1. Penemuan Relikui
Pada 24 Mei 1802, di Katakombe Priskila di Via Salaria Nova, sebuah loculus (ruang yang diukir dari batu) ditemukan. Keesokan harinya, ruang tersebut diperiksa dan dibuka dengan cermat. Loculus itu ditutup dengan tiga lempengan terakota yang di atasnya terdapat inskripsi: lumena paxte cumfiBahasa Latin. Secara umum diterima bahwa lempengan-lempengan tersebut tidak ditempatkan sesuai urutan kata, dan inskripsi aslinya, dengan lempengan paling kiri ditempatkan di kanan, berbunyi: pax tecum FilumenaBahasa Latin ("Damai besertamu, Filomena").
Di dalam loculus ditemukan kerangka seorang wanita berusia antara tiga belas dan lima belas tahun. Tertanam dalam semen adalah sebuah botol kaca kecil dengan sisa-sisa yang dianggap sebagai darah. Berdasarkan asumsi pada waktu itu, sisa-sisa ini dianggap sebagai milik seorang perawan martir bernama Filomena. Keyakinan bahwa botol-botol semacam itu adalah tanda makam seorang martir kemudian ditolak oleh penyelidikan Giovanni Battista De Rossi (1822-1894), meskipun pandangan asli ini baru-baru ini menemukan pendukung, seperti teolog Mark Miravalle. Simbol-simbol yang ditemukan di makam, seperti jangkar, tiga anak panah, sebuah palem, dan daun ivy, ditafsirkan sebagai lambang kemartirannya.
Pada tahun 1805, Kanon Francesco De Lucia dari Mugnano del Cardinale meminta relikui untuk orasinya. Pada 8 Juni, ia memperoleh sisa-sisa yang ditemukan pada Mei 1802, yang saat itu telah menjadi debu dan fragmen. Relikui tersebut tiba di Mugnano pada 10 Agustus dan ditempatkan di Gereja Bunda Rahmat. Sebuah Gereja Bunda Rahmat yang baru kemudian dibangun, berisi sebuah kapel tempat relikui suci dipindahkan pada 29 September 1805. Pada tahun 1827, Paus Leo XII menyerahkan ketiga lempengan terakota berinskripsi yang diambil dari makam tersebut kepada gereja di Mugnano del Cardinale.
2. Kehidupan dan Legenda
Detail kehidupan dan kemartiran Santa Filomena sebagian besar didasarkan pada wahyu yang diterima oleh Suster Maria Luisa di Gesù, seorang Dominikan tersier dari Napoli, yang diklaimnya berasal dari Filomena sendiri. Pada 21 Desember 1833, Kongregasi Ajaran Iman menyatakan bahwa tidak ada yang bertentangan dengan iman Katolik dalam wahyu-wahyu tersebut.
2.1. Latar Belakang Keluarga dan Keimanan
Menurut Suster Maria Luisa di Gesù, Filomena menceritakan bahwa ia adalah putri seorang raja di Yunani, yang bersama istrinya telah memeluk agama Kristen. Orang tuanya, yang tidak dapat memiliki anak, terus-menerus mempersembahkan korban dan berdoa kepada dewa-dewa palsu. Seorang dokter dari Roma bernama Publius, yang beragama Kristen, mengasihani mereka dan berbicara kepada orang tua Filomena tentang iman Kristen, berjanji bahwa mereka akan memiliki anak jika mereka dibaptis. Orang tua Filomena menerima saran tersebut dan dibaptis bersama beberapa anggota istana mereka. Setahun kemudian, pada 10 Januari, Filomena lahir dan diberi nama 'Lumina', karena ia dikandung dan dilahirkan dalam terang iman. Mereka kemudian memanggilnya 'Filomena', yang berarti 'Putri Terang', dari terang Kristus yang berdiam dalam jiwanya melalui rahmat baptisan.
Karena kelahirannya, banyak keluarga di Kerajaan menjadi Kristen. Filomena tumbuh dalam ajaran Injil dan menerima Ekaristi Kudus untuk pertama kalinya pada usia lima tahun. Pada usia sebelas tahun, ia mengabdikan dirinya kepada Yesus Kristus dengan kaul keperawanan yang khidmat.
2.2. Janji Kesucian dan Penolakan Lamaran Kaisar
Ketika Filomena berusia tiga belas tahun, kedamaian di rumah dan kerajaan ayahnya terganggu oleh Kaisar Diokletianus yang angkuh dan berkuasa, yang menyatakan perang. Ayah Filomena, menyadari ketidakmampuannya menghadapi Diokletianus, memutuskan untuk pergi ke Roma untuk membuat perjanjian damai, membawa serta Filomena dan ibunya.
Setibanya di Roma, ayah Filomena meminta bertemu dengan Kaisar. Diokletianus, yang terpesona oleh kecantikan Filomena, menyela pembicaraan dengan ayahnya dan menawarkan perlindungan penuh kepada kerajaan ayang Filomena dengan satu syarat: Filomena menjadi istrinya. Orang tua Filomena segera menerima tawaran tersebut. Namun, Filomena, yang telah berjanji untuk tetap perawan demi Kristus, menolak lamaran tersebut. Orang tuanya berusaha meyakinkannya dengan ribuan cara, menekankan keberuntungannya menjadi Permaisuri Roma. Filomena menolak, menyatakan bahwa ia telah berkomitmen kepada Yesus Kristus dan telah menikah dengan-Nya melalui kaul keperawanan yang diucapkan pada usia sebelas tahun. Ia menjawab orang tuanya dengan tegas, "Tuhan adalah ayahku dan Surga adalah ibuku."
Melihat keteguhan Filomena, orang tuanya memohon padanya untuk mengasihani mereka dan negara mereka. Filomena tetap teguh, mengatakan bahwa kerajaan dan negaranya adalah Surga. Akhirnya, ia memutuskan untuk menghadap tiran itu, merasa perlu untuk memberikan kesaksian tentang Yesus. Diokletianus awalnya menyambutnya dengan kebaikan, mencoba membujuknya, tetapi tidak berhasil. Melihat Filomena tetap teguh dan tanpa rasa takut di hadapan kekuasaan kekaisarannya, Diokletianus kehilangan kesabaran dan mengancamnya, "Jika kamu tidak memilikiku sebagai kekasih, kamu akan memilikiku sebagai tiran." Filomena membalas, "Aku tidak peduli sebagai kekasih, dan aku tidak takut padamu sebagai tiran."
2.3. Penganiayaan dan Kemartiran
Kaisar yang marah memerintahkan agar Filomena dipenjara dalam sel yang dingin dan gelap di bawah pengawasan Istana Kekaisaran. Ia dibelenggu tangan dan kakinya, hanya diberi makan roti dan air sekali sehari. Diokletianus mengira bahwa dengan rezim yang keras ini, Filomena akan berubah pikiran, dan ia datang setiap hari untuk memperbarui tawarannya.
Setelah tiga puluh enam hari dalam rezim ini, Santa Perawan Maria menampakkan diri kepadanya, dikelilingi oleh cahaya, dengan Kanaka Yesus di pelukannya. Maria berkata, "Anakku, tabahkan hatimu, kamu akan tinggal tiga hari lagi di penjara ini dan pada pagi hari ke-40 penangkapanmu, kamu akan meninggalkan tempat penderitaan ini." Maria juga memperingatkan bahwa Filomena akan menghadapi perjuangan besar dan siksaan yang mengerikan demi cinta Putranya, tetapi ia akan dibantu oleh Malaikat Agung Gabriel, yang namanya berarti "Benteng Tuhan".
Setelah empat puluh hari, Diokletianus memerintahkan Filomena dikeluarkan dari penjara. Ia memerintahkan agar Filomena dicambuk dengan kejam sambil diikat pada sebuah tiang. Melihat tubuh Filomena berlumuran darah dan penuh luka, Kaisar memerintahkan agar ia dibawa kembali ke penjara untuk mati. Namun, dua malaikat menampakkan diri, mengurapi tubuhnya yang terluka dengan minyak berharga, dan menyembuhkannya. Keesokan harinya, Filomena muncul di hadapan Kaisar dalam keadaan sehat sempurna dan kecantikan yang sama. Kaisar mencoba meyakinkannya bahwa kesembuhan itu berasal dari dewa palsunya, Yupiter, tetapi Filomena menolak, menyatakan kesetiaannya hanya kepada Tuhannya. Kaisar kemudian menyeretnya ke patung Yupiter, tetapi Filomena menutupi wajahnya dan berseru, "Tidak ada gunanya, aku hanya menyembah Tuhanku; dewa-dewa palsumu tidak akan lama lagi jatuh dari altar."
Marah, Kaisar memerintahkan agar Filomena diikat dengan jangkar besi di lehernya dan dilemparkan ke Sungai Tiber. Namun, dua malaikat kembali memotong tali yang mengikatnya, dan jangkar itu tenggelam ke dasar sungai. Filomena diangkat ke tepi sungai tanpa setetes air pun membasahinya. Banyak orang yang menyaksikan mukjizat ini bertobat dan memeluk Kristen.
Kaisar yang putus asa memerintahkan agar Filomena ditusuk dengan panah dan diseret di seluruh jalan Roma. Ketika ia melihat Filomena tertusuk panah dan sekarat, ia menjebloskannya ke penjara. Keesokan paginya, ia terkejut menemukan Filomena cerah dan memuji Tuhan. Allah kembali mengirimkan malaikat untuk menyembuhkan tubuhnya, tidak meninggalkan bekas luka. Kaisar, yang merasa diejek, memerintahkan agar Filomena ditembak dengan panah sampai mati. Para pemanah membengkokkan busurnya, tetapi anak panah tidak dapat bergerak. Kaisar mengutuknya sebagai penyihir dan memerintahkan agar anak panah dipanaskan hingga membara. Namun, anak panah yang diarahkan ke tubuh Filomena berbalik arah dan membunuh enam pemanah.
Melihat mukjizat baru ini, banyak orang bertobat. Khawatir akan konsekuensi serius, Kaisar memerintahkan agar Filomena dipenggal tanpa penundaan lebih lanjut. Filomena meninggal pada 10 Agustus, hari Jumat pukul tiga sore. Jiwanya terbang ke Surga untuk menerima mahkota keperawanan dari Yesus.
3. Penghormatan dan Mukjizat
Devosi kepada Santa Filomena menyebar luas setelah penemuan relikuinya. Kanon De Lucia mencatat bahwa keajaiban menyertai kedatangan relikui ke gerejanya, termasuk sebuah patung yang terus-menerus mengeluarkan cairan selama tiga hari. Mukjizat lain yang diterima sebagai bukti pada tahun yang sama adalah perbanyakan debu tulang santa, yang memungkinkan ratusan relikui tanpa mengurangi jumlah aslinya.
Devosi kepada Filomena mencakup penggunaan "Tali Filomena", yaitu tali merah dan putih yang memiliki sejumlah indulgensi melekat padanya, termasuk indulgensi penuh pada hari tali itu pertama kali dikenakan. Ada juga chaplet Santa Filomena, dengan tiga manik-manik putih sebagai penghormatan kepada Tritunggal Mahakudus dan tiga belas manik-manik merah sebagai penghormatan kepada tiga belas tahun kehidupan Filomena. Sebuah sakramental yang terkait dengan devosi kepada Filomena adalah "Minyak Santa Filomena", yang digunakan untuk penyembuhan tubuh dan jiwa.
Pada Agustus 1876, edisi pertama Messenger of Saint Philomena diterbitkan di Paris, Prancis. Pada 6 Oktober 1876, Louis Petit, seorang imam, mendirikan Konfraternitas Santa Filomena di Paris. Pada November 1886, Konfraternitas ini diangkat menjadi Arkonfraternitas oleh Paus Leo XIII. Pada 21 Mei 1912, Paus Pius X mengangkatnya menjadi Arkonfraternitas Universal dengan konstitusi apostolik Pias Fidelium Societates, yang menyatakan mengenai keaslian historis Filomena bahwa: "Pernyataan-pernyataan saat ini (mengenai St. Filomena) adalah dan tetap selalu tetap, sah dan efektif; dengan cara ini harus dinilai sebagai normatif; dan jika dilakukan dengan cara lain, itu akan menjadi batal dan tidak berlaku, apapun otoritasnya."

Penyebaran devosi kepadanya di Prancis dan Italia dibantu oleh Yohanes Vianney, yang membangun tempat suci untuk menghormatinya dan sering merujuk kepadanya, mengaitkan mukjizat-mukjizat yang dikaitkan orang lain padanya dengan perantaraan Filomena.
Faktor lain yang membantu adalah kesembuhan Pauline Jaricot yang hampir meninggal di tempat suci Filomena pada 10 Agustus 1835. Jaricot, pendiri Serikat Penyebaran Iman, kemudian mendirikan tiga asosiasi Katolik: Asosiasi Rosario Hidup, Persatuan Penyebaran Iman, dan Asosiasi Kanak-Kanak Suci.
Damien dari Molokai, yang memiliki devosi yang kuat kepada Filomena, menamai gerejanya di Kalawao untuk menghormatinya. Banyak santo lain juga memiliki devosi kepada Filomena, termasuk Petrus Julianus Eymard, Petrus Chanel, Antonius Maria Claret, Madeleine Sophie Barat, Euphrasier Pelletier, Yohanes Neumann, dan Anna Maria Taigi.
4. Pengakuan Gereja dan Liturgi
Pada tahun 1834, karena banyaknya mukjizat yang dikaitkan dengannya, Paus Gregorius XVI mengizinkan penghormatan kepada Santa Filomena. Pada tahun 1837, ia mengizinkan perayaan hari raya Santa Filomena pada 11 Agustus (atau menurut sumber lain, 9 September), pertama di Keuskupan Nola (tempat Mugnano del Cardinale berada), dan segera di beberapa keuskupan lain di Italia.
Nama "Filomena" tidak termasuk dalam Martirologi Romawi, di mana orang-orang yang dihormati dimasukkan segera setelah beatifikasi atau kanonisasi. Dalam edisi tipikal Misale Romawi tahun 1920, Filomena disebutkan di bawah 11 Agustus dengan indikasi bahwa Misa untuk hari rayanya diambil seluruhnya dari liturgi umum seorang perawan martir, tanpa bagian proper (khusus).
Pada 14 Februari 1961, Takhta Suci memerintahkan agar nama Filomena dihapus dari semua kalender liturgi. Perintah ini diberikan sebagai bagian dari instruksi tentang penerapan prinsip-prinsip yang diumumkan dalam Kode Rubrik tahun 1960 ke kalender lokal, yang telah diterapkan pada Kalender Romawi Umum. Bagian 33 dari dokumen ini memerintahkan penghapusan empat belas hari raya yang disebutkan dari kalender lokal, tetapi mengizinkan mereka dipertahankan di tempat-tempat dengan hubungan khusus dengan hari raya tersebut. Namun, dokumen tersebut secara khusus menambahkan: "Namun, hari raya Santa Filomena, perawan dan martir (11 Agustus), harus dihapus dari setiap kalender."
5. Kritik dan Kontroversi Sejarah
Penghapusan nama Filomena dari kalender liturgi mengikuti munculnya pertanyaan oleh para sarjana, yang tertarik pada fenomena tersebut terutama sehubungan dengan wahyu Suster Maria Luisa di Gesù. Pertanyaan-pertanyaan ini diajukan khususnya oleh Orazio Marucchi, yang studinya pada akhir abad ke-19 mendapat dukungan dari Johann Peter Kirsch, seorang arkeolog dan sejarawan gereja.
Kontroversi historis ini dikenal sebagai "Pertanyaan Filomena". Marucchi berpendapat bahwa inskripsi pada ketiga lempengan yang memberikan nama Latin "Filumena" berasal dari pertengahan atau paruh kedua abad kedua, sementara tubuh yang ditemukan berasal dari abad keempat, ketika penganiayaan terhadap umat Kristen telah berakhir. Oleh karena itu, menurut teorinya, tidak hanya nama, tetapi juga daun, dua jangkar, dan palem yang menghiasi ketiga lempengan, yang diyakini menunjukkan bahwa Filomena adalah seorang martir, tidak memiliki hubungan dengan orang yang jenazahnya ditemukan. Dugaan ketidakrapian penempatan lempengan akan dijelaskan oleh praktik abad keempat untuk menggunakan kembali bahan-bahan yang sudah terukir, dengan tujuan menunjukkan bahwa itu bukan orang yang sama yang sekarang dikuburkan di tempat tersebut.
Baru-baru ini, Mark Miravalle berpendapat bahwa kesimpulan Marucchi tidak boleh dianggap sebagai kata terakhir mengenai historisitas Santa Filomena. Bukunya, It Is Time to Meet St. Philomena, mengutip beberapa spesialis yang tidak setuju dengan kesimpulan Marucchi. Sejarawan Michael S. Carter, yang mendukung posisi Miravalle, telah menulis tentang devosi kepada Santa Filomena dalam konteks yang lebih luas mengenai penghormatan "martir katakombe" dan relikui mereka dalam sejarah Amerika Serikat. Selain itu, pada April 2005, pada Konferensi Studi Filomena - 1805-2005, temuan studi yang dilakukan pada lempengan oleh Opificio delle Pietre Dure e Laboratori di Restauro (Pabrik Batu Keras dan Laboratorium Restorasi) dari Firenze dipublikasikan. Analisis tersebut mengkonfirmasi bahwa hanya satu jenis kapur fana yang dapat ditemukan pada lempengan, sehingga memberikan dukungan kuat pada teori bahwa lempengan tersebut tidak diatur ulang.
Pihak lain menekankan bahwa keaslian kultusnya dapat didasarkan pada mukjizat-mukjizat yang dikaitkan dengannya, persetujuan kepausan yang telah lama ada, dan popularitas santa yang berkelanjutan. Ini adalah posisi rektor tempat suci di Mugnano del Cardinale dan pandangan yang disajikan dalam Enciclopedia Dei Santi berbahasa Italia. Peziarah dari seluruh dunia terus berdatangan ke tempat suci Filomena di Keuskupan Nola, Italia, menunjukkan tingkat devosi populer yang intens.
Legenda yang konon diungkapkan oleh santa sendiri kepada hamba Tuhan María Luisa de Jesús, disusun dengan kesalahan sejarah dan hagiografi yang serius, bahkan tidak sesuai dengan cerita itu sendiri dan dengan fakta yang jelas-jelas diambil dari legenda abad pertengahan para martir lainnya. Cerita tersebut menyajikan beberapa fakta anakronistik, di antaranya:
- Menggambarkan Filomena sebagai seorang putri Yunani yang lahir di Pulau Korfu. Pada saat legenda menempatkan Filomena, tidak ada lagi kerajaan Yunani (atau lebih tepatnya polis); Polis Corcyra telah dibubarkan pada tahun 148 SM (400 tahun sebelumnya) oleh Kekaisaran Romawi dan mencaplok pulau itu ke provinsi Makedonia. Pada saat itu, Roma telah menaklukkan seluruh wilayah Yunani yang telah disatukan oleh Aleksander Agung.
- Sumber daya dari orang tua tanpa anak yang hamil setelah masuk Kristen terus-menerus digunakan dalam legenda abad pertengahan tentang para martir.
- Nama Filomena berasal dari bahasa Yunani dan berarti "yang suka bernyanyi" dan merupakan nama kuno yang diberikan kepada burung bulbul, tidak ada hubungannya dengan "filia luminis" (putri terang). Penjelasan ini sederhana, legenda mencakup teori mereka yang menyusun batu nisan yang pecah itu, sehingga terciptalah nama "filumena".
- Sangat tidak masuk akal jika Diokletianus menyatakan perang terhadap wilayah miliknya. Ditambah lagi, kaisar ini tidak pernah menduda; istrinya Prisca selamat darinya beberapa tahun setelah kematiannya.
- Diokletianus tidak memerintah kekaisaran dari Roma, melainkan dari Ravenna.
- Istana kekaisaran Romawi tidak memiliki ruang bawah tanah.
- Ceritanya, yang konon diperintahkan untuk didiktekan oleh santa itu sendiri, berubah dari orang pertama menjadi orang ketiga berulang kali dalam narasinya.
- Jangkar adalah instrumen berharga dan mahal yang tidak pernah digunakan untuk menyiksa pelanggar hukum Romawi.
Semua ini tampaknya menunjukkan bahwa "passio" (kisah kemartiran) Filomena adalah legenda yang diciptakan untuk mempromosikan kesalehan dan pengabdian kepada santa, yang mengambil dasar tunggal dari instrumen yang digambar pada batu nisan yang ditemukan di katakombe tempat tubuhnya ditemukan. Imprimatur yang diberikan oleh Gereja untuk legenda ini hanya berarti bahwa di dalamnya tidak ada doktrin yang bertentangan dengan iman, dan tidak memaksa umatnya untuk percaya.
6. Warisan dan Pengaruh
Meskipun ada kontroversi historis, Santa Filomena terus menjadi figur penting dalam devosi populer. Ia dihormati sebagai santo pelindung bayi, anak-anak, dan kaum muda, serta dikenal sebagai "Sang Pekerja Keajaiban". Pengaruhnya terlihat dari banyaknya tempat ibadah yang didedikasikan untuknya di seluruh dunia.
Beberapa tempat yang didedikasikan untuk Santa Filomena meliputi:
- Tempat Suci St. Filomena, Mugnano del Cardinale, Avellino, Italia, yang menyimpan relikuinya dalam patung seukuran aslinya yang dihias.
- Katedral St. Filomena (Mysore, India).
- Gereja St. Filomena (Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat).
- Gereja St. Filomena (Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat).
- Sekolah Menengah Katolik Putri St. Filomena.
- Gereja Katolik Roma St. Filomena (Franklinville, New York, Amerika Serikat).
- Tempat Suci St. Filomena (Sorocaba, Brasil).
- Gereja Katolik dan Sekolah St. Filomena (Peoria, Illinois, Amerika Serikat).
- Gereja Katolik St. Filomena (Monticello, Illinois, Amerika Serikat).
- Panti Asuhan Ortodoks Koptik St. Filomena (Suva, Fiji).