pendidikan Utama:
- Tingkat Melek Huruf: Tingkat melek huruf orang dewasa (15 tahun ke atas) telah meningkat secara signifikan, mencapai sekitar 94% pada tahun-tahun terakhir.
- Partisipasi Sekolah: Angka partisipasi sekolah di tingkat dasar cukup tinggi, tetapi angka putus sekolah meningkat di tingkat menengah.
- Kualitas Pendidikan: Kualitas pendidikan seringkali menjadi perhatian, dengan hasil tes standar nasional dan internasional yang menunjukkan perlunya perbaikan, terutama di sekolah-sekolah negeri.
Masalah Pendidikan dan Upaya Perbaikan:
- Kurangnya Sumber Daya: Meskipun anggaran pendidikan telah ditingkatkan (setelah kampanye publik yang menuntut 4% PDB untuk pendidikan), sumber daya masih terbatas, terutama untuk infrastruktur sekolah, bahan ajar, dan gaji guru.
- Kualitas Guru: Pelatihan dan pengembangan profesional guru menjadi prioritas untuk meningkatkan kualitas pengajaran. Gaji guru yang rendah juga menjadi tantangan dalam menarik dan mempertahankan tenaga pengajar berkualitas.
- Kurikulum: Ada upaya berkelanjutan untuk mereformasi kurikulum agar lebih relevan dengan kebutuhan abad ke-21 dan pasar kerja.
- Kesenjangan: Terdapat kesenjangan kualitas pendidikan antara sekolah negeri dan swasta, serta antara daerah perkotaan dan pedesaan. Akses ke pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin dan kelompok rentan masih menjadi tantangan.
- Pendidikan Kejuruan dan Teknis: Diperlukan penguatan pendidikan kejuruan dan teknis untuk mempersiapkan kaum muda dengan keterampilan yang dibutuhkan oleh pasar kerja.
Pemerintah dan masyarakat sipil telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan sistem pendidikan, termasuk program pelatihan guru, pembangunan sekolah baru, penyediaan buku pelajaran gratis, dan inisiatif untuk meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan. Republik Dominika menduduki peringkat ke-97 dalam Indeks Inovasi Global pada tahun 2024, turun dari peringkat ke-87 pada tahun 2019.
7.8. Kesehatan
Sistem layanan kesehatan di Republik Dominika terdiri dari sektor publik dan swasta, namun menghadapi berbagai tantangan terkait aksesibilitas, kualitas, dan pendanaan, terutama bagi kelompok rentan.
Indikator Kesehatan Utama:
- Angka Harapan Hidup: Telah meningkat secara signifikan, mencapai sekitar 74 tahun (bervariasi sedikit antara laki-laki dan perempuan).
- Angka Kematian Bayi dan Anak: Telah menurun, tetapi masih lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara berpenghasilan serupa di kawasan tersebut. Penyebab utama kematian bayi termasuk komplikasi neonatal dan penyakit menular.
- Angka Kematian Ibu: Juga masih relatif tinggi, menunjukkan perlunya peningkatan layanan kesehatan ibu.
- Beban Penyakit: Negara ini menghadapi beban ganda penyakit, yaitu penyakit menular (seperti HIV/AIDS, tuberkulosis, dan penyakit yang ditularkan melalui vektor seperti demam berdarah dan chikungunya) serta peningkatan penyakit tidak menular (seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker) yang terkait dengan perubahan gaya hidup dan penuaan populasi.
- Status Gizi: Meskipun ada kemajuan, masalah gizi seperti stunting (kekerdilan) pada anak-anak dan obesitas pada orang dewasa masih ada.
Sistem Layanan Kesehatan:
- Sektor Publik: Dikelola oleh Kementerian Kesehatan Masyarakat dan Kesejahteraan Sosial (Ministerio de Salud Pública y Asistencia Social - MSPAS). Layanan disediakan melalui jaringan rumah sakit umum, klinik primer (Unidades de Atención Primaria - UNAP), dan pusat kesehatan lainnya. Layanan di sektor publik umumnya berbiaya rendah atau gratis, tetapi seringkali menghadapi masalah kekurangan sumber daya, peralatan medis yang usang, antrian panjang, dan kualitas layanan yang bervariasi.
- Sektor Swasta: Menyediakan layanan kesehatan melalui rumah sakit swasta, klinik, dan praktik dokter swasta. Kualitas layanan di sektor swasta umumnya lebih baik, tetapi biayanya jauh lebih mahal, sehingga tidak terjangkau bagi sebagian besar penduduk.
- Jaminan Sosial Kesehatan: Sistem Jaminan Sosial Nasional (Sistema Dominicano de Seguridad Social - SDSS) mencakup asuransi kesehatan (Seguro Familiar de Salud - SFS) yang bertujuan untuk memberikan cakupan universal. Terdapat tiga skema utama: kontributif (untuk pekerja formal), bersubsidi (untuk kelompok miskin dan rentan), dan kontributif-bersubsidi (untuk pekerja mandiri). Implementasi SDSS telah meningkatkan cakupan asuransi kesehatan, tetapi tantangan dalam hal pendanaan, efisiensi, dan kualitas layanan tetap ada.
Masalah Kesehatan Masyarakat:
- Aksesibilitas Layanan bagi Kelompok Rentan: Meskipun ada skema bersubsidi, kelompok miskin, penduduk di daerah pedesaan terpencil, imigran (terutama yang tidak berdokumen), dan kelompok minoritas lainnya sering menghadapi kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan berkualitas.
- Penyakit Menular: HIV/AIDS, tuberkulosis, dan penyakit tropis yang ditularkan vektor masih menjadi masalah kesehatan masyarakat.
- Kesehatan Ibu dan Anak: Tingkat kematian ibu dan bayi yang relatif tinggi menunjukkan perlunya penguatan layanan kesehatan reproduksi, persalinan yang aman, dan perawatan neonatal.
- Penyakit Tidak Menular: Meningkatnya prevalensi penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung membutuhkan upaya pencegahan dan pengelolaan yang lebih baik.
- Air Bersih dan Sanitasi: Akses terbatas terhadap air bersih dan sanitasi yang layak di beberapa daerah berkontribusi pada penyebaran penyakit.
Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan sistem kesehatan melalui reformasi, peningkatan anggaran, dan program-program kesehatan masyarakat. Namun, tantangan struktural dan finansial yang signifikan masih perlu diatasi untuk mencapai layanan kesehatan yang berkualitas, merata, dan berkelanjutan bagi seluruh penduduk. Pada tahun 2020, Republik Dominika memiliki perkiraan angka kelahiran 18,5 per 1000 dan angka kematian 6,3 per 1000. Dalam Indeks Kelaparan Global (GHI) 2024, Republik Dominika menempati peringkat ke-41 dari 127 negara dengan data yang cukup. Skor GHI Republik Dominika adalah 7,8, yang menunjukkan tingkat kelaparan yang rendah.
7.9. Kejahatan dan Keamanan Publik
Republik Dominika, seperti banyak negara lain di kawasan Karibia dan Amerika Latin, menghadapi tantangan terkait kejahatan dan keamanan publik. Isu-isu ini berdampak pada kualitas hidup warga negara dan persepsi internasional terhadap negara tersebut, termasuk sektor pariwisata.
Jenis Kejahatan Utama:
- Kejahatan Jalanan: Perampokan (termasuk perampokan bersenjata), penjambretan, dan pencurian adalah jenis kejahatan yang relatif umum, terutama di daerah perkotaan dan kawasan wisata. Turis dan penduduk lokal bisa menjadi target.
- Kejahatan Properti: Pembobolan rumah dan pencurian kendaraan juga terjadi.
- Kejahatan Kekerasan: Tingkat pembunuhan (homicide rate) di Republik Dominika lebih tinggi dibandingkan banyak negara maju, meskipun telah ada upaya untuk menurunkannya. Pada tahun 2012, angka pembunuhan adalah 22,1 per 100.000 penduduk, dengan total 2.268 pembunuhan. Kekerasan terkait geng dan narkoba juga menjadi masalah.
- Perdagangan Narkoba: Lokasi geografis Republik Dominika menjadikannya titik transit penting untuk perdagangan narkoba dari Amerika Selatan ke Amerika Utara dan Eropa. Hal ini memicu kekerasan terkait kartel dan pencucian uang.
- Kejahatan Terorganisir: Selain perdagangan narkoba, kejahatan terorganisir lainnya seperti perdagangan manusia dan penyelundupan juga ada.
- Korupsi: Korupsi di lembaga-lembaga publik, termasuk kepolisian dan sistem peradilan, dapat melemahkan upaya penegakan hukum dan pemberantasan kejahatan.
Tren Tingkat Kejahatan dan Status Keamanan Publik:
Tingkat kejahatan dapat berfluktuasi dari tahun ke tahun dan bervariasi antar wilayah. Pemerintah sering melaporkan upaya dan keberhasilan dalam mengurangi jenis kejahatan tertentu, tetapi persepsi publik tentang keamanan masih beragam. Daerah wisata umumnya memiliki kehadiran polisi yang lebih tinggi, tetapi wisatawan tetap diimbau untuk waspada.
Upaya Pemerintah dalam Pencegahan dan Penanggulangan Kejahatan:
Pemerintah Republik Dominika telah mengambil berbagai langkah untuk mengatasi masalah kejahatan dan meningkatkan keamanan publik, antara lain:
- Penguatan Kepolisian Nasional: Upaya reformasi kepolisian, termasuk peningkatan pelatihan, peralatan, dan gaji, serta pemberantasan korupsi di internal kepolisian.
- Peningkatan Patroli dan Kehadiran Keamanan: Terutama di daerah-daerah rawan kejahatan dan kawasan wisata.
- Kerja Sama Internasional: Bekerja sama dengan negara lain, terutama Amerika Serikat, dalam memerangi perdagangan narkoba dan kejahatan transnasional.
- Program Pencegahan Kejahatan: Meluncurkan program-program yang ditujukan untuk kaum muda dan komunitas rentan untuk mencegah keterlibatan dalam kejahatan.
- Reformasi Sistem Peradilan: Upaya untuk meningkatkan efisiensi dan independensi sistem peradilan dalam menangani kasus-kasus kriminal.
Meskipun ada upaya-upaya ini, tantangan dalam memberantas kejahatan dan memastikan keamanan publik yang optimal masih besar. Faktor-faktor sosial ekonomi seperti kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan sosial juga berkontribusi terhadap masalah kejahatan. Perlakuan yang seringkali ringan terhadap pelaku kejahatan kekerasan telah menjadi sumber kontroversi lokal yang berkelanjutan. Pada April 2010, lima remaja, berusia 15 hingga 17 tahun, menembak dan membunuh dua sopir taksi dan membunuh lima lainnya dengan memaksa mereka meminum asam pembersih saluran air. Pada 24 September 2010, para remaja tersebut dijatuhi hukuman penjara tiga hingga lima tahun, meskipun ada protes dari keluarga sopir taksi.
8. Budaya
Budaya Republik Dominika adalah perpaduan kaya pengaruh Eropa, Afrika, dan Taíno. Bagian ini akan menjelajahi berbagai aspek budaya termasuk gaya arsitekturnya yang beragam, perkembangan seni rupa dan sastra, genre musik dan tarian yang ikonik seperti Merengue dan Bachata, kontribusi dalam dunia mode, keunikan kuliner lokal, simbol-simbol nasional yang penting, peran olahraga terutama bisbol, serta hari-hari libur nasional yang dirayakan.

Budaya Republik Dominika adalah perpaduan yang kaya dan dinamis dari berbagai pengaruh, terutama Eropa (Spanyol), Afrika, dan unsur-unsur asli Taíno. Sinkretisme budaya ini terlihat jelas dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari bahasa, agama, musik, tarian, kuliner, hingga tradisi dan gaya hidup masyarakatnya. Dibandingkan dengan negara-negara Karibia lainnya, pengaruh budaya Eropa, khususnya Spanyol, relatif lebih dominan karena keberhasilan institusi kolonial Spanyol dalam proses akulturasi dan asimilasi budak Afrika, yang sedikit mengurangi intensitas pengaruh budaya Afrika murni. Namun demikian, warisan Afrika tetap kuat dan menjadi bagian integral dari identitas Dominika.
Musik dan olahraga memegang peranan sangat penting dalam budaya Dominika. Merengue dan Bachata adalah tarian dan musik nasional yang populer di seluruh dunia, sementara bisbol adalah olahraga favorit yang digemari oleh hampir semua lapisan masyarakat. Seni, sastra, dan arsitektur juga mencerminkan keragaman warisan budaya negara ini. Gaya hidup masyarakat Dominika umumnya ramah, ekspresif, dan berorientasi pada keluarga serta komunitas.
8.1. Arsitektur


Arsitektur di Republik Dominika mencerminkan perpaduan kompleks dari berbagai budaya yang telah membentuk sejarah negara ini. Pengaruh yang paling jelas terlihat adalah dari para penjajah Eropa, terutama Spanyol.
Arsitektur Kolonial Spanyol:
Gaya arsitektur kolonial Spanyol sangat menonjol di Zona Kolonial (Ciudad Colonial) di Santo Domingo, yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO. Kawasan ini adalah rumah bagi katedral, istana, biara, dan benteng pertama yang dibangun di benua Amerika. Bangunan-bangunan ini seringkali menampilkan desain yang megah, struktur Barok, dinding tebal, halaman dalam (patio), lengkungan, dan detail ornamen yang rumit. Contohnya termasuk Katedral Santa María la Menor, Alcázar de Colón, dan Benteng Ozama. Gaya ini juga mempengaruhi desain vila dan bangunan di seluruh negeri, dengan ciri khas eksterior plesteran, pintu dan jendela melengkung, serta atap genteng merah.
Pengaruh Pribumi Taíno:
Meskipun tidak banyak bangunan fisik Taíno yang bertahan, pengaruh mereka terlihat dalam penggunaan bahan-bahan alami dan adaptasi terhadap iklim tropis. Suku Taíno sangat bergantung pada kayu mahoni dan guano (daun palem kering) untuk membuat kerajinan, karya seni, perabotan, dan rumah (bohíos). Penggunaan lumpur, atap jerami, dan kayu mahoni memberikan tampilan alami pada bangunan dan perabotan di dalamnya, menyatu dengan lingkungan sekitar pulau. Beberapa teknik bangunan tradisional masih mempertahankan unsur-unsur ini.
Arsitektur Victoria:
Di beberapa kota pesisir seperti Puerto Plata dan Samaná, terdapat contoh arsitektur Victoria yang berkembang pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Gaya ini dibawa oleh imigran Eropa dan Amerika, serta dipengaruhi oleh perdagangan dengan negara-negara tersebut. Ciri khasnya meliputi penggunaan kayu yang rumit, beranda yang luas, atap pelana, dan detail ornamen dekoratif.
Arsitektur Modern dan Kontemporer:
Seiring dengan meningkatnya pariwisata dan modernisasi, arsitektur di Republik Dominika juga telah mengadopsi gaya-gaya modern dan kontemporer. Para arsitek mulai menggabungkan desain mutakhir yang menekankan kemewahan dan fungsionalitas, terutama dalam pembangunan hotel, resor, dan perumahan kelas atas. Gaya baru ini seringkali ditandai dengan garis-garis yang lebih sederhana, sudut-sudut yang tegas, jendela-jendela besar yang memaksimalkan cahaya alami dan pemandangan, serta perpaduan antara ruang dalam dan luar ruangan. Penggunaan material modern seperti beton, baja, dan kaca juga umum.
Secara keseluruhan, lanskap arsitektur Republik Dominika adalah cerminan dari sejarahnya yang kaya dan perkembangannya yang dinamis, menggabungkan tradisi kolonial dengan tren global kontemporer.
8.2. Seni Rupa
Seni rupa Republik Dominika memiliki sejarah yang kaya, berkembang dari pengaruh tradisi Eropa, Afrika, dan jejak budaya Taíno, hingga ekspresi kontemporer yang beragam. Meskipun seni yang paling dikenal secara internasional mungkin adalah lukisan berwarna cerah yang dijual di toko-toko suvenir turis, negara ini memiliki tradisi seni rupa yang kuat sejak abad ke-19.
Periode Awal (Abad ke-19):
Setelah kemerdekaan, seni rupa nasional mulai muncul. Lukisan pada masa ini seringkali berpusat pada tema-tema yang berkaitan dengan kemerdekaan nasional, adegan sejarah, potret tokoh-tokoh penting, serta lanskap dan lukisan benda mati (still life). Gaya lukisan berkisar antara Neoklasisisme dan Romantisisme, mencerminkan tren seni Eropa pada masa itu.
Awal Abad ke-20 (1920-1940):
Dunia seni dipengaruhi oleh gaya Realisme dan Impresionisme. Para seniman Dominika mulai berfokus untuk melepaskan diri dari gaya akademis sebelumnya dan mengembangkan gaya yang lebih independen dan individual. Tokoh-tokoh seperti Yoryi Morel menjadi penting dalam periode ini, dikenal karena lukisan lanskap dan potretnya yang menangkap esensi kehidupan Dominika.
Pertengahan Abad ke-20 dan Era Trujillo:
Meskipun era Trujillo (1930-1961) merupakan periode represif, seni tetap berkembang, meskipun terkadang harus menyesuaikan diri dengan agenda rezim. Beberapa seniman mengeksplorasi tema-tema sosial dan identitas nasional. Sekolah Seni Rupa Nasional (Escuela Nacional de Bellas Artes) memainkan peran penting dalam pendidikan seniman.
Seni Modern dan Kontemporer:
Setelah era Trujillo, terjadi ledakan kreativitas dan kebebasan berekspresi. Seniman-seniman Dominika mulai mengeksplorasi berbagai gaya modern seperti abstraksonisme, surealisme, dan ekspresionisme. Tema-tema yang diangkat semakin beragam, mencakup isu-isu sosial, politik, identitas, spiritualitas, dan kehidupan sehari-hari. Beberapa seniman penting dari periode ini dan seterusnya termasuk Darío Suro, Gilberto Hernández Ortega, Ramón Oviedo, Cándido Bidó, dan Ada Balcácer.
Seni rupa Dominika kontemporer sangat beragam, mencakup lukisan, patung, seni grafis, instalasi, dan media baru. Banyak seniman Dominika yang mendapatkan pengakuan internasional dan berpartisipasi dalam pameran dan biennale di seluruh dunia. Galeri seni dan museum di Santo Domingo dan kota-kota lain memainkan peran penting dalam mempromosikan seni rupa Dominika.
Selain seni rupa formal, seni kerajinan tangan (artesanía) juga sangat kaya, menghasilkan produk-produk seperti keramik, ukiran kayu, perhiasan dari ambar dan larimar (batu semi mulia khas Dominika), serta lukisan naif yang penuh warna.
8.3. Sastra
Sastra Republik Dominika memiliki sejarah yang panjang dan kaya, mencerminkan perjalanan bangsa mulai dari era kolonial, perjuangan kemerdekaan, periode kediktatoran, hingga isu-isu sosial dan politik kontemporer.
Era Kolonial dan Abad ke-19:
Pada masa kolonial, tulisan-tulisan lebih banyak bersifat kronik sejarah, religius, atau administratif. Setelah kemerdekaan pada tahun 1844, sastra nasional mulai berkembang. Tokoh penting dari abad ke-19 adalah Manuel de Jesús Galván dengan novel historisnya Enriquillo (diterbitkan secara penuh pada tahun 1882), yang dianggap sebagai salah satu karya foundational sastra Dominika dan sastra indigenista Amerika Latin. Novel ini mengisahkan pemberontakan kepala suku Taíno, Enriquillo, melawan penjajah Spanyol. Politikus, rektor, dan penulis Dominika Andrés López de Medrano (1780 - 6 Mei 1856) menjadi filsuf pencerahan pertama Republik Dominika dan mendukung kemerdekaan Dominika. Medrano terkenal karena menulis salah satu karya filosofis terpenting abad ke-19, sebuah risalah atau panduan berjudul Logika, Elemen Filsafat Modern (1814), yang menjadi buku filsafat Dominika pertama dan buku pertama yang dicetak di Republik Dominika.
Abad ke-20:
Abad ke-20 melahirkan banyak penulis Dominika terkemuka dan menyaksikan peningkatan umum dalam persepsi sastra Dominika.
- Puisi: Puisi memiliki tradisi yang kuat di Republik Dominika. Salomé Ureña adalah penyair wanita terkemuka pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Gerakan Postumismo pada awal abad ke-20, yang dipimpin oleh Domingo Moreno Jimenes, berusaha menciptakan ekspresi puitis yang khas Dominika. Pedro Mir dianggap sebagai salah satu penyair nasional terbesar, terkenal dengan puisinya "Hay un país en el mundo" (Ada sebuah negeri di dunia). Penulis lainnya seperti Manuel del Cabral (penyair utama Dominika yang tampil dalam puisi kulit hitam), dan Hector Inchustegui Cabral (dianggap sebagai salah satu suara paling menonjol dari puisi sosial Karibia abad kedua puluh) juga memberikan kontribusi signifikan.
- Prosa dan Esai: Juan Bosch, selain sebagai politisi, juga merupakan penulis cerita pendek dan esais yang produktif. Joaquín Balaguer, yang juga seorang presiden, adalah seorang penulis dan sejarawan. Emilio Rodríguez Demorizi adalah sejarawan Dominika terpenting, dengan lebih dari 1000 karya tulis. Miguel Alfonseca adalah penyair yang termasuk dalam Generasi 60. Rene del Risco adalah penyair terkenal yang merupakan peserta Gerakan 14 Juni.
- Sastra Selama Era Trujillo: Selama kediktatoran Rafael Trujillo (1930-1961), kebebasan berekspresi sangat dibatasi. Banyak penulis yang mengkritik rezim terpaksa bekerja di pengasingan atau menghadapi sensor dan penindasan. Namun, ada juga sastra yang secara implisit atau alegoris mengkritik situasi saat itu.
Sastra Kontemporer:
Setelah era Trujillo, sastra Dominika mengalami kebangkitan. Penulis mulai mengeksplorasi tema-tema yang lebih beragam, termasuk dampak kediktatoran, identitas, migrasi, isu sosial, dan kehidupan perkotaan.
- Diaspora Dominika: Penulis Dominika yang tinggal di Amerika Serikat, seperti Junot Díaz (pemenang Penghargaan Pulitzer untuk Fiksi tahun 2008 untuk novelnya The Brief Wondrous Life of Oscar Wao), Julia Alvarez, dan Angie Cruz, telah mendapatkan pengakuan internasional dan membawa perspektif diaspora ke dalam sastra Dominika dan Amerika.
- Penulis di Dalam Negeri: Penulis kontemporer di Republik Dominika terus menghasilkan karya-karya penting dalam berbagai genre. Frank Báez (pemenang Hadiah Pertama Pameran Buku Santo Domingo 2006) dan Mateo Morrison adalah beberapa di antaranya. Generasi baru penulis terus muncul, mengeksplorasi suara dan tema baru.
Sastra Republik Dominika mencerminkan kompleksitas sejarah dan masyarakatnya, serta hubungannya dengan dunia luar, terutama Karibia, Amerika Latin, dan Amerika Serikat.
8.4. Musik dan Tarian


Musik dan tarian adalah bagian integral dari budaya dan kehidupan sehari-hari di Republik Dominika, dikenal di seluruh dunia karena ritme yang hidup dan khas. Dua genre musik dan tarian nasional yang paling ikonik adalah Merengue dan Bachata.
Merengue:
Merengue dianggap sebagai musik dan tarian nasional Republik Dominika. Genre ini memiliki tempo yang cepat dan bersemangat, biasanya antara 120 hingga 160 ketukan per menit. Musik merengue didasarkan pada elemen musik seperti drum, instrumen tiup logam (terompet, saksofon), instrumen berdawai (gitar, piano atau keyboard), dan akordeon. Instrumen perkusi khas Dominika seperti tambora (drum dua sisi) dan güira (alat musik gesek logam) memberikan karakter ritmis yang unik. Ketukan sinkopasinya sangat menular dan mendorong orang untuk menari. Merengue dipromosikan secara internasional antara tahun 1937 dan 1950 oleh grup-grup Dominika. Radio, televisi, dan media internasional semakin mempopulerkannya. Beberapa penampil merengue terkenal termasuk Juan Luis Guerra, Wilfrido Vargas, Johnny Ventura, Los Hermanos Rosario, Fernando Villalona, Eddy Herrera, Sergio Vargas, Toño Rosario, Milly Quezada, dan Chichí Peralta.
Bachata:
Bachata adalah bentuk musik dan tarian lain yang berasal dari daerah pedesaan dan lingkungan pinggiran kota Republik Dominika. Awalnya dianggap sebagai musik kelas bawah dan sering dikaitkan dengan tema-tema romantis, terutama kisah patah hati dan kesedihan. Nama asli untuk genre ini adalah amargue ("kepahitan" atau "musik pahit"). Bachata tumbuh dari gaya romantis pan-Amerika Latin yang disebut bolero dan dipengaruhi oleh merengue serta berbagai gaya gitar Amerika Latin. Dalam beberapa dekade terakhir, bachata telah mendapatkan popularitas internasional yang luar biasa, dengan artis-artis seperti Romeo Santos (dari grup Aventura), Juan Luis Guerra (yang juga memainkan bachata), Prince Royce, dan Frank Reyes yang membawa genre ini ke panggung dunia.
Palo:
Palo, juga dikenal sebagai Atabales, adalah musik sakral Afro-Dominika yang dapat ditemukan di seluruh pulau. Drum dan suara manusia adalah instrumen utama. Palo dimainkan pada upacara keagamaan-biasanya bertepatan dengan hari raya santo pelindung-serta untuk pesta sekuler dan acara-acara khusus. Akarnya berasal dari wilayah Kongo di Afrika tengah-barat, tetapi dicampur dengan pengaruh Eropa dalam melodi.
Musik Lainnya:
- Salsa: Meskipun bukan berasal dari Republik Dominika, salsa sangat populer di negara ini. Musisi Dominika seperti Johnny Pacheco, salah satu pendiri Fania All-Stars, memainkan peran penting dalam pengembangan dan popularisasi salsa secara global.
- Son: Genre musik Kuba ini juga memiliki pengaruh dan popularitas di Republik Dominika.
- Rock dan Reggaeton Dominika: Genre musik modern seperti rock dan reggaeton juga populer di kalangan generasi muda, dengan banyak artis berbasis di Santo Domingo dan Santiago.
- Musik Tradisional dan Folklor: Terdapat juga berbagai bentuk musik dan tarian tradisional lainnya yang terkait dengan festival dan perayaan budaya tertentu.
Musik dan tarian bukan hanya hiburan tetapi juga merupakan ekspresi penting dari identitas nasional dan sosial di Republik Dominika.
8.5. Mode
Industri mode di Republik Dominika telah berkembang dan mendapatkan pengakuan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Negara ini memiliki salah satu dari sepuluh sekolah desain terpenting di kawasan tersebut, La Escuela de Diseño de Altos de Chavón, yang menjadikan negara ini pemain kunci dalam dunia mode dan desain.
Salah satu tokoh mode paling terkenal yang lahir di Republik Dominika adalah Oscar de la Renta. Lahir pada tahun 1932, de la Renta kemudian menjadi warga negara AS pada tahun 1971. Ia memulai karirnya di Spanyol dan Paris sebelum pindah ke New York. Pada tahun 1963, ia telah memiliki label desain sendiri. Karyanya dikenal karena menggabungkan keanggunan mode Prancis dan Spanyol dengan gaya Amerika, menciptakan pakaian yang feminin, mewah, dan abadi. Meskipun ia menetap di New York, de la Renta juga memasarkan karyanya di Amerika Latin, di mana karyanya menjadi sangat populer. Ia tetap aktif di negara asalnya, Republik Dominika, di mana kegiatan amalnya dan pencapaian pribadinya membuatnya mendapatkan penghargaan Juan Pablo Duarte Order of Merit dan Order of Cristóbal Colón. Oscar de la Renta meninggal pada tahun 2014.
Selain Oscar de la Renta, ada banyak desainer Dominika lainnya yang berkontribusi pada industri mode. Beberapa desainer kontemporer yang patut diperhatikan termasuk Sully Bonnelly, Jenny Polanco (mendiang), Leonel Lirio, dan Giannina Azar. Karya mereka seringkali mencerminkan kekayaan budaya Dominika, menggunakan warna-warna cerah, bahan-bahan alami, dan inspirasi dari tradisi lokal.
Pekan mode seperti DominicanaModa telah menjadi platform penting bagi para desainer Dominika untuk memamerkan koleksi mereka dan mendapatkan perhatian dari pembeli dan media internasional. Industri mode di Republik Dominika tidak hanya mencakup pakaian kelas atas (haute couture) tetapi juga pakaian siap pakai (ready-to-wear), pakaian renang, dan aksesoris.
Pakaian Tradisional:
Meskipun tidak ada satu "pakaian nasional" yang kaku, beberapa elemen pakaian tradisional masih terlihat dalam festival dan acara budaya. Untuk wanita, gaun panjang berwarna cerah dengan rok lebar dan hiasan ruffles terkadang dikenakan. Pria mungkin mengenakan chacabana (juga dikenal sebagai guayabera di negara lain), kemeja linen atau katun lengan panjang atau pendek yang ringan dan sering dihiasi bordir, yang cocok untuk iklim tropis. Warna putih adalah warna umum untuk chacabana.
Secara keseluruhan, industri mode Republik Dominika terus berkembang, didukung oleh bakat-bakat lokal dan meningkatnya apresiasi terhadap desain yang unik dan terinspirasi budaya.
8.6. Kuliner
Kuliner Republik Dominika adalah perpaduan rasa yang lezat dari pengaruh utama Spanyol, Taíno (penduduk asli), dan Afrika. Masakan khasnya mirip dengan yang dapat ditemukan di negara-negara Amerika Latin lainnya, tetapi memiliki sentuhan dan hidangan khasnya sendiri. Makanan cenderung lebih banyak menggunakan daging dan pati daripada produk susu dan sayuran.
Hidangan Utama dan Bahan Pokok:
- Nasi (Arroz): Merupakan makanan pokok utama. Hidangan populer adalah La Bandera Dominicana (Bendera Dominika), yang terdiri dari nasi putih, kacang merah (habichuelas guisadas), dan daging (biasanya ayam, sapi, atau babi). Ini adalah makan siang yang paling umum.
- Kacang-kacangan (Habichuelas): Kacang merah, kacang hitam, dan kacang polong adalah bagian penting dari diet, sering dimasak sebagai sup atau pendamping nasi.
- Daging (Carne): Ayam (pollo), babi (cerdo), dan sapi (res) adalah daging yang umum dikonsumsi, seringkali direbus, digoreng, atau dipanggang. Chicharrón (kulit babi goreng renyah) adalah camilan populer. Sosis Dominika (longaniza) juga umum.
- Umbi-umbian: Pisang tanduk (plátanos) sangat serbaguna, dimasak saat hijau (misalnya, tostones - pisang hijau goreng yang dipipihkan, mangú - pisang hijau tumbuk) atau saat matang (misalnya, maduros - pisang matang goreng). Singkong (yuca), ubi jalar (batata), dan ñame (sejenis talas/ubi) juga banyak digunakan, direbus, digoreng, atau dibuat puree. Casabe adalah roti pipih renyah yang terbuat dari yuca, warisan dari suku Taíno.
- Sofrito: Banyak hidangan dibuat dengan sofrito, yaitu campuran bumbu dasar dari bawang bombay, bawang putih, paprika, tomat, ketumbar, dan bumbu lainnya yang ditumis untuk mengeluarkan rasa.
Hidangan Populer Lainnya:
- Sancocho: Sup kental yang kaya rasa, sering dibuat dengan tujuh jenis daging yang berbeda, berbagai umbi-umbian, dan sayuran. Dianggap sebagai hidangan nasional dan sering disajikan pada acara-acara khusus.
- Pasteles en hoja: Mirip dengan tamale, terbuat dari adonan pisang hijau atau yuca yang diisi dengan daging, kemudian dibungkus daun pisang dan direbus.
- Pastelitos: Empanada versi Dominika, yaitu kue kering berisi daging, keju, atau sayuran.
- Chimichurris (Chimi): Burger ala Dominika, biasanya dijual oleh pedagang kaki lima.
- Bulgur (Trigo): Di pesisir selatan-tengah, bulgur adalah bahan utama dalam quipes (mirip kibbeh Lebanon) atau tipili (salad bulgur).
Makanan Penutup (Postres):
- Arroz con Leche (atau Arroz con Dulce): Puding nasi manis.
- Bizcocho Dominicano: Kue khas Dominika, biasanya kue bolu dengan isian nanas atau jambu biji dan dilapisi suspiro (meringue frosting).
- Habichuelas con Dulce: Makanan penutup unik yang terbuat dari kacang merah manis, santan, susu, ubi jalar, dan bumbu (kayu manis, cengkeh). Biasanya disajikan selama Prapaskah.
- Flan: Puding karamel.
- Dulce de Leche: Selai susu karamel.
- Frío Frío: Es serut dengan sirup buah.
- Caña: Tebu yang dikunyah untuk diambil airnya.
- Chaca (juga disebut maiz caqueao/casqueado, maiz con dulce, dan maiz con leche): Ditemukan hanya di provinsi selatan negara itu seperti San Juan.
Minuman (Bebidas):
- Morir Soñando: Minuman populer yang terbuat dari jus jeruk dan susu.
- Rum (Ron): Republik Dominika terkenal dengan rum berkualitas tinggi, seperti Brugal, Barceló, dan Bermúdez.
- Bir (Cerveza): Presidente adalah merek bir lokal yang paling populer.
- Mama Juana: Minuman beralkohol yang dibuat dengan merendam rum, anggur merah, dan madu dengan kulit pohon dan herbal. Dipercaya memiliki khasiat afrodisiak dan obat.
- Batidas: Smoothie buah segar.
- Jugos Naturales: Jus buah segar.
- Mabí: Minuman yang terbuat dari kulit pohon mabí.
- Kopi (Café): Kopi Dominika terkenal dengan kualitasnya.
Budaya kuliner Republik Dominika adalah cerminan dari sejarah, geografi, dan keragaman penduduknya, menawarkan berbagai rasa yang kaya dan memuaskan.
8.7. Simbol Nasional
Republik Dominika memiliki beberapa simbol nasional yang penting yang melambangkan identitas, sejarah, dan nilai-nilai negara. Ini termasuk bendera, lambang negara, lagu kebangsaan, serta flora dan fauna nasional.
- Bendera Nasional (Bandera Nacional): Bendera Republik Dominika memiliki desain salib putih besar yang membaginya menjadi empat persegi panjang. Dua persegi panjang berwarna biru dan dua berwarna merah. Warna-warna ini memiliki makna simbolis:
- Merah: Melambangkan darah yang ditumpahkan oleh para pejuang kemerdekaan.
- Biru: Mengekspresikan perlindungan Tuhan atas bangsa dan melambangkan cita-cita kemajuan dan kebebasan.
- Salib Putih: Melambangkan perjuangan para pembebas untuk mewariskan bangsa yang bebas kepada generasi mendatang, serta simbol perdamaian dan persatuan di antara rakyat Dominika.
Di tengah salib terdapat lambang negara.
- Lambang Negara (Escudo Nacional): Lambang negara Republik Dominika memiliki perisai dengan warna bendera, yang di dalamnya terdapat Alkitab terbuka, salib emas, dan enam tombak (awalnya anak panah). Alkitab secara tradisional melambangkan kebenaran dan cahaya. Salib emas melambangkan penebusan dari perbudakan, dan tombak melambangkan para prajurit yang gagah berani dan militer yang bangga. Perisai ini diapit oleh cabang zaitun (di sebelah kiri) yang melambangkan perdamaian, dan cabang palem (di sebelah kanan) yang melambangkan kebebasan. Di atas perisai terdapat pita biru dengan semboyan nasional: "Dios, Patria, Libertad" (Tuhan, Tanah Air, Kebebasan). Di bawah perisai terdapat pita merah dengan tulisan "República Dominicana". Penggambaran Alkitab yang terbuka di bendera (melalui lambang negara) adalah unik di antara semua bendera di dunia.
- Lagu Kebangsaan (Himno Nacional): Berjudul "Quisqueyanos Valientes" (Putra-Putri Quisqueya yang Gagah Berani), liriknya ditulis oleh Emilio Prud'Homme dan musiknya digubah oleh José Rufino Reyes y Siancas. Lagu ini diadopsi secara resmi pada tahun 1934.
- Bunga Nasional (Flor Nacional): Bunga nasional adalah Mawar Bayahibe (Leuenbergeria quisqueyana), spesies kaktus endemik yang ditemukan di wilayah Bayahibe. Sebelumnya, bunga mahoni adalah bunga nasional.
- Pohon Nasional (Árbol Nacional): Pohon nasional adalah Mahoni Hindia Barat (Swietenia mahagoni).
- Burung Nasional (Ave Nacional): Burung nasional adalah Cigua Palmera atau Palmchat (Dulus dominicus), spesies burung endemik yang unik karena membangun sarang komunal yang besar.
Simbol-simbol ini sering ditampilkan dalam acara-acara resmi, perayaan nasional, dan merupakan bagian penting dari pendidikan kewarganegaraan di Republik Dominika. Republik Dominika merayakan Dia de la Altagracia pada 21 Januari untuk menghormati santa pelindungnya, Hari Duarte pada 26 Januari untuk menghormati salah satu bapak pendirinya, Hari Kemerdekaan pada 27 Februari, Hari Restorasi pada 16 Agustus, Virgen de las Mercedes pada 24 September, dan Hari Konstitusi pada 6 November.
8.8. Olahraga

Olahraga memegang peranan yang sangat penting dalam budaya dan kehidupan masyarakat Republik Dominika. Cabang olahraga yang paling populer dan mendominasi adalah bisbol (béisbolbisbolBahasa Spanyol).
Bisbol:
Bisbol adalah olahraga nasional tidak resmi dan menjadi gairah bagi banyak warga Dominika. Negara ini telah menghasilkan sejumlah besar pemain bisbol profesional kelas dunia yang bermain di Major League Baseball (MLB) di Amerika Serikat. Setelah Amerika Serikat, Republik Dominika adalah negara dengan jumlah pemain MLB terbanyak kedua. Beberapa pemain legendaris dan bintang MLB asal Dominika termasuk Juan Marichal, Pedro Martínez, Vladimir Guerrero, David Ortiz, Albert Pujols, Sammy Sosa, Manny Ramírez, Adrián Beltré, Robinson Canó, Nelson Cruz, Edwin Encarnación, Cristian Javier, Ubaldo Jiménez, Francisco Liriano, Plácido Polanco, Hanley Ramírez, José Reyes, Alfonso Soriano, Juan Soto, Fernando Tatís Jr., Miguel Tejada, Framber Valdez, dan Elly De La Cruz. Ozzie Virgil Sr. menjadi pemain kelahiran Dominika pertama di MLB pada 23 September 1956. Hingga 2024, lima pemain kelahiran Dominika-Adrián Beltré, Vladimir Guerrero, Juan Marichal, Pedro Martínez, dan David Ortiz-telah terpilih ke dalam Baseball Hall of Fame. Felipe Alou juga menikmati kesuksesan sebagai manajer dan Omar Minaya sebagai manajer umum.
Liga bisbol profesional di Republik Dominika, yang dikenal sebagai Liga Bisbol Profesional Dominika (LIDOM), sangat populer dan berlangsung selama musim dingin (Oktober hingga Januari). Liga ini terdiri dari enam tim dan menarik banyak pemain berbakat, termasuk pemain MLB yang bermain selama musim sepi. Juara LIDOM kemudian berkompetisi di Seri Karibia melawan juara dari liga musim dingin lainnya di Amerika Latin. Pada tahun 2013, tim Dominika meraih kemenangan tak terkalahkan dalam perjalanan menuju kemenangan World Baseball Classic.
Cabang Olahraga Lainnya:
- Bola basket: Juga menikmati popularitas yang cukup tinggi. Beberapa pemain Dominika telah bermain di National Basketball Association (NBA), seperti Tito Horford dan putranya Al Horford, Felipe López, dan Francisco García.
- Bola voli: Diperkenalkan pada tahun 1916 oleh Marinir AS dan dikendalikan oleh Federasi Bola Voli Dominika. Tim nasional bola voli wanita Dominika telah mencapai kesuksesan signifikan di tingkat internasional.
- Tinju: Negara ini telah menghasilkan sejumlah petinju kelas dunia dan beberapa juara dunia, seperti Carlos Cruz, saudaranya Leo Cruz, Juan Guzman, dan Joan Guzmán.
- Atletik: Félix Sánchez, peraih medali emas Olimpiade dan juara dunia lari gawang 400 meter, berasal dari Republik Dominika.
- Taekwondo: Gabriel Mercedes memenangkan medali perak Olimpiade pada tahun 2008.
- Judo: Juga merupakan olahraga yang berkembang.
- Sepak bola: Meskipun tidak sepopuler bisbol, sepak bola juga dimainkan dan memiliki penggemar, terutama di kalangan generasi muda.
- Olahraga Lainnya: Olahraga lain yang juga ada termasuk sofbol, bersepeda (juara dunia dan Eropa Cyclo-cross 2020 Ceylin del Carmen Alvarado berasal dari Dominika), dan olahraga air.
Pemerintah dan sektor swasta berinvestasi dalam pengembangan fasilitas olahraga dan pembinaan atlet. Prestasi atlet Dominika di kancah internasional seringkali menjadi sumber kebanggaan nasional. Mantan pemain NFL Luis Castillo juga berasal dari negara ini.
8.9. Hari Libur Nasional
Republik Dominika memiliki sejumlah hari libur nasional yang ditetapkan secara resmi, yang mencerminkan aspek-aspek penting dari sejarah, agama, dan budaya negara tersebut. Berikut adalah beberapa hari libur nasional utama:
- 1 Januari: Tahun Baru (Año NuevoTahun BaruBahasa Spanyol)
- 6 Januari: Hari Raya Penampakan Tuhan / Hari Tiga Raja (Día de Reyes Magos / EpifaníaHari Raya Penampakan Tuhan / Hari Tiga RajaBahasa Spanyol) - Hari raya Katolik, biasanya anak-anak menerima hadiah.
- 21 Januari: Hari Bunda Maria dari Altagracia (Día de Nuestra Señora de la AltagraciaHari Bunda Maria dari AltagraciaBahasa Spanyol) - Hari raya Katolik untuk menghormati santa pelindung spiritual Republik Dominika.
- 26 Januari: Hari Kelahiran Juan Pablo Duarte (Día de Juan Pablo DuarteHari Kelahiran Juan Pablo DuarteBahasa Spanyol) - Menghormati salah satu bapak pendiri bangsa. Jika tanggal ini tidak jatuh pada hari Senin, hari libur ini biasanya diperingati pada hari Senin berikutnya.
- 27 Februari: Hari Kemerdekaan Nasional (Día de la Independencia NacionalHari Kemerdekaan NasionalBahasa Spanyol) - Memperingati kemerdekaan dari Haiti pada tahun 1844.
- Maret/April (tanggal bervariasi): Jumat Agung (Viernes SantoJumat AgungBahasa Spanyol) - Hari raya Katolik yang penting.
- 1 Mei: Hari Buruh (Día del TrabajoHari BuruhBahasa Spanyol) - Memperingati prestasi kaum buruh. Jika tanggal ini tidak jatuh pada hari Senin, perayaan ini biasanya dilakukan pada hari Senin berikutnya.
- Mei/Juni (tanggal bervariasi, Kamis setelah Minggu Tritunggal Mahakudus): Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus (Corpus ChristiHari Raya Tubuh dan Darah KristusBahasa Spanyol) - Hari raya Katolik.
- 16 Agustus: Hari Pemulihan Republik (Día de la RestauraciónHari Pemulihan RepublikBahasa Spanyol) - Memperingati pemulihan kemerdekaan dari aneksasi Spanyol pada tahun 1865. Apabila tanggal ini tidak jatuh pada hari Senin, hari raya ini diperingati di Senin berikutnya, kecuali jika ada perubahan dari pemerintah.
- 24 September: Hari Bunda Maria dari Mercedes (Día de Nuestra Señora de las MercedesHari Bunda Maria dari MercedesBahasa Spanyol) - Hari raya Katolik untuk menghormati santa pelindung Republik Dominika.
- 6 November: Hari Konstitusi (Día de la ConstituciónHari KonstitusiBahasa Spanyol) - Memperingati penandatanganan konstitusi pertama Republik Dominika pada tahun 1844. Jika tidak jatuh pada hari Senin, hari raya ini biasanya diperingati pada hari Senin berikutnya.
- 25 Desember: Hari Natal (Navidad / Día de PascuaHari NatalBahasa Spanyol) - Merayakan kelahiran Yesus Kristus menurut agama Kristen.
Selain hari libur nasional resmi ini, terdapat juga banyak festival lokal dan perayaan keagamaan lainnya yang dirayakan di berbagai daerah di seluruh negeri. Hari libur ini seringkali menjadi waktu bagi keluarga untuk berkumpul, berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan, dan menikmati tradisi budaya.
9. Bencana Alam
Karena lokasinya di Karibia, Republik Dominika rentan terhadap berbagai bencana alam. Bagian ini akan mengidentifikasi jenis-jenis bencana alam utama yang mengancam negara ini, serta membahas status kerusakan yang umum terjadi dan langkah-langkah kesiapsiagaan yang telah dan perlu diambil.
9.1. Jenis Bencana Alam Utama
Republik Dominika, karena lokasi geografisnya di Karibia, rentan terhadap berbagai jenis bencana alam. Kesiapsiagaan dan mitigasi bencana menjadi aspek penting dalam perencanaan nasional.
Jenis bencana alam utama yang mengancam negara ini meliputi:
- Badai Tropis dan Badai (Hurikan): Ini adalah ancaman bencana alam yang paling signifikan. Musim badai di Atlantik berlangsung dari 1 Juni hingga 30 November. Republik Dominika terletak di jalur umum badai yang terbentuk di Atlantik. Badai dapat menyebabkan angin kencang, hujan lebat, banjir bandang, tanah longsor, dan gelombang badai di daerah pesisir. Beberapa badai besar yang pernah melanda atau berdampak signifikan pada negara ini termasuk Badai San Zenón (1930), Badai David (1979), Badai Georges (1998), dan Badai Fiona (2022).
- Gempa Bumi: Pulau Hispaniola terletak di dekat batas lempeng tektonik Karibia dan Amerika Utara, menjadikannya daerah yang aktif secara seismik. Republik Dominika telah mengalami gempa bumi yang merusak di masa lalu, meskipun tidak sesering di beberapa negara lain. Gempa bumi Haiti tahun 2010 juga dirasakan di beberapa bagian Republik Dominika. Potensi gempa bumi besar tetap ada, dan kesiapsiagaan seismik menjadi penting.
- Banjir: Selain disebabkan oleh badai, banjir juga dapat terjadi akibat hujan lebat berkepanjangan, terutama di daerah dataran rendah, bantaran sungai, dan daerah perkotaan dengan sistem drainase yang buruk. Penggundulan hutan di daerah hulu dapat memperburuk risiko banjir.
- Tanah Longsor: Hujan lebat di daerah pegunungan dan lereng yang curam dapat memicu tanah longsor, yang dapat merusak rumah, jalan, dan infrastruktur lainnya, serta mengancam nyawa.
- Kekeringan: Meskipun negara ini memiliki iklim tropis, beberapa daerah, terutama di barat daya, dapat mengalami periode kekeringan yang berkepanjangan, yang berdampak pada pertanian dan ketersediaan air.
- Tsunami: Meskipun jarang, risiko tsunami ada akibat gempa bumi bawah laut di Karibia.
9.2. Status Kerusakan dan Langkah-Langkah Kesiapsiagaan
Bencana alam dapat menyebabkan kerusakan yang luas pada infrastruktur (jalan, jembatan, bangunan, jaringan listrik, dan komunikasi), sektor pertanian, dan perumahan. Korban jiwa dan pengungsian juga sering terjadi. Dampak ekonomi dari bencana alam bisa sangat signifikan, menghambat pembangunan dan meningkatkan kemiskinan.
Pemerintah Republik Dominika, melalui lembaga-lembaga seperti Pusat Operasi Darurat (COE) dan Komisi Nasional untuk Pencegahan dan Mitigasi Bencana, telah mengembangkan rencana dan protokol kesiapsiagaan bencana. Langkah-langkah yang diambil meliputi:
- Sistem peringatan dini untuk badai dan bencana lainnya.
- Evakuasi penduduk dari daerah berisiko tinggi.
- Penyediaan tempat penampungan sementara.
- Distribusi bantuan darurat (makanan, air, obat-obatan).
- Upaya rekonstruksi dan rehabilitasi pasca-bencana.
- Pendidikan dan pelatihan masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana.
- Penguatan standar bangunan untuk menahan angin kencang dan gempa bumi.
- Program reboisasi dan pengelolaan daerah aliran sungai untuk mengurangi risiko banjir dan tanah longsor.
Meskipun demikian, tantangan dalam hal sumber daya, koordinasi, dan implementasi efektif langkah-langkah kesiapsiagaan masih ada. Perubahan iklim diperkirakan akan meningkatkan frekuensi dan intensitas beberapa jenis bencana alam, yang semakin menekankan pentingnya upaya adaptasi dan mitigasi.