1. Kehidupan Awal dan Pendidikan
Kehidupan awal Francis Perrin ditandai dengan latar belakang keluarga yang kuat dalam dunia sains, yang kemudian membentuk jalur pendidikannya menuju karier ilmiah yang cemerlang.
1.1. Masa Kecil dan Latar Belakang Keluarga
Francis Perrin lahir di Paris, Prancis, pada tanggal 17 Agustus 1901. Ia adalah putra tunggal dari Jean Perrin, seorang fisikawan atom terkemuka Prancis yang kemudian memenangkan penghargaan Nobel Fisika. Latar belakang keluarga yang sangat ilmiah ini kemungkinan besar memengaruhi minat dan jalur karier Francis di kemudian hari. Ia juga memiliki hubungan keluarga dengan fisikawan lain; ia menikah dengan Colette Auger, yang merupakan saudara perempuan dari fisikawan terkenal Pierre Victor Auger.
1.2. Pendidikan
Perrin menempuh pendidikan menengahnya di Paris. Setelah itu, ia melanjutkan studinya di École Normale Supérieure di Paris, sebuah institusi pendidikan tinggi yang sangat prestisius di Prancis. Ia berhasil lulus dengan gelar Magister Fisika pada tahun 1922. Pada tahun 1928, ia memperoleh gelar doktor dalam ilmu matematika dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Sorbonne, dengan disertasi yang membahas secara mendalam tentang gerak Brownian. Setahun kemudian, pada tahun 1929, ia juga meraih gelar doktor dalam bidang fisika. Setelah menyelesaikan pendidikannya, Perrin menjadi anggota fakultas di Collège de France dan juga menjadi asisten dosen di Universitas Sorbonne.
2. Karier Ilmiah
Francis Perrin mendedikasikan sebagian besar hidupnya untuk penelitian ilmiah, dengan fokus utama pada fenomena fisika nuklir yang revolusioner.
2.1. Penelitian Awal (Fluoresensi dan Gerak Brown)
Pada awal karier ilmiahnya, Francis Perrin memusatkan perhatian pada studi fenomena dasar fisika. Penelitian awalnya mencakup fenomena fluoresensi dan gerak Brownian. Disertasi doktoralnya pada tahun 1928 secara khusus membahas studi matematis tentang gerak Brownian rotasi. Karya-karya awalnya juga mencakup publikasi tentang fluoresensi larutan, induksi molekuler, polarisasi, durasi emisi, dan fotokimia, menunjukkan minatnya yang luas di bidang fisika molekuler dan optik sebelum beralih sepenuhnya ke fisika nuklir.
2.2. Fisika Nuklir dan Penelitian
Perrin kemudian mengalihkan fokus penelitiannya ke bidang fisika nuklir, di mana ia membuat kontribusi signifikan. Pada tahun 1933, dalam konteks penelitian mengenai neutrino, Francis Perrin memperkirakan bahwa "massa neutrino harus nol-atau setidaknya sangat kecil dibandingkan dengan massa elektron". Ia kemudian melanjutkan penelitiannya di Collège de France mengenai fisi nuklir uranium. Pada tahun 1939, bersama dengan Frédéric Joliot-Curie dan kelompoknya, ia berhasil menetapkan kemungkinan terjadinya reaksi berantai nuklir dan produksi energi nuklir. Pada tahun yang sama, ia juga terlibat dalam paten baterai atom bersama Joliot-Curie dan ilmuwan lainnya.
2.3. Jabatan Akademik
Selain penelitian, Francis Perrin juga aktif dalam dunia akademik. Ia menjabat sebagai profesor di Collège de France, memegang kursi Fisika Atom dan Molekuler dari tahun 1946 hingga 1972. Selama Perang Dunia II, ia sempat mengajar sebagai dosen di Universitas Columbia di Kota New York, Amerika Serikat. Ia juga pernah menjadi dosen di Sorbonne pada awal kariernya.
2.4. Penemuan Reaktor Fisi Alami
Salah satu penemuan penting Francis Perrin terjadi pada tahun 1972, ketika ia mengidentifikasi keberadaan reaktor fisi nuklir alami. Penemuan ini, yang dikenal sebagai reaktor Oklo, memberikan bukti nyata bahwa reaksi fisi nuklir dapat terjadi secara alami di Bumi, jauh sebelum manusia mengembangkan teknologi nuklir.
3. Pelayanan Publik dan Administrasi
Selain karier ilmiahnya, Francis Perrin juga memainkan peran krusial dalam pelayanan publik dan administrasi, terutama dalam pengembangan energi nuklir Prancis.
3.1. Komisaris Tinggi Komisi Energi Atom (CEA)
Francis Perrin ditunjuk sebagai Komisaris Tinggi Komisi Energi Atom (CEA) pada tahun 1951. Ia menggantikan Frédéric Joliot-Curie, yang diberhentikan karena menentang penelitian militer. Perrin menjabat posisi ini hingga tahun 1970. Selama masa jabatannya, ia memimpin kebijakan energi atom Prancis dan memainkan peran sentral dalam arah pengembangan nuklir negara tersebut.
3.2. Pengembangan Senjata Nuklir Prancis dan Kerjasama Internasional
Sebagai Komisaris Tinggi CEA, Francis Perrin sangat terlibat dalam program pengembangan senjata nuklir Prancis. Ia bergabung dengan sebuah kelompok lobi yang terdiri dari sekitar selusin tokoh berpengaruh, termasuk politisi seperti Jacques Chaban-Delmas, Maurice Bourgès-Maunoury, dan Félix Gaillard; perwira militer seperti Jenderal Ailleret, Gallois, dan Crépin; teknokrat seperti Pierre Guillaumat dan Raoul Dautry; serta ilmuwan seperti Yves Rocard dan Bertrand Goldschmidt. Kelompok lobi ini terbukti sangat efektif dalam memaksakan program penelitian intensif untuk memungkinkan Prancis mengembangkan senjata nuklir tanpa kontrol politik eksternal yang berarti dari pemerintah-pemerintah Republik Keempat yang berurutan. Departemen-departemen rahasia dibentuk di dalam CEA mulai tahun 1954 untuk melaksanakan kebijakan ini. Jenderal Charles de Gaulle diberitahu tentang pekerjaan ini selama periode "Traversée du désert" (1953-1958), khususnya oleh Chaban-Delmas. Ketika de Gaulle kembali berkuasa pada tahun 1958, kemajuan pekerjaan sudah sedemikian rupa sehingga tanggal uji coba nuklir pertama, Gerboise Bleue, sudah ditetapkan pada tahun 1960.
Selain itu, Perrin juga terlibat dalam kerja sama nuklir dengan Israel. Pada tahun 1986, ia secara terbuka menyatakan bahwa pada tahun 1949, para ilmuwan Israel diundang ke Pusat Penelitian Nuklir Saclay di Prancis. Kerja sama ini mengarah pada upaya bersama yang mencakup berbagi pengetahuan antara ilmuwan Prancis dan Israel, terutama mereka yang memiliki pengetahuan dari Proyek Manhattan.
3.3. Kerjasama Ilmiah Internasional
Francis Perrin adalah pendukung aktif proyek pusat penelitian nuklir Eropa. Ia menjadi salah satu penandatangan bagi Prancis dalam Konvensi yang mendirikan Dewan Sementara CERN pada Februari 1952 di Jenewa. Ia terpilih sebagai wakil presiden dewan ini dan tetap menjadi delegasi Prancis di Dewan CERN hingga tahun 1972. Selain perannya di CERN, pada tahun 1958, ia juga ditunjuk sebagai ketua konferensi Jenewa yang membahas "atom untuk perdamaian", menunjukkan komitmennya terhadap penggunaan energi nuklir untuk tujuan sipil dan kerja sama ilmiah global.
4. Penghargaan dan Kehormatan
Sepanjang kariernya, Francis Perrin menerima berbagai penghargaan dan kehormatan atas kontribusi ilmiah dan administratifnya. Pada tahun 1953, ia terpilih sebagai anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Prancis. Ia juga dianugerahi Légion d'honneur, salah satu penghargaan tertinggi di Prancis. Sebagai bentuk pengakuan atas warisannya, sebuah laboratorium penelitian Prancis yang merupakan kolaborasi antara Komisi Energi Atom (CEA) dan Pusat Nasional Penelitian Ilmiah (CNRS) dinamai untuk menghormatinya.
5. Kehidupan Pribadi
Francis Perrin menikah dengan Colette Auger, yang merupakan saudara perempuan dari fisikawan Pierre Victor Auger. Selain keterlibatannya dalam dunia sains dan administrasi, Perrin juga memiliki pandangan pribadi yang kuat; ia menjabat sebagai presiden Union des Athées (Persatuan Ateis) setelah pengunduran dirinya dari Komisi Energi Atom Prancis. Selama Perang Dunia II, ketika ia berada di Amerika Serikat, ia juga berperan sebagai perwakilan bagi warga Prancis yang mengasingkan diri di Aljazair.
6. Karya
Francis Perrin adalah penulis produktif yang menghasilkan banyak publikasi ilmiah dan buku penting sepanjang kariernya. Berikut adalah beberapa karyanya:
- Etude mathématique du mouvement brownien de rotation (tesis doktoral) (1928)
- La Fluorescence des solutions, induction moléculaire, polarisation et durée d'émission, photochimie (1929)
- Fluorescence (1931)
- La dynamique relativiste et l'inertie de l'énergie (1932)
- Théorie quantique des transferts d'activation entre molécules de même espèce. Cas des solutions fluorescentes (1932)
- Calcul relatif aux conditions eventuelles de transmutation en chaine de l'uranium (1939)
- Traité du calcul des probabilités et de ses applications, bersama Émile Borel (1939)
- Valeurs internationales des sections efficaces des isotopes fissiles pour les neutrons thermiques (1955)
- L'Euratom (1956)
- Funérailles nationales de Frédéric Joliot (1958)
- Leçon terminale, Chaire de physique atomique et moléculaire (1972)
- Écrits de Francis Perrin (1998)
7. Kematian
Francis Perrin meninggal dunia pada tanggal 4 Juli 1992, di usia 90 tahun.
8. Warisan
Kontribusi Francis Perrin meninggalkan dampak jangka panjang yang signifikan baik dalam bidang ilmiah maupun administratif. Dalam sains, penelitiannya tentang fisi nuklir, reaksi berantai nuklir, dan penemuan reaktor fisi nuklir alami pada tahun 1972 menjadi tonggak penting dalam pemahaman kita tentang energi atom. Secara administratif, kepemimpinannya sebagai Komisaris Tinggi CEA selama hampir dua dekade membentuk arah kebijakan nuklir Prancis, termasuk pengembangan program senjata nuklirnya. Keterlibatannya dalam kerja sama internasional, seperti pendirian CERN dan perannya dalam konferensi "atom untuk perdamaian", menunjukkan visinya untuk kolaborasi ilmiah global. Sebagai pengakuan atas warisan dan kontribusinya, sebuah laboratorium penelitian di Prancis, yang berafiliasi dengan CEA dan CNRS, dinamai untuk menghormatinya.
9. Pranala luar
- [http://alsos.wlu.edu/qsearch.aspx?browse=people/Perrin,+Francis Annotated Bibliography for Francis Perrin from the Alsos Digital Library for Nuclear Issues]
- [https://web.archive.org/web/20110927140844/http://www.college-de-france.fr/default/EN/all/ins_dis/p1083754779848.htm Biographie sur le site du Collège de France]