1. Masa Muda dan Latar Belakang Keluarga
Bagian ini membahas latar belakang pribadi Guntis Ulmanis, termasuk kelahirannya, hubungan keluarga, terutama dengan kakek buyutnya Kārlis Ulmanis, serta pengalaman hidup awalnya yang penuh gejolak, termasuk deportasi ke Siberia.
1.1. Kelahiran dan Keluarga
Guntis Ulmanis dilahirkan di Riga, Latvia, pada tanggal 13 September 1939. Ia adalah cucu dari saudara laki-laki Kārlis Ulmanis, seorang politikus Latvia terkemuka yang menjabat sebagai Presiden dan Perdana Menteri sebelum Perang Dunia II, dan mendirikan rezim otoritarian pada tahun 1934. Pada tahun 1941, menyusul pendudukan Soviet, Guntis Ulmanis yang saat itu baru berusia satu tahun, bersama ibunya, Vera Ulmanis (nama gadis Goldamanis), dan anggota keluarga lainnya, dideportasi secara paksa ke Krasnoyarsk Krai, Siberia, RSFSR. Ayahnya, Eduards Ulmanis (lahir tahun 1912), putra dari Jānis Ulmanis (saudara Kārlis Ulmanis), dituduh melakukan spionase terhadap Uni Soviet dan dijatuhi hukuman 10 tahun penjara pada tahun 1941, meninggal pada tahun 1942. Mereka dideportasi dari "Strelis" di munisipalitas Padure.
Pada tahun 1946, keluarga Ulmanis diizinkan kembali ke Latvia, tetapi tidak diizinkan untuk menetap di Riga. Oleh karena itu, mereka tinggal di Ēdole, di daerah Kuldīga, SSR Latvia. Pada tahun 1949, sisa keluarga Ulmanis seharusnya dideportasi dalam Deportasi Maret yang akan datang. Namun, Guntis Ulmanis berhasil menghindari nasib tersebut karena ibunya menikah lagi, dan nama keluarganya diubah menjadi Rumpītis. Setelah menerima paspor pertamanya pada tahun 1955, Ulmanis memilih untuk kembali menggunakan nama lahirnya, Ulmanis.
1.2. Pendidikan
Setelah kembali ke Latvia, Guntis Ulmanis mulai bersekolah di Ēdole. Pada tahun 1950, setelah kerabatnya dideportasi lagi, Ulmanis dan ibunya pindah ke Jūrmala, tempat ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Pumpuri. Setelah lulus dari sekolah menengah, ia melanjutkan studi ke Universitas Negeri Latvia di Riga, tempat ia masuk fakultas ekonomi dan lulus pada tahun 1963 dengan spesialisasi ekonomi perencanaan industri.
2. Karier Sebelum Kepresidenan
Bagian ini membahas aktivitas profesional dan perjalanan politik Guntis Ulmanis sebelum ia terpilih sebagai Presiden Latvia.
2.1. Kehidupan Profesional di Era Soviet
Setelah menyelesaikan studinya di universitas pada tahun 1963, Guntis Ulmanis direkrut menjadi Tentara Soviet, tempat ia bertugas selama dua tahun. Pada tahun 1965, ia bergabung dengan Partai Komunis Uni Soviet. Ia mulai bekerja sebagai seorang ekonom di sebuah lokasi konstruksi dan kemudian dipromosikan menjadi administrator tram dan trolleybus di Riga. Selanjutnya, ia diangkat ke posisi wakil ketua komite perencanaan Komite Eksekutif Riga (pemerintahan kota). Namun, hubungan keluarganya dengan Presiden Kārlis Ulmanis ditemukan, dan ia dipecat dari jabatan tersebut pada tahun 1971.
Setelah pemecatannya, ia bekerja pada posisi yang lebih rendah dalam sistem layanan kota Riga. Ia juga sempat bekerja sebagai pengajar ekonomi konstruksi di Institut Politeknik Riga dan pengajar perencanaan ekonomi di Universitas Negeri Latvia.
2.2. Revolusi Bernyanyi dan Memasuki Dunia Politik
Pada tahun 1989, selama periode yang dikenal sebagai Revolusi Bernyanyi-sebuah gerakan damai yang mengarah pada kembalinya kemerdekaan negara-negara Baltik-Guntis Rumpītis mengundurkan diri dari Partai Komunis dan kembali menggunakan nama aslinya, Ulmanis. Pada tahun 1992, setelah pemulihan kemerdekaan Latvia, ia diangkat menjadi anggota dewan Bank Nasional Latvia.
Pada tahun yang sama, ia juga bergabung dengan Persatuan Petani Latvia (Latvian Farmers' Union), partai politik kakek buyutnya. Pada tahun 1993, setelah pemilihan pertama untuk Saeima (parlemen Latvia) dalam 62 tahun, ia terpilih sebagai anggota Saeima. Kemudian, pada tanggal 7 Juli 1993, dalam putaran ketiga pemungutan suara di Saeima, ia terpilih sebagai Presiden Latvia kelima, menjadi presiden pertama sejak kemerdekaan penuh Latvia dipulihkan pada tahun 1991. Dalam putaran pertama pemilihan tidak langsung, ia berada di posisi ketiga setelah Gunārs Meierovics dan Aivars Jerumanis, namun memenangkan putaran kedua setelah Meierovics mengundurkan diri dari pencalonan.
3. Kepresidenan (1993-1999)
Selama masa jabatannya sebagai presiden, Guntis Ulmanis aktif dalam kebijakan domestik dan luar negeri, berkontribusi pada reformasi dan penguatan posisi Latvia di kancah internasional.
3.1. Terpilih dan Terpilih Kembali
Guntis Ulmanis terpilih sebagai Presiden Republik Latvia oleh Saeima pada tanggal 7 Juli 1993, setelah berhasil melewati putaran ketiga pemungutan suara. Sebagai presiden pertama setelah pemulihan kemerdekaan penuh Latvia pada tahun 1991, ia memegang peranan penting dalam konsolidasi negara baru tersebut.
Pada tanggal 18 Juni 1996, ia berhasil terpilih kembali sebagai presiden untuk masa jabatan kedua dalam putaran pertama pemilihan, mengalahkan beberapa kandidat termasuk Ketua Saeima saat itu, Ilga Kreituse, Imants Liepa, dan mantan Ketua Partai Komunis Latvia, Alfrēds Rubiks, yang kala itu masih berada di penjara. Ulmanis menjabat sebagai Presiden hingga tanggal 7 Juli 1999, ketika ia digantikan oleh Vaira Vīķe-Freiberga.
3.2. Kebijakan Domestik dan Reformasi
Sebagai Presiden, Guntis Ulmanis memprioritaskan reformasi domestik yang sejalan dengan nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia. Ia mendeklarasikan moratorium terhadap hukuman mati di Latvia, sejalan dengan norma-norma yang ditetapkan oleh Dewan Eropa. Ia juga menyerukan penghapusan hukuman mati dalam hukum Latvia.

Pada tahun 1998, Presiden Ulmanis secara aktif mendukung amandemen terhadap undang-undang kewarganegaraan. Amandemen ini bertujuan untuk memungkinkan semua orang yang lahir setelah tanggal 21 Agustus 1991 untuk mendapatkan kewarganegaraan dan menghapus "batas naturalisasi," yaitu pembatasan jumlah non-warga negara yang dapat memperoleh kewarganegaraan dalam satu tahun tertentu. Namun, ia terpaksa mengirimkan draf undang-undang tersebut untuk dilakukan referendum setelah 36 deputi nasionalis yang menentang amandemen tersebut mengajukan petisi kepadanya. Meskipun demikian, ia kemudian secara aktif dan berhasil berkampanye untuk adopsi amandemen tersebut oleh masyarakat dalam referendum tahun 1998.
Ulmanis juga menunjukkan minat besar dalam penelitian dan penjelasan sejarah Latvia. Pada tahun 1999, bersama dengan Perdana Menteri, ia mendirikan Komisi Sejarah Latvia, yang bertugas meneliti secara rinci rezim totalitarian di Latvia dan konsekuensinya. Ulmanis menyerukan masyarakat internasional untuk mengutuk rezim totalitarian bekas Uni Soviet.
3.3. Kebijakan Luar Negeri dan Hubungan Internasional
Selama masa kepresidenannya, Guntis Ulmanis banyak mencurahkan perhatian pada kebijakan luar negeri, membangun dan memperkuat hubungan dengan organisasi internasional dan regional, serta negara-negara lain. Salah satu pencapaian besar adalah penandatanganan perjanjian Latvia-Rusia mengenai penarikan Angkatan Bersenjata Rusia dari Latvia.
Selama masa kepemimpinannya, Latvia berhasil bergabung dengan Dewan Eropa dan mengajukan permohonan untuk bergabung dengan Uni Eropa dan NATO. Tindakan-tindakan diplomatik ini secara signifikan berkontribusi pada penguatan posisi internasional Latvia di panggung dunia dan mengintegrasikan negara tersebut lebih lanjut ke dalam struktur keamanan dan politik Eropa-Atlantik.
4. Aktivitas Pasca-Kepresidenan
Setelah menyelesaikan masa jabatannya sebagai Presiden, Guntis Ulmanis tetap aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan sempat kembali ke dunia politik sebelum akhirnya pensiun sepenuhnya.
4.1. Kegiatan Sosial dan Pensiun
Masa jabatan Guntis Ulmanis berakhir pada tahun 1999, dan ia digantikan oleh Vaira Vīķe-Freiberga. Ia memutuskan untuk pensiun dari dunia politik formal tetapi tetap menjadi seorang aktivis sosial. Pada tanggal 17 Maret 2000, ia mendirikan Yayasan Guntis Ulmanis (President Ulmanis Foundation), yang bertujuan untuk mendukung berbagai inisiatif sosial.
Ia juga berperan aktif dalam penyelenggaraan acara-acara besar, seperti menjadi Ketua Komite Penyelenggara Kejuaraan Dunia IIHF 2006 di Riga. Selain itu, ia memimpin dewan rekonstruksi Kastil Riga, kediaman resmi Presiden Latvia, yang menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian warisan budaya dan sejarah negaranya.
4.2. Kembali ke Politik dan Pensiun Kedua
Pada tahun 2010, Guntis Ulmanis kembali ke dunia politik yang lebih besar. Ia menjadi ketua aliansi partai yang baru dibentuk bernama "Untuk Latvia yang Baik" (Par Labu Latviju!Bahasa Latvia), yang terdiri dari Partai Rakyat dan Partai Pertama Latvia/Jalan Latvia. Aliansi ini memenangkan delapan kursi dalam pemilihan parlemen Latvia 2010 yang diadakan pada bulan Oktober 2010.

Sebagai hasilnya, Ulmanis menjadi seorang deputi Saeima (anggota parlemen). Namun, pada tahun 2011, ia mengumumkan bahwa ia tidak akan mencalonkan diri untuk masa jabatan berikutnya sebagai deputi dalam pemilihan parlemen Latvia 2011. Oleh karena itu, ia mengakhiri jabatannya sebagai deputi pada bulan November 2011, setelah Saeima ke-11 dilantik.
Sebelumnya, pada tahun 2001, ia telah meninggalkan Persatuan Petani Latvia. Meskipun ia mendukung pembentukan partai "Latvia Muda" (JaunlatvijaBahasa Inggris) pada tahun 2009, ia tidak pernah menjadi anggota partai tersebut. Pada tahun 2011, ia juga mengundurkan diri dari jabatan ketua aliansi "Untuk Latvia yang Baik".
4.3. Kegiatan Eksternal Lainnya
Di luar peran kepresidenan dan parlemen, Guntis Ulmanis juga terlibat dalam berbagai aktivitas eksternal. Ia adalah anggota dewan penasihat internasional Victims of Communism Memorial Foundation, sebuah organisasi yang berdedikasi untuk mengenang para korban komunisme. Pada tanggal 21 September 2015, ia diangkat sebagai CEO klub hoki Dinamo Riga, menggantikan CEO sebelumnya, Aigars Kalvītis, yang mengundurkan diri untuk menjadi CEO perusahaan Latvijas Gāze.
5. Kehidupan Pribadi dan Karya Tulis
Guntis Ulmanis menikah dengan Aina Ulmane (nama gadis Štelce) sejak tahun 1962. Mereka memiliki dua anak: seorang putri bernama Guntra (lahir tahun 1963) dan seorang putra bernama Alvils (lahir tahun 1966). Dari anak-anaknya, ia memiliki tiga cucu: Paula (lahir tahun 1994), Rūdolfs (lahir tahun 2000), dan Matīss (lahir tahun 2006).
Di waktu luangnya, Ulmanis sangat menikmati membaca buku-buku sejarah dan memoar. Ia juga dikenal aktif dalam berbagai olahraga, termasuk bermain tenis, bola basket, dan bola voli. Ia sering menghabiskan musim panas di rumahnya di Paroki Smārde.
Guntis Ulmanis telah menulis dua autobiografi. Yang pertama berjudul No tevis jau neprasa daudz (Belum banyak yang diminta darimu) yang diterbitkan pada tahun 1995. Autobiografi keduanya, Mans prezidenta laiks (Masa Jabatan Presiden Saya), diterbitkan pada tahun 1999.

6. Tanda Kehormatan
Guntis Ulmanis telah menerima berbagai tanda kehormatan dan penghargaan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, sebagai pengakuan atas kontribusinya.
6.1. Tanda Kehormatan Nasional
- Latvia: Commander Grand Cross with Chain of the Order of the Three Stars
6.2. Tanda Kehormatan Asing
- Denmark: Knight of the Order of the Elephant (dianugerahkan pada 18 Maret 1997)
- Estonia: Collar of the Order of the Cross of Terra Mariana (dianugerahkan pada 23 Oktober 1996)
- Jerman: Grand Cross Special Class of the Order of Merit of the Federal Republic of Germany
- Islandia: Knight Grand Cross of the Order of the Falcon (dianugerahkan pada 8 Juni 1998)

- Norwegia: Knight Grand Cross of the Order of St. Olav
- Polandia: Order of the White Eagle