1. Kehidupan Awal dan Latar Belakang
Freddie Aguilar menunjukkan minatnya pada musik sejak usia muda. Ia mulai menggubah lagu sendiri pada usia 14 tahun. Pada usia 12 tahun, sekitar tahun 1965, ia pertama kali tampil sebagai penyanyi di sebuah klub langsung, memainkan gitar akustik.
1.1. Kelahiran dan Masa Kecil
Ferdinand Pascual Aguilar (pɐsˈkwal ʔɐɣɪˈlaɾpas-kwal a-gi-larBahasa Tagalog) lahir pada tanggal 5 Februari 1953, di Ilagan, Isabela, Filipina. Pada usia 18 tahun, Aguilar memutuskan hubungan dengan keluarganya dan berhenti dari kuliah, sebuah keputusan yang kemudian ia sesali. Lima tahun setelah berhenti kuliah, ia menggubah lagu ikonik "Anak" sebagai bentuk penebusan dosa atas kesalahannya.
1.2. Pendidikan
Aguilar menempuh pendidikan di De Guzman Institute of Technology dengan mengambil jurusan Teknik Elektro. Namun, ia tidak menyelesaikan program studinya. Sebaliknya, ia memilih untuk mengejar karier di bidang musik, memulai perjalanannya sebagai musisi jalanan, dan kemudian menjadi musisi di klub folk dan bar. Ia mulai tampil di panggung secara profesional pada usia 20 tahun, sekitar tahun 1973.
1.3. Pengaruh Musik
Pengaruh besar dalam gaya musik Freddie Aguilar berasal dari bintang-bintang folk rock Inggris dan Amerika seperti Cat Stevens dan James Taylor. Selain itu, ia juga sangat dipengaruhi oleh warisan Filipina, perasaan nasionalisme yang kuat, dan berupaya menciptakan eksplorasi musikal dari etos Filipina dalam karyanya.
2. Karier
Freddie Aguilar memulai perjalanan musiknya dengan tampil di depan umum pada tahun 1973. Ia mengikuti audisi dan diterima untuk memainkan lagu-lagu folk di Hobbit House, Ermita, Manila, dengan bayaran sekitar 500 PHP per pertunjukan.
2.1. Awal Karier Musik
Meskipun ia telah memulai aktivitas musik profesionalnya sejak tahun 1967, dan pertama kali tampil sebagai penyanyi pada usia 12 tahun sekitar tahun 1965, awal karier panggungnya yang lebih terstruktur dimulai pada usia 20 tahun. Ia menjadi musisi jalanan sebelum akhirnya menemukan panggung di klub-klub folk dan bar, membangun fondasi untuk kesuksesan yang lebih besar.
2.2. Kesuksesan Internasional dengan "Anak"
Lagu "Anak" ciptaan Aguilar tidak hanya memecahkan rekor tangga lagu Filipina pada tahun 1979, tetapi juga mencapai posisi nomor satu di Jepang dan meraih popularitas yang signifikan di negara-negara lain seperti Angola, Malaysia, Hong Kong, dan sebagian wilayah Eropa Barat. Lagu ini menjadi sangat terkenal, dengan perkiraan telah direkam dalam sebanyak seratus versi dalam 23 bahasa di seluruh dunia. Majalah Billboard melaporkan bahwa lagu ini merupakan hit dunia nomor dua pada tahun 1980-an, dan Aguilar sendiri disebut sebagai artis rekaman terlaris kedua di Eropa pada tahun 1981. Hingga tahun 2006, "Anak" tetap menjadi rekaman musik Filipina terlaris dalam sejarah, dengan penjualan mencapai 33 juta kopi di seluruh dunia.
2.3. "Bayan Ko" dan Aktivisme Politik
Jauh sebelum interpretasi ikoniknya atas "Bayan Ko", Aguilar telah menciptakan dan menampilkan lagu-lagu yang menyoroti ketidakadilan sosial. Albumnya, Magdalena, memuat lagu-lagu tentang seorang gadis yang terpaksa menjadi pelacur akibat kemiskinan, serta konflik Kristen-Muslim dalam lagunya "Mindanao". Ia juga menyanyikan tentang ketidakadilan yang diderita oleh kaum yang tidak berdaya, kemiskinan, dan arogansi kekuatan besar dalam sebuah lagu tentang Amerika Serikat dan Rusia.
Lima tahun setelah menggubah "Anak", Freddie Aguilar bergabung dengan protes-protes menentang rezim Marcos dan mulai menulis serta menampilkan lagu-lagu yang secara terang-terangan mengkritik ekses-ekses pemerintah. Beberapa lagu yang menyebabkannya dilarang tampil di media arus utama termasuk "KatarunganKeadilanBahasa Tagalog", yang berbicara untuk mereka yang dituduh secara tidak adil; "PangakoJanjiBahasa Tagalog", tentang janji-janji pemimpin yang tidak terpenuhi kepada rakyat yang terlantar; dan "Luzvimindaakronim untuk Luzon, Visayas, MindanaoBahasa Tagalog", yang menyerukan rakyat Filipina untuk menyadari realitas penindasan.
Salah satu lagu yang paling dikenang dari periode tersebut adalah interpretasinya atas "Bayan Ko" (Bayan KoNegarakuBahasa Tagalog), di mana ia menambahkan satu bait pada lirik aslinya. Lagu ini, yang aslinya digubah pada tahun 1928 oleh Constancio de Guzman dengan lirik dari penyair Jose Corazon de Jesus selama perjuangan kemerdekaan Filipina dari pendudukan Amerika Serikat, muncul kembali selama rezim Marcos sebagai lagu kebangsaan tidak resmi "rakyat" dari "Revolusi Kekuatan Rakyat". Lagu ini secara luas diakui berperan dalam penggulingan Ferdinand Marcos.
Pada tahun 1983, pembunuhan Benigno Aquino Jr. memicu demonstrasi besar-besaran menentang kediktatoran Marcos. Versi "Bayan Ko" yang dibawakan Aguilar diputar keras-keras di radio dan pengeras suara yang dipasang di jeepney di seluruh jalanan Manila dan provinsi-provinsi Filipina. Pada pemakaman Senator Aquino, Freddie Aguilar menyanyikan "Bayan Ko", merasakan bahwa Aquino adalah seorang pria beraksi yang bahkan mengorbankan hidupnya demi kebebasan Filipina. Selama penampilan itu, Aguilar menyatakan ia tidak lagi merasa takut, melainkan merasa kuat dan percaya diri, dan kemudian memutuskan untuk bergabung dalam perjuangan tersebut. Aguilar, bersama dengan APO Hiking Society dan musisi pop Pinoy lainnya yang menentang kediktatoran, bergabung dengan penyanyi protes lainnya dalam pertunjukan musik dan jalanan sebagai bagian dari demonstrasi anti-Marcos.
Beberapa tahun kemudian, Aguilar berkampanye untuk pencalonan presiden Corazon Aquino dalam pemilihan nasional yang mengarah pada pemberontakan tahun 1986. Dalam sebuah wawancara dengan ABS-CBN News, Aguilar menyebutkan bahwa lirik lagu tersebut menggabungkan cinta rakyat Filipina terhadap negara mereka, mengenang keluarga Aquino, dan komitmen terhadap negara. Bahkan di zaman modern ini, "Bayan Ko" masih diidentifikasi oleh rakyat Filipina sebagai lagu protes bangsa.
2.4. Karier Akhir dan Aktivitas Kontemporer
Pada 18 Januari 2008, Aguilar menerima Penghargaan Bintang Asia dari Festival Penghargaan Model Asia di Korea Selatan. Aguilar masih tinggal di Filipina dan terus tampil. Ia telah pindah ke tempatnya sendiri yang dijuluki "Ka Freddie's", sebuah bar dan restoran di Tomas Morato Avenue, Quezon City, di mana ia juga kerap menampilkan pertunjukan langsung. Ia masih memiliki pengikut yang kuat di Filipina dan di kalangan banyak Filipino yang tinggal di luar negeri.
Aguilar telah mengadvokasi pembentukan departemen baru yang disebut "Departemen Kebudayaan dan Seni". Selama kampanye dan inaugurasi presiden Rodrigo Duterte, Aguilar menampilkan "Para sa Tunay na Pagbabago", salah satu jingle kampanye Duterte yang diiringi melodi "Ipaglalaban Ko". Aguilar dikenal sebagai penyanyi favorit Presiden Duterte.
Pada tahun 2019, Aguilar mencalonkan diri sebagai senator. Meskipun ia mencalonkan diri sebagai kandidat independen, pencalonannya didukung oleh Presiden Duterte. Namun, ia kalah dalam pemilihan tersebut, menempati posisi ke-30 dari 12 kursi yang diperebutkan. Selain itu, ia juga mendirikan Yayasan Anak yang berfokus pada pembangunan sekolah.
3. Gaya Musik dan Ideologi
Gaya musik Freddie Aguilar sangat dipengaruhi oleh bintang-bintang folk rock dari Britania Raya dan Amerika Serikat, seperti Cat Stevens dan James Taylor. Namun, inti dari karyanya sangat berakar pada warisan Filipina, perasaan nasionalisme yang mendalam, dan upaya untuk mengeksplorasi etos Filipina melalui musik.
3.1. Tema Musik dan Kritik Sosial
Sejak awal kariernya, Aguilar telah secara konsisten menciptakan dan menampilkan lagu-lagu yang menargetkan ketidakadilan sosial. Tema-tema utama dalam karyanya meliputi nasionalisme, keadilan sosial, dan kemiskinan. Albumnya, Magdalena, secara eksplisit membahas isu-isu seperti eksploitasi dan kemiskinan, dengan lagu-lagu tentang seorang gadis yang terpaksa menjadi pelacur. Lagu "Mindanao" menyoroti konflik Kristen-Muslim, sementara lagu-lagu lain mengkritik ketidakadilan yang dialami oleh kaum yang tidak berdaya, kemiskinan struktural, dan arogansi kekuatan-kekuatan besar dunia seperti Amerika Serikat dan Rusia.
3.2. Sikap Politik
Sikap politik Aguilar sangat jelas dalam penentangannya terhadap rezim otoriter. Ia secara aktif bergabung dengan protes-protes menentang pemerintahan Marcos, menulis dan menampilkan lagu-lagu yang secara langsung mengkritik ekses-ekses pemerintah. Lagu-lagunya seperti "KatarunganKeadilanBahasa Tagalog", "PangakoJanjiBahasa Tagalog", dan "Luzvimindaakronim untuk Luzon, Visayas, MindanaoBahasa Tagalog" menjadi seruan bagi rakyat Filipina untuk bangkit melawan penindasan. Interpretasinya atas "Bayan Ko" menjadi simbol perlawanan dan lagu kebangsaan tidak resmi dari gerakan demokrasi yang mengarah pada penggulingan Ferdinand Marcos, menegaskan dukungannya yang tak tergoyahkan terhadap gerakan pro-demokrasi dan isu-isu sosial.
4. Kehidupan Pribadi
Kehidupan pribadi Freddie Aguilar telah menjadi sorotan publik, terutama terkait dengan pernikahannya dan beberapa kontroversi.
4.1. Keluarga dan Hubungan
Pada tahun 1978, Freddie Aguilar secara resmi menikah dengan Josephine Queipo, setelah sebelumnya menjalin hubungan faktual sejak tahun 1973. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai empat orang anak: Maegan, Jonan, Isabella, dan Jeriko. Namun, pernikahan mereka menghadapi masalah, dan mereka mulai hidup terpisah pada tahun 1997, sebelum akhirnya bercerai pada tahun 2000 di London, Britania Raya.
Sebelum pernikahannya dengan Queipo, Aguilar pernah menikah dengan Marilyn Angelo, namun pernikahan tersebut dinyatakan tidak sah karena pendeta yang menikahkan mereka di Olongapo City, Zambales, tidak memiliki izin. Setelah berpisah dari Queipo, pada tahun 1998, Aguilar menjalin hubungan dengan Antonette Martinez, yang saat itu berusia 17 tahun. Dua tahun kemudian, setelah perceraiannya dengan Queipo pada tahun 2000, Aguilar dan Martinez menikah di Las Vegas, Amerika Serikat. Namun, pernikahan yang baru berlangsung lima tahun itu juga berakhir dengan perceraian.

4.2. Kontroversi
Pada 17 Oktober 2013, Freddie Aguilar secara terbuka mengakui hubungannya dengan seorang gadis berusia 16 tahun bernama Jovi Gatdula Albao, meskipun pengakuan ini memicu kontroversi luas. Aguilar menyatakan niatnya untuk menikahi gadis tersebut dan bahkan memiliki anak, karena pasangannya bersikeras bersedia memiliki bayi.
4.3. Konversi ke Islam
Untuk memungkinkan pernikahannya dengan Jovi Gatdula Albao yang masih di bawah umur menurut hukum perdata Filipina, Aguilar memutuskan untuk memeluk agama Islam. Ia telah menjadi mualaf enam bulan sebelum pengumuman hubungannya. Pada 22 November 2013, Aguilar dan Jovi resmi menikah dalam upacara Islam di Buluan, Maguindanao. Setelah konversinya, nama Muslim Aguilar adalah Abdul Farid.
4.4. Insiden Pribadi
Pada 3 Januari 2018, kediaman Freddie Aguilar di North Fairview, Quezon City, musnah akibat kebakaran yang dilaporkan bermula dari ruang musiknya. Kebakaran tersebut menghancurkan sebagian besar barang berharga Aguilar, yang diperkirakan senilai sekitar 15.00 M PHP, termasuk koleksi seninya, penghargaan, alat musik, rekaman, dan memorabilia pribadi lainnya. Saat insiden terjadi, Aguilar sedang berada di bar dan restorannya, "Ka Freddie's". Istrinya, Jovi, putranya Jonan, dan ibu mertuanya berada di dalam kediaman saat kebakaran, namun mereka berhasil menyelamatkan diri tanpa cedera berkat bantuan tetangga mereka.
5. Diskografi dan Penghargaan
Freddie Aguilar memiliki diskografi yang luas dan telah menerima berbagai penghargaan atas kontribusinya yang signifikan terhadap musik Filipina.
5.1. Diskografi
Berikut adalah ringkasan album dan singel penting Freddie Aguilar:
Tahun | Judul | Label Rekaman |
---|---|---|
1978 | Anak | Vicor/Polydor / Vicor/Sunshine |
1978 | Buhay | Vicor |
1979 | Freddie Aguilar | PDU |
1979 | Kinabukasan | Vicor |
1979 | Freddie Aguilar after Anak | Polydor International |
1980 | Diyosa | Ugat Tunog Ng Lahi/Vicor Music |
1980 | Freddie Aguilar (rilisan AS) | RCA Records |
1980 | Todo Cambia Freddie Aguilar | RCA |
1980 | Magdalene Freddie Aguilar | King Record Ltd. |
1982 | Anak Dalita | Vicor |
1983 | Magdalena | G. Records International |
1983 | Bayan | |
1985 | Katarungan | G Records |
1987 | EDSA | Ivory Music |
1987 | Crazy War | Ivory |
1988 | Sariling Atin | Alpha Music |
1989 | Hala Bira | Alpha Music |
1990 | Heart of Asia | OctoArts International |
1990 | Freddie Aguilar Estudyante Blues | King Record |
1991 | Kumusta Ka | AMP |
1991 | Freddie Aguilar | AMP |
1992 | Pagbabalik Himig | Vicor Music |
1993 | Minamahal Kita | Alpha Music |
1993 | Estudyante Blues (rilisan ulang) | AMP |
1993 | Sariling Atin (rilisan ulang) | AMP |
1993 | Ipaglalaban Ko | AMP |
1993 | Freddie Aguilar Kumusta Ka | Millbory Production - Korea |
1994 | Anak (rilisan ulang CD) | Vicor Music |
1994 | Diwa Ng Pasko | Alpha Music |
1994 | Maraming Salamat | AMP |
1994 | Bagong Timpla | AMP |
1996 | Impromptu | AMP |
1999 | Green Card | Concorde |
2007 | Freddie Aguilar "Love Songs" |
Album Kompilasi
- 1979: Greatest Hits (Vicor)
- 1985: The Best of Freddie Aguilar (G Records)
- 1987: Freddie Aguilar - Anak - Double "Best Of" Album (Panarecord International)
- 1989: Freddie Aguilar Greatest Hits (Vicor)
- 1993: Sampaguita, Lolita, Coritha Sing Freddie Aguilar (AMP)
- 1993: Fifteen Years of Freddie Aguilar Vol. 1 & 2 (AMP)
- 1993: Freddie Aguilar His Best (Music Distributors PTE LTD)
- 1995: The Best of Freddie Aguilar (Alpha)
- 1995: The Best of Freddie Aguilar and Friends (AMP)
- 1995: Anak-The Best of Freddie Aguilar (EMI)
- 2001: Duets with Freddie Aguilar (Concorde)
- 2004: Juan Dela Cruz (AMP) Concorde Recording
Album Berbahasa Asing
- 1979: Kenangan Ayah (album Bahasa Melayu) (PolyGram Records Ltd. Sdn. Bhd. Malaysia)
- 1997: Anak (rilisan ulang album Kenangan Ayah versi Digitally Remastered) (PolyGram Records Ltd. Sdn. Bhd. Malaysia)
Album Rekaman Siaran Langsung
- 1990: Freddie Aguilar Live in London (Tiger Records)
- 1997: Freddie Aguilar Live! Global Tour (Vol. 1, 2, 3) (Aguilar Music / Vicor Music)
- 2006: The Best of Freddie Aguilar Live!
Singel
Secara kronologis:
- 1976 "Alaala"
- 1978 "Anak"
- 1978 "Bayan Ko"
- 1980 "Pulubi"
- 1980 "Bulag, Pipi at Bingi"
- 1981 "Ang Buhay Nga Naman Ng Tao"
- 1983 "Magdalena"
- 1983 "Mindanao"
- 1984 "Pinoy"
- 1985 "Mga Bata Sa Negros"
- 1985 "Ipaglalaban Ko"
- 1986 "Katarungan"
- 1987 "'Di Ka Nag-iisa"
- 1988 "Estudyante Blues"
- 1989 "Luzviminda"
- 1989 "Pangako"
- 1993 "Minamahal Kita"
- 1994 "Kumusta Ka"
- 1994 "Pasko Ang Damdamin"
- 1994 "Mga Pilipino Kong Mahal"
- 1994 "Ang Bansa Kong Maligaya"
5.2. Penghargaan dan Pengakuan
Freddie Aguilar telah menerima berbagai penghargaan dan pengakuan atas kontribusi luar biasanya dalam musik dan budaya Filipina.
Penghargaan Utama
- Penghargaan Polydor Prize Tokyo (1978)
- Penghargaan Musik Ulo ng Apo Pertama (1979)
- Artis Pop Folk Terbaik (1979)
- Penghargaan Agung Catholic Mass Media Awards (1981)
- Artis Asia Terbaik Festival Musik Dunia Hawaii (Hawaii 1982)
- Komposisi Vokal Rock Terbaik Cecil Awards (1982) untuk "Sigarilyo"
- Penampilan Vokal Folk Terbaik Cecil Awards (1983) untuk "Bayan Ko"
- Penampilan Vokal Pop Folk Terbaik Cecil Awards (1983) untuk "Magdalena"
- Komposisi Terbaik Cecil Awards (1983) untuk "Magdalena"
- Penampilan Pop Folk Terbaik Cecil Awards (1985)
- Komposisi Novelty Terbaik Cecil Awards (1985)
- Komposisi Pop Folk Terbaik Cecil Awards (1985) untuk "Mayroon Kang Kaibigan"
- Penampil Road Show Internasional Solo Terbaik Aliw Awards (1985)
- Penghibur Tahun Ini Aliw Awards (1986)
- Lagu Inspirasi Terbaik Catholic Mass Media Awards (1986) untuk "Katarungan"
- Penghargaan Golden Scroll Annual Young Achievers Awards (1990)
- Penghargaan BASF Crystal (1992)
- Penerima Penghargaan Ayah Selebriti "Gintong Ama Awards" (1990-1995)
- Dangal ng Musikang Pilipino Awit Awards (1993)
- Penghargaan Pencapaian Rock NU Rock Awards (1994)
- Rekaman Rock Terbaik Awit Awards (1994) untuk "Estudyante Blues"
- Rekaman Alternatif Terbaik Aliw Awards (1995)
- Produser Rekaman Alternatif Terbaik (1995)
- Lagu Country Terbaik Katha Music Awards (1995) untuk "Ituloy Mo Ang Laban"
- Penampilan Vokal Solo Rock Terbaik Katha Music Awards (1996)
- Penghargaan Pencapaian Seumur Hidup "Metro POP" (1997)
- Produser Sing Kontemporer Blues Terbaik Katha Music Awards (1998)
- Penghargaan Pinoy Musika Kakayahang Pinoy (2001)
- Penghargaan Ampex Golden Reel Redwood City California (1992)
- Hall of Fame (Tinig Awards, 2003)
- Penghargaan Patnubay ng Sining at Kalinangan untuk Musik (2005)
- Monumen Freddie Aguilar di Magsaysay Drive, Olongapo City (diresmikan 30 September 2006)
- Penghargaan ASAP: Platinum Circle Award (2006) (Artis Platinum Elite)
- Penghargaan Bintang Asia, dianugerahkan oleh Korean Modeling Association (KMA) pada 18 Januari 2008
- Asia's Royal Awards untuk Penyanyi dan Komposer Paling Ikonik Tahun Ini, dianugerahkan oleh Asia's Royalty Awards pada 30 Januari 2023
Penghargaan Penjualan Album
- Multi-Platinum
- Anak (1978)
- Magdalena (1983)
- Bayan Ko (1986)
- Sariling Atin (1989)
- Ipaglalaban Ko (1990)
- Kumusta Ka (1993)
- Fifteen Years of Freddie Aguilar (1995)
- Platinum Berkembar
- Anak (1978)
- Magdalena (1983)
- Bayan Ko (1986)
- Sariling Atin (1989)
- Ipaglalaban Ko (1990)
- Kumusta Ka (1993)
- Fifteen Years of Freddie Aguilar (1995)
- Platinum
- Greatest Hits (1980)
- Katarungan (1986)
- Halabira (1990)
- Fifteen Years of Freddie Aguilar (1994)
- Diwa ng Pasko (1995)
- Pagbabalik Himig ni Freddie Aguilar (1995)
- ASAP: Platinum Circle Award (2006)
- Emas
- Anak (1979)
- Anak - Polydor Japan (1979)
- Kumusta Ka (1991)
- Kumusta Ka - Ampex Golden Reel Award (1992)
- Green Card (2000)
6. Warisan dan Pengaruh
Freddie Aguilar telah mengukir warisan yang tak terhapuskan dalam industri musik Filipina dan masyarakatnya, menjadikannya salah satu tokoh paling berpengaruh dan dihormati. Ia secara luas dianggap sebagai salah satu pilar dan ikon utama Original Pilipino Music (OPM) dan sangat terkait dengan genre Pinoy rock.
Lagu "Anak" tidak hanya menjadi rekaman musik Filipina terlaris sepanjang masa, tetapi juga mencapai pengakuan global, membuktikan kemampuannya untuk melampaui batas bahasa dan budaya. Lebih dari sekadar kesuksesan komersial, Aguilar dikenal sebagai suara hati nurani bangsanya. Interpretasinya atas "Bayan Ko" menjadi lagu kebangsaan yang kuat bagi gerakan oposisi terhadap rezim otoriter Ferdinand Marcos, menginspirasi jutaan orang selama Revolusi Kekuatan Rakyat tahun 1986. Peran ini menegaskan statusnya sebagai simbol perlawanan, kebebasan, dan keadilan sosial.
Hingga saat ini, Aguilar masih memiliki pengikut yang kuat di Filipina dan di kalangan Filipino di luar negeri, melanjutkan pertunjukan dan mengelola bar "Ka Freddie's" yang ikonik. Ia juga menunjukkan komitmennya terhadap pembangunan sosial dengan mendirikan Yayasan Anak untuk pembangunan sekolah. Warisannya tidak hanya terletak pada karya-karya musiknya yang abadi, tetapi juga pada keberaniannya menyuarakan kebenaran dan menjadi inspirasi bagi generasi-generasi yang berjuang untuk demokrasi dan keadilan di Filipina.